PENDAHULUA N
negara akan mendapatkan penerimaan pajak sebesar 41 triliun per bulan atau
492 triliun per tahun.
Berdasarkan gambaran di atas, tergambar betapa besar peran para
wirausahawan ini dalam menggerakkan roda perekonomian suatu negara.
Oleh karena itu, dalam Modul 2 ini kami perlu membahas secara khusus
mengenai wirausahawan ini. Setelah mempelajari modul ini, diharapkan
mahasiswa mampu:
1. menjelaskan siapa sebenarnya wirausahawan;
2. menjelaskan sumber Informasi dalam mempelajari kewirausahawan;
3. menjelaskan ciri-ciri wirausahawan;
4. menjelaskan ”sisi gelap” wirausahawan;
5. menjelaskan motivasi wirausahawan.
z EKMA4370/MODUL 2 2.3
Kegiatan Belajar 1
Karakteristik Wirausahawan
A. ENTREPRENEUR (WIRAUSAHAWAN)
Terdapat tiga jenis sumber informasi yang utama dalam usaha untuk
memahami entrepreneurship, yakni berbagai jenis publikasi, baik yang
bersifat populer maupun yang bersifat ilmiah, seperti berikut ini.
1. Jurnal teknis dan profesional.
2. Text book entrepreneurship.
3. Buku-buku tentang entrepreneurship bersifat petunjuk praktis (how-to)
yang ditulis oleh para praktisi yang memang memiliki pengalaman
aktual di lapangan.
4. Biografi atau otobiografi dari para entreprenenur.
5. Surat kabar.
6. Buletin lembaga-lembaga yang kegiatannya berkaitan dengan pembinaan
usaha baru.
7. Proceeding konferensi mengenai entrepreneurship.
8. Berbagai publikasi pemerintah yang relevan.
D. KARAKTERISTIK ENTREPRENEUR
berikut ini.
1. Bertanggung jawab penuh, berhati yang teguh, dan memiliki daya tahan
yang tinggi.
2. Memiliki dorongan yang kuat untuk berhasil maupun untuk tumbuh.
3. Berorientasi pada peluang dan memiliki sasaran yang jelas.
4. Berinisiatif dan bersedia memikul tanggung jawab secara pribadi.
5. Memiliki ketekunan dalam memecahkan masalah.
6. Realistis dan mampu menghargai humor.
7. Mencoba memperoleh umpan balik dan memanfaatkannya.
8. Menginginkan kebebasan mengatur diri sendiri (internal locus of
control).
9. Bersedia menanggung risiko yang terhitung.
10. Tidak mengindahkan status dan tidak tertarik pada kekuasaan.
11. Memiliki integritas dan merupakan seseorang yang bisa dipercaya.
1
John J.Kao, The Entrepreneur, Englewood Cliffs, New Jersey : Prentice-Hall, 1991,
dalam Kuratko, hal. 97.
z EKMA4370/MODUL 2 2.7
1. Percaya diri.
2. Memiliki daya tahan dan keteguhan hati yang kuat.
3. Penuh energi dan tekun.
4. Memiliki banyak akal.
5. Kemampuan untuk mengambil risiko terhitung.
6. Dinamis dan memiliki kepemimpinan.
7. Optimis.
8. Memiliki dorongan untuk berhasil.
9. Memiliki aneka ragam kemampuan, pemahaman mengenai produk,
pasar, peralatan, dan teknologi.
10. Kreatif.
11. Memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain.
12. Memiliki kemampuan untuk membina hubungan baik dengan pihak lain.
13. Berinisiatif.
14. Fleksibel.
15. Cerdas.
16. Cenderung memiliki sasaran yang jelas.
17. Menanggapi tantangan secara positif.
18. Independen.
19. Menanggapi saran dan kritik secara positif.
20. Pandai memanfaatkan waktu dan efisien.
21. Kemampuan untuk mengambil keputusan secara cepat.
22. Bertanggung jawab.
23. Mampu melihat ke masa depan.
24. Memiliki ketelitian dan pengamatan yang lengkap.
25. Mampu bekerja sama.
26. Kecenderungan pada keuntungan.
27. Kemampuan untuk belajar dari kesalahan.
28. Kemampuan memahami kekuasaan.
2
Kuratko, hal. 98.
