Anda di halaman 1dari 17

MID SEMESTER

KUNCI SUKSES KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH


Disusun untuk memenuh tugas MID Semester

Dosen Pengampu :
Tabroni, S.Ag.,M.Pd.I

Semester II (Kelas E)
Disusun Oleh :
Hanny Diastanti 204220155

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDIN JAMBI
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan rahmat
-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan hingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah
Kepemimpinan dan Manajemen Sd.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kepemimpinan dan
Manajemen Sd semester II dengan dosen pengampu Tabroni M.Pd. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen pengampu mata kuliah Kepemimpinan dan
Manajemen Sd yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini dan
orang tua yang selalu mendukung kelancaran tugas kami .
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini dan kami
berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kami khususnya. Dengan segala kerendahan hati,
saran dan kritik konstruktif sangat penulis harapkan pembaca guna meningkatkan pembuatan
makalah pada tugas yang lain pada waktu yang mendatang.

Jambi, 14 Juni 2023

Hanny Diastanti
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan yang harus memiliki dasar kepemimpinan
yang kuat.untuk itu setiap kepala sekolah harus memahami kunci sukses
kepemimpinanya.Indikator kepeminpinan kepala sekolah efektif,sepuluh kunci sukses
kepemimpinan kepala sekolahmodel kepemimpinan kepala sekolah yang ideal,masa depan
kepemimpinan kepala sekolah,harapan guru terhadap kepala sekolah,dan etika
kepemimpinan kepala sekolah,Dimensi dimensi tersebut harus dimiliki,dan menyatu pada
setiap pribadi kepala sekolah,agar manpu melaksanakan manajemen dan kepemimpinan
secara efektif,efesien,mandiri,produktif,dan akuntabel.
Pada tingkat operasional, Kepala Sekolah adalah orang yang berada digaris terdepan yang
mengkoordinasikan upaya meningkatkan pembelajaran yang bermutu. Kepala Sekolah
diangkat untuk menduduki jabatan bertanggung jawab mengkoordinasikan upaya bersama
mencapai tujuan pendidikan pada level sekolah yang dipimpin. Tentu saja Kepala Sekolah
bukan satu-satunya yang bertanggung jawab penuh terhadap suatu sekolah, karena masih
banyak faktor lain yang perlu diperhitungkan seperti: guru, peserta didik, dan lingkungan
yang mempengaruhi proses pembelajaranNamun Kepala Sekolah memiliki peran yang sangat
mempengaruhi jalannya sistem yang ada dalam sekolah Mulyasa (2007: 24) Kepala Sekolah
merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan
kualitas pendidikan. Kepala Sekolah adalah penanggung jawab atas penyelenggaraan
pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga pendidikan lainnya, pendayagunaan
serta pemeliharaan sarana dan prasarana juga sebagai supervisor pada sekolah yang
dipimpinnya.
Agar sekolah dapat mencapai tujuannya secara etektif dan efesien, maka kepala sekolah
harus melaksanakan fungsi-fungsi manajerial seperti perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pemberian motivasi, pelaksanaan, pengorganisasian pengendalian, evaluasi dan
inovasi. Kepala Sekolah yang baik diharapkan akan membentuk pelaksanaan pembelajaran
yang dilakukan guru baik. Jika pembelajaran di sekolah baik tentunya akan menghasilkan
prestasi siswa dan gurunya yang baik . Mulyasa (2007: 25) Kepala Sekolah
bertanggungjawab atas manajemen pendidikan secara mikro, yang secara langsung berkaitan
dengan proses pembelajaran. Pada dasarnya pengelolaan sekolah menjadi tanggung jawab
Kepala Sekolah dan guru. Namun, kemampuan Kepala Sekolah dalam memimpin sistem
sekolah sangat berpengaruh terhadap terselenggarakannya menejemen yang baik.
Kepemimpinan Kepala Sekolah seyogyanya dapat menciptakan kondisi-kondisi yang
memungkinkan bagi lahirnya iklim kerja dan hubungan antar manusia yang harmonis dan
kondusif.
Hal ini mengandung arti bahwa kepemimpinan Kepala Sekolah sangat berperan bagi
pengelolaan yang sekolah yang baik. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam
menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan,
mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Menurut Sudarwan Danim
(2004: 56) kepemimpinan adalah setiap perbuatan yang dilakukan oleh individu atau
kelompok untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok yang
tergabung di dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Martinis Yamin dan Maisah (2010: 74) kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi
yang dilakukan oleh seseorang dalam mengelola anggota kelompoknya untuk mencapai
tujuan organisasi. Jadi Kepemimpinan merupakan bentuk strategi atau teori memimpin yang
tentunya dilakukan oleh orang yang biasa kita sebut sebagai pemimpin. Dalam
kepemimpinan dikenal gaya kepemimpinan yang biasanya digunakan pemimpin dalam
mempengaruhi bawahan. Merurut Mifta Thoha (2010: 49) gaya kepemimpinan merupakan
norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba
mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat. Jadi dengan gaya kepemimpinan
yang tepat Kepala sekolah dapat mempengaruhi dan memotivasi guru agar mencapai tujuan
tertentu. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar
Kepala Sekolah telah ditetapkan bahwa ada 5 (lima) dimensi kompetensi yaitu: Kepribadian,
Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. Kepala Sekolah diharapkan mampu
melaksanakan fungsinya baik sebagai manajer dan leader. Tugas tambahan Kepala Sekolah
untuk mengontrol dan membimbing guru di satuan pendidikan dapat dilakukan dengan gaya
kepemimpinan yang
tepat. Gaya kepemimpinan Kepala Sekolah sangat berpengaruh pada arah dan tujuan sekolah
yang direncanakan sebelumnya, termasuk di dalamnya adalah bagaimana mengoptimalkan
guru agar dapat bekerja dengan baik dalam satuan pendidikan tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pentingnya kepemimpinan kepala sekolah ?
2. Bagaimana indikator kepemimpinan kepala sekolah yang efektif ?
3. Sebutkan sepuluh kunci sukses kepemimpinan kepala sekolah ?
4. Bagaimana model kepemimpinan kepala sekolah yang ideal ?
5. Bagaimana etika kepemimpinan kepala sekolah?

