Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

PENDALAMAN MATERI KEPEMIMPINAN


PEMBELAJARAN, SUPERVISI,MANAJERIAL DAN
KEIRAUSAHAAN, INDETIFIKASI MASALAH
PEMBELAJARAN,PERUMUSAN IDE/GAGASAN INOVASI,
ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN
KEPROFESIAN

DISUSUN OLEH:
SUJARMADI, S.Pd.I, M.Pd.I
NIP. 198111052005011005

KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN TEBO


MTs NEGERI 1 TEBO
JAMBI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia, dan nikmat, sehingga
Makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini disusun sebagai salah satu persyaratan seleksi Calon Kepala
Madrasah. Makalah yang penulis ajukan adalah berjudul : PENDALAMAN MATERI KEPEMIMPINAN
PEMBELAJARAN, SUPERVISI, MANAJERIAL DAN KEIRAUSAHAAN, INDETIFIKASI MASALAH
PEMBELAJARAN, PERUMUSAN IDE/GAGASAN INOVASI, ANALISIS KEBUTUHAN
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN”, yang merupakan gagasan dari penulis dalam mengelola madrasah yang
efektif, karena calon Kepala Madrasah dituntut untuk dapat menggerakan dan mengelola madrasah sehingga
fungsi madrasah sebagai agen pembelajaran untuk menyiapkan peserta didik dalam kehidupan masyarakat
dapat tercapai secara baik sesuai dengan tujuan.

Muara Tebo, Maret 2023


Penulis

SUJARMADI. S.Pd.I. M.Pd.I


NIP . 198111052005011005
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Mengelola madrasah dimanapun berada harus memberi nilai tambah. Apa maksudnya Nilai Tambah?
ketika anda hidup, hidup adalah nilai tambah. ketika semua orang hidup, hidup adalah nilai standar. Demikian
juga ketika kita jujur, jujur adalah nilai tambah. Tetapi ketika semua orang jujur, jujur adalah nilai standar.

Dalam hidup kita harus mempunyai nilai tambah dibanding orang lain. Kita harus membuat nilai
tambah dari sesuatu hal yang tidak ada menjadi ada. Demikian juga madrasah ini, saya harus bikin beda dengan
madrasah yang lain. Mengelola madrasah ini juga harus punya nilai tambah. Jika nilai tambah di dapat maka
pelan tapi pasti kemajuan madrasah tinggal menunggu waktu.

Nilai tambah untuk madrasah sangat ditentukan oleh Kepemimpinan Pembelajaran. Eggen dan
Kauchak mengatakan bahwa Kepemimpinan pembelajaran adalah tindakan yang dilakukan (Kepala Madrasah)
dengan maksud mengembangkan lingkungan kerja yang produktif dan memuaskan bagi guru, serta pada
akhirya mampu menciptakan kondisi belajar siswa meningkat. Secara implisit definisi ini mengandung maksud
bahwa kepemimpinan pembelajaran merupakan tindakan yang mengarah pada terciptanya iklim madrasah yang
mampu mendorong terjadinya proses pembelajaran yang optimal.

Thomas Sergiovanni mengusulkan salah satu model kepemimpinan pembelajaran. Dia mengidentifikasi
lima gaya kepemimpinan yaitu  (1) teknis/keterampilan,   (2) manusia, (3) pendidikan, (4) simbolik, dan (5)
budaya. Aspek teknis menangani kepemimpinan instruksional dengan praktek-praktek tradisional manajemen
topik yang biasanya dibahas dalam teori administrasi, seperti perencanaan, manajemen waktu, teori
kepemimpinan, dan pengembangan organisasi.

Komponen manusia mencakup semua aspek interpersonal kepemimpinan pembelajaran penting untuk
berkomunikasi, memotivasi, dan memfasilitasi sebagai peran kepala madrasah. Gaya pendidikan melibatkan
semua aspek pembelajaran-pengajaran dalam peran kepala madrasah, pembelajaran, dan melaksanakan
kurikulum. Simbolis dan budaya mungkin yang paling sulit dipahami dari segi deskripsi dan pemahaman.
Mereka berasal dari instruksional kemampuan pemimpin untuk menjadi simbol dari apa yang penting dan
tujuan tentang madrasah (Simbolik) serta untuk mengartikulasikan nilai-nilai dan kepercayaan organisasi dari
waktu ke waktu (Budaya).

Keberhasilan kepala madrasah efektif sebagai pemimpin pembelajaran antara lain ; pertama, sebagai
penyedia sumber daya; menunjukkan kemampuan dan manajemen waktu dan sumber daya yang secara efektif,
menunjukkan kondisi kelas sebagai master pengubah, dan mampu mengenal dan memotivasi anggota staf
madrasah, Kedua, sebagai sumber instruksional’ terlihat dan memajukan kondisi kelas yang efektif untuk
menunjang hasil belajar, mendorong staf pengajar untuk menggunakan berbagai macam materi pengajaran dan
strategi belajar mengajar, memberikan perhatian dan mampu mengembangkan gagasan inovatif. Ketiga sebagai
komunikator, menyampaikan visi madrasah secara jelas, memahami tujuan madrasah serta mampu
menerjamahkan, membina hubungan.

Kepala madrasah sebagai pemimpin pembelajaran diharapkan memiliki kemampuan dan kelebihan,
yaitu yang pertama berpikir untuk mengendalikan organisasi atau kelompok kerja yang dipimpinnya. Kedua
Kepribadian, khusus yang berkaitan dengan semangat, keuletan, ramah tamah, stabil emosi, jujur dan rendah
hati, sederhana dan disiplin. Dan ketiga merumuskan kebijakan, memahami dan mengetahui perilaku dan
tingkat kepuasan kerja guru atau staf yang dipimpinnya. Keempat, kehadirannya bermakna; mampu
berinteraksi dan mempengaruhi seluruh lingkungan madrasah (Guru, staf, siswa dan petugas lainnya). Banyak
hal yang dilaksanakan oleh kepala madrasah dalam kaitannya sebagai pemimpin pembelajaran. Fungsi tersebut
hanyalah merupakan salah satu bagian dari keseluruhan fungsi kepala madrasah sebagai pemimpin pendidikan.

Jabatan kepala madrasah adalah jabatan yang mempertaruhkan kemampuan atau kompetensi profesional, dan
tidak sekedar mempersyaratkan modal pengalaman dan prestasi mengajar yang baik. Kompetensi manajemen
pendidikan yang dilengkapi dengan keterampilan konseptual, memiliki sertifikasi kepala madrasah sebagai
pemimpin masa depan yang efektif dengan stakeholders, jelas dalam menyampaikan sesuatu baik lisan maupun
tulisan.

