Anda di halaman 1dari 12

TUGAS PAPER

Macam Entrepreneur, Kompetitor dan Manajemen Risiko

DOSEN PEMBIMBING
drg. R. Harry Dharmawan Setyawardhana, M.Kes

DISUSUN OLEH
Rafi ahmad wahyudin
1811111310012

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


BANJARMASIN
2022
1.1 Definisi

Dalam bahasa indonesia terdapat dua terjemahan untuk kata entrepreneur, yaitu wiraswasta
dan wirausaha. Wiraswasta atau wirausaha berasal dari bahasa sanskerta yaitu; wira: utama,
gagah berani, luhur; swa: sendiri; sta: berdiri; usaha: kegiatan produktif. Dari asal kata
tersebut, wiraswasta pada mulanya ditujukan pada orang-orang yang dapat berdiri sendiri. Di
Indonesia kata wiraswasta sering diartikan sebagai orang-orang yang tidak bekerja pada
sektor pemerintah yaitu; para pedagang, pengusaha, dan orang-orang yang bekerja
diperusahaan swasta, sedangkan wirausahawan adalah orang-orang yang mempunyai usaha
sendiri. Lantas, usaha merupakan semua aktivitas yang mencari keuntungan dengan
mengusahakan kebutuhan barang dan jasa kepada orang lain. Berdasarkan bahasa Indonesia
entrepreneur disebut juga Kewirausahaan.
Eddy Soeryanto Seogoto (2015:26) mendefinisikan Entrepreneurship atau kewirausahaan
adalah usaha kreatif yang dibangun berdasarkan inovasi untuk menghasilkan sesuatu yang
baru, memiliki nilai tambah, memberi manfaat, menciptakan lapangan kerja dan hasilnya
berguna bagi orang lain. Kata entrepreneurship (kewirausahaan) dalam perspektif ekonomi
dapat diartikan sebagai seorang yang mampu memulai dan atau menjalankan usaha secara
gagah berani. Secara Konseptual kata entrepreneurship memiliki arti yang beragam dan
beberapa diantaranya mengatakan bahwa entrepreneur adalah orang yang terampil
memanfaatkan peluang dalam mengembangkan usahanya dengan tujuan meningkatkan
kehidupannya. Setelah melihat beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan entrepreneur
adalah sesuatu kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya,
proses dan perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan
dengan keberanian untuk menghadapi resiko. Entrepreneur/Wirausaha adalah mereka yang
bisa menciptakan kerja bagi orang lain dengan berswadaya. Ini berarti setiap orang yang
mempunyai kemampuan normal, bisa menjadi wirausaha asal mau dan mempunyai
kesempatan untuk belajar dan berusaha.
1.2 Jenis-jenis Entrepreneur
• Foodpreneur

Sering dengan gaya hidup sehat dan makan yang berkembang pesat di kota besar, semakin
banyak pula orang yang menghadirkan restoran dan kafe. Nah, orang-orang yang
menghadirkan usaha rumah makan ini dinamakan sebagai foodpreneur. Umumnya, para
pengusaha ini cukup melek dengan tren terbaru usaha bisnis kuliner serta eksis di media
sosial. Bahkan, ada pula dari beberapa foodpreneur ini yang sampai
viral dan digemari oleh kaum milenial.
• Seniman Entrepreneur

Entrepreneur jenis yang ini sangat aktif berkarya dengan kreativitas yang meluap- luap. Ia
sangat sadar dengan apa yang ia lakukan dalam berbisnis. Ia sangat menghargai berbagai
masukan konstruktif dan tidak terlalu terganggu dengan citra negatif mengenai dirinya yang
ada di masyarakat. Baik mereka yang menganggapnya tokoh eksentrik dan “sedikit gila”.
Aamir Khan, Michael Dell sang pendiri Dell, MC Cormich dari EMI, Garin Nugroho, Ayu
Laksmi, dan Sujiwo Tejo adalah contoh-contoh mereka yang dapat digolongkan dalam
kategori ini.
• Technopreneur