C. Tujuan
1. Mengetahui pentingnya kepemimpinan kepala sekolah
2. Mengetahui indikator kepemimpinan kepala sekolah yang efektif
3. Mengetahui sepuluh kunci sukses kepemimpinan kepala sekolah
4. Mengetahui model kepemimpinan kepala sekolah yang ideal
5. Mengetahui etika kepemimpinan kepala sekolah
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pentingnya Kepemimpinan Kepala Sekolah

Berbagai perubahan masyarakat, dan krisis multidimensi yang telah lama melanda Indonesia
menyebabkan sulitnya menemukan sosok pemimpin ideal yang memiliki komitmen tinggi
terhadap tugas dan tanggung jawabnya. Dalam berbagai bidang kehidupan banyak ditemui
pemimpin-pemimpin yang sebenarnya kurang layak mengemban amanah kepemimpinannya.
Demikian halnya dalam pendidikan, tidak sedikit pemimpin-pemimpin pendidikan karbitan
atau amatiran yang tidak memiliki visi dan misi yang jelas tentang lembaga pendidikan atau
sekolah yang dipimpinnya. Kondisi seperti ini telah mengakibatkan buruknya iklim dan
budaya sekolah, bahkan telah menimbulkan banyak konflik negatif dan stres para bawahan
yang dipimpinnya. Hal ini tentu saja perlu penanganan yang serius, karena kepemimpinan
pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam membangun sekolah efektif.

Kepemimpinan pendidikan berkaitan dengan masalah kepala sekolah dalam meningkatkan


kesempatan untuk mengadakan pertemuan secara efektif dengan para guru dalam situasi
yang kondusif. Dalam hal ini, perilaku kepala sekolah harus dapat mendorong kinerja para
guru dengan menunjukkan rasa bersahabat, dekat, dan penuh pertimbangan terhadap para
guru, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok. Perilaku instrumental kepala sekolah
merupakan tugas-tugas yang diorientasikan dan secara langsung diklarifikasi dalam peranan
dan tugas-tugas para guru, sebagai individu dan sebagai kelompok. Perilaku kepala sekolah
yang positif dapat mendorong, mengarahkan, dan memotivasi seluruh warga sekolah untuk
bekerja sama dalam mewujudkan visi, misi, dan tujuan sekolah.

Kinerja kepemimpinan kepala sekolah merupakan upaya yang dilakukan dan hasil yang
dapat dicapai oleh kepala sekolah dalam mengimplementasikan manajemen sekolah untuk
mewujudkan tujuan pendidikan secara efektif dan efisien, produktif, dan akuntabel. Oleh
karena itu, kepala sekolah memiliki posisi yang sangat penting dalam menggerakkan
manajemen sekolah agar dapat berjalan sesuai dengan tuntutan masyarakat dan
perkembangan ke- butuhan zaman; khususnya kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi,
budaya, dan seni. Pentingnya kepemimpinan kepala sekolah ini perlu lebih ditekankan lagi,
terutama dalam kaitannya dengan kebijakan otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan.
Dalam desentralisasi pendidikan yang menekankan pada manajemen berbasis sekolah, kepala
sekolah memiliki otonomi yang tinggi dalam memajukan dan mengembangkan sekolahnya.
Meskipun demikian, tidak sedikit kepala sekolah yang kebingungan, karena tidak memahami
visi dan misinya, apalagi jika pemerintah daerah yang menjadi raja-raja kecil di daerah sering
mengintervensi urusan sekolah. Tidak sedikit bupati dan walikota yang ikut campur
memindah-mindahkan kepala sekolah untuk kepentingan politiknya, dan ini tentu saja
mengganggu kinerja kepala sekolah, serta produktivitas sekolah secara keseluruhan. Hal ini
terjadi karena dalam otonomi daerah, nasib pendidikan di daerah kabupaten dan kota berada
di pundak bupati/walikota, DPRD, kepala dinas beserta jajarannya. Jadi, kalau mereka tidak
mengerti tentang pendidikan, apalagi tingkat kepeduliannya terhadap pendidikan kurang
bagus, maka komitmennya juga tidak akan menunjang dalam mewujudkan pendidikan yang
berkualitas. Oleh karena itu, dalam konteks otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan,
diperlukan pemimpin-pemimpin yang mengerti, dan memahami pendidikan secara utuh dan
menyeluruh, serta memiliki kepedulian dan komitmen yang tinggi untuk mewujudkan
pendidikan yang berkualitas di daerahnya.

