USAHAWAN DI INDONESIA
Kelompok 2
Anggota :
1. Veri Kurtis, S. Pd
2. Asmeri Hadi, S. Pd
3. Yeni Nora Wiwi, S. Pd
2023
PEMBAHASAN
I. DEFINISI USAHAWAN
berasal dari bahasa Perancis entreprendre yang berarti “bertanggung jawab”. Menurut
mengubah kesempatan menjadi ide yang dapat dijual atau dipasarkan, memberikan
nilai tambah dengan memanfaatkan upaya, waktu, biaya atau kecakapan dengan tujuan
mendapat keuntungan.
adalah orang yang pandai atau berbakat mengenai produk baru, menentukan cara
produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta
sumber sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dari padanya dan
mengidentifikasi peluang.
mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan dan berjiwa
berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha,
tanpadiliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti.
7. Menurut McClelland (1961) menyatakan bahwa usahawan adalah daya inovatif dari kehendak
8. Menurut Schumpeter (1934) mengartikan usahawan sebagai individu yang melakukan pembaharuan
9. Menurut Swasono, 1978, Wirausaha adalah pionir dalam bisnis, innovator, penanggung
Dari sekian banyak pendapat yang menyatakan apa itu usahawan atau pengusaha atau
seseorang yang berjiwa berani dan mampu melihat peluang dengan melakukan inovasi demi
menciptakan bisnis baru dengan segala resiko yang ada, artinya dia bermental mandiri dan
berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak
pasti. Tapi kalau dalam konteks bisnis wirausahawan adalah pengusaha, tetapi tidak semua
memberikan respon positif terhadap peluang yang mementingkan diri sendiri dan layanan
yang lebih baik pada pelanggan, masyarakat ( komunitas ), dengan selalu berusahan
mencari dan melayani lebih banyak dan lebih baik, serta menciptakan dan menyediakan
produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang lebih efisien, melalui
Dunia wirausaha merupakan ujung tombak untuk membangun suatu Negara. Wirausaha
merupakan suatu jalan keluar yang terbaik untuk menyelesaikan masalah pengangguran, namun
minat dari masyarakat baik mereka yang masih aktif belajar maupun yang sudah lulus kuliah
masih kurang. Penyebab dari kurangnya minat ini mempunyai latar belakang pandangan
Setiap tahunnya jika kita perhatikan, Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK), Universitas Negeri maupun swasta meluluskan peserta didiknya yang sudah
terdidik. Merekalah yang akan menjadi harapan dari suatu Negara. Setelah lulus dan
mendapatkan Ijazah sebagian dari mereka berpikir untuk mencari dan mendapatkan pekerjaan
yang layak. Impian inilah yang menjadikan sebagian dari mereka menjadi pengangguran
dikarenakan belum bisa mendapatkan pekerjaan yang diimpikan, disebabkan oleh sempitnya
lapangan pekerjaan yang tersedia, baik itu di sektor pemerintahan maupun swasta. Jumlah
lulusan yang sudah terdidik ini setiap tahunya terus bertambah, namun peningkatan lapangan
Menurut Prof. Dr. Buchari Alma banyak faktor psikologis yang membentuk sikap negatif
masyarakat sehingga mereka kurang berminat terhadap profesi wirausaha, antara lain sifat
agresif, ekspansif, bersaing, egois, tidak jujur, kikir, sumber penghasilan tidak stabil, kurang
terhormat, pekerjaan rendah dan sebagainya. Pandangan semacam ini dianut oleh sebagian besar
penduduk, sehingga mereka tidak tertarik. Mereka tidak menginginkan anak – anaknya