B.TUJUAN PENULISAN MAKALAH

Penulisan suatu makalah memiliki beberapa tujuan umum, seperti melatih penulis agar mampu
menyusun tulisan ilmiah yang benar, memperluas wawasan dan pengetahuan bagi penulis dan pembacanya,
memberi sumbangan pemikiran, atau mendukung perkembangan konsep keilmuan maupun pemecahan
masalah. Tujuan makalah yang paling utama ialah menginformasikan, menganalisis, dan membujuk dengan
cara lugas dan memungkinkan pembaca untuk terlibat secara kritis dalam suatu topik ilmiah.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, makalah hadir untuk membuat para pembacanya menjadi terlibat
dalam proses penalaran kritis yang ada. Pada penulisan sebuah makalah, tidak jarang pula penulis mencari
bagaimana contoh tujuan penulisan makalah yang benar. Bagian tujuan makalah ini menjadi jawaban dari
adanya rumusan masalah yang sudah dipaparkan sebelumnya.

Rumusan masalah ini nantinya akan dijawab pada bagian pembahasan isi dari makalah yang dibuat
tersebut.Pada penulisan rumusan masalah, sebaiknya menggunakan kata bagaimana atau mengapa agar bisa
dikembangkan dalam bagian pembahasan dengan baik.Setelah menuliskan rumusan masalah yang ingin untuk
dibahas, selanjutnya kamu akan menuliskan tujuan penulisan makalah yang ada. Tujuan ini menjadi jawaban
singkat dari rumusan masalah yang sudah dijelaskan tadi. Mungkin beberapa banyak yang masih bingung dan
mencari bagaimana contoh tujuan penulisan makalah tersebut. Penulisan rumusan masalah serta tujuan
penulisan makalah memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lain. Jika kamu menuliskan bagian tujuan
penulisan makalah, maka lebih disarankan untuk menggunakan kata yang sifatnya memaparkan. Hal ini
dilakukan agar tidak terlalu spesifik dan dapat memberikan ruang akan adanya jawaban terbuka. Untuk
pembahasan dari rumusan masalah itu sendiri akan diberikan saat penulisan pembahasan pada bagian makalah
yang lebih mendalam. Salah satu tips dalam membuat tujuan penulisan makalah, akan lebih baik menghindari
penggunaan “untuk mengetahui”. Hal ini dikarenakan pernyataan tersebut nantinya akan memberikan kesan
terkait dengan jawaban yang lebih tertutup. Akan lebih baik jika kamu menggunakan kata seperti “untuk
mendeskripsikan”, “untuk menjelaskan”, dan semacamnya agar bisa mendapatkan jawaban yang terbuka.
Kamu nantinya bisa melihat dan memperhatikan bagaimana karakteristik yang digunakan dalam contoh tujuan

penulisan makalah itu sendiri.


BAB II

PEMBAHASAN

A. KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN, SUPERVISI, MENAJERIAL DAN


KEWIRAUSAHAAN

Pemimpin pembelajaran, memastikan semua guru mendapat dan menerapkan hasil pelatihan. Termasuk
menyediakan kebutuhan pembelajaran aktif dan budaya baca, serta menciptakan keterbukaan, dan pelibatan
masyarakat dalam peningkatan kualitas madrasah

Kepemimpinan pembelajaran adalah kepemimpinan yang menekankan pada komponen-komponen


yang terkait erat dengan pembelajaran, meliputi kurikulum, proses belajar mengajar, penilaian, pengembangan
guru, layanan prima dalam pembelajaran, dan pembangunan komunitas belajar di madrasah. Kepemimpinan
Pembelajaran Akan Berjalan Dengan Baik Apabila Didukung :

1. Figur yang mampu berpikir, bersikap, dan bertindak sebagai pemimpin pembelajaran,
2. Kultur pembelajaran yang dikembangkan melalui pembangunan komunitas belajar di madrasah, dan
3. Sistem/struktur yang utuh dan benar. Perilaku kepala madrasah (pemimpin pembelajaran), guru, dan
karyawan berkontribusi sangat signifikan terhadap peningkatan keefektifan

Tujuan Kepemimpinan Pembelajaran : 1. Memberikan layanan prima kepada semua siswa agar mereka
mampu mengembangkan potensi, bakat, minat dan kebutuhannya. 2. Memfasilitasi pembelajaran agar siswa
prestasi belajar meningkat, kepuasan belajar semakin tinggi, motivasi belajar semakin tinggi, keingintahuan
terwujudkan, kreativitas terpenuhi,inovasi terealisir, jiwa kewirausahaan terbentuk, dan kesadaran untuk belajar
sepanjang hayat

Komponen Pemimpim Pembelajaran


1. Merumuskan dan mengartikulasikan tujuan pembelajaran
2. Mengarahkan dan membimbing pengembangan kurikulum
3. Membimbing pengembangan dan perbaikan proses belajar mengajar (PBM)
4. Mengevaluasi kinerja guru dan mengembangannya
5. Membangun komunitas pembelajaran
6. Menerapkan kepemimpinan visioner dan situasional
7. Melayani siswa dengan prima
8. Melakukan perbaikan secara terus menerus
9. Menerapkan karakteristik kepala madrasah efektif
10.  Membangun Warga Madrasah agar Pro-perubahan
11. Membangun teamwork yang kompak
12. Memberi contoh dan menginspirasi warga madrasah
7 Langkah kepemimpinan pembelajaran
(1.)Menetapkan tujuan pembelajaran dengan jelas, (2). Menjadi Nara sumber bagi staf, (3). Menciptakan
Budaya dan iklim madrasah yang kondusif bagi pembelajaran, (4). Mengkomunikasikan visi dan misi madrasah
ke staf, (5). Mengkondisikan staf untuk mencapai cita-cita profesional tinggi, (6). Mengembangkan
kemampuan profesional guru, (7). Bersikap positif terhadap siswa, staf, dan orang tua
Supervisi Guru/Supervisi akademik merupakan serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan
kemampuannya dalam mengelola proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kompetensi paedagogik
dan profesional, yang muaranya Kepada peningkatan mutu lulusan peserta didik. Tujuan supervisi:
mengembangkan profesionalisme guru, monitoring proses pembelajaran, membina komitmen guru terhadap
tugas dan tanggungjawabnya. Teknik supervisi akademik: individual dan kelompok. Kegiatan supervisi
akademik : pemantauan, pembinaan, bimbingan dan latihan dan penilaian.

