DISUSUN OLEH:
SUJARMADI, S.Pd.I, M.Pd.I
NIP. 198111052005011005
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia, dan nikmat, sehingga
Makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini disusun sebagai salah satu persyaratan seleksi Calon Kepala
Madrasah. Makalah yang penulis ajukan adalah berjudul : PENDALAMAN MATERI KEPEMIMPINAN
PEMBELAJARAN, SUPERVISI, MANAJERIAL DAN KEIRAUSAHAAN, INDETIFIKASI MASALAH
PEMBELAJARAN, PERUMUSAN IDE/GAGASAN INOVASI, ANALISIS KEBUTUHAN
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN”, yang merupakan gagasan dari penulis dalam mengelola madrasah yang
efektif, karena calon Kepala Madrasah dituntut untuk dapat menggerakan dan mengelola madrasah sehingga
fungsi madrasah sebagai agen pembelajaran untuk menyiapkan peserta didik dalam kehidupan masyarakat
dapat tercapai secara baik sesuai dengan tujuan.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Mengelola madrasah dimanapun berada harus memberi nilai tambah. Apa maksudnya Nilai Tambah?
ketika anda hidup, hidup adalah nilai tambah. ketika semua orang hidup, hidup adalah nilai standar. Demikian
juga ketika kita jujur, jujur adalah nilai tambah. Tetapi ketika semua orang jujur, jujur adalah nilai standar.
Dalam hidup kita harus mempunyai nilai tambah dibanding orang lain. Kita harus membuat nilai
tambah dari sesuatu hal yang tidak ada menjadi ada. Demikian juga madrasah ini, saya harus bikin beda dengan
madrasah yang lain. Mengelola madrasah ini juga harus punya nilai tambah. Jika nilai tambah di dapat maka
pelan tapi pasti kemajuan madrasah tinggal menunggu waktu.
Nilai tambah untuk madrasah sangat ditentukan oleh Kepemimpinan Pembelajaran. Eggen dan
Kauchak mengatakan bahwa Kepemimpinan pembelajaran adalah tindakan yang dilakukan (Kepala Madrasah)
dengan maksud mengembangkan lingkungan kerja yang produktif dan memuaskan bagi guru, serta pada
akhirya mampu menciptakan kondisi belajar siswa meningkat. Secara implisit definisi ini mengandung maksud
bahwa kepemimpinan pembelajaran merupakan tindakan yang mengarah pada terciptanya iklim madrasah yang
mampu mendorong terjadinya proses pembelajaran yang optimal.
Thomas Sergiovanni mengusulkan salah satu model kepemimpinan pembelajaran. Dia mengidentifikasi
lima gaya kepemimpinan yaitu (1) teknis/keterampilan, (2) manusia, (3) pendidikan, (4) simbolik, dan (5)
budaya. Aspek teknis menangani kepemimpinan instruksional dengan praktek-praktek tradisional manajemen
topik yang biasanya dibahas dalam teori administrasi, seperti perencanaan, manajemen waktu, teori
kepemimpinan, dan pengembangan organisasi.
Komponen manusia mencakup semua aspek interpersonal kepemimpinan pembelajaran penting untuk
berkomunikasi, memotivasi, dan memfasilitasi sebagai peran kepala madrasah. Gaya pendidikan melibatkan
semua aspek pembelajaran-pengajaran dalam peran kepala madrasah, pembelajaran, dan melaksanakan
kurikulum. Simbolis dan budaya mungkin yang paling sulit dipahami dari segi deskripsi dan pemahaman.
Mereka berasal dari instruksional kemampuan pemimpin untuk menjadi simbol dari apa yang penting dan
tujuan tentang madrasah (Simbolik) serta untuk mengartikulasikan nilai-nilai dan kepercayaan organisasi dari
waktu ke waktu (Budaya).
