Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 3

MANAJEMEN KINERJA – EKMA 4263

Jawablah pertanyaan berikut dengan seksama!

1. Buatlah analisis sistem manajemen kinerja yang memfokuskan pada input, proses dan output
yang diterapkan di PT PLN (Persero)
2. Buatlah contoh program evaluasi dan umpan balik manajemen kinerja yang dipakai di
perusahaan bisnis

Ketentuan Pengerjaan Tugas:

1. Tugas harus diketik rapi, dalam MS Word


2. Tugas harus mencantumkan sumber referensi
3. Tugas tidak boleh plagiasi
Jawaban

Soal 1
PT PLN (Persero) berpedoman pada visi dan misinya melakukan perlindungan terhadap pelanggan
dengan melaksanakan prioritas layanan kepada masyarakat. PT PLN (Persero) selalu berusaha
untuk memenuhi kebutuhan listrik calon pelanggan mulai dari kelas rumah tangga, usaha atau
bisnis,industri dan umum.
Rangkaian kegiatan PT PLN adalah :
1. Menjalankan usaha penyediaan tenaga listrik yang mencakup pembangkitan tenaga listrik,
penyaluran tenaga listrik, distribusi tenaga listrik, perencanaan dan pembangunan sarana
penyediaan tenaga listrik, pengembangan penyediaan tenaga listrik, dan penjualan tenaga
listrik,
2. Menjalankan usaha penunjang listrik yang mencakup konsultasi ketenagalistrikan,
pembangunan dan pemasangan peralatan ketenagalistrikan, pemeriksaan dan pengujian
peralatan ketenagalistrikan, pengoperasian dan pemeliharaan peralatan ketenagalistrikan,
laboratorium pengujian peralatan dan pemanfaatan tenaga listrik, sertifikasi peralatan dan
pemanfaatan tenaga listrik, sertifikasi kompetensi tenaga teknik ketenagalistrikan,
3. Kegiatan-kegiatan lainnya mencakup pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam dan
sumber energi lainnya untuk tenaga listrik, jasa operasi dan pengaturan (dispatcher) pada
pembangkitan, penyaluran, distribusi dan retail tenaga listrik, industri perangkat keras,
lunak dan lainnya di bidang ketenagalistrikan, kerja sama dengan pihak lain atau badan
penyelenggara bidang ketenagalistrikan di bidang pembangunan, operasional,
telekomunikasi dan informasi terkait dengan ketenagalistrikan, usaha jasa
ketenagalistrikan.pt
Dalam manajemen kinerjanya, PT PLN Menetapkan SMK3 yang terbagi dalam beberapa faktor,
yaitu:
1. Sistem Kerja
 Potensi bahya dan nilai resikonya dalam proses kerja yang harus diidentifikasi dan dinilai
oleh petugas yang berkompeten.
 Upaya pengendalian resiko dibahas dalam rapat tinjauan SMK3 di tempat kerja.
 Semua pekerjaan yang beresiko tinggi setelah dilakukan inspeksi yang ketat harus
diberlakukan prosedur “ ijin kerja “ sebelum pekerjaan dimulai dan disetujui oleh para ahli
keselamatan kerja atau para ahli yang berkompeten.
 Metode kerja yang aman untuk seluruh resiko yang diidentifikasi dan didokumentasi.
 Alat pelindung diri harus tersedia dan digunakan secara tepat dan selalu terpelihara, dan
sebelum digunakan harus diperiksa dan sesuai standar serta layak pakai.
 Bila terjadi perubahan metode kerja / proses kerja maka pola pengendalian resiko harus
diuji oleh.
 Untuk pekerjaan berbahaya hanya dilakukan oleh personil yang telah terlatih dan
profesional serta memnuhi syarat yang ditetapkan.

2. Tugas dan Waktu Kerja


 Pegawai atau Petugas yang berada pada instalasi Tegangan Tinggi (TT) dibagi menjadai
dua bagian yaitu :
 Operator Gardu Induk yang ebrtugas memantau beban trafo sutter dan memantau peralatan
yang terpasang di Gardu Induk (GI).
 Petugas pemeliharaan bertugas memlihara peralatan instalasi Tegangan tinggi (TT).
 Jam kerja karyawan Gardu Induk dan Pemeliharaan diatur pada jadwal yang telah
ditentukan.
 Jam kerja operator gardu induk diatur pada jadwal yang ditentukan 24 jam, jam kerja
operator gardu induk dibagi menjadi 3 shift yaitu: jam 07.30 WIB – 15.00 WIB, 15.00 WIB
– 22.00 WIB , 22.00 WIB – 07.30 WIB.
 Jam kerja bagian Pemeliharaan yaitu jamkerja dilakukan setiap hari yaitu pada pukul 07.30
WIB – 16.00 WIB.

