Anda di halaman 1dari 14

CULTURE CARE LEININGER DAN

PENGKAJIAN BUDAYA

Oleh :
2B / S.Tr.Keperawatan / Kelompok 9

Nama Anggota :
I Made Aditya Dwi Artawan (P07120219055)
I Gusti Ngurah Agung Ari Kepakisan (P07120219059)
Kadek Wiryanti (P07120219061)
Ni Komang Ayu Santi Wulandari (P07120219098)
M. Fadil Akbar (P07120219101)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

2020
KATA PENGANTAR

Mari kita panjatkan puja dan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Teori Culture Care Leininger
Dan Pengkajian Budaya “.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah
membantu dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan harapan kami
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca untuk
kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah ini agar menjadi lebih
baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Denpasar, 05 Agustus 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................. 3

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 3

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 3

1.3 Tujuan............................................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 5

2.1 Teori Culture Care Leininger ........................................................................................... 5

2.2 Pengkajian Budaya ........................................................................................................... 9

BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 11

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 11

3.2 Saran ............................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan merupakan bentuk pelayanan keschatan profesional dan bagian
integral dari pelayanan kesehatan dıdasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk
pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual secara komprehensif ditujukan kepada individu,
keluarga, masyarakat mencakup seluruh daur hidup manusia. Keperawatan mempunyai
fokus intervensi memberikan bantuan karena adanya kelemahan fisik, mental,
keterbatasan pengetahuan dan kurangnya kemampuan yang merupakan respon dan
masalah baik yang aktual maupun potensial yang ditujukan bagi pemenuhan kebutuhan
klien. Praktek keperawatan dipengaruhi oleh tuntutan kebutuhan masyarakat dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat sebagai komponen dalam
masyarakat terdiri darı berbagai tingkat usia Karena keperawatan mempunyai damain
yaitu pemenuhan kebutuhan dasar manusia maka menghadapi satu individu dengan
individu lain tidak sama karena manusia itu adalah makhluk unik sehingga dalam
pendekataanya pun harus berdasarkan tingkat perkembangan indnidu itu sendiri yang
tentunya berbeda dengan tingkat usianya.
Salah satu pendekatan praktek keperawatan adalah dengan menggunakan teori
atau model Madeleine Leininger yang membangun teori transcultural nursing pada
premise bahwa individu-individu setiap kultur tidak hanya tahu dan menentukan cara
yang mereka alami dan rasakan dalam asuhan keperawatan tapi juga pengalaman-
pengalaman dan persepsi ini untuk kepercayaan-kepercayaan dan praktek terhadap
kesehatan mereka secara umum. Pada makalah ini penulis mencoba untuk menerapkan
teori model Madeleine Leininger schingga memberikan asuhan keperawatan yang
komprehensif

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1. Bagaimana teori culture care Leininger?
1.2.2. Bagaimana pengkajian budaya pada teori culture care?

3
1.3 Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui teori culture care Leininger.
1.3.2. Untuk mengetahui pengkajian budaya pada teori culture care.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teori Culture Care Leininger


Garis besar teori Leininger adalah tentang culture care diversity and universality,
atau yang kini lebih dikenal dengan transcultural nursing. Awalnya, Leininger
memfokuskan pada pentingnya sifat caring dalam keperawatan. Namun kemudian dia
menemukan teori cultural diversity and universality yang semula disadarinya dari
kebutuhan khusus anak karena didasari latar belakang budaya yang berbeda. Dia
mengidentifikasi kurangnya pengetahuan tentang kultur anak-anak sebagai link yang
hilang dalam keperawatan untuk mengerti variasi-variasi dalam memberikan asuhan
keperawatan pada klien.
Leininger menggunakkan istilah Transcultural Nursing, Ethnonuursing, dan Cross
Cultural Nursing. Teori yang telah dibangun oleh Madeleine Leininger adalah
Transcultural Nursing, dimana pada tahun 1979 Leininger mendefinisikannya sebagai
cabang dari keperawatan yang memfokuskan pada studi komparatif dan analisis kultur
berkenaan dengan keperawatan dan praktik asuhan sehat-sakit, keyakinan, dan nilai-nilai
dengan tujuan untuk memberikan makna dan kemajuan pelayanan asuhan keperawatan
untuk individu sesuai dengan nilai-nilai kultur dan keadaan sehat-sakit. Sedangkan
Ethnonursing didefinisikan sebagai studi kepercayaan-kepercayaan, nilai-nilai, praktik
asuhan keperawatan sebagai mengerti dan tahu tentang kultur melalui pengalaman
langsung, keyakinan, dan sistem nilai.
Leininger mempunyai beberapa konsep yaitu diantaranya tentang budaya, nilai-
nilai budaya, cultural care diversity, culture care university, cultural care, world view,
social structure, cultural care accomodation, cultural care reppattening dan tambahan
yaitu adalah transcultural proffesion, dimana secara satu persatu konsep tersebut akan
dijelaskan.
1. Budaya
Budaya adalah mempelajari, membagi dan memindahkan nilai-nilai, kepercayaan-
kepercayaan, norma-norma, dan praktik kehidupan kelompok utama yang

