Anda di halaman 1dari 9

Nama : Putri Damayanti

NIM : 2171111028
Kelas : Reguler C 2017

Tugas Rutin 1

PENGERTIAN, RUANG  LINGKUP, TUJUAN KEWIRAUSAHAAN


A. Pendahuluan
Dalam kehidupan sehari-hari kita menyaksikan berbagai aktivitas sebagai berikut.
Seorang atau sekelompok orang mengeluarkan sejumlah uang untuk membeli sejumlah barang,
kemudian barang tersebut dipajang disuatu lokasi tertentu untuk dijual kembali kepada
konsumennya. Atau seseorang sejumlah barang, kemudian di olah atau diproses kemudian
disajikan dalam bentuk makanan disuatu lokasi untuk di nikmati oleh konsumennya. Atau
seseorang membeli berbagai bahan baku, diolah dan diproses menjadi barang tertentu kemudian
diperjualbelikan ke berbagai  daerah yang membutuhkannya. Atau seseorang membuka suatu
usaha jasa, dan menunggu kedatangan konsumen yang membutuhkan pelayanan dengan belas
jasa tertentu. Kemudian, pada sore hari atau suatu waktu atau periode tertentu mereka mulai
menghitung jumlah uang yang telah dikeluarkan dan jumlah uang yang masuk. Dari perhitungan
ini ada kelebihan dan ada kekurangan. Jika uang yang masuk lebih besar daripada yang keluar,
mereka menyebutnya sebagai keuntungan. Namun jika yang terjadi sebaliknya, mereka
menyebutnya sebagai kerugian.
Jika kita perhatikan, kegiatan keseharian mereka tampaknya sederhana. Namun, jika lihat
lebih teliti lagi, ternyata mereka begitu pandai mengatur waktu, memilih bahan atau barang yang
akan dijual. Mereka pandai mengolah, mengemas, sampai menciptakan produk yang dapat
diterima masyarakat. Mereka pandai membaca keingginan, kebutuhan, dan selera konsumennya.
Merekapun pandai menentukan komposisi produk, jumlah, dan jenis biaya yang akan
dikeluarkan. Mereka juga pandai dalam menentukan harga yang harus dibayar oleh pelangganan
(harga jual) sehingga menghasilkan keuntungan. Mereka pun pandai melayani konsumennya
sehingga merasa nyaman dan melakukan transaksi secara terus-menerus.
B. Kewirausahaan
1. Pengertian Kewirausahaan
Istilah kewirausahaan merupakan padanan kata dari entrepreneurship dalam bahasa
inggris. Kata entrepreneurship sendiri sebenarnya berawal dari bahasa perancis
yaitu ‘entreprende’ yang berarti petualang, pencipta, dan pengelola usaha. Istilah ini
diperkenalkan pertama kali oleh Rihard Cantillon (1755). Istilah ini makin populer setelah
digunakan oleh pakar ekonomi J.B. Say (1803) untuk menggambarkan para pengusaha yang
mampu memindahkan sumber daya ekonomis dari tingkat produktivitas rendah di tingkat yang
lebih tinggi serta menghasilkan lebih banyak lagi (Rambat Lupiyoadi, 2004: 1).
Secara sederhana arti wirausahaan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani
mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil
resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas
sekalipun dalam kondisi tidak pasti. Kegiatan wirausaha dapat dilakukan seorang diri atau
berkelompok. Seorang wirausahawan dalam pikirannya selalu berusaha mencari, memanfaatkan,
serta menciptakan peluang usaha yang dapat memberikan keuntungan. Risiko kerugian
merupakan hal biasa karena mereka memegang prinsip bahwa factor kerugian pasti ada. Bahkan,
semakin besar risiko kerugian yang bakal dihadapi, semakin besar pula peluang keuntungan yang