menerjuni bidang ini, dan berusaha mengalihkan perhatian anak untuk menjadi pegawai negeri,
apalagi bila anaknya sudah bertitel lulusan perguruan tinggi. Mereka berucap. “untuk apa
sekolah tinggi”, jika hanya mau jadi pedagang. “Pandangan seperti ini sudah berkesan jauh di
lubuk hati sebagian besar rakyat kita, mulai sejak zaman penjajahan Belanda sampai beberapa
Landasan filosofis inilah yang menyebabkan rakyat Indonesia tidak termotivasi terjun ke
dunia bisnis. Kita tertinggal jauh dari Negara tetangga, yang seakan–akan memiliki spesialisasi
dalam profesi bisnis. Mereka dapat mengembangkan bisnis besar–besaran mulai dari industri
hulu sampai ke industry hilir, meliputi usaha jasa, perbankan, perdagangan besar (grosir),
perdagangan eceran besar (department store, swalayan), eceran kecil (retail), eksportir, importer,
Menurut Kasali, dkk. (2010:18) Ahirnya setiap orang yang mengambil peran atau karir
sebagai seorang wirausaha perlu mengetahui pilihan – pilihan apa saja yang tersedia dengan
berikut :
1. Karyawan : anda bekerja pada orang lain dan bila berhasil, anda dapat mencapai
2. Intrapreur : status anda adalah karyawan, bekerja pada orang lain, memiliki atasan,
namun yang anda cari adalah kemerdekaan dan akses terhadap resources dan anda
3. Entrepreneur : anda tidak bekerja pada orang lain, melainkan pada usaha yang anda
dirikan atau kembangkan sendiri. Anda adalah pemilik usaha yang memiliki
Sebagian dari anda barangkali berpikir lebih menyukai pekerjaan pada area social
Dengan memiliki watak entrepreneur anda dapat memajukan kegiatan social hingga
kegiatan social anda dapat menjadi lebih mandiri dan berkelanjutan, dan bukan semata – mata
hidup dari sumbangan saja. Pilihan – pilihan yang tersedia, tinggal anda menentukan dimana
medan karir yang anda tempuh dan selalu buatlah yang terbaik.
Center for Entrepreneurial Leadership dari State University of New York di Buffalo
dan mengalokasikan berbagai sumber daya untuk memasuki pasar tersebut. Kisah
berkafein dalam botol. Setelah lulus, dia mencari seorang ahli kimia untuk meracik
tersebut diminati oleh para mahasiswa, supir truk, atlet, dan anggota band.
mengembangkan produk baru, ide, dan usaha komersial dalam perusahaan besar.
Beberapa dari produk 3M yang paling sukses diawali dari inspirasi para
karyawannya. Art Frey menemukan Post-It Note sedangkan Connie Hubbard dan
3. Agen perubahan (change agent) yang disebut juga pengusaha yang membalikkan
merevitalisasi perusahaan yang sudah berjalan agar tetap kompetitif di pasar modern.
Joanna Lau adalah agen perubahan yang mengubah Bowmar/ALI. Sebuah pabrik
system elektronik untuk industri pertahanan dan sedang berada pada kondisi kritis.
Kita sekarang sedang mati perlahan – lahan, kata seorang karyawannya. Ketika
hamper kehilangan tiga konsumen yang terakhir karena buruknya kualitas produk
dan pengiriman barang serta mengalami kerugian sebesar $ 1,5 juta. Bownar
berusaha mencari cara lain. Pada saat itu, Lau dan beberapa kelompok karyawan
membeli perusahaan dan menamai perusahaan baru itu Lau Technologies. Sebagai
bos perusahaan baru, Lau mengunjungi para pelanggan dan menjanjikan perbaikan
kualitas produk serta pengiriman barang tepat waktu, dia memenuhi janjinya dengan
perusahaan. Lalu memperluas produk serta basis konsumen dengan memasuki citra
60 juta.
