Anda di halaman 1dari 18

MENCARI SUMBER PERMODALAN DALAM

KEWIRAUSAHAAN

OLEH :

KELOMPOK 6

TINGKAT 3.A D IV KEPERAWATAN

I MADE DWI TRESNA SAPUTRA (P07120216030)

ANNISA PRATIWI (P07120216031)

KETUT YUNI HANDAYANI (P07120216032)

IDA AYU PUTU GAYATRI PRABHA (P07120216033)

MADE AYU SISTA UTAMI (P07120216035)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

rahmat dan karuniaNya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul

“Mencari Sumber Pemodalan dalam Kewirausahaan” dengan tepat waktu.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah

Kewirausahaan, selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah

pengetahuan kami sebagai penulis dan khususnya bagi kami yang merupakan

mahasiswa keperawatan. Kami mengucapkan banyak terima kasih pada semua

pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Tak ada gading

yang tak retak. Tentunya dalam penyusunan makalah ini, masih jauh dari

kesempurnaan. Kritik dan saran yang membangun, sangat kami butuhkan demi

kesempurnaan dalam karya kami kedepan. Dengan adanya makalah ini kami

berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi

tenaga dan mahasiswa keperawatan pada khususnya.

Denpasar, 19 Maret 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 2
1. Tujuan Umum ..................................................................................................... 2
2. Tujuan Khusus .................................................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan ................................................................................................... 2
BAB II................................................................................................................................. 3
A. Pengertian Modal .................................................................................................... 3
B. Penyiapan Modal .................................................................................................... 4
C. Jenis-jenis Modal .................................................................................................... 6
D. Pengelolaan Modal................................................................................................ 11
E. Evaluasi Modal ..................................................................................................... 12
BAB III ............................................................................................................................. 13
A. Simpulan ............................................................................................................... 13
B. Saran ..................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebelum memulai suatu usaha, kita membutuhkan segala sesuatu yang

berhubungan dengan kebutuhan usaha. Salah satu kebutuhan yang sangat

penting yaitu modal, karena dengan adanya modal kita bisa merealisasikan

usaha apa yang akan kita jalankan.

Modal usaha adalah segala seuatu yang pertama kali dikeluarkan

digunakan untuk membiayai pendirian perusahaan (pra-investasi), mulai dari

persiapan yang diperlukan sampai perusahaan tersebut berdiri (memiliki badan

usaha). Contoh biaya awal yang harus dikeluarkan adalah biaya survei

lapangan, biaya pembuatan studi kelayakan, izin-izin, dan biaya pra-investasi

lainnya.

Sebagian besar orang memiliki persepsi bahwa modal usaha selalu

dalam bentuk uang, padahal sebenarnya modal yang kita butuhkan dalam

memulai usaha tidak selalu dalam bentuk yang bisa dilihat, tetapi juga bisa

dalam bentuk yang tidak terlihat. Modal yang bisa dilihat bisa dicontohkan

seperti uang.

Cara memperoleh uang untuk modal usaha bisa dengan berbagai

macam cara, dan juga jumlah modal yang perlu disiapkan sebelum memulai

suatu usaha harus dipertimbangkan terlebih dahulu jenis modal yang akan kita

pilih, karena pastinya dalam setiap kebijakan yang kita ambil ada kelebihan

dan ada kekurangannya.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian modal kewirausahaan?

2. Bagaimanakah penyiapan modal kewirausahaan?

3. Bagaimanakah jenis-jenis pemodalan dalam kewirausahaan?

4. Bagaimanakah pengelolaan pemodalan dalam kewirausahaan?

5. Bagaimanakah evaluasi modal dalam kewirausahaan?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

Agar mengetahui cara mencari sumber pemodalan dalam

kewirausahaan tentunya dengan mengetahui terlebih dahulu konsep modal

dalam kewirausahaan

2. Tujuan Khusus

- Apakah pengertian modal kewirausahaan?

- Bagaimanakah penyiapan modal kewirausahaan?

- Bagaimanakah jenis-jenis pemodalan dalam kewirausahaan?

