PENDAHULUA N
Kegiatan Belajar 1
Karakteristik Pengusaha
1
Kemungkinan masih banyak peluang usaha bisa muncul dari perangkat sehari-hari
lainnya seperti kompor gas, pompa air, sumber air, jaringan listrik, dsb., akan tetapi
belum dimanfaatkan karena belum “ditemukan”.
z EKMA4370/MODUL 5 5.3
KASUS ANTENA TV
Satu hari, Monang, pemuda perantau tamatan SMA, yang berasal dari
sebuah kampung kecil di pinggiran Pulau Samosir duduk termenung di
beranda rumah pamannya di Bandung. Sudah empat bulan ia di Bandung,
setelah melalui perjalanan yang melelahkan dari kampungnya, mula-mula
menyeberang danau Toba menuju kota Medan, kemudian naik bus ALS
(Antar Lintas Sumatra) dua hari tiga malam dari Medan menuju Bandung.
Sejak berangkat dia sudah waswas mengenai peluangnya untuk bisa
“maju” di kota Bandung. Waktu ibunya menulis surat kepada pamannya yang
menampungnya sekarang ini, meminta agar bersedia menampung Monang,
surat balasan pamannya tegas-tegas mengatakan “kalau si Monang ke
Bandung, tempat tinggal dan makannya bisa saya tanggung. Tapi, saya tidak
sanggup jika diminta menyekolahkan. Andaikata dia ingin bekerja, harus
cari sendiri. Saya cuma orang kecil di Bandung ini, gaji pas-pasan dan tidak
ada koneksi!”.
Memang benar, Monang juga menyaksikan sendiri sang paman (guru
SMA), dan bibinya (guru SD), hidup sederhana di Bandung. Mereka harus
disiplin sekali mengatur pengeluaran agar setiap bulan bisa membayar
angsuran rumah sederhana yang sekarang mereka tempati. Untung saja
pamannya belum punya anak. Monang segera sadar bahwa memang mustahil
bagi sang paman untuk menyekolahkannya.
Karena itu, Monang juga sadar bahwa ia harus berusaha segera mendapat
penghasilan. Tapi, memang sulit. Sebagai orang baru ia belum punya kenalan
di kota Bandung. Tempat tinggalnya juga agak di pinggir kota, maklum
perumahan sederhana, sehingga sulit buat Monang mencoba “keliling”
mencari peluang, sebab perlu ongkos yang lumayan. Padahal persediaan
uangnya sudah sangat menipis, sisa-sisa bekal yang dibawanya dari
kampung.
Tanpa terasa sudah hampir 4 bulan ia tanpa “kemajuan” di Bandung.
Makin lama ia makin resah. Kehadirannya tentu jadi beban (walaupun paman
dan bibinya tidak pernah mengeluh). Kembali ke kampung juga bukan
pilihan. Mencari pekerjaan juga sulit, hanya berijazah SMA, keterampilan
lain tidak ada, kenalan terbatas, apalagi koneksi. Empat bulan ini ia hanya
bergaul dengan keluarga-keluarga sederhana tetangga pamannya. Monang
cepat populer. Barangkali karena penampilannya lugu, seperti anak SMA,
ramah, dan mungkin karena logat batak-nya yang kental.
5.6 Kewirausahaan z
Monang kemudian menunjukkan rumah yang tiang antena TV-nya patah itu
kepada Ibu Ocid:
Monang : “Bu, lihat rumah itu, tiang antena TV-nya patah. Kasian, pasti
tidak bisa nonton ‘Tersanjung’ nanti malam.
Bu Ocid : (sambil melihat ke arah yang ditunjukkan Monang) “Iya, itu
rumah Bu Yanto. Sudah 3 hari TV mereka tidak ada gambarnya.
Di rumah itu memang tidak ada yang bisa naik ke atap”
Monang : “Kasian ya! Padahal nyuruh saya saja, saya juga lagi nganggur”
Bu Ocid : “Bu Yanto, beli apa? kuenya masih hangat nih, kue lapis, bugis
juga ada. TV-nya sudah nyala Bu? Padahal, Bu Yanto nyuruh
si Monang saja”.
