DASAR ENTREPRENEURSHIP
Dunia ini dipenuhi dengan orang-orang yang berkeinginan untuk bekerja,dan sebagian
orang lebih memilih untuk bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil dan yang lainnya memilih
menjadi Pegawai Swasta. Sedikit orang yang berani mengambil resiko untuk menjadi
Entrepreneur,pada dasarnya sebagian orang bekerja sebagai pegawai swasta yang berarti ia
menjadi karyawan dari orang-oranh yang menjadi entrepreneur. Entrepreneurship menjamin
seseorang untuk memperoleh penghasilan yang tidak terbatas dan sering kali penghasilan dan
perkembangan usahanya tersebut diluar prediksi entrepreneur itu sendiri.
Di dalam agama kita diajarkan bahwa rezeki telah ditumpuk -tumpukkan oleh ALLAH
SWT dan siapa yang cepat maka ia yang akan mendapatkan rezeki tersebut. Maksud dari
ungkapan tersebut yaitu rezeki di ibaratkan dengan bola yang tidak akan datang jika orang
tersebut tidak berusaha untuk menghampirinya, dan Entrepreneurship adalah jalan bagi kita
untuk memperoleh rezeki tersebut dengan batas maksimal yang dapat kita peroleh.
Kata entrepreneur berasal dari bahasa Prancis, entreprendre, yang sudah dikenal sejak
abad ke-17, yang berarti berusaha. Dalam hal bisnis, maksudnya adalah memulai sebuah
bisnis. Kamus Merriam-Webster menggambarkan definisi entrepreneur sebagai seseorang
yang mengorganisir dan menanggung risiko sebuah bisnis atau usaha.
Secara umum banyak sekali definisi yang dikemukakan oleh para ahli, mengenai
kewirausahaan, dibawah ini akan saya kemukakan beberapa pendapat tersebut, yang diambil
dari berbagai sumber : Harvey Leibenstein (1968, 1979), mengemukakan, kewirausahaan
mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan
perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas,
atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya. Penrose (1963) : Kegiatan
kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi. Kapasitas
1
Annie goleman Daniel and others, ‘Enterpreneurship (Kewirausahaan)’, Journal of Chemical Information and
Modeling, 53.9 (2018), 1689–99.
atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas kewirausahaan. Frank Knight (1921) :
Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar. Definisi ini
menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika
pasar. Seorang wirausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial
mendasar seperti pengarahan dan pengawasan.
Pada saat ini Negara indonesia bisa dikatakan sebagai Negara berkembang. Hal ini
disebabkan oleh berbagai masalah yang ada di indonesia. Seperti pendapatan penduduk yang
rendah, banyaknya pengangguran,dan kondisi ekonomi serta sosial yang tertinggal
dibandingkan dengan Negara maju. Banyak hal yang memang harus dibenahi pemerintah
indonesia untuk bisa meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyatnya. Padatnya
penduduk di kota besar seperti jakarta misalnya, menyebabkan sempitnya lapangan pekerjaan.
Oleh karena itu, penduduk yang tidak memiliki pekerjaan yang tetap dan tidak memiliki
kemampuan berwirausaha akan memiliki pendapatan yang rendah dan tidak dapat mencukupi
kebutuhan keluarganya. Jika hal ini belum dapat terselesaikan maka perkembangan
perekonomian di indonesia tidak akan mengalami peningkatan dan indonesia tidak dapat
menjadi Negara maju. Oleh karena itu, jiwa kewirausahaan penduduk indonesia harus
ditingkatkan untuk membantu mengembangkan perekonomian Negara indonesia.
Mempunyai usaha sendiri akan memberikan kebebasan untuk kita mencari peluang berbisnis
agar dapat mencapai tujuan hidup. Seorang entrepreneur akan memanfaatkan bisnisnya untuk
untuk untuk mewujudkan cita-citanya.
2
Daniel and others.