- Bagaimanakah pengelolaan pemodalan dalam kewirausahaan?

- Bagaimanakah evaluasi modal dalam kewirausahaan?

D. Manfaat Penulisan
Makalah ini hendaknya dapat bermanfaat untuk menambah

pengetahuan mengenai konsep modal dalam kewirausahaan sehingga pembaca

lebih mengenal bagaimana cara untuk mencari modal dalam kewirausahaan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Modal
Modal usaha tidak selalu berupa uang, sebagaimana dikatakan oleh Bob

Sadino. Modal ada yang bisa dilihat, dirasakan, dan dipegang, atau disebut

modal tangible. Ada modal yang tidak bisa dilihat, dirasakan, dan dipegang

seperti modal keberanian, kemauan, dan tekad. Rupanya Bob Sadino lebih

mengandalkan modal yang tidak kelihatan, yaitu tekad dan semangat yang

tinggi, lalu modal berikutnya, yaitu kaki, tangan, terus melangkah dan terus

berbuat. Namun demikian, modal kelihatan dan tidak kelihatan keduanya sama-

sama penting.

Untuk mendirikan atau menjalankan suatu usaha diperlukan sejumlah

modal (uang) dan tenaga (keahlian). Modal dalam bentuk uang diperlukan

untuk membiayai segala keperluan usaha, mulai dari biaya pra-investasi,

pengurusan izin-izin, biaya investasi untuk pembelian aktiva tetap, sampai

dengan modal kerja. Sementara itu, modal keahlian adalah keahlian dan

kemampuan seseorang untuk mengelola atau menjalankan suatu usaha.

Modal usaha adalah segala seuatu yang pertama kali dikeluarkan

digunakan untuk membiayai pendirian perusahaan (pra-investasi), mulai dari

persiapan yang diperlukan sampai perusahaan tersebut berdiri (memiliki badan

usaha). Contoh biaya awal yang harus dikeluarkan adalah biaya survei

lapangan, biaya pembuatan studi kelayakan, izin-izin, dan biaya pra-investasi

lainnya.

3
Setelah biaya pra-investasi dikeluarkan, selanjutnya adalah biaya untuk

membeli sejumlah aktiva (harta) tetap. Biaya ini dikeluarkan untuk

mengoperasikan perusahaan atau sebagai tempat atau alat untuk melakukan

kegiatan, seperti pembelian tanah, pendirian bangunan, pembelian mesin-

mesin, dan peralatan kantor. Disamping itu, modal juga diperlukan untuk

membiayai operasi usaha pada saat bisnis tersebut dijalankan. Jenis biaya ini

misalnya biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya lainnya.

B. Penyiapan Modal

Pada umumnya modal yang tersedia untuk membuka usaha sangat


minim atau malah nihil. Modal utama adalah semangat dan kejujuran. Akan
tetapi banyak diantara wirausahawan mampu mengumpulkan modal dari
tabungan, menjual harta, atau pinjaman dari orang tua dan keluarga lainnya.
Jika modalnya sangat kecil dapat dilakukan kerjasama dengan partner, yang
masing-masing menyetorkan modalnya. Semua sumber dan kemampuan
pengumpulan modal ini harus ditulis. Modal awal ini harus tetap dicari sampai
memenuhi/mencukupi untuk menggerakkan langkah pertama wirausaha.
Besarnya modal yang diperlukan tergantung dari jenis usaha yang akan
digarap. Dalam kenyataan sehari-hari kita mengenal adanya usaha kecil, usaha
menengah, dan usaha besar. Masing-masing memerlukan modal dalam batas
tertentu. Jadi, jenis usaha menentukan besarnya jumlah modal yang diperlukan.
Misalnya, jenis usaha pabrikan berbeda dengan pertanian. Hal lain yang
mempengaruhi besarnya modal adalah jangka waktu usaha atau jangka waktu
perusahaan menghasilkan produk yang diinginkan. Usaha yang memerlukan
jangka waktu yang lebih panjang memerlukan modal yang relatif besar pula.
Perhitungan terhadap besarnya kebutuhan usaha perlu dilakukan
sebelum usaha tersebut dijalankan. Sementara itu, kebutuhan modal tenaga
keahlian perusahaan disesuaikan dengan kebutuhan dan persyaratan yang telah
ditetapkan. Kebutuhan akan tenaga ahli yang akan menjalankan usaha dapat