2.8 Kewirausahaan z
3
Kuratko, hal. 99.
z EKMA4370/MODUL 2 2.9
berbagai tindakan, para entrepreneur ini selalu mengacu pada tujuan untuk
memanfaatkan peluang. Biasanya mereka menetapkan sasaran yang
cenderung tinggi tetapi masih memungkinkan untuk dicapai, sehingga bisa
menghemat energi, mampu menyeleksi peluang dengan cermat, dan paham
kapan harus mengatakan tidak. Kecenderungan terhadap sasaran juga
membuat mereka mampu menetapkan prioritas, menentukan ukuran
keberhasilan pencapaiannya, sehingga dia dapat mengukur sebaik apa kinerja
yang telah dicapai.
orang, mulai anak sekolah hingga pengusaha. Komputer ini bukan hanya
berfungsi sebagai mesin penghitung, namun juga merupakan bagian dari
kehidupan seseorang dalam belajar maupun berkomunikasi. Memiliki
gambaran atau konsep seperti ini membuat Apple menjadi salah satu pemain
utama dalam industri komputer mikro.
Tidak semua entrepreneur memiliki konsep sejak awal usahanya berdiri.
Beberapa entrepreneur mengembangkan konsep usahanya sambil
menjalankan usahanya menjadi besar.
16. Independen
Keinginan untuk independen merupakan kekuatan di belakang
entrepreneur masa kini. Mereka tidak suka terhadap sistem birokrasi, dan
mempunyai keinginan yang kuat untuk menciptakan sesuatu yang berbeda,
disertai dengan kepribadian yang independen dan selalu mencoba
menyelesaikan tugas dengan cara mereka sendiri. Entrepreneur tidak selalu
menetapkan seluruh keputusan sendiri, mereka sering kali hanya memegang
kewenangan untuk menetapkan keputusan-keputusan yang paling penting.
RA NGK UMA N
Kegiatan Belajar 2
Seperti telah dijelaskan di atas, ternyata ada juga sisi gelap (negatif)
dalam kehidupan para entrepreneur, walaupun yang lebih sering
digambarkan adalah keberhasilan dan pencapaian mereka. Sisi gelap ini
terjadi karena dorongan yang kuat dan penuh energi dari para entrepreneur
dalam menjalankan usahanya, dan ternyata hal ini membawa akibat yang
sifatnya merusak. Dalam mempelajari dua sisi dari kehidupan entrepreneur
ini, Manfred Kets de Vries menunjukkan keberadaan faktor-faktor negatif
yang bisa mempengaruhi perilaku para entrepreneur 5 . Penting bagi para
F F
5
Manfred F.R.Kets de Vries, “The Dark Side of Entrepreneurship”, Harvard Business
Review (Nov, Dec 1985) : 160-167, dalam Kuratko hal. 104.
2.20 Kewirausahaan z
Rendah
Menghindari resiko Menerima resiko
Menginginkan corak Menginginkan corak
kegiatan tertentu kegiatan tertentu
Kuatnya
Keinginan
untuk
Memperoleh
Keuntungan Menghindari resiko Menerima resiko
Menginginkan Menginginkan
keuntungan keuntungan
Tinggi
Gambar 2.1.
6
Tipologi Gaya Entrepreneur F
6
Thomas Monroy and Robert Folger, “A Typlogy of Entrepreneurial Styles: Beyond
Economic Rationality”, Journal of Positive Entreprise IX, no.2 (1993): 64-79, dalam
Kuratko, hal. 105.
z EKMA4370/MODUL 2 2.21
1. Risiko Finansial
Hampir dalam semua perintisan usaha baru, terdapat seseorang yang
mempertaruhkan uangnya, yang mungkin saja akan hilang lenyap
sepenuhnya apabila usaha baru tersebut gagal. Entrepreneur sering kali
dituntut untuk mempertaruhkan kewajiban perusahaan, yang sebenarnya jauh
lebih besar daripada seluruh harta pribadinya, sehingga sebenarnya para
entrepreneur berpeluang menjadi seseorang yang pailit. Karena itu wajar
apabila banyak orang yang tidak bersedia menjadi entrepreneur karena tidak
rela mempertaruhkan harta simpanannya, rumah tinggal, serta uangnya untuk
memulai sebuah usaha baru.
