Anda di halaman 1dari 31

1.

Hierarki kebutuhan maslow


2. Deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan
3. Segmentasi pasar
4. Tahap – tahap product life cycle
5. Price skimming
6. Resikop dan ancaman dari penggunaan tekonlogi informasi bagi bisnis
7. Strategi tarik (pull strategy) dan strategi dorong (push strategy)

Teori hierarki kebutuhan Maslow adalah teori yang diungkapkan oleh Abraham
Maslow. Ia beranggapan bahwa kebutuhan-kebutuhan di tingkat rendah harus
terpenuhi atau paling tidak cukup terpenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan-
kebutuhan di tingkat lebih tinggi menjadi hal yang memotivasi.[1]

Daftar isi

 1Konsep Teori Hierarki Kebutuhan Maslow


 2Hierarki Kebutuhan Maslow
o 2.1Kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs)
o 2.2Kebutuhan Akan Rasa Aman (Safety/Security Needs)
o 2.3Kebutuhan Akan Rasa Memiliki Dan Kasih Sayang (Social Needs)
o 2.4Kebutuhan Akan Penghargaan (Esteem Needs)
o 2.5Kebutuhan Akan Aktualisasi Diri (Self-actualization Needs)
 3Referensi

Konsep Teori Hierarki Kebutuhan


Maslow[sunting | sunting sumber]
Abraham Maslow

Konsep hierarki kebutuhan dasar ini bermula ketika Maslow


melakukan observasi terhadap perilaku monyet.[2] Berdasarkan pengamatannya,
didapatkan kesimpulan bahwa beberapa kebutuhan lebih diutamakan
dibandingkan dengan kebutuhan yang lain.[2] Contohnya jika individu merasa
haus, maka individu akan cenderung untuk mencoba
memuaskan dahaga.[2] Individu dapat hidup tanpa makanan selama berminggu-
minggu.[2] Tetapi tanpa air, individu hanya dapat hidup selama beberapa hari
saja karena kebutuhan akan air lebih kuat daripada kebutuhan akan makan.[2]
Kebutuhan-kebutuhan ini sering disebut Maslow sebagai kebutuhan-kebutuhan
dasar yang digambarkan sebagai sebuah hierarki atau tangga yang
menggambarkan tingkat kebutuhan.[1] Terdapat lima tingkat kebutuhan dasar,
yaitu : kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa
memiliki dan kasih sayang, kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan
akan aktualisasi diri[2] Maslow memberi hipotesis bahwa setelah individu
memuaskan kebutuhan pada tingkat paling bawah, individu akan memuaskan
kebutuhan pada tingkat yang berikutnya.[3] Jika pada tingkat tertinggi tetapi
kebutuhan dasar tidak terpuaskan, maka individu dapat kembali pada tingkat
kebutuhan yang sebelumnya.[3] Menurut Maslow, pemuasan berbagai kebutuhan
tersebut didorong oleh dua kekuatan yakni motivasi kekurangan (deficiency
motivation) dan motivasi perkembangan (growth motivation).[4] Motivasi
kekurangan bertujuan untuk mengatasi masalah ketegangan manusia karena
berbagai kekurangan yang ada.[4] Sedangkan motivasi pertumbuhan didasarkan
atas kapasitas setiap manusia untuk tumbuh dan berkembang.[4] Kapasitas
tersebut merupakan pembawaan dari setiap manusia.[4]

Hierarki Kebutuhan Maslow[sunting | sunting sumber]


Kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs)[sunting | sunting
sumber]
Kebutuhan paling dasar pada setiap orang adalah kebutuhan fisiologis yakni
kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya secara fisik.[1][5] Kebutuhan-
kebutuhan itu seperti kebutuhan akan makanan, minuman, tempat berteduh,
tidur dan oksigen (sandang, pangan, papan).[5] Kebutuhan-kebutuhan fisiologis
adalah potensi paling dasar dan besar bagi semua pemenuhan kebutuhan di
atasnya.[1] Manusia yang lapar akan selalu termotivasi untuk makan, bukan
untuk mencari teman atau dihargai.[1] Manusia akan mengabaikan atau menekan
dulu semua kebutuhan lain sampai kebutuhan fisiologisnya itu terpuaskan. [1] Di
masyarakat yang sudah mapan, kebutuhan untuk memuaskan rasa lapar adalah
sebuah gaya hidup.[1] Mereka biasanya sudah memiliki cukup makanan, tetapi
ketika mereka berkata lapar maka yang sebenarnya mereka pikirkan adalah
citarasa makanan yang hendak dipilih, bukan rasa lapar yang
dirasakannya.[1] Seseorang yang sungguh-sungguh lapar tidak akan terlalu
peduli dengan rasa, bau, temperatur ataupun tekstur makanan.
Kebutuhan fisiologis berbeda dari kebutuhan-kebutuhan lain dalam dua
hal.[1] Pertama, kebutuhan fisiologis adalah satu-satunya kebutuhan yang bisa
terpuaskan sepenuhnya atau minimal bisa diatasi.[1] Manusia dapat merasakan
cukup dalam aktivitas makan sehingga pada titik ini, daya penggerak untuk
makan akan hilang.[1] Bagi seseorang yang baru saja menyelesaikan sebuah
santapan besar, dan kemudian membayangkan sebuah makanan lagi sudah
cukup untuk membuatnya mual.[1] Kedua, yang khas dalam kebutuhan fisiologis
adalah hakikat pengulangannya.[1] Setelah manusia makan, mereka akhirnya
akan menjadi lapar lagi dan akan terus menerus mencari makanan dan air
lagi.[1] Sementara kebutuhan di tingkatan yang lebih tinggi tidak terus menerus
muncul.[1] Sebagai contoh, seseorang yang minimal terpenuhi sebagian
kebutuhan mereka untuk dicintai dan dihargai akan tetap merasa yakin bahwa
mereka dapat mempertahankan pemenuhan terhadap kebutuhan tersebut tanpa
harus mencari-carinya lagi.[1]
Kebutuhan Akan Rasa Aman (Safety/Security
Needs)[sunting | sunting sumber]
Setelah kebutuhan-kebutuhan fisiologis terpuaskan secukupnya, muncullah apa
yang disebut Maslow sebagai kebutuhan-kebutuhan akan rasa
aman.[5] Kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman ini diantaranya adalah rasa
aman fisik, stabilitas, ketergantungan, perlindungan dan kebebasan dari daya-
daya mengancam seperti kriminalitas, perang, terorisme, penyakit, takut, cemas,
bahaya, kerusuhan dan bencana alam.[1] Serta kebutuhan secara psikis yang
mengancam kondisi kejiwaan seperti tidak diejek, tidak direndahkan, tidak stres,
dan lain sebagainya. Kebutuhan akan rasa aman berbeda dari kebutuhan
fisiologis karena kebutuhan ini tidak bisa terpenuhi secara total.[1] Manusia tidak
pernah dapat dilindungi sepenuhnya dari ancaman-ancaman meteor, kebakaran,
banjir atau perilaku berbahaya orang lain.
Menurut Maslow, orang-orang yang tidak aman akan bertingkah laku sama
seperti anak-anak yang tidak aman.[5] Mereka akan bertingkah laku seakan-akan
selalu dalam keadaan terancam besar.[5] Seseorang yang tidak aman memiliki
kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas secara berlebihan serta akan
berusaha keras menghindari hal-hal yang bersifat asing dan yang tidak
diharapkannya.[5]
Kebutuhan Akan Rasa Memiliki Dan Kasih Sayang (Social
Needs)[sunting | sunting sumber]
Jika kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman telah terpenuhi, maka
muncullah kebutuhan akan cinta, kasih sayang dan rasa memiliki-
dimiliki.[5] Kebutuhan-kebutuhan ini meliputi dorongan untuk dibutuhkan oleh
orang lain agar ia dianggap sebagai warga komunitas sosialnya. Bentuk akan
pemenuhan kebutuhan ini seperti bersahabat, keinginan memiliki pasangan dan
keturunan, kebutuhan untuk dekat pada keluarga dan kebutuhan antarpribadi
seperti kebutuhan untuk memberi dan menerima cinta.[5][1] Seseorang yang
kebutuhan cintanya sudah relatif terpenuhi sejak kanak-kanak tidak akan merasa
panik saat menolak cinta.[1] Ia akan memiliki keyakinan besar bahwa dirinya akan
diterima orang-orang yang memang penting bagi dirinya.[1] Ketika ada orang lain
menolak dirinya, ia tidak akan merasa hancur.[1] Bagi Maslow, cinta menyangkut
suatu hubungan sehat dan penuh kasih mesra antara dua orang, termasuk sikap
saling percaya.[5] Sering kali cinta menjadi rusak jika salah satu pihak merasa
takut jika kelemahan-kelemahan serta kesalahan-kesalahannya.[5] Maslow juga
mengatakan bahwa kebutuhan akan cinta meliputi cinta yang memberi dan cinta
yang menerima.[5] Kita harus memahami cinta, harus mampu mengajarkannya,
menciptakannya dan meramalkannya.[5] Jika tidak, dunia akan hanyut ke dalam
gelombang permusuhan dan kebencian.[5]
Kebutuhan Akan Penghargaan (Esteem
Needs)[sunting | sunting sumber]
Setelah kebutuhan dicintai dan dimiliki tercukupi, selanjutnya manusia akan
bebas untuk mengejar kebutuhan egonya atas keinginan untuk berprestasi dan
memiliki prestise.[1]Maslow menemukan bahwa setiap orang yang memiliki dua
kategori mengenai kebutuhan penghargaan, yaitu kebutuhan yang lebih rendah
dan lebih tinggi.[2] Kebutuhan yang rendah adalah kebutuhan untuk menghormati
orang lain, kebutuhan akan status, ketenaran, kemuliaan, pengakuan,
perhatian, reputasi, apresiasi, martabat, bahkan dominasi.[2]Kebutuhan yang
tinggi adalah kebutuhan akan harga diri termasuk perasaan, keyakinan,
kompetensi, prestasi, penguasaan, kemandirian dan kebebasan.[2] Sekali
manusia dapat memenuhi kebutuhan untuk dihargai, mereka sudah siap untuk
memasuki gerbang aktualisasi diri, kebutuhan tertinggi yang ditemukan
Maslow.[1]
Kebutuhan Akan Aktualisasi Diri (Self-actualization
Needs)[sunting | sunting sumber]
Tingkatan terakhir dari kebutuhan dasar Maslow adalah aktualisasi diri, yaitu
kebutuhan untuk membuktikan dan menunjukan dirinya kepada orang
lain.[2] Pada tahap ini, seseorang mengembangkan semaksimal mungkin segala
potensi yang dimilikinya. Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan yang tidak
melibatkan keseimbangan, tetapi melibatkan keinginan yang terus menerus
untuk memenuhi potensi.[2] Maslow melukiskan kebutuhan ini sebagai hasrat
untuk semakin menjadi diri sepenuh kemampuannya sendiri, menjadi apa saja
menurut kemampuannya.[5] Awalnya Maslow berasumsi bahwa kebutuhan untuk
aktualisasi diri langsung muncul setelah kebutuhan untuk dihargai
terpenuhi.[1] Akan tetapi selama tahun 1960-an, ia menyadari bahwa banyak
anak muda di [Brandeis]] memiliki pemenuhan yang cukup terhadap kebutuhan-
kebutuhan lebih rendah seperti reputasi dan harga diri, tetapi mereka belum juga
bisa mencapai aktualisasi diri.[1]

2. Deskripsi dan Spesifikasi Pekerjaan


2. Deskripsi dan Spesifikasi Pekerjaan
a. Dekripsi Pekerjaan
Deskripsi pekerjaan adalah suatu pernyataan tertulis yang menguraikan fungsi tugas-
tugas, tanggung jawab, wewenang, kondisi kerja dan aspek-aspek pekerjaan tertentu
lainnya, yang terdiri dari :
- Identifikasi pekerjaan
- Uraian singkat tentang pekerjaan
- Hubungan dengan pekerjaan-pekerjaan lain
- Tanggung jawab dan tugas-tugas yang dilaksanakan
- Wewenang
- Kondisi kerja

Contoh Deskripsi Pekerjaan


Nama Pekerjaan : Manajer Pelatihan dan Pengembangan
Kode Pengembangan : B-55555
Tanggal : 17 Juni 2009
Departemen : Personalia

Uraian singkat pekerjaan :


Di bawah supervisi umum Direktur Personalia mengembangkan, menyelenggarakan
dan mengevaluasi program-program pelatihan on the job dan off the job. Bertindak
sebagai penasehat bagi manajemen operasional dalam pelaksanaan pelatihan.