dapat diraih. Tidak ada istilah rugi selama seseorang melakukan usaha dengan penuh keberanian
dan penuh perhitungan. Ini lah yang disebut dengan jiwa wirausaha.
Tidak sedikit pengertian mengenai kewirausahaan yang saat ini muncul seiring dengan
perkembangan ekonomi dengan semakin meluasnya bidang dan garapan. Jiwa kewirausahaan
mendorong minat seseorang untuk mendirikn dn mengelola usah secara professional.hendaknya
minat tersebut diikuti dengan perencanaan dan perhitungan yang matang. Misalnya, dalam hal
memilih atau menyeleksi bidang usaha yang akan dijalankan sesuai dengan prospek dan
kemampuan pengusaha. Pemilihan bidang usaha seharusnya disertai dengan berbagai 
pertimangan, seperti minat, modal, kemampua, dan pengalaman sebelumnya. Jika belum
memiliki pengalaman sebelumnya, seseorang dapat menimba pengalaman yang dari orang lain.
Pertimbangan lainnya adalah seberapa lama jangka waktu perolehan keuntungan yang
diharapkan. Seorang wirausahaan harus memiliki kemampuan yang kreatif dan inovatif dalam
menemukan dan menciptakan berbagai ide. Setiap pikiran dan langkah wirausahaan adalah
bisnis. Bahkan, mimpi seoarng pebinis sudah merpakan ide untuk berkreasi dalam menemukan
dan menciptakan bisni-bisnis baru. Kegiatan wirausaha dapat dikelola sendiri atau dikelola orang
lain. Dikelola sendiri artinya si pengusaha memiliki modal uang dan kemampuan langsung terjun
mengelola usahanya. Semetara itu, jika dikelola orang lain, adalah si pengusaha cukup menyetor
sejumlah ung dan pengelolahan usahanya diserahkan keopada pihak lain. Itu berarti, dalam
wirausaha, seseorang dapat emnyetor sejumlah uang kemudian dikelola orang lain atau sesorang
menjadi donator sekaligus pengelohannya, atau dapat pula dana yang disetor menjadi bukti 
kepemilikan dalam bentuk tenaga yang dikonversikan kedalam bentuk saham dengan jumlah
tertentu.
Wirausaha dapat dijalankan seseorang atau sekelompok orang. Dengan demikian kata
lain, seseorang baik secar pribadi maupun bergabung dengan orang lain dapat menjalankan
kegiatan usaha atau membuka usaha. Secara pribadi artinya membuka perusahaan dengan
inisiatif dan modal seorang diri. Sementara itu, berkelompok adalah secara bersama-sama dua
orang atau lebihdengan cara masing-masing menyetor modal dalam bentuk uang atau
keahliannya.
Jenis usaha yang dijalankan dapat bersifat komersial dan sosial atau kedua-duanya
komersial artinya usaha yang dijalankan memang diarahkan untuk menberi keuntungan semata.
Sementara itu usaha yang bersifat sosial lebih menekaakan pada pelayanan masyarakat. Namun,
dalam praktinya sengat jarang ditemui usaha yang hanya melakukan kegiatan sosial. Kebanyakan
perusahan yang bersifat sosial selalu diiringi dengan kegiatan bisnis meskipun kecil. Hal ini
penting agar lembga sosila itu dapat hidup mandiri dan tidak selalu tergantung pada sumbangan
diri masyarakat dalam membiayai operasinya.
Ada beberapa hal penting agar lembaga sosial kewirahusaan dapat hidup mandiri dan
tidak selalu tergantung pada sumbangan dari masyarakat dalam membiayai oprasinya. Jadi,untuk
berwirausaha dapat dilakukan dengan cara:
a) Memiliki modal sekaligus menjadi pengelola
b) Menyetor modal dan pengelolaan ditangani ole pihak mitra
c) Hanya menyerakan tenaga umum dikonfersikan kedalam bentuk saham sebagi bukti
kepemilikan usaha

