Anda di halaman 1dari 24

RESUME

KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS

Oleh :

S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


PENDIDIKAN PRA SEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2011
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
senantiasa memberikan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah Perencanaan Pembelajaran ini tanpa ada aral suatu apapun.
Pada kegiatan pembelajaran kadangkala sikap dan kelakukan anak menjadi
persoalan individual siswa yang harus segera ditangani guru agar tidak merusak
situasi pembelajaran. Namun tidak jarang beberapa anak secara bersamaan atau
secara berkelompok menimbulkan masalah yang mengganggu suasana belajar.
Bahkan mungkin karena terjadi suatu peristiwa seisi kelas jadi gaduh, sehingga
perlu penangan khusus.
Oleh karena itu, kami membuat makalah yang berjudul “Ketrampilan
Mengelola Kelas” untuk mengungkapkan keterampilan guru dalam mengelola
kelas.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam kelancaran pembuatan makalah ini. Penulis menyadari bahwa
dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangn. Oleh sebab itu, dengan
segala kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran yang Anda berikan.

Yogyakarta, 3 November 2011

Penyusun

i
ABSTRAK

Pengelolaan kelas yang efektif merupakan syarat untuk terciptanya proses


pembelajaran yang efektif, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
optimal. Keterampilan pengelolaan kelas yang baik seharusnya memberikan
pengaruh yang baik pula terhadap prestasi belajar siswa. Berdasarkan latar
belakang tersebut, maka permasalahan yang penulis angkat adalah bagaimana
keterampilan guru dalam pengelolaan kelas di tingkat Sekolah Dasar. Variabel
dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel yaitu keterampilan guru dalam
pengelolaan kelas. Metode pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi,
metode observasi, dan metode wawancara sebagai pendukung kelengkapan dan
klarifikasi data yang akan dianalisa. Hasil penelitian ini menunjukan keterampilan
guru di kelas dua SD Negeri 1 Pengasih sudah menunjukan kompetensi
keterampilan mengelola kelas. Guru mampu menciptakan dan memelihara kondisi
belajar yang optimal, serta mampu mengembangkan kondisi belajar yang optimal.

Kata kunci: Keterampilan Mengelola Kelas

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................ i


Abstrak ........................................................................................................ ii
Daftar Isi ..................................................................................................... iii
Bab I Pendahuluan ...................................................................................... 1
Bab II Landasan Teori ................................................................................ 3
Bab III Metode Penelitian ........................................................................... 13
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ................................................... 14
Bab V Penutup ............................................................................................ 19
Daftar Pustaka ............................................................................................. iv

iii
DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal. 2002. Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran. Surabaya : Insan


Cendekia
Hasibuan & Moedjiono. 1995. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Rosda Karya
Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Guru merupakan elemen kunci dalam sistem pendidikan, khususnya di sekolah.
Faktor guru merupakan variabel dalam sistem pembelajaran. Semua komponen lain,
mulai dari kurikulum, sarana-prasarana, biaya, dan sebagainya tidak akan banyak
berarti apabila esensi pembelajaran yaitu interaksi guru dengan peserta didik tidak
berkualitas. Semua komponen lain, terutama kurikulum akan “hidup” apabila
dilaksanakan oleh guru. Begitu pentingnya peran guru dalam mentransformasikan
input-input pendidikan, sampai-sampai banyak pakar menyatakan bahwa di sekolah
tidak akan ada perubahan atau peningkatan kualitas tanpa adanya perubahan dan
peningkatan kualitas guru.
Sekolah adalah tempat belajar bagi siswa, dan tugas guru adalah sebagian besar
terjadi dalam kelas adalah membelajarkan siswa dengan menyediakan kondisi
belajar yang optimal. Yang berhubungan dengan minat, kehendak, percakapan,
kegiatan-kegiatn mereka sekaligus berhubungan dengan sarana dan prasarana
pengajaran yang digunakan dalam program belajar mengajar. Kondisi belajar yang
optimal dicapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta
mengendalikanya dalam situasi yang menyenangkan untuk mencapai tujuan
pelajaran.
Akan tetapi apabila terdapat kekurang serasian antara tugas, dan sarana atau alat
atau terputusnya keinginan dengan keinginan yang lain, antara kebutuhan dan
pemenuhanya maka akan terjadi gangguan terhadap program belajar mengajar. Baik
gangguan sifat sementara maupun sifat yang serius atau terus menerus.
Masalah pokok yang dihadapi guru, baik pemula maupun yang sudah
berpengalaman adalah pengelolan kelas. Pengelolaan kelas merupakan masalah
yang kompleks, dan guru menggunakannya untuk menciptakan dan
mempertahankan kondisi kelas sedemikian rupa sehingga anak didik dapat
mencapai tujuan pengajaran secara efisien dan memungkinkan mereka dapat belajar.

1
Berdasarkan urain-uraian tersebut diatas maka penulis bermaksud mengadakan
penelitian tentang keterampilan guru dalam melaksanakan pengelolaan kelas
khususnya pada tingkat Sekolah Dasar. Disamping itu dengan mempertimbangkan
faktor waktu, biaya, dan tingkat kesulitan yang ada maka penelitian ini dibatasi
dengan memilih lokasi SD Negeri 1 Pengasih kelas dua.
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah
kemampuan guru dalam pengelolaan kelas pada tingkat Sekolah Dasar.
1.3 Tujuan Penulisan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan guru dalam pengelolaan
kelas pada tingkat Sekolah Dasar.
1.4 Manfaat Penulisan
Penelitin ini diharapkan dapat dijadikan referensi dan tambahan pengetahuan
dalam bidang Pendidikan khususnya pembelajaran ditingkat Sekolah Dasar, serta
memberikan sumbangan bagi penelitian lebih lanjut. Bagi guru, penelitian ini
diharapkan dapat menumbuhkan motivasi guru dalam meningkatkan keterampilan
mengajar khususnya keterampilan mengelola kelas.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Keterampilan Dasar Mengajar


Ada delapan keterampilan dasar mengajar guru (Aqib, 2002:102) dalam
melaksanakan aplikasi pembelajarannya. Kedelapan keterampilan tersebut adalah
keterampilan bertanya, keterampilan memberi peringatan, keterampilan memberikan
variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran
keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas
serta keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan Keterampilan
mengelola kelas merupakan salah satu keterampilan dasar mengajar yang harus
dimiliki oleh seorang guru supaya tujuan pengajaran dapat tercapai.
2.2 Keterampilan Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas adalah salah satu tugas guru yang tidak pernah ditinggalkan.
Pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan belajar yang
kondusif bagi anak didik sehingga tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan
efisien. Pengelolaan kelas menurut Sagala (2000:84) adalah suatu kegiatan yang
erat hubungannya dengan pengajaran dan salah satu prasyarat untuk terciptanya
proses belajar mengajar yang efektif. Pengertian Keterampilan mengelola kelas
adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang
optimal dan mengembalikannya ke kondisi yang optimal jika terjadi gangguan, baik
dengan cara mendisiplinkan ataupun melakukan kegiatan remidial (Hasibuan &
Moedjiono, 1995:82).
Berdasarkan uraian tersebut penulis menyimpulkan bahwa keterampilan guru
dalam mengelola kelas adalah keterampilan yang dimiliki guru dalam rangka
menciptakan dan menjaga kondisi kelas agar tetap kondusif agar proses belajar
mengajar dapat berjalan secara efektif sehingga tujuan pengajaran dapat dicapai
secara optimal.
Secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi
bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan

3
intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar
dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana
disiplin, perkembangan intelektual, emosional dan sikap serta apresiasi pada siswa
(Sudirman N, 1991:311). Suharsimi Arikunto (1998:68) berpendapat bahwa tujuan
pengelolaan kelas agar setiap anak dikelas dapat bekerja dengan tertib sehingga
segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Menurut Djamarah dan
Zain (2002:199) indikator dari sebuah kelas yang tertib adalah apabila:
1) Setiap anak terus bekerja, tidak ada anak yang terhenti karena tidak tahu ada
tugas yang harus dilakukan atau tidak dapat melakukan tugas yang diberikan
kepadanya.
2) Setiap anak terus melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu, artinya setiap
anak akan bekerja secepatnya supaya lekas menyelasaikan tugas yang diberikan
kepadanya.
Pengelolaan kelas bukanlah masalah yang berdiri sendiri, tetapi terkait dengan
berbagai faktor. Permasalahan anak didik adalah faktor utama yang terkait langsung
dalam hal ini. Keharmonisan hubungan guru dengan anak didik, tingginya
kerjasama diantara anak didik tersimpul dalam bentuk interaksi. Pendekatan
pengelolaan kelas yang dapat digunakan oleh guru (Djamarah & Zain, 2002:200-
206) adalah pendekatan kekuasaan, pendekatan ancaman, pendekatan kebebasan,
pendekatan resep, pendekatan pengajaran, pendekatan perubahan tingkah laku,
pendekatan suasana emosi dan hubungan sosial, pendekatan proses kelompok, dan
pendekatan elektis atau pluralistik.
1. Pendekatan Kekuasaan
Pendekatan kekuasaan seperti yang diuraikan oleh Djamarah (2006 :
179) guru menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin dalam kelas.
Kedisiplinan adalah kekuatan yang menuntut murid untuk mentaatinya. Di
dalam kelas ada kekuasaan dan norma yang mengikat untuk ditaati anggota
kelas.
2. Pendekatan Pengajaran
Pendekatan pengajaran, pendekatan ini didasarkan atas suatu anggapan
bahwa dalam perencanaan dan pelaksanaannya akan mencegah munculnya

4
masalah tingkah laku murid dan memecahkan masalah itu bila tidak bisa
dicegah.
3. Pendekatan Kerja Kelompok
Pendekatan kerja kelompok, dalam pendekatan ini guru menciptakan
kondisi–kondisi yang memungkinkan kelompok yang produktif, selain itu guru
juga harus dapat menjaga kondisi itu agar tetap baik.
4. Pendekatan elektis atau pluralistic
Ketiga pendekatan tersebut oleh guru digabungkan digunakan untuk
mengelola kelas. Sehingga tercipta pendekatan elektis atau pluralistic. Menurut
Djamarah (2006 : 18) Pendekatan elektis yaitu guru kelas memilih berbagai
pendekatan tersebut berdasarkan situasi yang dihadapi dalam suatu situasi
mungkin dipergunakan salah satu dan dalam situasi yang lain mungkin
mengkombinasikan ketiga pendekatan tersebut.
Pendekatan elektis (electic approach) ini menekankan pada potensialitas,
kreatifitas, dan inisiatif wali atau guru kelas dalam memilih berbagai pendekatan
tersebut berdasarkan situasi yang dihadapinya. Penggunaan pendekatan itu
dalam suatu situasi mungkin dipergunakan salah satu dan dalam situasi lain
mungkin harus mengkombinasikan dan atau ketiga pendekatan tersebut.
Pendekatan elektis disebut juga pendekatan pluralistik, yaitu pengelolaan kelas
yang berusaha menggunakan berbagai macam pendekatan yang memiliki potensi
untuk dapat menciptakan dan mempertahankan suatu kondisi memungkinkan
proses belajar mengajar berjalan efektif dan efisien. Guru memilih dan
menggabungkan secara bebas pendekatan tersebut sesuai dengan kemampuan
dan selama maksud dan penggunaannnya untuk pengelolaan kelas disini adalah
suatu set (rumpun) kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan
kondisi kelas yang memberi kemungkinan proses belajar mengajar berjalan
secara efektif dan efisien.
5. Pendekatan Ancaman
Dari pendekatan ancaman atau intimidasi ini, pengelolaan kelas adalah
juga sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Tetapi

5
dalam mengontrol tingkah laku anak didik dilakukan dengan cara memberi
ancaman, misalnya melarang, ejekan, sindiran, dan memaksa.
6. Pendekatan Resep
Pendekatan resep (cook book) ini dilakukan dengan memberi satu daftar
yang dapat menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan
oleh guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di kelas.
Dalam daftar itu digambarkan tahap demi tahap apa yang harus dikerjakan oleh
guru. Peranan guru hanyalah mengikuti petunjuk seperti yang tertulis dalam
resep.
7. Pendekatan Perubahan Tingkah Laku
Sesuai dengan namanya, pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu
proses untuk mengubah tingkah laku anak didik. Peranan guru adalah
mengembangkan tingkah laku anak didik yang baik, dan mencegah tingkah laku
yang kurang baik. Pendekatan berdasarkan perubahan tingkah laku (behavior
modification approach) ini bertolak dari sudut pandangan psikologi
behavioral.Program atau kegiatan yang yang mengakibatkan timbulnya tingkah
laku yang kurang baik, harus diusahakan menghindarinya sebagai penguatan
negatif yang pada suatu saat akan hilang dari tingkah laku murid atau guru yang
menjadi anggota kelasnya. Untuk itu, menurut pendekatan tingkah laku yang
baik atau positif harus dirangsang dengan memberikan pujian atau hadiah yang
menimbulkan perasaan senang atau puas. Sebaliknya, tingkah laku yang kurang
baik dalam melaksanakan program kelas diberi sanksi atau hukuman yang akan
menimbulkan perasaan tidak puas dan pada gilirannya tingkah laku tersebut
akan dihindari.
8. Pendekatan Kebebasan
Pengelolaan diartikan secara suatu proses untuk membantu anak didik
agar merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan saja dan dimana saja.
Peranan guru adalah mengusahakan semaksimal mungkin kebebasan anak didik.
9. Pendekatan Sosio-Emosional
Pendekatan sosio-emosional akan tercapai secarta maksimal apabila
hubungan antar pribadi yang baik berkembang di dalam kelas. Hubungan

6
tersebut meliputi hubungan antara guru dan murid serta hubungan antar murid.
Didalam hal ini guru merupakan kunci pengembangan hubungan tersebut. Oleh
karena itu seharusnya guru mengembangkan iklim kelas yang baik melalui
pemeliharaan hubungan antar pribadi di kelas. Untuk terrciptanya hubungan
guru dengan murid yang positif, sikap mengerti dan sikap ngayomi atau sikap
melindungi.
Diantara pendekatan-pendekatan tersebut diatas, menurut penulis pendekatan
yang dirasa paling baik yang dapat digunakan guru dalam melaksanakan
pengelolaan kelas adalah pendekatan electis atau pluralistik. Pendekatan electis
(Electic Approach) menekankan pada potensialitas, kreativitas dan inisiatif
wali/guru kelas dalam memilih berbagai pendekatan tersebut diatas berdasarkan
situasi yang dihadapinya. Penggunaan pendekatan itu dalam suatu situasi lain
mungkin harus mengkombinasikan dua atau ketiga pendekatan tersebut diatas. Guru
memilih dan menggabungkan secara bebas pendekatan tersebut sesuai dengan
kemampuan dan selama maksud dari penggunaannya untuk pengelolaan kelas disini
adalah suatu set (rumpun) kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan
kondisi kelas yang memberi kemungkinan proses belajar mengajar berjalan secara
efektif dan efisien. Guru dapat memilih satu atau dua pendekatan sekaligus sesuai
dengan kondisi yang ada sehingga kondisi belajar dapat tercipta dengan baik
sehingga proses belajar mengajar bisa berjalan efektif dan efisien.
2.3 Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas
Dalam rangka memperkecil masalah gangguan dalam pengelolaan kelas,
prinsip-prinsip pengelolaan kelas dapat dipergunakan. Maka adalah penting bagi
guru untuk mengetahui dan menguasai prinsip-prinsip pengelolaan kelas (Djamarah
& Zain, 2002:206) yaitu prinsip hangat dan antusias, tantangan, bervariasi,
keluwesan, penekanan pada hal-hal yang positif, dan penanaman disiplin diri.
1. Kehangatan dan Keantusiasan
Memudahkan terciptanya iklim kelas yang menyenangkan.
2. Tantangan

7
Penggunaan kata-kata, tindakan, atau bahan yang menantang akan
meninkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi
kemungkinan terjadinya tingkah yang menyimpang.
3. Bervariasi
Penggunaan variasi dalam media gaya dan interaksi mengajar meruakan
kunci pengelolaan kelas.
4. Keluwesan
Dalam PBM guru harus waspada mengamati jalannya proses kegiatan
tersebut. Termasuk kemungkinan munculnya gangguan siswa. Sehingga
diperlukan keluwesan tingkah laku guru untuk dapat merubah berbagai
strategi mengajar dengan memanipulasi berbagai komponen keterampilan
yang lain.
5. Penekanan Pada Hal-Hal Positif
Pada dasarnya didalam mengajar dan mendidik guru harus menekankan
kepada hal-hal yang positif dan sedapat mungkin menghindari pemusatan
perhatian siswa pada hal-hal yang negative.
Cara guru memelihara suasana yang positif antara lain :
a. Memberikan aksentuasi terhadap tingkah laku siswa yang positif dan
menghindari ocehan atau celaa atau tingkah laku yang kurang wajar.
b. Memberikan penguatan terhadap tingkah laku siswa yang positif.
6. Penanaman disiplin diri
Kegiatan ini merupakan tujuan akhir pengelolaan kelas. Untuk
mencapainya guru harus selalu mendorong siswa untuk melaksanakan
disiplin diri sendiri. Hal ini akan lebih berhasil jika guru sendiri yang
menjadi contoh.
Komponen-komponen pengelolaan kelas ini pada umumnya dibagi menjadi dua
bagian (Djamarah & Zain, 2002:209-217), yaitu keterampilan yang berhubungan
dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat
preventif) dan keterampilan yang berhubungan dengan pengembangan kondisi
belajar optimal.

8
a) Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan
kondisi belajar yang optimal.
1. Menunjukkan Sikap Tanggap
Menggambarkan tingkah laku guryu yang tampak pada siswa, bahwa
guru sadar dan tanggap terhadap perhatian keterlibatan, masalah dan
ketidakacuan mereka. Dengan adanya sikap ini siswa merasa guru hadir
ditengah mereka. Kesan ketanggapan ini dengan cara :
a. Memandang Secara Saksama
Memungkinkan guru meliput keterlibatan siswa dalam tugas dikelas
serta menunjukkan kesiapan guru untuk memberi respon baik
terhadap kelompok maupun individu.
b. Memberikan Pernyataan
Hal ini terkomunikasi kepada siswa melalui pernyataan guru bahwa
ia telah siap untuk memulai kegiatan belajar serta siap memberi
respon terhadap kebutuhan siswa. Hal yang harus dihindari adalah
menunjukkan dominasi guru dengan pernyataan atau komentar yang
mengandung ancaman.
Contoh : “Saya menunggu sampai kalian diam”.
c. Gerak Mendekati
Hal ini menunjukkan kesiapan, minat dan perhatian kepada siswa.
Hal ini membantu siswa yang menghadapi kesulitan belajar,
mengalami frustasi atau sedang marah. Gerak yang mendekati
hendaknya dilakukan dengan wajar, bukan menakuti atau maksud
lain.
d. Memberikan Reaksi Terhadap Gangguan Dan Ketakacuan Siswa.
Dengan adanya teguran menandakan adanya guru bersama siswa.
Teguran harus diberikan pada saat yang tepat serta dialamatkan
pada sasaran yang tepat.
2. Membagi Perhatian

9
Pengelolaan kelas yang efektif terjadi apabila guru membagi perhatian
kepada beberapa kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang sama.
Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut :
a. Visual
Hal ini mennjukkan perhatian terhadap sekelompok siswa atau
individu namun tidak kehilangan keterlibatannya dengan kelompok
siswa atau individu. Keterampilan ini digunakan untuk memonitor
kegiatan kelompok atau individu, mengadakan koreksi kegiatan
siswa, memberi komentar atau memberi reaksi terhadap siswa yang
mengganggu.
b. Verbal
Guru dapat memberikan komentar terhadap aktivitas seseorang
yang dilihat atau dilaporkan oleh siswa lain. Penggunaan teknik
visual maupun verbal menunjukkan bahwa guru menguasai kelas.
3. Memusatkan Perhatian
Keterlibatan siswa dalam KBM dapat dipertahnkan apabila dari waktu
kewaktu guru mampu memusatkan kelompok terhadap tugas-tugas yang
dilaksanakan. Hal ini dengan cara :
a. Menyiagakan Siswa
Menciptakaan suasana yang menarik sebelum guru menyampaikan
pertanyaan atau topic pelajarannya. Misalnya : “ coba anak-anak,
semuanya memperhatikan dengan teliti gambar ini untuk
membedakan daerah mana yang subur dan daerah mana yang
tanahnya gersang.
b. Menuntut Tanggung Jawab Siswa
Komunikasi yang jelas dari guru mengenai tugas siswa merupakan
hal yang sangat penting dalam mempertahankan pusat perhatian
siswa seperti : meminta untuk diperagakan hasil pekerjaan tugas.
4. Memberikan Petunjuk Yang Jelas

10
Petunjuk yang diberikan harus bersifat langsung, dengan bahasa yang
jelas dan tidak membingungkan serta dengan tuntutan yang wajar dapat
dipenuhi oleh siswa.
5. Menegur
Tidak semua tingkah laku yang mengganggu kelompok, siswa dalam
kelas dapat dicegah atau dihindari dengan baik, sehingga guru harus
melakukan teguran secara verbal atau memperingatkan siswa. Teguran
itu efektif jika :
a. Tegas dan jelas tertuju kepada siswa yang mengganggu
b. Menghindari peringatan yang kasar dan menyakitkn serta
mengandung penghinaan.
c. Menghindari ocehan atau ejekan guru atau yang berkepanjangan
d. Guru dan siswa lebih baik mengadakan kesepakatan sehingga
penyimpangan yang terjadi hanya sifatnya mengingatkan. Seperti :
“suharto ingat”!
6. Memberi Penguatan
Komponen ini digunakan untuk mengatasi siswa yang tidak mau terlibat
dalam kegiatan pembelajaran atau menggangu temanya. Yaitu dengan
cara.
a. Guru dapat memberikan penguatan kepada siswa yang menggagu
yaitu dengan jalan” menangkapnya” ketika ia melakukan tingkhlaku
yang wajar dan berusaha “ menangkapnya” ketika ia melakukan
tingkah yang tidak wajar dan berusaha “ menangkapnya” ketika ia
melakukan tindakan yang tidak wajar dengan tujuan perbuatan yang
wajar tadi dapat terulang.
b. Guru dapat memberikan berbagai komponen penguatan kepada
siswa yang bertingkah laku yang wajar kepada siswa yang lain
untuk menjdi teladan.
b) Ketrampilan Yang Berhubungan Dengan Kondisi Belajar Optimal Setelah
Mendapat Gangguan

11
1. Memperbaiki tingkah laku
2. Pengelolaan kelompok
3. Menemukan dan menyelesaikan masalah tingkah laku yang
menimbulkan masalah
Ketrampilan ini berhubungan dengan tanggapan guru terhadap gangguan
anak didik yang berkelanjutan dengan maksud guru dapat mengadakan
tindakan remedial untuk mengembalikan tindakan optimal. Apabila terdapat
anak didik yang menimbulkan gangguan yang berulang-ulang walaupun
guru telah mencoba memadamkan dengan tanggapan yang relevan tetap saja
terjadi kembali, guru dapat meminta bantuan :
1. Kepala Sekolah
2. Konselor/BP
3. Waka kesiswaan untuk membantu mengatasinya.
Bukanlah kesalahan professional guru apabila tidak dapat menangani
permasalahan anak didik dalam kelas berkenaan dengan itu guru dapat
menggunakan seperangkat strategi untuk tindakan perbaikan terhadap
tingkah anak didik yang terus menerus menimbulkan gangguan dan yang
tidak mau terlibat dalam kegiatan di kelas.

12
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel Penelitian


Responden untuk penelitian ini adalah guru kelas dua SD Negeri 1 Pengasih
bernama Siti Mintarni, kemudian dijadikan sebagai unit analisis dalam penelitian.
3.2 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah keterampilan guru dalam pengelolaan kelas
yang dibagi menjadi dua bagian, yaitu : keterampilan yang berhubungan dengan
penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat preventif)
meliputi, sikap tanggap, membagi perhatian, pemusatan perhatian kelompok,
memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas, menegur, dan memberi penguatan.
Keterampilan yang berhubungan dengan pengembangan kondisi belajar yang
optimal, meliputi : modifikasi tingkah laku, pendekatan pemecahan masalah
kelompok, serta menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan
masalah.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Metode
Dokumentasi, Metode Observasi atau Pengamatan dan Metode Wawancara.
3.4 Metode Analisis Data
Menganalisis data yang diperoleh dengan cara memilih data yang sesuai dengan
rumusan masalah dalam makalah ini dan mengolah data tersebut dengan
menggunakan bahasa sendiri.

13
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Data


Berikut diuraikan hasil analisis data yang diperoleh dari penelitian. Adapun
komponen yang dibahas meliputi keterampilan guru dalam bersikap tanggap,
membagi perhatian, memusatkan perhatian kelompok, memberi petunjuk yang
jelas, memberi teguran, memberi penguatan, memodifikasi tingkah laku,
pendekatan pemecahan masalah kelompok, menemukan dan memecahkan tingkah
laku yang menimbulkan masalah.
A. Preventif
1. Menunjukan Sikap Tanggap
Pengelolaan kelas yang baik ditunjukkan dari keterampilan guru dalam
bersikap tanggap yang baik terhadap tingkah laku siswa pada saat proses
pembelajaran berlangsung. Sikap tanggap ini dapat ditunjukkan dari tingkah
laku guru yang menunjukkan bahwa ia hadir bersama mereka, guru
mengetahui kegiatan siswa, ada tidaknya perhatian siswa dan apa yang
dikerjakan oleh siswa. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan
guru dalam memandang secara seksama, gerak mendekati, menanyakan
kesulitan, dan merespon pertanyan siswa proporsinya jauh lebih baik jika
dibandingkan dengan keterampilan dalam merespon gangguan dan merespon
ketidakacuhan. Secara umum guru mempunyai kemampuan yang sangat baik
dalam bersikap tanggap.
2. Membagi perhatian
Dalam pengelolaan kelas, guru harus mampu membagi perhatian
terhadap seluruh siswa baik secara visual maupun verbal. Guru harus mempu
membagi perhatiannya pada beberapa kegiatan yang berlangsung dalam waktu
yang sama. Dari hasil penelitian tererlihat keterampilan guru dalam membagi
perhatian secara visual menunjukkan kategori baik, sedang keterampilan
membagi perhatian secara verbal menunjukkan kategori sangat baik.

14
Keterampilan guru dalam membagi perhatian secara verbal proporsinya jauh
lebih baik jika dibandingkan dengan keterampilan membagi perhatian secara
visual. Secara umum kemampuan guru dalam membagi perhatian kepada
siswa dalam kategori sangat baik.
3. Memusatkan perhatian kelompok
Dalam memulai proses belajar mengajar guru perlu memusatkan pada
perhatian kelompok terhadap suatu tugas dengan memberi tanda, meminta
pertanggungjawaban, menjaga kelancaran pembelajaran serta menjaga
kecepatan dalam menyampaikan pelajaran. Perhatian kelompok dengan cara
memberi tanda menunjukkan kategori kurang, dalam meminta
pertanggungjawaban keterampilan guru sangat baik, sedangkan dalam
menjaga kelancaran dan kecepatan dalam menyampaikan pembelajaran
menunjukkan baik. Keterampilan guru dalam meminta pertanggungjawaban
proporsinya jauh lebih baik dibandingkan dengan keterampilan memberi tanda
dan menjaga kelancaran serta kecepatan dalam menyampaikan pembelajaran.
4. Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas
Dalam pengelolan kelas guru harus mampu memberikan petunjuk dan
pengarahan yang jelas dalam pembelajaran kepada seluruh siswa sehingga
siswa tidak merasa kebingungan. Berkaitan dengan hal ini ternyata
keterampilan guru dalam memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas
menunjukkan kategori sangat baik.
5. Menegur siswa
Dalam pengelolaan kelas, guru harus mampu memberikan teguran
dengan baik kepada siswa yang mengganggu proses pembelajaran. Secara
umum, keterampilan guru dalam memberikan teguran menunjukkan kategori
baik. Teguran yang diberikan bersifat membangun, sehingga siswa mampu
menerimanya dan mau melaksanakan saran dari guru.
6. Memberikan penguatan
Untuk menanggulangi siswa yang mengganggu dan mengembalikan
kondisi kelas seperti semula, guru dapat memberikan penguatan secara positif.
Keterampilan guru dalam memberikan penguatan secara verbal dalam kategori

15
baik. Keterampilan guru dalam memberikan penguatan secara verbal
proporsinya jauh lebih baik jika dibandingkan dengan keterampilan dalam
memberikan penguatan secara non verbal. Secara umum keterampilan guru
dalam memberi penguatan dalam kategori baik.
B. Korektif
1. Memperbaiki tingkah laku
Dalam pengelolaan kelas, guru perlu memiliki keterampilan dalam
menganalisis tingkah laku anak didik yang mengalami masalah atau
kesulitan dan berusaha memodifikasi tingkah laku tersebut dengan
mengaplikasikan pemberian penguatan secara sistematis. Secara umum,
keterampilan guru dalam memodifikasi tingkah laku dalam kategori baik.
2. Pengelolaan kelompok
Selain memodifikasi tingkah laku, dalam pengelolaan kelas diperlukan
pula keterampilan guru dalam melakukan pendekatan pemecahan masalah
kelompok, sebab proses pembelajaran tidak hanya dilaksanakan secara
individual namun perlu adanya kerja sama antara siswa dalam kelompok.
3. Menemukan dan menyelesaikan masalah tingkah laku yang menimbulkan
masalah
Tingkah laku siswa yang menimbulkan masalah harus dapat segera
diatasi oleh guru. Dalam hal ini guru harus dapat menemukan tingkah
laku yang menimbulkan masalah dan mengetahui sebab-sebabnya,
sehingga dapat segera melakukan tindakan perbaikan dan
mengkondisikan kelas seperti semula. Keterampilan guru dalam
menemukan tingkah laku yang menimbulkan masalah menunjukkan
kategori baik, sedangkan keterampilan guru dalam memecahkan tingkah
laku yang menimbulkan masalah menunjukkan kategori baik.
Keterampilan guru dalam memecahkan tingkah laku yang menimbulkan
masalah proporsinya jauh lebih baik dibandingkan dengan keterampilan
dalam menemukan tingkah laku yang menimbulkan masalah.
4.2 Pembahasan

16
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan guru dalam
pengelolaan kelas pada tingkat Sekolah Dasar terutama pada kelas dua secara
keseluruhan dalam kategori sangat baik. Meskipun demikian ada beberapa
komponen keterampilan yang masih kurang optimal. Untuk lebih jelasnya akan
diuraikan masing-masing komponen keterampilan guru dalam mengelola kelas
berikut ini:
Berdasarkan hasil penelitian keterampilan guru dalam memandang secara
seksama, gerak mendekati, menanyakan kesulitan, dan mengulang materi yang
belum dipahami jauh lebih baik. Namun demikian, keterampilan guru dalam
merespon gangguan dan ketidakacuhan masih kurang optimal. Dalam merespon
gangguan dan ketidakacuhan terkadang guru mengalami kendala karena guru
harus bisa mengatasinya dengan mempertimbangkan kondisi siswanya. Secara
umum guru mempunyai kemampuan yang sangat baik dalam bersikap tanggap.
Keterampilan guru dalam membagi perhatian secara verbal proporsinya jauh lebih
baik jika dibandingkan dengan keterampilan membagi perhatian secara visual.
Namun demikian, keterampilan guru dalam membagi perhatian secara visual
masih kurang optimal. Secara umum keterampilan guru dalam membagi perhatian
kepada siswa dalam kategori sangat baik.
Keterampilan guru dalam meminta pertanggungjawaban proporsinya jauh lebih
baik dibandingkan dengan keterampilan memberi tanda dan menjaga kelancaran
serta ketepatan dalam menyampaikan pembelajaran. Ini berarti guru sudah mampu
dengan sangat baik dalam meminta pertanggungjawaban siswa atas
keterlibatannya dalam mengerjakan tugas. Secara umum keterampilan guru dalam
memusatkan perhatian sudah baik. Keterampilan guru dalam memberi petunjuk
yang jelas menunjukkan kategori sangat baik. Ini berarti guru mampu memberikan
petunjuk secara jelas dan mudah dimengerti oleh siswa, sehingga siswa tidak
merasa kebingungan dalam mengerjakan tugas yang guru berikan. Keterampilan
guru dalam memberikan teguran menunjukkan kategori baik. Ini berarti guru
mampu memberikan teguran efektif terhadap gangguan yang dilakukan oleh siswa
tanpa disertai kesan menghina atau peringatan yang kasar.

17
Keterampilan guru dalam memberikan penguatan secara verbal proporsinya
jauh lebih baik dibandingkan keterampilan dalam memberi penguatan secara non
verbal. Namun demikian, keterampilan guru dalam memberikan penguatan secara
non verbal masih kurang optimal. Secara umum keterampilan guru dalam memberi
penguatan sudah baik. Keterampilan guru dalam memodifikasi tingkah laku
menunjukkan kategori baik. Guru mengetahui siswa yang mengalami kesulitan dan
mencoba membantu siswa tersebut dengan memberikan solusi yang dirasa tepat
sehingga mampu memberikan motivasi kepada siswa untuk bisa mengatasinya
dengan baik.

18
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Penelitian ini menunjukkan bahwa keterampilan guru dalam merespon gangguan
dan ketidakacuhan, dalam membagi perhatian secara visual, memberi tanda,
menjaga kelancaran dan ketepatan dalam menyampaikan materi, memberi
penguatan secara non verbal, dan dalam menemukan tingkah laku yang
menimbulkan masalah masih kurang optimal. Namun demikian, secara umum
keterampilan guru dalam pengelolaan kelas dalam kategori sangat baik.
Kemampuan dan keterampilan ini menggambarkan kompetensi bagi profesi guru
sebagai tenaga profesional.
5.2 Saran
Penulis menyarankan kepada guru kelas di Sekolah Dasar untuk lebih
meningkatkan dan mengoptimalkan lagi kemampuannya, terutama dalam merespon
gangguan dan ketidakacuhan, dalam membagi perhatian secara visual, memberi
tanda, menjaga kelancaran dan ketepatan dalam menyampaikan materi, memberi
penguatan secara non verbal, dan menemukan tingkah laku yang menimbulkan
masalah.

19

Anda mungkin juga menyukai