Kelompok 10
Disusun Oleh:
2023
i
KATA PENGANTAR
kemudian saya ucapkan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan
kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Akhirnya tidak ada
manusia yang luput dari berbagai dari kesalahan dan kekurangan. Dengan segala
kerendahan hati,saran-saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan
dari pembaca untuk meningkatkan kualitas makalah ini dan makalah-makalah lainnya
pada waktu mendatang. Wassalamua’alaikum Warahmatullah wabarakatu.
ii
DAFTAR Isi
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR Isi ................................................................................................. iii
BAB I ............................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG....................................................................................................... 1
B. Rumus Masalah ................................................................................................................. 2
C. Tujuan Masalah ................................................................................................................. 2
BAB II ........................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ........................................................................................... 3
A. Kepemimpinan Pendidikan ............................................................................................... 3
B. Kepemimpinan pendidikan Kepala Sekolah ..................................................................... 6
C. Studi Kasus Sekolah ........................................................................................................ 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kondisi tersebut tentu saja berdampak pada mutu lulusan yang dihasilkan.
Oleh karena itu, kepala sekolah dituntut untuk terus meningkatkan kapasitas
kepemimpinannya agar dapat menggerakkan seluruh potensi yang ada demi
tercapainya tujuan pendidikan di sekolah dengan optimal. Peningkatan kapasitas
dapat dilakukan melalui pelatihan, pendidikan lanjutan, seminar, lokakarya, dan
pengembangan diri lainnya.
1
kemampuan kepemimpinannya demi kemajuan lembaga pendidikan yang
dipimpinnya.
B. Rumus Masalah
C. Tujuan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kepemimpinan Pendidikan
1. Pengertian Kepemimpinan Pendidikan
kepemimpinan secara umu didefenisikan sebagai kemampuan dalam
kesiapan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong,
mengajak, menuntun,menggerakkan, mengarahkan, dan kalau perlu memaksa
orang atau kelompok agar menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya terbuat
sesuatu yang dapat membantu tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah
ditetapkan.
3
Adapun orang-orang yang terlibat dalam masalah itu adalah pengawas
pendidikan, kepala sekolah, direktur akademi, rektor perguruan tinggi, pimpinan
dalam organisasi guru, pimpinan dalam organisasi orang tua dan guru dan
pimpinan.
4
2. Gaya-gaya kepemimpinan pendidikan
1. Gaya kepemimpinan otoriter
Pemimpin membuat keputusan secara sepihak tanpa melibatkan
bawahan
Mengendalikan bawahan secara ketat
Komunikasi satu arah dari atas ke bawah
2. Gaya kepemimpinan demokratis
Memberi kebebasan yang terkendali pada bawahan
Bawahan dilibatkan dalam pengambilan keputusan
Komunikasi timbal balik antara pimpinan dan bawahan
3. Gaya kepemimpinan laissez-faire
Pemimpin memberi kebebasan penuh pada bawahan untuk
mengambil keputusan
Pemimpin hanya memberi arahan secara minimal
Bawahan berinisiatif dan kreatif secara penuh
4. Gaya kepemimpinan transformasional
Pemimpin memberi inspirasi dan memotivasi bawahan
Menumbuhkan kesadaran pentingnya nilai, etika, dan tujuan
jangka panjang
Mendorong bawahan untuk berkembang dan mencapai aktualisasi
diri
5. Gaya kepemimpinan transaksional
Pemimpin memberi penghargaan dan hukuman untuk memotivasi
bawahan
Fokus pada pencapaian target jangka pendek
Hubungan bersifat transaksional antara pimpinan dan bawahan
6. Gaya kepemimpinan situasional
Pemimpin menyesuaikan gaya kepemimpinan berdasarkan situasi
Pemimpin fleksibel dan adaptif terhadap kondisi yang dihadapi
5
B. Kepemimpinan pendidikan Kepala Sekolah
6
Kepala sekolah bertugas menyusun struktur organisasi sekolah,
pembagian tugas dan tanggung jawab, serta pengaturan kegiatan sekolah
secara sistematis. Tujuannya agar semua kegiatan sekolah dapat berjalan
efektif dan efisien.
c) Mengarahkan dan memberi supervisi pendidik dan tenaga kependidikan
Kepala sekolah bertugas mengarahkan para guru dan staf dalam
melaksanakan tugas mereka sehari-hari. Kepala sekolah juga harus
melakukan supervisi atau pembinaan untuk meningkatkan kinerja dan
profesionalisme guru dan staf.
d) Mengelola sumber daya sekolah.
