Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

KEWIRAUSAHAAN
“ Lanskap Kewirausahaan ”

Dosen Pengampu:

Dra. Isti Ratnariningsih, MARS

Disusun oleh:

Semester VII
Kelas 4B Keperawatan
Putriana Dewi 17.156.01.11.069
Saprilia Indah P 17.156.01.11.074
Siti Rohmah 17.156.01.11.078

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKes MEDISTRA INDONESIA
TA. 2020
Jl. Cut Mutia Raya No. 88 A, Kel. Sepanjang Jaya, Rawa Lumbu
KATA PENGANTAR

Dengan segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena
berkat rahmat serta hidayah-Nya akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Dalam menyelesaikan penyusunan karya makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak. Kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada
pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa pada makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
mengingat keterbatasan kemampuan kami. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sebagai masukan bagi
kami.

Bekasi, 10 Oktober 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................3
A. Lanskap Kewirausahaan ( Entrepreneurship ).......................................................3
B. Spirit Of Entrepreneurship.....................................................................................5
C. The Key Of Entrepreneurship................................................................................6
D. Faktor Kegagalan Dan Keberhasilan Usaha..........................................................9
1. Faktor-Faktor Keberhasilan Usaha.................................................................9
2. Faktor-Faktor Kegagalan Usaha...................................................................15
BAB III PENUTUP......................................................................................................22
A. Kesimpulan..........................................................................................................22
B. Saran....................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................24

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah proses mengidentifikasi,
mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa
berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu.
Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk
pada kondisi risiko atau ketidakpastian.
Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard
Castillon pada tahun 1755. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda dikenal
dengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer. Pendidikan
kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa,
Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang
mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil. Pada tahun 1980-an,
hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan.
Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau
perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan
seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui
pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat
kewirausahaan menjadi berkembang.
Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan.
Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai
cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai
motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai
nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana menjelaskan lanskap kewirausahaan ?
2. Bagaimana spirit of entrepreneurship ?
3. Bagaimana the key of entrepreneurship ?
4. Bagaimana factor kegagalan dan keberhasilan usaha ?
C. Tujuan

1
1. Untuk mengetahui lanskap kewirausahaan
2. Untuk mengetahui spirit of entrepreneurship
3. Untuk mengetahui the key of entrepreneurship
4. Untuk mengetahui factor kegagalan dan keberhasilan usaha

BAB II
PEMBAHASAN

2
A. Lanskap Kewirausahaan ( Entrepreneurship )
Entrepreneurship itu berkembang berdasarkan naluri, personal, dan alamiah
karena pada zaman dahulu belum ada suatu konsep yang jelas tentang
entrepreneurship. Entrepreneur berasal dari bahasa Perancis, sehingga
terjemahannya sangat multiarti. Ada yang berpendapat entrepreneur berarti jiwa
yang bebas atau berani memutuskan untuk dirinya sendiri. Namun, bila
diterjemahkan secara literatur, entrepreneur berarti “Between Taker” atau “Go
Between” (Hisrich, Robert D; Michael P. Peter & Dean A. Shepherd, 2004.
Entrepreneurship. 6th Edition. Boston: McGraw Hill). Terjemahan bebasnya
adalah orang yang berani memutuskan dan mengambil resiko dari satu
pekerjaan, proyek, ide, atau lebih pilihan di mana semua pilihannya memiliki
manfaan dari resiko yang berbeda.
Entrepreneur adalah seseorang yang berusaha berpikir beda, seperti
Marcopolo, Christopher Columbus, dan lain-lain. Columbus berpikir bahwa ada
suatu keinginan untuk keluar dari keadaannya yang menoton sehingga ia terus
mencari sesuatu yang berbeda dan baru. Ia berimajinasi bahwa ada suatu tempat
yang bisa memenuhi harapannya saat itu (visi). Kemudian ia mencari berbagai
informasi untuk mewujudkannya. Oleh sebab itu, ia menawarkan kepada banyak
orang tentang angan-angan yang dicita-citanya, sekalipun ia tidak tahu di mana
pastinya tempat itu. Suatu ketika ia mampu meyakinkan (Sell Your Concept,
Idea, and Knowledge) orang lain untuk mendanai turnya. Sebagai imbalan,
barang-barang hasil temuannya akan dijual kepada orang yang telah mendanai
turtnya itu. Itulah awal makna entrepreneurship.
Entrepreneur berubah makna dari sekedar mengambil risiko menjadi menjual
manfaat untuk menukar risiko yang akan terjadi. Bila manfaat sebuah pekerjaan
itu lebih besar dari resiko yang ia tawarkan kepada orang lain yang akan
mendanainya, maka itulah makna penting menjadi entrepreneur.
Ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi terus berkembang seiring dengan
perjalannan waktu. Entrepreneurship berkembang pesat saat revolusi industri
yang diawali dengan penemuan mesin uap oleh James Watt. Kemudian diikuti
penemuan-menemuan lainnya oleh Isaac Newton (teropong terbang), Louis