Jika anda harus memilih antara bekerja di perusahaan atau berusaha sendiri, mana yang
Menurut Small Business Administration (SBA), sekitar 30 persen dari penduduk Amerika
Serikat selalu “berpikir untuk memiliki bisnis sendiri” dan 4 persen dari seluruh penduduk usia
kerja – sekitar 7 juta orang secara aktif terlibat dalam pendirian usaha baru pada saat-saat
tertentu. Sejak awal tahun 1980-an, telah terlihat peningkatan minat untuk menjadikan
kewirausahaan sebagai jalur karir. Hal ini banyak dipengaruhi oleh kesuksesan pengusaha seperti
Popularitas kewirausahaan terus meningkat di mana saat ini kalangan generasi muda lebih
tertarik untuk berusaha sendiri daripada bekerja untuk orang lain. Para penyuluh bisnis
Entrepreneurial Leadership mencatat bahwa 7 dari 10 siswa sekolah menengah ingin memiliki
dan mengelola bisnis sendiri. “anak – anak percaya bahwa satu–satunya kesempatan dalam hidup
ini adalah membuat pekerjaan, dan bukan menerima pekerjaan”. kata Dr. Marily Korilsky, Wakil
Presiden Direktur organisasi tersebut. “Mereka melihat rasa aman dalam bekerja adalah suatu
masalah yang harus dipertimbangkan, dan mereka ingin menjadi bos bagi dirinya sendiri. Orang
memilih untuk meninggalkan atasan yang tidak rasional atau pengakuan dan penghargaan yang
tidak memadai. Orang lain seperti David Marcheschi memulai bisnis kebutuhan konsumen.
Ada beberapa motif yang sering dijadikan sebagai alasan utama untuk menjadi seorang
pengusaha :
Motivasi yang mendorong banyak pengusaha adalah manajemen diri sendiri (self
management). Dalam suatu survey tahunan yang dilakukan oleh majalah Inc., di
Amerika terhadap 500 perusahaan yang paling cepat pertumbuhannya, 41 persen dari
CEO menyebutkan alasan utama serupa yang menyebabkan mereka ingin berusaha
sendiri, yaitu : “Menjadi bos bagi diri sendiri atau mengendalikan hidup sendiri.
2. Kesuksesan keuangan
Ada ungkapan bahwa para pengusaha adalah pencipta kekayaan. Banyak dari mereka
memadai. Mereka percaya bahwa dia tidak akan menjadi kaya jika bekerja dengan
orang lain. “kita dididik untuk percaya bahwa lebih baik memperoleh 50 sen untuk
diri sendiri daripada memperoleh jumlah yang jauh lebih besar untuk orang lain, kata
Staci Munic Mintz. Mintz dan kakaknya memulai Little Miss Muffin, yaitu
perusahaan yang menjual muffin rendah lemak, rendah kolestrol dan kue – kue
lainnya pada saat umur mereka sekitar 25 tahun. Kue – kue tersebut dijualnya ke
coffe house dan espresso bar. Setelah setahun menekuni bisnis ini, Little Miss
Muffin telah memiliki 400 pelanggan dan berhasil memperoleh pendapatn sebesar $
1,5 juta. Meskipun para pengusaha sering menyebutkan bahwa imbalan keuangan
merupakan motif untuk bisnis sendiri, namun para ahli menyarankan agar hasrat
untuk menimbun kekayaan bukan merupakan motivasi utama berbisnis. Seperti yang
dikatakan oleh kapitalis bisnis Barry Weinman, “kita tidak akan bekerja dengan
orang yang hanya berpikir untuk menjadi kaya. Jika anda hanya mencari kekayaan
secepatnya, sebaiknya anda bermain judi. Professor Jon Goodman yang mengajar
bekerja dengan ratusan pengusaha dan saya belum pernah dengan seseorang yang
memberikan alasan lain bahwa para pekerja, khususnya generasi muda, tertarik
akan dunia kewirausahaan. Sebagai contoh, dari tahun 1990 hingga tahun 1995
banyak perusahaan melakukan pengurangan sekitar 1,7 juta tenaga kerja, dan
bekerja.
4. Kualitas Hidup
Lammers. “Mereka ingin agar pekerjaan dan keluarga dipisahkan, tetapi saya ingin
5 menit perjalanan dari sekolah anak – anaknya agar dia dapat berpartisipasi di
berbagai aktivitas dan pesta – pesta kelas anaknya, dia telah membuat Headbone
kantor.
untuk mencapai sasaran yang penting baginya. Para entrepreneur ingin menjadi
perbedaan antara kerja dan bermain game; keduanya sama saja. Bisnis-bisnis yang
dimiliki para entrepreneur merupakan alat untuk aktualisasi diri. Tim McDonald,
yang pada usia 31 telah mendirikan beberapa perusahaan, menjelaskan, “Saya ingin
berada dalam situasi dimana pertumbuhan Anda hanya dibatasi oleh bakat dan
Meskipun uang bukan daya dorong utama bagi entrepreneur, keuntungan dari
bisnis mereka penting sebagai faktor motivasi dalam memutuskan pendirian bisnis.