Dalam konteks otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan, para pejabat daerah harus
paham tentang pentingnya kepemimpinan kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan
tingkat sekolah yang memiliki peran penting dalam mewujudkan sekolah efektif, dan
pembelajaran yang berkualitas. Kepemimpinan kepala sekolah yang efektif antara lain dapat
dianalisis ber- dasarkan kriteria berikut ini.
1. Mampu memberdayakan pendidik dan tenaga kependidikan serta seluruh warga sekolah
lainnya untuk mewujudkan proses pembelajaran yang berkualitas, lancar, dan produktif.
2. Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan secara tepat waktu dan tepat sasaran.
3. Mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga dapat
melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan visi dan misi sekolah serta
tujuan pendidikan.
4. Mampu menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kedewasaan
pendidik dan tenaga kependidikan lain di sekolah.
5. Dapat bekerja secara kolaboratif dengan tim manajemen sekolah.
6. Dapat mewujudkan tujuan sekolah secara efektif, efisien, produktif, dan akuntabel sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

B. Indikator Kepemimpinan Kepala Sekolah yang Efektif

Kepala sekolah yang efektif sedikitnya harus mengetahui, menyadari, dan memahami tiga
hal: (1) mengapa pendidikan yang berkualitas diperlukan di sekolah; (2) apa yang harus
dilakukan untuk meningkatkan mutu dan produktivitas sekolah; dan (3) bagaimana
mengelola sekolah secara efektif untuk mencapai prestasi yang tinggi. Kemampuan
menjawab ketiga pertanyaan tersebut dapat dijadikan tolok ukur sebagai standar kelayakan
apakah seseorang dapat menjadi kepala sekolah yang efektif atau tidak.

Indikator kepala sekolah efektif secara umum dapat diamati dari tiga hal pokok sebagai
berikut: pertama, komitmen terhadap visi sekolah dalam menjalankan tugas dan fungsinya,
kedua; menjadikan visi sekolah sebagai pedoman dalam mengelola dan memimpin sekolah,
dan ketiga, senantiasa memfokuskan kegiatannya terhadap pembelajaran dan kinerja guru di
kelas (Greenfield, 1987). Ungkapan tersebut sejalan dengan temuan Heck, dkk. (1991)
bahwa prestasi akademik dapat diprediksi berdasarkan pengetahuan terhadap perilaku
kepemimpinan kepala sekolah. Hal tersebut dapat dipahami karena proses kepemimpinan
kepala sekolah mempunyai pengaruh terhadap kinerja sekolah secara keseluruhan.
Proses kepemimpinan kepala sekolah berkaitan dengan gaya kepemim- pinan yang
digunakannya. Dari berbagai gaya kepemimpinan kepala sekolah, gaya kepemimpinan
situasional cenderung lebih fleksibel dalam kondisi operasional sekolah. Gaya kepemimpinan
situasional berangkat dari anggapan bahwa tidak ada gaya kepemimpinan kepala sekolah
yang terbaik, melainkan bergantung pada situasi dan kondisi sekolah. Situasi dan kondisi
tersebut antara lain meliputi tingkat kematangan guru dan staf, yang dapat dilihat dari dua
dimensi, yakni dimensi kemampuan (kesadaran dan pemahaman) dan dimensi kemauan
(tanggung jawab, kepedulian, dan komitmen).

Selain pendekatan situasional, terdapat indikator-indikator kepemimpinan kepala sekolah