Tugas-tugas :
1. Bekerjasama dengan para anggota manajemen lainnya untuk menentukan kebutuhan
pelatihan.
2. Mengembangkan struktur program pelatihan dengan persetujuan direktur personalia.
3. melakukan penelitian tentang metode pelatihan yang efektif
4. Mempersipakan bahan-bahan pelatihan yang diperlukan
5. Lain-lain

Wewenang :
1. Menentukan instruktur-instruktur pelaksana program pelatihan
2. Mengusulkan program-program pelatihan yang diperlukan.
3. Lain-lain

Tanggung Jawab :
1. Bertanggung jawab atas kelancaran program-program pelatihan
2. Bertanggung jawab atas biaya pelatihan.

Hubungan Lini :
Atasan langsung : Direktur Personalia
Bawahan langsung : Para Pelatih, Kabag Administrasi Peltihan

Kondisi Kerja :
- Suasana kantor : nyaman
- Jam kerja : 08.00 – 17.00

b. Spesifikasi Pekerjaan
Spesifikasi pekerjaan merupakan suatu pernyataan tentang kualitas pribadi, ciri-ciri,
ketrampilan dan latar belakang yang diperlukan seorang karyawan untuk melaksanakan
pekerjaan sebagaimana mestinya.
Spesifikasi pekerjaan menjawab pertanyaan, “ketrampilan, ciri manusia dan pengalaman
kerja bagaimana yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan baik.

Contoh Spesifikasi Pekerjaan


PERUSAHAAN CV. ANGIN MAMIRI

Nama Jabatan : Kepala Bagian Komputer


Kode Jabatan : D-240
Tanggal : 11 Januari 2008
Penyusun : Sarah Mitha Tiara
Departemen : Divisi Administrasi
Lokasi : Jalan Tidar 22 Surabaya
Persyaratan pekerjaan :
n : Akademi computer, menguasai computer, mempunyai ketrampilan dalam menggunakan
computer dan memprogram computer
an : 3 tahun bekerja di bidang komputer
an Fisik : Kesehatan baik untuk melakukan pekerjaan dan mempunyai stamina serta daya tahan
cukup kuat untuk melaksanakan tugas-tugas berat.
an Mental : Jujur, inisiatif dan kreatif dapat mengambil keputusan secara cepat, mampu menganalisis
dan membuat berbagai output informasi yang bermutu tinggi.
: Rentang kendali 3-9 orang lulusan SMTA, mampu berkomukasi efektif lisan
maupuntertulis, vertikal dan horizontal dalam perusahaan.
rja : Baik, 75 % duduk di atas kursi yang nyaman, tenang dan dalam ruang ber AC.

3. Evaluasi Pekerjaan
A. Pengertian dan Arti Penting Evaluasi Pekerjaan
Evaluasi Pekerjaan adalah suatu metode sistematis untuk mengukur nilai
suatu pekerjaan terhadap pekerjaan lain dalam perusahaan. Dalam evaluasi,
manajemen berupaya mempertimbangkan dan mengukur masukan-masukan para
karyawan yang diperlukan (misalnya ketrampilan, usaha tanggung jawab dan lain
sebagainya). Untuk prestasi kerja minimum dan untuk menjabarkan ukuran-ukuran itu
menjadi nilai-nilai tertentu.
Evaluasi pekerjaan dimaksudkan untuk mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan
mana yang harus dibayar lebih tinggi daripada pekerjaan lainnya dan juga menentukan
besarnya upah diferensial antara dua pekerjaan tertentu. Disamping itu manajemen
dapat mengharapkan bahwa evaluasi pekerjaan akan memberikan kepuasan baik
kepada perusahaan maupun pada karyawan dalam pengupahan dan penggajian.

B. Tujuan Evaluasi Pekerjaan


1. Untuk menemukan nilai perbandingan antara suatu pekerjaan dengan pekerjaan lain,
agar dapat diketahui bobot masing-masing pekerjaan didalam perusahaan.
2. Memungkinkan pimpinan perusahaan dapat menilai tingkat upah/gaji yang dibayarkan
untuk masing-masing pekerjaan.
3. Membantu pimpinan perusahaan dalam usaha mengurangi atau mencegah
ketidakadilan yang mungkin ditemukan dalam system pengupahan/penggajian yang
berlaku.
C. Kegunaan Evaluasi Pekerjaan
1. Memperlihatkan nilai relative dari pekerjaan dalam perusahaan.
2. Dapat menghindarkan atau memperkecil ketidakadilan dalam upah/gaji untuk pekerjaan
sejenis dalam bagian yang sama atau didalam bagian-bagian yang berlainan.
3. Membantu dalam menentukan nilai relative dari pekerjaan-pekerjaan yang baru, yang
belum ada sebelumnya.
4. membantu dalam menyusun suatu tingkat upah/gaji yang memuaskan untuk seluruh
pekerjaan didalam perusahaan.
5. Dalam perusahaan-perusahaan yang mempunyai lebih dari satu pabrik, evaluasi
pekerjaan membantu dalam memelihara/mempertahankan suatu tingkat standarisasi
pekerjaan, sekalipun tingkat upah mungkin berbeda antar pabrik.
6. Suatu hasil lain dari evaluasi pekerjaan adalah standarisasi pekerjaan dan deskripsi
pekerjaan yang diteliti bergunan dalam menunjukkan garis-garis promosi dan seleksi
serta training karyawan.
7. memberikan suatu dasar untuk memecahkan perselisihan tentang upah/gaji.
3. Segmentasi pasar merupakan pembagian kelompok pembeli yang memiliki
perbedaan kebutuhan, karakteristik, ataupun perilaku yang berbeda di dalam
suatu pasar tertentu. Segmentasi pasar bisa juga diartikan sebagai
pengidentifikasian analisis perbedaan para pembeli di pasar.

Segmentasi pasar menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong adalah pembagian
sebuah pasar menjadi beberapa kelompok pembeli yang berbeda. Segmentasi
pasar dapat dimaksudkan sebagai pembagian pasar yang berbeda-beda
(heterogen) menjadi kelompok-kelompok pasar yang homogen, di mana setiap
kelompoknya bisa ditargetkan untuk memasarkan suatu produk sesuai dengan
kebutuhan, keinginan, ataupun karakteristik pembeli yang ada di pasar
tersebut.

Ada beberapa syarat segmentasi yang efektif, yaitu:

 Dapat diukur (measurable)

Ukuran, daya beli, dan profil pasar harus dapat diukur dengan tingkat
tertentu.

 Dapat dijangkau (accessible)

Segmen pasar dapat dijangkau dan dilayani secara efektif.