4
diperoleh dari rekrutmen karyawan (penarikan pegawai) dari berbagai sumber,
seperti melalui iklan, dari surat lamaran yang masuk, referensi (kenalan) atau
perguruan tinggi.
Untuk memperoleh karyawan seperti yang dipersyaratkan, perlu
dilakukan proses seleksi. Agar hasil yang diperoleh maksimal, para calon
karyawan yang sudah diseleksi sebagian atau seluruhnya diberikan pelatihan
agar mereka bertambah ahli dan terbiasa dengan pekerjaan yang akan
dilakukannya nanti.
Setelah usaha berjalan, kejujuran selalu tetap dipertahankan, reputasi
semakin baik, maka hubungan akan terjalin baik dengan relasi. Relasi inilah
yang biasanya sangat dominan menunjang perkembangan suatu wirausaha. Para
relasi dapat membantu bahan, barang yang dibutuhkan, bahkan uang kontan pun
dapat dipinjamkannya. Juga teman-teman lain yang sudah cukup percaya akan
menawarkan pinjaman modal dengan bunga rendah. Inilah sumber-sumber
modal, yang dapat diharapkan setelah usaha berjalan. Kemudian harus menjalin
hubungan dengan bank. Suatu perusahaan yang sudah berjalan baik dan ingin
maju, syarat mutlak ia harus berhubungan dengan bank. Melalui bank kita bisa
memperoleh modal yang dibutuhkan dan dapat menyimpan uang sementara
belum digunakan.
Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan apabila ingin
memperoleh suatu modal adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Perusahaan
Perusahaan perlu mempertimbangkan tujuan penggunaan pinjaman
tersebut, apakah untuk modal investasi atau modal kerja, apakah sebagai
modal utama atau hanya sekedar modal tambahan, apakah untuk kebutuhan
yang mendesak atau tidak.
2. Masa Pengembalian Modal
Dalam jangka waktu tertentu pinjaman tersebut harus dikembalikan
kekreditor (bank). Bagi perusahaan jangka waktu pengambilan investasi
juga perlu dipertimbangkan sehingga tidak menjadi beban perusahaan dan
tidak mengganggu cash flow perusahaan. Sebaiknya jangka waktu pinjaman
disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.

5
3. Biaya yang Dikeluarkan
Faktor biaya yang harus dikeluarkan harus dipertimbangkan secara
matang, misalnya biaya bunga, biaya administrasi, atau biaya lainnya. Hal
ini penting karena biaya merupakan komponen produksi yang akan menjadi
beban perusahaan dalam menentukan harga jual dan laba. Besarnya tingkat
suku bunga dan biaya lain yang dibebankan bank atau lembaga keuangan
kepada nasabah berbeda-beda antara satu dengan lainnya.
Sebaiknya dipilih bank yang mampu memberikan biaya (bunga dan
biaya lainnya) yang paling rendah (kompetitif) bagi perusahaan. Sekali lagi
besarnya biaya yang dibebankan akan berakibat pada meningkatnya biaya
operasi dan pada akhirnya dapat mengurangi keuntungan.
4. Perhitungan Keuntungan
Besarnya keuntungan yang akan diperoleh pada masa-masa yang
akan datang perlu menjadi pertimbangan. Perhitungan keuntungan
diperoleh dari selisih pendapatan dengan biaya dalam suatu periode tertentu.
Besar kecilnya keuntungan sangat berperan dalam pengambilan dana suatu
usaha. Oleh karena itu, perlu dibuatkan perhitungan pendapatan dan biaya
sebelum memperoleh pinjaman modal.
Perhitungan pendapatan yang akan diperoleh dimasa yang akan
datang perlu diperhitungkan secara teliti dan cermat dengan
membandingkan data dan informasi yang ada sebelumnya. Perhitungan
biaya-biaya yang akan dikeluarkan selama periode tertentu, termasuk jenis-
jenis biaya yang akan dikeluarkan pun perlu dibuat serinci mungkin.

