Dosen Pengampu :
Tabroni, S.Ag.,M.Pd.I
Semester II (Kelas E)
Disusun Oleh :
Hanny Diastanti 204220155
Hanny Diastanti
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan yang harus memiliki dasar kepemimpinan
yang kuat.untuk itu setiap kepala sekolah harus memahami kunci sukses
kepemimpinanya.Indikator kepeminpinan kepala sekolah efektif,sepuluh kunci sukses
kepemimpinan kepala sekolahmodel kepemimpinan kepala sekolah yang ideal,masa depan
kepemimpinan kepala sekolah,harapan guru terhadap kepala sekolah,dan etika
kepemimpinan kepala sekolah,Dimensi dimensi tersebut harus dimiliki,dan menyatu pada
setiap pribadi kepala sekolah,agar manpu melaksanakan manajemen dan kepemimpinan
secara efektif,efesien,mandiri,produktif,dan akuntabel.
Pada tingkat operasional, Kepala Sekolah adalah orang yang berada digaris terdepan yang
mengkoordinasikan upaya meningkatkan pembelajaran yang bermutu. Kepala Sekolah
diangkat untuk menduduki jabatan bertanggung jawab mengkoordinasikan upaya bersama
mencapai tujuan pendidikan pada level sekolah yang dipimpin. Tentu saja Kepala Sekolah
bukan satu-satunya yang bertanggung jawab penuh terhadap suatu sekolah, karena masih
banyak faktor lain yang perlu diperhitungkan seperti: guru, peserta didik, dan lingkungan
yang mempengaruhi proses pembelajaranNamun Kepala Sekolah memiliki peran yang sangat
mempengaruhi jalannya sistem yang ada dalam sekolah Mulyasa (2007: 24) Kepala Sekolah
merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan
kualitas pendidikan. Kepala Sekolah adalah penanggung jawab atas penyelenggaraan
pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga pendidikan lainnya, pendayagunaan
serta pemeliharaan sarana dan prasarana juga sebagai supervisor pada sekolah yang
dipimpinnya.
Agar sekolah dapat mencapai tujuannya secara etektif dan efesien, maka kepala sekolah
harus melaksanakan fungsi-fungsi manajerial seperti perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pemberian motivasi, pelaksanaan, pengorganisasian pengendalian, evaluasi dan
inovasi. Kepala Sekolah yang baik diharapkan akan membentuk pelaksanaan pembelajaran
yang dilakukan guru baik. Jika pembelajaran di sekolah baik tentunya akan menghasilkan
prestasi siswa dan gurunya yang baik . Mulyasa (2007: 25) Kepala Sekolah
bertanggungjawab atas manajemen pendidikan secara mikro, yang secara langsung berkaitan
dengan proses pembelajaran. Pada dasarnya pengelolaan sekolah menjadi tanggung jawab
Kepala Sekolah dan guru. Namun, kemampuan Kepala Sekolah dalam memimpin sistem
sekolah sangat berpengaruh terhadap terselenggarakannya menejemen yang baik.
Kepemimpinan Kepala Sekolah seyogyanya dapat menciptakan kondisi-kondisi yang
memungkinkan bagi lahirnya iklim kerja dan hubungan antar manusia yang harmonis dan
kondusif.