5
mengarahkan pemikiran, keputusan, dan tindakan-tindakan dengan cara yang terpola.
Berdasarkan asumsi bahwa manusia adalah manusia berbudaya dan mempunyai
kemampuan untuk hidup lebih lama melalui kemampuan mereka untuk merawat
orang lain untuk semua tingkat usia pada berbagai lingkungan dan berbagai cara.
2. Nilai-nilai budaya
Nilai-nilai budaya dibawa dari budaya dan mengidentifikasi keinginan pengakuan dan
diketahui. Nilai-nilai ini sering dianut oleh suatu budaya untuk waktu tertentu dan
memberikan arahan untuk embuat keputusan untuk anggota budaya tersebut. Nilai-
nilai bisa bermacam-macam atau universal.
3. Cultural care diversity
Cultural care diversity menunjukan bervariasinya makna, pola-pola, nilai-nilai atau
simbol-simbol asuhan yang secara budaya dibawa oleh masyarakat untuk
kesejahteraannya atau untuk meningkatkan kondisi manusia dan kehidupan atau
menghadapi kematian.
4. Cultural care university
Cultural care university merujuk kepada umum, serupa atau seragam maksud,
pola,nilai atau simbol asuhan yang secara budaya dibawa oleh masyarakat untuk
kesejahteraan atau untuk meningkatkan kondisi manusia dan kehidupan atau
menghadapi kematian. Perawatan dapat diperlihatkan dengan bermacam-macam
ekspresi, tindakan, pola, gaya hidup dan arti.
5. Cultural care
Cultural care didefinisikan sebagai nilai-nilai, kepercayaan-kepercayaan,
pengungkapan-pengungkapan yang terpola yang membantu, mendukung atau
memampukan individu lain atau kelompok untuk memelihara kesehatannya,
meningkatkan kondosi manusia atau kehidupan atau menghadapi kematian dan
kecacata. Berdasarkan asumsu bahwa cultural care adalahpengertian yang luas untuk
mengetahui, menjelaskan, menjumlahkan dan memprediksi fenomena asuhan
keperawatan dan untuk mengarahkan praktek asuhan keperawatan.
6. World view
World view adalah dimana manusia melihat atau memandang dunia, berbentuk
gambar atau pandangan tantangan dunia atau kehidupannya.

6
7. Social structure
Social structure didefinisikan sebagai pelibatan faktor-faktor struktural dan
organisasional alami yang dinamis pada budaya utama (masyarakat) dan bagaimana
faktor-faktor ini berfungsi untuk memberikan arti dan struktural termasuk agama,
kekeluargaan, politik, ekonomi, pendidikan, teknologi dan faktor-faktor budaya.
8. Kontek lingkungan
Kontek lingkungan secara total adalah kejadian-kejadian, situasi atau pengalaman
utama yang memberikan arti untuk manusia berekspresi di dalam interaksi sosial,
fisikal. ekologikal, emosional, dan dimensikultural. Arti dari pengetahuan dan praktek
berasal dari nilai-nilai dunia, faktor-faktor sosial, nilai-nilai budaya kontek
lingkungan dan pengguna bahasa adalah penting untuk mengarahkan keperawatan
dan tindakan-tindakan dalam memberikan asuhan yang sesuai.
9. Sistem kesehatan
Sistem kesehatan adalah asuhan kesehatan tradisional atau lokal atau praktek-praktek
pengobatan yang mempunyai arti khusus dan menggunakan penyembuhan untuk
membantu seseorang.
10. Kesehatan
Kesehatan adalah keadaan sejahtera yang secara budaya didefinisıkan, penilaian dan
praktek yang merefleksikan kemampuan individu atau kelompok untuk melaksanakan
peran aktifitas sehari-harinya dengan cara memuaskan.
11. Sistem kesehatan profesional
Sistem kesehatan profesional didefinisıkan sebagai asuhan profesional dan tawaran
pelayanan pengobatan oleh bermacam-macam jenis tenaga kesehatan yang
dipersiapkan melalui program profesioanl yang formal pada institusi pendidikan
khusus. Dengan asumsi bahwa semua budaya mempunyai praktek pelayanan
kesehatan profesional dan tradisional.
12. Care (asuhan)
Care (asuhan) didefinisikan sebagai suatu fenomena yang berhubungan dengan
bantuan, dukungan, atau perilaku untuk memampukan individu atau kelompok
dengan petunjuk atau kebutuhan yang diantisipasi atau meningkatkan kondisı atau
kehidupan manusia. Asuhan diasumsikan sebagai suatu yang dominan, merupakan