3
Pasteur (vaksinasi dan antibiotik), Wright bersaudara (pesawat terbang),
Marconi (radio), Graham Bell (telepon), Thomas Alfa Edison (telegraf, lampu,
dan cikal bakal film), dan masih banyak lagi. Entrepreneurship muncul dari
penemu-penemu dunia yang dimanfaatkan oleh orang yang sebuah bisnis.
Entrepreneurship berubah makna dari sekadar menawarkan manfaat menjadi
memanfaatkan informasi yang ada, yaitu penemuan-penemuan yang terjadi.
Kemudian, makna itu berubah lagi dari memanfaatkan informasi menjadi
sebuah peluang bisnis. Lalu makna itu berkembang lagi menjadi orang/pribadi
yang mempunyai visi untuk memanfaatkan perubahan kebutuhan, keinginan,
dan harapan dari orang-orang di sekelilingnya (seperti pedagang, keluarga,
keluarga, laju pertumbuhan ekonomi, pendapatan, pertanian, pertumbuhan
sosial, dan lain-lain). Oleh karena itu, ia berani mengambil alternative berbagai
risiko untuk memulai, menawarkan, dan menciptakan suatu konsep yang terpadu
guna memenuhi harapan yang belum terwujud.
Entrepreneurship berubah dari memanfaatkan informasi yang ada menjadi
menciptakan manfaat dari informasi yang ada. Contohnya kontraktor, pekerja,
pabrik, produsen, pedagang, pemasok, dan lain-lain. Hingga sekarang
entrepreneurship berubah dari menciptakan suatu manfaat (creative
entrepreneur) menjadi mengubah pola persaingan, trend setter, change drive,
dan innovator (innovative entrepreneur). Entrepreneurship sudah bukan hanya
meningkatkan suatu yang ada menjadi suatu yang lebih baik untuk memenuhi
kebutuhan orang atau pasar (create something new from nothing), melainkan
lebih kearah mengatur pola persaingan dan menentukanarah serta gerak
persaingan, dari sekadar persaingan yang lebih ke arah hyper dan berbeda
(creative something from nothing).
Ada tiga hal yang bisa menentukan arah gerak perubahan pasar, yaitu:
1. Teknologi;
2. Ekonomi (pasar, pelanggan, persaingan, dan lain-lain);
3. Sosial, politik, dan kebudayaan.
Itu semua akan menjadi inspirasi bagi seorang entrepreneur yang SMART.
Untuk itu mari kita pelajari sejarah entrepreneurship. Sesuatu yang perlu anda
kenal lebih jauh sebelum mengenal apa itu entrepreneurship.

4
Bila disimpulkan, kewirausahaan itu adalah seorang menajer risiko (risk
meneger) yang dengan kemajuan kreatifitasnya bila mengoptimalkan segala
sumber daya yang ada, baik itu sumber daya materiil, kapasitas intelektual,
maupun waktunya untuk manghasilkan suatu produk atau usaha yang berguna
bagi dirinya dan bagi orang lain. Nah, itulah asal-usul tentang kewirausahaan
yang awalnya begitu menakutkan bagi banyak orang namun sebenarnya tidak
seperti yang dibayangkan.

D. Spirit Of Entrepreneurship
Perkembangan ilmu pengetahuan, social, ekonomi, politik, budaya, teknologi,
dan kesejahtraan telah menciptakan gap diantara faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan tersebut. Misalnya, gap antara ilmu pengetahuan
dan social, social dan politik, budaya dan social, atau social dan teknologi. Gap
yang terjadi akan menciptakan perubahan status social, perilaku, gaya hidup,
keutuhan, keinginan, selera, dan sebagainya, sehingga bisa membangkitkan
sebuah inspirasi bisnis yang pada akhirnya memunculkan peluang bisnis.
Munculnya peluang bisnis akan menstimulus munculnya entrepreneur-
entrepreneur musa. Hal inilah yang mendorong timbulnya entrepreneurship
seiring dengan perubahan dan perkembangan ekonomi. Ada beberapa factor
yang menstimulus spirit of entrepreneurship, yaitu:
1. Evolusi produk
Perubahan produk akan menimbulkan perubahan kebutuhan yang
memunculkan sebuah peluang baru.
2. Evolusi ilmu pengetahuan
Perubahan ilmu pengetahuan akan menimbulkan inspirasi produk baru
dan akan seperti itu seterusnya.
3. Perubahan gaya hidup, selera, dan hobi
Perubahan gaya hidup akan menimbulkan keinginan akan produk yang
berbeda.
4. Perubahan teknologi
Perkembangnya teknologi dan semakin canggihnya teknologi akan
menciptakan produk, suasana, dan gaya hidup yang berbeda.

5
5. Perubahan budaya
Berkembangnya gaya hidup, pendapatan, selera, teknologi, dan
sebagainya akan mengubah budaya seseorang, sehingga hal ini
mempengaruhi kebutuhan akan produk yang berbeda disetiap tempat.
6. Perubahan struktur pemerintahan dan politik
Perubahan politik akan memengaruhi perubahan struktur pemerintahan,
yang berujung pada perubahan peraturan, kebijakan, dan arah prekonomian,
sehingga muncullah sebuah gap kebutuhan akan produk yang lalu dan pasca
perubahan.
7. Intrapreneurship
Kemampuan interpreneurship (etrepreneurship didalam sebuah
perusahaan internal) yang semaki baik dan kuat akan memunculkan gairah
entrepreneur. Hal ini disebabkan karena kreativitas, inovasi, ketatnya
persaingan, hasrat ingin tantangan yang lebih baru, perubahan organisasi,
dan lain-lain. Jadi, organisasi secara tidak langsung mengembangkan jiwa
entrepreneurship seseorang.