Keberhasilan kepala madrasah efektif sebagai pemimpin pembelajaran antara lain ; pertama, sebagai
penyedia sumber daya; menunjukkan kemampuan dan manajemen waktu dan sumber daya yang secara efektif,
menunjukkan kondisi kelas sebagai master pengubah, dan mampu mengenal dan memotivasi anggota staf
madrasah, Kedua, sebagai sumber instruksional’ terlihat dan memajukan kondisi kelas yang efektif untuk
menunjang hasil belajar, mendorong staf pengajar untuk menggunakan berbagai macam materi pengajaran dan
strategi belajar mengajar, memberikan perhatian dan mampu mengembangkan gagasan inovatif. Ketiga sebagai
komunikator, menyampaikan visi madrasah secara jelas, memahami tujuan madrasah serta mampu
menerjamahkan, membina hubungan.
Kepala madrasah sebagai pemimpin pembelajaran diharapkan memiliki kemampuan dan kelebihan,
yaitu yang pertama berpikir untuk mengendalikan organisasi atau kelompok kerja yang dipimpinnya. Kedua
Kepribadian, khusus yang berkaitan dengan semangat, keuletan, ramah tamah, stabil emosi, jujur dan rendah
hati, sederhana dan disiplin. Dan ketiga merumuskan kebijakan, memahami dan mengetahui perilaku dan
tingkat kepuasan kerja guru atau staf yang dipimpinnya. Keempat, kehadirannya bermakna; mampu
berinteraksi dan mempengaruhi seluruh lingkungan madrasah (Guru, staf, siswa dan petugas lainnya). Banyak
hal yang dilaksanakan oleh kepala madrasah dalam kaitannya sebagai pemimpin pembelajaran. Fungsi tersebut
hanyalah merupakan salah satu bagian dari keseluruhan fungsi kepala madrasah sebagai pemimpin pendidikan.
Jabatan kepala madrasah adalah jabatan yang mempertaruhkan kemampuan atau kompetensi profesional, dan
tidak sekedar mempersyaratkan modal pengalaman dan prestasi mengajar yang baik. Kompetensi manajemen
pendidikan yang dilengkapi dengan keterampilan konseptual, memiliki sertifikasi kepala madrasah sebagai
pemimpin masa depan yang efektif dengan stakeholders, jelas dalam menyampaikan sesuatu baik lisan maupun
tulisan.
Penulisan suatu makalah memiliki beberapa tujuan umum, seperti melatih penulis agar mampu
menyusun tulisan ilmiah yang benar, memperluas wawasan dan pengetahuan bagi penulis dan pembacanya,
memberi sumbangan pemikiran, atau mendukung perkembangan konsep keilmuan maupun pemecahan
masalah. Tujuan makalah yang paling utama ialah menginformasikan, menganalisis, dan membujuk dengan
cara lugas dan memungkinkan pembaca untuk terlibat secara kritis dalam suatu topik ilmiah.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, makalah hadir untuk membuat para pembacanya menjadi terlibat
dalam proses penalaran kritis yang ada. Pada penulisan sebuah makalah, tidak jarang pula penulis mencari
bagaimana contoh tujuan penulisan makalah yang benar. Bagian tujuan makalah ini menjadi jawaban dari
adanya rumusan masalah yang sudah dipaparkan sebelumnya.
Rumusan masalah ini nantinya akan dijawab pada bagian pembahasan isi dari makalah yang dibuat
tersebut.Pada penulisan rumusan masalah, sebaiknya menggunakan kata bagaimana atau mengapa agar bisa
dikembangkan dalam bagian pembahasan dengan baik.Setelah menuliskan rumusan masalah yang ingin untuk
dibahas, selanjutnya kamu akan menuliskan tujuan penulisan makalah yang ada. Tujuan ini menjadi jawaban
singkat dari rumusan masalah yang sudah dijelaskan tadi. Mungkin beberapa banyak yang masih bingung dan
mencari bagaimana contoh tujuan penulisan makalah tersebut. Penulisan rumusan masalah serta tujuan
penulisan makalah memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lain. Jika kamu menuliskan bagian tujuan
penulisan makalah, maka lebih disarankan untuk menggunakan kata yang sifatnya memaparkan. Hal ini
dilakukan agar tidak terlalu spesifik dan dapat memberikan ruang akan adanya jawaban terbuka. Untuk
pembahasan dari rumusan masalah itu sendiri akan diberikan saat penulisan pembahasan pada bagian makalah
yang lebih mendalam. Salah satu tips dalam membuat tujuan penulisan makalah, akan lebih baik menghindari
penggunaan “untuk mengetahui”. Hal ini dikarenakan pernyataan tersebut nantinya akan memberikan kesan
terkait dengan jawaban yang lebih tertutup. Akan lebih baik jika kamu menggunakan kata seperti “untuk
mendeskripsikan”, “untuk menjelaskan”, dan semacamnya agar bisa mendapatkan jawaban yang terbuka.