 Cukup besar (substantial)


Segmentasi pasar cukup besar atau cukup memberi laba yang dapat
dilayani. Suatu segmen merupakan kelompok homogen yang cukup
bernilai untuk dilayani oleh progam pemasaran yang sesuai.

 Dapat dibedakan (differentiable)

Differentiable berarti segmen tersebut dapat dibedakan dengan jelas.

 Dapat dilaksanakan (actionable)

Actionable berarti segmen tersebut dapat dijangkau atau dilayani dengan


sumber daya yang dimiliki perusahaan.

Manfaat Segmentasi Pasar


Begitu luasnya karakteristik yang terdapat di pasar, maka segmentasi pasar
perlu dilakukan, berikut adalah manfaat dan tujuan secara lebih detail:

1. Pasar lebih mudah dibedakan

Sangat sulit bagi perusahaan untuk terus-menerus mengikuti selera


konsumen yang selalu berkembang di keadaan pasar yang heterogen.
Oleh karenanya perusahaan cenderung mencari kelompok konsumen
yang sifatnya homogen agar lebih mudah untuk memahami selera
konsumen, agar produk yang dihasilkan perusahaan tersebut dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga produk yang
dibuat pun dapat diterima dengan baik oleh konsumen.
2. Pelayanan lebih baik

Ada empat hal penting yang diinginkan oleh konsumen dalam


memenuhi kebutuhannya, yaitu kualitas, harga, pelayanan, dan
ketepatan waktu. Namun dari keempat hal penting itu, pelayanan
merupakan hal yang paling dominan. Sedang harga dan kualitas
seringkali menjadi nomor dua dibanding pelayanan. Oleh karena itu
segmentasi pasar harus dilakukan agar bisa memberikan pelayanan yang
mengarah dan tepat kepada pasarnya.

3. Strategi pemasaran lebih terarah

Dengan melayani pasar yang sifatnya homogen, maka dalam


merencanakan strategi pemasaran, penyusunan bauran pemasaran
(marketing mix) yang meliputi produk, harga, distribusi, dan
promosinya dapat lebih terarah dan lebih tajam.

4. Menemukan peluang baru

Perusahaan yang memiliki pemahaman atas segmen pasar yang baik


tentunya akan sampai pada titik di mana ia menemukan peluang, meski
peluang yang ditemukan tidak selalu besar.

5. Faktor penentu desain

Dengan adanya pemahaman terhadap kebutuhan segmen-segmen pasar,


maka pemasar dapat mendesain produk sesuai dengan kebutuhan
segmen tersebut dan desain yang dibuat pun lebih responsif terhadap
kebutuhan pasar.

6. Strategi komunikasi lebih efektif

Komunikasi bisa menjadi efektif apabila komunikator tahu persis siapa


komunikan yang diajak berkomunikasi olehnya; apa kesukaan,
kebiasaan, latar belakang, dan lain sebagainya. Dalam hal ini
perusahaan sebagai komunikator akan berkomunikasi dengan cara yang
berbeda-beda dan melalui media yang berbeda pula yang disesuaikan
kepada segmen pasar yang ditergetnya.

7. Melihat kompetitor dengan segmen yang sama

Dengan mengetahui siapa yang menjadi segmen bagi sebuah


perusahaan, tentunya perusahaan itu juga bisa melihat apabila ada
perusahaan-perusahaan lain (perusahaan kompetitor) yang menawarkan
produk / jasa yang sama, yang juga menargetkan segmen pasar yang
sama dengan yang ditargetnya, dan kegiatan apa saja yang dilakukan
perusahaan-perusahaan kompetitor itu untuk merebut perhatian pasar
dalam usaha memenuhi kebutuhan segmen pasar tersebut.

8. Evaluasi target dan rencana bisnis

Setelah mengetahui siapa dan bagaimana karakteristik segmen pasar


yang ditarget, maka perusahaan bisa melakukan evaluasi atas efektif
tidaknya kegiatan pemasaran yang sudah dilakukan selama periode
tertentu, apakah sudah sesuai dengan karakteristik pasar yang
ditargetnya, dan juga perusahaan bisa mempelajari apa yang lebih dan
kurang dari strategi yang sudah berjalan, untuk dibuat perencanaan
bisnis selanjutnya di depan.

Prosedur melakukan Segmentasi Pasar


Dalam mengidentifikasi segmen pasar, ada tiga tahap prosedur yang harus
dilakukan, yakni:

1. Tahap Survey

Pada tahap ini dilakukan wawancara kepada target segmen pasar untuk
mendapatkan pemahaman terhadap sikap, motivasi, dan perilaku
konsumen. Wawancara bisa dalam bentuk kuesioner, di mana data
kuesioner yang terkumpul bisa dijadikan informasi atas atribut-atribut
yang dibutuhkan.

2. Tahap Analisis

Di tahap ini, data yang mengandung variabel-variabel berkorelasi tinggi


dibuang, kemudian dilakukan analisis kelompok untuk menghasilkan
jumlah maksimum segmen yang berbeda.

3. Tahap Pembentukan

Di tahap ini dibentuklah kelompok berdasarkan perbedaan sikap,


perilaku, demografis, psikologis, psikografis, dan pola media. Dari sifat
dominan yang ditemukan pada kelompok tersebut, diberikanlah nama
profil pada kelompok segmen itu.

Jenis-jenis Segmentasi Pasar

Dalam pengadaan segmentasi pasar, maka pembagiannya dibagi berdasarkan


sembilan kategori:

1. Segmentasi Pasar berdasarkan Geografi


Pada segmentasi ini, pasar dibagi ke dalam beberapa bagian geografi
seperti negara, wilayah, kota, dan desa. Daerah geografi yang dipandang
potensial dan menguntungkan akan menjadi target operasi perusahaan.

2. Segmentasi Pasar berdasarkan Demografi

Pada segmentasi ini pasar dibagi menjadi kelompok-kelompok dengan


dasar pembagian usia, jenis kelamin, tingkat ekonomi, dan tingkat
pendidikan.

3. Segmentasi Pasar berdasarkan Psikografi

Segmentasi psikografi menelaah bagaimana konsumen dengan segmen


demografi tertentu merespon suatu stimuli pemasaran.