Hal ini mengandung arti bahwa kepemimpinan Kepala Sekolah sangat berperan bagi
pengelolaan yang sekolah yang baik. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam
menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan,
mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Menurut Sudarwan Danim
(2004: 56) kepemimpinan adalah setiap perbuatan yang dilakukan oleh individu atau
kelompok untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok yang
tergabung di dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Martinis Yamin dan Maisah (2010: 74) kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi
yang dilakukan oleh seseorang dalam mengelola anggota kelompoknya untuk mencapai
tujuan organisasi. Jadi Kepemimpinan merupakan bentuk strategi atau teori memimpin yang
tentunya dilakukan oleh orang yang biasa kita sebut sebagai pemimpin. Dalam
kepemimpinan dikenal gaya kepemimpinan yang biasanya digunakan pemimpin dalam
mempengaruhi bawahan. Merurut Mifta Thoha (2010: 49) gaya kepemimpinan merupakan
norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba
mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat. Jadi dengan gaya kepemimpinan
yang tepat Kepala sekolah dapat mempengaruhi dan memotivasi guru agar mencapai tujuan
tertentu. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar
Kepala Sekolah telah ditetapkan bahwa ada 5 (lima) dimensi kompetensi yaitu: Kepribadian,
Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. Kepala Sekolah diharapkan mampu
melaksanakan fungsinya baik sebagai manajer dan leader. Tugas tambahan Kepala Sekolah
untuk mengontrol dan membimbing guru di satuan pendidikan dapat dilakukan dengan gaya
kepemimpinan yang
tepat. Gaya kepemimpinan Kepala Sekolah sangat berpengaruh pada arah dan tujuan sekolah
yang direncanakan sebelumnya, termasuk di dalamnya adalah bagaimana mengoptimalkan
guru agar dapat bekerja dengan baik dalam satuan pendidikan tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pentingnya kepemimpinan kepala sekolah ?
2. Bagaimana indikator kepemimpinan kepala sekolah yang efektif ?
3. Sebutkan sepuluh kunci sukses kepemimpinan kepala sekolah ?
4. Bagaimana model kepemimpinan kepala sekolah yang ideal ?
5. Bagaimana etika kepemimpinan kepala sekolah?
C. Tujuan
1. Mengetahui pentingnya kepemimpinan kepala sekolah
2. Mengetahui indikator kepemimpinan kepala sekolah yang efektif
3. Mengetahui sepuluh kunci sukses kepemimpinan kepala sekolah
4. Mengetahui model kepemimpinan kepala sekolah yang ideal
5. Mengetahui etika kepemimpinan kepala sekolah
BAB II
PEMBAHASAN
Berbagai perubahan masyarakat, dan krisis multidimensi yang telah lama melanda Indonesia
menyebabkan sulitnya menemukan sosok pemimpin ideal yang memiliki komitmen tinggi
terhadap tugas dan tanggung jawabnya. Dalam berbagai bidang kehidupan banyak ditemui
pemimpin-pemimpin yang sebenarnya kurang layak mengemban amanah kepemimpinannya.
Demikian halnya dalam pendidikan, tidak sedikit pemimpin-pemimpin pendidikan karbitan
atau amatiran yang tidak memiliki visi dan misi yang jelas tentang lembaga pendidikan atau
sekolah yang dipimpinnya. Kondisi seperti ini telah mengakibatkan buruknya iklim dan
budaya sekolah, bahkan telah menimbulkan banyak konflik negatif dan stres para bawahan
yang dipimpinnya. Hal ini tentu saja perlu penanganan yang serius, karena kepemimpinan
pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam membangun sekolah efektif.
Kinerja kepemimpinan kepala sekolah merupakan upaya yang dilakukan dan hasil yang
dapat dicapai oleh kepala sekolah dalam mengimplementasikan manajemen sekolah untuk
mewujudkan tujuan pendidikan secara efektif dan efisien, produktif, dan akuntabel. Oleh
karena itu, kepala sekolah memiliki posisi yang sangat penting dalam menggerakkan
manajemen sekolah agar dapat berjalan sesuai dengan tuntutan masyarakat dan
perkembangan ke- butuhan zaman; khususnya kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi,
budaya, dan seni. Pentingnya kepemimpinan kepala sekolah ini perlu lebih ditekankan lagi,
terutama dalam kaitannya dengan kebijakan otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan.
Dalam desentralisasi pendidikan yang menekankan pada manajemen berbasis sekolah, kepala
sekolah memiliki otonomi yang tinggi dalam memajukan dan mengembangkan sekolahnya.
