Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikososial dan Budaya Dalam
Keperawatan
Disusun oleh :
Kelompok 3
Kelas : 2-B
FAKULTAS KEPERAWATAN
BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat, hidayah dan karunia-Nya maka penulis dapat menyelesaikan Tugas Mata
Kuliah Psikososial dan Budaya Dalam Keperawatan yang berjudul “Penerapan
Transkultural Nursing Sepanjang Daur Kehidupan Manusia: Lansia/ Kematian”
dalam bentuk makalah.
Penulis,
i
DAFTAR ISI
ii
iii
4
BAB I
PENDAHULUAN
4
5
PEMBAHASAN
6
7
7) Environment context
Gabungan peristiwa atau pengalaman hidup terkait yang
memberikan makna dan untuk membimbing pernyataan dan
keputusan manusia, terutama dalam lingkungan maupun wilayah
geografis.
8) Ethmohistory
Rangkaian peristiwa dari waktu ke waktu yang disaksikan oleh
orang orang yang mempelajarinya.
9) Etnic
Mengacu pada pandangan local atau pandangan dari dalam dan
nilai-nilai tentang peristiwa.
10) Etic
Mengacu pada pandangan luar dan nilai-nilai tentang peristiwa.
11) Health
Negara yang sehat diketahui dari budaya yang ditetapkan, dinilai,
dan dipraktikkan oleh individu maupun kelompok yang diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari.
12) Nursing
Mempelajari humanistic berdasarkan keilmiahan yang dilakukan
pada perawatan budaya, pengetahuan holistic, dan kompetensi
untuk membantu individu atau kelompok dalam mempertahankan
kesehatan mereka, kesejahteraan yang berhubungan dengan
kehidupan manusia dan kematian yang bermakna dengan baik.
13) Culture care prevention and maintenance
Bantuan, dukungan, fasilitas tindakan professional dan keputusan
yang membantu orang guna mempertahankan dan atau
melestarikan nilai-nilai perawatan yang relevan sehingga mereka
dapat mempertahankan kesejahtaraan mereka, sembuh dari
penyakit. Tindakan keperawatan diberikan sesuai dengan nilai
yang relevan sehingga status kesehatan mereka mencapai optimal.
14) Culture care accommodation and/or negotiations
9
tidak menyarankan lansia minum obat ketika tidak enak badan dan
hanya meminta lansia untuk dilakukan kerokan. Ketika dilakukan
kerokan lansia biaanya mendapatkan bantuan dari keluarga
ataupun teman sebayanya.
d) Faktor nilai budaya dan gaya hidup: Mayoritas lansia masih
meyakini bahwa budaya kerokan dapat menghilangkan rasa tidak
enak badan.
e) Faktor kebijakan yang berlaku: Adanya asuransi kesehatan tidak
menjamin lansia untuk melakukan pengobatan ke pelayanan
kesehatan karena lansia seringkali memilih pengobatan tradisional
seperti kerokan karena khawatir terhadap efek samping obat
kimia.
f) Faktor ekonomi: Faktor ekonomi tidak berhubungan dengan
pemanfaatan kerokan pada lansia karena faktor ekonomi yang
tinggi maupun rendah masih seringkali memanfaatkan kerokan
karena terdapat anggapan bahwa kerokan merupakan pengobatan
murah dan tidak mengeluarkan biaya.
g) Faktor pendidikan: Faktor pendidikan tidak terlalu berhubungan
dengan pemanfaatan kerokan. Lansia yang memiliki pendidikan
formal lebih tinggi terutama dalam bidang kesehatan memang
cenderung lebih memilih untuk tidak melakukan kerokan karena
sudah tau akibatnya. Namun, masih adapula lansia yang memiliki
pendidikan formal lebih tinggi melakukan kerokan karena didapat
dari pengalaman yang diberikan oleh orang-orang terdahulu dan
kebiasaan masyarakat sehingga pemanfaatan kerokan menjadi
sugesti bagi lansia untuk menghilangkan rasa tidak enak badan
(Indriani, 2018).
Tindak lanjut:
Menurut kami kebiasaan suku melayu jambi ini dapat
dipertahankan karena memang memiliki kebiasaan yang baik
seperti lebih memilih menggunakan obat tradisional sebelum obat
kimia, senantiasa bersyukur apapun yang diberikan sakit maupun
sehat, dan memiliki persepsi bahwa sakit adalah suatu cobaan.
Namun, adapula yang harus diperbaiki yaitu kebiasaan warga
16
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Leininger mendefinisikan keperawatan transkultural sebagai penelitian
perbandingan budaya untuk memahami persamaan (budaya universal) dan
perbedaan (budaya-tertentu) di antara kelompok manusia. Tujuan keperawatan
transkultural adalah bentuk pelayanan yang sama secara budaya atau pelayanan
yang sesuai pola nilai kehidupan individu dan arti yang sebenarnya. Serta Teori
Leininger tentang keragaman pelayanan berdasarkan kultur dan universalitas
menyatakan bahwa kasih sayang merupakan inti dari keperawatan. Tujuan teori
Leininger adalah menyediakan bagi klien pelayanan kesehatan spesifik secara
kultural. Adapun penerapan transcultural nursing pada lansia di Indonesia yaitu
yang pertama pemanfaatan kerokan pada lansia beserta factor yang
mempengaruhinya, lalu peran dukungan sosial keluarga terhadap berduka kronis
pada lansia yang mengaami kehilangan pasangan dalam budaya pakurenan, dan
persepsi sehat sakit pada suku melayu di jambi beserta factor-faktornya. Yang
terakhir ada penerapan transcultural nursing pada kematian di Indonesia yang
berisi tentang rambu solo‟ di tana Toraja Beserta Faktor-Faktornya.
3.2 Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah
tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun
dari para pembaca.
18
DAFTAR PUSTAKA
ANA. (2003). Nursing's Social Policy Statement (2 ed.). Silver Spring, Md:
American Nurses Publishing.
Sari, M. T., & Prastianty, S. (2017). Sick Health Behaviors Of The Jambi Malay
Tribe Based On Transcultural Nursing Approach (Sunrise Model) At
Muara Kumpeh Village Kumpeh Ulu District Muaro Jambi Regency.
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi.
19