Memiliki modal (dana atau uang ) sekaligus mengelola berarti si pengusaha


mengeluarkan modal sendiri untuk memulai dan menjalankan aktivitas usahanya.
Pengelolaannya pun dilakukan oleh pengusaha itu sendiri. Pengusaha seperti ini merupakan
pemilik modal tunggal sekaligus pengelola atau manajemennya dipegang seorang diri.
Menyetor modal dan pengelolaan ditangani oleh pihak mitra, berarti si pengusaha hanya
menyetor sejumlah modal(uang) kepada mitranya. Kemudian modal tersebut dikonversikan ke
dalam sejumlah saham sebagai bukti kepemilikan usaha. Manajemen untuk menjalankan
usahanya diserahkan kepada pihak lain. Usaha seperti ini biasanya dapat dimiliki oleh beberapa
orang. Menyerahkan tenaga, artinya pengusaha tersebut hanya menyumbangkan tenaga atau
keahliannya sebagai modal . Namun, keahliannya dalam mengelola usaha dikonversi ke dalam
jumlah saham. Dalam kasus ini kepemilikan usaha dibagi dua yaitu mereka yang memiliki uang
dan yang memiliki keahlian. Usaha jenis ini dijalankan dan dimiliki oleh lebih dari satu orang.
Ada beberapa pendapat dari para ilmuan antaranya yaitu:
a) Menurut Hisrich-Peters (1998: 10) kewirausahaan diartikan adalah proses menciptakan
sesuatu yang lain dengan menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal dan resiko serta
menerima balas jasa dean kepuasaan serta kebebasan pribadi.
b) Drucker (199: 28) menyatakan bahwa kewirausahaan lebih merujuk pada sifat, watak, dan
ciri-ciri yang melekat pada seseorang mempunyai kemampuan keras untuk mewujudkan
gagasan inovatif kedalam dunia usaha nyata dan dapat dikembangkannya dengan tangguh.
Oleh karena itu, dengan mengacu pada orang yang melaksanakan proses gagasan,
memadukan sumber daya menjadi realitas, muncul apa yang dinamakan wirausaha
(Entrepreneur).
c) Yuyun Wirasamita (2003: 255)  menyatakan bahwa kewirausahaan dan wirausahaan
merupakan faktor produksi aktif yang dapat mengerakan dan memanfaatkan sumber daya
lainnya seperti sumber daya alam, modal, dan teknologi, sehingga dapat menciptakan
kekayaan dan kemakmuran melalui penciptaan lapangan kerja, penghasilan dan produk yang
diperlukan masyarakat.
d) Menurut Totok S. Wiryasaputra (2004: 16) wirahusaha adalah orang yang ingin
bebas,merdeka,mengatur kehidupanya sendiri,dan tidak  tergantung belas kasihan orang
lain.mereka ingin menghasilkan uang sendiri,uang didapatkan dari kekuatan dan usahanya
sendiri.
Dari analisa pengertian kewirausahan secara umum maupun yang dikemukakan oleh para
ahli. Penulis  mengistilahkan wirausaha adalah suatu proses yang menciptakan atau menekankan
suatu hal yang baru dan berani mengambil resiko. Dengan demikian bahwa kewirausahaaan
merupakan semangat perilaku dan kemampuan untuk memberikan tanggapan positif terhadap
peluang memperoleh keuntungan untuk diri sendiri atau pelayanan yang lebih baik pada
pelanggan masyarakat, dengan selalu berusaha mencari dan melayani langganan lebih banyak
dan lebih baik,serta menciptakan dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan
menerapkan cara kerja yang lebih efisien, melalui keberanian mengambil resiko,kreativitas, dan
inovasi,serta kemampuan manajemen.
Istilah kewirausahaan yang berasal dari entereneur (bahasa perancis) yang diterjemahkan
kedalam bahasa inggris dengan arti between taker atau go-between. Perkembangan teori dan
istilah entrepreneur adalah sebagai berikut:
1) Asal kata entrepeneur dari bahasa perancis beraarti between taker atau go-between
2) Abad pertengahan:berarti aktor atau orang yang bertanggung jawab dalam proyek
produksi berskala besar.
3) Abad 17 diartikan sebagai orang yang menanggung resiko untung rugi dalam
mengadakan kontrak pekerjaan dengan pemerintahan dengan menggunakan fixed price.
4) Tahun1725, Richard Cantillon menyatakan entrepreneur sebagai orang yang menanggung
resiko yang berbeda dengan orang memberi modal.
5) Tahun 1797, Bedeau menyatakan kewirausahaan sebagao orang yang menanggung
resiko, yang merencanakan, supervisi, mengorganisasikan dan memiliki.

C. Ruang Lingkup Kewirausahaan


Ada beberapa ruang lingkup kewirausahaan yang bergerak dalam bisnis.
1. Lapangan Agraris : Pertanian,Perkebunan dan kehutanan
2. Lapangan perikanan
a) Pemeliharaan ikan
b) Penetasan ikan
c) Makanan ikan
d) Pengangkutan ikan
3. Lapangan peternakan
a) Bangsa burung atau unggas
b) Bangsa binatang menyusui
4. Lapangan perindustrian dan kerajinan
a) Industri besar
b) Industri menengah
c) Industri kecil
d) Pengrajin
Sebagaimana yang telah diterangkan diatas berbagai macam ruang lingkup
kewirausahaan seperti yang bergerak dalam bisnis, yaitu dalam lapangan agraris, perikanan,
peternakan, perindustrian/kerajinan dan pertambangan.