Dengan semakin berkembangnya zaman, para entrepreneur pun sepertinya tak mau
ketinggalan dengan perkembangan teknologi dan informasi. Ya, technopreneur itu sebutan
bagi seorang entrepreneur dengan menggunakan bantuan teknologi untuk melakukan usaha
sesuai maksud dan tujuannya. Walaupun technopreneur di Indonesia masih terbilang baru
tapi perkembangan dan dampaknya sudah cukup terasa dan berlangsung dengan cepat.
Contoh technopreneur dunia yang sangat sukses membangun usahanya: Bill Gates, Mark
Zuckerberg, Larry Page dan Sergey Brin dari Google, serta Jeff Bezos sang pendiri Amazon.
• Analis Entrepreneur

Tipe berikutnya adalah analis entrepreneur, yaitu orang yang lebih fokus pada pemecahan
masalah yang terjadi di bisnis mereka dengan cara yang lebih sistematis dan terstruktur.
Contoh entreprenur dari tipe ini adalah Gordon Hore yang mewakili perusahaan komputer
bernama Intel, Rana Kapoor seorang pemilik dan pendiri perusahaan bank bernama Yes
Bank, serta Gautam Adani, seorang pengusaha kaya dan industrialist dari perusahan bernama
Adani Groups.
• Ecopreneur

Tak jauh berbeda dari technopreneur, seorang ecopreneur juga mempunyai tujuan dalam
menjalankan usahanya. Nah, jenis entrepreneur di Indonesia yang sedang digemari ini
kiranya menjalankan usaha dengan dasar kepedulian akan kelestarian dan dampaknya bagi
lingkungan. Sehingga, secara langsung-tak-langsung usaha yang mereka jalankan berdampak
positif bagi lingkungan. Contohnya, dengan menciptakan dan memasarkan produk-produk
yang ramah lingkungan.
• Entrepreneur Fireball
Jenis entrepreneur selanjutnya yang menarik perhatian adalah entrepreneur Fireball. Mereka
ini memiliki bisnis dan menjalankannya dengan semangat yang tinggi, vitalitas tinggi, energi
yang meluap dan optimisme yang melimpah. Mereka memiliki pola kerja yang santai dan
tidak mengikat asalkan masalah yang ada terselesaikan dengan baik dan tuntas. Satu
entrepreneur yang termasuk jenis Fireball adalah Malcolm Forbes yang mendirikan majalah
bisnis, Forbes Magazine.
• Mompreneur

Mompreneur adalah istilah bagi ibu-ibu yang menjalankan usaha atau bisnis di tengah
kesibukannya sebagai seorang ibu rumah tangga. Hal ini benar-benar menjadi tantangan bagi
seorang ibu, dimana ia harus mampu membagi waktu antara keluarga dengan usaha. Namun
dengan Mompreneur juga membuktikan bahwa seorang ibu juga mampu mandiri, kreatif,
serta bertanggung jawab terhadap keluarga dan dirinya sendiri. Apalagi di era digital
sekarang ini, Mompreneur lebih leluasa untuk menjalankan usahanya dengan bantuan
teknologi yang ada.
• Entrepreneur Penyembuh

Entrepreneur Penyembuh adalah tipe dan jenis entrepreneur di Indonesia yang cenderung
memberikan dan memelihara harmonisasi atau keserasian pada usaha yang dijalankan.
Mereka yang masuk dalam kategori ini kiranya memiliki kemampuan untuk bertahan dan
mempertahankan ketenangan dalam dirinya di saat-saat terpuruk. Sejumlah entrepreneur
yang sesuai dengan tipe ini adalah Dr. Bindeshwar Pathak dari Sulabh International serta
Kumar Manglam Birla anak L.M Birla.
• Sociopreneur

Nah, kalau jenis entrepreneur yang satu ini punya tujuan ganda dalam menjalankan
usahanya. Sociopreneur berasal dari 2 kata, yakni Social dan Entrepreneur yang menjelaskan
bahwa mereka menjalankan usaha untuk mencapai keuntungan sekaligus tujuan sosial yang
bermanfaat bagi banyak orang. Contohnya, Nadiem Makarim sang pendiri perusahaan
transportasi online Gojek, Adamas Belva Syah Devara dan Muhammad Iman Usman yang
mendirikan aplikasi Ruang Guru, serta William Tanuwijaya dan Achmad Zaky yang
membantu mendirikan Tokopedia dan BukaLapak untuk membantu para UKM nasional.
• Entrepreneur Oportunis

