Intrapreneurship
PENDAHULUA N
T idak ada yang lebih sulit untuk diterima ataupun untuk dilakukan selain
memelopori sesuatu yang baru, karena yang baru selalu tidak disukai
oleh pihak yang sudah terlanjur diuntungkan oleh cara lama, dan hanya
didukung setengah hati oleh mereka yang mungkin diuntungkan oleh cara
baru.
Machiavelli
The Prince
Kegiatan Belajar 1
Intrapreneurship
A. DEFINISI
B. MANFAAT INTRAPRENEURSHIP
Tabel 9.1.
1
Sumber Hambatan dan Solusi bagi Munculnya Intrapreneurship F
1
Kuratko, hal.55 Tabel 3.1.
z EKMA4370/MODUL 9 9.7
L A TIH A N
RA NGK UMA N
Kegiatan Belajar 2
Tabel 9.2
Tiga Jenis Sasaran dan Program dalam Pengembangan Strategi
Intrapreneurship
SASARAN PROGRAM
Membuat sistem kerja, struktur dan Kurangi birokrasi yang tidak perlu, dorong
pelaksanaan kegiatan tidak menjadi terjadinya komunikasi antar bagian/fungsi.
hambatan bagi terciptanya fleksibilitas serta
tindakan cepat yang dibutuhkan untuk
merangsang munculnya inovasi.
Sediakan rangsangan dan peralatan yang Sediakan dana ventura dalam organisasi
diperlukan untuk kegiatan Intrapreneurship. dan dana khusus untuk pelaksanaan
kegiatan (dana semacam ini disebut
intracapital), sediakan juga waktu khusus
untuk kegiatan Intrapreneurship.
Usahakan agar terjadi sinergi antar bidang Dorong terjadinya kegiatan bersama antar
sehingga bisa ditemukan peluang yang bagian/fungsi, berikan juga kesempatan
muncul dari kombinasi baru. untuk melakukan diskusi dan brainstorming
mengenai gagasan baru
z EKMA4370/MODUL 9 9.17
2
Kuratko, hal. 63
9.18 Kewirausahaan z
Gambar 9.1.
Inovasi Radikal dan Inovasi Bertahap
Tabel 9.3.
Cara Pandang dan Dukungan Terhadap Inovasi
1. Pengantar
Tinjauan terhadap konsep-konsep perilaku, definisi Intrapreneurship dan
konsep-konsep yang terkait.
2. Kreativitas
Berbagai latihan kreativitas untuk mengembangkan atau memperkaya
kreativitas peserta.
3. Intrapreneurship
Tinjauan terhadap berbagai bacaan mengenai Intrapreneurship dan
analisis yang mendalam terhadap beberapa organisasi bersifat Intrapreneur.
4. Inventarisasi Budaya
Inventarisasi budaya kelompok peserta dilakukan untuk
mengembangkan diskusi tentang faktor-faktor pendorong dan penghambat
terhadap perubahan dalam organisasi.
3
Kuratko, hal 65.
9.22 Kewirausahaan z
5. Business Plan
Penjelasan mengenai proses perumusan Business Plan secara lengkap
disertai dengan contoh sebuah business plan yang lengkap.
6. Rencana Tindakan
Peserta kemudian dikelompokkan untuk merumuskan Rencana Tindakan
(Action Plan) untuk mengusahakan terjadinya perubahan di tempat kerja
masing-masing dan dimaksudkan untuk merangsang tumbuhnya
Intrapreneurship.
e. Batas-batas Organisasi
Adanya batas-batas dalam organisasi, baik secara nyata maupun tidak
nyata, akan menghambat anggota organisasi untuk melihat permasalahan
di luar tugasnya. Organisasi perlu mendorong karyawan untuk melihat
organisasi melalui perspektif yang lebih luas. Perlu dihindari keberadaan
Standard Operating Procedure untuk sebagian besar tugas, uraian
jabatan yang sempit, serta standar kinerja yang sifatnya baku.
4
Tim Inovasi ini dinamakan sebagai “Venture Team”
z EKMA4370/MODUL 9 9.25
Intrapreneur tidak harus penemu produk atau jasa baru, tetapi orang
yang mengubah gagasan atau prototipe menjadi produk atau jasa secara nyata
dan menguntungkan. Intrapreneur merupakan orang di belakang munculnya
suatu jenis produk atau jasa. Intrapreneur mengembangkan tim yang
memiliki komitmen serta dorongan yang kuat untuk melihat gagasan mereka
9.26 Kewirausahaan z
Mitos 1:
Motivasi utama para Intrapreneur adalah uang.
Fakta menunjukkan bahwa motivasi utama para Intrapreneur adalah
proses inovasi. Kebebasan dan kemampuan berinovasi merupakan
penggerak utama Intrapreneur, uang hanyalah alat atau lambang
keberhasilan.
9.28 Kewirausahaan z
Mitos 2:
Intrapreneur senang mengambil risiko, mereka penjudi yang suka
bertaruh besar.
Fakta menunjukkan bahwa Intrapreneur lebih tepat dikatakan sebagai
pengambil risiko yang moderat. Memiliki keinginan yang kuat untuk
mencapai tujuannya sehingga lebih menyenangi risiko yang kecil,
terhitung, dan bisa dipahami melalui analisis.
Mitos 3:
Intrapreneur memiliki keterampilan analisis yang memadai, sehingga
cenderung untung-untungan dan pada umumnya bertumpu pada
kemujuran.
Faktanya, Intrapreneur ternyata sangat analitis, walaupun terlihat
seakan-akan bertindak untung-untungan. Sebenarnya mereka
mempersiapkan diri dengan baik, paham tentang inovasi dan mampu
membaca kebutuhan pasar dengan baik.