Bu Yanto : “Iya Bu, tidak ada yang bisa naik. Masak mesti saya, badan
sebesar kulkas begini, kalau naik ke atap bisa-bisa rumah
ambruk! Ada keponakan yang mau membetulkan, tapi 2
minggu lagi. Dia lagi sibuk ujian semester. Siapa Bu yang mau
bantu? Orangnya baik?”
Bu Ocid : “Si Monang, Bu. Tuh, yang rumahnya cat hijau, keponakan
Pak Guru. Anaknya baik, rajin, suka ketawa, lucu, kasihan
masih nganggur, padahal jauh-jauh datang dari Sumatra”.
Monang tiba-tiba teringat pada kenalannya, Mang Tatang, tukang rokok yang
berjualan di gerbang kompleks. Kabarnya dia ini dulunya tukang reparasi
pompa air:
Monang : “Bu, kalau urusan pompa air, bagaimana kalau saya
panggilkan saja Mang Tatang? Itu lho Bu, yang jualan rokok
di depan. Kata orang sih dia itu dulunya tukang reparasi
pompa air.
Bu Maman : “Yang hitam, berkumis itu? Jujur atau tidak? Jangan-jangan
siang dia masuk ke rumah Ibu malamnya malah mencuri.”
Monang : “Wah, saya tidak tahu Bu soal kejujurannya. Tapi kata orang
Mang Tatang memang ahlinya pompa air. Saya sering lihat
dia membetulkan pompa air di kiosnya”
Bu Maman : “Tapi, pompa air Ibu perlu cepat diperbaiki. Baru sehari saja
tidak ada air, rasanya sudah sangat susah, tidak bisa mandi,
nyuci, piring juga kotor semua. Tadi pagi, Ibu minta air ke
rumah sebelah. Padahal Ibu lagi repot. Sebentar lagi pergi
arisan, pulangnya ke rumah mertua. Paling-paling nanti sore
baru bisa pulang.
z EKMA4370/MODUL 5 5.9
Paman : “Wah, kau ini, mana ada uangnya Monang, bayar cicilan rumah
saja sudah hampir habis nafas paman”
ooo
Banyak pihak setiap hari melihat dan menggunakan antena TV, tetapi
ternyata sedikit sekali yang mampu melihat peluang usaha, tersembunyi di
dalam perangkat ini. Bahkan Monang dalam kasus yang sudah dibahas
sebelumnya, juga menemukan peluang usaha secara tidak sengaja. Dan
setelah memiliki banyak pengalaman melaksanakan pekerjaan perbaikan dan
perawatan barulah ia menyadari bahwa yang ia tawarkan adalah jasa
perbaikan dan perawatan rumah tinggal.
Di lapangan sering kali dijumpai pengusaha kecil yang berhasil memiliki
pola pengalaman seperti yang dialami oleh Monang, yaitu mengerjakan
sesuatu tanpa pemikiran apapun, tetapi melakukannya dengan sabar, ramah
dan sungguh-sungguh, dan apa yang dikerjakannya itu kemudian ternyata
menjadi sebuah perusahaan yang berhasil.
Bagian ini mencoba untuk menjelaskan ciri-ciri pengusaha kecil yang
berhasil di lapangan, berbeda dengan ciri-ciri teoretis Entrepreneur yang telah
dibahas pada bab QQQ.
2
Kemungkinan masih banyak peluang usaha bisa muncul dari perangkat sehari-hari
lainnya seperti kompor gas, pompa air, sumber air, jaringan listrik, dsb., akan tetapi
belum dimanfaatkan karena belum “ditemukan”.
z EKMA4370/MODUL 5 5.11
RA NGK UMA N
Kegiatan Belajar 2
bagi siapa pun juga, berbakat ataupun tidak, untuk menjadi pengusaha kecil
yang berhasil.