Tidak banyak orang yang terbuka pikirannya bahwa bekerja di suatu perusahaan seringkali
membosankan, kurang menantang dan tidak ada perkembangan secara finansial. Hal ini
sangat tidak berlaku bagi seorang entrepreneur, bagi mereka tidak banyak perbedaan antara
bekerja atau menyalurkan hobi atau bermain, keduanya sama saja. Bisnis-bisnis yang dimiliki
oleh entrepreneur merupakan alat untuk menyatakan manifestasi diri. Keberhasilan seorang
entrepreneur adalah suatu hal yang ditentukan oleh kreativitas, antusias, inovasi, dan visi
mereka sendiri. Memiliki usaha atau perusahaan sendiri memberikan kekuasaan kepada
mereka, kebangkitan spiritual dan mampu mengikuti minat atau hobinya sendiri.
Pada dasarnya uang bukan tujuan utama bagi seorang entrepreneur, Karena keuntungan
entrepreneurship merupakan faktor motivasi yang penting untuk mendirikan usaha sendiri.
Kebanyakan pebisnis tidak ingin menjadi kaya raya, tetapi kebanyakan diantaranya ingin
menjadi berkecukupan. Menurut hasil penelitian, Thomas stanley dan William Danko,
pemilik perusahaan sendiri mencapai 2/3dari jutawan Amerika serikat. “Orang-orang yang
bekerja memiliki perusahaan sendiri empat kali lebih besar untuk menjadi jutawan daripada
orang-orang yang bekerja untuk orang lain (karyawan perusahaan lain).
3
Ali Lutfi Munirudin, Elly Jumiaty, and Nurlela Machmudin, ‘Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Usaha
Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm) Produk Keripik Di Kota Tarakan’, J-PEN Borneo : Jurnal Ilmu Pertanian,
2.1 (2020), 1–7 <https://doi.org/10.35334/jpen.v2i2.1513>.
1). Karakteristik individu dengan indikator: usia, pendidikan, pengalaman, kekosmopolitan.
2). Karakteristik psikologis dengan indikator: pekerja keras, percaya diri, disiplin, berani
mengambil risiko, toleransi terhadap ketidakpastian, inovatif, mandiri dan bertanggung jawab.
3). Kompetensi entrepreneurship dengan indikator: kemampuan manajerial, kemampuan
konseptual, kemampuan sosial, kemampuan membuat keputusan, kemampuan mengatur
waktu.4
Menjadi seorang entrepreneur merupakan salah satu langkah untuk kita mencapai
sebuah kesuksesan. Bahkan hampir setiap orang ingin menjadi seorang entrepreneur atau
sukses, namun tidak sedikit juga orang yang tidak berani ambil resiko yang menjadikan hanya
segelintir yang serius untuk “take action” dan mewujudkan impian menjadi entrepreneur
sukses.
4
Munirudin, Jumiaty, and Machmudin.
sebagai pengalaman. Bayangkan, apa jadinya bila seseorang yang belum pernah berbisnis dan
tanpa sekolah bisnis pula, diserahkan mengelola Matahari yang sudah raksasa itu? .5
5
Nabila Ridtiningsih, ‘Kisah Sukses Para Entrepreneur’, 2017.
Seorang Entrepreneur yang cerdas akan membuat rencana strategis yang handal,ia
tidak mengeluarkan effort dengan otot saja melainkan juga pemikiran yang
kreatif,inovatif agar dapat mengeluarkan ide yang bagus untuk menyusun strategi yang
baik. Jadi,seorang entrepreneur cerdas tidak hanya bermodalkan tekat namun juga
bermodalkan strategi yang terstruktur.
2. Motivator
Seorang Entrepreneur harus mempunyai jiwa motivator bagi diri nya sendiri karena
saat mengalami kegagalan, ia akan memikirkan bagaimana cara nya agar ia dapat
bangkit dari kegagalan yang sedang ia alami. Dan seseorang entrepreneur yang cerdas
juga merupakan motivator yang handal untuk karyawan dan timnya.
3. Ambitious (Penuh Ambisi)
Seorang Entrepreneur yang cerdas harus mempunyai ambisi yang baik. Sedangkan
ambisi yang buruk adalah ambisi yang ingin dicapai dengan instan tanpa mau
mengeluarkan effort yang lebih. Dengan ambisi yang tepat maka ia mampu
mempunyai semangat dan keinginan yang kuat untuk mewujudkan tujuan yang ingin
ia capai.