yang efektif sebagai berikut.
 Menerapkan pendekatan kepemimpinan partisipatif terutama dalam proses
pengambilan keputusan.
 Memiliki gaya kepemimpinan yang demokratis, lugas, dan terbuka. Menyiapkan
waktu untuk berkomunikasi secara terbuka dengan para guru, peserta didik, dan
warga sekolah lainnya.
 Menekankan kepada guru dan seluruh warga sekolah untuk memenuhi norma-norma
pembelajaran dengan disiplin yang tinggi.
 Memantau kemajuan belajar peserta didik melalui guru sesering mungkin
berdasarkan data prestasi belajar.
 Menyelenggarakan pertemuan secara aktif, berkala dan berkesinambungan dengan
komite sekolah, guru, dan warga sekolah lainnya mengenai topik-topik yang
memerlukan perhatian.
 Membimbing dan mengarahkan guru dalam memecahkan masalah- masalah kerjanya,
dan bersedia memberikan bantuan secara proporsional dan profesional.
Mengalokasikan dana yang diperlukan untuk menjamin pelaksanaan program
pembelajaran sesuai prioritas dan peruntukkannya.
 Melakukan berbagai kunjungan kelas untuk mengamati kegiatan pem- belajaran
secara langsung.
 Memberikan dukungan kepada para guru untuk menegakkan disiplin peserta didik.
 Memperhatikan kebutuhan peserta didik, guru, staf, orang tua, dan ma- syarakat
sekitar sekolah.
 Menunjukkan sikap dan perilaku teladan yang dapat menjadi panutan atau model
bagi guru, peserta didik, dan seluruh warga sekolah.
 Memberikan kesempatan yang luas kepada seluruh warga sekolah dan masyarakat
untuk berkonsultasi dan berdiskusi mengenai permasalahan yang dihadapi berkaitan
dengan pendidikan dan pembelajaran disekolah.
 Mengarahkan perubahan dan inovasi dalam organisasi.
 Membangun kelompok kerja aktif, kreatif, dan produktif.
 Menjamin kebutuhan peserta didik, guru, staf, orangtua, dan masyarakat sebagai
pusat kebijakan.
 Memiliki komitmen yang jelas terhadap penjamin mutu lulusan
 Memberikan ruang pemberdayaan sekolah kepada seluruh warga sekolah.
Sejalan dengan uraian di atas, Martin and Millower (2001); serta Willower and Kmetz
(2007), berdasarkan hasil-hasil kajiannya pada berbagai sekolah unggulan yang telah
sukses mengembangkan program-programnya, mengemukakan indikator kepala sekolah
efektif sebagai berikut.
 Memiliki visi yang kuat tentang masa depan sekolahnya, dan mampu mendorong
semua warga sekolah untuk mewujudkannya.
 Memiliki harapan tinggi terhadap prestasi peserta didik dan kinerja seluruh warga
sekolah.
 Senantiasa memprogramkan dan menyempatkan diri untuk mengadakan
pengamatan terhadap berbagai aktivitas guru dan pembelajaran di kelas serta
memberikan umpan balik (feedback) yang positif dan konstruktif dalam rangka
memecahkan masalah dan memperbaiki pembelajaran.
 Mendorong pemanfaatan waktu secara efisien dan merancang prosedur untuk
meminimalisasi stres dan konflik negatif.
 Mendayagunakan berbagai sumber belajar dan melibatkan seluruh warga sekolah
secara kreatif, produktif, dan akuntabel.
 Memantau kemajuan peserta didik baik secara individual maupun kelompok, serta
memanfaatkan informasi untuk mengarahkan perencanaan pembelajaran.
 Melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkesinambungan.
Di samping itu, dikemukakan beberapa indikator perilaku dan kinerja kepala sekolah yang
kurang efektif, sebagai berikut.
 Memfokuskan perannya sebagai manajer sekolah dan anggaran.
 Sangat disiplin dalam menjaga dokumen.
 Berkomunikasi dengan setiap orang sehingga memboroskan waktu dan tenaga.
 Membiarkan guru melakukan pembelajaran di kelas tanpa memberikan masukan dan
umpan balik.
 Kurang mampu mngatur waktu secara efektif dan efisien, serta hanya sedikit
menyediakan waktu untuk urusan kurikulum dan pembelajaran.

C. Sepuluh Kunci Sukses Kepemimpinan Kepala Sekolah

Kepemimpinan kepala sekolah berkaitan dengan berbagai tugas dan fungsi yang harus
diembannya dalam mewujudkan sekolah efektif, produktif, mandiri. dan akuntabel. Dari
berbagai tugas dan fungsi kepala sekolah yang harus diembannya dalam mengembangkan
sekolah secara efektif, efisien, produktif dan akuntabel tersebut, sedikitnya terdapat sepuluh
kunci kepemimpinannya. Sepuluh kunci sukses kepemimpinan kepala sekolah tersebut
mencakup: visi yang utuh, tanggung jawab, keteladanan, memberikan layanan terbaik,
mengembangkan orang, membina rasa persatuan dan kesatuan, fokus pada peserta didik,
manajemen yang mengutamakan praktik, menyesuaikan gaya kepemimpinan, dan
memanfaatkan kekuasaan keahlian, Ke sepuluh kunci sukses tersebut dideskripsikan sebagai
berikut.
1. Visi yang utuh
Kepala sekolah yang sukses dalam mengembangkan manajemen dan ke-
pemimpinanya memiliki dan memahami visi yang utuh tentang sekolahnya. Helgeson
(1996) mengemukakan bahwa: "Visi merupakan penjelasan tentang rupa yang
seharusnya dari suatu organisasi ketika ia berjalan dengan baik". Visi juga dapat
didefinisikan sebagai suatu pandangan yang merupakan kristalisasi dan intisari dari
suatu kemampuan (competence), kebolehan (ability), dan kebiasaan (self efficacy),
dalam melihat, menganalisis dan menafsirkan. Dalam hal ini, Morrisey (1997)
mengemukakan bahwa: "Visi adalah representasi dari apa yang diyakini sebagai
bentuk organisasi di masa depan dalam pandangan pelanggan, karyawan, pemilik,
dan stakeholder lainnya". Visi merupakan daya pandang yang komprehensif,
mendalam dan jauh ke depan, meluas, serta merupakan daya pikir yang abstrak, yang
memiliki kekuatan amat dahsyat dan dapat menerobos batas waktu, ruang, dan
tempat.
Visi sekolah harus menjadi atribut kepemimpinan kepala sekolah sekarang dan masa
depan, karena kepala sekolah dengan visi yang dangkal dan tidak jelas akan
membawa kemunduran sekolah, dan hanya akan menghasilkan sekolah yang buruk,
yang tidak disenangi masyarakat. Di sinilah pentingnya kepala sekolah memiliki dan
memahami visi yang utuh tentang sekolahnya, agar dapat membawa sekolahnya ke
arah kemajuan dan kemandirian.
Karakteristik kepala sekolah yang memiliki visi yang utuh dapat diidentifikasikan
sebagai berikut:
1. Berniat ibadah dalam melaksanakan tugasnya.
2. Beragama dan taat melaksanakan ajarannya.
3. Berniat baik sebagai kepala sekolah.
4. Berlaku adil dalam memecahkan masalah.
5. Berkeyakinan bahwa bekerja di lingkungan sekolah merupakan ibadah
6. Bersikap tawadhu (rendah hati).
7.Berhasrat untuk memajukan sekolah.
8. Tidak terlalu berambisi terhadap imbalan materi dari hasil pekerjaannya.
9. Bertanggung jawab terhadap segala ucapan dan perbuatannya.