4. Segmentasi Pasar berdasarkan Sociocultural

Sebagai dasar lebih lanjut untuk segmentasi pasar, segmentasi


sosiokultural yang memiliki variabel sosiologis (kelompok) dan
antropologis (budaya) dibagi dalam segmen yang sesuai tahap pada:

 Daur hidup keluarga


 Kelas sosial
 Budaya dan sub budaya
 Lintas budaya atau segmentasi pemasaran global

5. Segmentasi Pasar berdasarkan hubungan secara ekstrim


Merupakan bentuk efektif segmentasi bagi penggunaan merek, seperti:

 Tingkat penggunaan: beda segmentasi terletak pada pengguna berat, pengguna sedang,
dan pengguna ringan. Bukan pengguna sebuah produk, jasa, atau merek khusus.
 Tingkat kesadaran: kesadaran konsumen pada produk, kesiapan membeli produk, atau
apakah konsumen membutuhkan informasi tentang produk tersebut.
 Loyalitas merek: Loyalitas konsumen pada merek dijadikan perusahaan sebagai
identifikasi karakteristik konsumen di mana mereka bisa langsung menjadi pendukung
promosi ke orang dengan karakteristik yang sama namun dengan populasi yang lebih
besar.

6. Segmentasi berdasarkan situasi penggunaan

Kesempatan atau situasi bisa menentukan apakah konsumen akan


membeli atau mengkonsumsi. Segmentasi ini dibuat untuk membantu
perusahaan memperluas penggunaan produk.

7. Segmentasi berdasarkan benefit

Bentuk segmentasi yang mengklasifikasikan pembeli sesuai dengan


menfaat berbeda yang mereka cari dari produk merupakan bentuk
segmentasi yang kuat. Sebuah studi yang melakukan pengujian apakah
yang mengendalikan preferensi konsumen terhadap micro atau
craftbeer, teridentifikasi lima keuntungan strategic brand, yaitu:

 Fungsional (contoh kualitas)


 Nilai uang
 Manfaat sosial
 Manfaat emosi positif
 Manfaat emosi negatif

8. Segmentasi hybrid

Segmen ini dibentuk berdasarkan kombinasi beberapa variabel segmen


yang membentuk sebuah segmen tunggal. Sebagai contoh segmen
geodemografis, sangat berguna untuk menemukan prospek terbaik bagi
seorang pengiklan atau pemasar dalam menemukan kepribadian, tujuan,
dan ketertarikan dan diisolasikan di mana mereka hidup.

9. Segmentasi Pasar berdasar Tingkah Laku

Segmentasi ini dikelompokkan berdasarkan pengetahuan, sikap,


penggunaan, atau reaksi pembeli terhadap suatu produk.

Contoh Segmentasi Pasar

Segmentasi pasar Aqua


Di segmentasi geografisnya, Aqua menujukan semua pasar yang ada di
wilayah Indonesia. Tidak hanya di perkotaan, tapi kita juga bisa menemukan
produk Aqua di pinggiran kota, bahkan pedesaan.

Secara demografis, Aqua menargetkan orang-orang di semua kalangan dan


jenis kelamin. Produk Aqua diproduksi untuk semua kalangan dan untuk
dikonsumsi siapa saja.

Secara psikografis, Aqua ditujukan untuk kalangan kelas sosial menengah.


Tapi bisa juga untuk kelas kalangan bawah mengingat ada harga kemasan yang
bisa dijangkau kelas kalangan bawah dengan harga pasar Rp 500,- dan Rp
3000,- Selain itu Aqua diperuntukkan bagi orang-orang dengan gaya hidup
praktis dan sehat dengan kemasan yang mudah didapat dan dibawa, sehingga
Aqua cocok bagi orang aktif dengan mobilitas yang tinggi.

Segmentasi pasar Coca-cola

Secara geografis, Coca-cola menjual produk minuman tertentu yang hanya ada
di Jepang, yaitu Sokembicha (non-karbonat, ginseng, dan teh), Lactia
(fermentasi susu).

Pada segi segmentasi psikografi, Coca-cola memiliki jenis varian yang


berbeda; Coca-cola Zero yang diproduksi tanpa gula yang rendah kalori,
diperuntukkan bagi konsumen dengan gaya hidup sehat.

Coca-cola juga membagi segmentasi pasarnya ke dalam segmentasi


demografis, yaitu remaja baik itu laki-laki maupun perempuan dengan usia 15-
21 tahun.

Segmentasi pasar Samsung Galaxy Young

Sesuai dengan namanya, Samsung Galaxy Young ditujukan bagi mereka yang
berjiwa muda, khususnya pelajar dan mahasiswa. Didukung dengan desain
yang tipis dan pilihan warna yang cukup banyak, ponsel ini ditujukan bukan
hanya untuk kaum wanita saja, tapi juga untuk kaum laki-laki. Dengan
dilengkapi kamera sebesar 2MP ponsel ini mengincar mereka yang senang
berfoto. Selain itu browser HTML dan jaringan 3G network dan datanya
diciptakan agar pengguna bisa terus up-to-date dengan dunia internet yang terus
membooming dan tidak ketinggalan berita. Dan dari harganya yang hanya satu
jutaan, secara demografis, ponsel ini mengincar pasar kelas menengah ke
bawah. Namun juga tidak menutup kemungkinan bagi kelas di atasnya karena
desainnya yang mewah.

Pada segi geografis, produk Samsung ini sudah di seluruh Indonesia dan juga
di beberapa berkembang lainnya sepeti Malaysia, Singapura, India, dan negara
lainnya.

Secara psikografis, ponsel ini ditujukan bagi orang-orang yang selalu ingin
terhubung dengan internet dengan kecepatan tinggi, gemar berfoto dan
multimedia, juga untuk kebutuhan kerja karena dapat membuka file dokumen.

Segmentasi pasar Honda Beat

Honda Beat merupakan jenis kendaraan bertipe skuter otomatis, berada di


harga Rp 12,5 juta. Secara demografis, Honda Beat menargetkan pelajar dan
mahasiswa sebagai segmen pasarnya. Secara psikografis, Honda Beat
ditujukan untuk anak muda yang senang kenyamanan dan praktis, serta
bergaya hidup trendi dan modern. Dan secara geografis, Honda Beat yang
berada pada segmen 110 CC memiliki konsentrasi pemasaran di kota-kota
besar di Indonesia dan di daerah-daerah, di mana di daerah perkotaan
cenderung menggunakan velg racing dan sedangkan di daerah cenderung
menggunakan velg jari-jari.