PRINSIP SUPERVISI AKADEMIK 14 poin:


1. Praktis (mudah dan senang memakainya) 2. Sistematis (diatur dengan cara yang baik), 3. Objektif (tanpa
pengaruh orang lain), 4. Realistis (bersifat nyata, wajar), 5. Antisipatif (bersifat tanggap terhadap sesuatu yg
terjadi), 6. Konstruktif (bersifat membina, membangun), 7. Kooperatif (kerja sama, bersedia membantu), 8.
Kekeluargaan (bersifat keluarga), 9. Demokratis (perlakuan yang sama), 10. Aktif ( giat),11. Humanis
(pergaulan yang baik sesama manusia), 12. Berkesinambungan (berlanjut),13. Terpadu (disatukan menjadi
satu)
14. Komprehensif (mampu menangkap dengan baik, luas dan lengkap, dan berwawasan)
LANGKAH-LANGKAH SUPERVISI AKADEMIK
Pra observasi : jalin keakraban guru, menyepakati fokus supervisi, menyepakati instrumen yang akan
dilaksanakan
Observasi : melaksanakan pengamatan sesuai kesepakatan, menggunakan instrumen sesuai kesepatan,
mencatat prilaku(guru dan siswa), tidak mengganggu PBM
Pasca observasi: menanyakan pendapat guru ttg PBM yg sudah dilakukan, menunjukan data hasil pengamatan,
mendiskusikan secara terbuka hasil observasi, memberikan penguatan positif untuk perbaikan,
menentukan rencana pengawasan berikutnya.

SUPERVISI adalah kegiatan profesional yang dilakukan oleh pengawas Madrasah dalam rangka
membantu kepala Madrasah, guru dan tenaga kependidikan lainnya guna meningkatkan mutu dan efektivitas
penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran. SUPERVISI MANAJERIAL adalah supervisi yang berkenaan
dengan aspek pengelolaan madrasah yang terkait langsung dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas
madrasah yang mencakup perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, penilaian, pengembangan kompetensi
sumberdaya manusia (SDM) kependidikan dan sumberdaya lainnya.

Karakteristik Wirausahawan yang paling utama adalah sifat personal :


1. Percaya diri: tahu dimana ia berada, tahu kemana ia menuju, tahu bagaimana metodenya serta mau dan
mampu untuk mencapainya.
2. Optimis: berpikir dan besikap positif dengan keyakinan akan berhasil.
3. Mandiri: tidak tergantung pada orang lain
Karakter sosial wirausahawan :
1. Visioner; sikap hidupnya yang dinamis mendambakan kemajuan diri.
2. Peka: mudah mengamati perubahan lingkungan sekitar dan menangkapnya sebagai peluang (sumber ide)
3. Kreatif; cepat menemukan gagasan-gagasan baru
Wirausahawan adalah seorang organisatoris
1. Leadership: berjiwa kepemimpinan, bertanggung jawab penuh pada bidangnya, tidak suka intervensi
kebidang lain.
2. Teacheable: dapat belajar dari orang lain, terbuka terhadap kritik dan siap memperbaiki diri
3. Komunikatif: gampang bergaul dan membentuk jaringan kerja
Implementasi nilai-nilai kewirausahaan di lembaga pendidikan bukan berati dagang. Mewirausahakan
lingkungan madrasah berarti perubahan mental para aktivis pendidikan, agar mereka memiliki karakter seorang
wirausahawan yang  kreatif, inovatif, disiplin, ulet, proaktif terhadap perubahan, berwawasan ke depan dan
sebagainya.

Jika Kepala madrasah, para guru, pegawai administrasi dan juga, siswa-i, menerapkan:
1. nilai-nilai (jujur, kerja keras, disiplin, murah hati, suka berbagi, saling menolong.)
2. sifat-sifat unggul (kreatif, inovatif dan kompetitif dll )
kewirausahaan dalam menjalankan tugas-tugasnya, Maka akan dapat meningkatkan kinerja dan daya saing
madrasah
UNTUK MENANGGULANGI
1. Menanamkan pendidikan kewirausahaan ke dlm semua mapel bahan ajar, ekskul, pengembangan diri,
2. Mengembangkan kurdik yg memberikan muatan pend kewirausahaan yg mampu meningkatkan
pemahaman tentang kewirausahaan, menumbuhkan karakter dan ketrampilan/skill berwirausaha,
3. Menumbuhkan budaya berwirausaha di lingkungan madrasah
KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN
• Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan madrasah/madrasah sebagai organisasi pembelajar yang
efektif
• enciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan madrasah/madrasah
• Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai
pemimpin madrasah/madrasah
• Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi
madrasah/madrasah
• Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa madrasah/madrasah sebagai
sumber belajar peserta didik.
B. IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN

Sebelum kita lebih jauh tentang identifikasi masalah pembelajaran, kita perlu memetakan dahulu topik
atau aspek yang akan di identifikasi permasalahannnya.

Permasalahan dalam pembelajaran dapat dibagi menjadi dua bagian besar yakni masalah dalam belajar
(yang dialami oleh peserta didik) dan masalah dalam mengajar (yang dihadapi oleh pendidik).

Masalah dalam Belajar

Permasalahan peserta didik dalam belajar dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu,

1. Faktor internal seperti, faktor jasmani, faktor psikologis, faktor kelelahan.

2. Faktor eksternal: guru sebagai pembina siswa belajar, prasarana dan sarana pembelajaran, kebijakan
penilaian, kurikulum dan Metode mengajar guru.

Dua faktor ini dapat dijadikan fokus identifikasi. Contohnya dengan menganalisis faktor psikologis peserta
didik, seperti mengidentifikasi minat, gaya belajar, motivasi dan lainnya. Untuk memperoleh data tersebut tentu
perlu pengukuran yang standar.