3
Keberhasilan perusahaan kecil lebih bergantung pada pilihan produk/jasa dibanding
karakteristik pengusahanya. Karena itu, banyak ditemukan perusahaan kecil sukses –
dengan pilihan produk atau jasa yang sesuai bagi usaha kecil - yang dipimpin oleh
pengusaha yang tidak berbakat. Sebaliknya, mungkin sulit untuk menemukan
gabungan pengusaha yang berbakat – dengan pilihan produk atau jasa yang tidak
sesuai bagi usaha kecil - yang perusahaannya bisa berhasil. Pendapat ini masih bisa
diperdebatkan, dan belum pernah diuji kebenarannya secara ilmiah.
z EKMA4370/MODUL 5 5.15
Tepat di pintu masuk, sang dosen masih sempat mendengar obrolan yang
sangat menarik, dari dua orang ibu muda, keduanya mahasiswa program
S-2:
Kedua ibu muda itu tertegun, Ibu B akhirnya menjawab: “Pak, kalau
suami saya, dia paham betul bahwa saya sedang sekolah, dan sedang
sibuk menghadapi ujian, karena dia juga dulu sekolah di sini. Jadi, kalau
saya tidak sempat memasak dengan serius, dia juga bisa memaklumi.
Tapi, ibu mertua menginap sudah 2 hari, mustahil saya suguhi makan
mie instan tiap hari!”
Ibu B malah kemudian menambahkan: “di mana kita bisa memesan
makanan rumah yang bisa diantar? Andaikata ada, ‘kan melayani mertua
jadi mudah!”
ooo
Kasus Ibu Rumah Tangga Sekolah S-2 ini memberikan gambaran bahwa
gagasan mengenai peluang usaha ternyata bisa muncul dari peristiwa yang
kita alami sehari-hari. Secara khusus kasus ini menunjukkan munculnya
peluang usaha, apabila ada pihak yang tidak dapat menjalankan fungsi yang
biasanya ia jalankan. Ibu rumah tangga yang biasanya tinggal di rumah,
menyediakan makan untuk keluarga, meninggalkan fungsi yang biasa ia
jalankan karena menjadi mahasiswa S-2.
Kebutuhan yang mudah terlihat adalah yang bersifat konsumtif, karena
jelas seperti makanan dan pakaian, sehingga merupakan jenis gagasan usaha
yang biasanya muncul pada para pengusaha kecil baru. Karena itu, akan lebih
mudah apabila pengusaha baru mencari gagasan lain di luar jenis usaha yang
bersifat konsumtif. Secara lebih lengkap, peluang usaha bisa muncul dari
berikut ini.
z EKMA4370/MODUL 5 5.17
berikut ini. Kasus ini memberikan gambaran bahwa tanpa disadari seseorang
mungkin sudah berada dalam pasar, dengan daya beli yang kuat dan juga
sudah sangat dikenal, sehingga tinggal memikirkan produk ataupun jasa yang
tepat untuk ditawarkan,
4
Kasus semacam ini dimungkinkan terjadi pada saat bisnis militer masih diizinkan di
Indonesia.
z EKMA4370/MODUL 5 5.23
dapur bukan hal yang luar biasa bagi Ibu Jenderal, bahkan boleh dibilang
bahwa jika ia memasak hasilnya sangat enak.
Pada suatu hari, si Ibu Jenderal sibuk di dapur memasak, karena ia
mendapat giliran menyelenggarakan acara arisan istri-istri tentara.
Undangan yang datang juga tentunya kebanyakan ibu-ibu jenderal, dan
banyak peserta arisan yang pada saat hendak pulang memberikan pujian:
“Jeng, masakannya enaaak sekali!”
ooo
B. ULET/KONSISTEN
pengrajin tenun, sehingga biasanya tidak ada juga kain yang berhasil
dijual. Melanjutkan perjalanan, 30 kilometer kemudian ia sampai di
pinggiran kota Bandung, dan mulailah beberapa gulungan kain berhasil
dijual.
Puluhan tahun kemudian, Haji Soma sudah menjadi pengusaha yang
terbilang paling sukses di daerahnya. Suatu saat ia diwawancarai oleh
seorang peneliti yang ingin mempelajari perjalanan perkembangan para
pengusaha kecil yang berhasil.
RA NGK UMA N