Tipe terakhir yang banyak macamnya di Indonesia adalah Entrepreneur Oportunis. Tipe
pebisnis yang satu ini selalu mencari celah peluang dengan begitu giatnya. Hal ini
menjadi pisau bermata dua bagi entrepreneur yang bersangkutan. Sebagian orang bisa
menganggapnya rakus dan beberapa orang juga melihat mereka akan terganggu dalam
menjalankan sebuah bisnis karena terlalu sibuk memburu peluang di mana-mana. Akan
tetapi, dalam tingkatan yang moderat, entrepreneur dengan tipe oportunis ini akan dapat
memiliki keunggulan dalam kejelian menemukan peluang emas dibandingkan yang lain.
1.3 Konsep Kewirausahaan

Menurut Josep Schumpeter, Konsep wirausaha secara lengkap dikemukakan sebagai orang
yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang
baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru. Orang
tersebut melakukan kegiatannya melalui organisasi bisnis yang baru atau pun yang telah ada.
• Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar
sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Acmad Sanusi,
1994). Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda (ability to create the new and different) (Drucker, 1959).
• Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan
persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (Zimmerer. 1996).
Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up
phase) dan perkembangan usaha (venture growth) (Soeharto Prawiro, 1997).
• Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (creative), dan
sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat memberi nilai lebih. Kewirausahaan
adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber
melaui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut
dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan
baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih
efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk
memberikan kepuasan kepada konsumen. Berdasarkan keenam konsep diatas, secara ringkas
kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai sesuatu kemampuan kreatif dan inovatif (create
new and different) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses dan perjuangan untuk
menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untuk
• menghadapi risiko. Dari segi karakteristik perilaku, Wirausaha (entepreneur) adalah
mereka yang mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan
miliknya sendiri. Wirausaha adalah mereka yang bisa menciptakan kerja bagi orang lain
dengan berswadaya. Definisi ini mengandung asumsi bahwa setiap orang yang mempunyai
kemampuan normal, bisa menjadi wirausaha asal mau dan mempunyai kesempatan untuk
belajar dan berusaha.
• 1.4 Persaingan Bisnis dan Kompetitor

Persaingan bisnis adalah istilah yang sering muncul dalam berbagai literatur yang
menuliskan perihal aspek hukum persaingan bisnis. Persaingan berasal dari bahasa Inggris
yaitu competition yang artinya persaingan atau kegiatan bersaing, pertandingan, dan
kompetisi. Persaingan adalah ketika organisasi atau perorangan berlomba untuk mencapai
tujuan yang diinginkan seperti konsumen, target pasar, peringkat survei, atau sumber daya
yang dibutuhkan. Sedangkan dalam kamus manajemen, persaingan adalah usaha- usaha dari
dua pihak/lebih perusahaan yang masing-masing bergiat “memperoleh pesanan” dengan
menawarkan harga/syarat yang paling menguntungkan. Secara umum, persaingan bisnis
adalah perseteruan atau rivalitas antara pelaku bisnis yang secara independen berusaha
mendapatkan konsumen dengan menawarkan harga yang baik dengan kualitas barang atau
jasa yang baik pula.
1.5 Jenis-Jenis Persaingan Usaha

Persaingan sehat (healthy competition), persaingan antara perusahaan-perusahaan atau


pelaku bisnis yang diyakini tidak akan menuruti atau melakukan tindakan yang tidak layak
dan cenderung mengedepankan etika-etika bisnis. Beberapa hal penting yang menjadi
penanda khusus persaingan yang sehat adalah sebagai berikut:
• Menjamin persaingan di pasar yang inheren dengan pencapaian efesiensi ekonomi di semua
bidang kegiatan usaha dan perdagangan

• Menjamin kesejahtraan konsumen serta melindungi kepentingan konsumen

• Membuka peluang pasar yang seluas luasnya dan menjaga agar tidak terjadi konsentrasi
kekuatan ekonomi pada kelompok terntentu

