Anda di halaman 1dari 9

BAB I

DASAR ENTREPRENEURSHIP

Dunia ini dipenuhi dengan orang-orang yang berkeinginan untuk bekerja,dan sebagian
orang lebih memilih untuk bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil dan yang lainnya memilih
menjadi Pegawai Swasta. Sedikit orang yang berani mengambil resiko untuk menjadi
Entrepreneur,pada dasarnya sebagian orang bekerja sebagai pegawai swasta yang berarti ia
menjadi karyawan dari orang-oranh yang menjadi entrepreneur. Entrepreneurship menjamin
seseorang untuk memperoleh penghasilan yang tidak terbatas dan sering kali penghasilan dan
perkembangan usahanya tersebut diluar prediksi entrepreneur itu sendiri.

Di dalam agama kita diajarkan bahwa rezeki telah ditumpuk -tumpukkan oleh ALLAH
SWT dan siapa yang cepat maka ia yang akan mendapatkan rezeki tersebut. Maksud dari
ungkapan tersebut yaitu rezeki di ibaratkan dengan bola yang tidak akan datang jika orang
tersebut tidak berusaha untuk menghampirinya, dan Entrepreneurship adalah jalan bagi kita
untuk memperoleh rezeki tersebut dengan batas maksimal yang dapat kita peroleh.

1.1 Pengertian Entrepreneurship dan Historis

Kata entrepreneur berasal dari bahasa Prancis, entreprendre, yang sudah dikenal sejak
abad ke-17, yang berarti berusaha. Dalam hal bisnis, maksudnya adalah memulai sebuah
bisnis. Kamus Merriam-Webster menggambarkan definisi entrepreneur sebagai seseorang
yang mengorganisir dan menanggung risiko sebuah bisnis atau usaha.

Berbeda dengan yang diungkapkan oleh Thomas W. Zimmerer (2008)


entrepreneurship (kewirausahaan) adalah penerapan kreativitas dan keinovasian untuk
memecahkan permasalahan dan upaya memanfaatkan peluang-peluang yang dihadapi orang
setiap hari.

Sedangkan berbeda pendapat menurut Andrew J. Dubrin (2008) entrepreneur adalah


seseorang yang mendirikan dan menjalankan sebuah usaha yang inovatif.1

Secara umum banyak sekali definisi yang dikemukakan oleh para ahli, mengenai
kewirausahaan, dibawah ini akan saya kemukakan beberapa pendapat tersebut, yang diambil
dari berbagai sumber : Harvey Leibenstein (1968, 1979), mengemukakan, kewirausahaan
mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan
perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas,
atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya. Penrose (1963) : Kegiatan
kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi. Kapasitas
1
Annie goleman Daniel and others, ‘Enterpreneurship (Kewirausahaan)’, Journal of Chemical Information and
Modeling, 53.9 (2018), 1689–99.
atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas kewirausahaan. Frank Knight (1921) :
Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar. Definisi ini
menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika
pasar. Seorang wirausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial
mendasar seperti pengarahan dan pengawasan.

Entrepreneurship secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard


Castillon pada tahun 1755. Di luar negeri, istilah entrepreneurship sendiri telah dikenal sejak
abad ke-17, sedangkan di Indonesia istilah entrepreneurship baru dikenal pada akhir abad ke-
20. Beberapa istilah entrepreneurship seperti di Belanda dikenal dengan ondernemer, dalam
bahasa Prancis dikenal dengan istilah entreprendre, dalam bahasa jerman entrepreneur disebut
dengan unternehmer, turunan dari kata unternehmen yang diartikan menjalankan, melakukan
dan berusaha.

Pendidikan entrepreneurship mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti


Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan
entrepreneurship atau manajemen usaha kecil. Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di
Amerika Serikat memberikan pendidikan entrepreneurship.2