D. Tujuan Kewirausahaan
Etika yang diberlakukan oleh pengusaha terhadap berbagai pihak memiliki tujuan-tujuan
tertentu. Tujuan etika tersebut harus sejalan dengan tujuan perusahaan. Berikut ini beberapa
tujuan etika yang selalu ingin dicapai oleh perusahaan:
1. Untuk persahabatan dan pergaulan
2. Menyenangkan orang lain
3. Membujuk pelanggan
4. Mempertahankan pelanggan
5. Membina dan menjaga hubungan
Adapun sikap dan perilaku yang harus dijalankan oleh pengusaha dan seluruh karyawan
adalah sebagai berikut:
1. Jujur dalam bertindak dan bersikap
2. Rajin, tepat waktu, dan tidak pemalas
3. Selalu murah senyum
4. Lemah lembut dan ramah-ramah
5. Sopan santun dan hormat
6. Selalu ceri dan pandai bergaul
7. Fleksibel dan suka menolong pelanggan
8. Serius dan memiliki rasa tanggung jawab
9. Rasa miliki perusahaan yang tinggi
Ciri-ciri kewirausahaan yang berhasil
Berwirausaha tidak selalu memberikan hasil yang sesuai dengan harapan dan keingginan
pengusaha. Tidak sedikit pengusaha yang mengalami kerugian dan akhiirnya banghkrut. Namun,
banyaj juga kewirausahaan yang berhasil untuk beberapa generasi. Bahkan, banyak pengusaha
yang semula hidup sederhana menjadi sukses dengan ketekunannya. Keberhasilan atas usaha
yang dijalankan memang merupakan harapan usaha. Berikut ini beberapa ciri kewirausahaan
yang dikatakan berhasil:
1. Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak kemana langkah
dan arah yang ditujuh sehingga dapat diketahuin apa yang akan dilakukan oleh pengusaha
tersebut.
2. Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di mana pengusaha tidak hanya
menunggu sesuatu yangb terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari peluang
sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.
3. Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih
baik dari pada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta
kepuasaan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap waktu segala aktifitas usaha yang
dijalankan selalu dievalusi dan harus lebih baik  dibanding sebelumnya.
4. Berani mengambil resiko. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha
kapan pun dan di mana pun, baik dalam bentuk uang maupun waktu.
5. Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada peluang disitu
ia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk mengatur waktu kerjanya.
Benaknya selalu memikirkan kemajuan usahanya. Ide-ide baru selalu mendorongnya
untuk bekerja keras merealisasikannya. Tidak ada kata sulit dan tidak ada masalah yang
tidak dapat diselesaikan.
6. Bertanggung jawab terhadap segala aktivitas yang dijalankannya, baik sekarang maupun
yang akan datang. Tanggung jawab seorang pengusaha tidak hanya pada material, tetapi
juga moral kepada berbagai pihak.
7. Komitmen kepada berbagai pihak merupakan ciri yang harus dipegang teguh dan harus
ditepati. Komitmen untuk melakukan sesuatu memang merupakan kewajiban untuk
segera ditepati dan direalisasikan.
8. Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak, baik yang
berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak. Hubungan baik yang
perlu dijalankan antara lain kepada pelanggan, pemerintah, pemasok, serta masyarakat
luas.
Demikianlah beberapa ciri orang yang berjiwa kewirausahaan. Apabila jiwa itu  dapat
diterapkan pada diri kita secara baik dan benar, suatu saat kita pasti bisa menjadi seorang
wirausaha yang sukses.

Keuntungan menjadi wirausaha :


1) Terbuka peluang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki sendiri.
2) Terbuka peluang untuk mendemonstrasikan kemampuan serta potensi seseorang secara
penuh.
3) Terbuka peluang untuk memperoleh manfaat dan keuntungan secara maksimal.
4) Terbuka peluang untuk membantu masyarakat dengan usaha-usaha konkrit.
5) Terbuka kesempatan untuk menjadi bos.

Kelemahan menjadi wirausaha :


1) Memperoleh pendapatan yang tidak pasti, dan memikul berbagai resiko.
2) Bekerja keras dan waktu/jam kerjanya panjang.
3) Kualitas kehidupannya masih rendah sampai usahanya berhasil sebab dia harus berhemat.
4) Tanggung jawabnya sangat besar, bnayak keputusan yang harus dia buat walaupun dia
kurang menguasai permasalahan yang dihadapinya.

Berbagai Macam Tipe Wirausaha


Dari pengamatan perilaku usaha maka dapat dikemukakan tiga tipe wirausaha, yaitu:
1. Wirausaha yang memiliki inisiatif
2. Wirausaha yang mengorganisir mekanis sosial dan ekonomi untuk menghasilkan sesuatu
3. Yang menerima resiko atau kegagalan
Mereka yang dapat dikatakan entrepreneur di antaranya disebut sebagai pedagang,
saudagar, pengusaha, konsultan, businessman, industrialis, kontraktor, pialang (broker),
pengusaha waralaba, investor dan lain-lain.

E. Kesimpulan
Istilah kewirausahaan merupakan padanan kata dari entrepreneurship dalam bahasa
inggris. Kata entrepreneurship sendiri sebenarnya berawal dari bahasa perancis
yaitu ‘entreprende’ yang berarti petualang, pencipta, dan pengelola usaha. Istilah ini
diperkenalkan pertama kali oleh Rihard Cantillon (1755). Istilah ini makin populer setelah
digunakan oleh pakar ekonomi J.B. Say (1803) untuk menggambarkan para pengusaha yang
mampu memindahkan sumber daya ekonomis dari tingkat produktivitas rendah di tingkat yang
lebih tinggi serta menghasilkan lebih banyak lagi (Rambat Lupiyoadi, 2004: 1). Etika yang
diberlakukan oleh pengusaha terhadap berbagai pihak memiliki tujuan-tujuan tertentu. Tujuan
etika tersebut harus sejalan dengan tujuan perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai