Anda di halaman 1dari 20

1

KEPALA SEKOLAH PROFESIONAL

MAKALAH

Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah


Manajemen Kurikulum dan Sistem Penilaian Pendidikan Dasar
Yang Diampu Oleh :
Prof. Dr. H. E. Mulyasa, M.Pd.

OLEH
KELOMPOK 3, ANGGOTA :
1. HERMAN, S.Kom., M.Kom.
2. LUKMAN AL HAKIM, S.Ag., M.Pd.
3. NANA SUPRIATNA, Drs., M.Pd.
4. SUWARTO, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM DOKTOR ILMU PENDIDIKAN / MANAJEMEN PENDIDIKAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
2018
2

BAB I
PENDAHULUAN

Dalam lingkungan pendidikan, kepala sekolah memiliki peran


penting untuk mengambil suatu keputusan. Berbagai masalah dalam
lingkungan sekolah merupakan tanggung jawab dari tugas seorang
kepala sekolah, oleh sebab itu seorang kepala sekolah sangat dituntut
profesionalisme nya dalam memimpin sekolah.
Saat ini, banyak sekali kita mendengar bermacam-macam masalah
dalam pendidikan, baik itu masalah keuangan sekolah yang minim,
sarana prasana yang kurang memadai, kinerja staff yang kurang
maksimal, kurang profesionalnya guru dalam mengajar, manajemen
kelas yang berantakan, lemahnya pemanfaatan teknologi, dll.
Di Indonesia hal-hal yang sudah disebutkan diatas merupakan
suatu masalah pendidikan yang tidak pernah terselesaikan hingga saat
ini. bahkan yang sangat memprihatinkan semakin banyak masalah lain
yang timbul tanpa masalah yang telah dahulu terselesaikan.
Dan menurut penulis, masalah-masalah dalam pendidikan itu
dapat diminimalisir jika kepala sekolah mampu memimpin secara
profesional.
3

BAB II
KAJIAN TEORI

A. PROFESIONALISME
Pengertian profesionalisme menurut Kusnandar, ia
mengemukakan bahwa “Profesionalisme adalah kondisi, arah,
nilai, tujuan, dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan yang
berkaitan dengan mata pencaharian seseorang”.

B. KEPEMIMPINAN
Sedangkan pengertian kepemimpinan menurut James M.
Black pada Manajemem: a Guide to Executive Command
mengemukakan “Kepemimpinan adalah kemampuan meyakinkan
dan menggerakkan orang lain agar mau bekerja sama di bawah
kepemimpinannya sebagai suatu tim untuk mencapai suatu tujuan
tertentu”. Para ahli berbeda-beda pendapat dalam mendefiniskan
arti kepemimpinan, namun semua batasan itu sendiri mempunyai
persamaan, yaitu “pengaruh”, “mempengaruhi”, atau
“mendorong”. Kepemimpinan merupakan suatu proses
mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sukarela dalam
mencapai tujuan yang telah disepakati bersama. Begitu juga
kepala sekolah yang profesional ialah kepala sekolah yang mampu
mempengaruhi orang yang dipimpinnya agar dapat mencapai
tujuan kegiatan pendidikan.

C. KEPALA SEKOLAH
Kemudian pengertian kepala sekolah menurut
Wahjosumidjo, mengartikan bahwa: “Kepala sekolah adalah
4

seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk


memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar
mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang
memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.
Pengertian Kepala Sekolah menurut Permendikbud Nomor 6
Tahun 2018 adalah guru yang diberi tugas untuk memimpin dan
mengelola satuan pendidikan yang meliputi taman kanak-kanak
(TK), taman kanak-kanak luar biasa (TKLB), sekolah dasar (SD),
sekolah dasar luarbiasa (SDLB), sekolah menengah pertama
(SMP), sekolah menengah pertama luar biasa (SMPLB), sekolah
menengah atas (SMA), sekolah menengah kejuruan (SMK),
sekolah menengah atas luar biasa (SMALB), atau Sekolah
Indonesia di Luar Negeri.
Dari ketiga pengertian diatas, maka dapat disimpulkan
profesionalisme kepemimpinan kepala sekolah berarti suatu
bentuk komitmen para anggota suatu profesi untuk selalu
meningkatkan dan mengembangkan kompetensinya yang
bertujuan agar kualitas keprofesionalannya dalam menjalankan
dan memimpin segala sumber daya yang ada pada suatu sekolah
untuk mau bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama.
5