Masalah dalam Mengajar

Untuk permasalahan pendidik dalam mengajar, ada beberapa topik yang dapat di jadikan sebagai dasar dalam
mengidentifikasi permasalahan, di antaranya adalah;

1. Masalah pengarahan

2. Masalah evaluasi dan penilaian

3. Masalah isi dan urutan-urutan pelajaran.

4. Masalah metode dan sistem penyajian bahan pelajaran.

5. Masalah hambatan-hambatan.

Masalah Umum dalam Pembelajaran

Selain itu topik atau aspek-aspek di atas, kita juga dapat melakukan identifikasi masalah berdasarkan
permasalahan umum yang sering terjadi dalam pembelajaran. Beberapa permasalahan umum tersebut adalah:

Permasalahan pada pendidik

1. Belum maksimal menggunakan model, strategi dan metode pembelajaran.


2. Belum maksimal dalam pengelolaan kelas

3. Tidak disiplin, sering terlambat

4. Kurang motivasi untuk mengembangkan diri

5. Susah menerima informasi yang baru, nyaman dengan pengetahuan lama, padahal banyak hal yang
hasrus berubah

6. Penguasaan konten materi kurang dan tidak ada inisiatif mengembangkan diri

7. Penguasaan TIK yang rendah namun tidak ada upaya untuk meningkatkan kemampuan
8. Minim kreativitas dalam pembelajaran

Permasalahan pada peserta didik

1. Tidak antusias/sibuk sendiri


2. Datang terlambat

3. Susah bertanya dan mengungkapkan pendapat

4. Sering izin keluar masuk kelas

5. Siswa yang absen/izin sakit sehingga ketinggalan beberapa pertemuan.

6. Minat dan motivasi belajarnya rendah

Tabel 1. Identifikasi Masalah Pembelajaran

NO IDENTIFIKASI MASALAH ALTERNATIF SOLUSI UTAMA


MASALAH UTAMA SOLUSI
1 Seragam peserta Peserta didik Memberi contoh Mendisiplinkan
didik yang dipakai masih belum berpakaian kepada peserta didik tentang
tidak rapi di siplin peserta didik berpakaian agar
terbiasa rapi
2 Pembelajaran Sebahagian Memberikan Mengikutkan guru
yang kurang guru masih pendampingan penataran tentang
menyenangkan menggunakan secara internal TIK & cara
karna guru kurang metode kepada guru yang mengajar yang
menguasai metode ceramah dan bersangkutan kreatif dan inovatif
pembelajaran kesan
yang kretif dan pembelajaran
inovatif menoton
3 Keterbatasan alat Keterbatasan Menyisihkan Menambah sarana
seperti infokus alat seperti anggaran untuk dan prasarana yang
infokus melengkapi sarana dibutuhkan
dan prasarana
yang kurang
4 Antusias orang tua Antusias Mengadakan Memberikan
pada pendidikan orang tua pendekatan pengarahan kepada
anak usia dini pada kepada siswa dan orang tua melalui
masih minim pendidikan dilanjutkan rapat komite tentang
anak usia dini kepada orang tua ( pentingnya
masih minim menjaga pendidikan
komunikasi yang
baik )
Hal lain yang perlu diperhatikan

Untuk membantu pendidik dalam mengidentifikasi masalah yang ada, berikut beberapa hal yang dapat
dilakukan,

1. Membaca sebanyak-banyaknya literatur yang berhubungan dengan bidang permasalahan yang akan di
selesaikan atau di teliti dan bersikap kritis terhadap apa yang di bacanya;
2. Menghadiri pertemuan ilmiah seperti seminar, kuliah tamu, atau ceramah-ceramah profesional;

3. Melakukan pengamatan-pengamatan terhadap situasi atau kejadian-kejadian di lingkungan belajar


secara cermat dan fokus pada masalahn, kemudian mencatatnya;

4. Melakukan perekaman aktivitas pembelajaran yang di lakukan dan melakukan evaluasi kelemahan-
kelemahan berdasarkan rekaman tersebut;

Identifikasi Masalah Pembelajaran

Sebelum kita lebih jauh tentang identifikasi masalah pembelajaran, kita perlu memetakan dahulu topik atau
aspek yang akan di identifikasi permasalahannnya.

Permasalahan dalam pembelajaran dapat dibagi menjadi dua bagian besar yakni masalah dalam belajar (yang
dialami oleh peserta didik) dan masalah dalam mengajar (yang dihadapi oleh pendidik).

Masalah dalam Belajar

Permasalahan peserta didik dalam belajar dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu,

1. Faktor internal seperti, faktor jasmani, faktor psikologis, faktor kelelahan.


2. Faktor eksternal: guru sebagai pembina siswa belajar, prasarana dan sarana pembelajaran, kebijakan
penilaian, kurikulum dan Metode mengajar guru.

Dua faktor ini dapat dijadikan fokus identifikasi. Contohnya dengan menganalisis faktor psikologis peserta
didik, seperti mengidentifikasi minat, gaya belajar, motivasi dan lainnya. Untuk memperoleh data tersebut tentu
perlu pengukuran yang standar.

elain itu topik atau aspek-aspek di atas, kita juga dapat melakukan identifikasi masalah berdasarkan
permasalahan umum yang sering terjadi dalam pembelajaran. Beberapa permasalahan umum tersebut adalah:

Permasalahan pada pendidik

1. Belum maksimal menggunakan model, strategi dan metode pembelajaran.


2. Belum maksimal dalam pengelolaan kelas

3. Tidak disiplin, sering terlambat

4. Kurang motivasi untuk mengembangkan diri

5. Susah menerima informasi yang baru, nyaman dengan pengetahuan lama, padahal banyak hal yang
hasrus berubah

6. Penguasaan konten materi kurang dan tidak ada inisiatif mengembangkan diri

7. Penguasaan TIK yang rendah namun tidak ada upaya untuk meningkatkan kemampuan

8. Minim kreativitas dalam pembelajaran


9. Untuk mempermudah teman-teman dalam melakukan identifikasi masalah, teman-teman dapat
membuat tabel identifikasi masalah yang terdiri dari topik/aspek pembelajaran, bentuk permasalahan
pembelajaran dan akar masalah pembelajaran. Berikut contoh tabel yang di maksud.
10. Tabel 1. Identifikasi Masalah Pembelajaran

Topik/aspek Bentuk Permasalahan Akar Masalah (penyebab


pembelajaran Pembelajaran masalah)

– Puas dengan apa yang


Penguasaan Guru
Penguasaan Guru terhadap Model, dipahami saat ini
terhadap Model,
Pendekatan, Strategi, Metode & – Kurang inisiatif untuk
Pendekatan, Strategi,
Teknik Pembelajaran Inovatif yang mengembangkan diri
Metode & Teknik
masih rendah – Referensi belum tersedia,
Pembelajaran Inovatif
– minim pelatihan

Tidak memahami secara utuh apa


– Merasa cukup dengan apa yang
itu HOTS, akibatnya tidak mampu
Materi Pembelajaran dan dipahami, dan tidak merasa perlu
merancang dan melaksanakan
soal HOTS un
pembelajaran HOTS begitu pula
– Minim pelatihan
dengan membuat soal level HOTS

Pemahaman Belum dapat mengintegrasikan


– Hal baru bagi mereka, namun
literiasi seperti, literasi Literasi numerasi, literasi membaca
belum menjadi perhatian untuk
numerasi, literasi atau literasi sains dalam
mempelajarinya.
membaca dan literasi pembelajaran karena tidak
– Minim pelatihan
sains memahaminya.