Meskipun demikian, tidak sedikit kepala sekolah yang kebingungan, karena tidak memahami
visi dan misinya, apalagi jika pemerintah daerah yang menjadi raja-raja kecil di daerah sering
mengintervensi urusan sekolah. Tidak sedikit bupati dan walikota yang ikut campur
memindah-mindahkan kepala sekolah untuk kepentingan politiknya, dan ini tentu saja
mengganggu kinerja kepala sekolah, serta produktivitas sekolah secara keseluruhan. Hal ini
terjadi karena dalam otonomi daerah, nasib pendidikan di daerah kabupaten dan kota berada
di pundak bupati/walikota, DPRD, kepala dinas beserta jajarannya. Jadi, kalau mereka tidak
mengerti tentang pendidikan, apalagi tingkat kepeduliannya terhadap pendidikan kurang
bagus, maka komitmennya juga tidak akan menunjang dalam mewujudkan pendidikan yang
berkualitas. Oleh karena itu, dalam konteks otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan,
diperlukan pemimpin-pemimpin yang mengerti, dan memahami pendidikan secara utuh dan
menyeluruh, serta memiliki kepedulian dan komitmen yang tinggi untuk mewujudkan
pendidikan yang berkualitas di daerahnya.
Dalam konteks otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan, para pejabat daerah harus
paham tentang pentingnya kepemimpinan kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan
tingkat sekolah yang memiliki peran penting dalam mewujudkan sekolah efektif, dan
pembelajaran yang berkualitas. Kepemimpinan kepala sekolah yang efektif antara lain dapat
dianalisis ber- dasarkan kriteria berikut ini.
1. Mampu memberdayakan pendidik dan tenaga kependidikan serta seluruh warga sekolah
lainnya untuk mewujudkan proses pembelajaran yang berkualitas, lancar, dan produktif.
2. Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan secara tepat waktu dan tepat sasaran.
3. Mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga dapat
melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan visi dan misi sekolah serta
tujuan pendidikan.
4. Mampu menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kedewasaan
pendidik dan tenaga kependidikan lain di sekolah.
5. Dapat bekerja secara kolaboratif dengan tim manajemen sekolah.
6. Dapat mewujudkan tujuan sekolah secara efektif, efisien, produktif, dan akuntabel sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Kepala sekolah yang efektif sedikitnya harus mengetahui, menyadari, dan memahami tiga
hal: (1) mengapa pendidikan yang berkualitas diperlukan di sekolah; (2) apa yang harus
dilakukan untuk meningkatkan mutu dan produktivitas sekolah; dan (3) bagaimana
mengelola sekolah secara efektif untuk mencapai prestasi yang tinggi. Kemampuan
menjawab ketiga pertanyaan tersebut dapat dijadikan tolok ukur sebagai standar kelayakan
apakah seseorang dapat menjadi kepala sekolah yang efektif atau tidak.
Indikator kepala sekolah efektif secara umum dapat diamati dari tiga hal pokok sebagai
berikut: pertama, komitmen terhadap visi sekolah dalam menjalankan tugas dan fungsinya,
kedua; menjadikan visi sekolah sebagai pedoman dalam mengelola dan memimpin sekolah,
dan ketiga, senantiasa memfokuskan kegiatannya terhadap pembelajaran dan kinerja guru di
kelas (Greenfield, 1987). Ungkapan tersebut sejalan dengan temuan Heck, dkk. (1991)
bahwa prestasi akademik dapat diprediksi berdasarkan pengetahuan terhadap perilaku
kepemimpinan kepala sekolah. Hal tersebut dapat dipahami karena proses kepemimpinan
kepala sekolah mempunyai pengaruh terhadap kinerja sekolah secara keseluruhan.
Proses kepemimpinan kepala sekolah berkaitan dengan gaya kepemim- pinan yang
digunakannya. Dari berbagai gaya kepemimpinan kepala sekolah, gaya kepemimpinan
situasional cenderung lebih fleksibel dalam kondisi operasional sekolah. Gaya kepemimpinan
situasional berangkat dari anggapan bahwa tidak ada gaya kepemimpinan kepala sekolah
yang terbaik, melainkan bergantung pada situasi dan kondisi sekolah. Situasi dan kondisi
tersebut antara lain meliputi tingkat kematangan guru dan staf, yang dapat dilihat dari dua
dimensi, yakni dimensi kemampuan (kesadaran dan pemahaman) dan dimensi kemauan
(tanggung jawab, kepedulian, dan komitmen).