C. Jenis-jenis Modal
Menurut Suharyadi, dkk. (2007), dalam menjalankan usaha terdapat

tiga jenis modal yang diperlukan, yaitu modal investasi awal, modal kerja, dan

modal operasional.

6
1. Modal Investasi Awal

Modal investasi awal adalah modal yang diperlukan di awal usaha,

biasanya dipakai untuk jangka panjang. Contoh modal ini adalah bangunan

serta peralatan seperti komputer, kendaraan, perabotan kantor, dan barang-

barang lain yang dipakai untuk jangka panjang.

Biasanya, modal awal ini nilainya cukup besar karena dipakai untuk

jangka panjang, tetapi nilai dari modal investasi awal akan menyusut dari

tahun ke tahun, bahkan bisa dari bulan ke bulan. Seluruh modal awal ini

seterusnya dihitung biaya penyusutannya yang dibebankan dalam biaya

produksi.

Banyak cara untuk menyiasati besarnya biaya investasi. Untuk

bangunan, misalnya bisa menyewa bangunan sebelum mampu membeli,

atau bekerja sama dengan pemiliki bangunan yang tidak dipakai. Untuk

peralatan yang nilainya cukup besar dapat dilakukan dengan sewa (leasing).

Sekarang banyak perusahaan yang mau membiayai pembelian alat-alat

kerja dan seterusnya membayar setiap bulan pada perusahaan leasing.

Sebagai contoh, untuk bangunan bisa menggunakan garasi atau menyewa.

Misalkan untuk membeli ruko senilai 300 juta, dapat menyewa dulu dengan

harga sebesar 15 juta rupiah per tahun. Sedangkan untuk peralatan, untuk

pembelian senilai 35 juta rupiah, cukup membayar 1,1 juta per bulan selama

3 tahun, melalui leasing. Dengan cara ini, dapat memperkecil modal awal.

7
2. Modal Kerja

Modal kerja adalah modal yang harus dikeluarkan untuk membeli

atau membuat barang atau jasa yang dihasilkan. Modal kerja bisa

dikeluarkan setiap bulan, atau setiap datang permintaan.

Sebagai contoh, jika usaha berupa restoran, maka modal kerja yang

dibutuhkan adalah modal untuk membali bahan makanan. Jika usaha untuk

membuat keripik kentang, maka modal kerja adalah modal untuk membeli

kentang, minyak, dan bumbu masak. Jika usaha adalah jasa fotocopy, maka

modal kerja adalah modal untuk membeli kertas, tinta, dan lain sebagainya.

Prinsipnya, tanpa modal kerja tidak akan bisa menyelesaikan

pembuatan barang dan jasa sesuai permintaan. Jadi tanpa modal kerja tidak

akan mendapat pembeli karena barang dan jasa tidak ada yang dapat

dihasilkan.

Banyak cara untuk memperkecil modal kerja dengan cara kerja sama

produksi. Untuk pembuatan keripik kentang, misalnya, dapat melukakan

kerja sama dengan distributor kentang untuk membeli dalam jumlah tertentu

dan tidak pindah-pindah distributor. Hasilnya, mendapatkan pasokan

kentang setiap minggu dengan pembayaran pada akhir minggu. Begitu pula

dengan usaha fotocopy, dapat mengajak kerja sama pihak distributor kertas,

demikian juga berlaku bagi usaha lainnya.

3. Modal Operasional

Modal yang terakhir adalah modal operasional. Modal operasional

adalah modal yang harus dikeluarkan untuk membayar biaya operasi

8
bulanan dari usaha. Contohnya, biaya untuk pembayaran gaji pegawai,

telepon bulanan, listrik, air, bahkan retribusi.