Mitos 4:
Karena kuatnya dorongan untuk sukses, maka Intrapreneur biasanya
kurang bermoral dan kurang etis, sehingga tidak peduli seperti apa cara
yang digunakan selama bisa mengantarkan mereka menuju
keberhasilan.
Fakta menunjukkan bahwa dalam masyarakat yang kritis dan
berpendidikan, Intrapreneur perlu memegang standar moral serta etika
yang selaras dengan harapan masyarakat agar bisa bertahan hidup.
Mitos 5:
Intrapreneur gemar menumpuk kekuatan (power) dan ingin membangun
kerajaan sendiri.
Fakta menunjukkan bahwa perusahaan bersifat Intrapreneur biasanya
berukuran kecil dan sifatnya konservatif. Mereka lebih tertarik pada
keuntungan dan pertumbuhan dibanding membangun “kerajaan”.
Tumpuan perhatian mereka lebih pada mengerjakan sesuatu dengan
benar daripada mengerjakan sesuatu secara besar-besaran.
Tabel 9.4.
Karakteristik Manajer Tradisional, Entrepreneur, dan Intrapreneur
MANAJER
KARAKTERISTIK ENTREPRENEUR INTRAPRENEUR
TRADISIONAL
Menginginkan promosi Ingin bebas, orientasi pada Ingin bebas dan memiliki
dan imbalan tradisional sasaran, percaya diri, dan akses terhadap berbagai
(yang biasa). memotivasi diri sendiri. sumber organisasi, percaya
Motif utama diri, memotivasi diri sendiri
tetapi juga dipengaruhi
imbalan serta pengakuan
perusahaan.
Dipengaruhi jadwal Menggunakan sasaran Sasaran 3 – 15 tahun,
anggaran, perencanaan pertumbuhan 5 – 10 tahun tergantung jenis usaha,
mingguan, bulanan, tri- sebagai acuan, kemajuan berusaha mematuhi jadwal
Orientasi Waktu
wulan, tahunan dan ter- bertahap. perusahaan maupun yang
hadap jadwal promosi ditetapkan sendiri.
berikutnya
Mendelegasikan Bersedia mengerjakan Bersedia mengerjakan
tindakan, kebanyakan sendiri tugas sehingga sendiri, paham cara
Kecenderungan
tenaga digunakan untuk bawahan merasa ter- mendelegasikan, tapi jika
pola bertindak
melaporkan dan super- ganggu perlu mampu mengerjakan
visi. sendiri.
Manajemen Paham bisnis secara Serupa dengan Entre-
profesional, sering mendalam, memiliki keta- preneur tapi berada dalam
lulusan sekolah bisnis, jaman bisnis lebih dari situasi yang menuntut
menggunakan alat keterampilan politis atau- kemampuan lebih untuk
Keterampilan analisis yang abstrak, pun manajerial, sering kali bisa hidup dalam
manajemen SDM dan terlatih secara teknis, organisasi, memerlukan
keterampilan bermain sering memegang tang- dukungan.
politik. gung jawab tentang untung/
rugi dalam perusahaan.
Menganggap nasibnya Percaya diri, optimis, dan Percaya diri, berani.
ditentukan pihak lain, berani Beberapa sinis terhadap
Sikap terhadap
bisa sangat berambisi sistem, tapi optimis
Keberanian dan
dan keras, tapi bisa terhadap kemampuan diri
Nasib
juga takut kepada ke- untuk menipu sistem.
pemimpinan pihak lain.
Terutama terhadap hal- Terutama terhadap tekno- Meyakinkan pihak dalam
hal yang terjadi dalam logi dan pasar perusahaan perlunya ga-
Fokus Perhatian perusahaan. gasannya dalam melayani
pasar, tapi di luar juga
fokus pada konsumen
Berhati-hati Suka risiko yang moderat, Suka risiko yang moderat,
Sikap terhadap berani berinvestasi besar tidak takut dipecat,
Risiko dan berharap sukses menganggap kecil risiko
pribadi.
Digunakan untuk Menciptakan kebutuhan, Melakukan sendiri riset
membaca permintaan produk sering tidak dapat pasar, menggunakan intuisi
Penggunaan
dan mengarahkan dicoba melalui riset pasar, untuk mengevaluasi pasar
Riset Pasar
konsep perancangan pembeli belum paham seperti entrepreneur.
produk. produk, bicara dengan
9.30 Kewirausahaan z
MANAJER
KARAKTERISTIK ENTREPRENEUR INTRAPRENEUR
TRADISIONAL
konsumen untuk mem-
bentuk pandangan sendiri.
Karakteristik Organisasi
Dukungan manajemen
Kebebasan dalam kerja
Penghargaan dan
dukungan Ketersediaan
Ketersediaan waktu sumber
Batas-batas Organisasi
Keputusan
Kejadian / peristiwa untuk bertindak Business Implementasi
yang mendorong sebagai Plan / Studi gagasan
Intrapreneur Kelayakan
Karakteristik Individu
Kecenderungan dalam
mengambil resiko
Kemampuan
Keinginan untuk otonom mengatasi
Keinginan untuk berhasil hambatan
mencapai sesuatu
Orientasi sasaran
Kebebasan mengatur diri
sendiri
Gambar 9.2.
Model Interaktif munculnya Intrapreneurship 5 F
5
Kuratko hal.73
z EKMA4370/MODUL 9 9.31
L A TIH A N
1) Pada dasarnya ada 6 aspek. Coba simak kembali bacaan tentang materi
tersebut.
2) Ada empat langkah. Coba baca kembali uraian tentang langkah penting
dalam mengembangkan strategi Intrapreneurship.
3) Coba perhatikan Tabel 9.2.
RA NGK UMA N