Anda di halaman 1dari 9

BAHAN AJAR

KEWIRAUSAHAAN DAN EKONOMI KREATIF

A. PENDAHULUAN
1. Pengertian kewirausahaan
Pengertian Kewirausahaan (entreprenuership) tampaknya sejauh ini masih banyak yang
memperdebatkan. Tidak kurang dari 15 ahli kewirausahaan dari berbagai sekolah bisnis
terkemuka telah berupaya mendefenisikannya. Namun demikian tetap saja masih banyak
pertanyaan apakah Anda mengerti apa dan bagaimana kewirausahaan serta kenapa harus
menjadi wirausahwan itu? Perdebatan ini di satu sisi penting untuk memperkaya khasanah
konsep/disiplin kewirausahaan. Namun janganlah kemudian melupakan kesempatan kita
untuk menjadi seorang wirausaha (entreprenuer).
Untuk mengetahui pengertian kewirausahaan, berikut ini adalah beberapa defenisi dari
pada pakar mengenai wirausahawan.
Istilah entreprenuership dalam bahasa Indonesia memiliki berberapa kata yang sering
diartikan sama, di antaranya adalah wiraswasta, pengusaha, pedagang, saudagar, dan yang
terakhir wirausaha, Sukardi dalam disertasinya di Program Pasca sajana UI (1991).
Buku “Kewirausahaan Indonesia dengan semangat 17-8-1945 yang diterbitkan oleh
Departemen Koperasi dan Pembina Pengusaha Kecil, menggunakan istilah wirausaha tanpa
mempertentangkan dengan istilah wiraswasta. Istilah wiraswasta memiliki arti : wira sama
dengan utama, gagah, luhur, berani, teladan, dan pejuang. Sedang swa sama dengan sendiri,
hasta sama dengan tangan atau sta sama dengan berdiri.
Jadi wiraswasta berarti orang yang memiliki sifat-sifat keberanian, keutamaan, keteladanan,
dalam mengambil risiko yang bersumber pada kemampuan sendiri.
Istilah wirausaha ini berasal dari entreprenuer (bahasa Perancis) yang diterjemahkan ke
dalam bahasa Inggris dengan arti between taker atau go – between.

Perkembangan teori dan istilah entreprenuer adalah sebagai berikut :

- Asal kata entreprenuer dari bahasa Perancis berarti between taker atau go- between
- Richard Cantillon (1725), menyatakan entreprenuer sebagai orang yang menanggung
resiko yang berbeda dengan orang memberi modal.
- Joseph Schumpeter (1934), seorang entreprenuer adalah seorang inovator dan
mengembangkan teknologi.
- Peter Drucker (1964), seorang entreprenuer adalah seseorang yang mampu memanfaatkan
peluang.
- Albert Shapero (1975), seorang yang memiliki insiatif, mengorganisir mekanisme sosial
dan ekonomi, dan menerima resiko kegagalan.
- Raymond W.Y. Kao (1995), menyebutkan kewirausahaan sebagai suatu proses, yakni
proses penciptaan sesuatu yang baru (kreasi baru), dan membuat sesuatu yang berbeda
dari yang sudah ada (inovasi). Sedangkan wirausaha mengacu pada orang yang
melaksanakan proses penciptaan kesejahteraan/kekayaan dan nilai tambah.
- Ir. Ciputra, Seorang entrepreneur adalah seseorang yang inovatif dan mampu
mewujudkan cita-cita kreatifnya oleh karena itu seorang entrepreneur akan mengubah
padang ilalang jadi kota baru, pembuangan sampah menjadi resort yang indah, kawasan
kumuh menjadi pencakar langit tempat ribuan orang bekerja. Entrepreneur mengubah
kotoran dan rongsokan menjadi emas ”.