BAB III
PEMBAHASAN

A. KRITERIA KEPALA SEKOLAH


Dalam satuan pendidikan kepala sekolah menduduki dua
jabatan penting untuk bisa menjamin kelangsungan proses
pendidikan sebagaimana yang telah digariskan dalam perundang-
undangan. Pertama, kepala sekolah adalah pengelola pendidikan
disekolah secara keseluruhan. Kedua, kepala sekolah adalah
pimpinan formal pendidikan disekolahnya.
A.A. Ketut Jelantik, M.Pd. dalam buku nya yang berjudul
Menjadi Kepala Sekolah yang Profesional menjelaskan bahwa
secara umum mereka yang dinilai layak untuk menjadi seorang
kepala sekolah ialah memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1) Sehat Jasmani dan Rohani
2) Berpegang pada tujuan yang ingin dicapai
3) Bersemangat
4) Cakap dalam memberikan bimbingan
5) Cepat dan bijaksana dalam mengambil keputusan
6) Jujur
7) Cerdas
8) Cakap dalam hal mengajar, menaruh kepercayaan yang baik
dan berusaha untuk mencapainya.
Namun menurut Peraturan Mentri Pendidikan No.13 Tahun
2007 menyebutkan, seorang kepala sekolah harus memiliki 5
standar kompetensi, yakni kompetensi kepribadian, kompetensi
manajerial, kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi
pembelajaran dan kompetensi sosial.
6

Kompetensi yang harus dimiliki oleh Kepala Sekolah /


Madrasah berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah
terdiri dari 5 kompetensi di antaranya : kompetensi manajerial,
kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi, kompetensi
kepribadian, dan kompetensi sosial.
Berikut unsur-unsur selengkapnya tentang 5 kompetensi
yang harus dimiliki oleh kepala sekolah ataupun kepala madrasah:
1. Kompetensi Manajerial
a. Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk
berbagai tingkatan perencanaan.
b. Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai
dengan kebutuhan.
c. Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka
pendayagunaan sumber daya sekolah/madrasah secara
optimal.
d. Mengelola perubahan dan pengembangan
sekolah/madrasah menuju organisasi pembelajar yang
efektif.
e. Menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah yang
kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik.
f. Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan
sumber daya manusia secara optimal.
g. Mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah
dalam rangka pendayagunaan secara optimal.
h. Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan
masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide,
sumber belajar, dan pembiayaan sekolah/madrasah.
7

i. Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan


peserta didik baru, dan penempatan dan
pengembangan kapasitas peserta didik.
j. Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan
pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan
pendidikan nasional.
k. Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan
prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan
efisien.
l. Mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah dalam
mendukung pencapaian tujuan sekolah/ madrasah.
m. Mengelola unit layanan khusus sekolah/madrasah
dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan
peserta didik di ekolah/madrasah.
n. Mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam
mendukung penyusunan program dan pengambilan
keputusan.
o. Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi
peningkatan pembelajaran dan manajemen
sekolah/madrasah.
p. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan
pelaksanaan program kegiatan sekolah/madrasah
dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan
tindak lanjutnya.
8

2. Kompetensi Kewirausahaan
a. Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan
sekolah/madrasah.
b. Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan
sekolah/madrasah sebagai organisasi pembelajar yang
efektif.
c. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai
pemimpin sekolah/madrasah.
d. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik
dalam menghadapi kendala yang dihadapi
sekolah/madrasah.
e. Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola
kegiatan produksi/jasa sekolah/madrasah sebagai
sumber belajar peserta didik.
3. Kompetensi Supervisi
a. Merencanakan program supervisi akademik dalam
rangka peningkatan profesionalisme guru.
b. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru
dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi
yang tepat.
c. Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap
guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.
4. Kompetensi Kepribadian
a. Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi
akhlak mulia, dan menjadi teladan akhlak mulia bagi
komunitas di sekolah/madrasah.
b. Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin.
9

c. Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri


sebagai kepala sekolah/madrasah.
d. Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsi.
e. Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam
pekerjaan sebagai kepala sekolah/madrasah.
f. Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin
pendidikan.
5. Kompetensi Sosial
a. Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan
sekolah/madrasah
b. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.
c. Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau
kelompok lain.

