Metode-metode yang masih memfokuskan penilaiannya pada input dalam konsep input-
proses-output. Putti (1990) menamakan metode ini sebagai metode berpusat pada individual
(individual centered) atau dinamakan Pendekatan Berpusat Orang (Person Centered
Approach). Metode berpusat pada orang adalah cara tradisional yang menekankan pada
pengukuran atau penilaian ciri-ciri kepribadian karyawan daripada hasil (prestasi) kerjanya.
Ciri-ciri kepribadian yang banyak dijadikan objek pengukuran adalah kejujuran, ketaatan,
disiplin, loyalitas, inisiatif, kreativitas, adaptasi, komitmen, motivasi (kemauan), sopan
santun, dan lain-lain. Karena fokus perhatian metode ini pada orangnya, maka disebut
Person Oriented Pe,formance Management (POPMAN). Faktor-faktor yang disebutkan
sebelumnya bukanlah prestasi, tetapi lebih tepat disebut persyaratan atau karakteristik yang
harus dipenuhi oleh karyawan agar mereka mampu melaksanakan tugas-tugasnya dengan
tepat, benar dan sempurna sehingga akhirnya juga memiliki prestasi yang bagus. Lebih
tepat lagi faktor-faktor tersebut sebenarnya adalah input dari konsep input-proses-output,
yaitu bekal awal apa yang harus dimiliki oleh seorang karyawan (kompetensi, kualifikasi,
sarana dan prasarana, tugas pokok dan fungsi) untuk dapat melaksanakan proses kerja
sehingga sukses menghasilkan output (barang/jasa) (Ruky, 2006).
Contoh: performance atau kinerja karyawan dalam menyelesaikan setiap pekerjaannya akan
diawasi dan dinilai oleh atasan mereka. Pada akhir periode atau kontrak (misalnya kontrak
selama 1 tahun) akan diberikan penilaian karyawan (employee apraisal). Penilaian ini lah
yang akan menentukan apakah karyawan tersebut akan dilanjutkan kontaknya atau tidak
dilanjutkan.
Contoh lain yaitu sistem pembayaran gaji karyawan sesuai dengan tingkat kompetensi dan
kinerja karyawan.
Sumber:
1. BMP EKMA – Manajemen Kualitas
2. https://guruakuntansi.co.id/pengertian-iso/#Manfaat_dan_Tujuan_ISO
1. Menurut pendapat beberapa orang, asuransi adalah perusahaan yang paling berbagi atau
paling solider sedunia. Tidak hanya karena asuransi adalah satu-satunya perusahaan yang
menjamin risiko atas hampir seluruh aspek hidup manusia, tetapi asuransi adalah
perusahaan yang tidak segan untuk berbagi hasil dengan perusahaan asuransi yang lain.
Dalam asuransi dikenal istilah Coinsurance, yang berarti berarti bahwa dalam keadaan dan
kondisi tertentu, seorang tertanggung (pemilik polis asuransi) dicover oleh lebih dari satu
perusahaan asuransi. Misalnya, seorang pengusaha atau kontraktor yang hendak meminta
sebuah perusahaan asuransi untuk menutup risiko atas kerugian satu kompleks apartemen
senilai 200 milyar. Atau mungkin seorang pemilik kapal yang mengasuransikan kapalnya
(dengan asuransi Marine Hull) senilai 900 milyar kepada PT Asuransi X. Tentu kedua
permintaan penutupan asuransi tersebut menjadi bisnis besar yang sangat menguntungkan
bagi sebuah perusahaan asuransi yang ditunjuk. Apakah asuransi tersebut berani
menanggung 100% risiko-risiko tersebut? Tidak. Premi yang didapat memang sangat besar,
tapi jika terjadi klaim, mungkin asuransi tersebut akan segera kolaps dan segera gulung tikar
karena asetnya habis terjual untuk menutup kerugian tersebut.
Lalu bagaimana caranya? Perusahaan tersebut berusaha untuk meminta bantuan
perusahaan reasuransi ataupun perusahaan asuransi lain untuk bersama-sama menanggung
risiko-risiko tersebut. Premi dibagi rata sesuai dengan proporsi jumlah risiko yang
ditanggung. Jika terjadi klaim, maka masing-masing perusahaan asuransi juga membagi rata
biaya pertanggungan yang harus dibayarkan kepada tertanggung.
2. Asuransi Bisnis memiliki berbagai manfaat seperti pengalihan risiko, pengumpulan dana dan
premi yang seimbang. Bukan hanya itu, asuransi juga dapat merangsang pertumbuhan
bisnis, mencegah kerugian, pengendalian kerugian, memiliki manfaat sosial dan sebagai
tabungan. Asuransi dalam bisnis juga dapat menjadi investasi dana dan invisible earnings.
Sebagai pengusaha yang ingin mengasuransikan bisnisnya, Anda akan mendapatkan dua
perlindungan asuransi yaitu asuransi jiwa dan kesehatan untuk Anda dan juga asuransi
properti untuk bisnis Anda. Asuransi jiwa dan kesehatan dapat menanggung keluarga dan
karyawan Anda jika tiba-tiba terjadi musibah pada Anda sebagai pengusaha. Sedangkan,
Asuransi properti untuk bisnis dapat menanggung kerugian pada bisnis seperti kebakaran,
bencana, pencurian, huru-hara, dan sebagainya. Berikut adalah manfaat dari Asuransi Bisnis:
Jaminan Pengiriman Barang
Jika bisnis Anda bergerak dibidang perdagangan, asuransi adalah salah satu hal penting
yang harus dimiliki. Dengan memiliki asuransi bisnis, pihak asuransi akan menanggung
segala risiko yang terjadi dan membantu Anda menghadapi segala kerugian finansial
pada saat proses pengiriman barang.