Kepala sekolah bertugas mengelola sumber daya manusia, sarana
prasarana, dan sumber dana sekolah agar dapat dimanfaatkan secara
optimal untuk kegiatan belajar mengajar dan peningkatan mutu sekolah.
e) Menciptakan iklim dan budaya sekolah yang kondusif.
Kepala sekolah harus menciptakan suasana sekolah yang nyaman dan
kondusif agar proses belajar mengajar berjalan lancar. Kepala sekolah
juga membangun budaya disiplin, kerjasama, dan keunggulan di sekolah.
f) Melakukan evaluasi program sekolah
Kepala sekolah harus melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
pelaksanaan program kerja sekolah. Tujuannya untuk mengetahui
keberhasilan dan hambatan yang dihadapi dalam mencapai tujuan
sekolah.
g) Melakukan kerjasama dengan masyarakat dan instansi terkait.
Kepala sekolah bertugas menjalin kerjasama dengan berbagai pihak
untuk mendapatkan dukungan bagi pengembangan sekolah.
7
dapat melaksanakan tugas kepemimpinan dan pengelolaan sekolah
secara efektif dan efisien.
8
2. Komitmen kepala sekolah
Komitmen yang tinggi dari kepala sekolah untuk menjalankan tugas
dan fungsinya dengan baik akan sangat mendukung keberhasilan
kepemimpinannya di sekolah.
3. Kemampuan berkomunikasi
Kemampuan berkomunikasi yang baik penting dimiliki kepala
sekolah untuk menyampaikan visi, merangkul bawahan, dan membina
hubungan dengan stakeholder sekolah.
4. Kecerdasan emosional
Kepala sekolah yang memiliki kecerdasan emosional baik mampu
mengelola emosi dirinya dan orang lain dengan baik sehingga tercipta
iklim sekolah yang kondusif.
5. Kemampuan pengambilan keputusan
Kepala sekolah harus mampu mengambil keputusan penting dan strategis
secara cepat dan tepat demi kemajuan sekolah. Pengambilan keputusan
yang baik sangat penting bagi kepemimpinan kepala sekolah.
6. Keterampilan manajerial
Kepala sekolah harus memiliki keterampilan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan yang baik dalam
mengelola sekolah.
7. Dukungan guru dan staf
Dukungan yang kuat dari guru dan staf sekolah akan memudahkan
kepala sekolah dalam mengimplementasikan kepemimpinannya di
sekolah.
9
C. Studi Kasus Sekolah.
Kasus Sekolah Merujuk pada situasi atau peristiwa yang terjadi di lingkungan
sekolah yang memerlukan pembahasan, analisis, dan tindakan untuk
menyelesaikannya. Kasus ini dapat melibatkan berbagai aspek, seperti masalah
disiplin, kekerasan, terbuka, pelanggaran aturan, atau masalah akademik.
Pembahasan kasus sekolah bertujuan untuk mengidentifikasi akar
permasalahan, menyebarkan konsekuensi yang mungkin timbul, dan mencari
solusi yang tepat. Proses ini melibatkan berbagai pihak, termasuk siswa, guru,
staf sekolah, orang tua, dan pihak terkait lainnya.
Pada tahap awal pembahasan, penting untuk mengumpulkan informasi yang
relevan tentang kasus tersebut. Hal ini dapat dilakukan melalui wawancara
dengan pihak terkait, observasi langsung, atau analisis dokumen terkait.
Informasi yang dikumpulkan akan membantu dalam memahami konteks kasus
dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Setelah informasi terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis kasus
secara mendalam. Analisis ini meliputi identifikasi penyebab masalah utama,
penilaian dampaknya terhadap individu atau lingkungan sekolah, dan
memperluas keefektifan tindakan yang telah dilakukan sebelumnya.