B. MODEL-MODEL KEPEMIMPINAN
Penulis mengutip beberapa model kepemimpinan yang
menarik sekali untuk dibahas, seperti dalam buku Kepemimpinan
Transformasional dan Budaya Organisasi Ilustrasi Dibidang
Pendidikan yang ditulis oleh Dr. Sri Rahmi menjelaskan beberapa
model kepemimpinan sebagai berikut :
1) Model Kepemimpinan Ohio
Dalam salah satu riset yang dilakukan Universitas Ohio
melahirkan suatu teori dua faktor tentang gaya
kepemimpinan yaitu struktur inisiasi dan struktur
konsiderasi.
Struktur konsiderasi ialah pemimpin mampu
menyediakan waktu untuk menyimak (keluh kesah,
10

ungkapan perasaan tentang berbagai aspek keorganisasian)


anggota kelompok, pemimpin mau mengadakan perubahan,
dan pemimpin bersikap bersahabat dan dapat didekati
(kooperatif).
Sedangkan struktur inisiasi ialah mengacu pada
perilaku pemimpin dalam menggambarkan hubungan antara
dirinya dengan dengan anggota kelompok kerja, struktur ini
lebih menekankan pada peran pemimpin dalam
mengorganisir masing-masing anggota organisasi serta
upaya pemimpin untuk menyelenggarakan program-
program yang telah direncankan.
2) Model Kepemimpinan Kharimastik
Kepemimpinan kharismatik ialah kepemimpinan yang
teridiri dari anatomi “keterpesonaan” yang mendalam
terhadap sosok pemimpin, sehingga ia akan bergumul
dengan faktasitas irasional dengan ketertakjuban yang tinggi
terhadapnya.
Pempimpin kharimastik pada dasarnya merupakan
komunikator yang sangat terampil, individu yang fasih dalam
berbicara, tapi juga mampu berkomunikasi dengan pengikut,
dan memiliki tingkat emosional yang mendalam. Ia juga
mampu mengartikulasi visi menarik atau menawan, dan
mampu membangkitkan emosi yang kuat pada diri pengikut.
Kepemimpinan kharismatik merupakan kepemimpinan
yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain. Mereka
memiliki kepercayaan pada dirinya yang sangat tinggi dan
para pengikutnya pun mempercayainya dengan penuh
kesungguhan, sehingga dia sering dipuja dan dipuji bahkan
11

sampai dikultuskan. Selain itu pengikutnya juga merasa


bahwa keyakinan pemimpin tersebut adalah benar, mereka
menerima pemimpin tanpa menanyakan lagi, mereka tunduk
pada pemimpin dengan rasa senang hati, mereka merasa
sayang terhadap pemimpin, mereka terlibat secara
emosional dalam misi kelompok atau organisasi, mereka
percaya bahwa mereka dapat memberi kontribusi terhadap
keberhasilan misi, dan mereka mempunyai tujuan-tujuan
kinerja yang tinggi.
3) Model Kepemimpinan Kultural
Kepemimpinan ini merupakan sebuah model
kepemimpinan yang mencoba untuk membandingkan
perubahan budaya dan kepemimpinan yang
mempertahankan budaya.
Kondisi dan kemampuan kepemimpinan tersebut
menciptakan sebuah kesan mengenai kompetensi,
mengartikulasikan ideologi, mengkomunikasikan pendirian
yang kuat dan harapan-harapan yang tinggi serta
kepercayaan terhadap pengikutnya, bertindak sebagai model
peran dan selain itu memotivasi komitmen pengikutnya
terhadap sasaran-sasaran dan strategi organisasi.
4) Model Kepemimpinan Managerial Grid
Kepemimpinan ini disampaikan oleh Blake dan Mouton,
mereka memperkenalkan model kepemimpinan yang
ditinjau dari perhatiannya terhadap produksi atau tugas dan
perhatian pada orang lain (bawahan).
Perhatian pada produksi (tugas) adalah sikap pemimpin
yang menekankan mutu keputusan, prosedur, mutu
12

pelayanan staf, efisensi kerja, dan jumlah pengeluaran.