Belum atau tidak pernah


melakukan pengukuran secara
Kurang memahami karakteristik
khsusus terhadap hal ini,
peserta didiknya
Karakteristik Peserta mungkin karena :
seperti, kemampuan awal,
Didik 1. menganggap ini tidak penting
minat, gaya belajar, perkembangan
2. ingin melakukan tapi tidak
kognitifnya.
memahami
3. minim pelatihan

Pendidik belum bisa – Kurang pemahaman dan minim


Asesmen menerapkan asesment of, as & for motivasi untuk memahami
learning dengan baik. – Minim pelatihan
C. PERUMUSAN IDE/GAGASAN INOVASI
Ibrahim (1988) mengemukakan bahwa inovsi pendidikan adalah inovasi dalam bidang pendidikan atau inovasi
untuk memecahkan masalah pendidikan. Jadi, inovasi pendidikan adalah suatu ide, barang, metode, yang
dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi hasil seseorang atau kelompok orang (masyarakat), baik
berupa hasil inverse (penemuan baru) atau discovery (baru ditemukan orang), yang digunakan untuk mencapai
tujuan pendidikan atau untuk memcahkan masalah pendidikan.
Santoso S. Hamijoyo mengemukakan bahwa inovasi pendidikan adalah suatu perubahan yang baru dan
kualitatif yang berbeda dari hal yang ada sebelumnya serta di sengaja untuk diusahakan dalam meningkatkan
kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan.
Dari pendapat pakar mengenai inovasi pendidikan tersebut, dapat disimpulkan bahwa inovasi
pendidikan, adalah ide, barang, metode yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau
sekelompok orang (masyarakat) yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan atau
memecahkan masalah-masalah pendidikan.
Pembaharuan (inovasi) diperlukan bukan saja dalam bidang teknologi, tetapi juga di segala bidang
termasuk bidang pendidikan. Pembaruan pendidikan diterapkan didalam berbagai jenjang pendidikan juga
dalam setiap komponen system pendidikan.
Sebagai pendidik, kita harus mengetahui dan dapat menerapkan inovasi-inovasi agar dapat
mengembangkan proses pembelajaran yang kondusif sehingga dapat diperoleh hasil yang maksimal.
Kemajuan suatu lembaga pendidikan sangat berpengaruh pada outputnya sehingga akan muncul
pengakuan yang rill dari siswa, orang tua dan masyarakat. Namun madrasah/ lembaga pendidikan tidak akan
meraih suatu pengakuan rill apabila warga madrasah tidak melakukan suatu inovasi di dalamnya dengan latar
belakang kekuatan, kelemahan tantangan dan hambatan yang ada.
Istilah perubahan dan pembaharuan ada perbedaan dan persamaannya. Perbedaannya, kalau pada
pembaruan ada unsur kesengajaan. Persamaannya, yakni sama-sama memiliki unsur yang baru atau lain dari
sebelumnya. Pembaruan pendidikan itu sendiri adalah perubahan yang baru dan kualitatif berbeda dari hal
(yang sebelumnya) serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu
dalam pendidikan. Untuk mengetahui dengan jelas perbedaan antara inovasi dengan perubahan, mari kita lihat
definisi yang diungkapkan oleh Nichols (1983:4).
Menurut santoso (1974) tujuan utama inovasi, yakni meningkatkan sumber-sumber tenaga, uang dan
sarana termasuk struktur dan prosedur organisasi. Tujuan inovasi pendidikan adalah meningkatkan efisiensi,
relevansi, kualitas dan efektivitas : sarana serta jumlah peserta didik sebanyak-banyaknya dengan hasil
pendidikan sebesar-besarnya (menurut kriteria kebutuhan peserta didik, masyarakat dan pembangunan) dengan
menggunakan sumber, tenaga, uang, alat dan waktu dalam jumlah yang sekecil-kecilnya.
Arah tujuan inovasi pendidikan Indonesia tahap demi tahap, yaitu:
·      Mengejar ketinggalan-ketinggalan yang dihasilkan oleh kemajuan-kemajuan ilmu dan tekhnologi sehingga
makin lama pendidikan di Indonesia makin berjalan sejajar dengan kemajuan-kemajuan tersebut.
·      Mengusahakan terselenggarakannya pendidikan madrasah maupun luar madrasah bagi setiap warga Negara,
misalnya meningkatkan daya tampung usia madrasah SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi.
Disamping itu, akan diusahakan peningkatan mutu yang dirasakan makin menurun dewasa ini. Dengan
sistem penyampaian yang baru, diharapkan peserta didik menjadi manusia yang aktif, kreatif dan terampil
memecahkan masalahnya sendiri.
Adapun tujuan inovasi pendidikan di Indonesia pada umumnya adalah :
ü  Lebih meratanya pelayanan pendidikan
ü  Lebih serasinya kegiatan belajar
ü  Lebih efisien dan ekonomisnya pendidikan
ü  Lebih efektif dan efisiensinya sistem penyajian
ü  Lebih lancar dan sempurnanya sistem informasi kebijakan
ü  Lebih dihargainya unsur kebudayaan nasional
ü  Lebih kokohnya kesadaran, identitas dan kesadaran nasional
ü  Tumbuhnya masyarakat gemar belajar
ü  Tersebarnya paket pendidikan yang memikat, mudah dicerna dan mudah diperoleh
ü  Meluasnya kesempatan kerja
Pendidikan kita dewasa ini menghadapi berbagai tantangan dan persoalan. Adapun masalah-masalah
yang menuntut diadakan inovasi di Indonesia, yaitu :
a.    Bertambahnya jumlah penduduk yang sangat cepat dan sekaligus bertambahnya keinginan masyarakat untuk
mendapatkan pendidikan yang secara kumulatif menuntut tersedianya sarana pendidikan yang memadai.
b.   Berkembangnya ilmu pengetahuan yang modern menghendaki dasar-dasar pendidikan yang kokoh dan
penguasaan kemampuan terus menerus dan dengan demikian menuntut pendidikan yang lebih lama sesuai
dengan konsep pendidikan seumur hidup (long education).
c.    Berkembangnya tekhnologi yang mempermudah manusia dalam menguasai dan memanfaatkan alam dan
lingkungannya, tetapi yang sering kali ditangani sebagai suatu ancaman terhadap kelestarian peranan
manusiawi.
Tantangan-tantangan di atas lebih berat lagi dirasakan karena berbagai persoalan datang baik dari luar
maupun dari dalam system pendidikan itu sendiri, yaitu di antaranya :
a.    Sumber-Sumber yang makin terbatas dan belum dimanfaatkannya sumber yang ada secara efektif dan efisien.
b.   Sistem pendidikan yang masih lemah dengan tujuan yang masih kabur, kurikulumnya belum serasi, relevan,
suasana belum menarik dan sebagainya.
c.    Pengelolaan pendidikan yang belum mekar dan mantap dan belum peka terhadap perubahan dan tuntutan
keadaan, baik masa kini maupun masa akan datang.
D. ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN
Keprofesian (AKPK) merupakan salah satu komponen penting dalam alur penyiapan calon kepala
madrasah/madrasah. AKPK akan memberikan gambaran kondisi awal kompetensi calon kepala
madrasah/madrasah. Untuk itulah Petunjuk pelaksanaan ini disusun, sebagai suatu guideline
pelaksanaan AKPK. Petunjuk pelaksanaan dimaksudkan agar diperoleh satu kesamaan konsep,
prinsip, komponen, ruang lingkup dan mekanisme bagi pelaksana, melalui rincian tugas dan tanggung
jawab masing-masing. Petunjuk pelaksanaan ini secara khusus ditujukan baik bagi Lembaga
Penyelenggara Program Penyiapan Calon Kepala Madrasah/Madrasah (LPPPCKS/M), sebagai ujung
tombak pelaksanaan AKPK, maupun bagi lembaga-lembaga terkait Dinas Pendidikan dan
Kementerian Agama di tingkat provinsi/kabupaten/kota agar bersama dapat saling menjalankan tugas
dan tanggung jawabnya. Melalui Petunjuk Pelaksanaan ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih
pada proses penyiapan calon kepala madrasah/madrasah yang reliable, untuk menghasilkan kepala
madrasah/madrasah yang profesional, menuju terwujudnya pendidikan Indonesia yang lebih baik.
Prinsip dari pendekatan yang dikembangkan oleh USAID PRIORITAS adalah merujuk kepada
kebijakan yang berlaku secara nasional dan tidak membebani kabupaten/kota dalam pengumpulan data baru.
Berdasarkan prinsip ini, penyusunan rencana strategis pengembangan keprofesian berkelanjutan diintegrasikan
kepada perencanaan dearah sebagimana diatur dalam Permendagri No 54 Tahun 2010, seperti skema berikut.
Sebagaimana diamanatkan melalui UU No 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah bahwa pendidikan
dasar menjadi urusan wajib kabupaten/kota, sebagai pemegang kewenangan urusan wajib, kabupaten/kota
diharuskan memenuhi pencapaian SPM bidang pendidikan dasar. Salah satu tugas dan fungsi (Tusi) dari dinas
pendidikan kabupaten/kota adalah pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan.
INSTRUMEN AKPK CALON KEPALA SEKOLAH