7
kesatuan dan pusat domain keperawatan, sedangkan cure tidak dapat terjadi secara
efektif tanpa care, tapi care bisa terjadi tanpa cure anggapan yang berhubungan
dengan asuhan atau keperawatan adalah penting untuk kehidupan manusia,
perkembangannya dan kemampuan untuk menghadapi kejadian-kejadian kritis dalam
kehidupan, termasuk penyakit, kecacatan, dan kematian
13. Cultural care accomodation
Cultural care accomodation diketahui sebagai negoisasi di dalam memberikan
bantuan, dukungan, atau memampukan tenaga keschatan profesional dalam bertindak
dan membuat keputusan untuk membantu klien pada budaya tertentu beadaptası pada
atau negoisasi yang bermanfaat, atau status kesehatan yang memuaskan, atau
menghadapi kematian
14. Cultural care preservation
Cultural care preservation diketahui sebagai pemeliharaan yang meliputi bantuan,
dukungan, atau memampukan tenaga kesehatan dalam tindakan-tindakan, dan
keputusan untuk membantu klien pada budaya tertentu dalam memelihara keschatan
atau memulıhkan dari sakit atau menghadapi kematian
15. Cultural care repattering
Cultural care repatterning atau restrukturisasi melıputi bantuan, dukungan, atau
memampukan tenaga keschatan profesional dalam bertindak dan membuat keputusan
untuk membantu klien merubah cara hidupnya dengan cara banu atau pola yang
benbeda yang secara budaya bermakna dan memuaskan atau mendukung manfaat
pola hidup yang sehat
16. Transcultural care profession
Transcultural care profession (asuhan profesi antar budaya) perawat memberikan
asuhan kepada individu dari berbagai budaya yang berbeda dengan atau tanpa
transcultural perspective. Untuk lebih efektif, logis, dan relevan untuk bermacam-
macam individu di dunia, keperawatan membutuhkan pengetahuan dan keterampilan
yang berdasarkan transcultural. Asuhan keperawatan yang berdasarkan budaya adalah
faktor kritis untuk peningkatan dan pemeliharaan kesehatan yang efektif, seperti
pemulihan dari sakit dan kecacatan.

8
2.2 Pengkajian Budaya
Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi masalah
kesehatan klien sesuai dengan latar belakang budaya klien (Giger and Davidhizar, 1995).
Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen yang ada pada "Sunrise Model" yaitu :
a. Faktor teknologi (tecnological factors)
Teknologi kesehatan memungkinkan individu untuk memilih atau mendapat
penawaran menyelesaikan masalah dalam pelayanan kesehatan. Perawat perlu
mengkaji : persepsi sehat sakit, kebiasaan berobat atau mengatasi masalah kesehatan,
alasan mencari bantuan kesehatan, alasan klien memilih pengobatan alternatif dan
persepsi klien tentang penggunaan dan pemanfaatan teknologi untuk mengatasi
permasalahan kesehatan saat ini.
b. Faktor agama dan falsafah hidup (religious and philosophical factors)
Agama adalah suatu simbol yang mengakibatkan pandangan yang amat realistis bagi
para pemeluknya. Agama memberikan motivasi yang sangat kuat untuk
menempatkan kebenaran di atas segalanya, bahkan di atas kehidupannya sendiri.
Faktor agama yang harus dikaji oleh perawat adalah : agama yang dianut, status
pernikahan, cara pandang klien terhadap penyebab penyakit, cara pengobatan dan
kebiasaan agama yang berdampak positif terhadap kesehatan.
c. Faktor sosial dan keterikatan keluarga (kinship and social factors)
Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor : nama lengkap, nama panggilan,
umur dan tempat tanggal lahir, jenis kelamin, status, tipe keluarga, pengambilan
keputusan dalam keluarga, dan hubungan klien dengan kepala keluarga.
d. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways)
Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan oleh penganut
budaya yang dianggap baik atau buruk. Norma-norma budaya adalah suatu kaidah
yang mempunyai sifat penerapan terbatas pada penganut budaya terkait. Yang perlu
dikaji pada faktor ini adalah : posisi dan jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga,
bahasa yang digunakan, kebiasaan makan, makanan yang dipantang dalam kondisi
sakit, persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-hari dan kebiasaan
membersihkan diri.
e. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors)