Sedangkan perhatian kepada orang lain adalah sikap
pemimpin yang memperhatikan bawahan dalam rangka
pencapaian tujuan,
5) Kempemimpinan Partisipatif
Pada kepemimpinan ini, pemimpin memiliki gaya yang
lebih menekankan pada kerja kelompok sampai ditingkat
bawah untuk mendapatkan performa yang sangat tinggi.
Untuk mewujudkan hal tersebut, pemimpin biasanya
menunjukkan keterbukaan dan memberikan kepercayaan
yang tinggi pada bawahan. Sehingga dalam proses
pengambilan keputusan dan penentuan target pemimpin
selalu melibatkan bawahan.
Kepemipinan partisipatif ini memiliki 3 varian yang
yang terkait, yaitu :
1. Konsultasi : yaitu pemimpin menanyakan opini dan
gagasan bawahan, kemudian pemimpin mengambil
keputusan.
2. Keputusan Bersama : yaitu pimpinan bersama-sama
para bawahan mengambil sebuah keputusan dan
keputusan tersebut menjadi keputusan final, dan
3. Pendelegasian : dimana seorang pemimpin memberikan
kewenangan dan tanggung jawab kepada individu atau
kelompok untuk mengambil sebuah keputusan.
6) Kepemimpinan Transformasional
Kata transformasional memiliki arti sebagai “perubahan
rupa (bentuk, sifat, fungsi, dan lain sebagainnya)”.
Kepemimpinan transformasional merupakan gaya
13

kepemimpinan dimana pemimpin dan para bawahannya


berusaha untuk mencapai tingkat moralitas dan motivasi
yang lebih tinggi.
Artinya, ia mencoba untuk membangun kesadaran para
bawahannya dengan menyerukan cita-cita yang besar dan
moralitas yang tinggi seperti kejayaan, kebersamaan dan
kemanusiaan. Pengikutnya akan termotivasi untuk
melakukan hal yang lebih baik untuk mencapai sasaran
organisasi. Oleh sebab itu, seorang pemimpin bisa dikatakan
sebagai pemimpin transformasional dengan memenuhi
standaritas dari tingkat kepercayaan, kepatuhan,
kekaguman, kesetiaan, dan rasa hormat para pengikut
pemimpin tersebut.
C. PERAN KEPALA SEKOLAH YANG PROFESIONAL
Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan
yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Sebagaimana dikemukakan dalam Pasal 12 ayat 1 PP 28 tahun
1990 bahwa: “Kepala sekolah bertanggungjawab atas
penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah,
pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan
serta pememliharaan sarana dan prasarana”.
Dalam perspektif kebijakan Pendidikan Nasional (Depdiknas,
2006) , terdapat tujuh peran utama kepala sekolah yaitu sebagai:
1) Educator (Pendidik);
2) Manajer;
3) Administrator;
4) Supervisor (Penyelia);
5) Leader (Pemimpin);
14

6) Innovator (Pencipta Iklim Kerja);


7) Wirausahawan.
Berbeda dengan Wholstetter dan Mohrman, mereka
mengemukakan bahwa kepala sekolah memiliki peran baru dalam
era MBS (manajemen berbasis sekolah), yaitu sebagai designer,
motivator, dan liaison.
1) Designer : ialah kepala sekolah memiliki tugas sebagai
perancang pendidikan agar sekolah yang dipimpin nya
semakin lebih berkualitas dan bermutu sesuai visi & misi
sekolah yang diharapkan.
2) Motivator : ialah kepala sekolah harus mampu mendorong
serta memberikan rangsangan kepada pendidik ataupun
peserta didik untuk mampu melakukan dan menyeleasikan
tugas tertentu.
3) Liaison : ialah kepala sekolah dituntut untuk mampu
menjalin hubungan dan kerjasama yang baik dari luar
maupun dari dalam sekolah.