DIMENSI KEPRIBADIAN

TINGKAT PENILAIAN BUKTI PRAKTIK


CONTOH KEMUNGKINAN
NO KOMPETENSI YANGDILAKUKAN
PENERAPAN PATOKAN
CALONKEPALA
SEKOLAH
Perkataan baik saya A. Tidak pernah Saya sudah berusaha,
1 selaras B. Hampir tidak tapi sayayakin masih
dengan tindakan yang pernah memiliki kesalahan
saya lakukan. C. Terkadang
D. Sering
2 Cara saya dalam berbicara, A. Tidak pernah Ada beberapa
bersikap, dan berperilaku B. Hampir tidak pernah perkataan saya yang
diteladani oleh warga C.Terkadang
D. Sering dikutip dan beberapa
sekolah dan masyarakat.
perilaku saya ditiru
(misalkan cara
mengajar ditiru oleh
teman guru)

3 Saya melaksanakan tugas- A. Tidak pernah Dalam melaksankan


tugas saya dengan B. Hampir tidak
pernah tugas saya membuat
perencanaan yang matang
C. Terkadang RPP, melaksanakan
dan evaluasi berkelanjutan.
D. Sering KBM, mengadakan
evaluasi dan mealkukan
remidi dan pengayaan.
Dalam melaksanakan
tugas tambahan saya
membuat program,
menjalankan program,
membuat laporan serta
membuat evaluasi
Saya mampu mengen- A. Saya berusaha bahwa
4 dalikan diri dalam
Tidak pernah
B. setiap masalah pasti
menghadapi masalah- Hampir tidak pernah
masalah terkait peker-jaan ada cara
C. Terkadang
saya dengan baik. D. Sering menyelesaikannya, dan
saya berusaha memilih
cara yang terbaik.

5 Saya aktif meningkatkan A. Tidak pernah Kegiatan yang pernah


pengetahuan dan B. Hampir tidak saya lakukan :
keterampilan dalam pernah
melaksanakan tugas- C. Terkadang 1. Berdiskusi atau
D. Sering
tugas kepala sekolah, rapat dengan kepala
melalui berbagai kegiatan madrasah tentang
pengem-bangan diri. program madrasah.

