Disusun Oleh :
Kelompok 1
4A KEPERAWATAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ASUHAN
KEPERAWATAN TRANSKULTURAL KLIEN DENGAN MASALAH KEPERAWATAN
DEFISIT PENGETAHUAN PADA BUDAYA JAWA TIMUR” ini dengan lancar. Penulisan
makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Komunikasi Rural dan
Urban”. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah “Komunikasi Rural
dan Urban” atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini, sehingga dapat diselesaikan
dengan semestinya.
Saya menyadari bahwa makalah ini belum sepenuhnya sempurna. Sehingga saya
mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna menambah kualitas serta mutu dari
makalah tersebut. Saya berharap semoga makalah ini dapat menambah ilmu dan wawasan kita
semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................4
A. Konsep Dasar..........................................................................................................................4
B. Konsep Dasar Teori Sunrise Leininger...................................................................................5
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN...........................................................................................7
A. Kasus.......................................................................................................................................7
B. Pengkajian...............................................................................................................................7
C. Diagnosa Keperawatan..........................................................................................................10
D. Rencana Keperawatan...........................................................................................................10
E. Implementasi Keperawatan...................................................................................................14
F. Evaluasi..................................................................................................................................16
BAB IV PENUTUP.......................................................................................................................18
A. Kesimpulan...........................................................................................................................18
B. Saran......................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap objek (Soediatama, 2002). Pengetahuan dapat mempengaruhi tingkah laku dan
berhubungan dengan masalah kesehatan yang dapat memicu terjadinya gangguan kesehatan pada
kelompok tertentu. Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang maka semakin mudah dalam
menerima informasi (Notoadmodjo, 2007). Kurangnya pengetahuan di Indonesia, khususnya di
pedesaan banyak dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi dan kebudayaan. Kebudayaan
memberikan batasan-batasan seperti jenis makanan yang boleh dimakan dan cara pengolahan
makanan. Masalah seperti itu juga terjadi di Jawa Timur. Kebudayaan dapat mempengaruhi
status kesehatan masyarakat (Kurniawati, 2010).
A. Konsep Dasar
I. Defisit Pengetahuan
Pengertian dari defisit pengetahuan yaitu suatu keadaan dimana seseorang individu
atau kelompok mengalami defisiensi pengetahuan kognitif atau keterampilan-keterampilan
psikomotor berkenaan dengan kondisi atau rencana pengobatan (NANDA, 2008). Defisit
pengetahuan juga berarti tidak adanya atau kurangnya informasi kognitif sehubungan dengan
topic spesifik (NANDA, 2010). Defisit pengetahuan di artikan sebagai ketiadaan atau
defisiensi informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu (NANDA, 2015).
II. Faktor agama dan falsafah hidup (Religious and philosophical factors)
Agama adalah suatu simbol yang mengakibatkan pandangan yang amat realistis bagi para
pemeluknya. Agama memberikan motivasi yang sangat kuat untuk menempatkan kebenaran
di atas segalanya, bahkan di atas kehidupannya sendiri. Faktor agama yang harus dikaji oleh
perawat adalah agama yang dianut, status pernikahan, cara pandang klien terhadap penyebab
penyakit, cara pengobatan, dan kebiasaan agama yang berdampak positif terhadap kesehatan.
III. Faktor sosial dan keterikatan keluarga (Kinship and social factors)
Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor seperti nama lengkap, nama
panggilan, umur dan tempat tanggal lahir, jenis kelamin, status, tipe keluarga, pengambilan
keputusan dalam keluarga, dan hubungan klien dengan kepala keluarga.
IV. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (Cultural value and life ways)
Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan oleh penganut
budaya yang dianggap baik atau buruk. Norma-norma budaya adalah suatu kaidah yang
mempunyai sifat penerapan terbatas pada penganut budaya terkait. Perawat perlu mengkaji
posisi dan jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga, bahasa yang digunakan, kebiasaan
makan, makanan yang dipantangkan dalam kondisi sakit, persepsi sakit berkaitan dengan
aktivitas sehari-hari, dan kebiasaan membersihkan diri.
V. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (Political and legal factors)
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu yang
mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhan keperawatan lintas budaya (Andrew and
Boyle, 1995). Yang perlu dikaji oleh perawat pada tahap ini adalah peraturan dan kebijakan
yang berkaitan dengan jam berkunjung, jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu, dan
cara pembayaran untuk klien yang dirawat.
Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien dalam menempuh jalur
pendidikan formal tertinggi saat ini. Semakin tinggi pendidikan klien maka keyakinan klien
biasanya didukung oleh bukti-bukti ilmiah yang rasional dan individu tersebut dapat belajar
beradaptasi terhadap budaya yang sesuai dengan kondisi kesehatannya. Perawat perlu
mengkaji hal seperti tingkat pendidikan klien, jenis pendidikan serta kemampuannya untuk
belajar secara aktif mandiri tentang pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang kembali.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Kasus
Disebuah Desa Sehat Selalu hiduplah kelurga kecil. Keluarga tersebut berjumlah empat
anggota keluarga yang terdiri dari Nenek S. (60 tahun) Ny M (35 tahun), An. R (12 tahun) dan
An. P (10 tahun). An. R (12 tahun) kini sedang duduk dibangku sekolah dasar kelas 6, sedangkan
An. P (10 tahun) sedang duduk dibangku sekolah dasar kelas 4. Sang Nenek sehari-hari hanya
berada dirumah dengan kegiatan memasak dan bersih-bersih rumah, sedangkan Ny M bekerja
sebagai pembantu rumah tangga di seorang tetangganya. Keluarga Ny M mempunyai kebiasaan
memasak sayur blendrang. Di Desa Sehat Selalu tersebut warga desanya sudah turun temurun
memasak dan memakan sayur blendrang tersebut. Sayur blendrang ini merupakan sayur yang
sering dipanasi berhari-hari hingga menimbulkan rasa gurih dan menjadi bubur. Setiap hari
Nenek S sering sekali memasak sayur blendrang tersebut. Keluarga tersebut tidak mengetahui
tentang dampak dari memasak sayur blendrang terlalu sering bisa menyebabkan Penyakit
gondongan akibat kekurangan yodium. Hal tersebut bisa terjadi karena proses pengolahan
makanan yang lama dan proses pemanasan berulang-ulang membuat manfaat yodium dalam
garam hilang. An. R mengeluh sakit pada bagian lehernya dan merasa lehernya mengalami
bengkak disertai demam. An R mengeluh sakit sudah beberapa hari namun keluhan dari An R
tersebut dianggap sebagai hal biasa. Gejala An R bertambah disertai susah makan karena leher
dan pipinya membengkak. Ny M sebagai ibu memeriksakan anaknya ke mantri terdekat dari
rumahnya untuk mengetahui sakitnya tersebut. Dari beberapa keluhan diatas, keluarga tidak
memahami atau kurangnya pengetahuan penyakit apa yang sedang terjadi pada An R dan apa
penyebab dari sakit dari An R tersebut.
1. Pengkajian
Identitas Umum Keluarga
1. Analisa Data
Do :
Do :
3. Rencana Keperawatan
5. Evaluasi
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Defisit pengetahuan adalah suatu keadaan seorang individu atau kelompok yang
mengalami defisiensi pengetahuan kognitif atau keterampilan psikomotor berkenaan
dengan suatu kondisi. Permasalahan defisit pengetahuan dapat diatasi dengan
menggunakan cara pemberian informasi dan pendidikan kesehatran kepada masyarakat.
Salah satu permasalahan yang muncul pada masyarakat Jawa Timur yaitu kurang
memahami cara mengolah makanan yang baik. Pengolahan makanan yang kurang baik
dapat menimbulkan dampak yang kurang baik bagi kesehatan. Perawat dapat
memberikan pendidikan kesehatan mengenai cara mengolah masakan yang benar yaitu
dengan cara menjelaskan dan mendemonstrasikan cara memasak yang benar. Seperti
halnya cara memasukkan garam yodium setelah masakan hampir matang. Permasalahan
yang dapat muncul dari pengolahan makanan yang kurang benar salah satunya yaitu
dapat menimbulkan GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium). Penyakit GAKY
sering disebut juga dengan gondongan.
B. Saran
Sebagai seorang perawat seharusnya perawat dapat memahami budaya di setiap
daerah sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan dengan mudah. Perawat perlu
meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam memodifikasi cara untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat, sehingga masyarakat memiliki pengetahuan yang baik
khususnya dalam bidang kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
https://brangkolong.blogspot.com/2017/02/asuhan-keperawatan-transkultural-klien.html.
Andrew. M & Boyle. J. S. 1995. Trancultural Concepts in Nursing Care, 2nd Ed. Philadelphia:
JB Lippincot Company.
Efendi Ferry dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta.
Hetzel BS. 1996. S.O.S. for a billion – The nature and magnitude of the iodine deficiency
disorders. Beverly Hills: SAGE.
Kurniawati, Erni. 2010. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi dengan Status Gizi
Balita di Kelurahan Baledono, Kecamatan Purwokerto, Kabupaten Purwokerto.
Melo, Lucas P de. 2013. The Sunrise Model: a Contributing to the Teaching of Nursing
Consultation in Collective Health. American Journal of Nursing Research. 1 (1): 20-23.
Putri, Puri Kusuma Dwi. 2011. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengeyahuan, Sikap dan Terpaan
Iklan Layanan Masyarakat KB Versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu di TV Terhadap
Perilaku KB pada Wanita atau Pria Usia Subur.
WHO, 2001. Assesment of Iodine Deficiency Disorders and Monitoring their Elimination. WHO
A guide for programme managers Second edition.