Daftar Kuliah Ciputra UCEO "Berburu


Peluang Usaha"
Ketika kita hendak memulai usaha bisnis darimana kita terlebih dahulu memulainya? DR
(HC). Ir.Ciputra pernah berkata “lebih baik kita bertengkar selama masa perencanaan
daripada bertengkar selama masa pelaksanaan” dengan kata lain tuntaskan sebanyak
mungkin pertanyaan dan permasalahan usaha bisnis sebelum usaha tersebut dilakukan.
Langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah "Berburu Peluang Usaha" dan UCEO
telah mempersiapkan pembelajaran ini secara gratis untuk siapapun Anda dan dimanapun
Anda berada.
4. SIKLUS HIDUP
PRODUK
(PRODUCT
LIFE CYCLE)

A. Tahapan-Tahapan Siklus Hidup Produk


Siklus hidup produk adalah suatu konsep penting yang memberikan
pemahaman tentang dinamika kompetitif suatu produk. Seperti halnya
dengan manusia, suatu produk juga memiliki siklus atau daur hidup.
Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini yaitu suatu grafik yang
menggambarkan riwayat produk sejak diperkenalkan ke pasar sampai
dengan ditarik dari pasar . Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle)
ini merupakan konsep yang penting dalam pemasaran karena
memberikan pemahaman yang mendalam mengenai dinamika bersaing
suatu produk. Konsep ini dipopulerkan oleh levitt (1978) yang
kemudian penggunaannya dikembangkan dan diperluas oleh para ahli
lainnya.
Ada berbagai pendapatan mengenai tahap – tahap yang ada dalam
Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) suatu produk. Terdapat
yang menggolongkannya menjadi

 Introduction
 Growth
 Maturity
 Decline
 Termination
Sementara itu ada juga yang menggemukakan bahwa keseluruhan
tahap – tahapan dalam Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) itu
terdiri atas
 Introduction (pioneering)
 Rapid growth (market acceptance)
 Slow growth (turbulance)
 Maturity (saturation)
 Decline (obsolescence).
Walaupun demikian pada dasarnya yang digunakan ialah
penggolongan ke dalam empat tahapan, yakni :

 Introduction
 Growth
 Maturity
 Decline
1. Tahap Pengenalan – (Introduction)
Ciri-ciri umum tahap ini adalah penjualan yang masih rendah, volume
pasar berkembang lambat (karena tingginya market resistance),
persaingan yang masih relatif kecil, tingkat kegagalan relatif tinggi,
masih banyak dilakukan modifikasi produk dalam pengujian dan
pengembangannya (karena problem yang timbul tidak seperti yang
diramalkan dan mungkin pula disebabkan pemahaman yang keliru
tentang pasar), biaya produksi dan pemasaran sangat tinggi, serta
distribusi yang masih terbatas.
Dalam tahap perkenalan , barang mulai dipasarkan kedalam jumlah
yang besar meskipun volume penjualannya belum sesuai . Barang
yang di jual dasarnya barang baru (yang betul-betul baru) dikarenakan
masih berada ditahap permulaan, dan biasanya ongkos yang
dikeluarkan ini juga tinggi terutama biaya periklanan (Promosi).
Promosi yang dilakukan tersebut memang harus agresif serta juga
mengarah kepada merek penjual. Di samping hal itu distribusi barang
itu juga masih terbatas serta laba yang diperoleh juga masih rendah

2. Tahap Pertumbuhan – (Growth)


Dalam tahap ini, penjualan serta juga laba akan meningkat dengan
sangat cepat. disebabkan permintaan sudah sangat meningkat serta
juga masyarakat sekitara sudah mengetahui produk bersangkutan,
maka dari usaha promosi yang dilakukan oleh suatu perusahaan
tersebut tidak seagresif tahap sebelumnya. Di dalam tahap ini lahan
pesaing sudah mulai memasuki pasar sehingga terdapat persaingan
menjadi lebih ketat. Cara lain yang dapat dilakukan untuk dapat
memperluas serta juga meningkatkan distribusinya adalah dengan cara
menurunkan harga jualnya.

3. Tahap Kedewasaan – (Maturity)


Tahap ini ditandai dengan tercapainya titik tertinggi dalam penjualan
perusahaan. Normalnya tahap ini merupakan tahap terlama dalam
siklus hidup produk. Hal ini disebabkan pada tahap ini pemenuhan inti
kebutuhan oleh produk yang bersangkutan tetap ada. Sebagian besar
produk yang ada saat ini berada dalam tahap ini, karena itu sebagian
besar strategi pemasaran ditujukan untuk produk-produk dalam tahap
ini. Strategi pemasaran kreatif yang digunakan untuk memperpanjang
daur hidup suatu produk disebut innovative maturity. Penjualan dalam
tahap ini sangat sensitif terhadap perubahan perekonomian. Pasar
semakin tersegmentasi, sehingga untuk masing masing segmen
diperlukan promosi yang berbeda dengan lainnya.
Umumnya tahap ini terdiri dari tiga tingkatan, yaitu:
 Tingkat Growth Maturity, yaitu pertumbuhan penjualan mulai
berkurang yang disebabkan oleh dewasanya distribusi. Tidak ada
lagi saluran distribusi baru yang bisa ditambah.
 Tiingkat Stable Maturity, penjualan menjadi mendatar yang
disebabkan oleh jenuhnya pasar. Sebagian konsumen potensial
telah mencoba produk baru yang ditawarkan perusahaan.
 Pada tingkat ketiga, Decaying Maturity, penjualan mulai menurun
dan konsumen mulai bergerak ke produk lain atau produk
substitusi.
4. Tahap Penurunan – (Decline)
Penjualan perusahaan yang semakin bergerak ke arah penurunan
merupakan gejala tahap decline dalam siklus hidup produk. Penurunan
penjualan ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti perubahan selera
pasar, pasar merasa jenuh terhadap produk yang ada. produk substitusi
diterima konsumen (baik dan dalam negeri maupun dan luar negeri),
dan perubahan teknologi. Sejumlah alternatif dapat dilakukan pada
tahap akhir siklus hidup produk ini. Namun perlu diperhatikan bahwa
pilihan alternatif haruslah didasarkan pada kekuatan dan kelemahan
perusahaan serta daya tarik industri bagi perusahaan. Contoh produk
elektronik yang sedang mengalami penurunan adalah CPU atau
personal komputer yang saat ini sudah hampir terlibas oleh laptop.
B. Karakteristik Tahap-Tahap Dalam Siklus Hidup Produk

Pada tiap tahap tersebut terdapat peluang dan masalah yang berbeda-
beda dalam kaitannya dengan strategi pemasaran dan potensi laba.
Dengan mengenali tahap di mana suatu produk sedang berada, atau
yang akan dituju, pihak manajemen dapat merumuskan rencana dan
strategi pemasaran yang tepat. Selain karakteristik di atas, siklus hidup
produk juga memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut :

1. Tidak setiap produk melalui semua tahapan. Beberapa produk


bahkan ada yang tidak pernah melewati tahap perkenalan.
Umumnya produk yang gagal memasuki semua tahapan ini adalah
produk-produk yang berkaitan dengan teknologi dan mode (fad).
2. Panjang suatu tahap PLC untuk tiap produk sangat bervariasi.
Product category memiliki PLC yang paling lama, product form
cenderung mengikuti pola PLC standar (bentuk S), sedangkan
merek memiliki PLC yang paling pendek. Kenyataan
membuktikan tidak semua produk memiliki PLC yang berbentuk
S, seperti yang disajikan di kebanyakan buku teks. Sementara itu,
style life cycle mempunyai daur hidup yang panjang, sedangkan
fad life cycle hanya berlangsung singkat.
3. PLC dapat diperpanjang dengan inovasi dan repositioning. Banyak
contoh perusahaan-perusahaan yang berhasil memperpanjang PLC
produknya sehingga penjualannya tidak menurun tetapi malahan
terus meningkat.
Untuk contoh Indonesia, misalnya Rinso yang berhasil
memperpanjang PLC-nya dengan memperkenalkan Rinso Baru, Rinso
Ultra, Rinso Formula Plus, serta Rinso Warna. Demikian pula halnya
dengan Pepsodent yang memperkenalkan Pepsodent yang khusus
memelihara kesehatan gusi, Pepspdent Sensitive, dll.

C. Keterkaitan Siklus Hidup Produk Dengan Strategi Pemasaran


Kurva penjualan untuk masing-masing produk akan bervariasi
tergantung tahapan yang dicapai dalam siklus kehidupannya. Bila
Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) dianggap sebagai nilai
strategik bagi suatu perusahaan, maka manajernya harus dapat
menentukan dimana posisi Siklus Hidup Produk produknya.
Identifikasi tahapan Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini
dapat ditentukan dengan kombinasi tiga faktor yang menunjukan ciri
status produk dan membandingkan hasilnya dengan pola yang umum.
Tahap Siklus Hidup Produk suatu produk dapat ditentukan dengan
mengidentifikasikan statusnya dalam market volume, rate of change of
market volume. Dalam keempat tahap dari analisa Siklus Hidup
Produk (Product Life Cycle) ini memiliki beberapa strategi yaitu :
1. Tahap Pengenalan – (Introduction)
Strategi pemasaran pada tahap ini ditujukan untuk membangun
kesadaran akan produk secara meluas dan mendorong konsumen untuk
mencoba. Atau dengan kata lain adalah menciptakan primary demand
(permintaan untuk produk baru). Untuk kepentingan ini produk
biasanya didesain dengan model yang terbatas guna menghindari
terjadinya kebingungan pada calon pembeli dan memudahkan mereka
mengenal ciri produk dengan cepat. Strategi yang umum pada tahap
ini adalah mengkombinasi penetapan harga dan kegiatan promosi.
Strategi ini ada empat bentuk, yaitu :

1) Strategi Peluncuran Cepat (Rapid Skimming Strategy)


Strategi ini dilaksanakan dengan jalan menetapkan harga yang tinggi
untuk memperoleh laba kotor per unit sebanyak mungkin, serta dengan
melakukan promosi yang gencar untuk meyakinkan konsumen tentang
kualitas produk walau harganya mahal. Cara ini biasanya dipakai
untuk mempercepat laju penerobosan pasar. Strategi ini akan berhasil
jika sebagian besar pasar belum mengetahui keberadaan produk,
konsumen bersedia membayar pada harga berapa pun, dan perusahaan
menghadapi pesaing potensial serta ingin membangun preferensi pada
mereknya

2) Strategi Peluncuran Lambat (Slow Skimming Strategy)


Strategi dijalankan dengan menetapkan harga yang tinggi untuk
memperoleh laba kotor per unit sebanyak mungkin dan promosi yang
rendah agar biaya pemasaran tidak terlalu tinggi. Strategi ini akan
berhasil jika besarnya pasar terbatas, sebagian besar konsumen
mengetahui keberadaan produk, konsumen mau membeli dengan harga
tinggi, dan pesaing potensial belum muncul.

3) Strategi Penetras Cepat (Rapid Penetration Strategy)


Strategi ini dilakukan dengan menetapkan harga yang rendah dan
promosi yang agresif. Tujuan dari strategi ini adalah untuk
memperoleh penerimaan pasar yang cepat dan memperoleh pangsa
pasar yang besar. Strategi ini akan berhasil jika pasar sangat luas,
konsumen belum mengetahui keberadaan produk, konsumen sangat
peka terhadap harga, dan terdapat indikasi persaingan potensial yang
besar.

4) Strategi Penetrasi Lambat (Slow Penetration Strategy)


Strategi ini dijalankan dengan menetapkan harga yang rendah untuk
memperoleh penerimaan yang besar dari konsumen dan promosi yang
rendah agar biaya pemasaran tidak membengkak. Keberhasilan strategi
ini biasanya harus didukung dengan pasar yang sangat luas, konsumen
mengetahui keberadaan produk, konsumen peka terhadap harga, dan
persaingan potensial sangat rendah. Contoh produk yang ada pada
tahap ini untuk barang elektronik misalnya iPad.

2. Tahap Pertumbuhan – (Growth)


Bila suatu produk telah melewati tahap perkenalan dengan baik, maka
selanjutnya akan memasuki tahap pertumbuhan. Tahap ini sendiri
dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu rapid growth dan slow
growth.

1) Pertumbuhan Cepat (Rapid Growth)


Tahap rapid growth ini ditandai dengan melonjaknya tingkat penjualan
perusahaan dengan cepat karena produk telah diterima dan diminta
oleh pasar. Tidak semua produk baru dapat mencapai tahap ini, bahkan
tidak sedikit produk baru yang gagal di tahap awal. Namun jika produk
baru itu berhasil, sesuai dengan kebutuhan konsumen, maka keadaan
ini akan menarik pesaing untuk memasuki industri tersebut dengan
produk tiruan. Strategi pemasaran pada tahap ini ditujukan terutama
untuk membangun pasar yang kuat dan mengkhususkan distribusi.
Mutu produk ditingkatkan dan lini produk diperluas untuk menarik
segmen pasar baru.