Pos-pos dalam modal operasional ini pada setiap bisnis umumnya

hampir sama dan dikenal sebagai biaya tetap. Pada prinsipnya, yang

dimaksud dengan modal operasional adalah uang yang harus dikeluarkan

untuk membayar biaya diluar bisnis secara langsung. Jadi, modal

operasional biasanya dibayar secara bulanan.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memperkecil modal

operasional, yang paling besar adalah biaya tenaga kerja. Jangan terlalu

banyak pegawai dulu, usahakan mulai dari tenaga kerja harian atau kontrak,

sebelum usaha mapan. Sebab dengan mempekerjakan karyawan tetap, jika

usaha kurang berhasil dan harus melakukan PHK karyawan,

konsekuensinya adalah harus memberikan pesangon yang akan menjadi

beban usaha.

Menurut Suharyadi, dkk. (2007), untuk memluai suatu usaha, pada

dasarnya sumber permodalan dapat diperoleh melalui:

1. Modal Sendiri

Sumber modal sendiri merupakan cara yang paling mudah.

Kebutuhan modal dibiayai sendiri. Sumber pembiayaan sendiri dampar

diperoleh dari tabungan, dana cadangan, atau mempergunakan aset yang

tidak produktif. Selain itu dapat dengan cara bekerja sama dengan orang

tua dan kerabat dalam rangka patungan membiayai kebutuhan modal.

9
2. Pinjaman Bank

Apabila modal sendiri ternyata tidak dapat mencukupi, maka cara

untuk memenuhi kebutuhan modal dengan melakukan pinjaman atau

mengajukan kredit pada bank. Pada dasarnya, ada tiga jenis kredit

perbankan, yaitu:

a) Kredit usaha, yaitu kredit yang ditujukan untuk membiayai usaha yang

produktif. Kredit usaha ini umumnya untuk memenuhi kebutuhan modal

kerja, seperti usaha perdagangan, usaha industri rumah tangga, usaha

jasa konsultasi, dan lain-lain. Bila memiliki usaha yang prospeknya

kelihatan cukup cerah, bisa datang ke bank dan mengajukan

permohonan untuk mendapatkan kredit usaha ini.

b) Kredit konsumsi, yaitu kredit yang digunakan untuk membeli sesuatu

yang sifatnya konsumtif, misalnya untuk membeli rumah atau

kendaraan pribadi. Dua kredit konsumsi yang biasanya cukup laris

adalah Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Kendaraan Bermotor

(KKB). Pada umumnya suku bunga yang dibebankan kepada nasabah

untuk kredit konsumsi akan lebih besardibandingkan bunga kredit untuk

tujuan usaha.

c) Kredit serba guna, yaitu kredit yang bisa digunakan untuk tujuan

konsumsi maupun usaha. Salah satu produk kredit serba guna yang

sering dipasarkan adalah kredit tanpa agunan. Kredit tanpa agunan ini

sekarang cukup populer, hanya dengan surat keterangan berupa,

pengangkatan pegawai, penghasilan tetap dan ijazah, maka dapat

mengajukan kredit serba guna.

10
Untuk sejumlah kredit tersebut, kita harus menjaminkan salah satu aset

yang kita miliki kepada bank sebagai agunan sehingga apabila kita tidak

mampu mengembalikan pinjaman tersebut, bank akan menyita aset yang kita

jaminkan. Nilai jaminan biasanya lebih besar dibandingkan dengan nilai kredit

yang diajukan.

D. Pengelolaan Modal
b) Menentukan harga pokok. Neraca juga diperlukan untuk melihat

perkembangan perusahaan dari tahun ke tahun, mengetahui aktiva dan

pasiva, dan berguna dalam pengajuan kredit ke perbankan untuk perluasan

usaha.

c) Melakukan manajemen kas. Manajemen kas diperlukan untuk

mengoptimalkan aset guna memastikan bahwa semua tagihan akan dapat

dibayar dengan baik. Menghindari saldo kas yang terlalu besar dan tidak

perlu, serta memanfaatkan setiap nilai uang untuk menambah keuntungan.

Ada beberapa hal yang penting dalam manajemen kas, yaitu :

1. Menentukan saldo kas minimum yang memadai.

2. Memperkirakan pejualan.

3. Memperkirakan penerimaan kas.

4. Memperkirakan pengeluaran kas.

5. Menentukan saldo akhir bulan.

Kita harus berupaya agar rencana kas dan realisasi kas seiring dan sejalan,

misalnya perbedaan antara rencana dan realisasi kas hanya 5%.