Yang umum dirasakan para pemilik bisnis kecil adalah bahwa kegiatan kerja
memilih masuk dalam bisnis tertentu, sebab mereka tertarik dan menyukai pekerjaan
tersebut. Mereka membuat kegemaran mereka menjadi pekerjaan mereka dan mereka
Membuka dan menjalani sebuah bisnis baru tidak langsung memberi jaminan
perusahaan kecil sangat sulit memperoleh cukup pendapatan agar dapat membayar
masalah kewajiban keuangan dan hidup dari tabungan. Belum lagi, pemiliik usaha
adalah orang terakhir yang menerima gaji. Jadi, jangan menjadi entrepreneurship
Tingkat kegagalan bisnis kecil relatif tinggi. Menurut penelitian, 24% bisnis
baru gagal dalam waktu 2 tahun, dan 51 persen tutup dalam waktu 4 tahun. Setelah 6
tahun, 63 persen bisnis baru akan gulung tikar. Penelitian juga menunjukan bila
sebuah perusahaan menciptakan paling tidak satu pekerjaan di awal tahun, mungkin
Memulai bisnis sering menjadi suatu jadwal mimpi buruk. Enam atau tujuh jam
kerja tanpa uang lembur di hari libur merupakan hal yang biasa. Sering terjadi bila
bisnis tutup, maka pelanggan akan pergi ke tempat lain. “Meskipun bisnis itu milik
Anda sendiri, Anda tetap bekerja untuk orang lain yaitu pelanggan dan klien Anda,”
Kerja panjang dan kerja keras yang diperlukan untuk mendirikan bisnis akan
menyita waktu istirahat dan seringkali waktu bersama keluarga dari si entrepreneur.
Karena itu sangat bagus untuk memulai bisnis sedari muda selagi belum berkeluarga.
Memulai dan mengelola suatu bisnis merupakan pengalaman yang luar biasa,
tetapi juga dapat merupakan suatu ketegangan mental yang tinggi. Entrepreneur
sering menanamkan modal yang besar dalam perusahaan di luar keamanan dan
Memang hebat menjadi bos sendiri, tetapi banyak entrepreneur harus membuat
keputusan untuk hal-hal yang tidak benar-benar dikuasainya. Bila tidak ada seorang
pun tempat bertanya, ketegangan dapat terbentuk dengan cepat. Menyadari bahwa
mengakibatkan dampak yang merusak pada beberapa orang. Pemilik bisnis kecil
wirausahawan yang sesuai dengan yang diharapan, dan kebanyakan dari wirausahawan yang
telah ada memiliki kemampuan teknis yang cukup baik dan memiliki semangat sebagai
usaha dengan baik, tetapi tidak sedikit yang gagal dalam menjalankan bisnisnya, justru
ketika negara ini membutuhkan banyak wirausahawan sukses yang mampu menopang
perkonomian negara. Wirausahawan memiliki kedudukan amat penting dalam kehidupan suatu
negara. Mengingat, bahwa wirausahawan tidak saja memberikan kemanfaatan bagi dirinya
sendiri-pekerjaan dan pendapatan secara mandiri, tetapi juga bagi negara dan warga masyarakat
keberhasilan suatu negara dalam proses percepatan pembangunan ekonomi sangat bergantung
PBB menyatakan, bahwa suatu negara akan mampu membangun, apabila memiliki
wirausahawan sekitar 2% dari jumlah penduduknya. Menurut data Badan Pusat Statistik ( BPS )
terbaru, jumlah penduduk Indonesia saat ini lebih kurang 278.000.000 jiwa, sehingga paling
tidak kita harus memiliki wirausahawan sebanyak 5.560.000 orang. Namun pada kenyataannya
saat ini Indonesia baru memiliki 0,18 persen saja atau sekitar 500.400 dan jumlah itu lebih
perekonimiannya tinggi. Maka wajar jika perekonomian di Indonesia masih lambat. Selain
masalah jumlah, masalah kualitas wirausahawan juga tak kalah penting. Karena kekurangan
pengetahuan dan keterampilan, banyak wirausahawan kita yang terpaksa gulung tikar
sebelum usahanya sempat berkembang. Tantangan yang mereka hadapi juga semakin berat
karena terjadinya krisis ekonomi yang melanda dunia saat ini. Maka dari itu perlu adanya
strategis, tidak hanya untuk kepentingan organisasi, tetapi terlebih untuk perekonomian bangsa
dan negara Indonesia. Untuk itu, Badan Pengurus Pusat (BPP) HIPMI bersama-sama membahas,
Dewan Pleno (SDP) yang digelar pada 17-18 Maret 2022, bertempat di The Trans Resort Hotel
Bali.