Pada saat ini Negara indonesia bisa dikatakan sebagai Negara berkembang. Hal ini
disebabkan oleh berbagai masalah yang ada di indonesia. Seperti pendapatan penduduk yang
rendah, banyaknya pengangguran,dan kondisi ekonomi serta sosial yang tertinggal
dibandingkan dengan Negara maju. Banyak hal yang memang harus dibenahi pemerintah
indonesia untuk bisa meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyatnya. Padatnya
penduduk di kota besar seperti jakarta misalnya, menyebabkan sempitnya lapangan pekerjaan.
Oleh karena itu, penduduk yang tidak memiliki pekerjaan yang tetap dan tidak memiliki
kemampuan berwirausaha akan memiliki pendapatan yang rendah dan tidak dapat mencukupi
kebutuhan keluarganya. Jika hal ini belum dapat terselesaikan maka perkembangan
perekonomian di indonesia tidak akan mengalami peningkatan dan indonesia tidak dapat
menjadi Negara maju. Oleh karena itu, jiwa kewirausahaan penduduk indonesia harus
ditingkatkan untuk membantu mengembangkan perekonomian Negara indonesia.

1.2 Manfaat Entrepreneurship

1. Memberi peluang dan kebebasan untuk mengendalikan nasib sendiri.

Mempunyai usaha sendiri akan memberikan kebebasan untuk kita mencari peluang berbisnis
agar dapat mencapai tujuan hidup. Seorang entrepreneur akan memanfaatkan bisnisnya untuk
untuk untuk mewujudkan cita-citanya.

2. Memberi peluang untuk mencapai potensi diri sepenuhnya

2
Daniel and others.
Tidak banyak orang yang terbuka pikirannya bahwa bekerja di suatu perusahaan seringkali
membosankan, kurang menantang dan tidak ada perkembangan secara finansial. Hal ini
sangat tidak berlaku bagi seorang entrepreneur, bagi mereka tidak banyak perbedaan antara
bekerja atau menyalurkan hobi atau bermain, keduanya sama saja. Bisnis-bisnis yang dimiliki
oleh entrepreneur merupakan alat untuk menyatakan manifestasi diri. Keberhasilan seorang
entrepreneur adalah suatu hal yang ditentukan oleh kreativitas, antusias, inovasi, dan visi
mereka sendiri. Memiliki usaha atau perusahaan sendiri memberikan kekuasaan kepada
mereka, kebangkitan spiritual dan mampu mengikuti minat atau hobinya sendiri.

3. Memiliki peluang untuk meraih keuntungan

Pada dasarnya uang bukan tujuan utama bagi seorang entrepreneur, Karena keuntungan
entrepreneurship merupakan faktor motivasi yang penting untuk mendirikan usaha sendiri.
Kebanyakan pebisnis tidak ingin menjadi kaya raya, tetapi kebanyakan diantaranya ingin
menjadi berkecukupan. Menurut hasil penelitian, Thomas stanley dan William Danko,
pemilik perusahaan sendiri mencapai 2/3dari jutawan Amerika serikat. “Orang-orang yang
bekerja memiliki perusahaan sendiri empat kali lebih besar untuk menjadi jutawan daripada
orang-orang yang bekerja untuk orang lain (karyawan perusahaan lain).

4. Semakin banyaknya entrepreneur maka akan dapat mengurangi jumlah pengangguran


di Indonesia.
5. Dapat dijadikan sumber pertumbuhan perekonomian daerah dan nasional.
6. Dapat mengembanhkan jejaring bisnis maupun sosial di Indonesia.

1.3 Karakteristik Seorang Entrepreneur

Abood dan Aboyasin, (2014) mengelompokkan entrepreneur dalam 3 karakter yaitu;

1. Pribadi dengan indikator: rasa kemampuan dan ketekunan, kemandirian, semangat


pribadi untuk menjalankan proyek bisnis, percaya diri dan optimisme, keberanian dan
tanggung jawab dan motivasi tinggi untuk pemenuhan diri.
2. Inovatif dengan indikator: memiliki visi masa depan sebagai motivasi untuk bertindak,
pengambilan risiko, berpikir di luar kotak, kemampuan untuk menangkap peluang,
fleksibilitas dan berpikir terbuka.
3. Manajerial dan organisasi dengan indikator: pengalaman manajerial dan organisasi,
tidak menyukai yang bersifat rutin (tradisional), rasa kuasa dan kontrol atas apa yang
dilakukannya (pengendalian internal), kemampuan untuk menginvestasikan sumber
daya, manajemen diri yang efisien dan kompetensi sosial atau kemampuan
membangun hubungan dengan orang lain3
Selanjutnya Sari et al. (2016) dalam penelitiannya membagi karakteristik entrepreneur dalam
3 variabel yaitu:

3
Ali Lutfi Munirudin, Elly Jumiaty, and Nurlela Machmudin, ‘Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Usaha
Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm) Produk Keripik Di Kota Tarakan’, J-PEN Borneo : Jurnal Ilmu Pertanian,
2.1 (2020), 1–7 <https://doi.org/10.35334/jpen.v2i2.1513>.
1). Karakteristik individu dengan indikator: usia, pendidikan, pengalaman, kekosmopolitan.
2). Karakteristik psikologis dengan indikator: pekerja keras, percaya diri, disiplin, berani
mengambil risiko, toleransi terhadap ketidakpastian, inovatif, mandiri dan bertanggung jawab.
3). Kompetensi entrepreneurship dengan indikator: kemampuan manajerial, kemampuan
konseptual, kemampuan sosial, kemampuan membuat keputusan, kemampuan mengatur
waktu.4

1.6 Kisah Sukses Menjadi Entrepreneur

Menjadi seorang entrepreneur merupakan salah satu langkah untuk kita mencapai
sebuah kesuksesan. Bahkan hampir setiap orang ingin menjadi seorang entrepreneur atau
sukses, namun tidak sedikit juga orang yang tidak berani ambil resiko yang menjadikan hanya
segelintir yang serius untuk “take action” dan mewujudkan impian menjadi entrepreneur
sukses.

Banyak kisah sukses dari para entrepreneur yang memiliki


jiwa,prinsip dan motivasi,baik di luar negeri maupun di indonesia.
Kisah sukses di Indonesia seperti, Sebutan “The Legend” memang
pas untuk Hari Dharmawan. Lihat saja prestasi bisnisnya selama 40
tahun lebih. Siapa yang tak mengenal Matahari sebagai jaringan
ritel raksasa di Indonesia? Kata matahari bukan saja diasosiasikan
sebagai sumber cahaya dan energi, tetapi juga sebuah ritel yang ada
di mana-mana. Kini, sang legenda sudah 63 tahun. Tetapi, dalam menyampaikan gagasan, ia
masih seperti orang muda. Semangat bisnisnya pun masih menggelora, sama seperti
bicaranya. Hari Dharmawan seakan tak pernah kering energinya. Hal ini pula yang
membuatnya sukses, di samping kecerdasan, kerja keras, dan merintis usaha dari skala kecil.
Di usianya yang senja, Hari masih mampu berkarya, Salah satunya adalah mendirikan ritel
yang sangat unik, ’Value Dollar’ dan ’Rumah Matahari’. Value Dollar memang unik, karena
seluruh barangnya dijual dengan satu harga-- Rp5.000-- per unit. Kesan kuat dengan konsep
ini adalah, barang yang ditawarkan di toko ini murah sekali, cuma Rp5.000. Tentu saja
konsep serba Rp5.000 itu mempunyai daya tarik yang luar biasa bagi yang melihat toko Value
Dollar dari jauh. Atau, memunculkan rasa ingin tahu yang besar untuk masuk. Dengan harga
Rp5.000, orang tidak berpikir panjang untuk membeli sesuatu. Sebab, uang Rp 5.000 untuk
saat ini bukan sebuah bilangan besar. Jadi, orang seperti terjebak untuk membeli, karena
harganya yang dikesankan sangat murah. Pengetahuan dan kemampuannya Hari mengelola
bisnis, tumbuh bersama bisnisnya. Tampaknya ia menerapkan konsep ’trumbuh dari bawah’.
Sehingga, ia tetap bisa mengendalikan bisnis tersebut setelah menjadi raksasa beberapa puluh
tahun kemudian. Mengendalikan bisnis yang besar memang sangat berbeda dengan mengelola
usaha yang masih kecil. Karena itu, jika bisnis yang ditekuni “lebih besar” dari kemampuan
pengelolanya, bisa dipastikan bisnis tersebut akan hancur. Ini yang sering disebut orang

4
Munirudin, Jumiaty, and Machmudin.
sebagai pengalaman. Bayangkan, apa jadinya bila seseorang yang belum pernah berbisnis dan
tanpa sekolah bisnis pula, diserahkan mengelola Matahari yang sudah raksasa itu? .5