Kamu nantinya bisa melihat dan memperhatikan bagaimana karakteristik yang digunakan dalam contoh tujuan
PEMBAHASAN
Pemimpin pembelajaran, memastikan semua guru mendapat dan menerapkan hasil pelatihan. Termasuk
menyediakan kebutuhan pembelajaran aktif dan budaya baca, serta menciptakan keterbukaan, dan pelibatan
masyarakat dalam peningkatan kualitas madrasah
1. Figur yang mampu berpikir, bersikap, dan bertindak sebagai pemimpin pembelajaran,
2. Kultur pembelajaran yang dikembangkan melalui pembangunan komunitas belajar di madrasah, dan
3. Sistem/struktur yang utuh dan benar. Perilaku kepala madrasah (pemimpin pembelajaran), guru, dan
karyawan berkontribusi sangat signifikan terhadap peningkatan keefektifan
Tujuan Kepemimpinan Pembelajaran : 1. Memberikan layanan prima kepada semua siswa agar mereka
mampu mengembangkan potensi, bakat, minat dan kebutuhannya. 2. Memfasilitasi pembelajaran agar siswa
prestasi belajar meningkat, kepuasan belajar semakin tinggi, motivasi belajar semakin tinggi, keingintahuan
terwujudkan, kreativitas terpenuhi,inovasi terealisir, jiwa kewirausahaan terbentuk, dan kesadaran untuk belajar
sepanjang hayat
SUPERVISI adalah kegiatan profesional yang dilakukan oleh pengawas Madrasah dalam rangka
membantu kepala Madrasah, guru dan tenaga kependidikan lainnya guna meningkatkan mutu dan efektivitas
penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran. SUPERVISI MANAJERIAL adalah supervisi yang berkenaan
dengan aspek pengelolaan madrasah yang terkait langsung dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas
madrasah yang mencakup perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, penilaian, pengembangan kompetensi
sumberdaya manusia (SDM) kependidikan dan sumberdaya lainnya.
Jika Kepala madrasah, para guru, pegawai administrasi dan juga, siswa-i, menerapkan:
1. nilai-nilai (jujur, kerja keras, disiplin, murah hati, suka berbagi, saling menolong.)
2. sifat-sifat unggul (kreatif, inovatif dan kompetitif dll )
kewirausahaan dalam menjalankan tugas-tugasnya, Maka akan dapat meningkatkan kinerja dan daya saing
madrasah
UNTUK MENANGGULANGI
1. Menanamkan pendidikan kewirausahaan ke dlm semua mapel bahan ajar, ekskul, pengembangan diri,
2. Mengembangkan kurdik yg memberikan muatan pend kewirausahaan yg mampu meningkatkan
pemahaman tentang kewirausahaan, menumbuhkan karakter dan ketrampilan/skill berwirausaha,
3. Menumbuhkan budaya berwirausaha di lingkungan madrasah
KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN
• Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan madrasah/madrasah sebagai organisasi pembelajar yang
efektif
• enciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan madrasah/madrasah
• Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai
pemimpin madrasah/madrasah
• Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi
madrasah/madrasah
• Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa madrasah/madrasah sebagai
sumber belajar peserta didik.
B. IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN
Sebelum kita lebih jauh tentang identifikasi masalah pembelajaran, kita perlu memetakan dahulu topik
atau aspek yang akan di identifikasi permasalahannnya.
Permasalahan dalam pembelajaran dapat dibagi menjadi dua bagian besar yakni masalah dalam belajar
(yang dialami oleh peserta didik) dan masalah dalam mengajar (yang dihadapi oleh pendidik).
Permasalahan peserta didik dalam belajar dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu,
2. Faktor eksternal: guru sebagai pembina siswa belajar, prasarana dan sarana pembelajaran, kebijakan
penilaian, kurikulum dan Metode mengajar guru.
Dua faktor ini dapat dijadikan fokus identifikasi. Contohnya dengan menganalisis faktor psikologis peserta
didik, seperti mengidentifikasi minat, gaya belajar, motivasi dan lainnya. Untuk memperoleh data tersebut tentu
perlu pengukuran yang standar.
Untuk permasalahan pendidik dalam mengajar, ada beberapa topik yang dapat di jadikan sebagai dasar dalam
mengidentifikasi permasalahan, di antaranya adalah;
1. Masalah pengarahan
5. Masalah hambatan-hambatan.
Selain itu topik atau aspek-aspek di atas, kita juga dapat melakukan identifikasi masalah berdasarkan
permasalahan umum yang sering terjadi dalam pembelajaran. Beberapa permasalahan umum tersebut adalah:
5. Susah menerima informasi yang baru, nyaman dengan pengetahuan lama, padahal banyak hal yang
hasrus berubah
6. Penguasaan konten materi kurang dan tidak ada inisiatif mengembangkan diri
7. Penguasaan TIK yang rendah namun tidak ada upaya untuk meningkatkan kemampuan
8. Minim kreativitas dalam pembelajaran
Untuk membantu pendidik dalam mengidentifikasi masalah yang ada, berikut beberapa hal yang dapat
dilakukan,
1. Membaca sebanyak-banyaknya literatur yang berhubungan dengan bidang permasalahan yang akan di
selesaikan atau di teliti dan bersikap kritis terhadap apa yang di bacanya;
2. Menghadiri pertemuan ilmiah seperti seminar, kuliah tamu, atau ceramah-ceramah profesional;
4. Melakukan perekaman aktivitas pembelajaran yang di lakukan dan melakukan evaluasi kelemahan-
kelemahan berdasarkan rekaman tersebut;
Sebelum kita lebih jauh tentang identifikasi masalah pembelajaran, kita perlu memetakan dahulu topik atau
aspek yang akan di identifikasi permasalahannnya.
Permasalahan dalam pembelajaran dapat dibagi menjadi dua bagian besar yakni masalah dalam belajar (yang
dialami oleh peserta didik) dan masalah dalam mengajar (yang dihadapi oleh pendidik).
Permasalahan peserta didik dalam belajar dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu,
Dua faktor ini dapat dijadikan fokus identifikasi. Contohnya dengan menganalisis faktor psikologis peserta
didik, seperti mengidentifikasi minat, gaya belajar, motivasi dan lainnya. Untuk memperoleh data tersebut tentu
perlu pengukuran yang standar.
elain itu topik atau aspek-aspek di atas, kita juga dapat melakukan identifikasi masalah berdasarkan
permasalahan umum yang sering terjadi dalam pembelajaran. Beberapa permasalahan umum tersebut adalah:
5. Susah menerima informasi yang baru, nyaman dengan pengetahuan lama, padahal banyak hal yang
hasrus berubah
6. Penguasaan konten materi kurang dan tidak ada inisiatif mengembangkan diri
7. Penguasaan TIK yang rendah namun tidak ada upaya untuk meningkatkan kemampuan
DIMENSI KEPRIBADIAN
2. Mengikuti
beberapa seminar,
workshop dan
pelatihan.
3. Membaca
peraturan- peraturan
terkait dengan
pengelolaan madrasah.
