1. Buatlah analisis sistem manajemen kinerja yang memfokuskan pada input, proses dan output
yang diterapkan di PT PLN (Persero)
2. Buatlah contoh program evaluasi dan umpan balik manajemen kinerja yang dipakai di
perusahaan bisnis
Soal 1
PT PLN (Persero) berpedoman pada visi dan misinya melakukan perlindungan terhadap pelanggan
dengan melaksanakan prioritas layanan kepada masyarakat. PT PLN (Persero) selalu berusaha
untuk memenuhi kebutuhan listrik calon pelanggan mulai dari kelas rumah tangga, usaha atau
bisnis,industri dan umum.
Rangkaian kegiatan PT PLN adalah :
1. Menjalankan usaha penyediaan tenaga listrik yang mencakup pembangkitan tenaga listrik,
penyaluran tenaga listrik, distribusi tenaga listrik, perencanaan dan pembangunan sarana
penyediaan tenaga listrik, pengembangan penyediaan tenaga listrik, dan penjualan tenaga
listrik,
2. Menjalankan usaha penunjang listrik yang mencakup konsultasi ketenagalistrikan,
pembangunan dan pemasangan peralatan ketenagalistrikan, pemeriksaan dan pengujian
peralatan ketenagalistrikan, pengoperasian dan pemeliharaan peralatan ketenagalistrikan,
laboratorium pengujian peralatan dan pemanfaatan tenaga listrik, sertifikasi peralatan dan
pemanfaatan tenaga listrik, sertifikasi kompetensi tenaga teknik ketenagalistrikan,
3. Kegiatan-kegiatan lainnya mencakup pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam dan
sumber energi lainnya untuk tenaga listrik, jasa operasi dan pengaturan (dispatcher) pada
pembangkitan, penyaluran, distribusi dan retail tenaga listrik, industri perangkat keras,
lunak dan lainnya di bidang ketenagalistrikan, kerja sama dengan pihak lain atau badan
penyelenggara bidang ketenagalistrikan di bidang pembangunan, operasional,
telekomunikasi dan informasi terkait dengan ketenagalistrikan, usaha jasa
ketenagalistrikan.pt
Dalam manajemen kinerjanya, PT PLN Menetapkan SMK3 yang terbagi dalam beberapa faktor,
yaitu:
1. Sistem Kerja
Potensi bahya dan nilai resikonya dalam proses kerja yang harus diidentifikasi dan dinilai
oleh petugas yang berkompeten.
Upaya pengendalian resiko dibahas dalam rapat tinjauan SMK3 di tempat kerja.
Semua pekerjaan yang beresiko tinggi setelah dilakukan inspeksi yang ketat harus
diberlakukan prosedur “ ijin kerja “ sebelum pekerjaan dimulai dan disetujui oleh para ahli
keselamatan kerja atau para ahli yang berkompeten.
Metode kerja yang aman untuk seluruh resiko yang diidentifikasi dan didokumentasi.
Alat pelindung diri harus tersedia dan digunakan secara tepat dan selalu terpelihara, dan
sebelum digunakan harus diperiksa dan sesuai standar serta layak pakai.
Bila terjadi perubahan metode kerja / proses kerja maka pola pengendalian resiko harus
diuji oleh.
Untuk pekerjaan berbahaya hanya dilakukan oleh personil yang telah terlatih dan
profesional serta memnuhi syarat yang ditetapkan.
3. Pengawasan
Tiap pekerjaan yang berlangsung harus diawasi untuk memastikan dilaksankannya
pekerjaan yang aman dan mengikuti instruksi dan pedoman kerja yang telah ditetapkan.
Setiap orang diawasi berdasarkan tingkat kemampuan dan tingkat resiko tugasnya.
Pengawas harus serta mengidentifikasi bahaya dan melakukan upaya pegendalian.
Pengawas harus ikit serta dalam pelaporan dan penyelidikan.
Pekerja pemeliharaan peralatan instalasi Tegangan Tinggi (TT) diawasi oleh 3 pengawas
yaitu :
Pengawas Manuver , Pengawas yang bertugas langsung di lokasi pekerjaan , mengontrol
semua pekerja yang terlibat dan semua pekejaan yang dilakukan , dan mengetahui apakah
pekerjaan tersebut sesuai dengan prosedur atau tidak.
Pengawas Pekerjaan , Pengawas yang bertugas mengontrol suatu pekerjaan yang sedang
berlangsung, mengetahui kekurangan – kekurangan hasil yang telah dikerjakan, dan
memberikan pengarahan kepada pekerja jika pekerjaan yang dilakukan tidak sesuai.
Pengawas K3 , Pengawas yang bertugas mengontrol kelengkapan keselamatan pekerja
dalam melakukan suatu pekerjaan sehingga tidak terjadinya kecelakaan.
5. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja di Gardu Induk Tegangan Tinggi, semua pekerja instalasi Tegangan
Tinggi (TT) berbahaya , resiko kecelakaan tinggi , pada pelaksanaan pekerjaan
pemeliharaan wajib mengikuti atau melaksankan Sistem Operasional Prosedur (SPO) yang
telah ditetapkan.
Tempat-tempat yang memilki pembatasan izin masuk harus dikendalikan.
Rambu-rambu peringatan K3 dan tanda – tanda daerah berbahaya harus dipasang sesuai
instruksi.
Lingkungan kerja harus dinilai agar diketahui daerah – daerah yang harus memiliki
pembatasan izin masuk.