Mengambil tema 'Konsolidasi HIPMI untuk Pemulihan Ekonomi Indonesia', Ketua Umum
BPP HIPMI Mardani H. Maming mengatakan bahwa SDP membahas agenda-agenda dan
konsolidasi internal organisasi, serta perkembangan dan isu-isu strategis perekonomian nasional
terkini. Dengan diselenggarakan sidang pleno, lanjut Maming, nanti akan banyak para calon
ketua umum (caketum) yang hadir atau yang akan menyalonkan. Tiga tahun masa jabatannya, ia
yakin setelah SDP ini akan muncul para caketum yang akan lebih hebat karena HIPMI sudah
muda tapi juga melahirkan pemimpin-pemimpin muda, maka kita buktikan bahwa HIPMI adalah
organisasi yang hebat dan siap menjadi pemimpin-pemimpin muda dan juga menjadi
entrepreneur muda. Kenapa saya menyampaikan HIPMI adalah organisasi yang hebat karena
sudah terbukti di umur 50 tahunnya, HIPMI banyak melahirkan pemimpin muda seperti Bang
Sandiaga Uno menjadi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Bang Bahlil Lahadalia menjadi
Menteri Investasi, Bang Muhammad Lutfi menjadi Menteri Perdagangan, serta Bang Erick
Menurut Mantan Bupati Tanah Bumbu Kalimantan Selatan itu, HIPMI dilahirkan sebagai
entrepreneur muda dan dipersiapkan menjadi pemimpin muda oleh pendiri-pendirinya. Para
provinsinya masing-masing dari tingkat kabupaten. Kita (HIPMI) harus mempersiapkan bukan
Indonesia. Ia mengaku, jumlah pengusaha di Indonesia sekarang baru 3,4 persen masih kurang
"Saya yakin, ini PR kita yang paling besar dimana pada 10 Juni mendatang menjadi hari lahirnya
HIPMI kita buat menjadi hari lahirnya entrepreneur bukan hanya untuk HIPMI, tapi bagi seluruh
masyarakat Indonesia. Mudah-mudahan perjuangan itu bisa kita laksanakan dari tahun ke tahun,
sehingga entrepreneur Indonesia bisa terus bertambah dan pada masanya Indonesia akan menjadi
negara yang maju karena entrepreneur mudanya semakin banyak mencapai 10 hingga 14
persen," katanya.