Yang kedua yakni, William Tanuwijaya ia adalah


pengusaha muda Indonesia pendiri sekaligus pemilik Tokopedia.
Namanya kini terkenal sebagai pengusaha muda setelah berhasil
membawa Tokopedia sebagai perusahaan Unicorn. William
mendirikan Tokopedia pada tahun 2007. Awalnya ia sulit
mengembangkan bisnisnya karena usaha Tokopedia untuk
mendapatkan suntikan dana ditolak selama beberapa tahun, tapi ia
tidak menyerah. Hingga akhirnya pada tahun 2009, ia berhasil mendapatkan dana untuk
mengembangkan usahanya hingga sekarang menjadi marketplace terbesar di Indonesia.
Adapun nilai valuasi dari Tokopedia mencapai lebih daru US$7 miliar, lho.

Yang ketiga yakni pengusaha muda, Edward


Tirtanata dan James Prananto adalah dua pendiri Kopi
Kenangan yang kini gerainya sudah tersebar di berbagai
sudut di beberapa kota besar. Kopi kenangan didirikan
dengan konsep memadukan warung kopi pinggir jalan
dan kafe kelas atas sehingga menawarkan produk yang
berkualitas namun tetap dapat dibeli dengan harga
terjangkau. Kopi Kenangan besutan salah satu
pengusaha sukses Indonesia ini rencananya ingin
menambah hingga 130 gerai dan menjual 3 juta cangkir kopi per bulan. Sekadar tambahan
informasi, perusahaan tersebut pernah mendapat dana US$8 juta dari Perusahaan Venture
Capital Alpha JWC Ventures di masa awal bisnisnya.

1.5 Smart Entrepreneur

Seiring perkembangan zaman di Indonesia, Teknologi yang semakin berkembang


dengan pesat. Kini, sermua orang dapat berbisnis dimanapun kapanpun dan berkat teknologi.
Di tahun 2020 hingga sekarang dikarenakan Virus Covid-19 Para pemuda dan pemudi di
Indonesia sedang berbondong bondong untuk menciptakan bisnis yang mereka anggap mudah
dan praktis, contohnya seperti online shop. Untuk menjadi seorang entrepreneur sangatlah
mudah karena dibekali kecanggihan teknologi di zaman ini. Tetapi alangkah baiknya kita
memanfaatkan kemudahan itu dengan sebaik mungkin dengan menjadi entrepreneur yang
bijak dan cerdas, yang nantinya akan membawa dampak positif bagi dirinya sendiri.

Smart Entrepreneur (Wirausaha Cerdas atau Pengusaha cerdas) merupakan seseorang


yang merintis sebuah usaha dan memiliki factor-faktor seperti dibawah ini :

1. Strategic Thinker (Pemikir Strategi)

5
Nabila Ridtiningsih, ‘Kisah Sukses Para Entrepreneur’, 2017.
Seorang Entrepreneur yang cerdas akan membuat rencana strategis yang handal,ia
tidak mengeluarkan effort dengan otot saja melainkan juga pemikiran yang
kreatif,inovatif agar dapat mengeluarkan ide yang bagus untuk menyusun strategi yang
baik. Jadi,seorang entrepreneur cerdas tidak hanya bermodalkan tekat namun juga
bermodalkan strategi yang terstruktur.
2. Motivator
Seorang Entrepreneur harus mempunyai jiwa motivator bagi diri nya sendiri karena
saat mengalami kegagalan, ia akan memikirkan bagaimana cara nya agar ia dapat
bangkit dari kegagalan yang sedang ia alami. Dan seseorang entrepreneur yang cerdas
juga merupakan motivator yang handal untuk karyawan dan timnya.
3. Ambitious (Penuh Ambisi)
Seorang Entrepreneur yang cerdas harus mempunyai ambisi yang baik. Sedangkan
ambisi yang buruk adalah ambisi yang ingin dicapai dengan instan tanpa mau
mengeluarkan effort yang lebih. Dengan ambisi yang tepat maka ia mampu
mempunyai semangat dan keinginan yang kuat untuk mewujudkan tujuan yang ingin
ia capai.
4. Risk Manager (Manajer Risiko)
Seorang Entrepreneur tidak hanya bertindah sebagai pengambilan risiko melainkan
juga menjadi manajer risiko bagi dirinya sendiri dan usahanya. Seorang manajer risiko
harus cermat,cerdas,taktis, dan jeli untuk membaca risiko dan peluang sehingga ia
dapat memilih risiko yang dapat menguntungkan untuk usahanya.
5. Totalitas
Seorang entrepreneur yang cerdas harus totalitas dalam mengerjakan sesuatu guna
membangun usahanya dan berkomitmen tinggi serta menganggap usahanya sendiri
menjadi hobi baru untuk dirinya. Maka ia akan mencintai apa yang sedang ia
kembangkan.

