Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH PERENCANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS

Oleh : 1. 2. 3. 4. Noor Fatwa Aminuddin Ahmad Nur Yahya Rizki Nur Hasanah Eka Rahmawati 11108244004 11108241072 11108244017 11108241124

KELAS F

S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENDIDIKAN PRA SEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2011

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah senantiasa memberikan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Perencanaan Pembelajaran ini tanpa ada aral suatu apapun. Pada kegiatan pembelajaran kadangkala sikap dan kelakukan anak menjadi persoalan individual siswa yang harus segera ditangani guru agar tidak merusak situasi pembelajaran. Namun tidak jarang beberapa anak secara bersamaan atau secara berkelompok menimbulkan masalah yang mengganggu suasana belajar. Bahkan mungkin karena terjadi suatu peristiwa seisi kelas jadi gaduh, sehingga perlu penangan khusus. Oleh karena itu, kami membuat makalah yang berjudul Ketrampilan Mengelola Kelas untuk mengungkapkan keterampilan guru dalam mengelola kelas. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam kelancaran pembuatan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangn. Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran yang Anda berikan.

Yogyakarta, 3 November 2011

Penyusun

ABSTRAK
Pengelolaan kelas yang efektif merupakan syarat untuk terciptanya proses pembelajaran yang efektif, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal. Keterampilan pengelolaan kelas yang baik seharusnya memberikan pengaruh yang baik pula terhadap prestasi belajar siswa. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang penulis angkat adalah bagaimana keterampilan guru dalam pengelolaan kelas di tingkat Sekolah Dasar. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel yaitu keterampilan guru dalam pengelolaan kelas. Metode pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi, metode observasi, dan metode wawancara sebagai pendukung kelengkapan dan klarifikasi data yang akan dianalisa. Hasil penelitian ini menunjukan keterampilan guru di kelas dua SD Negeri 1 Pengasih sudah menunjukan kompetensi keterampilan mengelola kelas. Guru mampu menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal, serta mampu mengembangkan kondisi belajar yang optimal.

Kata kunci: Keterampilan Mengelola Kelas

ii

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................ Abstrak ........................................................................................................ Daftar Isi ..................................................................................................... Bab I Pendahuluan ...................................................................................... Bab II Landasan Teori ................................................................................ Bab III Metode Penelitian ........................................................................... Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ................................................... Bab V Penutup ............................................................................................ Daftar Pustaka ............................................................................................. i ii iii 1 3 13 14 19 iv

iii

DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal. 2002. Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran. Surabaya : Insan Cendekia Hasibuan & Moedjiono. 1995. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Rosda Karya Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta

iv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Guru merupakan elemen kunci dalam sistem pendidikan, khususnya di sekolah. Faktor guru merupakan variabel dalam sistem pembelajaran. Semua komponen lain, mulai dari kurikulum, sarana-prasarana, biaya, dan sebagainya tidak akan banyak berarti apabila esensi pembelajaran yaitu interaksi guru dengan peserta didik tidak berkualitas. Semua komponen lain, terutama kurikulum akan hidup apabila dilaksanakan oleh guru. Begitu pentingnya peran guru dalam mentransformasikan input-input pendidikan, sampai-sampai banyak pakar menyatakan bahwa di sekolah tidak akan ada perubahan atau peningkatan kualitas tanpa adanya perubahan dan peningkatan kualitas guru. Sekolah adalah tempat belajar bagi siswa, dan tugas guru adalah sebagian besar terjadi dalam kelas adalah membelajarkan siswa dengan menyediakan kondisi belajar yang optimal. Yang berhubungan dengan minat, kehendak, percakapan, kegiatan-kegiatn mereka sekaligus berhubungan dengan sarana dan prasarana pengajaran yang digunakan dalam program belajar mengajar. Kondisi belajar yang optimal dicapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikanya dalam situasi yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pelajaran. Akan tetapi apabila terdapat kekurang serasian antara tugas, dan sarana atau alat atau terputusnya keinginan dengan keinginan yang lain, antara kebutuhan dan pemenuhanya maka akan terjadi gangguan terhadap program belajar mengajar. Baik gangguan sifat sementara maupun sifat yang serius atau terus menerus. Masalah pokok yang dihadapi guru, baik pemula maupun yang sudah berpengalaman adalah pengelolan kelas. Pengelolaan kelas merupakan masalah yang kompleks, dan guru menggunakannya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas sedemikian rupa sehingga anak didik dapat mencapai tujuan pengajaran secara efisien dan memungkinkan mereka dapat belajar.

Berdasarkan urain-uraian tersebut diatas maka penulis bermaksud mengadakan penelitian tentang keterampilan guru dalam melaksanakan pengelolaan kelas khususnya pada tingkat Sekolah Dasar. Disamping itu dengan mempertimbangkan faktor waktu, biaya, dan tingkat kesulitan yang ada maka penelitian ini dibatasi dengan memilih lokasi SD Negeri 1 Pengasih kelas dua. 1.2 Rumusan Masalah Permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah kemampuan guru dalam pengelolaan kelas pada tingkat Sekolah Dasar. 1.3 Tujuan Penulisan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan guru dalam pengelolaan kelas pada tingkat Sekolah Dasar. 1.4 Manfaat Penulisan Penelitin ini diharapkan dapat dijadikan referensi dan tambahan pengetahuan dalam bidang Pendidikan khususnya pembelajaran ditingkat Sekolah Dasar, serta memberikan sumbangan bagi penelitian lebih lanjut. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan motivasi guru dalam meningkatkan keterampilan mengajar khususnya keterampilan mengelola kelas.

BAB II LANDASAN TEORI


2.1 Keterampilan Dasar Mengajar Ada delapan keterampilan dasar mengajar guru (Aqib, 2002:102) dalam melaksanakan aplikasi pembelajarannya. Kedelapan keterampilan tersebut adalah keterampilan bertanya, keterampilan memberi peringatan, keterampilan memberikan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas serta keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan Keterampilan mengelola kelas merupakan salah satu keterampilan dasar mengajar yang harus dimiliki oleh seorang guru supaya tujuan pengajaran dapat tercapai. 2.2 Keterampilan Mengelola Kelas Pengelolaan kelas adalah salah satu tugas guru yang tidak pernah ditinggalkan. Pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi anak didik sehingga tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Pengelolaan kelas menurut Sagala (2000:84) adalah suatu kegiatan yang erat hubungannya dengan pengajaran dan salah satu prasyarat untuk terciptanya proses belajar mengajar yang efektif. Pengertian Keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya ke kondisi yang optimal jika terjadi gangguan, baik dengan cara mendisiplinkan ataupun melakukan kegiatan remidial (Hasibuan & Moedjiono, 1995:82). Berdasarkan uraian tersebut penulis menyimpulkan bahwa keterampilan guru dalam mengelola kelas adalah keterampilan yang dimiliki guru dalam rangka menciptakan dan menjaga kondisi kelas agar tetap kondusif agar proses belajar mengajar dapat berjalan secara efektif sehingga tujuan pengajaran dapat dicapai secara optimal. Secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan

intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional dan sikap serta apresiasi pada siswa (Sudirman N, 1991:311). Suharsimi Arikunto (1998:68) berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas agar setiap anak dikelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Menurut Djamarah dan Zain (2002:199) indikator dari sebuah kelas yang tertib adalah apabila: 1) Setiap anak terus bekerja, tidak ada anak yang terhenti karena tidak tahu ada tugas yang harus dilakukan atau tidak dapat melakukan tugas yang diberikan kepadanya. 2) Setiap anak terus melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu, artinya setiap anak akan bekerja secepatnya supaya lekas menyelasaikan tugas yang diberikan kepadanya. Pengelolaan kelas bukanlah masalah yang berdiri sendiri, tetapi terkait dengan berbagai faktor. Permasalahan anak didik adalah faktor utama yang terkait langsung dalam hal ini. Keharmonisan hubungan guru dengan anak didik, tingginya kerjasama diantara anak didik tersimpul dalam bentuk interaksi. Pendekatan pengelolaan kelas yang dapat digunakan oleh guru (Djamarah & Zain, 2002:200206) adalah pendekatan kekuasaan, pendekatan ancaman, pendekatan kebebasan, pendekatan resep, pendekatan pengajaran, pendekatan perubahan tingkah laku, pendekatan suasana emosi dan hubungan sosial, pendekatan proses kelompok, dan pendekatan elektis atau pluralistik. 1. Pendekatan Kekuasaan Pendekatan kekuasaan seperti yang diuraikan oleh Djamarah (2006 : 179) guru menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin dalam kelas. Kedisiplinan adalah kekuatan yang menuntut murid untuk mentaatinya. Di dalam kelas ada kekuasaan dan norma yang mengikat untuk ditaati anggota kelas. 2. Pendekatan Pengajaran Pendekatan pengajaran, pendekatan ini didasarkan atas suatu anggapan bahwa dalam perencanaan dan pelaksanaannya akan mencegah munculnya

masalah tingkah laku murid dan memecahkan masalah itu bila tidak bisa dicegah. 3. Pendekatan Kerja Kelompok Pendekatan kerja kelompok, dalam pendekatan ini guru menciptakan kondisikondisi yang memungkinkan kelompok yang produktif, selain itu guru juga harus dapat menjaga kondisi itu agar tetap baik. 4. Pendekatan elektis atau pluralistic Ketiga pendekatan tersebut oleh guru digabungkan digunakan untuk mengelola kelas. Sehingga tercipta pendekatan elektis atau pluralistic. Menurut Djamarah (2006 : 18) Pendekatan elektis yaitu guru kelas memilih berbagai pendekatan tersebut berdasarkan situasi yang dihadapi dalam suatu situasi mungkin dipergunakan salah satu dan dalam situasi yang lain mungkin mengkombinasikan ketiga pendekatan tersebut. Pendekatan elektis (electic approach) ini menekankan pada potensialitas, kreatifitas, dan inisiatif wali atau guru kelas dalam memilih berbagai pendekatan tersebut berdasarkan situasi yang dihadapinya. Penggunaan pendekatan itu dalam suatu situasi mungkin dipergunakan salah satu dan dalam situasi lain mungkin harus mengkombinasikan dan atau ketiga pendekatan tersebut. Pendekatan elektis disebut juga pendekatan pluralistik, yaitu pengelolaan kelas yang berusaha menggunakan berbagai macam pendekatan yang memiliki potensi untuk dapat menciptakan dan mempertahankan suatu kondisi memungkinkan proses belajar mengajar berjalan efektif dan efisien. Guru memilih dan menggabungkan secara bebas pendekatan tersebut sesuai dengan kemampuan dan selama maksud dan penggunaannnya untuk pengelolaan kelas disini adalah suatu set (rumpun) kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang memberi kemungkinan proses belajar mengajar berjalan secara efektif dan efisien. 5. Pendekatan Ancaman Dari pendekatan ancaman atau intimidasi ini, pengelolaan kelas adalah juga sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Tetapi

dalam mengontrol tingkah laku anak didik dilakukan dengan cara memberi ancaman, misalnya melarang, ejekan, sindiran, dan memaksa. 6. Pendekatan Resep Pendekatan resep (cook book) ini dilakukan dengan memberi satu daftar yang dapat menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan oleh guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di kelas. Dalam daftar itu digambarkan tahap demi tahap apa yang harus dikerjakan oleh guru. Peranan guru hanyalah mengikuti petunjuk seperti yang tertulis dalam resep. 7. Pendekatan Perubahan Tingkah Laku Sesuai dengan namanya, pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengubah tingkah laku anak didik. Peranan guru adalah mengembangkan tingkah laku anak didik yang baik, dan mencegah tingkah laku yang kurang baik. Pendekatan berdasarkan perubahan tingkah laku (behavior modification approach) ini bertolak dari sudut pandangan psikologi behavioral.Program atau kegiatan yang yang mengakibatkan timbulnya tingkah laku yang kurang baik, harus diusahakan menghindarinya sebagai penguatan negatif yang pada suatu saat akan hilang dari tingkah laku murid atau guru yang menjadi anggota kelasnya. Untuk itu, menurut pendekatan tingkah laku yang baik atau positif harus dirangsang dengan memberikan pujian atau hadiah yang menimbulkan perasaan senang atau puas. Sebaliknya, tingkah laku yang kurang baik dalam melaksanakan program kelas diberi sanksi atau hukuman yang akan menimbulkan perasaan tidak puas dan pada gilirannya tingkah laku tersebut akan dihindari. 8. Pendekatan Kebebasan Pengelolaan diartikan secara suatu proses untuk membantu anak didik agar merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan saja dan dimana saja. Peranan guru adalah mengusahakan semaksimal mungkin kebebasan anak didik. 9. Pendekatan Sosio-Emosional Pendekatan sosio-emosional akan tercapai secarta maksimal apabila hubungan antar pribadi yang baik berkembang di dalam kelas. Hubungan

tersebut meliputi hubungan antara guru dan murid serta hubungan antar murid. Didalam hal ini guru merupakan kunci pengembangan hubungan tersebut. Oleh karena itu seharusnya guru mengembangkan iklim kelas yang baik melalui pemeliharaan hubungan antar pribadi di kelas. Untuk terrciptanya hubungan guru dengan murid yang positif, sikap mengerti dan sikap ngayomi atau sikap melindungi. Diantara pendekatan-pendekatan tersebut diatas, menurut penulis pendekatan yang dirasa paling baik yang dapat digunakan guru dalam melaksanakan pengelolaan kelas adalah pendekatan electis atau pluralistik. Pendekatan electis (Electic Approach) menekankan pada potensialitas, kreativitas dan inisiatif wali/guru kelas dalam memilih berbagai pendekatan tersebut diatas berdasarkan situasi yang dihadapinya. Penggunaan pendekatan itu dalam suatu situasi lain mungkin harus mengkombinasikan dua atau ketiga pendekatan tersebut diatas. Guru memilih dan menggabungkan secara bebas pendekatan tersebut sesuai dengan kemampuan dan selama maksud dari penggunaannya untuk pengelolaan kelas disini adalah suatu set (rumpun) kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang memberi kemungkinan proses belajar mengajar berjalan secara efektif dan efisien. Guru dapat memilih satu atau dua pendekatan sekaligus sesuai dengan kondisi yang ada sehingga kondisi belajar dapat tercipta dengan baik sehingga proses belajar mengajar bisa berjalan efektif dan efisien. 2.3 Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas Dalam rangka memperkecil masalah gangguan dalam pengelolaan kelas, prinsip-prinsip pengelolaan kelas dapat dipergunakan. Maka adalah penting bagi guru untuk mengetahui dan menguasai prinsip-prinsip pengelolaan kelas (Djamarah & Zain, 2002:206) yaitu prinsip hangat dan antusias, tantangan, bervariasi, keluwesan, penekanan pada hal-hal yang positif, dan penanaman disiplin diri. 1. Kehangatan dan Keantusiasan Memudahkan terciptanya iklim kelas yang menyenangkan. 2. Tantangan

Penggunaan kata-kata, tindakan, atau bahan yang menantang akan meninkatkan 3. Bervariasi Penggunaan variasi dalam media gaya dan interaksi mengajar meruakan kunci pengelolaan kelas. 4. Keluwesan Dalam PBM guru harus waspada mengamati jalannya proses kegiatan tersebut. Termasuk kemungkinan munculnya gangguan siswa. Sehingga diperlukan keluwesan tingkah laku guru untuk dapat merubah berbagai strategi mengajar dengan memanipulasi berbagai komponen keterampilan yang lain. 5. Penekanan Pada Hal-Hal Positif Pada dasarnya didalam mengajar dan mendidik guru harus menekankan kepada hal-hal yang positif dan sedapat mungkin menghindari pemusatan perhatian siswa pada hal-hal yang negative. Cara guru memelihara suasana yang positif antara lain : a. Memberikan aksentuasi terhadap tingkah laku siswa yang positif dan menghindari ocehan atau celaa atau tingkah laku yang kurang wajar. b. Memberikan penguatan terhadap tingkah laku siswa yang positif. 6. Penanaman disiplin diri Kegiatan ini merupakan tujuan akhir pengelolaan kelas. Untuk mencapainya guru harus selalu mendorong siswa untuk melaksanakan disiplin diri sendiri. Hal ini akan lebih berhasil jika guru sendiri yang menjadi contoh. Komponen-komponen pengelolaan kelas ini pada umumnya dibagi menjadi dua bagian (Djamarah & Zain, 2002:209-217), yaitu keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat preventif) dan keterampilan yang berhubungan dengan pengembangan kondisi belajar optimal. gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya tingkah yang menyimpang.

a) Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal. 1. Menunjukkan Sikap Tanggap Menggambarkan tingkah laku guryu yang tampak pada siswa, bahwa guru sadar dan tanggap terhadap perhatian keterlibatan, masalah dan ketidakacuan mereka. Dengan adanya sikap ini siswa merasa guru hadir ditengah mereka. Kesan ketanggapan ini dengan cara : a. Memandang Secara Saksama Memungkinkan guru meliput keterlibatan siswa dalam tugas dikelas serta menunjukkan kesiapan guru untuk memberi respon baik terhadap kelompok maupun individu. b. Memberikan Pernyataan Hal ini terkomunikasi kepada siswa melalui pernyataan guru bahwa ia telah siap untuk memulai kegiatan belajar serta siap memberi respon terhadap kebutuhan siswa. Hal yang harus dihindari adalah menunjukkan dominasi guru dengan pernyataan atau komentar yang mengandung ancaman. Contoh : Saya menunggu sampai kalian diam. c. Gerak Mendekati Hal ini menunjukkan kesiapan, minat dan perhatian kepada siswa. Hal ini membantu siswa yang menghadapi kesulitan belajar, mengalami frustasi atau sedang marah. Gerak yang mendekati hendaknya dilakukan dengan wajar, bukan menakuti atau maksud lain. d. Memberikan Reaksi Terhadap Gangguan Dan Ketakacuan Siswa. Dengan adanya teguran menandakan adanya guru bersama siswa. Teguran harus diberikan pada saat yang tepat serta dialamatkan pada sasaran yang tepat. 2. Membagi Perhatian

Pengelolaan kelas yang efektif terjadi apabila guru membagi perhatian kepada beberapa kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang sama. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut : a. Visual Hal ini mennjukkan perhatian terhadap sekelompok siswa atau individu namun tidak kehilangan keterlibatannya dengan kelompok siswa atau individu. Keterampilan ini digunakan untuk memonitor kegiatan kelompok atau individu, mengadakan koreksi kegiatan siswa, memberi komentar atau memberi reaksi terhadap siswa yang mengganggu. b. Verbal Guru dapat memberikan komentar terhadap aktivitas seseorang yang dilihat atau dilaporkan oleh siswa lain. Penggunaan teknik visual maupun verbal menunjukkan bahwa guru menguasai kelas. 3. Memusatkan Perhatian Keterlibatan siswa dalam KBM dapat dipertahnkan apabila dari waktu kewaktu guru mampu memusatkan kelompok terhadap tugas-tugas yang dilaksanakan. Hal ini dengan cara : a. Menyiagakan Siswa Menciptakaan suasana yang menarik sebelum guru menyampaikan pertanyaan atau topic pelajarannya. Misalnya : coba anak-anak, semuanya memperhatikan dengan teliti gambar ini untuk membedakan daerah mana yang subur dan daerah mana yang tanahnya gersang. b. Menuntut Tanggung Jawab Siswa Komunikasi yang jelas dari guru mengenai tugas siswa merupakan hal yang sangat penting dalam mempertahankan pusat perhatian siswa seperti : meminta untuk diperagakan hasil pekerjaan tugas. 4. Memberikan Petunjuk Yang Jelas

10

Petunjuk yang diberikan harus bersifat langsung, dengan bahasa yang jelas dan tidak membingungkan serta dengan tuntutan yang wajar dapat dipenuhi oleh siswa. 5. Menegur Tidak semua tingkah laku yang mengganggu kelompok, siswa dalam kelas dapat dicegah atau dihindari dengan baik, sehingga guru harus melakukan teguran secara verbal atau memperingatkan siswa. Teguran itu efektif jika : a. Tegas dan jelas tertuju kepada siswa yang mengganggu b. Menghindari peringatan yang kasar dan menyakitkn mengandung penghinaan. c. Menghindari ocehan atau ejekan guru atau yang berkepanjangan d. Guru dan siswa lebih baik mengadakan kesepakatan sehingga penyimpangan yang terjadi hanya sifatnya mengingatkan. Seperti : suharto ingat! 6. Memberi Penguatan Komponen ini digunakan untuk mengatasi siswa yang tidak mau terlibat dalam kegiatan pembelajaran atau menggangu temanya. Yaitu dengan cara. a. Guru dapat memberikan penguatan kepada siswa yang menggagu yaitu dengan jalan menangkapnya ketika ia melakukan tingkhlaku yang wajar dan berusaha menangkapnya ketika ia melakukan tingkah yang tidak wajar dan berusaha menangkapnya ketika ia melakukan tindakan yang tidak wajar dengan tujuan perbuatan yang wajar tadi dapat terulang. b. Guru dapat memberikan berbagai komponen penguatan kepada siswa yang bertingkah laku yang wajar kepada siswa yang lain untuk menjdi teladan. b) Ketrampilan Yang Berhubungan Dengan Kondisi Belajar Optimal Setelah Mendapat Gangguan serta

11

1. Memperbaiki tingkah laku 2. Pengelolaan kelompok 3. Menemukan dan menyelesaikan masalah tingkah laku yang menimbulkan masalah Ketrampilan ini berhubungan dengan tanggapan guru terhadap gangguan anak didik yang berkelanjutan dengan maksud guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan tindakan optimal. Apabila terdapat anak didik yang menimbulkan gangguan yang berulang-ulang walaupun guru telah mencoba memadamkan dengan tanggapan yang relevan tetap saja terjadi kembali, guru dapat meminta bantuan : 1. Kepala Sekolah 2. Konselor/BP 3. Waka kesiswaan untuk membantu mengatasinya. Bukanlah kesalahan professional guru apabila tidak dapat menangani permasalahan anak didik dalam kelas berkenaan dengan itu guru dapat menggunakan seperangkat strategi untuk tindakan perbaikan terhadap tingkah anak didik yang terus menerus menimbulkan gangguan dan yang tidak mau terlibat dalam kegiatan di kelas.

12

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Responden untuk penelitian ini adalah guru kelas dua SD Negeri 1 Pengasih bernama Siti Mintarni, kemudian dijadikan sebagai unit analisis dalam penelitian. 3.2 Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah keterampilan guru dalam pengelolaan kelas yang dibagi menjadi dua bagian, yaitu : keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat preventif) meliputi, sikap tanggap, membagi perhatian, pemusatan perhatian kelompok, memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas, menegur, dan memberi penguatan. Keterampilan yang berhubungan dengan pengembangan kondisi belajar yang optimal, meliputi : modifikasi tingkah laku, pendekatan pemecahan masalah kelompok, serta menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah. 3.3 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Metode Dokumentasi, Metode Observasi atau Pengamatan dan Metode Wawancara. 3.4 Metode Analisis Data Menganalisis data yang diperoleh dengan cara memilih data yang sesuai dengan rumusan masalah dalam makalah ini dan mengolah data tersebut dengan menggunakan bahasa sendiri.

13

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Analisis Data Berikut diuraikan hasil analisis data yang diperoleh dari penelitian. Adapun komponen yang dibahas meliputi keterampilan guru dalam bersikap tanggap, membagi perhatian, memusatkan perhatian kelompok, memberi petunjuk yang jelas, memberi teguran, memberi penguatan, memodifikasi tingkah laku, pendekatan pemecahan masalah kelompok, menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah. A. Preventif 1. Menunjukan Sikap Tanggap Pengelolaan kelas yang baik ditunjukkan dari keterampilan guru dalam bersikap tanggap yang baik terhadap tingkah laku siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Sikap tanggap ini dapat ditunjukkan dari tingkah laku guru yang menunjukkan bahwa ia hadir bersama mereka, guru mengetahui kegiatan siswa, ada tidaknya perhatian siswa dan apa yang dikerjakan oleh siswa. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan guru dalam memandang secara seksama, gerak mendekati, menanyakan kesulitan, dan merespon pertanyan siswa proporsinya jauh lebih baik jika dibandingkan dengan keterampilan dalam merespon gangguan dan merespon ketidakacuhan. Secara umum guru mempunyai kemampuan yang sangat baik dalam bersikap tanggap. 2. Membagi perhatian Dalam pengelolaan kelas, guru harus mampu membagi perhatian terhadap seluruh siswa baik secara visual maupun verbal. Guru harus mempu membagi perhatiannya pada beberapa kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang sama. Dari hasil penelitian tererlihat keterampilan guru dalam membagi perhatian secara visual menunjukkan kategori baik, sedang keterampilan membagi perhatian secara verbal menunjukkan kategori sangat baik.