Perlindungan Risiko
Tujuan dari adanya asuransi, bisnis Anda akan terlindungi dari berbagai risiko, gangguan,
bencana, dan lainnya yang dapat menimbulkan sebuah kerugian finansial ataupun non
finansial.
Pengganti Kerugian
Setiap risiko yang diterima pasti menimbulkan kerugian, baik itu kecil maupun besar.
Dengan asuransi bisnis, kerugian besar dalam bisnis pun akan ditanggung oleh pihak
asuransi. Dengan begitu, Anda dapat terus menjalankan bisnis tanpa harus memikirkan
kerugian perusahaan.
Memberikan Fondasi yang Kokoh
Dengan asuransi bisnis, Anda dapat lebih fokus mengembangkan bisnis tanpa harus
memikirkan berbagai risiko finansial.
Sumber:
https://www.kompasiana.com/akademiasuransi/55189f26813311aa689dea1a/asuransi-perusahaan-paling-berbagi-dan-
solider-sedunia-percaya)
https://www.tugure.id/en/news/detail/berbisnis-juga-perlu-asuransi-i)
Sumber:
BMP EKMA4475 – Pemasaran Strategik
http://egasmara.blogspot.com/2008/08/mengukur-efektifitas-promosi-aktifitas.html
Jumlah persediaan bahan baku yang harus tetap dimiliki perusahaan ditentukan oleh faktor-
faktor berikut
1. Kebiasaan pemasok
Kebiasaan pemasok lebih ditekankan pada kemampuan pemasok dalam mengirim barang.
Jika pemasok selalu dapat memenuhi kebutuhan bahan baku, maka angka persediaan yang
harus dimiliki dapat dikurangi, namun jika datangnya pasokan dari pemasok sulit dipastikan,
sebaiknya manager menetapkan jumlah persediaan pada angka yang lebih tinggi.
2. Jumlah bahan baku yang dibeli tiap pemesanan
Jika bahan baku yang dibeli dalam jumlah besar, maka kemungkinan terjadinya kekurangan
bahan baku dalam kegiatan produksi lebih rendah (jika gudang memadai).
3. Akurasi perhitungan kebutuhan bahan baku
Manager yang dapat menghitung konsumsi bahan baku secara akurat, dapat menurunkan
jumlah persediaan yang perlu dimiliki. Perhitungan yang tidak tepat meningkatkan risiko
terganggunya pasokan bahan baku ke bagian produksi, sehingga perlu meningkatkan
jumlah bahan baku yang harus dimiliki, yang secara langsung akan berdampak pada
tingginya titik reorder point.
Sumber: https://blog.payrollbozz.com/pengaruh-teknologi-terhadap-dunia-industri/
1. Tahap perkenalan
Pada tahap perkenalan, perusahaan dapat menggunakan metode skimming price, yaitu
strategi penentuan harga, dimana perusahaan memasang harga yang sangat tinggi
untuk gadget yang baru diluncurkan tersebut, kemudian harga tersebut akan semakin
turun seiring dengan berjalannya waktu.
Harga awal yang tinggi digunakan untuk menambah pendapatan perusahaan sekaligus
menguji kepuasan konsumen. Ketika konsumen awal puas dengan produk tersebut,
otomatis permintaan pasar akan semakin meningkat. Ditambah dengan persaingan
yang semakin ketat, maka perusahaan menurunkan harga produk tersebut.
2. Tahap pertumbuhan
Pada tahap pertumbuhan, produk gadget yang diperkenalkan tersebut sudah dikenal
dan diterima oleh konsumen. Perusahaan bisa metode skimming price dengan cara
menurunkan harga produk untuk semakin menarik pembeli dan memperluas segmen
pasar, yang diimbangi dengan promosi dan memperluas cakupan distribusi.
3. Tahap kedewasaan
Pada tahap kedewasaan, peningkatan omzet penjualan mulai melambat dan
persaingan pasar semakin ketat, sehingga perusahaan perlu menerapkan harga yang
lebih bersaing misalnya dengan memberikan diskon untuk produk gadget tersebut.
4. Tahap penurunan
Pada tahap penurunan, penjualan dan keuntungan akan semakin menurun dan jika
tidak melakukan strategi yang tepat, bahkan produk tersebut mungkin akan hilang dari
pasar. Perusahaan kembali menurunkan harga gadget tersebut agar bisa bertahan di
pasar.
1. Suatu proyek bisnis perlu mempertimbangkan dampak positif dan dampak negatif
kegiatannnya terhadap lingkungannya karena:
untuk menjamin suatu usaha atau proyek bisnis dapat berjalan secara berkesinambungan
tanpa merusak lingkungan hidup. Dengan melalui studi AMDAL diharapkan usaha dan/atau
proyek bisnis tersebut dapat memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam secara
efisien, meminimumkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif terhadap
lingkungan.