2. Tanggung Jawab
Salah satu sifat yang dapat memperkuat keyakinan kepala sekolah dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya adalah merasa dirinya diamanahi kepemimpinan
dan harus bertanggung jawab. Hal ini memberikan kontribusi keyakinan dan
keimanan akan kemampuan, dan menciptakan wibawa dalam diri bawahannya. Hal
ini juga sekaligus dapat memberantas kelemahan bawahan, dan menumbuh
kembangkan rasa percaya diri para tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugas,
dan meningkatkan kinerjanya. Tanggung jawab merupakan beban yang harus dipikul
dan melekat pada seorang kepala sekolah. Segala tindakan yang dilakukan oleh
semua staf sekolah merupakan tanggung jawab kepala sekolah.
3. Keteladanan
Diriwayatkan oleh Bukhari dari Al Bara' bin Azib berkata: bahwa Rasulullah
SAW di saat Perang Khandaq ikut memindahkan pasir sehingga perutnya penuh
dengan debu. Dalam kepungan kelaparan, dahaga, dan dingin yang mencekam,
Rasulullah SAW tetap berupaya dengan sungguh-sungguh untuk membunuh jiwa
frustasi agar tidak menyentuh para sahabatnya, mereka melihat sikap ksatria sejati
dalam diri beliau, yang mereka petik dari amal perilaku, sehingga kerja mereka
meningkat meskipun dalam penderitaan dan kesulitan. Ini adalah keteladanan dari
seorang pemimpin.
Pada saat sekarang memang di dunia pendidikan juga terjadi krisis keteladanan.
Namun betapa salahnya kepala sekolah, bila tidak memulai untuk menjadi teladan
dalam berbagai hal agar menjadi contoh yang bisa ditiru oleh bawahan, seperti dalam
hal kehadiran, berpakaian, dan berbicara. Dengar perilaku yang menunjukkan
keteladanan dalam berbagai hal tidak terlalu sulit bagi kepala sekolah untuk menegur
bawahannya.

4. Memberdayakan
Staf Kebutuhan yang paling mendalam dari masing-masing orang adalah harga
diri, merasa dianggap penting, bernilai, dan bermanfaat. Apa pun yang kita lakukan
dalam interaksi dengan mereka, pasti akan mempengaruhi harga dirinya. Kita harus
mempunyai kerangka acuan yang sangat tepat untuk menentukan segala sesuatu yang
dapat dilakukan untuk mendorong harga diri mereka, dan karenanya juga
memunculkan perasaan kekuatan pribadi mereka. Berikanlah kepada mereka apa
yang kita sukai bagi diri kita sendiri.
Tiga hal sederhana yang dapat dilakukan setiap hari untuk memberdayakan staf
dan membuat mereka merasa nyaman dengan dirinya sendiri adalah sebagai berikut:
a. Apresiasi (Appreciation)
Mungkin hal paling sederhana untuk membuat orang lain merasa nyaman
dengan dirinya sendiri adalah ekspresi kita yang berkesinambungan atas
segala hal yang mereka lakukan, besar maupun kecil. Katakan "terima kasih"
dalam setiap kesempatan yang tepat. Jika kita mengembangkan sikap
penghargaan yang mengalir dengan tulus ikhlas dalam seluruh interaksi
dengan orang lain, maka akan sangat terkejut dengan kenyataan mengenai
betapa populernya kita dan betapa orang lain sangat berhasrat untuk
membantu pekerjaan kita.
b. Pendekatan (Approach)
Cara kedua untuk membuat orang menjadi merasa dipentingkan, untuk
meningkatkan harga diri mereka, dan memberikan mereka rasa kekuatan
berenergi adalah dengan banyak menggunakan pujian dan pendekatan. Ken
Blanchard (Brian, 2007) menyarankan untuk memberikan pujian pada setiap
kesempatan. Jika kita memberikan pujian dan pendekatan yang jujur dan tulus
kepada orang lain atas prestasi mereka, besar maupun kecil, maka akan
dikejutkan dengan kenyataan betapa banyaknya orang yang menyukai kita dan
betapa banyaknya orang yang dengan sukarela mau membantu kita mencapai
tujuan.
c. Perhatian ( Attention)
Cara ketiga untuk memberdayakan orang lain, membangun harga diri, dan
membuat mereka merasa penting adalah memberikan perhatian penuh
terhadap mereka ketika bicara. Sebagian besar orang sangat disibukkan
dengan usaha untuk didengar, yang membuat mereka jadi tidak sabar saat
orang lain bicara. Ingatlah satu kegiatan paling penting yang harus dilakukan
dari waktu ke waktu adalah mendengarkan secara sungguh-sungguh terhadap
orang lain saat mereka bicara atau mengekspresikan diri.
5.Mendengarkan Orang Lain (Listening)
Menjadi pendengar yang baik merupakan salah satu syarat mutlak bagi seorang kepala sekolah
untuk bisa memiliki pengaruh terhadap guru, dan warga sekolah lainnya. Dengan memiliki
pengaruh, seorang kepala sekolah memiliki bekal yang lebih baik untuk memberdayakan seluruh
warga sekolah, sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Bagi kepala sekolah, mendengar
tidak hanya merupakan perilaku yang sopan dan memberikan nilai berharga bagi si pendengar,
tetapi bisa mendapatkan banyak hal. Banyak alasan mengapa seorang kepala sekolah harus mau
mendengar, yaitu sebagai berikut
a.Membangun kepercayaan
b.Kredibilitas
c.Dukungan
d.Menjadikan sesuatu terlaksana
e.Informasi
f.Pertukaran
6. Memberikan Pelayanan Prima
Memberikan pelayanan prima atau layanan terbaik merupakan salah satu upaya menumbuhkan
kepercayaan konsumen. Jika peserta didik diibaratkan konsumen, maka diperlukan berbagai
upaya untuk memberikan layanan terbaik agar mereka bisa belajar secara optimal terutama di
sekolah. Customer satisfaction atau kepuasan pelanggan sangat diutamakan dalam kegiatan
bisnis; demikian halnya dalam pendidikan, meskipun bukan bisnis, layanan terhadap peserta
didik tetap harus diutamakan. Layanan bagi peserta didik bukan hanya dari guru, tetapi juga dari
pihak staf administrasi. Dalam hal ini, bila terjadi hal-hal yang dapat mengurangi layanan, kepala
sekolah harus segera mengambil langkahlangkah positif agar kepercayaan kembali normal.
Kepuasan peserta didik sebagai pelanggan akan dapat meningkatkan gengsi sekolah tersebut
sehingga akan disenangi masyarakat dan akhirnya menjadi sekolah favorit.
7. Mengembangkan Orang
Dalam mengoptimalkan sumber daya manusia di sekolah, perlu diupayakan agar setiap
tenaga kependidikan yang ada, baik guru maupun tenaga administrasi, dapat
mengembangkan kemampuan dan kariernya secara optimal. Hal ini memberi dampak
terhadap mutu layanan yang diberikan, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan
mutu pembelajaran.
a. Personal characteristics, meliputi jenis kelamin usia, pendidikan, tenure (kemapanan
status pekerjaan), motivasi berprestasi, dan kompetensi, dan keberagamaan)
b. Role-related characteristics, berkaitan dengan ruang lingkup pekerjaan, tantangan,
konflik peranan, dan pertentangan peran.
c. Work experiences, berkaitan dengan dependabilitas organisasi, personal importance,
pemenuhan harapan, sikap yang positif, dan gaya kepemimpinan.
d. Structural characteristics, terkait dengan formalisasi, dependensi fungsional,
desentralisasi, dan partisipasi dalam pengambilan keputusan.

8. Memberdayakan Sekolah

Pemberdayaan merupakan cara yang efektif untuk mendapatkan kinerja yang terbaik dari
dari staf atau pihak yang dibina. Pemberdayaan lebih dari sekedar pendelegasian tugas
dan kewenangan tetapi juga pelimpahan proses pengembangan keputusan dan tanggung
jawab secara penuh (Stewart, 1998) Manfaat pemberdayaan selain dapat meningkatkan
kinerja juga mendatangkan manfaat lain bagi individu-individu dan organisasi.
Manfaatnya bagi individu adalah dapat meningkatkan kecakapan-kecakapan penting pada
saat menjalankan tugasnya, dan memberi rasa berprestasi yang lebih besar kepada staf
sehingga dapat meningkatkan motivasi kerja. Sedangkan manfaat bagi organisasi adalah
meningkatkan efektivitas organisasi.Agar dapat memberdayakan organisasi/staf sekolah
kepala sekolah harus memberdayakan dirinya terlebih dahulu.

9. Fokus pada peserta didik

Kebutuhan utama yang harus dipenuhi oleh kepala sekolah adalah bahwa peserta didik
harus dapat belajar secara optimal. Proses belajar (learning process) harus menjadi
perhatian utama kepala sekolah, dan segala fasilitas yang ada harus diarahkan pada
kegiatan belajar peserta didik, karena melalui proses belajar yang optimal paling tidak
peserta didik sudah dapat diber layanan prima. Layanan prima harus diberikan pada
peserta didik bukan hanya kepada peserta didik yang normal, tetapi juga perlu diberikan
kepada peserta didik yang punya masalah seperti yang lambat belajar (slow leaner),
kareta peserta didik seperti ini harus mendapat layanan dan pembelajaran yang agak
berbeda.