4. Risk Manager (Manajer Risiko)
Seorang Entrepreneur tidak hanya bertindah sebagai pengambilan risiko melainkan
juga menjadi manajer risiko bagi dirinya sendiri dan usahanya. Seorang manajer risiko
harus cermat,cerdas,taktis, dan jeli untuk membaca risiko dan peluang sehingga ia
dapat memilih risiko yang dapat menguntungkan untuk usahanya.
5. Totalitas
Seorang entrepreneur yang cerdas harus totalitas dalam mengerjakan sesuatu guna
membangun usahanya dan berkomitmen tinggi serta menganggap usahanya sendiri
menjadi hobi baru untuk dirinya. Maka ia akan mencintai apa yang sedang ia
kembangkan.
6
Hermansyah Hermansyah and Dahmiri Dahmiri, ‘Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan
Berwirausaha Industri Percetakan (Studi Kasus Wirausaha Industri Percetakan Di Kota Jambi)’, Jurnal
Manajemen Terapan Dan Keuangan, 8.3 (2020), 38–44 <https://doi.org/10.22437/jmk.v8i3.8596>.
Kegagalan adalah cara Allah SWT mengajarkan kita tentang pantang menyerah,
kesabaran, kerja keras dan percaya diri. Tugas kita adalah fokus pada mengais hikmah dari
setiap peristiwa yang mampir dalam kehidupan kita.
1. Ketidakmampuan Manajemen
Dalam berbisnis terutama bisnis mikro,kurangnya pengalaman manajemen
atau lemahnyanya kemampuan pengambilan keputusan merupakan masalah
kronis dari kegagalan usaha. Pemilik usaha yang kurang kompeten dalam
kemampuan kepemimpinan dan pengetahuan yang diperlukan agar bisnis dapat
berjalan dengan baik.
2. Kurang Pengalaman
Idealnya,calon entrepreneur memiliki pengalaman keterampilan teknis yang
luas dan memadai,kemampuan mengkoordinasi bebagai kegiatan bisnis. Serta
keterampilan untuk mengelola orang orang dalam organisasi serta dapat
memotivasi karyawan untul meningkatkan kinerja.
3. Lemahnya Pengendalian Keuangan
Pada dasarnya keberhasilan bisnis diperkuat dengan adanya pengendalian
keuangan yang baik. Sementara itu, perusahaan kerap kali melakukan dua
kesalahan,yakni keuangan modal dan kelemahan dalam kebijakan kredit
terhadap pelanggan.
4. Lokasi yang Buruk
Idealnya untuk melakukan pemilihan tempat harus di pilih berdasarkan
penelitian,pengamatan,dan perencanaan. Selain itu, diperlukan juga
pertimbangan biaya sewa yang harus di bayar. Seringkali entrepreneur memilih
lokasi hanya dikarenakan adanya tempat yang kosong maupun harganya yang
sangat murah dan tidak melihat jangka panjang.
5. Tidak Memiliki Visi
Pada dasarnya usaha yang dijalankan tanpa tujuan yang jelas merupakan
kegagalan terbesar seorang entrepreneur. Dengan ini, menentukan suatu
tujuan ,baik untuk jangka panjang,menengah, atau pendek adalah hal yang
sangat penting untuk dilakukan oleh seorang entrepreneur.
6. Lemahnya Perencanaan
Kalimat “Yang penting jalani dulu saja deh!” seringkali dilontarkan
entrepreneur yang tidak memikirkan efek jangka panjang. Disinilah perlunya
peran perencanaan. Membuat perencanaan tidak melulu harus rumit dan tidak
perlu seperti rencana perusahaan besar. Yang intinya, bisa dijadikan pedoman
untuk mencapai tujuan ataupun target.
7. Minimnya Kemampuan Manajerial
Seringkali seorang entrepreneur meremehkan perihal pengalaman maupun
keterampilan manajerial yang ia tidak mampu membuat perencanaan,salah
mengelola keuangan,kurang jeli untuk melihat pergerakan pasar, ataupun gagal
untuk memotivasi karyawan. Untuk mengejar ketertinggalan ini,tidak ada
salahnya sebagai entrepreneur untuk menimba ilmu dari berbagai seminar dan
pelatihan manajemen bisnis. Agar dapat bertukar pikiran dan mendongkrak
kemampuan manajerial. 7
7
Abstrak Faktor-faktor Yang, Mempengaruhi Kegagalan, and Usaha Perubahan, ‘Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi…’, 2008, 25–42.