Anda di halaman 1dari 12

KEPEMIMPINAN LAISSEZ-FAIRE DALAAM LPI

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Kepemimpinan Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. Muhammad Eka Machmud, M.Ag.

Disusun Oleh :
Halimatus Sya’diah 2211102060
Muhammad Akhsan 2211102068
M Reza Bahryani 2211102058

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS
TAHUN
2024
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa


atas segala rahmat dan petunjuk-Nya sehingga makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik tanpa suatu hambatan yang berarti.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh
dosen mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas program studi Manajemen
Pendidikan Islam (MPI) pada semester empat tahun pembelajaran
2024/2025 di Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris
(UINSI) Samarinda.
Makalah ini tidak dapat penulis selesaikan dengan baik tanpa
bantuan dari berbagai pihak. Maka sudah selayaknya pada kesempatan
ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Muhammad Eka
Machmud, M.Ag selaku dosen pengampu mata kuliah Kepempinan
Pendidikan yang telah memberikan tugas ini kepada penulis. Kemudian,
tidak lupa kepada rekan-rekan mahasiswa/i MPI serta pihak-pihak lain,
khususnya yang telah memberikan motivasi kepada penulis dalam proses
penyusunan makalah ini.
Penulis berharap, makalah ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang
membutuhkan dan terutama bagi penulis. Penulis menyadari bahwa
penyajian dalam makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca, penulis harapkan
demi kesempurnaan makalah ini. Terima kasih.

Samarinda, 18 Maret 2024

Penulis
DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR.................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................2
C. Tujuan Penulisan....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................3
A. Pengertian Kepemimpinam Secara Umum Dalam Perspektif Islam 3
B. kepemimpinan laissez-faire......................................................................4
BAB III PENUTUP....................................................................................7
A. Kesimpulan.............................................................................................7
B. Saran........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia memiliki peran yang penting dalam
membangun bangsa yang profesional dan memiliki daya saing tinggi.
Proses pendidikan ini juga merupakan bagian dari pembangunan
karakter dan identitas nasional yang memengaruhi regenerasi bangsa.
Di tingkat global, pendidikan memegang peranan krusial, termasuk di
Indonesia. Lembaga pendidikan seperti sekolah dan madrasah menjadi
tempat utama di mana pendidikan diperoleh.
Pendidikan adalah bagian yang memiliki fungsi untuk
membangun bangsa yang profesional dan berdaya saing tinggi.
Pendidikan dapat disebut sebagai sebuah proses nation and character
buildingyang menentukan perjalanan regenerasi bangsa. Dalam
lingkup penjuru dunia, pendidikan menjadi aspek yang sangat
berpengaruh termasuk di Indonesia sendiri. Pendidikan dapat
diperoleh melalui beberapa proses yang dilakukan di lembaga
pendidikan atau disebut sekolah/madrasah.
Lembaga pendidikan sebagai sebuah wadah organisasi sosial
yang dirancang untuk dapat memberikan sumbangan dalam
upaya peningkatan kualitas kehidupan bagi masyarakat. Upaya
meningkatkan mutu sekolah perlu ditata, diatur dikelola dan
diberdayakan agar segala proses belajar dan mengajar di sekolah
dapat berjalan dengan efektif. Pengelolaan sekolah/madrasah
disini maksudnya ialah berkaitan dengan kepemimpinan lembaga
pendidikan, dimana pemimpin atau kepala sekolah memiliki tugas
dan wewenang dalam melakukan pengelolaan menuju pada
peningkatan sumber daya yang ada di lembaga pendidikan.

1
B. Rumusan Masalah
a. Pengertian definisi kepemimpinan dalam lembaga pendidikan Islam?
b. Pengertian kepemimpinan laissez-faire ?
c. Apa saja karakteristik tipe kepemimpin Laissez Faire ?

C. Tujuan Penulisan
Untuk Definisi Kepemimpinan Dalam Lembaga Pendidikan Islam dan
mengetahui kepemimpinan laissez-faire dalam lembaga pendidikan, serta
apasaja karakteristik tipe kepemimpinan laissez faire.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Kepemimpinan Dalam Lembaga Pendidikan Islam


Kepemimpinan dalam lembaga pendidikan berperan sangat penting
dalam rangka mengarahkan dan menggerakan organisasi
pendidikan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Kepemimpinandalam lembaga pendidikan sebagai “any act which
facilities the achiefment of educational objektives”. Definisi
tersebut memberikan pengertian bahwa kepemimpinan dalam
Lembaga pendidikan merupakan setiap tindakan yang dilakukan
terhadap fasilitas pendidikan untuk meraih prestasi dari sasaran
pendidikan yang telah ditentukan. Kepemimpinan dalam lembaga
pendidikan merupakan rangkaian aktivitas yang bertujuan untuk
memengaruhi individu di lingkungan pendidikan agar mereka bekerja
sama, bertanggung jawab, dan berkerja dengan penuh ikhlas demi
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.1
Selain menetapkan tujuan pendidikan yang akan dicapai,
kepemimpinan dalam lembaga pendidikan juga memiliki peran penting
dalam beradaptasi dengan berbagai situasi dan kondisi yang akan
memengaruhi keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas
pendidikan. Untuk mewujudkan kepemimpinan pendidikan yang
efektif, diperlukan seorang pemimpin yang memiliki keterampilan
manajemen yang baik, termasuk dalam perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengawasan program-program sekolah dan

1
Ara Hidayat & Imam Machali(2012), Pengelolaan Pendidikan : Konsep, prinsip, dan
aplikasi dalam mengelola sekolah dan madrasah, Yogyakarta: Kaukaba.