Tidak jauh berbeda dengan peran ahli diatas, menurut


Wahjosumidjo Kepala sekolah dalam menjalankan
kepemimpinannya, selain harus tahu dan paham tugasnya sebagai
pemimpin, yang tak kalah penting dari itu semua seyogyanya
kepala sekolah memahami dan mengatahui perannya. Adapun
peran-peran kepala sekolah yang menjalankan peranannya
sebagai manajer sebagai berikut :
a) Peranan Hubungan Antar Perseorangan
1. Figurehead : figurehead berarti lambang dengan
pengertian sebagai kepala sekolah sebagai lambang
sekolah.
15

2. Kepemimpinan (Leadership) : Kepala sekolah adalah


pemimpin untuk menggerakkan seluruh sumber daya
yang ada di sekolah sehingga dapat melahirkan etos
kerja dan peoduktivitas yang tinggi untuk mencapai
tujuan.
3. Penghubung (liasion) : Kepala sekolah menjadi
penghubung antara kepentingan kepala sekolah dengan
kepentingan lingkungan di luar sekolah. Sedangkan
secara internal kepala sekolah menjadi perantara
antara guru, staf dan siswa.

b) Peranan Informasional
1. Sebagai monitor : Kepala sekolah selalu mengadakan
pengamatan terhadap lingkungan karena kemungkinan
adanya informasi-informasi yang berpengaruh
terhadap sekolah.
2. Sebagai disseminator : Kepala sekolah
bertanggungjawab untuk menyebarluaskan dan
memabagi-bagi informasi kepada para guru, staf, dan
orang tua murid.
3. Spokesman : Kepala sekolah menyabarkan informasi
kepada lingkungan di luar yang dianggap perlu.
c) Sebagai Pengambil Keputusan.
1. Enterpreneur : Kepala sekolah selalu berusaha
memperbaiki penampilan sekolah melalui berbagai
macam pemikiran program-program yang baru serta
16

malakukan survey untuk mempelajari berbagai


persoalan yang timbul di lingkungan sekolah.
2. Orang yang memperhatikan gangguan (Disturbance
handler) : Kepala sekolah harus mampu mengantisipasi
gangguan yang timbul dengan memperhatikan situasi
dan ketepatan keputusan yang diambil.
3. Orang yang menyediakan segala sumber (A Resource
Allocater) : Kepala sekolah bertanggungjawab untuk
menentukan dan meneliti siapa yang akan memperoleh
atau menerima sumber-sumber yang disediakan dan
dibagikan.

4. A negotiator roles : Kepala sekolah harus mampu untuk


mengadakan pembicaraan dan musyawarah dengan
pihak luar dalam memnuhi kebutuhan sekolah.
Peranan Kepemimpinan Kepala Sekolah Profesional Sejalan
dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap
akuntabilitas sekolah, maka meningkat pula tuntutan terhadap
kinerja kepala sekolah. Kepala Sekolah diharapkan melaksanakan
tugas pokok dan fungsinya sebagai manajer dan leader. Sebagai
pemimpin pendidikan di sekolah kepala sekolah memiliki
tanggung jawab sepenuhnya untuk mengembangkan seluruh
sumber daya sekolah. Efektivitas kepemimpinan kepala sekolah
tergantung kepada kemampuan bekerjasama dengan seluruh
warga sekolah, serta kemampuannya mengendalikan pengelolaan
sekolah untuk menciptakan proses belajar mengajar.
17