E. The Key Of Entrepreneurship


The key of entrepreneurship adalah Segala sesuatu yang berhubungan dengan
tempat, kotak harta (impian), rumah, atau mobil membutuhkan sebuah kunci.
Ada banyak kunci tetapi kita memerlukan kunci utama untuk masuk ke
dalamnya dan membukanya. Hal yang sama berlaku bila kita ingin memasuki
dunis bisnis. Namun, yang acapkali terjadi justru sebaliknya! Kita tidak
mempunyai atau lupa apa kunci utamanya (master key) lalu kita memaksa ingin
masuk segera ke dalamnya dan berhasrat untuk menikmatinya dengan segera.
Hal itulah yang sering dilakukan oleh orang yang ingin menekuni dan terjun
ke dalam dunia bisnis. Mereka terburu-buru ingin sukses, atau langsung
berjualan tanpa konsep dan strategi yang jelas. Bahkan dengan modal keberanian
saja, mereka langsung “nyemplung” ke bisnis dan berjualan di pasar. Itulah yang
kami pikir kurang tepat! Jangan pernah mendengar kata pakar entrepreneurship
yang sering berkata, “Berani dulu, yang lain urusan belakangan”, atau
“Langsung ‘nyebur’ saja dulu, baru berpikir nanti”. Buatlah konsep, strategi, dan
taktik yang lebih baik (kami bukan bilang jitu, karena kita berhadapan dengan

6
situasi yang sering tidk pasti, bahkan seperti sekarang ini, di saat krisis moneter
kedua). Oleh karena itu, setelah Anda memutuskan untuk terjun ke dunia bisnis
(berani dan putuskan), segera pelajarilah dan temukanlah konsep-konsep yang
jelas dalam menjalankan bisnis Anda, atau temukanlah kunci utama yang bisa
menjadi pedoman bagi Anda yang ingin terjun ke dunia bisnis dan memulainya.
Untuk itu, kami ingin mengulas lebih jauh lagi mengenai kunci utama dalam
menjalankan sebuah bisnis yang smart and good.
Kunci utama itu kami sebut the key of entrepreneur, yang terdiri dari 4 bagian
pokok (lihat gambar):
1. Bagian Pemutar (Pengukit) – Leverage Key, yaitu:
a. Great decision – mengambil keputusan untuk menjadi entrepreneur.
b. Lingkaran menemukan peluang emas (golden opportunity):
1) AKU, BISNIS, dan PASAR – benang merah bisnis Anda.
2) Segitiga teori kreativitas (teori kesempurnaan, the basic of creative
thinking, dan inspirasi dan intuisi).
3) PELUANG, dari kata PELUANG juga.
4) Riset dan trial (latihan) untuk memastikan peluang Anda bisa
diindustrikan.
5) Memberdayakan peluang Anda.
2. Bagian Batang (Tubuh) Kunci – The Body Key
Bagian ini adalah bagian yang sangat penting untuk mewujudkan sebuah
bisnis yang solid setelah Anda memulai berbisnis, yang mecakup:
a. Bagian bersambungan (translation joint), terdiri dari:
1) Membentuk business team skill atau secara individu.
2) The brilliant strategy to enter the market – sebelum bisnis dimulai.
3) Defining your business system and structure – konsep organisasi
dan operasional.
b. Bagian batang (transitional) tentang konsep-konsep penunjang
manajemen:
1) Quality concept - is a foundation of business growth.
2) 8-S: The key success of business is a good managerial skill.
3) 10-C: How to create an operational excellence.

7
4) Financial aspect: cash flow and investment strategy.
3. Bagian Anak Kunci – The Primary Key, sebagai pembuka jalan terdiri dari:
a. Marketing concept.
b. How to promote your business.
c. Selling skill is an embryo of entrepreneurial skill.
Bila digambar akan tampak seperti gambar berikut ini:

Ada lima (5) tahapan yang penting dalam the key of entrepreneurship yang
perlu Anda resapi jika Anda ingin menjadi entrepreneur. Kelima tahapan
penting itu adalah:
1. Memutuskan (decision), setelah itu
2. Memulai (start), lalu
3. Membangun (build) sebuah bisnis, kemudian
4. Memasarkan (promote), dan akhirnya
5. Mewujudkan (operate and realize) apa yang Amda jual atau tawarkan
kepada konsumen.

F. Faktor Kegagalan Dan Keberhasilan Usaha


Faktor keberhasilan usaha seorang wirausahawan bukan hanya dilihat dari
‘seberapa keras ia bekerja, tetapi seberapa cerdas ia melakukan dan
merencanakan strateginya serta mewujudkannya’. Jadi, lebih baik menjadi