1.6 Faktor Keberhasilan Entrepreneur

Kunci keberhasilan usaha adalah permodalan sudah terpenuhi, penyaluran yang


produktif dan tercapainya tujuan organisasi. Suatu bisnis dikatakan berhasil bila mendapat
laba, karena laba adalah tujuan dari seseorang melakukan bisnis. Sehingga, dapat diketahui
bahwa definisi keberhasilan usaha adalah suatu keadaan dimana usaha yang dijalankan
seorang entrepreneur mengalami peningkatan dari hasil yang sebelumnya atau keberhasilan
dari bisnis mencapai tujuannya, dimana keberhasilan tersebut didapatkan dari entrepreneur
yang memiliki otak yang cerdas, yaitu kreatif, mengikuti perkembangan teknologi dan dapat
menerapkan secara proaktif.
1. Peluang
Menciptakan yang berarti membuat sesuatu yang tadinya tidak ada menjadi ada.
Seorang entrepreneur mengasah kemandiriannya bahkan hingga tingkat menciptakan
sendiri peluang usahanya. Punya imajinasi dan “mata jeli” yang bisa menembus dada
konsumen dan menangkap insight (impian terdalamnya) sebelum mereka sendiri
menyadarinya, adalah ciri entrepreneur.
2. Faktor SDM
Sumber daya manusia dijadikan manajemen salah satu indikator penting pencapaian
tujuan organisasi secara efektif, sedangkan dalam hubungannya dengan kewirausahaan
SDM merupakan individu-individu dalam organisasi kewirausahaan yang dapat
memberika kontribusi berupa produktivitas untuk mencapai tujuan sistem organisasi
kewirausahaan.
3. Faktor Keuangan
Modal menjadi faktor pendukung keberhasilan usaha yang akan dijalankan seorang
entrepreneur. Modal yang terlalu kecil membuat usaha menjadi macet dan sulit
berkembang, meskipu resiko yang akan ditanggung menjadi lebih minim. Sedangkan
modal besar mempunyai peluang besar untuk berkiprah di dunia bisnis. Salah satunya
dengan mendukung promosi besar-besaran melalui iklan online maupu
offline,endorsment yang kini sangat melejit dikalangan pebisnis, dan sebagainya
4. Faktor Perencanaan
Bussines planning merupakan salah satu komponen terpenting untuk menentukan
kesuksesan entrepreneurship. Tanpa perencanaan yang tepat, akurat, dan jelas maka
usaha yang dibangun tidak akan bisa maju. Karena dalam proses perencanaan inilah
anda akan membuat tujuan usaha beserta visi dan misi yang jelas dan detail.
5. Faktor Pemasaran dan Penjualan
Pendekatan pemasaran yang digunakan untuk menarik minat pelanggan tanpa
membuat konsumen menyadari bahwa mereka menjadi sasaran pendekatan
pemasaran. Proses ini sangat bergantung pada dasar-dasar viral marketing, yang
merupakan pemasaran dari mulut ke mulut dimana pelanggan mempromosikan sebuah
produk atau jasa dengan cara menceritakan kepada orang lain.
6. Faktor peraturan pemerintah, politik, ekonomi, dan budaya lokal. Faktor ini
berpengaruh banyak karena usaha juga berhubungan dengan:
a. Peraturan pemerintah,
b. Legalitas perizinan situasi ekonomi dan politik
c. perkembangan budaya lokal
d. Lingkungan sosial yang berbeda setiap daerah.
7. Catatan Bisnis
Banyak usaha yang sulit dan tidak berkembang hanya disebabkan pengusaha tidak
mengetahui sejauh mana bisnisnya yang sudah berjalan. Catatan bisnis dapat
membantu untuk mengetahui sejauh mana usha berjalan. contohnya, catatan keuangan,
catatan SDM dan personalia, catatan Pemasaran, serta catatan produksi.6

1.7 Faktor Kegagalan Entrepreneur

6
Hermansyah Hermansyah and Dahmiri Dahmiri, ‘Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan
Berwirausaha Industri Percetakan (Studi Kasus Wirausaha Industri Percetakan Di Kota Jambi)’, Jurnal
Manajemen Terapan Dan Keuangan, 8.3 (2020), 38–44 <https://doi.org/10.22437/jmk.v8i3.8596>.
Kegagalan adalah cara Allah SWT mengajarkan kita tentang pantang menyerah,
kesabaran, kerja keras dan percaya diri. Tugas kita adalah fokus pada mengais hikmah dari
setiap peristiwa yang mampir dalam kehidupan kita.