2. Mengikuti
beberapa seminar,
workshop dan
pelatihan.

3. Membaca
peraturan- peraturan
terkait dengan
pengelolaan madrasah.

4. Mewakili kepala
madrasah ketika kepala
madrasah berhalangan
hadir dalam suatu
kegiatan

6 Saya berbagi penge-tahuan A. Tidak pernah Ketika saya


dan pengalaman kepada B. Hampir tidak
pernah mendapatkan
teman-teman sejawat
C. Terkadang pengetahuan atau
berkaitan dengan tugas
saya sehari-hari D. Sering pengalaman baru saya
berusaha untuk
membaginya dengan
teman- teman.
(misalkan saya bisa
membuat media
pembelajaran dengan
Power point)

7 Saya memiliki pengalaman A. Tidak ada Saya pernah menjadi


dalam mengarahkan dan B. Sedikit instruktur (pelatih)
mengerakkan rekan pelatihan pembuatan
C. Cukup banyak
sejawat media pembelajaran
untuk meningkatkan D. Sangat banyak melalui power point
kualitas
pembelajaran di sekolah
DIMENSI MANAJERIAL
TINGKAT BUKTI PRAKTIK
NO CONTOH KEMUNGKINAN PENILAIAN YANGDILAKUKAN
PENERAPAN PATOKAN CALONKEPALA
KOMPETENSI SEKOLAH
1 Saya memahami A. Tidak paham Saya pernah
penyusunan Rencana Kerja B. Kurang paham menjadi tim
Jangka Menengah (RKJM) C. penyusun eRKAM
Cukup Paham
dan Rencana Kegiatan D. Sangat paham
Anggaran Sekolah (RKAS)
2 Saya memahami cara A. Tidak paham Selama 16 Tahun
mengidentifikasi dan menye- B. Kurang paham menjadi guru saya
lesaikan masalah yang terkait berusaha
C. Cukup Paham
dengan kompetensi, dan menjalankan
D. Sangat paham
tupoksi guru.
tugas dan tanggung
jawab sebagai guru.

3 Saya memahami cara A. Tidak paham Saya pernah


mengidentifikasi dan B. Kurang paham mendampingi
menyelesaikan masalah kepala madrasah
C. Cukup Paham
Yang terkait dengan dan pengawas
kompetensi, kualifikasi dan D. Sangat paham
tupoksi tenaga kependidikan dalam kegiatan
di sekolah (tenaga
administrasi, perpustakaan, pembinaan dan
laboratorium, dan guru supervisi Tendik
konselor). dan Guru.

4 Saya memahami cara A. Tidak paham Saya pernah


mengidentifikasi masalah B. Kurang paham sebagai :
yang terkait dengan
C. Cukup Paham 1. panitia
Standar pelayanan minimal
atau standar nasional D. Sangat paham persiapan akreditasi
pendidikan mengenai sarana
dan prasarana sekolah/ madrasah
madrasah.
2. panitia
persiapan
monitoring dan
evaluasi kinerja
kepala madrasah

3. panitia
pengadaan sarana
dan prasarana
madrasah

5 Saya memahami penyu- A. Tidak paham Saya pernah


sunan rencana peman- B. Kurang paham menjadi tim
faatan sarana prasarana C. Cukup Paham penyusun eRKAM
sesuai standar pelayanan D. Sangat paham
minimal.
6 Saya memahami cara A. Tidak paham Saya pernah
mengidentifikasi perma- B. Kurang paham menjadi ketua
salahan yang terkait dengan C. Cukup Paham PPDB
D. Sangat paham
perencanaan dan pene-
rimaan peserta didik baru
TINGKAT BUKTI PRAKTIK
NO CONTOH KEMUNGKINAN PENILAIAN YANGDILAKUKAN
PENERAPAN PATOKAN CALONKEPALA
KOMPETENSI SEKOLAH
7 Saya memahami cara A. Tidak paham Saya pernah
mengidentifikasi B. Kurang paham sebagai :
permasalahan C. Cukup Paham
yang terkait dengan D. Sangat paham 1. Pembina
pembinaan dan ekstrakuri
pengembanga kuler
kapasitas peserta didik 2. Pembina
siswa
KSM
8 Saya memiliki pengalaman A. Tidak ada Saya pernah
dalam menyelesaikan masa- B. Sedikit sebagai tim
lah yang terkait dengan pengelolaan tata
C. Cukup banyak
pengelolaan peserta didik D. Sangat banyak tertib sekolah
9 Saya terlibat aktif dalam A. Tidak ada 1. Saya
penyusunan dan analisa B. Sedikit pernah
dokumen I KTSP. C. Cukup banyak mengikuti
workshop
D. Sangat banyak penyusun
an K-13
tingkat
kabupaten.
2. Saya
ditunjuk
sebagai
tim
penyusun
dokumen
I.
10 Saya mampu menganalisis A. Tidak mampu Bersama K3M
silabus dan RPP dengan B. Kurang mampu tingkat kabupaten
baik. C. Cukup mampu dan tingkat
D. Sangat mampu madrasah saya
terlibat langsung
dalam penyusunan
Silabus dan RPP

11 Saya memahami cara A. Tidak paham Saya baru pernah


mengidentifikasi sumber- B. Kurang paham terilbat dalam
sumber, alokasi, dan C. Cukup Paham penyusunan
mekanisme pertanggung- D. Sangat paham anggaran
jawaban keuangan sekolah/ pendapatan
madrasah. madrasah dan
penyusunan
laporan keuangan
tetapi belum pernah
sebagai bendahara
madrasah.
12 Saya memahami cara A. Tidak paham Saya pernah :
mengidentifikasi permasa- B. Kurang paham
1. Mendampingi
lahan yang terkait C. Cukup Paham
kepala madrasah
dengan ketatausahaan D. Sangat paham
dan pengawas
sekolah/madrasah.
dalam pembinaan
dan supervise
Tendik.

2. Membuat
buku induk siswa
dengan menfaatkan
office word dan
excel

13 Saya menggunakan media A. Tidak pernah 1.saya membuat


teknologi, informasi dan B. Kadang-kadang dan menggunakan
komunikasi (TIK) untuk C. Sering media
meningkatkan kualitas D. Selalu pembelajaran
pembelajaran peserta didik di
dengan Microsoft
kelas
office powerpoint
dan flash.

2.Saya
memanfaatkan
computer/laptop
dan LCD dalam
pembelajaran.

3.saya
memanfaatkan
email, website, dan
internet untuk
pembelajaran

14 Saya memahami A. Saya pernah


Tidak paham
monitoring, evaluasi dan sebagai :
B.Kurang paham
pelaporan program
sekolah/madrasah sesuai C.Cukup Paham 1. panitia
dengan standar D.Sangat paham
persiapan akreditasi
madrasah

2. panitia
persiapan
monitoring dan
evaluasi kinerja
kepala madrasah
DIMENSI KEWIRAUSAHAAN
TINGKAT BUKTI PRAKTIK
CONTOH KEMUNGKINAN
NO PENILAIAN YANGDILAKUKAN
PENERAPAN PATOKAN CALONKEPALA
KOMPETENSI
SEKOLAH
Saya memahami program- A. Saya pernah
1 Tidak paham
program inovatif yang bisa mengelola program
B.
meningkatkan keefektifan Kurang paham kelas unggulan.
sekolah dengan baik. C.
Cukup Paham
D.
Sangat paham
2 Saya memiliki penga-laman A. Tidak ada Saya pernah
dalam mening-katkan B. Sedikit mengelola kelas
kaingintahuan warga
C. Cukup banyak unggulan (siswa
sekolah dalam pengetahuan datang jam 6.40
D. Sangat banyak
dan ketrampilan melalui kerja (Sholat
keras dan semangat dhuha/kegiatan
pantang menyerah. keagamaan) Jam
14.00-15.00 kegiatan
tilawah