8
wirausahawan yang cerdas (smart). Makna tersendiri mengenai smart
entrepreneur, yaitu:
1. Strategic thinker: seorang wirausahawan juga adalah seorang strategic
planner yang handal. Ia tidak hanya bekerja mengandalkan kekuatan otot
tetapi juga menggunakan otak. Jadi, tidak hanya bermodalkan nekat.
2. Motivator: bagi dirinya, bila mengalami kegagalan ia akan selalu bangkit
dari kegagalan (pantang menyerah) serta menjadi motivator yang handal
bagi tim dan karyawannya. You are a great motivator, too!
3. Ambitious: seorang wirausahawan juga harus punya ambisi. Tentu saja
ambisi yang positif dan tepat. Ia harus menghindari ambisi yang buruk,
yaitu target waktu yang kurang realistis (kurang cepat), sehingga ia
cenderung menghalalkan segala cara, tabrak sana tabrk sini, yang penting
mencapai target dan cepat sukses. Ambisi semacam itu akan sulit tewujud.
Dengan ambisi yang tepat, kita mempunyai semangat dan hasrat untuk
mewujudkannya (gigih).
4. Risk Manager: seorang wirausahawan tidak hanya sekedar risk taker tetapi
juga seorang risk manager bagi dirinya dan usahanya. Risk manager berarti
ia tidak gegabah, tidak buru-buru, cermat, taktikal, cerdas, dan jeli membaca
resiko dan peluang sehingga akan memilih resiko yang optimal bagi
perusahaannya.
5. Totality: dalam mengerjakan tugas-tugas dan membangun usahanya,
seorang wirausahawan pantang mundur ke belakang/pantang menyerah. Ia
bekerja secara total denga full commitment untuk usahanya. Ia benar-benar
mencintai usahanya. Untuk itu, ia berusaha agar usahanya tidak jatuh dan
gagal.

1. Faktor-Faktor Keberhasilan Usaha


Secara singkat telah diterangkan bahwa wirausaha yang sukses pasti
cerdas (smart). Sekarang kita akan mempelajari faktor-faktor keberhasilan
usaha untuk anda pelajari, yaitu:
1) Faktor peluang

9
Banyak peluang emas tetapi belum tentu tepat untuk anda karena
peluang emas yang tepat iu mengandung keselarasan, keserasian, dan
keharmonisan antara siapa aku, bisnis apa yang dimasuki, pasarnya
bagaimana, kondisi, situasi, dan perilaku pasarnya sehingga anda bisa
menemukan peluang emas yang tepat buat anda.
Peluang emas seringkali hanya berjangka waktu pendek atau
hanya sekedar momentum saja. Hal ini yang membuat bisnis sering
berusia seumur jagung karena peluang emas itu bersifat momentum
saja. Peluang yang tepat yang bisa membuat anda berhasil adalah
peluang ynag berskala industri dan bisa tumbuh besar.
Sebagai seorang wirausahawan, anda harus membuat dan
menemukan strategi yang tepet untuk usaha anda, bukan usaha orang
lain. Disamping itu, anda harus menciptkan peluang yang tidak hanya
bersifat momentum tetapi benar-benar peluang bisnis. Peluang yang
tepat adalah rangkaian yang kuat dan muncul dari penyatuan benang
merah antara AKU – BISNIS – PASAR (akan dibahas dalam bab lain).
Tanpa benang merah ini, peluang tidak akan tepat untuk anda, dan
usaha anda tidak dapat tumbuh dan berkembang oleh sebab itu, peluang
yang anda peroleh harus anda kembangkan agar menjadi sebuah ide
bisnis dan kemudian menjadi sebuah usaha.
2) Faktor manusia (SDM)
Hanya ada 5 (lima) faktor kesuksesan operasional sebuah usaha
dan yang lainnya adalah strategi dan perencanaan yang matang.
a. Yang merencanakan dengan matang itu membutuhkan SDM yang
berkualitas. Hal ini berarti faktor pertama yang penting adalah
SDM atau manusia yang merencanakan, yaitu strategic planner.
b. Melakukan pelaksanaan yang sesuai dan tepat dengan perencanaan
serta kreatif dalam mengatasi masalah dan itu membutuhkan SDM
yang handal sebagai manager yang hebat.
c. Mengawasi suatu pekerjaan sesuai dengan perencanaan dan target
yang dibutuhkan. Controller yang hebat mencakup quality control,
financial control serta supervisior.

10
d. Mengembangkan suatu usaha itu membutuhkan orang yang hebat
dalam memasarkan dan menjual, yaitu marketer dan seller. Wah...
lagi-lagi faktor SDM lagi yang menjadi lokomotif sebuah usaha
dan bisnis.Diri Anda sendiri adalah faktor keberhasilan sebuah
usaha.
e. Faktor kepemimpinan atau leadhership juga merupakan salah satu
faktor penting, yaitu gaya kepemimpinan. Tidak ada leader, maka
tidak ada pengikut, begitu pula sebaliknya. Disini, faktor SDM
yang menjadi nahkoda bisnis itu sangat penting. Tidak akan ada
kesuksesan bila tidak mempunyai pemimpin yang hebat.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ada 5 (lima) faktor
yang menentukan keberhasilan operasional sebuah usaha, yaitu SDM,
SDM, SDM, SDM, dan SDM. Oleh sebab itu; manusia menjadi sentral
kesuksesan sebuah usaha. Jangan pernah meremehkan faktor ini bila
anda ingin sukses.
3) Faktor Keuangan
Jangan pernah berpikir bahwa bisnis tanpa keuangan (arus
kas/cash flow) yang lancar itu bisa berhasil. Arus kas itu bagaikan
aliran darah dalam tubuh kita. Bila arus kas tidak mengalir, maka bisnis
pasti akan berhenti dan mati. Jadi, faktor keuangan juga sangat penting
bagi kelangsungan usaha. Contohnya adalah:
a. Pengendali biaya dan anggaran (budget).
b. Pencairan dana modal kerja, dana investasi, dan dana lainnya.
c. Perencanaan dan penetapan harga produk, biaya (perinciannya, rugi
laba, dan lain-lain.
d. Perhitungan rasio keuangan sehinggo risiko keuangan bisa
dikendalikan dengan baik, seperti rasio kecukupan modal, rasio
likuiditas, rasio hutang versus modal, dan lain-lain.
e. Struktur biaya seperti margin (batas) kontribusi, laba berbanding
penjualan, biaya berbanding penjualan, dan lain-lain.
Oleh karena itu, perlu dibuat dan diterapkan:
a. Semua data di catat dalam pembukuan