9
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu yang
mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhan keperawatan lintas budaya (Andrew
and Boyle, 1995). Yang perlu dikaji pada tahap ini adalah : peraturan dan kebijakan
yang berkaitan dengan jam berkunjung, jumlah anggota keluarga yang boleh
menunggu, cara pembayaran untuk klien yang dirawat.
f. Faktor ekonomi (economical factors)
Klien yang dirawat di rumah sakit memanfaatkan sumber-sumber material yang
dimiliki untuk membiayai sakitnya agar segera sembuh. Faktor ekonomi yang harus
dikaji oleh perawat diantaranya : pekerjaan klien, sumber biaya pengobatan, tabungan
yang dimiliki oleh keluarga, biaya dari sumber lain misalnya asuransi, penggantian
biaya dari kantor atau patungan antar anggota keluarga.
g. Faktor pendidikan (educational factors)
Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien dalam menempuh jalur
pendidikan formal tertinggi saat ini. Semakin tinggi pendidikan klien maka keyakinan
klien biasanya didukung oleh bukti-bukti ilmiah yang rasional dan individu tersebut
dapat belajar beradaptasi terhadap budaya yang sesuai dengan kondisi kesehatannya.
Hal yang perlu dikaji pada tahap ini adalah : tingkat pendidikan klien, jenis
pendidikan serta kemampuannya untuk belajar secara aktif mandiri tentang
pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang kembali. Prinsip-prinsip pengkajian
budaya:
• jangan menggunakan asumsi
• jangan membuat streotip bisa terjadi konflik misal: orang padang pelit, orang jawa
halus
• menerima dan memahami metode komunikasi
• menghargai perbedaan individual
• mengahargai kebutuhan personal dari setiap individu-tidak beleh membeda-
bedakan keyakinan klien
• menyediakn ptivacy terkait kebutuhan pribadi

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Garis besar teori Leininger adalah tentang culture care diversity and universality,
atau yang kini lebih dikenal dengan transcultural nursing. Leininger menggunakkan
istilah Transcultural Nursing, Ethnonuursing, dan Cross Cultural Nursing. Teori yang
telah dibangun oleh Madeleine Leininger adalah Transcultural Nursing, dimana pada
tahun 1979 Leininger mendefinisikannya sebagai cabang dari keperawatan yang
memfokuskan pada studi komparatif dan analisis kultur berkenaan dengan keperawatan
dan praktik asuhan sehat-sakit, keyakinan, dan nilai-nilai dengan tujuan untuk
memberikan makna dan kemajuan pelayanan asuhan keperawatan untuk individu sesuai
dengan nilai-nilai kultur dan keadaan sehat-sakit. Leininger mempunyai beberapa konsep
yaitu diantaranya tentang budaya, nilai-nilai budaya, cultural care diversity, culture care
university, cultural care, world view, social structure, cultural care accomodation, cultural
care reppattening dan tambahan yaitu adalah transcultural proffesion.
Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi masalah
kesehatan klien sesuai dengan latar belakang budaya klien (Giger and Davidhizar, 1995).
Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen yang ada pada "Sunrise Model" yaitu :
Faktor teknologi (tecnological factors), Faktor agama dan falsafah hidup (religious and
philosophical factors), Faktor sosial dan keterikatan keluarga (kinship and social factors),
Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways), Faktor kebijakan dan
peraturan yang berlaku (political and legal factors), Faktor ekonomi (economical factors),
dan Faktor pendidikan (educational factors)

3.2 Saran
Demikian materi yang dapat kami paparkan kami dalam makalah ini, besar
harapan kami makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak orang. Karena keterbatasan
pengetahuan dan referensi, kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh

11
karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar makalah ini dapat
disusun menjadi lebih baik lagi dimasa mendatang.

12
DAFTAR PUSTAKA

Andrew . M & Boyle. J.S,. 1995. Transcultural Concepts in Nursing Care, 2nd Ed. Philadelphia
: JB Lippincot Company

Efendi, Ferry & Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Tersedia di :
https://books.google.co.id/books?id=LKpz4vwQyT8C&printsec=frontcover&hl=id#v
=onepage&q&f=false. Diakses pada 05 September 2020.

Janes, Sharyn & Karen Saucier Lundy. 2009. Community Health Nursing-Caring for thePublic’s
Health-Third Edition. United States: Jones & Barklett Learning. Tersedia di :
https://books.google.co.id/books?id=OYAmBgAAQBAJ&pg=PA286&dq=sunrise+m
odel&hl=id&sa=X&ei=nMbqVIHPK4eLuATx1oKwCw&redir_esc=y#v=onepage&q
=sunrise%20model&f=false. Diakses pada 05 September 2020.

Rahayu Iskandar. Aplikasi Teori Transcultural Nursing dalam Proses Keperawatan. Tersedian di
: https://www.academia.edu/5611692/Aplikasi_Leininger. diakses pada 05 September
2020.

Anda mungkin juga menyukai