3. Pengawasan
 Tiap pekerjaan yang berlangsung harus diawasi untuk memastikan dilaksankannya
pekerjaan yang aman dan mengikuti instruksi dan pedoman kerja yang telah ditetapkan.
 Setiap orang diawasi berdasarkan tingkat kemampuan dan tingkat resiko tugasnya.
 Pengawas harus serta mengidentifikasi bahaya dan melakukan upaya pegendalian.
 Pengawas harus ikit serta dalam pelaporan dan penyelidikan.
 Pekerja pemeliharaan peralatan instalasi Tegangan Tinggi (TT) diawasi oleh 3 pengawas
yaitu :
 Pengawas Manuver , Pengawas yang bertugas langsung di lokasi pekerjaan , mengontrol
semua pekerja yang terlibat dan semua pekejaan yang dilakukan , dan mengetahui apakah
pekerjaan tersebut sesuai dengan prosedur atau tidak.
 Pengawas Pekerjaan , Pengawas yang bertugas mengontrol suatu pekerjaan yang sedang
berlangsung, mengetahui kekurangan – kekurangan hasil yang telah dikerjakan, dan
memberikan pengarahan kepada pekerja jika pekerjaan yang dilakukan tidak sesuai.
 Pengawas K3 , Pengawas yang bertugas mengontrol kelengkapan keselamatan pekerja
dalam melakukan suatu pekerjaan sehingga tidak terjadinya kecelakaan.

4. Seleksi dan Penempatan Tenaga Kerja


 Tenaga kerja yang dipekerjakan harus diseleksi dan ditempatkan sesuai persyaratan
tugasnya dan persyartan kesehatnnya.
 Penugasan pekerjaan harus disesuiakan dengan kemampuan dan tingkat ketrampilan
masing – masing tenaga kerja.

5. Lingkungan Kerja
 Lingkungan kerja di Gardu Induk Tegangan Tinggi, semua pekerja instalasi Tegangan
Tinggi (TT) berbahaya , resiko kecelakaan tinggi , pada pelaksanaan pekerjaan
pemeliharaan wajib mengikuti atau melaksankan Sistem Operasional Prosedur (SPO) yang
telah ditetapkan.
 Tempat-tempat yang memilki pembatasan izin masuk harus dikendalikan.
 Rambu-rambu peringatan K3 dan tanda – tanda daerah berbahaya harus dipasang sesuai
instruksi.
 Lingkungan kerja harus dinilai agar diketahui daerah – daerah yang harus memiliki
pembatasan izin masuk.

6. Kesiapan Untuk Menangani Keadaan Darurat


 Keadaan darurat seperti kebakaran telah dikutip dalam Sistem Operasional Prosedur (SOP)
penanggulangan kebakaran baik di kantor region maupun di unit – unit pelaksanaan.
 Keadaan darurat yang potensila di sekitar tempat kerja telah diidentifikasi sesuai dengan
instruksi kerja SMK3.
 Kondisi keadaan darurat setidaknya diuji sekali dalam 3 tahun.
 Intruksi kerja untuk keadaan darurat perlu diuji dan ditinjau ulang secara periodik oleh
petugas yang berkompeten.
 Tenaga kerja mendapatka penjelasan dan pelatihan instruksi kerja keadaan darurat.
 Petugas penanganan keadaan darurat diberikan pelatihan khusus.
 Pemberitahuan kondisi keadaan darurat diberikan secara jelas dan diketahui oleh seluruh
tenaga kerja.
 Alat dan sistem keadaan darurat diperiksa , diuji dan dipelihara secar berkala.
 Kesesuaian penempatan dan kemudahan untuk mendapatkan alat keadaan darurat telah
dinilai oleh ahli yang berkompeten.
 Pengujiaan keadaan darurat meliputi : pengujian sistem alarm ,lampu emergency , tanda
keluar , pintu darurat ,peralatan P3K , fasilitas komunikasi (internal &eksternal) ,tempat
evakuasi dan peralatan pemadam

Anda mungkin juga menyukai