11
b. Pisahkan antara pribadi dan keuangan usaha
c. Catat semua uang masuk dan uang keluar
d. Periksa keabsahan semua bukti-bukti pengeluaran dan pemasukan
uang
e. Buat break down gaji yang baik (termasuk pemiliknya)
f. Buatlah anggaran dari semua aspek keuangan dan bandingkan
dengan semua realisasinya, lalu analisa.
4) Faktor Organisasi
Ibarat sebuah pohon yang memiliki batang yang kokoh dan kuat,
organisasi usaha itu harus terstruktur dengan baik. Organisasi usaha
juga tidak statis tetapi dinamis, kreatif, dan berwawasan ke depan.
Organisasi sangat penting buat karyawan dan anda. Adapun hal-
hal yang perlu diketahui dan dilaksanakan oleh karyawan adalah
sebagai berikut:
a. Jenis pekerjaan yang harus dilakukan.
b. Batasan uraian tugas, wewenang, hak, dan tanggung jawab.
c. Hubungan pekerjaan dengan teman-temannya.
d. Batasan yang jelas antara pekerjaan yang satu dengan pekerjaan
yang lain.
e. Terjalinnya hubungan yang berkesinambungan dan kedekatan satu
dengan yang lain.
f. Organisasi akan menguntungkan dan sebagai faktor kesuksesan
sebuah usaha karena:
 Adanya jalur komunikasi antarkaryawan dan atasan
 Sistem pertanggungjawabannya jelas.
 Penentuan varian pekerjaannya (job description)
 Hubungan yang tegas antar karyawan
 Mengetahui tugasnya masing-masing
 Menciptakan keteraturan dalam bekerja.
5) Faktor Perencanaan

12
Anda harus memahami bahwa bekerja tanpa rencana berarti
berjalan tanpa tujuan yang jelas. Jadi sudah pasti rencana adalah faktor
penting dalam sebuah usaha. Contohnya ialah:
a. Perencanaan visi, misi, strategi jangka panjang, dan strategi jangka
pendek.
b. Perencanaan operasional dan program-program pemasaran.
c. Perencanaan produk.
d. Perencanaan infoemasi teknologi.
e. Perencanaan pendistribusian produk.
f. Perencanaan jumlah produk yang akan dijual.
6) Faktor Pengelolaan Usaha
Semua faktor di atas adalah soft plan success factors atau faktor-
faktor keberhasilan usaha, tetapi kita juga membutuhkan action your
plan as well as. Itulah pengelolaan usaha yang mencakup:
a. Menyusun organisasi.
b. Mengelola SDM.
c. Mengelola aset.
d. Membuat jadwal usaha dan kegiatan.
e. Menetapkan junlah tenaga kerja.
f. Mengatur distribusi barang.
g. Mengendalikan persediaan barang.
h. Mengendalikan mutu produk.
Dalam mengelola usaha, ada faktor penting yang dibutuhkan oleh
wirausahawan cerdas, yaitu 3 faktor penting operasional. Ketiga faktor
penting itu adalah:
1. Quality: Mutu produk, mutu operasional, dan mutu pelayanan harus
bagus.
2. Time: Waktu penyelesaian produk, waktu pekerjaan, waktu
perbaikan juga penting dan menunjang mutu produk.
3. Cost: Jangan lupa, mutu yang bagus perlu biaya tetapi biaya yang
tinggi belum tentu menghasilkan mutu yang baik.

13
Ketiga faktor operasional tersebut, yaitu quality,cost, dan time
(QCT) harus harmoni, seimbang, sesuai tujuan dan target serta
bersinergi. Tanpa itu tidak akan dihasilkan produk yang baik.
7) Faktor pemasaran dan Penjualan
Dalam konteks ini, penjualan dan pemasaran adalah ‘lokomotif’
bagi ‘gerbong-gerbong’ lainnya seperti keungan, personalia, produksi,
distribusi, logistik, pembelian, dan lain-lain. Jadi, faktor pemasaran dan
penjualan memainkan peranan penting bagi kelancaran usaha. Banyak
usaha yang gagal karena hanya mementingkan gerbong-gernongnya
saja dan lupa bahwa lokomotifnya belum berjalan dengan baik. Ingat!
Ilmu penjualan adalah the embryo of entrepreneurial skill (cikal bakal
kemampuan kewirausahaan).
8) Faktor Administrasi
Tanpa pencatatan dan dokumentasi yang baik dan pengumpulan
sertapengelompokkan data administrasi, maka strategi, taktik,
perencanaan, pengembangan, program-program, dan arah perusahaan
menjadi tidak berjalan sesuai harapan karena hanya dilakukan
berdasarkan feeling atau perasaan Anda saja. Hal ini berbahaya dan
akan menjadi penghalang kesuksesaan wirausaha Anda.
9) Faktor Peraturan Pemerintahan, Politik, Sosia, Ekonimi, dan Budaya
Lokal (Poleksosbud)
Faktor ini berpengaruh banyak karena usaha juga berhubungan
dengan:
a. Peraturan pemerintah dan peraturan daerah seperti pajak, restribusi,
pendapatan daerah, dan lain-lain.
b. Legalitas dan perizinan.
c. Situasi ekonomi dan politik.
d. Perkembangan budaya lokal yang harus diikuti.
e. Lingkungan sosial yang berbeda di setiap daerah.
f. Faktor-faktor pendamping lainnya.