14

Keterampilan guru dalam membagi perhatian secara verbal proporsinya jauh lebih baik jika dibandingkan dengan keterampilan membagi perhatian secara visual. Secara umum kemampuan guru dalam membagi perhatian kepada siswa dalam kategori sangat baik. 3. Memusatkan perhatian kelompok Dalam memulai proses belajar mengajar guru perlu memusatkan pada perhatian kelompok terhadap suatu tugas dengan memberi tanda, meminta pertanggungjawaban, menjaga kelancaran pembelajaran serta menjaga kecepatan dalam menyampaikan pelajaran. Perhatian kelompok dengan cara memberi tanda menunjukkan kategori kurang, dalam meminta pertanggungjawaban keterampilan guru sangat baik, sedangkan dalam menjaga kelancaran dan kecepatan dalam menyampaikan pembelajaran menunjukkan baik. Keterampilan guru dalam meminta pertanggungjawaban proporsinya jauh lebih baik dibandingkan dengan keterampilan memberi tanda dan menjaga kelancaran serta kecepatan dalam menyampaikan pembelajaran. 4. Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas Dalam pengelolan kelas guru harus mampu memberikan petunjuk dan pengarahan yang jelas dalam pembelajaran kepada seluruh siswa sehingga siswa tidak merasa kebingungan. Berkaitan dengan hal ini ternyata keterampilan guru dalam memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas menunjukkan kategori sangat baik. 5. Menegur siswa Dalam pengelolaan kelas, guru harus mampu memberikan teguran dengan baik kepada siswa yang mengganggu proses pembelajaran. Secara umum, keterampilan guru dalam memberikan teguran menunjukkan kategori baik. Teguran yang diberikan bersifat membangun, sehingga siswa mampu menerimanya dan mau melaksanakan saran dari guru. 6. Memberikan penguatan Untuk menanggulangi siswa yang mengganggu dan mengembalikan kondisi kelas seperti semula, guru dapat memberikan penguatan secara positif. Keterampilan guru dalam memberikan penguatan secara verbal dalam kategori

15

baik. Keterampilan guru dalam memberikan penguatan secara verbal proporsinya jauh lebih baik jika dibandingkan dengan keterampilan dalam memberikan penguatan secara non verbal. Secara umum keterampilan guru dalam memberi penguatan dalam kategori baik. B. Korektif 1. Memperbaiki tingkah laku Dalam pengelolaan kelas, guru perlu memiliki keterampilan dalam menganalisis tingkah laku anak didik yang mengalami masalah atau kesulitan dan berusaha memodifikasi tingkah laku tersebut dengan mengaplikasikan pemberian penguatan secara sistematis. Secara umum, keterampilan guru dalam memodifikasi tingkah laku dalam kategori baik. 2. Pengelolaan kelompok Selain memodifikasi tingkah laku, dalam pengelolaan kelas diperlukan pula keterampilan guru dalam melakukan pendekatan pemecahan masalah kelompok, sebab proses pembelajaran tidak hanya dilaksanakan secara individual namun perlu adanya kerja sama antara siswa dalam kelompok. 3. Menemukan dan menyelesaikan masalah tingkah laku yang menimbulkan masalah Tingkah laku siswa yang menimbulkan masalah harus dapat segera diatasi oleh guru. Dalam hal ini guru harus dapat menemukan tingkah laku yang menimbulkan masalah dan mengetahui sebab-sebabnya, sehingga dapat segera melakukan tindakan perbaikan dan mengkondisikan kelas seperti semula. Keterampilan guru dalam menemukan tingkah laku yang menimbulkan masalah menunjukkan kategori baik, sedangkan keterampilan guru dalam memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah menunjukkan kategori baik. Keterampilan guru dalam memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah proporsinya jauh lebih baik dibandingkan dengan keterampilan dalam menemukan tingkah laku yang menimbulkan masalah. 4.2 Pembahasan

16

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan guru dalam pengelolaan kelas pada tingkat Sekolah Dasar terutama pada kelas dua secara keseluruhan dalam kategori sangat baik. Meskipun demikian ada beberapa komponen keterampilan yang masih kurang optimal. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan masing-masing komponen keterampilan guru dalam mengelola kelas berikut ini: Berdasarkan hasil penelitian keterampilan guru dalam memandang secara seksama, gerak mendekati, menanyakan kesulitan, dan mengulang materi yang belum dipahami jauh lebih baik. Namun demikian, keterampilan guru dalam merespon gangguan dan ketidakacuhan masih kurang optimal. Dalam merespon gangguan dan ketidakacuhan terkadang guru mengalami kendala karena guru harus bisa mengatasinya dengan mempertimbangkan kondisi siswanya. Secara umum guru mempunyai kemampuan yang sangat baik dalam bersikap tanggap. Keterampilan guru dalam membagi perhatian secara verbal proporsinya jauh lebih baik jika dibandingkan dengan keterampilan membagi perhatian secara visual. Namun demikian, keterampilan guru dalam membagi perhatian secara visual masih kurang optimal. Secara umum keterampilan guru dalam membagi perhatian kepada siswa dalam kategori sangat baik. Keterampilan guru dalam meminta pertanggungjawaban proporsinya jauh lebih baik dibandingkan dengan keterampilan memberi tanda dan menjaga kelancaran serta ketepatan dalam menyampaikan pembelajaran. Ini berarti guru sudah mampu dengan sangat baik dalam meminta pertanggungjawaban siswa atas keterlibatannya dalam mengerjakan tugas. Secara umum keterampilan guru dalam memusatkan perhatian sudah baik. Keterampilan guru dalam memberi petunjuk yang jelas menunjukkan kategori sangat baik. Ini berarti guru mampu memberikan petunjuk secara jelas dan mudah dimengerti oleh siswa, sehingga siswa tidak merasa kebingungan dalam mengerjakan tugas yang guru berikan. Keterampilan guru dalam memberikan teguran menunjukkan kategori baik. Ini berarti guru mampu memberikan teguran efektif terhadap gangguan yang dilakukan oleh siswa tanpa disertai kesan menghina atau peringatan yang kasar.

17

Keterampilan guru dalam memberikan penguatan secara verbal proporsinya jauh lebih baik dibandingkan keterampilan dalam memberi penguatan secara non verbal. Namun demikian, keterampilan guru dalam memberikan penguatan secara non verbal masih kurang optimal. Secara umum keterampilan guru dalam memberi penguatan sudah baik. Keterampilan guru dalam memodifikasi tingkah laku menunjukkan kategori baik. Guru mengetahui siswa yang mengalami kesulitan dan mencoba membantu siswa tersebut dengan memberikan solusi yang dirasa tepat sehingga mampu memberikan motivasi kepada siswa untuk bisa mengatasinya dengan baik.

18

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Penelitian ini menunjukkan bahwa keterampilan guru dalam merespon gangguan dan ketidakacuhan, dalam membagi perhatian secara visual, memberi tanda, menjaga kelancaran dan ketepatan dalam menyampaikan materi, memberi penguatan secara non verbal, dan dalam menemukan tingkah laku yang menimbulkan masalah masih kurang optimal. Namun demikian, secara umum keterampilan guru dalam pengelolaan kelas dalam kategori sangat baik. Kemampuan dan keterampilan ini menggambarkan kompetensi bagi profesi guru sebagai tenaga profesional. 5.2 Saran Penulis menyarankan kepada guru kelas di Sekolah Dasar untuk lebih meningkatkan dan mengoptimalkan lagi kemampuannya, terutama dalam merespon gangguan dan ketidakacuhan, dalam membagi perhatian secara visual, memberi tanda, menjaga kelancaran dan ketepatan dalam menyampaikan materi, memberi penguatan secara non verbal, dan menemukan tingkah laku yang menimbulkan masalah.

19

Anda mungkin juga menyukai