Anda di halaman 1dari 5

NAMA: EZRA BAYU KRISTIAWAN WICAKSONO

NIM: 11180501

Design organizational adaptive

Menurut Charles Darwin, organisasi yang mampu bertahan dan berumur panjang bukanlah
yang terkuat melainkan yang paling adaptif, yaitu yang selalu menyesuaikan diri terhadap
berbagai perubahan. What Is “Adaptive”? Adaptif adalah fokus dalam menjadikan proses bisnis
lebihflexible dan capable, sehingga organisasi dapat melakukan perubahan yang cepat. Tingkat
adaptabilitas menurut Dr.Denison juga disebut sebagai salah satu syarat kultur yang membuat
sebuah organisasi mampu berubah dan bersaing sekaligus memenangkan persaingan tersebut.

Situasi sekarang ditandai dengan ketidaktentuan. Ekonomi dunia menjadi lebih unpredictable
danchaotic. Dan organisasi bagaikan organisme yang tetap harus berkembang kalau ingin
terussurvive. Setiap perubahan dalam keteraturan membawa sebuah proses ke persimpangan
jalan yang mengerikan, Adapt or die! Begitu ungkapan ekstrimnya. Sebagai contoh kesuksesan
beradaptasi dalam persaingan adalah HM Sampoerna. Hermawan Kartajaya didalam ulasannya
di buku 4-G Marketing: A 90-Year Journey of Creating Everlasting Brands,menjelaskan bahwa
ada tiga core winning characteristics Sampoerna yang menjadikannya sebagai perusahaan
raksasa di Indonesia. Ketiga aspek tersebut adalah adaptability, culture, daninnovation.

Sebuah organisasi yang adaptif salah satunya adalah yang mampu untuk: Fokus pada
pengembangan perubahan ekonomi bisnis dengan tujuan mempertinggi performance
organisasi; seperti profitability, growth, liquidity dll. Memanfaatkan IT untuk mengotomasi bentuk
baru dari berbagai collaboration, innovation,resource sharing, dan sourcing. Terus optimis
mengembangkan rangkaian modul resources(seperti people, products, services,
technologies,dan processes) dan Melakukan semua tugas kedalam sebuah mode waktu
didalam sebuah market kompetitif yang terus berubah.

Mencapai Organisasi yang Adaptive.

Untuk menjadi sebuah organisasi yang adaptive, diperlukan bebarapa langkah maturity sebagai
berikut:

• Reactive state:

Perusahaan melakukan aksi berdasarkan sebuah rangsangan (take action based on stimulus).
Ada keinginan untuk merencanakan, namun eksekusinya belum terorganisir karena miskinnya
perencanaan dan koordinasi internal.
NAMA: EZRA BAYU KRISTIAWAN WICAKSONO
NIM: 11180501

• Managed state:

Perusahaan masih berkonsep reactive, namun sudah mempunyai sebuah set proses dan
prosedur yang digunakan untuk bereaksi. Panning yang ada berfokus pada bagaimana
bertindak lebih baik dan mengoptimalkan proses tersebut.

• Proactive state:

Fasa dimana perusahan-perusahaan mulai mengantisipasi kebutuhan, melakukan usaha yang


luas dan kompeks dalam merencana, dan hanya bertindak reactive sekali-kali, namun sudah
cenderung melakukan proses otomasi. Perusahaan-perusahan seperti ini jarang kehilangan
kendali/pertahanan. Mereka mampu menyebutkan rencana jangka panjang, mempunyai proses
dokumentasi yang baik dan koordinasi organisasi yang ekstensif.

• Adaptive state:

Organisasi yang tidak sekedar proaktif, namun juga dapat otomatis membuat perubahan
dengan usaha manual lewat sebuah proses maupun dengan menggunakan otomasi teknologi
viametric analysis. Mereka mampu bertindak antisipatif dalam menghadapi masalah sekaligus
mencegah masalah terjadi. Step-step sebuah organisasi menuju adaptive organization dapat
terlihat seperti diagram dibawah ini.

Membentuk Organisasi yang Adaptif

Menurut William Fulmer pengarang buku Shaping the Adaptive Organization, dalam dunia
bisnis sudah banyak seorang pemimpin yang sukses melihat perbedaan dan mampu
memanfaatkanya sebagai kunci untuk mengalahkan para pesaing. Sebagai contoh disaat
banyak pihak menilai kemunculan internet sebagai ancaman bagi bisnis mereka, yang lain
menilainya sebagai peluang besar. Dan ketika kebanyakan bioskop/studio film ditandingi
televisi, Walt Disney mampu bertahan dan memanfaatkannya.

Untuk membangun sebuah organisasi yang adaptif, yang dapat terus survive dan berkembang
meski berada dilingkungan yang terus berubah perlu konsep dan strategi sebagai berikut:

1. Landscape

Adaptive erat hubungannya dengan kemampuan untuk cepat berubah dan terus berupaya
antisipatif. Untuk mengetahui kapan seharusnya organisasi berubah, seorang eksekutif atau
NAMA: EZRA BAYU KRISTIAWAN WICAKSONO
NIM: 11180501

pemimpin bisnis harus meakukan survey pada jangkauan, bentangan ada pandangan bisnis
mereka. Bagaimana mereka melihat lingkungan bisnis mereka? Apakah hierarchical atau flat?
Bagaimana hubungannya dengan organisai lain yang sejenis? Langkah selanjutnya seperti
membuat Internal Factor Analysis Summaries(IFAS) yang berupa strength (kekuatan)
danweakness (kelemahan), serta External Factor Analysis Summaries (EFAS) yaitu
opportunity(peluang) dan threath (ancaman) dari organisasi yang mereka pimpin.