14
10) Catatan Bisnis
Banyak usaha yang sulit dan tidak berkembang hanya disebabkan
karena ‘wirausahawan tidak tahu sejauh mana bisnisnya berjalan’?
catatan usaha atau bisnis akan membantu kita mengetahui sejauh mana
kita menjalankan usaha sampai di mana, mengapa sampai di sini,
karena apa kita begini, dan lain-lain.
Contoh catatan bisnis, yaitu:
a. Keuangan: neraca, laporan tugi laba, laporan perubahan modal, dan
lain-lain.
b. SDM dan personalia: jenis posisi dan bagian, jumlah karyawan,
golongan profil, dan tingkat produktivitas.
c. Pemasaran: omzet, kontribusi produk, pasar, area, wilayah,
konsumen, lokasi, pembelian, penjualan, dan lain-lain.
d. Produksi: stok, jumlah produksi, posisi produksi, kualitas, dan lain-
lain.
2. Faktor-Faktor Kegagalan Usaha
Belum pernah terjadi bahwa ada seorang wirausahawan yang sukses yang
belum pernah mengalami kegagalan. Biasanya wirausahawan yang cerdas
selalu bangkit dari setiap kegagalan yang dialaminya. Apabila wirausahawan
itu berhenti mencoba lagi, wirausahawan tersebut gagal dalam usaha (Pekerja
juga sering gagal tetapi tidak menanggung risiko kerugian). Oleh sebab itu,
kegagalan usaha itu muncul karena berbagai hal, tetapi bila dikelompokkan
akan terdapat 3 faktor utama penyebab kegagalan, yaitu:
1) Kegagalan yang disebabkan oleh diri sendiri.
2) Kegagalan karena faktor dari luar dan Anda berhenti mencoba (gagal).
3) Kegagalan karena ‘bencana alam’ atau force majeur.
Kegagalan usaha sering diartikan sebagai kesulitan uang/modal saja,
namun sebenarnya lebih dari sekedar aspek uang atau modal saja. Kegagalan
yang sebenarnya adalah ebrhenti mencoba mengatasi masalah yang terjadi.

15
Yang perlu diketahui dan ditelaah adalah semua berawal dari sbuah
kelemahan, yaitu:
1. Tidak atau jarang membuat perencanaan usaha secara tertulis
Ada orang yang bertanya kepada seorang wirausahawan sukses di
saat ia mendirikan toko kelontongnya seperti berikut ini: “Pak, apakah
usaha sekelas warung ini harus membuat perencanaan usaha (business
plan)?” jawab wirausahawan sukses itu: “Bila warung Anda ingin besar
dan berharap bisa menjadi besar lagu, maka rencanakan bisnis Anda.
Semakin ke depan rencana Anda maka akan semakin baik”.
Jadi, apapun bisnis Anda, rencanakan dengan baik. Banyak usaha
yang tba-tiba tutup karena tidak mempunyai rencana yang jelas. Ia
membiarkan usahanya berjalan sesuai keadaan sehingga seperti
layaknya kapal yang berlayar tanpa arah sehingga terombang-ambing di
tengah lautan.keuntungan rencana usaha adalah:
a. Sebuah rencana usaha akan membuat energi kita terpusat pada satu
tekad untuk mewujudkannya dengan segala upaya.
b. Bisa mengukur kinerja usaha kita.
c. Menjadi pedoman dalam langkah-langkah usaha.
d. Dengan rencana usaha, kita bisa mencari rekan bisnis dan investor
karena punya punya perencanaan ke depan.
Setiap perjuangandan kegagalan usaha akan meningkatkan keahlian,
pengalaman, kekuatan, kepekaan, kemampuan, kreativitas, dan
keyakinan diri. Itulah awal kesuksesan Anda.
2. Kontradiktif antara AKU (pendidikan, latar belakang, pengalaman, dan
kesukaan) dengan BISNIS itu sendiri dan ini suatu keharusan
Bisnis itu long journey atau sebuah perjalanan panjang. Bisnis itu
seperti soulmate atau teman hidup, sehingga bila hati dan diri Anda
tidak cocok dengan jenis usahanya, maka sudah pasti terjadi penolakan
dati dalam hati dan pikiran Anda. Muncul keengganan bila Anda
menghadapi waktu pekerjaan yanng lama, timbul rasa frustrasi bila
masalah tak kunjung selesai, dan stres berat bila kesulitan datangng
bertubi-tubi.