Melihat uraian di atas, dan juga dalam berbagai tulisan/literatur tampak adanya pemakaian
istilah saling bergantian antara wiraswasta dan wirausaha. Ada pandangan yang menyatakan
bahwa wiraswasta sebagai pengganti dari istilah entrprenuer. Ada juga pandangan untuk
entrprenuer digunakan wirausaha, sedangkan untuk istilah entreprenuership digunakan
istilah kewirausahaan. Kesimpulannya ialah istilah wiraswasta sama saja dengan wirausaha,
walaupun rumusannya berbeda-beda tapi isi dan karakteristiknya sama. Namun ada
perbedaan fokus antara kedua istilah tersebut. Wiraswasta lebih fokus pada obyek, ada usaha
yang mandiri, sedang wirausaha lebih menekankan pada jiwa, semangat, kemudian
diaplikasikan dalam segala aspek kehidupan.

Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat ditekankan bahwa terdapat ciri umum yang
selalu terdapat dalam diri wirausahawan, yaitu kemampuan mengubah sesuatu menjadi lebih
baik atau menciptakan sesuatu yang benar-benar baru, atau berjiwa kreatif dan inovatif. Ciri
“kreatif” dan “inovatif” ini sebagai sifat yang terdapat pada diri wirausahawan.

Jadi, pengusaha atau wirausahawan (entrepreneur) adalah seorang yang menciptakan


sebuah usaha atau bisnis yang dihadapkan dengan risiko dan ketidakpastian untuk
memperoleh keuntungan dan mengembangkan bisnis dengan cara mengenali kesempatan
dan memanfaatkan sumber daya yang diperlukan.

Atau, seorang wirausaha adalah orang yang kreatif dan inovatif serta mampu
mewujudkannya untuk peningkatan kesejahteraan diri, masyarakat dan lingkunganya.
Istilah ekonomi kreatif bearasal dari kata ekonomi dan kata kreatif. Ekonomi adalah suatu
ilmu yang mempelajari tentang rumah tangga atau bagaimana untuk memenuhi kebutuhan
rumah tangga. Ekonomi adalah ilmu memilih diantara sumber daya yang ada, atau ilmu
memilih. Sedangkan kreatif adalah menciptakan suatu yang belum ada jadi ada atau
membuat suatu, mengadakan suatu menjadi ada.

Konsep ekonomi kreatif merupakan sebuah konsep baru yang menyinergikan informasi dan
kreatifitas dengan mengandalkan pada Iptek serta sumber daya manusia (SDM) sebagai
faktor utama dalam kegiatan ekonomi.

Ekonomi kreatif adalah sebuah konsep ekonomi di era ekonomi baru yang
mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan stock of
knowledge dari Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai faktor produksi utama dalam
kegiatan ekonominya.

Ekonomi Kreatif adalah segala kegiatan ekonomi yang menjadikan kreativitas (kekayaan
intelektual), budaya dan warisan budaya maupun lingkungan sebagai tumpuan masa depan
(John Howkins dalam The Creative Economy: How People Make Money From Ideas)

Pertanyaan sekarang adalah apakah ada kaitannya antara Kewirausahaan dengan


Ekonomi kreatif? Jawabnya ada, dalam misi untuk mendorong masyarakat menjadi
wirausahawan baru yang sukses sehingga menciptakan banyak lapangan kerja baru
yang menyerap penggangguran di Indonesia, konsep ekonomi kreatif dirasa paling tepat
ditanamkan pada pemikiran masyarakat dalam memberi motivasi untuk berwirausaha karena
untuk berwirausaha dengan konsep ekonomi kreatif, ide adalah modal utama.