4. Mewakili kepala
madrasah ketika kepala
madrasah berhalangan
hadir dalam suatu
kegiatan
3. panitia
pengadaan sarana
dan prasarana
madrasah
2. Membuat
buku induk siswa
dengan menfaatkan
office word dan
excel
2.Saya
memanfaatkan
computer/laptop
dan LCD dalam
pembelajaran.
3.saya
memanfaatkan
email, website, dan
internet untuk
pembelajaran
2. panitia
persiapan
monitoring dan
evaluasi kinerja
kepala madrasah
DIMENSI KEWIRAUSAHAAN
TINGKAT BUKTI PRAKTIK
CONTOH KEMUNGKINAN
NO PENILAIAN YANGDILAKUKAN
PENERAPAN PATOKAN CALONKEPALA
KOMPETENSI
SEKOLAH
Saya memahami program- A. Saya pernah
1 Tidak paham
program inovatif yang bisa mengelola program
B.
meningkatkan keefektifan Kurang paham kelas unggulan.
sekolah dengan baik. C.
Cukup Paham
D.
Sangat paham
2 Saya memiliki penga-laman A. Tidak ada Saya pernah
dalam mening-katkan B. Sedikit mengelola kelas
kaingintahuan warga
C. Cukup banyak unggulan (siswa
sekolah dalam pengetahuan datang jam 6.40
D. Sangat banyak
dan ketrampilan melalui kerja (Sholat
keras dan semangat dhuha/kegiatan
pantang menyerah. keagamaan) Jam
14.00-15.00 kegiatan
tilawah
DEMINSI SOSIAL
BUKTI PRAKTIK
TINGKAT
CONTOH KEMUNGKINAN YANGDILAKUKAN
NO PENILAIAN
PENERAPAN PATOKAN CALONKEPALA
KOMPETENSI
SEKOLAH
1 Saya memahami penyusunan A. Tidak paham Saya pernah
program kerja sama dengan B. Kurang paham ditunjuk untuk
pihak lain, baik perseorangan menjadi tim kantin
maupun institusi dengan baik, C. Cukup Paham sehat dan UKS
untuk mendukung pelaksana- D. Sangat tingkat provinsi
an kegiatan pendidikan di paham
sekolah.
2 Saya memiliki pengalaman A. Tidak ada Saya ditunjuk
dalam melakukan kerja sama B. Sedikit kepala madrasah
dengan perseorangan dan C. Cukup untuk memfasilitasi
institusi lain, baik institusi banyak madrasah lain
pemerintah atau swasta untuk D. Sangat dalam
mendukung penyelenggaraan Banyak penggunaan labor
pendidikan di sekolah dimana untuk ANBK
saya bertugas. bersama Waka
Kurikulum
3 Saya memahami cara A. Tidak paham Setiap berakhirnya
melakukan evaluasi dan B. Kurang MOU, kami selalu
perbaikan terhadap paham membuat laporan
Program dan kegiatan dan evaluasi hasil.
C. Cukup
kerjasama dengan
perseorangan dan institusi Paham
pemerintah atau swasta D. Sangat
paham
4 Saya terlibat aktif menjadi A. Tidak pernah 1.Ketua Ta’mir
pengurus organisasi sosial B. Hampir Masjid
tidak
kemasyarakatan di lingkungan pernah 2.Kelompok
tempat tinggal saya C. Kadang- keagamaan
kadang
D. Sering
5 Saya memiliki pengalaman A. Tidak ada Saya pernah
dalam menggalang ban- lakukan :
B. Sedikit
tuan dari semua warga Kegiatan
C. Cukup
sekolah tempat saya bertu- keagamaan
banyak ( Zakat fitrah,
gas untuk meringankan D. Sangat
penderitaan warga masyara- Qurban yang
banyak dibagikan kepada
kat yang sedang tertimpa
bencana/musibah atau warga sekitar).
mengalami kesulitan
ekonomi
Muara Tebo,
Calon Kepala Madrasah
- KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
KEWIRAUSAHAAN