Proposal ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan
Oleh:
NIM 200106110091
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena atas segala
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas proposal ini. Untuk
memenuhi tugas “Metodologi Penelitian Pendidikan”, dengan judul materi “Upaya
Pengembangan Minat Belajar Dan Peningkatan Prestasi Pada Siswa Di MAN 1 Kota Malang
Melalui Manajemen Kelas Untuk Mewujudkan Efektivitas Pembelajaran. Proposal ini dapat
digunakan sebagai sarana untuk mengajukan laporan bahan skripsi saya nantinya dan sebagai
bentuk pengetahuan dan pemahaman dalam belajar.
Ucapan terima kasih saya ucapkan kepada Bapak Dr. H. Mulyono, M.A selaku dosen
pembimbing mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan. Dalam proses pengumpulan
data-data dan juga proses pembuatan proposal ini tidak terlepas dari kerja keras penulis.
Laporan proposal ini saya buat agar pembaca bisa mengetahui berbagai bentuk pengajuan
laporan skripsi saya untuk menyelesaikan tugas di tahap berikutnya. Segala upaya telah
dilakukan untuk menyusun proposal ini agar maksimal. Namun, saya sadar dalam penulisan
proposal ini masih terdapat kekurangan. Oleh Karena itu, diharapkan kritik dan saran yang
dapat dijadikan masukan untuk memaksimalkan penulisan proposal selanjutnya.
Semoga dengan proposal yang saya buat ini dapat menambah pengetahuan dan
pemahaman kita terkait penyusunan laporan kegiatan yang baik dan benar, baik dalam segi
penulisan, pengejaan dan perancangan laporan yang tepat. Semoga proposal ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru, kelas, dan manajemen kelas, ketiganya saling berkaitan satu sama lain.
Kelas merupakan wahana atau tempat yang paling dominan bagi terselenggaranya
proses pembelajaran bagi anak-anak di sekolah. Seorang guru dituntut untuk
melakukan semua tugas dan tanggung jawabnya secara profesional. Pada tingkat
deskripsi, terminologi, konsep, dan teori manajemen itu bersifatnetral dan universal.
Karakteristik tugas pokok dan fungsi institusi lembagalah yang membuat replika
manajemen menjadi berbeda. Oleh karena itu, manajemen itu berbeda pada tingkat
kreatif. Ini berarti bahwa konsep dan teori manajemen dapat di transfer kedalam
institusi yang bervariasi atau berbeda tugas pokok dan fungsinya.
Manajemen kelas merupakan suatu manajemen yang harus dikuasai oleh guru
demi terciptanya pembelajaran yang efektif dan efisien. Seorang guru harus bisa
memahami, dan harus bisa menerapkan manajemen kelas sesuai kondisi riil kelas
tersebut. Guru harus bisa menerapkan manajemen kelas seperti apa yang cocok untuk
anak didiknya. Apa yang akan terjadi jika guru tidak dapat memahami dan
menerapkan manajemen kelas? Tentu sekolah tersebut akan dicap sebagai sekolah
yang tidak profesional bukan? Sementara salah satu ciri guru yang profesional adalah
guru yang dapat menerapkan manajemen kelas dengan baik.Fakta yang terlihat saat
ini adalah, masih banyak guru-guru yang memosisikan atau memerankan diri sebagai
dispenser ilmu pengetahuan padahal fungsi guru yang seperti ini sudah harus beralih
menjadi fungsi guru sebagai direktur atau fasilitator belajar. Kemudian masih banyak
terlihat oleh kita siswa-siswa yang membolos pada pelajaran tertentu. Tentunya pasti
ada sebab mengapa mereka melakukan hal demikian. Disinilah fungsi manajemen
kelas sangat diperlukan untuk memajukan mutu pendidikan di masa kini dan masa
mendatang.
Upaya peningkatan untuk mencapai prestasi akademik yang memuaskan tidak
hanya melakukan pemenuhan pada aspek input dan output saja, namun yang lebih
penting adalah aspek proses, yang dimaksud adalah pengelaan kelas, proses belajar
mengajar dan proses monitoring dan evaluasi dengan catatan bahwa proses belajar
mengajar memiliki tingkat kepentingan tertinggi dibandingkan dengan proses-proses
yang lain. Jika proses pendidikan di lembaga pendidikan benar, maka tujuan
pendidikan akan tercapai. Jika proses pendidikan tidak benar, akan sulit untuk
mencapai tujuan pendidikan. Proses pendidikan yang tepat akan dilakukan oleh guru
yang meningkatkan prestasi siswa disetiap sekolah. Kualitas kemampuan dalam hal
manajemen kelas akan meningkat ketika guru atau pendidik mengedepankan
kedisiplinan siswanya untuk pengembangan karir. Menyadari pentingnya manajemen
waktu dan minat belajar yang mendukung pengembangan prestasi akademik siswa
dan menjadi eksistensi yang mutlak. Rendahnya prestasi akademik siswa di Indonesia
pada umumnya sebenarnya merupakan diskusi yang telah lama ada. Namun hingga
saat ini permasalahn prestasi akademik tidak juga kunjung selesai. Pendidikan yang
berkualitas merupakan harapan dan tuntutan seluruh stakeholder pendidikan. Semua
orang tentunya akan lebih suka menntut ilmu pada lembaga yang memiliki tingkat
prestasi akademik yang tinggi. Implementasi manajemen kelas dan minat belajar
dalam peningkatan prestasi akademik merupakan sebuah solusi nyata yang menjadi
harapan agar dapat mengelola indikator prestasi akademik untuk saling bersinergi
dalam upaya peningkatan prestasi akademik siswa dan terwujudnya aktivitas
pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian yang dikemukakan dalam latar belakang masalah di atas, maka dapat
dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen kelas di sekolah?
2. Bagaimana upaya mengembangkan minat belajar dan meningkatkatkan prestasi
belajar pada siswa?
3. Bagaimana cara guru mewujudkan efektivitas pembelajaran melalui manajemen
kelas?
LANDASAN TEORI
2. Pengertian Kelas
Kelas adalah ruang tempat belajar di sekolah (Kamus Bahasa Indonesia,
2008:669). Ketika membahas kelas, maka seseorang lazim akan mempersepsikan
bahwa kelas merupakan sebuah ruang berdinding, di dalamnya ada meja, kursi,
papan tulis, dan perabot lainnya yang digunakan guru dan siswa melaksanakan
kegiatan pembelajaran. Wiyani (2013:53) menyatakan bahwa kelas merupakan
bangunan yang tidak bisa digerak- gerakkan atau dipindahkan. Pengertian tersebut
merupakan pengertian sempit dari kelas. Sedangkan pengertian luas dari kelas
adalah semua tempat yang dapat digunakan dan/atau diakses oleh guru dan siswa
untuk melakukan pembelajaran yang tidak dibatasi ruang dan waktu. Sehingga
kelas memiliki cakupan yang luas, di mana ada interaksi guru dan siswa terkait
membahas ilmu pengetahuan, maka tempat tersebut dapat disebut dengan kelas.
Seiring dengan perkembangan teknologi, wahana untuk melaksanakan kegiatan
pembelajaran pun semakin kompleks dan canggih. Pembelajaran tidak hanya
dilakukan secara tatap muka, namun dapat dilakukan tanpa tatap muka, seperti
pembelajaran dengan sistem e- learning.
Sementara itu Arikunto (1988) berpendapat bahwa kelas adalah sekelompok
peserta didik yang pada waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari
guru yang sama. Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa jika ada
sekelompok peserta didik yang pada waktu bersamaan menerima pelajaran yang
sama dari guru yang berbeda, jelas itu tidak dapat disebut kelas. Berdasarkan
paparan tersebut diketahui bahwa kelas merupakan sekelompok siswa yang
diajar secara bersama-sama atau suatu lokasi di mana kelompok itu menjalankan
aktivitas proses pembelajaran pada waktu dan tempat yang dikondisikan secara
formal. Kelas adalah sekelompok siswa yang ada pada waktu yang sama
menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat diketahui pada hakikatnya kelas
adalah merupakan kumpulan individu yang memiliki karakteristik berbeda- beda
dan merupakan wahana paling dominan bagi terselenggaranya proses
pembelajaran bagi siswa. Kedudukan kelas yang demikian penting,
mengisyaratkan bahwa agar proses pendidikan dan pembelajaran dapat
berlangsung secara efektif dan efisien, maka dibutuhkan guru yang profesional
dalam melakukan pengelolaan kelas melalui pendekatan manajemen kelas.
Agar kondisi kelas memberikan kontribusi yang positif bagi keefektifan proses
pembelajaran, maka guru harus mampu menciptakan dan merekayasa kondisi
kelas yang dihadapinya dengan sedemikian rupa. Usaha ini akan efektif manakala
guru memahami secara tepat faktor-faktor yang mendukung terciptanya kondisi
belajar yang menguntungkan, seperti menginventarisasi masalah-masalah yang
diperkirakan mungkin timbul sehingga dapat merusak iklim proses belajar
mengajar, menguasai berbagai pendekatan manajemen kelas, mencari solusi dan
alternatif yang terbaik bagi penyelesaian masalah yang dihadapinya saat
berlangsungnya proses belajar mengajar, merencanakan apa yang seharusnya
dilakukan dalam proses belajar mengajar.
Manajemen kelas adalah seni dan praktis kerja yang dilakukan oleh guru, baik
secara individu, dengan atau melalui orang lain (seperti team teaching dengan
teman sejawat atau siswa sendiri) untuk mengoptimalkan proses pembelajaran.
Jika mengacu pada proses manajemen, maka manajemen kelas juga memiliki
proses, yakni perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan (evaluasi).
Perencanaan merujuk pada perencanaan pembelajaran dan unsur-unsur
penunjangnya, yang meliputi program tahunan, program semester, silabus,
rencana pelaksanaan pembelajaran, instrumen evaluasi, dan rubrik penilaian.
Pelaksanaan bermakna proses pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa di
kelas. Sedangkan pengawasan yang berwujud evaluasi pembelajaran, terdiri dari
jenis yaitu evaluasi proses pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran.
BAB III
METODE PENELITIAN