Terdapat sejumlah faktor yang menyebabkan rendahnya angka wirausaha. Yakni, pola
pikir masyarakat untuk lebih mencari pekerjaan, rendahnya kapasitas sumber daya manusia
(SDM) pelaku wirausaha, dan kendala mengakses modal. Ditambah, regulasi yang belum
Merujuk data International Labour Organization 2020, Indonesia masuk dalam 20 dari 58 negara
dengan jumlah wirausaha perempuan terbanyak. Bahkan, survei Bank Indonesia (BI) 2022
menunjukkan partisipasi perempuan mencapai 60 persen dari 65 juta usaha mikro, kecil,
menengah (UMKM) di Indonesia. Hanya saja, mereka lebih memilih usahanya tetap berskala
pesanan. Selain itu, ada juga hambatan karena tidak mengetahui proses melegalkan bisnis
mereka. “Keterbatasan informasi dan tidak memenuhi syarat menjadi faktor utama. Padahal,
mengembangkan bisnis dan mendaftarkan usaha menjadi formal akan membuka akses ke
pinjaman modal maupun insentif pemerintah,” terang Anis. Meski demikian, laporan United
Nations Development Programme (UNDP) menemukan bahwa usaha yang dikelola perempuan
lebih mampu bertahan saat pandemi Covid-19 ketimbang laki-laki. Sebanyak 47 persen
dilakukan secara online. Bahkan, meski omzet menurun, wirausaha perempuan tidak sampai
harus menutup bisnisnya. Beberapa bahkan memulai usaha sampingan untuk menutupi
kekurangan dari usaha utama. Makanya, dia memandang perlu adanya dukungan kebijakan dari
pemerintah maupun stakeholder terkait. Antara lain, perlu adanya basis tunggal UMKM dan data
berbasis jenis kelamin. Untuk memudahkan pemerintah maupun swasta dalam menargetkan
bantuan kepada wirausaha perempuan. Menurut Anis, peran aktif pemerintah pusat dan daerah
dalam mengidentifikasi dan memetakan potensi UMKM perempuan sangat perlu. Seperti
bantuan teknis pendaftaran nomor induk usaha, mendapatkan sertifikat standar/izin produk,
pelatihan dan penyediaan infrastruktur pendukung. Dari lembaga keuangan, perlu adanya produk
dengan syarat yang fleksibel dan pencairan yang cepat. Juga, penting memasifkan pelatihan
literasi digital dan keuangan. “Sehingga dapat membuka akses pasar yang lebih luas, kemudahan
bertransaksi, dan memperoleh bahan baku,” ujar Wakil Ketua Badan Akuntabilitas Keuangan
Negara (BAKN) DPR RI itu. Dalam kesempatan itu, Kepala Kantor Perwakilan BI DKI Jakarta
Arlyana Abubakar mengatakan, saat ini terdapat 64,2 juta UMKM berkontribusi terhadap PDB
mencapai 61,07 persen. Dia melihat 77,7 persen masalah UMKM adalah memiliki kendala
dalam pemasaran. Terutama yang bersifat pemasaran online. “Kami ingin supaya digitalisasi
lebih optimal. Tak hanya sekadar alat komunikasi, tapi juga untuk melakukan bisnis. Juga kita
penggunaan quick respon code Indonesian standard (QRIS). Tak perlu repot memikirkan
kembalian, uang langsung masuk ke rekening. Sehingga selain untuk transaksi, QRIS juga bisa
membangun profil kredit. Per 17 Februari tercatat 4,5 juta merchant di Jakarta sudah
menggunakan QRIS.
menentukan keadaan usaha. Dalam meniti usaha sikap sebagai seorang pemimpin sangatlah
pengertian, kesadaran dan senang hati bersedia mengikuti dan mentaati kehendak atau
perintah-perintahnya dan menangkap apa yang menjadi tujuan dan visi-misi pemimpinnya.
Menurut Young, yang diterjemahan oleh Kartono (2003), kepemimpinan adalah bentuk
dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak
orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan
memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus Kepemimpinan menjadi
faktor yang sangat penting bagi seorang wirausaha, karena tanpa kepemimpinan sebuah
usaha tidak akan dapat berjalan dengan baik dan terarah sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai. Oleh karena itulah dibutuhkan perpaduan antara wirausaha dengan kepemimpinan,
dimana seorang wirausaha harus memiliki kepemimpinan yang kuat dalam menjalankan
usahanya.
Orang-orang yang memiliki kualitas Leadpreneurship yang tinggi adalah mereka yang
mampu untuk mengubah sumber daya yang tadinya bernilai rendah menjadi sumber daya
yang bernilai tinggi melalui pengambilan resiko-resiko yang terukur serta kepemimpinan
yang efektif.