2. Risiko Karier
Calon entrepreneur sering kali mempertanyakan apakah mereka akan
dapat mencari pekerjaan baru atau kembali ke pekerjaan mereka semula
apabila usaha mereka ternyata gagal. Hal ini yang sering kali menjadi
pertimbangan dan hambatan bagi karyawan yang memiliki pekerjaan yang
aman dan bergaji tinggi, untuk menjadi Entrepreneur.
4. Risiko Kejiwaan
Boleh jadi, risiko paling besar bagi entrepreneur adalah dalam aspek
kejiwaan. Uang bisa diganti, rumah baru bisa dibangun, keluarga dan teman-
teman mungkin bisa memaklumi kesibukan seorang entrepreneur. Tetapi,
dampak psikologis entrepreneur yang pernah gagal sering kali tidak bisa
segera disembuhkan, dan akhirnya kebanyakan berakibat buruk.
2.22 Kewirausahaan z
7. Sumber Stress
Boyd dan Gumpert menemukan empat penyebab munculnya stress di
kalangan Etrepreneur, yaitu (1) kesepian, (2) tenggelam dalam pekerjaan,
(3) permasalahan sumber daya manusia, dan (4) keinginan untuk berhasil.
a. Kesepian
Walaupun sehari-hari dikelilingi banyak pihak, tetapi entrepreneur
merasa terisolasi jika merasa bahwa orang sekeliling mereka tidak dapat
dipercaya. Bekerja dalam waktu yang lama membuat para entrepreneur
tidak dapat kenyamanan serta dukungan dari teman-teman maupun dari
keluarga. Mereka juga cenderung jarang terlibat dalam kegiatan sosial,
kecuali apabila berpeluang untuk dimanfaatkan.
8. Menghadapi Stress
Perlu dipahami bahwa tidak semua stress bersifat buruk. Tapi, stress
yang berlebihan dapat mengganggu kehidupan seseorang, juga akan
menurunkan daya tahan tubuh. Jika stress bisa dikendalikan dalam batas-
batas yang wajar, maka efisiensi dan kinerja seseorang akan meningkat.
Boyd dan Gumpert 7 memberikan sumbangan yang berarti mengenai
F F
7
Boyd and Gumpert, “Coping with Entrepreneurial Stress”, dalam Kuratko, hal. 108.
z EKMA4370/MODUL 2 2.25
b. Liburan
Salah satu cara efektif untuk mengatasi stress menurut beberapa orang
entrepreneur adalah dengan berlibur dan melupakan pekerjaan selama
berlibur. Setelah berlibur kita seakan-akan menjadi orang baru.
e. Melakukan Pendelegasian
Implementasi cara mengatasi stress ternyata memerlukan waktu. Karena
itu, entrepreneur perlu melakukan pendelegasian tugas agar ia memiliki
waktu yang memadai untuk mengimplementasikan cara mengatasi
stress. Tetapi, sering kali para entrepreneur tidak bersedia melakukan
pendelegasian karena ia mengira harus sepanjang waktu harus terlibat
dalam kegiatan usaha. Karena itu perlu ditemukan dan dilatih karyawan
yang bisa dipercaya untuk menerima pendelegasian tugas dari
entrepreneur.
C. EGO ENTREPRENEUR
D. MOTIVASI ENTREPRENEUR
Pembanding Manfaat
an hasil / instrinsik /
ekspektasi ekstrinsik
KP LP SP
Keputusan
utk menjadi Strategi Manajemen Hasil yang
atau berlaku Entre- Entre- Dicapai
sebagai En- preneur preneur Perusahaan
trepreneur
LU Gagasan
Persepsi thd
hasil / imple-
mentasi
KP = Karakteristik Pribadi
LP = Lingkungan Pribadi
SP = Sasaran Pribadi
LU = Lingkungan Usaha
Gambar 2.2.
Model Motivasi Entrepreneur
8
Douglas W.Naffziger, Jeffrey S.Hornsby, and Donald F.Kuratko, “A Proposed
Research Model of Entrepreneurial Motivation”, Entrepreneurship Theory and
Practice (spring 1994): 29-42, dalam Kuratko: hal .112
z EKMA4370/MODUL 2 2.29
RA NGK UMA N