Disusun untuk memenuhi Tugas Kelompok pada mata kuliah “Administrasi Pendidikan”
Disusun Oleh :
KELOMPOK VI
Kami sadar, sebagai seorang mahasiswa/i yang masih dalam proses pembelajaran,
penyusunan makalah ini masih banyak sekali kekurangan. Oleh karna itu, kami sangat
mengharapkan adanya kritik serta saran yang bersifat positif, guna penyusunan makalah yang
lebih baik untuk kedepannya. Dan tak lupa pula kami haturkan terima kasih kepada teman-
teman yang telah ikut serta dalam penyusunan makalah kita ini. Sehingga kami dapat
menyelesaikannya tepat waktu.
Kelompok VI
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
A. Kesimpulan..............................................................................................................12
B. Saran........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebuah sekolah adalah organisasi yang kompleks dan unik, sehingga memerlukan
tingkat koordinasi yang tinggi. Untuk membantu para kepala sekolah di dalam
mengorganisasikan sekolah secara tepat, diperlukan adanya satu esensi pemikiran yang
teoretis, seperti kepala sekolah harus bisa memahami teori organisasi formal yang
bermanfaat untuk menggambarkan kerja sama antara struktur dan hasil sekolah. Oleh
sebab itu dikatakan bahwa” keberhasilan sekolah adalah sekolah yang memiliki
pemimpin yang berhasil.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa defenisi kepemimpinan dan kepemimpinan Pendidikan?
2. Apa model kepemimpinan Pendidikan?
3. Apa fungsi kepemimpinan Pendidikan?
4. Apa kekuasan dan pengaruhnya?
5. Apa pengelolaan manusianya?
6. Apa kepengikutannya?
7. Apa kepemimpinan dalam kelompok dan tim kerjanya?
8. Apa ciri-ciri kepemimpinannya?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui defenisi kepemimpinan dan kepemimpinan Pendidikan
2. Mengetahui model kepemimpinan Pendidikan
3. Mengetahui fungsi kepemimpinan Pendidikan
4. Mengetahui kekuasan dan pengaruhnya
5. Mengetahui pengelolaan manusianya
6. Mengetahui kepengikutannya
7. Mengetahui kepemimpinan dalam kelompok dan tim kerjanya
8. Mengetahui ciri-ciri kepemimpinannya
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Mujamil Qomar, 2007, Manajemen Pendidikan Islam Strategi Baru Pengelolaan Lembaga Pendidikan
Islam, Jakarta: Erlangga, hal. 268.
2
Syahrizal Abbas, 2009, Manajemen Perguruan Tinggi: Beberapa Catatan, Ed. Revisi, Jakarta: Kencana
Prenada Media Grup, hal. 13.
3
B. Model kepemimpinan Pendidikan
Ada beberapa model kepemimpinan yang akan dibahas dalam bab pembahasan
ini, juga akan dijelaskan pengertian setiap model kepemimpinan tersebut diantaranya:
1. Manajerial (managerial)
2. Partisipatif (participative)
3. Transformasional (transformational)
4. Interpersonal (interpersonal)
5. Transaksional (transactional)
6. Post modern
7. Kontingensi (contingency)
8. Moral (moral)
9. Pembelajaran (instructional)
a. Manajerial (managerial)
Fokus seorang pemimpin adalah melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
dengan kompetensinya.
Otoritas dan pengaruh bersifat formal, hierarkis dan birokratis
b. Partisipatif (participative)
Proses pengambilan keputusan secara kelompok
Keterlibatan menimbulkan sikap demokratis, meningkatkan keefektifan
tim dan lembaga serta bertanggungjawab.
Rasa betanggungjawab dapat menimbulkan rasa memiliki
Rasa memiliki dapat menimbulkan turut memelihara.
c. Transformasional (transformational)
Model yang komprehensif menggunakan pendekatan normatif
Model ini lebih sentralistik, lebih mengarahkan, lebih mengontrol sistem
Model cenderung berbuat sewenang-wenang karena kepemimpinan yang
kuat, berani berkorban sebagai pahlawan, karismatik, dan konsisten
dengan teman sejawat dalam berbagai nilai dan kepentingan umum.
Jika model berjalan optimal, mampu melibatkan stakeholders dalam
mencapai tujuan
4
d. Interpersonal (interpersonal)
Lebih menekankan pada hubungan dengan teman sejawat dan hubungan
antar pribadi.
e. Transaksional (transactional)
Hubungan antara pemimpin dengan bawahan berdasarkan kesepakatan
nilai atau proses pertukaran (transaksi uang)
Transaksi diharapkan dapat menguntungkan kedua belah pihak
f. Post modern
Mengizinkan menggunakan kepemimpinan demokratis
Fokusnya pada visi yang dikembangkan oleh pemimpin
Pemimpinan penuh perhatian pada budaya dan lambang-lambang makna
yang dibentuk oleh individu atau kelompok
Berfokus pada interpretasi individu
g. Kontingensi (contingency)
Berfokus pada situasi dan mengevaluasi bagaimana
menyesuaikan peilaku dengan lingkungan.
h. Moral (moral)
Berfokus pada nilai, kepercayaan, etika
Berdasarkan pada rasional normatif, rasional berdasarkan pertimbangan
benar dan salah
i. Pembelajaran (instructional)
Fokus pada bagaimana meningkatkan proses dan hasil pembelajaran3
3
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/01/02/model-model-kepemimpinan-pendidikan/ (di
akses pada tanggal 19 Maret 2022)
5
2. Pemimpin membantu kelompok untuk mengorganisir diri yaitu ikut serta dalam
memberikan rangsangan dan bantuan kepada kelompok dalam menetapkan dan
menjelaskan tujuan.
3. Pemimpin membantu kelompok dalam menetapkan prosedur kerja, yaitu
membantu kelompok dalam menganalisis situasi untuk kemudian menetapkan
prosedur mana yang paling praktis dan efektif.
4. Pemimpin bertanggung jawab dalam mengambil keputusan bersama dengan
kelompok. Pemimpin memberi kesempatan kepada kelompok untuk belajar dari
pengalaman. Pemimpin mempunyai tanggung jawab untuk melatih kelompok
menyadari proses dan isi pekerjaan yang dilakukan dan berani menilai hasilnya
secara jujur dan objektif.
5. Pemimpin bertanggung jawab dalam mengembangkan dan mempertahankan
eksistensi organisasi.
Keahlian dan pengetahuan yang dimaksud di sini adalah latar belakang pendidikan
atau ijazah yang dimilikinya, sesuai tidakna latar belakang pendidikan itu dengan
tugas-tugas kepemimpinan yang menjadi tanggung jawabannya, pengalaman kerja
sebagai pemimpin, apakah pengalaman yang telah dilakukannya mendorong dia untuk
memperbaiki dan mengembangkan kecakapan dan keterampilanya dalam memimpin.
4
Syahrizal Abbas, 2009, Manajemen Perguruan Tinggi: Beberapa Catatan, Ed. Revisi, Jakarta: Kencana
Prenada Media Grup, ibid hal. 24.
6
2. Jenis pekerjaan atau lembaga tempat pemimpin itu melaksanakan tugas
jabatannya.
Tiap organisasi atau lembaga yang tidak sejenis memiliki tujuan yang berbeda,
dan menuntun cara-cara pencapaian tujuan yang tidak samma. Oleh karena itu, tiap
jenis lembaga memerlukan perilaku dan sikap kepemimpinan yang berbeda pula.
Kita mengetahui bahwa secara psikologi manusia itu berbeda-beda sifat, watak, dn
kepribadiannya. Ada yang selalu bersikap keras dan tegas, tetapi ada pula yang lemah
dan kurang berani. Dengan adanya perbedaan-perbedaan watak dan kepribadian yang
dimiliki oleh masing-masing pemimpin, meskipun beberapa orang pemimpin
memiliki latar pendidikan yang sama dan diserahi tugas pemimpin dalam lembaga
yang sejenis, karena perbedaan kepribadiannya akan menimbulkan perilaku dan sikap
yang berbeda pula dalam menjalankan kepemimpinannya.5
E. Pengelolaan manusia
1. Desain pekerjaan
2. Analisis pekerjaan
5
http://kyoto-minsaikita.blogspot.com/2016/03/makalah-kepemimpinan-pendidikan.html (di akses
pada tanggal 19 Maret 2022)
7
Ada beberpa elemen keperilakuan yang dipertimbangkan dalam desain pekerjaan,
yaitu;
F. Kepengikutannya
1. Kepengikutan Berdasarkan Naluri
Para pengikut berdasarkan agama acapkali bersifat fanatik, berani mati, karena
matinya itu demi Tuhan penguasa dunia akhirat. Khalayak yang menjadi pengikut
pimpinannya berdasarkan agama menganggap bahwa pimpinannya itu adalah orang
6
Ngalim Purwanto, 2008, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
hal 31.
8
yang dapat diandalkan dan dapat dipercaya, karena sebagai tokoh agama ia selain
menguasai ketentuan-ketentuan agama mengenai apa yang harus dilakukan dan mana
yang tidak boleh dilakukan, ia sendiri yang pertama-tama akan mematuhinya.
Sejalan dengan pikiran diatas, maka sebaiknya kita mulai dari pemahaman atas
difinisi kelompok. Kelompok adalah dapat dipikirkan sebagai dua orang atau lebih
yang saling berintraksi satu sama lainnya dan setiap orang satu sama lain dapat saling
mempengaruhi, sehingga dalam studi mengenai kepemimpinan kita temukan tiga
aspek yaitu 1) terkait dengan difinisi kedalam konsep korporasi yang mengungkapkan
pengruh diantara pemimpin dan pengikut ; 2) anggota kelompok saling berintraksi
dan mempengaruhi ; 3) difinisi yang tidak perlu memperhatikan keterbatasan individu
dalam satu kelompok, dimana setiap orang dapat saja mlik klompok yang terkait
dalam pengelompokan kegiatan..
Dari uraian diatas, harus dipahami pula perbedaan pemahaman arti kelompok
dengan tim. Setiap orang tahu apa itu tim, tapi perlu diingat bahwa membentuk tim
tidak sekadar hanya dalam mengumpulkan orang karena dapat dibentuk berdasarkan
fungsi, beban kerja, suasana keharmonisan, penunjukan, secara sukarela, buku
pedoman. Jadi membentuk tim bukan sekedar membagi tugas melainkan jenis peran
di dalam tim yang biasa disebut dengan driver , planner, enabler , exec dan controller.
Jadi tim adalah sekelompok orang yang bekerja sama sesuai dengan peran yang
dibutuhkan karena sifat spesialisasinya.
Dengan demikian membangun tim dan karetristik tim yang benar-benar mampu
bekerja dapat dipahami melalui model kepemimpinan kedalam tim yang efektif yang
disebut dengan „Systems Approach to Teams“ (input – proses – outputs).7
7
Wahjosumidjo, 2002, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. hal. 67
9
H. Ciri-ciri kepemimpinannya
Berdasarkan konsep, sifat, sikap, dan cara-cara pemimpin tersebut melakukan dan
mengembangkan kegiatan kepemimpinan dalam lingkunagn kerja yang dipimpinnya,
maka kepemimpinan pendidikan dapat diklasifikasikan kedalam 4 tipe, yaitu :
1. Ciri otoriter
2. Ciri “Laissez-faire”
3. Ciri Demokratis
10
4. Ciri Pseudo-demokratis
Tipe ini disebut juga demokratis semu atau manipulasi diplomatik. Pemimpin
yang bertipe peseudo demokratis hanya tampaknya saj bersifat demokratis
padahal sebenarnya dia bersikap ookratis. Misalnya jika ia mempunyai ide-ide,
pikiran, konsep-konsep yang ingin diterapkan di lembaga yang dipimpinnya,
maka hal tersebut didiskusikan dan dimusyawarahkan dengan bawahannya, tetapi
situasi diatur dan diciptakan sedemikian rupa sehingga pada akhirnya bawahan
didesak agar menerima ide/pikiran/konsep tersebut sebagai keputusan bersama.8
BAB III
8
Ngalim Purwanto, 2008, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
hal. 31.
11
PENUTUP
A. Kesimpulan
Oleh karena itu dibutuhkan pemikiran yang terfokuskan untuk mendalami apa yang
disebut pemimpin, pengikut dan situasi sebagai faktor penentu untuk mewujudkan
kepemimpinan yang efektif.
Jadi dengan mendalami faktor pemimpin, pengikut dan situasi berarti pula sebagai
langkah untuk meningkatkan efektivitas pribadi dari impian menjadi satu kenyataan
sebagai aktualisasi diri kedalam Kredibilitas (bagaimana pemimpin mendapatkan
kepercayaan dan keyakinan dari stakeholders), Kebiasaan (mendewasakan intelektual,
emosional, sosial dan rohaniah untuk mencoba mencari arti dalam hidup ini dan
mengkomunikasikannya hasil guna yang dicapai kepada orang lain secara prakmatis) dan
Proaktivitas (kemampuan menganalisa dan diagnosis terhadap persoalan potensial untuk
menghindari masalah dan mengidentifikasi peluang)
B. Saran
Semoga dengan selesainya tugas makalah ini dapat kita dapat mengambil ibrahnya,
dan dapat mengetahui tentang Kepemimpinan Dalam Pendidikan, sehingga kita dapat
menambah wawasan lebih luas terhadap Administrasi dan Supervisi Pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
12
Abbas Syahrizal, , Manajemen Perguruan Tinggi: Beberapa Catatan, Ed. Revisi,
Jakarta: Kencana Prenada Media Grup2009,
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/01/02/model-model-kepemimpinan-
pendidikan/
http://kyoto-minsaikita.blogspot.com/2016/03/makalah-kepemimpinan-
pendidikan.html
13