Kepemimpinan kepala sekolah berkaitan dengan berbagai tugas dan fungsi yang harus
diembannya dalam mewujudkan sekolah efektif, produktif, mandiri. dan akuntabel. Dari
berbagai tugas dan fungsi kepala sekolah yang harus diembannya dalam mengembangkan
sekolah secara efektif, efisien, produktif dan akuntabel tersebut, sedikitnya terdapat sepuluh
kunci kepemimpinannya. Sepuluh kunci sukses kepemimpinan kepala sekolah tersebut
mencakup: visi yang utuh, tanggung jawab, keteladanan, memberikan layanan terbaik,
mengembangkan orang, membina rasa persatuan dan kesatuan, fokus pada peserta didik,
manajemen yang mengutamakan praktik, menyesuaikan gaya kepemimpinan, dan
memanfaatkan kekuasaan keahlian, Ke sepuluh kunci sukses tersebut dideskripsikan sebagai
berikut.
1. Visi yang utuh
Kepala sekolah yang sukses dalam mengembangkan manajemen dan ke-
pemimpinanya memiliki dan memahami visi yang utuh tentang sekolahnya. Helgeson
(1996) mengemukakan bahwa: "Visi merupakan penjelasan tentang rupa yang
seharusnya dari suatu organisasi ketika ia berjalan dengan baik". Visi juga dapat
didefinisikan sebagai suatu pandangan yang merupakan kristalisasi dan intisari dari
suatu kemampuan (competence), kebolehan (ability), dan kebiasaan (self efficacy),
dalam melihat, menganalisis dan menafsirkan. Dalam hal ini, Morrisey (1997)
mengemukakan bahwa: "Visi adalah representasi dari apa yang diyakini sebagai
bentuk organisasi di masa depan dalam pandangan pelanggan, karyawan, pemilik,
dan stakeholder lainnya". Visi merupakan daya pandang yang komprehensif,
mendalam dan jauh ke depan, meluas, serta merupakan daya pikir yang abstrak, yang
memiliki kekuatan amat dahsyat dan dapat menerobos batas waktu, ruang, dan
tempat.
Visi sekolah harus menjadi atribut kepemimpinan kepala sekolah sekarang dan masa
depan, karena kepala sekolah dengan visi yang dangkal dan tidak jelas akan
membawa kemunduran sekolah, dan hanya akan menghasilkan sekolah yang buruk,
yang tidak disenangi masyarakat. Di sinilah pentingnya kepala sekolah memiliki dan
memahami visi yang utuh tentang sekolahnya, agar dapat membawa sekolahnya ke
arah kemajuan dan kemandirian.
Karakteristik kepala sekolah yang memiliki visi yang utuh dapat diidentifikasikan
sebagai berikut:
1. Berniat ibadah dalam melaksanakan tugasnya.
2. Beragama dan taat melaksanakan ajarannya.
3. Berniat baik sebagai kepala sekolah.
4. Berlaku adil dalam memecahkan masalah.
5. Berkeyakinan bahwa bekerja di lingkungan sekolah merupakan ibadah
6. Bersikap tawadhu (rendah hati).
7.Berhasrat untuk memajukan sekolah.
8. Tidak terlalu berambisi terhadap imbalan materi dari hasil pekerjaannya.
9. Bertanggung jawab terhadap segala ucapan dan perbuatannya.
2. Tanggung Jawab
Salah satu sifat yang dapat memperkuat keyakinan kepala sekolah dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya adalah merasa dirinya diamanahi kepemimpinan
dan harus bertanggung jawab. Hal ini memberikan kontribusi keyakinan dan
keimanan akan kemampuan, dan menciptakan wibawa dalam diri bawahannya. Hal
ini juga sekaligus dapat memberantas kelemahan bawahan, dan menumbuh
kembangkan rasa percaya diri para tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugas,
dan meningkatkan kinerjanya. Tanggung jawab merupakan beban yang harus dipikul
dan melekat pada seorang kepala sekolah. Segala tindakan yang dilakukan oleh
semua staf sekolah merupakan tanggung jawab kepala sekolah.
3. Keteladanan
Diriwayatkan oleh Bukhari dari Al Bara' bin Azib berkata: bahwa Rasulullah
SAW di saat Perang Khandaq ikut memindahkan pasir sehingga perutnya penuh
dengan debu. Dalam kepungan kelaparan, dahaga, dan dingin yang mencekam,
Rasulullah SAW tetap berupaya dengan sungguh-sungguh untuk membunuh jiwa
frustasi agar tidak menyentuh para sahabatnya, mereka melihat sikap ksatria sejati
dalam diri beliau, yang mereka petik dari amal perilaku, sehingga kerja mereka
meningkat meskipun dalam penderitaan dan kesulitan. Ini adalah keteladanan dari
seorang pemimpin.
Pada saat sekarang memang di dunia pendidikan juga terjadi krisis keteladanan.
Namun betapa salahnya kepala sekolah, bila tidak memulai untuk menjadi teladan
dalam berbagai hal agar menjadi contoh yang bisa ditiru oleh bawahan, seperti dalam
hal kehadiran, berpakaian, dan berbicara. Dengar perilaku yang menunjukkan
keteladanan dalam berbagai hal tidak terlalu sulit bagi kepala sekolah untuk menegur
bawahannya.
4. Memberdayakan
Staf Kebutuhan yang paling mendalam dari masing-masing orang adalah harga
diri, merasa dianggap penting, bernilai, dan bermanfaat. Apa pun yang kita lakukan
dalam interaksi dengan mereka, pasti akan mempengaruhi harga dirinya. Kita harus
mempunyai kerangka acuan yang sangat tepat untuk menentukan segala sesuatu yang
dapat dilakukan untuk mendorong harga diri mereka, dan karenanya juga
memunculkan perasaan kekuatan pribadi mereka. Berikanlah kepada mereka apa
yang kita sukai bagi diri kita sendiri.
Tiga hal sederhana yang dapat dilakukan setiap hari untuk memberdayakan staf
dan membuat mereka merasa nyaman dengan dirinya sendiri adalah sebagai berikut:
a. Apresiasi (Appreciation)
Mungkin hal paling sederhana untuk membuat orang lain merasa nyaman
dengan dirinya sendiri adalah ekspresi kita yang berkesinambungan atas
segala hal yang mereka lakukan, besar maupun kecil. Katakan "terima kasih"
dalam setiap kesempatan yang tepat. Jika kita mengembangkan sikap
penghargaan yang mengalir dengan tulus ikhlas dalam seluruh interaksi
dengan orang lain, maka akan sangat terkejut dengan kenyataan mengenai
betapa populernya kita dan betapa orang lain sangat berhasrat untuk
membantu pekerjaan kita.
b. Pendekatan (Approach)
Cara kedua untuk membuat orang menjadi merasa dipentingkan, untuk
meningkatkan harga diri mereka, dan memberikan mereka rasa kekuatan
berenergi adalah dengan banyak menggunakan pujian dan pendekatan. Ken
Blanchard (Brian, 2007) menyarankan untuk memberikan pujian pada setiap
kesempatan. Jika kita memberikan pujian dan pendekatan yang jujur dan tulus
kepada orang lain atas prestasi mereka, besar maupun kecil, maka akan
dikejutkan dengan kenyataan betapa banyaknya orang yang menyukai kita dan
betapa banyaknya orang yang dengan sukarela mau membantu kita mencapai
tujuan.
c. Perhatian ( Attention)
Cara ketiga untuk memberdayakan orang lain, membangun harga diri, dan
membuat mereka merasa penting adalah memberikan perhatian penuh
terhadap mereka ketika bicara. Sebagian besar orang sangat disibukkan
dengan usaha untuk didengar, yang membuat mereka jadi tidak sabar saat
orang lain bicara. Ingatlah satu kegiatan paling penting yang harus dilakukan
dari waktu ke waktu adalah mendengarkan secara sungguh-sungguh terhadap
orang lain saat mereka bicara atau mengekspresikan diri.