3 Saya mampu mem-buat A. Tidak mampu Saya selaku Waka


alternatif peme-cahan B. Kurang mampu Humas mengelola
masalah yang relevan dan C. Cukup mampu informasi dan
tepat, sehingga menghasil- D. Sangat mampu website madrasah,
kan kinerja yang efektif dan
Aplikasi PSB
efisien.
4 Saya memiliki rasa optimis, A. Tidak pernah Saya sering bahkan
pantang menyerah, dan B. Kadang-kadang selalu mengatakan
berpikir alternatif terbaik C. Sering bahwa madrasah ini
untuk mencapai keberhasilan D. Selalu sebenarnya bisa
di sekolah maju dan lebih baik
lagi

5 Saya memiliki pengalaman A. Tidak ada Saya pernah menjadi


dalam menyusun rencana B. Sedikit duta kantin sehat
pengelolaan kegiatan C. Cukup banyak tingkat provinsi
produksi dan jasa di D. Sangat banyak
sekolah
dengan baik.
DIMENSI SUPERVISI
TINGKAT PENILAIAN BUKTI PRAKTIK
CONTOH KEMUNGKINAN
NO KOMPETENSI YG DILAKUKAN
PENERAPAN PATOKAN
CALON KEPALA
SEKOLAH
1 Saya memahami A. Tidak paham
Saya pernah
perencanaan program B. Kurang pahammenjadi tim
supervisi akademik yang C. Cukup Paham pembantu Waka
disesuaikan dengan D. kurikulum yang
Sangat paham
kebutuhan guru yang akan menyusun
disupervisi. program
supervisi guru
2 Saya memahami teknik- A. Tidak paham Saya pernah
teknik dalam melakukan B. Kurang paham mendampingi kepala
supervisi akademik. C. Cukup Paham madrasah dan
D. Sangat paham pengawas dalam
kegiatan supervisi
bersama waka
kurikulum

3 Saya memiliki pengalaman A. Tidak ada Saya pernah


dalam melakukan supervisi B. Sedikit mendampingi kepala
akademik terhadap guru C. Cukup banyak madrasah dan
dengan teknik yang tepat. D. Sangat banyak pengawas dalam
kegiatan supervisi
bersama waka
kurikulum

4 Saya memiliki pengalaman dalam A. Tidak ada Saya pernah


mengkaji masalah yang terkait B. Sedikit mendampingi kepala
dengan supervisi akademik C. Cukup banyak madrasah dan
D. Sangat banyak pengawas dalam
kegiatan supervisi
bersama waka
kurikulum

5 Saya memahami cara memberikan A. Tidak paham Saya pernah


umpan balik hasil supervisi kepada B. Kurang paham mendampingi kepala
para C. Cukup Paham madrasah dan
guru secara konstruktif. D. Sangat paham pengawas dalam
kegiatan supervisi
bersama waka
kurikulum

6 Saya memahami penyusunan A. Tidak paham Saya pernah menjadi


program tindak tim pembantu Waka
B. Kurang paham
lanjut supervisi di sekolah dengan kurikulum yang
C. Cukup Paham
baik.
D. Sangat paham menyusun program
supervisi guru

DEMINSI SOSIAL
BUKTI PRAKTIK
TINGKAT
CONTOH KEMUNGKINAN YANGDILAKUKAN
NO PENILAIAN
PENERAPAN PATOKAN CALONKEPALA
KOMPETENSI
SEKOLAH
1 Saya memahami penyusunan A. Tidak paham Saya pernah
program kerja sama dengan B. Kurang paham ditunjuk untuk
pihak lain, baik perseorangan menjadi tim kantin
maupun institusi dengan baik, C. Cukup Paham sehat dan UKS
untuk mendukung pelaksana- D. Sangat tingkat provinsi
an kegiatan pendidikan di paham
sekolah.
2 Saya memiliki pengalaman A. Tidak ada Saya ditunjuk
dalam melakukan kerja sama B. Sedikit kepala madrasah
dengan perseorangan dan C. Cukup untuk memfasilitasi
institusi lain, baik institusi banyak madrasah lain
pemerintah atau swasta untuk D. Sangat dalam
mendukung penyelenggaraan Banyak penggunaan labor
pendidikan di sekolah dimana untuk ANBK
saya bertugas. bersama Waka
Kurikulum
3 Saya memahami cara A. Tidak paham Setiap berakhirnya
melakukan evaluasi dan B. Kurang MOU, kami selalu
perbaikan terhadap paham membuat laporan
Program dan kegiatan dan evaluasi hasil.
C. Cukup
kerjasama dengan
perseorangan dan institusi Paham
pemerintah atau swasta D. Sangat
paham
4 Saya terlibat aktif menjadi A. Tidak pernah 1.Ketua Ta’mir
pengurus organisasi sosial B. Hampir Masjid
tidak
kemasyarakatan di lingkungan pernah 2.Kelompok
tempat tinggal saya C. Kadang- keagamaan
kadang
D. Sering
5 Saya memiliki pengalaman A. Tidak ada Saya pernah
dalam menggalang ban- lakukan :
B. Sedikit
tuan dari semua warga Kegiatan
C. Cukup
sekolah tempat saya bertu- keagamaan
banyak ( Zakat fitrah,
gas untuk meringankan D. Sangat
penderitaan warga masyara- Qurban yang
banyak dibagikan kepada
kat yang sedang tertimpa
bencana/musibah atau warga sekitar).
mengalami kesulitan
ekonomi

Muara Tebo,
Calon Kepala Madrasah

SUJARMADI, S.Pd.I, M.Pd.I


NIP. 198111052005011005
DAFTAR ISI
- COVER

- KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

B. TUJUAN PENYUSUNAN MAKALAH

BAB II PEMBAHASAN

A. KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN, SUVERPISI,MENARIJEAL DAN

KEWIRAUSAHAAN

B. IDENTIPIKASI MASALAH PEMBELAJARAN

C. PERUMUSAN IDE/GAGASAN INOVASI

D. ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KRPROFESIAN

Anda mungkin juga menyukai