Selanjutnya, pembahasan kasus sekolah melibatkan pembuatan rencana
tindakan yang tepat. Rencana ini harus didasarkan pada analisis yang telah
dilakukan sebelumnya dan mempertimbangkan kepentingan semua pihak yang
terlibat. Tujuan utama dari rencana tindakan adalah untuk mengatasi
permasalahan yang muncul, mencegah terulangnya kasus serupa di masa depan,
dan menciptakan lingkungan sekolah yang aman, inklusif, dan mendukung bagi
semua individu.
Selama proses pembahasan, penting untuk melibatkan semua pihak yang
terkait secara aktif. Komunikasi yang terbuka dan transparan antara siswa, guru,
10
staf sekolah, dan orang tua sangat penting untuk mencapai pemahaman bersama
dan mencari solusi yang dapat diterima oleh semua pihak.
Pembahasan kasus sekolah juga harus melibatkan kebijakan tindakan yang telah
direncanakan. Tindakan ini dapat berupa sanksi, program pelatihan atau
pendidikan, perubahan kebijakan sekolah, atau langkah-langkah lain yang sesuai
dengan kasus yang sedang dibahas.
Terakhir, evaluasi dan pemantauan terhadap tindakan yang telah dilakukan
perlu dilakukan untuk mendorong keberhasilannya. Jika tindakan yang diambil
tidak memberikan hasil yang diharapkan, perlu dilakukan penyesuaian atau
perubahan strategi.
Pembahasan kasus sekolah merupakan proses yang kompleks dan
memerlukan kerjasama dari semua pihak yang terlibat. Dengan pendekatan yang
tepat, kasus sekolah dapat diselesaikan dengan baik dan memberikan dampak
positif bagi seluruh komunitas sekolah.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kepemimpinan pendidikan adalah kemampuan untuk mempengaruhi,
mengkoordinasi, dan menggerakkan sumber daya pendidikan agar tujuan
pendidikan tercapai secara efektif dan efisien.
2. Gaya kepemimpinan kepala sekolah meliputi otoriter, demokratis,
laissez-faire, transformasional, transaksional, dan situasional. Gaya
kepemimpinan harus disesuaikan dengan kondisi sekolah.
3. Tugas kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan mencakup
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, pengelolaan
sumber daya, penciptaan budaya sekolah, evaluasi program, dan
kerjasama dengan masyarakat.
4. Kompetensi yang harus dimiliki kepala sekolah antara lain kompetensi
kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi pendidikan, dan sosial.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan kepala sekolah
diantaranya gaya kepemimpinan, komitmen, komunikasi, kecerdasan
emosional, pengambilan keputusan, keterampilan manajerial, dan
dukungan guru dan staf.
6. Kasus sekolah perlu dibahas untuk mengidentifikasi akar masalah,
dampaknya, dan mencari solusi yang melibatkan semua pihak terkait di
sekolah.
Itulah beberapa simpulan penting dari makalah tentang kepemimpinan
pendidikan dan kasus sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah sangat
menentukan keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
12
B. Saran
1. Kepala sekolah disarankan mengembangkan gaya kepemimpinan yang
sesuai dengan kondisi sekolah, seperti gaya demokratis yang melibatkan
seluruh warga sekolah.
2. Kepala sekolah perlu meningkatkan kompetensi manajerialnya melalui
pelatihan atau pendidikan untuk dapat mengelola sekolah secara efektif.
3. Pembahasan kasus sekolah sebaiknya melibatkan semua elemen sekolah
dan dilakukan secara terbuka untuk mencari solusi bersama.
4. Kepala sekolah disarankan membangun hubungan dan kerjasama yang
baik dengan masyarakat dan instansi terkait demi kemajuan sekolah.
5. Perlu adanya evaluasi berkala terhadap kepemimpinan kepala sekolah
agar diketahui kekuatan dan kelemahannya.
13
DAFTAR PUSTAKA
14