5.Mendengarkan Orang Lain (Listening)
Menjadi pendengar yang baik merupakan salah satu syarat mutlak bagi seorang kepala sekolah
untuk bisa memiliki pengaruh terhadap guru, dan warga sekolah lainnya. Dengan memiliki
pengaruh, seorang kepala sekolah memiliki bekal yang lebih baik untuk memberdayakan seluruh
warga sekolah, sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Bagi kepala sekolah, mendengar
tidak hanya merupakan perilaku yang sopan dan memberikan nilai berharga bagi si pendengar,
tetapi bisa mendapatkan banyak hal. Banyak alasan mengapa seorang kepala sekolah harus mau
mendengar, yaitu sebagai berikut
a.Membangun kepercayaan
b.Kredibilitas
c.Dukungan
d.Menjadikan sesuatu terlaksana
e.Informasi
f.Pertukaran
6. Memberikan Pelayanan Prima
Memberikan pelayanan prima atau layanan terbaik merupakan salah satu upaya menumbuhkan
kepercayaan konsumen. Jika peserta didik diibaratkan konsumen, maka diperlukan berbagai
upaya untuk memberikan layanan terbaik agar mereka bisa belajar secara optimal terutama di
sekolah. Customer satisfaction atau kepuasan pelanggan sangat diutamakan dalam kegiatan
bisnis; demikian halnya dalam pendidikan, meskipun bukan bisnis, layanan terhadap peserta
didik tetap harus diutamakan. Layanan bagi peserta didik bukan hanya dari guru, tetapi juga dari
pihak staf administrasi. Dalam hal ini, bila terjadi hal-hal yang dapat mengurangi layanan, kepala
sekolah harus segera mengambil langkahlangkah positif agar kepercayaan kembali normal.
Kepuasan peserta didik sebagai pelanggan akan dapat meningkatkan gengsi sekolah tersebut
sehingga akan disenangi masyarakat dan akhirnya menjadi sekolah favorit.
7. Mengembangkan Orang
Dalam mengoptimalkan sumber daya manusia di sekolah, perlu diupayakan agar setiap
tenaga kependidikan yang ada, baik guru maupun tenaga administrasi, dapat
mengembangkan kemampuan dan kariernya secara optimal. Hal ini memberi dampak
terhadap mutu layanan yang diberikan, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan
mutu pembelajaran.
a. Personal characteristics, meliputi jenis kelamin usia, pendidikan, tenure (kemapanan
status pekerjaan), motivasi berprestasi, dan kompetensi, dan keberagamaan)
b. Role-related characteristics, berkaitan dengan ruang lingkup pekerjaan, tantangan,
konflik peranan, dan pertentangan peran.
c. Work experiences, berkaitan dengan dependabilitas organisasi, personal importance,
pemenuhan harapan, sikap yang positif, dan gaya kepemimpinan.
d. Structural characteristics, terkait dengan formalisasi, dependensi fungsional,
desentralisasi, dan partisipasi dalam pengambilan keputusan.
8. Memberdayakan Sekolah
Pemberdayaan merupakan cara yang efektif untuk mendapatkan kinerja yang terbaik dari
dari staf atau pihak yang dibina. Pemberdayaan lebih dari sekedar pendelegasian tugas
dan kewenangan tetapi juga pelimpahan proses pengembangan keputusan dan tanggung
jawab secara penuh (Stewart, 1998) Manfaat pemberdayaan selain dapat meningkatkan
kinerja juga mendatangkan manfaat lain bagi individu-individu dan organisasi.
Manfaatnya bagi individu adalah dapat meningkatkan kecakapan-kecakapan penting pada
saat menjalankan tugasnya, dan memberi rasa berprestasi yang lebih besar kepada staf
sehingga dapat meningkatkan motivasi kerja. Sedangkan manfaat bagi organisasi adalah
meningkatkan efektivitas organisasi.Agar dapat memberdayakan organisasi/staf sekolah
kepala sekolah harus memberdayakan dirinya terlebih dahulu.
Kebutuhan utama yang harus dipenuhi oleh kepala sekolah adalah bahwa peserta didik
harus dapat belajar secara optimal. Proses belajar (learning process) harus menjadi
perhatian utama kepala sekolah, dan segala fasilitas yang ada harus diarahkan pada
kegiatan belajar peserta didik, karena melalui proses belajar yang optimal paling tidak
peserta didik sudah dapat diber layanan prima. Layanan prima harus diberikan pada
peserta didik bukan hanya kepada peserta didik yang normal, tetapi juga perlu diberikan
kepada peserta didik yang punya masalah seperti yang lambat belajar (slow leaner),
kareta peserta didik seperti ini harus mendapat layanan dan pembelajaran yang agak
berbeda.