16
Semakin cocok diri Anda dengan bisnis Anda, maka rasa senang
itu muncul dan akan melakukannya dengan senang hati. Kreativitas bisa
muncul dengan sendirinya karena ada love (mencintai pekerjaannya).
3. Lokasi tidak tepat untuk bisnis
Seperti layaknya kita mau menanam benih, maka yang muncul dalam
pikiran kita adalah mencari tanah yang subur agar benih itu dapat
tumbuh dengan cepat.
Seperti halnya benih membutuhkan lahan yang subur, demikian pula
usaha bisnis membutuhkan lokasi dengan tingkat lalu lintas (traffic)
yang tinggi sehingga nama usaha kita cepat dikenal dan semakin
populer.
Lokasi adalah salah satu faktor penting dalam menentukan
keberhasilan dan kegagalan sebuah usaha. Pemilihan lokasi yang baik
adalah sebagai berikut:
a. Pilih lokasi dengan tingkat lalu lintas tinggi. Semakin ramai lalu
lintasnya, maka potensi berkembangnya semakin tinggi.
b. Pilih lokasi di tempat kerumunan (crowded place) karena peluang
tumbuh akan muncul di saat keramaian itu ada (mall, pasar, dan
lain-lain).
c. Pilih lokasi yang parkirannya luas.
d. Pilih lokasi yang daerahnya terkenal.
e. Pilih lokasi yang punya tren ramai dan bagus.
f. Pilih lokasi yang mudah dilihat dan diakses orang.
4. Bisnis Anda tidak mempunyai ‘tenaga ahli’, keunika dan perbedaan
yang jelas
Bisnis itu pasti mengandung unsur specialist person, yaitu orang yang
memiliki spesialisasi yang menjadi faktor penentu kualitas pembeda
dan perkembangan perusahaan. Contohnya adalah:
Restoran - Koki sebagai spesialis
Sekolah - Guru sebagai spesialis
Bimbel - Guru sebagai spesialis
Bengkel - Montir sebagai spesialis

17
Rumah sakit - Dokter sebagai spesialis, dll.
5. Tidak berorientasi ke depan
Hal ini sudah dibicarakan di atas berkenaan dengan perencanaan.
Dalam konteks ini bisa terjadi bahwa perencanaannya belum tentu
berorientasi ke masa depan. Perencanaan itu dapat berupa perencanaan
jangka panjang dan jangka pendek.
Visi ke depan akan menentukan arah gerak pertumbuhan perusahaan,
seperti pohon, tanaman yang sealu tumbuh menuju ke arah sinar
matahari. Itulah tujuan (goal) yang pada suatu saat akan membentuk
seperti apa usaha Anda ke depan.
6. Tidak melakukan riset dan analisa pasar
Bisnis yang tidak melakukan riset berarti bisnis yang asal-asalan atau
cenderung nekad sehingga mudah sekali jatuh karena tidak ada link
dengan pasarnya! Bisnis semacam ini akan sulit berkembang.
7. Masalah legalitas dan perizinan
Usaha itu juga memerlukan izin dan legalitas, baik itu izin usaha, izin
domisili, SIUP (Surat Izin Usaha Perusahaan), maupun HAKI (Hak
Atas Kekayaan Intelektual) seperti merek dan nama perusahaan. Bila
tidak ada legalitas dan perizinan, maka usaha kita bisa saha suatu saat
disegel dan dilarang beroperasi. Hal semacam ini berbahaya bukan?
8. Tidak kreatif dan inovatif
Pasti, innovative or die akan ditawarkan oleh pasasr kepada usaha
Anda. Kesulitan, hambatan, cobaan, tantangan dan kegagalan akan
menjadi makanan sehari-hari. Jadi, bila ingin tetap bertahan, maka:
a. Harus kreatif, guna mengatasi masalah yang ada menjadi sebuah
manfaat.
b. Harus inovatif, agar usaha kita memiliki ciri khas, keunikan ilai
tambah, perbedaan (differentiation) yang jelas dari pesaing dan
juga akan membuat bisnis Anda mudah diingat oleh pelanggan.
Oleh karena itu, kreativitas dan sikap inovatif adalah cara jitu untuk
keluar dari tekanan persaingan. Tanpa kreatvitas dan inovasi, bisnis

18
Anda mudah jatuh dan cenderung untuk bertarung harga sehingga
menyebabkan tingkat keuntungan akan semakin kecil.
9. Cepat puas diri
Ingatlah kata-kata bijak berikut: “Pesaing tidak pernah tidur”. Pesaing
itu seperti awan yang terlihat tidak pernah bergerak tetapi bila kita
dekati sebenarnya mereka sedang bergumul dan bersaing.
10. One man show or “the Boss not a Leader”
Banyak wirausahawan yang bermental bossy (seorang bos) yang
cenderung one man show atau saya adalah segala-galanya. Dalam
proses pengambilan keputusan, tidak ada yang berani mengganggu
gugat. Karyawan harus menuruti perintah, bukan diajak bekerja sama.
Tipe ini biasanya otoriter, tidak pernah salah, dan jikalau ada masalah
biasanya seperti kebingungan atau ‘kebakaran jenggot’ sehingga dalam
mengatasi masalah tidak mencari inti permasalahannya.
Oleh sebab itu, banyak karyawan yang demotivasi, gairah kerja
kerasnya menurun, bekerja jika da bos dan santai jika tidak ada, dan
jika ada masalah, saling melempar tanggung jawab. Usaha yang
ditangani oleh pemimpin tipe ini akan mengalami banyak kendala
sehingga tingkat kegagalannya cenderung tinggi.
11. Anggota keluarga ikut masuk ke dalamnya
Perusahaan keluarg memang banyak kelemahannya apalagi
istri/suami masuk ke dalam proses operasional dan ikut dalam
pengambilan keputusan. Jadi, tampak di sini tidak ada pemisahan yang
tegas antara usaha/bisnis dan keluarga. Umumnya, kegagalan acapkali
menghinggapi usaha/bisnis yang memiliki usaha semacam ini.
12. Kesulitan keuangan dan cash flow
Nah, kesulitan keungan inilah yang sebagian besar yang dialami para
wirausahawan dan menjadi faktor kegagalan sebuah bisnis/usaha. Sebab
masalah keuangan juga berarti masalah energi sebuah usaha/bisnis. Hal
ini pun berdampak pada moral karyawan. Contohnya ialah:
a. Masalah piutang yang macet terlalu besar sehingga aliran kas/uang
masuk mengalami masalah.