• Persaingan gorok leher (cutthroat competition), persaingan ini merupakan bentuk


persaingan yang tidak sehat atau fair, dimana terjadi perebutan pasar antara beberapa pihak
yang melakukan usaha yang mengarah pada menghalalkan segala cara untuk menjatuhkan
lawan, sehingga salah satu tersingkir dari pasar dan salah satunya menjual barang dibawah
harga yang berlaku di pasar.
• Persaingan Tidak Sehat (unperfect competition). Contoh dari jenis persaingan ini adalah:

• Monopoli. Suatu pasar disebut monopoli apabila pasar tersebut terdiri atas satu produsen
dengan banyak pembeli dan terlindungi dari persaingan, pasar yang bersifat monopoli
umumnya menghasilkan kuantitas produk yang lebih sedikit sehingga masyarakat membayar
dengan harga yang lebih tinggi. Monopoli dapat terjadi baik melalui persaingan pasar
maupun secara alami.

• Kartel. Kartel adalah bangunan dari perusahaan-perusahaan yang sejenis yang secara
terbuka sepakat untuk mengatur kegiatannya di pasar. Dengan kata lain, kartel adalah
organisasi para produsen barang dan jasa yang dimaksudkan untuk mendikte pasar. Apabila
semua perusahaan di dalam satu industri sepakat mengkoordinasikan kegiatannya, maka
pasar akan berbentuk monopoli sempurna. Umumnya kartel membentuk kekuatan monopoli
di pasar dengan mengatur supply secara bersama-sama melalui pembagian kuota produksi
kepada anggota-anggotanya. Melalui pengaturan tersebut, kartel akan mampu menentukan
harga dan masing-masing anggota akan menikmati keuntungan yang jauh di atas tingkat
yang dicapai dalam pasar yang bersaing sempurna. Keberhasilan satu kartel dalam mengatur
pasar akan ditentuka oleh konsistensi dari para anggotanya dalam mematuhi kesepakatan
yang telah ditetapkan.

• 1.6 Pengertian Risiko Usaha

Menurut para Ahli:


1. Arthur Williams dan Richard, M.H. Resiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat
terjadi selama periode tertentu.

2. Abas Salim Resiko adalah ketidak ketentuan yang mungkin melahirkan peristiwa
kerugian.

3. Soekarto Resiko adalah ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa.

4. Herman Darmawi Resiko adalah penyebaran penyimpangan hasil aktual dari hasil yang
diharapkan.

1.7 Macam-macam Resiko Usaha

Menurut sifat, dibedakan:


• Resiko Murni

yaitu resiko yang terjadi pasti akan menimbulkan kerugian dan terjadinya tanpa
sengaja. Misalnya: terjadi kebaran, bencana alam, pencurian dan sebagainya.
• Resiko Spekulatif

Yaitu resiko yang sengaja ditimbulkan oleh bersangkutan agar memberikan keuntungan bagi
pihak tertentu. Misalnya: utang piutang, perdagangan berjangka, dan sebagainya.
• Resiko Fundamental

Yaitu resiko yang penyebabnya tidak dapat dilimpahkan kepada seseorang dan yang
menderita cukup banyak. Misalnya: terjadi banjir, angin topan, dan sebagainya.
1.8 Kategori Resiko Usaha

Berdasarkan kerugian yang dapat diakibatkan, Resiko usaha dikategori menjadi Risiko
Spekulatif dan Resiko Murni.
• Resiko Spekulatif

Resiko spekulatif adalah resiko yang memiliki kemungkinan terjadinya dua peluang. Peluang
terjadinya kerugian dan peluang terjadinya keuntungan. Contoh dari resiko spekulaitf adalah:
pembelian saham dibursa efek. Pembelian saham di bursa efek memiliki spekulatif, karena
ada dua peluang kemungkinan yang terjadi. Peluang pertama adalah peluang keuntungan
yang akan didapat oleh pemegang saham dikarenakan telah mendapatkan keuntungan dari
perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Dan peluang kedua adalah peluang kerugian
yang akan didapat oleh pemegang saham, dikarenakan perusahaan yang menerbitkan saham
yang anda beli telah mengalami kerugian besar, sehingga perusahaan tersebut mengalami
kebangkitan.
• Resiko Murni