Dalam menjalankan bisnis,perencanaan sangatlah penting untuk mencapai tujuan


berbisnis. Renacana bisnis tidak perlu sempurna,namun harus tepat dan dipikirkan secara
matang. Jika perencanaan bisnis tidak dipikirkan dengan matang,hal ini akan berdampak
langsung pada kegiatan operasional bisnis yang mengakibatkan kegagalan bisnis atau bahkan
pailit.

Zimmerer mengemukakan ada beberapa faktor penyebab kegagalan dalam


menjalankan usaha, yaitu :

1. Ketidakmampuan Manajemen
Dalam berbisnis terutama bisnis mikro,kurangnya pengalaman manajemen
atau lemahnyanya kemampuan pengambilan keputusan merupakan masalah
kronis dari kegagalan usaha. Pemilik usaha yang kurang kompeten dalam
kemampuan kepemimpinan dan pengetahuan yang diperlukan agar bisnis dapat
berjalan dengan baik.
2. Kurang Pengalaman
Idealnya,calon entrepreneur memiliki pengalaman keterampilan teknis yang
luas dan memadai,kemampuan mengkoordinasi bebagai kegiatan bisnis. Serta
keterampilan untuk mengelola orang orang dalam organisasi serta dapat
memotivasi karyawan untul meningkatkan kinerja.
3. Lemahnya Pengendalian Keuangan
Pada dasarnya keberhasilan bisnis diperkuat dengan adanya pengendalian
keuangan yang baik. Sementara itu, perusahaan kerap kali melakukan dua
kesalahan,yakni keuangan modal dan kelemahan dalam kebijakan kredit
terhadap pelanggan.
4. Lokasi yang Buruk
Idealnya untuk melakukan pemilihan tempat harus di pilih berdasarkan
penelitian,pengamatan,dan perencanaan. Selain itu, diperlukan juga
pertimbangan biaya sewa yang harus di bayar. Seringkali entrepreneur memilih
lokasi hanya dikarenakan adanya tempat yang kosong maupun harganya yang
sangat murah dan tidak melihat jangka panjang.
5. Tidak Memiliki Visi
Pada dasarnya usaha yang dijalankan tanpa tujuan yang jelas merupakan
kegagalan terbesar seorang entrepreneur. Dengan ini, menentukan suatu
tujuan ,baik untuk jangka panjang,menengah, atau pendek adalah hal yang
sangat penting untuk dilakukan oleh seorang entrepreneur.
6. Lemahnya Perencanaan
Kalimat “Yang penting jalani dulu saja deh!” seringkali dilontarkan
entrepreneur yang tidak memikirkan efek jangka panjang. Disinilah perlunya
peran perencanaan. Membuat perencanaan tidak melulu harus rumit dan tidak
perlu seperti rencana perusahaan besar. Yang intinya, bisa dijadikan pedoman
untuk mencapai tujuan ataupun target.
7. Minimnya Kemampuan Manajerial
Seringkali seorang entrepreneur meremehkan perihal pengalaman maupun
keterampilan manajerial yang ia tidak mampu membuat perencanaan,salah
mengelola keuangan,kurang jeli untuk melihat pergerakan pasar, ataupun gagal
untuk memotivasi karyawan. Untuk mengejar ketertinggalan ini,tidak ada
salahnya sebagai entrepreneur untuk menimba ilmu dari berbagai seminar dan
pelatihan manajemen bisnis. Agar dapat bertukar pikiran dan mendongkrak
kemampuan manajerial. 7

7
Abstrak Faktor-faktor Yang, Mempengaruhi Kegagalan, and Usaha Perubahan, ‘Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi…’, 2008, 25–42.

Anda mungkin juga menyukai