3
pendidikan secara luas. Selain itu, pemimpin tersebut juga harus
menunjukkan sikap kepedulian, semangat kerja, disiplin tinggi,
keteladanan, dan hubungan manusiawi yang baik untuk menciptakan
iklim kerja yang kondusif dan harmonis.2
Pengalaman yang dimiliki oleh seorang pemimpin adalah faktor
penting dalam mengembangkan kepemimpinan dalam pendidikan.
Selain itu, pendelegasian tanggung jawab supervisi kepadanya,
kesadaran terhadap fungsinya sebagai pemimpin pendidikan, serta
waktu yang dapat dipakai oleh seorang pemimpin untuk menjalankan
fungsi supervisi, merupakan faktor-faktor yang sangat mempengaruhi
kesempatan pemimpin untuk mengembangkan kepemimpinannya
dalam mencapai sebuah kepemimpinan pendidikan yang efektif.3
Sebagai pemimpin dalam lembaga pendidikan Islam, seperti kepala
madrasah, penting untuk mengorganisasi madrasah dan personelnya ke
dalam situasi yang efisien, demokratis, dan berbasis kerjasama
institusional yang bergantung pada keahlian para pekerja. Untuk
mencapai hal ini, pemahaman yang memadai terhadap konsep
kepemimpinan dalam lembaga pendidikan sangat diperlukan
Kepemimpinan dalam lembaga pendidikan Islam tidak dapat
dipisahkan dari tanggung jawab. Tanggung jawab di sini berarti tidak
menggunakan kekuasaan yang diberikan untuk kepentingan pribadi
atau kelompok, melainkan mengatur dengan baik sesuai normatif
Islam, yaitu Al-Quran dan Hadis.

B. Kepemimpinan laissez-faire
Kepemimpinan laissez-faire adalah memberikan kebebasan kepada orang
lain, termasuk bawahan, untuk melaksanakan tugasnya sesuai dengan keinginan
mereka sendiri. Tipe kepemimpinan ini dapat diterapkan di sekolah yang memiliki

2
Mulyono,(2009),Educational Leadership : mewujudkan efektivitas kepemimpinan pendidikan,
Malang, UIN-Malang Press.
3
Agustinus Hermino,(2014).Kepemimpinan Pendidikan di Era Globalisasi, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

4
sumber daya manusia dan alam yang baik, serta mampu merancang semua
kebutuhan sekolah secara mandiri.4
Kepemimpinan Laissez Faire diperankan oleh seorang tokoh "ketua
dewan" yang sebenarnya tidak memiliki kemampuan untuk mengelola, sehingga
ia menyerahkan tanggung jawab dan pekerjaan kepada bawahan atau seluruh
anggota. Kepemimpinan seperti ini menempatkan pemimpin sebagai "ketua" yang
hanya berperan sebagai simbol. Pemimpin semacam ini biasanya kurang memiliki
keterampilan teknis dan tidak mampu mengkoordinasikan berbagai jenis
pekerjaan, sehingga tidak mampu menciptakan suasana kerja yang kooperatif.
Sehingga lembaga atau organisasi yang dipimpinnnya menjadi kacau balau.
Sehingga, pada intinya pemimpin Laissez Faire itu bukanlah seorang pemimpin
dalam pengertian yang sebenarnya. Artinya, semua anggota yang dipimpinnya
bersikap santaisantai dan bermotto “lebih baik tidak usah bekerja saja”. Sehingga
kelompok tersebut praktis menjadi tidak terbimbing dan tidak terkontrol.5
Kepemimpinan yang Laissez Faire (Masa Bodoh) TipeLaissez
faire(kendali bebas) adalah bentuk kebalikan dari tipe kepemimpinan
otokratik. Jika pemimpin otokratik yang selalu mendominasi atau menjadi
pusat segala sesuatu dalam berorganisasi, maka pada tipe laissez faireini
memberikan kekuasaan sepenuhnya kepada bawahan atau anggota organisasi.
Karena bawahan dapat mengembangkan saran dan idenya sendiri, serta
dalam memecahkan masalah dilakukan sendiri oleh bawahan tersebut adapun
pengarahan dari pemimpin hanya sedikit.6
Kepemimpinan Laissez Faire menggambarkan sifat pemimpin yang
memberikan kebebasan penuh kepada anggota organisasi dalam menjalankan
tugas mereka. Pemimpin dalam tipe ini percaya bahwa dengan memberikan
kebebasan yang luas kepada bawahan atau anggota, proses kerja akan berhasil
dengan cepat. Namun, hal ini juga menunjukkan sikap pemimpin yang cenderung