19
b. Masalah pendapatan (omzet) yang tidak tumbuh, sedangkan biaya
terus bertambah sehingga menyebabkan masalah pada aliran kas
(cash flow) perusahaan dan ini berbahaya!
c. Masalah biaya yang terlalu besar dan tidak efisien!
d. Pendapatan (omzet) yang menurun drastis.
e. Terlalu banyak investasi gedung, kendaraan, rumah, dan lain-
lainnya sehingga sulit dijual kembali bila dibutuhkan.
f. Masalah korupsi, manipulasi, dan sistem pengendalian keuangan
yang tidak rapi dan sistematis.
g. Uang pribadi dijadikan satu dengan uang perusahaan.
Mari kita lihat faktor-faktor kesuksesan dan kegagalan dilihat dari sisi
individu, yaitu:

Dari gambar di atas jelas bahwa faktor pikiran yang positif, kemauan,
kemampuan, kesempatandan inspirasi memegang peranan penting dalam
menunjang kesuksesan sebuah bisnis.

20
Menurut Karkaya dan Kobu (1994), identifikasi penyebab kegagalan
usaha dibagi menjadi 3 kelompok:
1. Berkaitan dengan PASAR
a. Waktu peluncuran produk kurang tepat.
b. Desain produk yang tidak disesuaikan dengan kebutuhan pasar.
c. Tidak mengikuti selera pasar.
d. Strategi distribusi yag tidak tepat.
e. Kemasan produk dan kualitasnya tidak sesuai dengan target pasarnya.
2. Berkaitan dengan aspek KEUANGAN
a. Harga terlalu mahal dan tidak terjangkau oleh pasar.
b. Kesulitan aliran dana (cash flow) dan berantakan,
c. Piutang macet terlalu besar.
d. Hutang perusahaan terlalu besar dan tidak bisa mengembalikan kredit atau
membayar beban bunga.
3. Berkaitan dengan MANAJEMEN
a. Manajemen kualitas terlalu buruk.
b. Lemah dalam manajemen.
c. Konsep tim tidak dibangun dengan baik.
d. Lemah dalam proses produksi.

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kewirausahaan itu adalah seorang menajer risiko (risk meneger) yang dengan
kemajuan kreatifitasnya bila mengoptimalkan segala sumber daya yang ada, baik
itu sumber daya materiil, kapasitas intelektual, maupun waktunya untuk
manghasilkan suatu produk atau usaha yang berguna bagi dirinya dan bagi orang
lain. Nah, itulah asal-usul tentang kewirausahaan yang awalnya begitu
menakutkan bagi banyak orang namun sebenarnya tidak seperti yang
dibayangkan.
Ada beberapa factor yang menstimulus spirit of entrepreneurship, yaitu:
1. Evolusi produk
2. Evolusi ilmu pengetahuan
3. Perubahan gaya hidup, selera, dan hobi
4. Perubahan teknologi
5. Perubahan budaya
6. Perubahan struktur pemerintahan dan politik
7. Intrapreneurship
Hal yang sama berlaku bila kita ingin memasuki dunis bisnis. Namun, yang
acapkali terjadi justru sebaliknya! Kita tidak mempunyai atau lupa apa kunci
utamanya (master key) lalu kita memaksa ingin masuk segera ke dalamnya dan
berhasrat untuk menikmatinya dengan segera. Kunci utama itu kami sebut the
key of entrepreneur, yang terdiri dari 4 bagian pokok :
1. Bagian Pemutar (Pengukit) – Leverage Key
2. Bagian Batang (Tubuh) Kunci – The Body Key
3. Bagian Anak Kunci – The Primary Key
Faktor-faktor keberhasilan usaha untuk anda pelajari, yaitu:
1. Faktor peluang
2. Faktor manusia (SDM)
3. Faktor Keuangan
4. Faktor Organisasi

22
5. Faktor Perencanaan
6. Faktor Pengelolaan Usaha
7. Faktor pemasaran dan Penjualan
8. Faktor Administrasi
9. Faktor Peraturan Pemerintahan, Politik, Sosia, Ekonimi, dan Budaya Lokal
(Poleksosbud)
10. Catatan Bisnis
Oleh sebab itu, kegagalan usaha itu muncul karena berbagai hal, tetapi bila
dikelompokkan akan terdapat 3 faktor utama penyebab kegagalan, yaitu:
1. Kegagalan yang disebabkan oleh diri sendiri.
2. Kegagalan karena faktor dari luar dan Anda berhenti mencoba (gagal).
3. Kegagalan karena ‘bencana alam’ atau force majeur.

B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan
sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung
jawabkan. Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa
untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah
dijelaskan.

23
DAFTAR PUSTAKA

Rahmawati, wanda. 2017. “ Lanskap Kewirausahaan”.


http://id.scribd.com/document/364954475/LANSKAP-KEWIRAUSAHAAN1. Diakses
pada tanggal 10 Oktober 2020.

24

Anda mungkin juga menyukai