10. Manajemen yang mengutamakan praktek


Praktik adalah tindakan nyata seorang kepala sekolah dalam me- laksanakan
kepemimpinannya. Kepala sekolah jangan hanya pandai berteori tetapi harus melakukan
berbagai tindakan nyata yang dapat menghasilkan sesuatu. Para bawahan sering
menyebut kelakuan pemimpin yang hanya berteori dengan istilah pemimpin NATO (No
Action Talk Only). Sebutan ini jangan sampai diutarakan pada diri kepala sekolah karena
akan sangat tidak mengenakkan. Untuk menghindari NATO, kepala sekolah harus
memiliki sifat inovatif, yang dicerminkan dalam caranya bekerja secara konstruktif,
kreatif, delegatif, integratif, pragmatis, disiplin, serta adaptabel dan fleksibel
Kepala sekolah yang inovatif mampu mencari, menemukan, dan melaksanakan berbagai
pembaharuan di sekolah. Gagasan baru tersebut misalny moving class. Moving class
adalah mengubah strategi pembelajaran dari pol kelas tetap menjadi kelas bidang studi,
sehingga setiap bidang studi memiliki kelas tersendiri, yang dilengkapi dengan alat
peraga dan alat-alat lainnya.

D. Model Kepemimpinan Kepala Sekolah yang Ideal

Menyikapi kebijakan desentralisasi pendidikan dalam konteks otonomi daerah yang


bergulir bersamaan dengan era globalisasi sekarang ini; yang ditandai dengan kompetisi
global yang sangat ketat dan tajam, perlu dilakukan perubahan paradigma kepemimpinan
pendidikan, terutama dalam pola hubungan atasan-bawahan, yang semula bersifat hierarkis-
komando menuju ke arah kemitraan bersama. Dalam hubungan atasan-bawahan yang bersifat
hierarkis-komando, seringkali menempatkan bawahan sebagai objek. Pemaksaan kehendak
dan pragmatis merupakan sikap dan perilaku yang kerap mewarnai kepemimpinan komando-
birokratik-hierarkis, yang pada akhirnya akan berakibat fatal terhadap terbelenggunya sikap
inovatif dan kreatif dari setiap bawahan.
Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban, mereka cenderung bersikap apriori dan
bertindak hanya atas dasar perintah sang pemimpin semata. Dengan kondisi demikian, pada
akhirnya akan sulit dicapai kinerja yang unggul dan produktif. Menyadari semua itu,
perubahan kebijakan kepemimpinan pendidikan yang dapat memberdayakan pihak bawahan
menjadi amat penting untuk dilakukan. Dalam hal ini, Larry Lashway (ERIC Digest, No. 96)
mengetengahkan Facilitative Leadership, yang pada intinya merupakan kepemimpinan yang
menitikberatkan pada collaboration dan empowerment. Sedangkan David Conley and Paul
Goldman (1994) mendefinisikan facilitative leadership sebagai: "the behaviors that enhance
the collective ability of a school to adapt, solve problems, and improve performance." Kata
kuncinya terletak pada collective. Artinya, keberhasilan pendidikan bukan merupakan hasil
dan ditentukan oleh karya perseorangan, namun justru merupakan karya dari team work yang
cerdas.
Model kepemimpinan demikian diharapkan dapat mendorong seluruh bawahan dan
seluruh warga sekolah dapat memberdayakan dirinya, dan membentuk rasa tanggung jawab
atas tugas-tugas yang diembannya. Kepatuhan tidak lagi didasarkan pada kontrol eksternal
organisasi, namun justru berkembang dari hati sanubari yang disertai dengan pertimbangan
rasionalnya.
Diperlukan kepala sekolah ideal yang mempunyai ciri-ciri khusus, sebagai berikut.

1. Fokus pada kelompok.


Kepemimpinan kepala sekolah lebih diarahkan kepada kelompok-kelompok kerja
yang memiliki tugas atau fungsi masing-masing, tidak memfokus kepada individu.
Hal ini akan berakibat tumbuh berkembangnya kerja sama dalam kelompok. Motivasi
individu akan menjadi tugas semua orang dalam kelompok, jadi kelompok kerja
menjadi sumber motivasi bagi setiap anggota dalam kelompok. Karena pimpinan
selalu menilai kinerja kelompok, bukan individu, maka setiap kelompok akan
berusaha memacu kerjasama yang sebaik-baiknya, kalau perlu dengan menarik teman
sekelompoknya yang kurang benar kerjanya.

2. Melimpahkan wewenang
Seorang kepala sekolah tidak selalu membuat keputusan sendiri dalam segala hal,
tetapi hanya melakukannya dalam hal-hal yang akan lebih baik kalau dia yang
memutuskannya. Sisanya diserahkan wewenangnya kepada kelompok-kelompok
yang ada di bawah pengawasannya. Hal ini dilakukan terutama untuk hal-hal yang
menyangkut cara melaksanakan pekerjaan secara teknis. Orang-orang yang ada dalam
kelompok-kelompok kerja yang sudah mendapatkan pelatihan dan sehari-hari
melakukan pekerjaan itulah yang lebih tahu bagaimana melakukan pekerjaan dan
karenanya menjadi lebih kompeten untuk membuat keputusan dari kepala sekolah.