4
Ismail, Penerapan Tipe Kepemimpinan Liassez-Faires Dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan
PerpustakaanMadrasa Aliyah Negeri 2 Kota Jambi, UIN Sultjan Thaha Saifuddinjambi, 2019, Hal.
1
5
Syafar Djinawir, Teori Kepemimpinan Dalam Lembaga Pendidikan Islam, TADBIR: Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam, Vol.5, No.1, 2017, Hal. 150
6
Burhanuddin, Y. (2005). Administrasi pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

5
tidak bekerja keras dan terkesan santai. Pemimpin tipe ini memberikan wewenang
penuh kepada bawahannya dalam mengatasi setiap masalah di organisasi,
termasuk dalam konteks organisasi pendidikan. Jika hal ini dibiarkan dalam
proses pendidikan, dapat menyebabkan ketidakteraturan dalam pembelajaran
karena setiap guru akan bertindak sesuai keinginan individu mereka, bukan
berdasarkan keputusan dari pemimpin. Selain itu, tipe kepemimpinan ini juga
dapat menimbulkan rasa kurang memiliki terhadap organisasi atau lembaga
tempat mereka bekerja karena anggota cenderung bekerja sesuai keinginan pribadi
mereka tanpa mempertimbangkan keputusan dari pemimpin.
karakteristik tipe kepemimpin Laissez Faire
Ada 2 karakteristik tipe kepemimpinan Laissez Faire yakni sebagai berikut:
1) Pemimpin memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada
masing-masing anggota staf untuk apa saja yang akan dikerjakan
untuk pelaksanaantugas-tugas jabatan mereka.
2) Pemimpin tipe seperti ini akan menyerahkan sepenuhnya pada
para bawahannya untuk menyelesaikan pekerjaanpekerjaan yang
menjadi tanggung jawabnya, setelah menerangkan tujuan. Ia hanya
akan menerima laporanlaporan hasilnya dengan tidak terlalu jauh ikut
campur atau mengambil inisiatif7

7
Jerry H. Makawimbang, (2012), Kepemimpinan Pendidikan yang Bermutu, Bandung:
Alfabeta.

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Kepemimpinan dalam lembaga pendidikan sangat penting untuk


mencapai tujuan pendidikan. Untuk menjadi pemimpin pendidikan
yang efektif, dibutuhkan keterampilan manajemen yang baik dalam
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan
program-program sekolah. Sebagai pemimpin dalam lembaga
pendidikan Islam, penting untuk mengorganisasi madrasah dan
personelnya dengan efisien, demokratis, dan berbasis kerjasama.
Sebaliknya, kepemimpinan laissez-faire adalah gaya kepemimpinan di
mana pemimpin memberikan kebebasan kepada bawahannya untuk
melakukan tugas mereka sesuai keinginan masing-masing tanpa
banyak campur tangan. Karakteristik dari kepemimpinan laissez-faire
meliputi pemimpin hanya memberikan kebebasan luas kepada anggota
staf untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka, serta menyerahkan
tanggung jawab sepenuhnya pada bawahan. Namun, model
kepemimpinan ini dapat menyebabkan ketidakteraturan dalam
pembelajaran dan kurangnya rasa memiliki terhadap organisasi, serta
tidak efektif dalam menciptakan lingkungan kerja yang
kooperatif dan produktif.

B. Saran

Penerapan nilai-nilai Islam dalam fungsi kepemimpinan sebagai


panutan adalah keteladanan dan bimbingan, ibadah, tanggung jawab,
dan kejujuran. Pemimpinnya pun sepakat bahwa untuk menjadi
panutan maka pemimpin harus bisa menjadi teldan bagi para
anggotanya.

7
8
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal

Ismail, Penerapan Tipe Kepemimpinan Liassez-Faires Dalam


Meningkatkan Mutu Pelayanan PerpustakaanMadrasa Aliyah Negeri 2
Kota Jambi, UIN Sultjan Thaha Saifuddinjambi, 2019, Hal. 1

Syafar Djinawir, Teori Kepemimpinan Dalam Lembaga


Pendidikan Islam, TADBIR: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam,
Vol.5, No.1, 2017, Hal. 150

Buku

Agustinus Hermino,(2014).Kepemimpinan Pendidikan di


Era Globalisasi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Ara Hidayat & Imam Machali(2012), Pengelolaan


Pendidikan : Konsep, prinsip, dan aplikasi dalam mengelola
sekolah dan madrasah, Yogyakarta: Kaukaba.

Burhanuddin, Y. (2005). Administrasi pendidikan. Bandung:


Pustaka Setia.

Jerry H. Makawimbang, (2012), Kepemimpinan Pendidikan


yang Bermutu, Bandung: Alfabeta.

Mulyono,(2009),Educational Leadership : mewujudkan


efektivitas kepemimpinan pendidikan, Malang, UIN-Malang Press.

Anda mungkin juga menyukai