2) Pertumbuhan Lambat (Slow Growth)


Pada tahap ini penjualan masih meningkat, namun dengan
pertumbuhan yang semakin menurun. Sebagian besar pasar telah
dijangkau, karena produk perusahaan telah digunakan oleh mayoritas
konsumen. Situasi ini akan menyebabkan perusahaan mulai
memperbarui produknya agar dapat mempertahankan penjualannya.
Pada umumnya dilakukan usaha modifikasi produk dengan
menyempurnakan model (style improvement) guna memantapkan
posisi produknya di pasar. Laba akan semakin sulit diperoleh
perusahaan dan penyalur karena persaingan harga akan cenderung
menyebabkan penurunan harga. Pesaing semakin banyak yang keluar
dari pasar disebabkan oleh semakin berkurangnya keuntungan/daya
tarik industri. Contoh produk elektronik yang ada pada tahap ini
adalah laptop dimana pasar laptop saat ini sedang tumbuh pesat.

3. Tahap Kedewasaan – (Maturity)


Tahap ini ditandai dengan tercapainya titik tertinggi dalam penjualan
perusahaan. Ada dua strategi utama yang dapat diterapkan pada tahap
kedewasaan yaitu :

1) Strategi Bertahan (Defensive Strategy)


Strategi ini bertujuan untuk mempertahankan pangsa pasar dari
pesaing dan menjaga kelompok produk (product category) dari
serangan produk substitusi. Bentuk strategi ini adalah berupa
modifikasi bauran pemasaran (product, price, place, & promotion)
untuk memperoleh tambahan penjualan. Strategi bertahan ini lebih
menitikberatkan pada penekanan/pengurangan biaya produksi dan
menghilangkan kelemahan produk.
2) Strategi Menyerang (Offensive Strategy)
Strategi ini lebih menitikberatkan pada usaha perubahan untuk
mencapai tingkat yang lebih baik. Bentuk strategi ini dapat berupa
modifikasi pasar, yaitu dengan menggaet kelompok bukan pemakai
(non-user), mengintensifkan penawaran produk kepada non-user, dan
merebut konsumen pesaing. Bentuk lain dari strategi menyerang
adalah modifikasi produk, yaitu mengubah karakteristik produk
sedemikian rupa sehingga semakin menarik konsumen saat ini untuk
membeli, dengan cara menawarkan manfaat baru dari suatu produk
kepada konsumen sekarang untuk mendorong pembelian yang lebih
banyak dan pemakaian yang lebih sering (usaha seperti ini sering
disebut dengan product relaunching). Contoh produk elektronik yang
ada pada tahap ini adalah handphone. Penjualan handphone saat ini
mencapai posisi tertinggi dan mulai tergerus oleh teknologi yang lain.
4. Tahap Penurunan – (Decline)
Penjualan perusahaan yang semakin bergerak ke arah penurunan
merupakan gejala tahap decline dalam PLC. Penurunan penjualan ini
disebabkan oleh faktor-faktor seperti perubahan selera pasar, produk
substitusi diterima konsumen (baik dan dalam negeri maupun dan luar
negeri), dan perubahan teknologi. Sejumlah alternatif dapat dilakukan
pada tahap akhir PLC ini. Namun perlu diperhatikan bahwa pilihan
alternatif haruslah didasarkan pada kekuatan dan kelemahan
perusahaan serta daya tarik industri bagi perusahaan. Alternatif-
alternatif tersebut di antaranya adalah :

1. Menambah investasi agar dapat mendominasi atau menempati


posisi persaingan yang baik.
2. Mengubah produk atau mencari penggunaan/manfaat baru pada
produk.
3. Mencari pasar baru.
4. Tetap pada tingkat investasi perusahaan saat ini sampai
ketidakpastian industri dapat diatasi.
5. Mengurangi investasi perusahaan secara selektif dengan cara
meninggalkan konsumen yang kurang menguntungkan, tetapi
menambah investasi untuk kelompok kecil konsumen yang masih
setia dan menguntungkan.
6. Harvesting strategy untuk mewujudkan pengembalian uang tunai
dengan cepat.
7. Meninggalkan bisnis tersebut dan menjual aset perusahaan.
Contoh produk elektronik yang sedang mengalami penurunan adalah
CPU atau personal komputer yang saat ini sudah hampir terlibas oleh
laptop.

Setiap produk biasanya mengalami kelahiran dan kematian baik dalam


jangka pendek maupun jangka panjang. Suatu produk bisa saja pada
suatu waktu sangat disukai banyak orang dan laku keras, namun di lain
waktu produk itu tidak laku lagi dijual. Jadi pengertian daur hidup
produk yaitu tahapan suatu produk mulai dari lahir, tumbuh, dewasa
dan mati.

Setiap produk memiliki masa daur hidup produk yang berbeda. Produk
elektronik biasanya memiliki rentang waktu yang sempit alias cepat
mati sedangkan produk seperti makanan dapat bertahan lebih lama.
Contohnya handphone Samsung tipe tertentu akan dibatasi jumlah
yang dibuat dalam beberapa tahun, lalu membuat tipe hp lainnya.
Minuman aqua sudah puluhan tahun memimpin pasar dan masih
berada dalam kondisi antara pertumbuhan dengan dewasa.

Beberapa teknik atau cara untuk memperpanjang daur hidup produk :

1. Meningkatkan Konsumsi dengan cara membujuk konsumen untuk


meningkatkan penggunaan produknya dengan berbagai manfaat
yang ditawarkan. Contoh : untuk hasil maksimal gunakan pasta
gigi sepanjang bulu sikat, apa pun makannya minumnya teh botol
sosro, memakai sampo setiap hari membuat rambut sehat, dsb.
2. Mencari fungsi lain produk dari biasanya. Contoh seperti teh tidak
hanya untuk ngeteh saja tapi dapat dibuat kreasi menjadi minuman
yang lebih kompleks.
3. Memodifikasi produk agar tampil baru dan segar baik dari segi isi,
kemasan, takaran, ukuran, manfaat, dan lain sebagainya. Contoh
misal seperti produk unilever yang biasanya terus menerus
mengganti isi pepsodent beserta kemasannya agar selalu tampil
baru dan segar.
4. Mencari target konsumen baru. Jika pasar yang sudah ada sudah
tidak dapat diandalkan untuk meningkatkan penjualan maka dapat
ditempuh jalan dengan cara membidik segmen pasar baru untuk
dibujuk untuk menjadi pelanggan. Contoh : rokok sampoerna hijau
yang tadinya membidik golongan menengah ke bawah kini mulai
membidik golongan menengah ke atas untuk memperluas segmen
pasar

Anda mungkin juga menyukai