2. Melimpahkan wewenang
Seorang kepala sekolah tidak selalu membuat keputusan sendiri dalam segala hal,
tetapi hanya melakukannya dalam hal-hal yang akan lebih baik kalau dia yang
memutuskannya. Sisanya diserahkan wewenangnya kepada kelompok-kelompok
yang ada di bawah pengawasannya. Hal ini dilakukan terutama untuk hal-hal yang
menyangkut cara melaksanakan pekerjaan secara teknis. Orang-orang yang ada dalam
kelompok-kelompok kerja yang sudah mendapatkan pelatihan dan sehari-hari
melakukan pekerjaan itulah yang lebih tahu bagaimana melakukan pekerjaan dan
karenanya menjadi lebih kompeten untuk membuat keputusan dari kepala sekolah.
3. Merangsang kreativitas
Setiap upaya meningkatkan mutu kinerja, apakah itu dalam menghasilkan barang atau
menghasilkan jasa, pada dasarnya selalu diperlukan adanya perubahan cara kerja.
Jadi, kalau diinginkan adanya mutu yang lebih baik jangan takut menghadapi
perubahan, sebab tanpa perubahan tidak akan terjadi peningkatan mutu kinerja.
Perubahan bisa diciptakan oleh pemimpin, tetapi tidak perlu harus selalu berasal dari
pimpinan, sebab kemampuan pemimpinpun terbatas. Oleh karena itu, pemimpin
justru perlu merangsang timbulnya kreativitas di kalangan orang-orang yang
dipimpinnya guna menciptakan hal-hal baru yang sekiranya akan menghasilkan
kinerja yang lebih bermutu. Seorang pemimpin tidak selayaknya memaksakan ide-ide
lama yang sudah terbukti tidak dapat menghasilkan mutu kinerja seperti yang
diharapkan. Setiap ide baru yang dimaksudkan untuk menghasilkan sesuatu yang
lebih bermutu dari manapun asalnya patut disambut baik. Orang-orang dalam
organisasi harus dibuat tidak takut untuk berkreasi.
a. Tujuan
Tujuan etika kepemimpinan kepala sekolah adalah untuk:
1) memandu kepala sekolah dalam berperilaku;
2) menghindari perilaku negatif dan destruktif,
3) mengembangkan profesionalitas;
4) membentuk citra kepala sekolah
5) menghayati falsafah pendidikan.
c. Sikap dan Perilaku yang Perlu Dimiliki Kepala Sekolah Sikap dan perilaku
kepemimpinan kepala sekolah adalah sebagai berikut.
1) Memiliki tanggung jawab terhadap jabatan yang dipercayakan kepadanya.
2) Memiliki kepedulian dan komitmen yang tinggi untuk mencapai sesuatu yang
bermakna selama menduduki jabatannya.
3) Menegakkan disiplin waktu dengan penuh kesadaran bahwa disiplin merupakan kunci
keberhasilan.
4) Melaksanakan setiap tugas dan kegiatan dengan penuh tanggung jawab, dan selalu
jelas makna (value) dari setiap kegiatan dalam kaitannya dengan peningkatan mutu
lulusan.
5) Proaktif (berinisiatif melakukan sesuatu yang diyakini baik) untuk peningkatan mutu
pendidikan di sekolah, tidak hanya reaktif (hanya melaksanakan kegiatan jika ada
petunjuk).
6) Memiliki kemauan dan keberanian untuk menuntaskan setiap masalah yang dihadapi
oleh sekolahnya.
7) Menjadi leader yang komunikatif dan motivator bagi stafnya untuk lebih berprestasi,
serta tidak bersikap bossy (pejabat yang hanya mau dihormati dan dipatuhi).
8) Memiliki kepekaan dan merasa ikut bersalah terhadap sesuatu yang kurang pas, serta
berusaha untuk mengoreksinya.