2. Keuntungan menjadi Wirausaha


Apa keuntungan menjadi wirausahawan? Brad Sugar (pendiri action International ,
2007) menyatakan “Bisnis just a game, so learn the rule, play smart, and have fun.”
Jadi, wirausahawa adalah sebuah permainan, dimana kita harus tahu betul aturan main,
lalu menjalankan usaha secara cerdik, dan akhirnya menikmati keuntungan. Oleh karena
itu, keuntungan menjadi wirausahawan adalah mempunyai kemampuan dalam mengatur
waktu sehingga tidak tergantung pada ketentuan jam kerja kantor, dapat mengatur kondisi
usaha sendiri, menentukan aturan main dalam usaha sendiri dengan sangat hati-hati dan
sesuai dengan karakter diri dan pekerjaan, serta mengalami masa-masa saat berhasil dan
gagal.
Oleh sebab itu, banyak sekali keuntungan yang di dapat jika memilih menjadi
wirausahawan, banyak orang yang terdorong menjadi wirausahawan karena memiliki
banyak peluang mencapai tujuan yang dikehendakinya sendiri, memperoleh laba yang
maksimal, dan banyak lagi. Kenyataan menunjukkan bahwa kalau kita bekerja keras maka
kita akan mendapatkan lebih banyak uang. Beberapa peluang sebagai keuntungan yang
memberikan dorongan kuat seseorang untuk berwirausaha adalah sebagai berikut :
1. Mempunyai kebebasan mencapai tujuan yang dikehendaki.
Kebebasan adalah sesuatu yang sangat bernilai bagi seorang. Wirausaha memberikan
kebebasan kepada setiap orang untuk menentukan tujuannya sendiri. Memiliki
kebebasan untuk menjalankan usahanya sendiri dan mencapai tujuannya sendiri
menjadikan banyak orang memilih menjadi wirausahawan.
Beberapa wirausahawan menggunakan kebebesannya untuk menyusun kehidupan dan
prilaku kerja pribadinya secara fleksible.
2. Mempunyai kesempatan untuk menunjukkan kemampuan dan potensi diri secara penuh.
Banyak orang menyadari bahwa menjadi pekerja itu terkandang sangat membosankan,
tidak menantang, dan sangat tidak menarik. Namun, bagi wirausahawan hal tersebut
tidak berlaku, bahkan bekerja dan bermain hampir tidak ada bedanya, sangat
menyenangkan. Kegiatan bisnis yang mereka geluti sebagai alat untuk mengoptimalkan
potensi diri dan pernyataan aktualisasi diri. Para wirausahawan menyadari bahwa
batasan terhadap kesuksesan mereka adalah segala hal yang ditentukan oleh kreativitas,
antusias, dan visi mereka sendiri. Dengan memiliki sebuah usaha, mereka dapat
mendemonstrasikan pikiran dan prilaku mereka sendiri yang berarti memberikan
kekuasaan pada dirinya secara penuh.
3. Memperoleh manfaat dan laba yang maksimal
Menjadi wirausahawan akan memiliki kebebasan untuk menentukan sendiri keuntungan
atas investasinya. Meskipun uang bukan segalanya, laba dari usahanya merupakan faktor
penting untuk memotivasi diri dalam mengembangkan usaha baru. Dengan membuka
usaha, ada manfaat yang membanggakan diri seperti dapat membuka lapangan kejra bagi
orang lain, membantu yang tidak mampu, dan memperoleh laba yang cukup banyak
sehingga dapat menikmati kehidupan yang lebih baik.
4. Terbuka kesempatan untuk melakukan perubahan
Menjadi karyawan tidak bebas untuk melakukan perubahan. Setiap perubahan harus
melalui persetujuan pimpinan dan pemilik. Apabila kita menjadi pengusaha maka kita
mempunyai kebebasan untuk mengubah kondisi perusahaan sesuai dengan keinginan
kita yang sudah dipikirkan dengan sangat matang dan risiko yang diperhitungkan dengan
cermat.
5. Terbuka peluang untuk mebantu masyarakat dalam menciptakan kesempatan kerja.
Dengan mendirikan sebuah usaha, berarti wirausahawan memberikan manfaat pada
masyarakat untuk mendapatkan kesempatan kerja dan membantu masyarakat dalam
mendapatkan barang atau jasa yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka.
6. Terbuka peluang untk berperan dalam masyarakat dan mendapatkan pengakuan atas
usaha mereka.
Biasanya para pengusaha, dari yang masih kecil sekalipun sering kali mendapatkan
peran strategis dalam kehidupan sosial kemasyarakatan di lingkungannaya, mereka
dihormati, dipercaya, bahkan mereka sangat dihargai karena hasil usaha mereka yang
memberikan manfaat besar bagi masyarakat atau lingkunganya.
Demikian keuntungan yang diperoleh bagi wirausahawan. Namun demikian, yang
harus dicatat adalah, semua keberhasilan tersebut tentu diperoleh dengan cara kerja
keras, perencanaan yang baik, dan diiringi doa setelah berusaha dengan sebaik mungkin.

B. Karakter/Ciri dan Watak Wirausaha


Seorang wirausahawan haruslah seorang yang mampu melihat ke depan. Melihat ke
depan bukan melamun kosong, tetapi melihat, berfikir dengan penuh perhitungan, mencari
pilihan dari berbagai alternatif masalah dan pemecahannya. Dari berbagai penelitian di
Amerika Serikat, untuk menjadi wirausahawan, seorang harus memiliki ciri-ciri sebagai
berikut : (BN. Marbun, 1993:63)

Ciri-ciri Watak

1. Percaya diri - Kepercayaan


- Ketidaktergantungan, kepribadian
mantap
- optimisme
2. Berorientasi pada tugas dan hasil - Kebutuhan atau haus akan prestasi
- Berorientasi laba atau hasil
- Tekun dan tabah
- Tekad, kerja keras, motivasi
- Energik
- Penuh dengan insiatif
3. Pengambil resiko - Mampu mengambil resiko
- Suka pada tantangan
4. Kepemimpinan - Mampu memimpin
- Dapat bergaul dengan orang lain
- Menanggapi saran-saran dan kritk
5. Keorsinilan - Inovatif (pembaharu)
- Kreatif
- Fleksible
- Banyak sumber
- Serba bisa
- Mengetahui banyak
6. Berorientasi ke masa depan - Pandangan ke depan
- persepektif

1. Percaya diri
Kepercayaan diri merupakan suatu paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam
mengahadapi tugas atau pekerjaan. Dalam praktek, sikap dan kepercayaan ini merupakan
sikap dan menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan yang dihadapi. Oleh sebab itu
kepercayaan diri memiliki nilai kenyakinan, optimisme, individualitas, dan
ketidakgantungan. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri cenderung memiliki
kenyakinan akan kemampuannya untuk mencapai keberhasilan.
2. Berorientasi Tugas dan Hasil
Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil, adalah orang yang selalu
mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientai pada laba, ketekunan dan
ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, enegik, dan berinisiatif.
Berinisiatif artinya selalu ingin mencari dan memulai. Untuk memulai diperlukan niat dan
tekad yang kuat, serta karsa yang besar. Sekali sukses atau berprestasi, maka sukses
berikutnya akan menyusul, sehingga usahanya semakin maju dan semakin berkembang.
3. Keberanian mengambil resiko
Kemauan dan kemampuan untuk mengambil resiko merupakan salah satu nilai utama
dalam kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambil resiko akan sukar memulai
atau berinisiatif.
Artinya wirausaha menyukai tantangan yang sukar namun dapat dicapai. Wirausaha
menghindari situasi resiko yang rendah karena tidak ada tantangan, dan menjauhi situasi
resiko yang tinggi karena ingin berhasil.
4. Kepemimpinan
Seorang wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan,
keteladanan. Ia selalu tampil berbeda lebih dulu lebih menonjol. Dengan menggunakan
kemampuan kreativitas dan keinovasiannya, ia selalu menampilkan barang dan jasa-jasa
yang dihasilkannya dengan lebih cepat, lebih dulu dan segera berada dipasar.
5. Berorientasi ke Masa Depan
Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki persepektif dan
pandangan ke masa depan. Karena memiliki pandangan yang jauh ke masa depan, maka
selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya. Kuncinya pada kemampuan menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda dengan yang sudah ada sekarang. Meskipun dengan resiko
yang mungkin terjadi, ia tetap tabah untuk mencari peluang adan tantangan demi
pembaharuan masa depan.
6. Keorsinilan
Sifat orsinil ini tentu tidak selalu ada pada diri seseorang. Yang dimaksud orsinil
disini ialah ia tidak hanya mengekor pada orang lain, tetapi memiliki pendapat sendiri,
ada ide yang orsinil, ada kemampuan untuk melaksanakan sesuatu.
Orsinil tidak berarti baru sama sekali, tetapi produk tersebut mencerminkan hasil
kombinasi baru atau reintegrasi dari komponen-komponen yang sudah ada, sehingga
melahirkan sesuatu yang baru. Bobot kreativitas orsinil suatu produk akan nampak sejauh
manakah berbeda dari apa yang sudah ada sebelumnya.