Penyimpangan ini memang tidak terhindarkan karena adanya biaya yang

11
tidak terduga, namun demikian kita harus memastikan bahwa antara rencana

dan realisasi perbedaannya tidak terlalu mencolok.

d) Melakukan evaluasi setiap bulan terkait dengan keuangan, yaitu realisasi

produksi dan penerimaan, realisasi biaya, serta realisasi persediaan, jumlah

piutang dan utang, dan kondisi kas. Evaluasi untuk memastikan bahwa

rencana dapat berjalan dengan baik, apabila ada gejala tidak normal, maka

kita wajib membuat tindakan untuk memperbaikinya.

e) Evaluasi Modal
Evaluasi modal dilakukan setiap bulan, baik terkait dengan keuangan,

yaitu realisasi produksi dan penerimaan. Realisasi biaya, serta realisasi

persediaan. Jumlah piutang dan utang, dan kondisi kas. Evaluasi dilakukan

untuk memastikan bahwa rencana dapat berjalan dengan baik, apabila ada

gejala tidak normal, maka wajib untuk membuat tindakan untuk

memperbaikinya (Suharyadi, 2007).

12
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Modal ada yang bisa dilihat, dirasakan, dan dipegang, atau disebut
modal tangible. Ada modal yang tidak bisa dilihat, dirasakan, dan dipegang
seperti modal keberanian, kemauan, dan tekad.
Modal usaha adalah segala seuatu yang pertama kali dikeluarkan
digunakan untuk membiayai pendirian perusahaan (pra-investasi), mulai
dari persiapan yang diperlukan sampai perusahaan tersebut berdiri
(memiliki badan usaha).
Besarnya modal yang diperlukan tergantung dari jenis usaha yang
akan digarap. Hal lain yang mempengaruhi besarnya modal adalah jangka
waktu usaha atau jangka waktu perusahaan menghasilkan produk yang
diinginkan.
Sumber modal secara garis besar terbagi menjadi dua yaitu, modal
sendiri adalah modal yang diperoleh dari pemilik perusahaan dengan cara
mengeluarkan saham.
Kebutuhan modal untuk melakukan usaha terdiri dari tiga jenis:
modal investasi awal digunakan untuk jangka panjang dan dapat digunakan
berulang-ulang. modal kerja digunakan untuk jangka pendek dan beberapa
kali pakai dalam satu proses produksi. Dan modal operasional adalah modal
yang dikeluarkan untuk biaya operasi bulan seperti biaya pegawai, listrik,
air dan lain-lain.
Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan apabila ingin
memperoleh suatu modal adalah sebagai berikut: tujuan perusahaan, masa
pengembalian modal, biaya yang dikeluarkan, dan perhitungan keuntungan
Baik modal sendiri maupun modal pinjaman masing-masing
memiliki kelebihan dan kekurangan.

13
B. Saran
Dalam mulai usaha hendaknya lebih mengetahui tentang komponen-
komponen dalam mendirikan suatu usaha. Salah satunya adalah modal.
Modal merupakan bagian terpenting karena tanpa modal, suatu perusahaan
tidak akan dapat berjalan. Sehingga bagi para pemula dalam mendirikan
usaha sebaiknya lebih mengenal bagaimana jenis dan bentuk modal, cara
mendapatkan modal dan bagaimana mengelola dan mengevaluasi modal
usaha agar tidak mengalami kerugian sehingga usaha akan berjalan dengan
baik.

14
DAFTAR PUSTAKA

Alma, Bukhari. 2013. Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta

Kasmir. 2010. Kewirausahaan. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Suhardi, Yusuf. 2011. Kewirausahaan. Bogor: Ghalia Indonesia

Suharyadi, dkk. 2007. Kewirausahaan: Membangun Usaha Sukses Sejak

Usia Muda. Jakarta : Salemba Empat

15

Anda mungkin juga menyukai