Seorang pemimpin harus lebih dahulu memahami organisasi tersebut sebelum memulai
mengubahnya. Memahami landscape organisai dan peran perubahan terhadap perusahaan
adalah poin utama untuk memikirkan kembalicritical strategies perusahaan. Langkah-langkah
selengkapnya dalam upaya landscape yaitu:

Melihat jauh ke masa depan

Kebanyakan dari organisasi tidak mampu melihathorizon lingkungan bisnis mereka, dan malah
terpaku fokus pada sebagian masalah yang dihadapi sekarang tanpa mempersiapkan usaha-
usaha antisipatif.

Memahami landscape bisnis

Melihat dunia yang semakin susah diprediksi, pemimpin bisnis seharusnya tidak hanya sekedar
personal yang memahami lingkungan kompetitif pada organisasinya dimana organisasi tersebut
beroperasi, namun juga mampu membantu orang lain didalam organisasi tersebut untuk ikut
memahaminya dengan baik.

Memahami prinsip ketidaktentuan dunia bisnis

Sebuah pemahaman pada sistem adaptif yang komplek akan memberikan pemimpin bisnis
mengetahui apa yang hilang pada kebanyakan management praktis sekarang. Yaitu sebuah
prespektif luas pada dunia bisnis.

Memahami rencana strategis pada organisasi yang adaptif

Perusahaan yang sukses dalam sebuah ketidakrataan landscape tidak hanya mencoba untuk
menyederhanakan proses kerja dan terus beradaptasi untuk menyesuaikan landscape namun
juga secara konstan mengembangkan sistem.

2. Learning.
NAMA: EZRA BAYU KRISTIAWAN WICAKSONO
NIM: 11180501

Perusahaan yang sukses menciptakan sebuah kultur adaptif adalah yang tidak hanya sekedar
mendorong setiap individunya untuk terus belajar namun juga men-share-nya. Dengan upaya
pembelajaran terus menerus ini, perusahaan akan mampu merespon lebih cepat pada
perubahan kondisi market. Upaya learning erat hubungannya dengan knowedge
managementyang sangat dibutuhkan sebuah organisai yang ingin terus berkembang dan
survive. Karena pembelajaran ini akan meningkatkan kreatifitas dan produktifitas anggota yang
otomatis berpengaruh pada reliability organisasi.

3. Leadership

Me-manage sebuah organisai yang adaptif memerlukan visi dan skill non tradisioanal. Dan
disini dibutuhkan jiwa kepemimpinan tidak hanya sebagai penunjuk arah namun pembimbing
menuju keberhasilan dalam melawan kompleksitas dan menciptakan sebuah organisai yang
ulet ( Resilient Organization). Pemimpin organisasi harus berpikir tidak hanya dengan siapa
mereka menciptakan hubungan (relationships) tapi juga tentang tipe hubungan apa yang
mereka inginkan beserta resiko yang terkait dengan berbagai relationship. Juga perlu diciptakan
sebuah adaptive leadership dalam lingkungan yang kompleks, sehingga pemimpin akan
berperan lebih dari sebagai ‘pahlawan’ yang menjadi figur tersendiri yang mencoba mengontrol
dan mengkemudikan organisasi, namun juga sebagai katalisator dan fasilitator.

Dalam buku Shaping the Adaptive Organization, Gary Beinger, seorang eksekutif eBay
mengatakan bahwa organisasi yang adaptif akan mampu bergerak 10 kali lebih cepat dari
organisai normal. Organisasi yang adaptif juga cenderung mempunyai powerful dan mampu
mengatasi permasalahan sendiri dengan cepat.

Manfaat Menjadi Adaptive

Manfaat yang diterima sebuah organisasi yang mampu adaptif adalah sebagai berikut:

• Efficiency/utilization
Mengatur penggunaan sumber critical organisasi ; seperti financial dan sumber daya
manusia, untuk menghasilkan benefit yang paling optimal bagi perusahaan.
• Flexibility
Kemampuan yang mengijinkan sebuah organisasi untuk selalu siap bertindak ketika
sebuah kesempatan telah teridentifikasi, baik sebuah kesempatan bisnis, keperluan
kompetisi baru, ataupun kesempatan untuk menggunkan teknologi untuk mendukung
NAMA: EZRA BAYU KRISTIAWAN WICAKSONO
NIM: 11180501

business services. Sebuah adaptive organization akan menciptakan proses dan struktur
yang dapat dirubah dengan sedikit pengaruh, usaha dan minimum perselisihan.
• Timeliness
Memungkinkan sebuah organisasi tersebut untuk tidak sekedar mampu
bereaksi/bertindak namun mampu bertindak cepat dan tepat. Kecepatan dalam
menangkap opportunity tersebut mencakup pengaruh langsung pada kemampuan untuk
memanfaatkannya lebih lanjut. Sebagai contoh parameter keberhasilannya adalah
seberapa cepat sebuah line bisnis mampu melaunching sebuah produk baru.
• Value/cost
Meningkatkan value yang diberikan ke organisasi lewat posisi yang memberikan
keuntungan terbaik dari pertumbuhan opportunity. Juga pemahaman dan kontrol over
cost dan kemampuan untuk bertindak cepat pada kesempatan baru demi
memaksimalkan keuntungan perusahaan yang dapat dicapai.

Anda mungkin juga menyukai