3. Merangsang kreativitas
Setiap upaya meningkatkan mutu kinerja, apakah itu dalam menghasilkan barang atau
menghasilkan jasa, pada dasarnya selalu diperlukan adanya perubahan cara kerja.
Jadi, kalau diinginkan adanya mutu yang lebih baik jangan takut menghadapi
perubahan, sebab tanpa perubahan tidak akan terjadi peningkatan mutu kinerja.
Perubahan bisa diciptakan oleh pemimpin, tetapi tidak perlu harus selalu berasal dari
pimpinan, sebab kemampuan pemimpinpun terbatas. Oleh karena itu, pemimpin
justru perlu merangsang timbulnya kreativitas di kalangan orang-orang yang
dipimpinnya guna menciptakan hal-hal baru yang sekiranya akan menghasilkan
kinerja yang lebih bermutu. Seorang pemimpin tidak selayaknya memaksakan ide-ide
lama yang sudah terbukti tidak dapat menghasilkan mutu kinerja seperti yang
diharapkan. Setiap ide baru yang dimaksudkan untuk menghasilkan sesuatu yang
lebih bermutu dari manapun asalnya patut disambut baik. Orang-orang dalam
organisasi harus dibuat tidak takut untuk berkreasi.

4. Memberi semangat dan motivasi


Seorang pimpinan pendidikan harus selalu mendambakan pembaharuan, sebab dia
tahu bahwa hanya dengan pembaharuan akan dapat dihasilkan mutu pendidikan yang
lebih baik. Oleh karena itu, dia harus selalu mendorong semua orang dalam
lembaganya untuk berani melakukan inovasi-inovasi, baik itu menyangkut cara kerja
maupun barang dan jasa yang dihasilkan.
5. Memikirkan program penyertaan Bersama
eorang kepala sekolah harus selalu mengupayakan adanya kerjasama dalam tim,
kelompok, atau unit-unit organisasi. Program-program mulai dari tahap perencanaan
sampai implementasi dan evaluasinya dilaksanakan melalui kerjasama, dan bukan
program sendiri-sendiri yang bersifat individual. Melalui sistem kerja yang didasari
oleh kerjasama tim, kelompok atau unit itu akan menjadi pemikiran para pimpinan
pendidikan. Dasarnya adalah pengikutsertaan semua orang dalam berbagai kegiatan
yang sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan masing-masing. Orang adalah aset
terpenting dalam lembaga dan karena itu setiap orang yang ada harus didayagunakan
secara optimal bagi kepentingan pencapaian tujuan sekolah.

E. Etika Kepemimpinan Kepala Sekolah


Kepemimpinan kepala sekolah/madrasah merupakan jabatan strategis dalam pembinaan
peserta didik sebagai calon generasi penerus bangsa. Untuk menjalankan tugas jabatannya,
seorang kepala sekolah memerlukan komitmen yang dapat dijabarkan dalam bentuk etika
jabatan atau etika kepemimpinan kepala sekolah

a. Tujuan
Tujuan etika kepemimpinan kepala sekolah adalah untuk:
1) memandu kepala sekolah dalam berperilaku;
2) menghindari perilaku negatif dan destruktif,
3) mengembangkan profesionalitas;
4) membentuk citra kepala sekolah
5) menghayati falsafah pendidikan.

b. Tugas dan Tanggung Jawab


Tugas dan tanggung jawab kepemimpinan kepala sekolah dirumuskan dalam 11 langkah
sebagai berikut:
1) memahami misi dan tugas pokoknya;
2) mengetahui jumlah pembantunya;
3) mengetahui nama-nama pembantunya;
4) memahami tugas setiap pembantunya;
5) memperhatikan kehadiran pembantunya;
6) memperhatikan peralatan yang dipakai pembantunya;
7) menilai pembantunya;
8) memperhatikan karier pembantunya;
9) memperhatikan kesejahteraan,
10) menciptakan suasana kekeluargaan;
11) memberikan laporan kepada atasannya.

c. Sikap dan Perilaku yang Perlu Dimiliki Kepala Sekolah Sikap dan perilaku
kepemimpinan kepala sekolah adalah sebagai berikut.
1) Memiliki tanggung jawab terhadap jabatan yang dipercayakan kepadanya.
2) Memiliki kepedulian dan komitmen yang tinggi untuk mencapai sesuatu yang
bermakna selama menduduki jabatannya.
3) Menegakkan disiplin waktu dengan penuh kesadaran bahwa disiplin merupakan kunci
keberhasilan.
4) Melaksanakan setiap tugas dan kegiatan dengan penuh tanggung jawab, dan selalu
jelas makna (value) dari setiap kegiatan dalam kaitannya dengan peningkatan mutu
lulusan.
5) Proaktif (berinisiatif melakukan sesuatu yang diyakini baik) untuk peningkatan mutu
pendidikan di sekolah, tidak hanya reaktif (hanya melaksanakan kegiatan jika ada
petunjuk).
6) Memiliki kemauan dan keberanian untuk menuntaskan setiap masalah yang dihadapi
oleh sekolahnya.
7) Menjadi leader yang komunikatif dan motivator bagi stafnya untuk lebih berprestasi,
serta tidak bersikap bossy (pejabat yang hanya mau dihormati dan dipatuhi).
8) Memiliki kepekaan dan merasa ikut bersalah terhadap sesuatu yang kurang pas, serta
berusaha untuk mengoreksinya.

Anda mungkin juga menyukai