Resiko murni adalah resiko yang bilamana terjadi, pasti akan memberikan kerugian. Namun
apabila resiko ini tidak terjadi, tidak akan menimbulkan kerugian ataupun suatu
keuntungan. Disini ada dua macam akibat yang muncul terjadinya resiko ini, terjadinya
kebangkrutan yang disebabkan oleh kerugian atau terjadinya break event. Contoh lain dari
resiko murni adalah: terjadinya sutau resiko murni pada sebuah bengkel yang diakibatkan
dari kebakaran, bengkel tersebut dapat dipastikan mengalami banyak kerugian, dikarenakan
seluruh asetnya telah habis terbakar. Hanya akan ada dua macam akibat yang terjadi dari
kebaran tersebut. Akibat yang pertama adalah tutupnya bengkel tersebut karena seluruh alat-
alat telah habis karena hangus terbakar atau ditutupnya bengkel untuk sementara,
dikarenakan pembangunan ulang dari bengkel tersebut.
Berdasarkan kontrol, Resiko Usaha dapat dikategorikan menjadi berikut:
• Resiko yang dapat dikendalikan

Suatu perusahaan mengeluarkan sebuah produk baru untuk siap dipasarkan. Namun setelah
berbulan-bulan produk tersebut berada dipasaran, perusahaan tak kunjung memperoleh
keuntungan atau pengembalian atas modal dari produk tersebut. Sudah dibayangkan risiko
yang muncul dari kejadian tersebut, pasti adalah sebuah kerugian yang cukup besar. Akan
tetapi resiko dari kejadian tersebut masih dapat diatasi dan dikendalikan sebeulum kerugian
yang didapat oleh perusahaan semakin membengkak. Perusahaan dapat mencari tau apa yang
menjadi penyebab produk tersebut tidak laku dipasaran, kemudian perusahaan dapat merevisi
produk tersebut, atau jika kemungkinan untuk merevisi tidak dapat dilakukan, kemungkinan
selanjutya yang dapat dilakukan adalah berhenti untuk memasarkan produk tersebut dan
mengganti produk yang baru.
• Resiko yang tidak dapat dikendalikan

Kebakaran penipuan atau bencana alam adalah kejadian-kejadian yang tentu tidak ada
seorangpun dari kita yang menginginkan hal tersebut untuk terjadi, kejadian-kejadian
tersebut merupakan kejadian yang tidak dapat diprediksi dan diduga sebelumnya, serta resiko
dari terjadinya kejadian tersebut merupakan resiko-resiko yang tidak dapat dikendalikan oleh
manusia, sehingga resiko ini sangat jauh berbeda dengan resiko yang dapat dikendalikan,
yang masih memiliki solusi untuk mengatasi resiko tersebut.
1.9 Jenis Resiko Usah

Menurut para Ahli:


Telah banyak tokoh-tokok terkemuka yang membahas mengenai resiko usaha, tidak jarang
pula yang telah menyebutkan mengenai apa saja jenis-jenis resiko usaha tersebut. Berikut
akan dibahas satu per satu mengenai jenis-jenis resiko usaha. Jenis-jenis resiko usaha
tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
• Resiko Produksi

Ketika anda memiliki jenis usaha tertentu,misalnya di bidang industri clothing atau fashion
yang memproduksi baju, untuk menghasilkan jumlah produk yang banyak untuk memenuhi
permintaan pasar, maka perusahaan harus memiliki otomatisasi pengerjaan untuk
menghasilkan produk yang lebih banyak. Namun dikarenakan prosesnya yang otomatisasi
dan menggunakan mesin, biasanya dalam proses sering
menjadi tidak teliti. Sehinga produk yang dihasilkan tidak dapat diteliti satu-persatu sebelum
dijual kepada konsumen.
• Resiko Pemasaran

Resiko pemasaran berkaitan erat dengan proses marketing dan pemasaran produk. Yang
perlu dikuasai adalah bagaimana teknik memasarkan produk dengan efektif agar produk
yang dihasilkan dapat diterima dengan baik oleh pembeli.
• Resiko Sumber Daya Manusia