C. Membangun Kewirausahaan
Hasil Survei Litbang Media Group, yang ditulis dalam editorial Media Indonesia
tanggal 30 April 2007 berjudul “Minimnya menjadi Pengusaha”, menunjukkan bahwa
motivasi masyarakat Indonesia untuk menjadi pengusaha ternyata amat rendah. Mayoritas
responden menjawab lebih suka menjadi orang upahan alias pekerja daripada membuka
usaha sendiri. Jejak pendapat tersebut sejalan dengan hasil survei Tenaga Kerja Nasional
2001 sampai dengan 2006, yang menyatakan bahwa profil tenaga kerja Indonesia memang
dikuasai pekerja. Dari total pekerja 25 Juta (2006), jumlah yang menjadi pengusaha kurang
dari seperlimanya.
Apalagi ketika diajukan pertanyaan dalam survei yang sama “Mayoritas orang
Indonesia ingin menjadi Apa,” jawabannya lebih dari 70% ingin menjadi pegawai negeri
sipil. Sedangkan yang menjawab ingin menjadi pengusaha hanya 20% saja. Angka ini jelas
mencerminkan kondisi riil yang kita rasakan sekarang. Tentu saja kita tidak bisa
menyalahkan orang yang lebih memilih untuk menjadi pekerja, akan tetapi keadaan ini perlu
mendapat perhatian serius ketika kita menghadapi masalah perekonomian yang rumit seiring
dengan tingginya angka pengangguran. Di negara manapun, kewirausahaan atau dunia usaha
memberi kontribusi yang sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Tingginya minat menjadi pegawai negeri sangat berdampak serius terhadap
perkembangan bangsa ini. Tidak hanya disebabkan jumlah yang dapat diterima sangat
terbatas, tetapi yang lebih penting beban negara yang membiayai PNS menjadi sangat berat.
Inilah cerminan dari kultur mayoritas masyarakat Indonesia yang tidk mempunyai samangat
untuk membangun perekonomian bangsa dengan terjun di dunia usaha yang memang penuh
tantangan dan mengandung resiko yang tinggi.
Disamping rendah motivasi menjadi wirausahawan, salah satu faktor yang
mempersulit tumbuhnya kewirausahaan di Indonesia adalah masalah biokrasi pemerintahan.
Masalah biokrasi dimulai dari perizinan, sampai kebijakan dunia perbankan, yang samapai
saat ini masih menjadi perbincangan yang tak ada ujung pangkalnya. Sehingga kita harus
membangun semangat diri kuat bahwa baik buruknya kondisi hidup seseorang bergantung
pada diri kita sendiri tampa menggantungkan diri pada orang lain. Semangat kewirausahaan
harus dibangun berdasarkan azas pokok sebagai berikut :
1. Kemauan kuat untuk bekerja dan semangat mandiri
2. Mampu membuat keputusan yg tepat dan berani mengambil resiko
3. Kreatif dan inovatif
4. Tekun, teliti dan produktif
5. Berkarya dengan semangat kebersamaan dan etika bisnis yang sehat

Kelima jenis pokok kewirausahaan tersebut di atas, berkaitan dan saling menunjang satu
sama lain dan harus ada pada se

DAFTAR PUSTAKA

- Buchari Alma. 2006 .“Kewirausahaan”, Bandung, Alfabeta.


- Rambat Lupiyoadi, 2007. “Entrepreneurship”, Jakarta, LPFUI.
- Suharyadi dkk, 2008. “Kewirausahaan Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda”,
Jakarta, Salemba Empat.
- Suryana, 2009. “Kewirausahaan”, Jakarta, Selambat Emapat, LPFUI.
- Jamal Ma’mur Asmani,2011. “Sekolah Entrepreneurship”,
Yogyakarta, Harmoni.
tiap diri wirausahawan dengan kondisi yang berbeda

Anda mungkin juga menyukai