Ada 4 kualitas yang harus dimiliki oleh seorang Leadpreneur antara lain kualitas
Perpaduan keempat kualitas inilah yang jarang dimiliki oleh seorang wirausahawan.
mengembangkan, dan menciptakan bisnis baru. Alhasil tercipta lapangan kerja dan tumbuhnya
perekonomian negara. Terlebih di zaman digital, nyaris tak ada kendala untuk memulai bisnis.
Modalnya hanya kreatifitas dan keberanian. Siapapun bisa membuka gerai online, tanpa harus
membuka toko fisik terlebih dulu. Makanan, minuman, aplikasi, jasa, apa saja,dsb. Demikian
juga promosi dan pemasaran lebih mudah dan cepat dilakukan lewat media sosial.
Di lain sisi, kalangan muda yang melek internet tidak ragu untuk belanja lewat internet.
Konsumen pun bisa membandingkan harga barang yang hendak dibeli dan menilai dari
pelanggan yang telah bertransaksi sebelumnya. Akibatnya, belanja online makin meningkat
setiap tahun. Persaingan juga menjadi lebih terbuka dan adil. Bahkan gerai tradisional tak mau
ketinggalan. Mereka melangkah dengan membuka toko online. Fenomena di atas mendorong
pesatnya pertumbuhan wirausaha di tanah air. Kementerian Koperasi dan UKM telah merilis
rasio wirausaha tahun 2016 di tanah air mencapai 3,1% meningkat dari rasio sebelumnya 1,67%.
Artinya, rasio kewirausahaan Indonesia sudah melampui batas minimal rasio kewirausahaan
sebuah negara, yakni 2%. Dalam kurun waktu dua tahun dapat dicapai rasio kewirausahaan 3,1%
mudah-mudahan tahun depan naik menjadi 4%. Kita malu dengan penduduk Indonesia 250 juta
orang, tapi jumlah kewirausahaan masih kecil. Kita ingin rasionya paling tidak sama dengan
Malaysia yang mencapai 5%, tidak perlu seperti Jepang dan Amerika Serikat yang sudah
mencapai lebih dari 10%,” kata Menteri Puspayoga saat membuka Pelatihan Peningkatan
Kapasitas SDM KUKM, di Denpasar, Bali, Selasa (21/3/2017). Menteri Koperasi dan UKM
Puspayoga menargetkan rasio wirausaha di Indonesia mencapai 4% pada awal 2017. Target itu
diharapkan akan tercapai dengan kerjasama semua pihak, pemerintah pusat, pemda, kampus dan
mahasiswa, BUMN dan pihak lainnya. Target 4% tersebut sangat mungkin dicapai jika ada
kerjasama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan kampus, serta pihak lain. Mahasiswa
dan kampus merupakan sasaran yang paling potensial untuk menumbuhkan kewirausahaan.
Rasio wirausaha yang baru dilansir dihitung berdasarkan data jumlah pelaku usaha yang
dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) hasil Sensus Ekonomi Penduduk 2016. Data BPS
menyebutkan jumlah pelaku usaha bidang non pertanian sebanyak 26,7 juta orang, dengan
perincian jumlah penduduk yang usahanya tidak menetap sebanyak 18,9 juta dan yang usahanya
menetap 7,8 juta. Dengan jumlah penduduk Indonesia 252 juta jiwa, dari data BPS tersebut dapat
dihitung rasio wirausaha Indonesia mencapai 3,1%. Data BPS juga menunjukkan terjadi
peningkatan kelas pelaku usaha dari pemula menjadi usaha mikro naik 12%, pelaku mikro ke
usaha kecil naik 9% sedangkan dari pelaku usaha kecil ke menengah sekitar 1%.
DAFTAR PUSTAKA
Kasali, Rhenald.,dkk. 2010. Modul Kewirausahaan Untuk Program Strata 1, Bekasi: Yayasan
Rumah Perubahan
Boone, E. Louis., David L. Kurtz. 2002. Pengantar Bisnis Jilid 1. Jakarta: Erlangga