Seringkali ketika memiliki bisnis yang telah berkembang dengan baik, Anda memerlukan
bantuan untuk menjalankan usaha tersebut. Hal yang selalu dilakukan merekrut karyawan
atau pegawai. Namun seringkali masalah yang kerap terjadi adalah masalah dengan sumber
daya manusia itu sendiri, misalnya sifat pekerja yang kurang baik sehingga menimbulkan
dampak negatif bagi perusahaan.
• Resiko Finansial

Memiliki usaha dan bisnis berarti siap dengan resiko ketidakpastian income atau pendapatan
usaha. Tidak selamanya perusahaan akan memiliki keuntungan dalam jumlah besar. Perlu
diketahui bahwa resiko kerugian juga amatlah besar.
• Resiko Lingkungan

Tidak jarang resiko lingkungan juga muncul bagi usaha anda, misalnya memiliki jenis
perusahaan yang bergerak di bidang makanan, maka harus memikirkan limbah pabrik yang
dihasilkan dari perusahaan. Buatlah sebisa mungkin agar lebih ramah lingkungan dan tidak
merugikan lingkungan sekitar.
• Resiko Teknologi Resiko yang sering muncul lainnya adalah mengenai resiko teknologi
yang sering digunakan. Usaha yang dijalankan biasanya selain dibantu dengan tenaga
karyawan, namun juga menggunakan bantuan mesin atau teknologi.
• Resiko Permintaan Pasar

Harus memperhatikan kebutuhan pasar untuk tahun-tahun kedepan. Mungkin saat ini
permintaan pasar pada produk yang dihasilkan cukup besar, namun apakah ada jaminan
bahwa 5 atau 10 tahun kedepan masih menginginkan produk nya? Maka dari itu harus selalu
memikirkan inovasi-inovasi produk yang dapat dilakukan dan melihat peluang apa yang
harus dipertimbangkan untuk jenis usaha berikutnya.
• Resiko Perbaikan

Jika ingin melakukan perubahan atau perbaikan bagi bisnis, maka sebaiknya lebih berhati-
hati. Harus melihat banyak faktor-faktor seperti kebutuhan pasar, inovasi
produk.
• Resiko Kerjasama

Memiliki partner dalam berbisnis tidak selalu bermanfaat baik bagi usahanya, maka harus
memilih partner bisnisnya secara tepat dan hati-hati. Mulailah dengan tidak langsung
mempercayai orang yang dikenal, kemudian dijadikan mitra bisnis. Anda harus mengenal
terlebih dahulu orang tersebut dengan lebih baik.
• Resiko Peraturan Pemerintah

Sebagai warga negara yang baik sudah seharusnya kita menaati peraturan dan hukum yang
berlaku. Terkait dengan usaha yang dijalankan, kita juga harus mempertimbangkan usaha
kita tersebut dengan aman. Pemerintah biasanya selalu memberikan peraturan yang dimana
peraturan tersebut harus kita lakukan sebagai seorang pelaku bisnis.
• Resiko Pengembangan Aset

Ketika telah mencapai kesuksesan awal, pastilah terdapat keinginan untuk scale up. Namun
anda harus berhati-hati untuk mempertimbangkan jenis pengembangan apa yang akan anda
dan perusahaan anda lakukan. Terutama harus berhati-hati jika ingin mengembankan asset.
Usaha untuk melihat, memperkirakan, serta menghitung kembali resiko apa saja yang
kemungkinan akan muncul, sehingga jika telah mengetahui hal tersebut dari awal, anda dapat
menyiapkan langkah dengan tepat untuk mengatasinya.
• Manfaat Mengambil Resiko Usaha

Apabila hasil yang diperoleh dalam mengambil resiko usaha cukup terandalkan, maka
diharapkan dapat bermanfaat bagi semua siswa:
1. Sebagai masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang
berwirausaha yang menyangkut tentang mengambil resiko usaha.
2. Sebagai bahan perbandingan bagi wirausahawan bahwa betapa pentingnya tentang resiko
usaha dalam usaha.
3. Sebagai bahan informasi bagi siswa-siswi yang berminat untuk melakukan usaha baik di
lingkungan maupun di luar sekolah

Anda mungkin juga menyukai