D. CIRI-CIRI KEPALA SEKOLAH YANG PROFESIONAL


Untung Sutikno dalam tulisan nya di kompasiana, seorang
kepala sekolah dapat disebut profesional apabila memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
1) Memiliki kejujuran dan integritas pribadi;
2) Mendedikasikan sebagian besar waktunya untuk bekerja di
bidangnya;
3) Memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dapat
dikategorikan ahli pada suatu bidang;
4) Berusaha mencapai tujuan dengan target-target yang
ditetapkan secara rasional;
5) Memilikistandar yang tinggi dalam bekerja;
6) Memiliki motivasi yang kuat untuk mencapai keberhasilan
dengan standar kualitas yang tinggi;
7) Mencintai dan memiliki sikap positif terhadap profesinya
yang antara lain tercermin dalam perilaku profesionalnya
dan respons orang-orang yang berkaitan dengan
profesi/pekerjaannya;
8) Memiliki pandangan jauh ke depan (visionary);
9) Menjadi agen perubahan;
10) Memiliki kode etik, dan
11) Memiliki lembaga profesi.
18

BAB IV
KESIMPULAN

Profesionalisme kepemimpinan kepala sekolah berarti suatu


bentuk komitmen para anggota suatu profesi untuk selalu
meningkatkan dan mengembangkan kompetensinya yang bertujuan
agar kualitas keprofesionalannya dalam menjalankan dan memimpin
segala sumber daya yang ada pada suatu sekolah untuk mau bekerja
sama dalam mencapai tujuan bersama.

Kepala sekolah sendiri harus memiliki 5 standar kompetensi, yakni ;


1) kompetensi kepribadian,
2) kompetensi manajerial,
3) kompetensi kewirausahaan,
4) kompetensi supervisi pembelajaran,dan
5) kompetensi sosial.
Selain itu, kepala sekolah juga harus sadar betul akan peran serta
tangungg jawab yang dimiliki, Sebagaimana dikemukakan dalam Pasal
12 ayat 1 PP 28 tahun 1990 bahwa: “Kepala sekolah bertanggungjawab
atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah,
pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta
pememliharaan sarana dan prasarana”.
Maka penting nya model kepemimpinan yang diteladani kepala
sekolah juga menjadi suatu daya tarik tersendiri, oleh sebab itu kepala
sekolah harus mampu meng-implementasikan model kepemimpinan
yang mampu mencapai perubahan sesuai era pendidikan saat ini
(transformasional). Kerena kepemimpinan ini seperti contohnya
metamorfosis kupu-kupu, yang dari ulat menjadi kepompong lalu
19

berubah menjadi kupu-kupu. Hidup nya ulat hanya bisa merusak


tanaman, gerak nya pun terbatas pada selembar daun, namun setelah
berubah menjadi kupu-kupu dapat memberikan manfaat kepada
tanaman dan gerak nya pun tidak memiliki batas hingga mampu
terbang keseluruh penjuru.
20

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, S. (2015) Management Of Student Development. Yayasan


Indragiri. Riau.
Depdiknas Tahun 2006. Buku Management Of Student Development.
Yayasan Indragiri. Riau.

Jelantik, Ketut. A.A. (2015) Menjadi Kepala Sekolah yang Profesional.


Deepublish : Yogyakarta.

Lampiran Peraturan Mentri Pendidikan No.13 Tahun 2007 Tentang


Standar Kepala Sekolah/Madrasah.

Nurkolis. (2003). Manajemen Berbasis Sekolah. Grasindo. Jakarta.


Rahmi, S. (2014). Kepemimpinan Transformasional Dan Budaya
Organisasi Ilustrasi Dibidang Pendidikan. Mitra Wacana Media.
Jakarta.
Sutikno Untung. Kompasiana, Menjadi kepala sekolah yang berkarakter
dan Profesional. http://www.kompasiana.com/untungsutikno/
menjadi-kepala-sekolah-berkarakter-dan-profesional_
552fade56ea834dd168b45af. Diaskes 21 april 2016.

Tentang PENDIDIKAN. Profesionalisme Kepemimpinan Kepala Sekolah


https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/18/profesio
nalisme-kepemimpinan-kepala-sekolah/. diaskes 19 April
2016.

Anda mungkin juga menyukai