Anda di halaman 1dari 11

KEPEMIMPINAN LAISSEZ-FAIRE DALAAM LPI

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Kepemimpinan Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. Muhammad Eka Machmud, M.Ag.

Disusun Oleh :
Halimatus Sya’diah 2211102060
Muhammad Akhsan 2211102060
Reza Bahriani 2211102124

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS
TAHUN
2024

1
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa


atas segala rahmat dan petunjuk-Nya sehingga makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik tanpa suatu hambatan yang berarti.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh
dosen mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas program studi Manajemen
Pendidikan Islam (MPI) pada semester empat tahun pembelajaran
2024/2025 di Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris
(UINSI) Samarinda.
Makalah ini tidak dapat penulis selesaikan dengan baik tanpa
bantuan dari berbagai pihak. Maka sudah selayaknya pada kesempatan
ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Muhammad Eka
Machmud, M.Ag selaku dosen pengampu mata kuliah Kepempinan
Pendidikan yang telah memberikan tugas ini kepada penulis. Kemudian,
tidak lupa kepada rekan-rekan mahasiswa/i MPI serta pihak-pihak lain,
khususnya yang telah memberikan motivasi kepada penulis dalam proses
penyusunan makalah ini.
Penulis berharap, makalah ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang
membutuhkan dan terutama bagi penulis. Penulis menyadari bahwa
penyajian dalam makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca, penulis harapkan
demi kesempurnaan makalah ini. Terima kasih.

Samarinda, 18 Maret 2024

Penulis
DAFTAR ISI

1
KATA PENGANTAR................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................3
C. Tujuan Penulisan....................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN............................................................................3
A. Pengertian Kepemimpinam Secara Umum Dalam Perspektif Islam 3
B. Syarat Kepemimpinan Islam.................................................................5
C. Tipe Kepemimpinan Islam....................................................................8
D. Kepemimpinan Islami Menjadikan Lebih Baik................................10
BAB III PENUTUP..................................................................................13
A. Kesimpulan...........................................................................................13
B. Saran......................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................14

BAB I
PENDAHULUAN

2
A. Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia memiliki peran yang penting dalam membangun
bangsa yang profesional dan memiliki daya saing tinggi. Proses pendidikan ini
juga merupakan bagian dari pembangunan karakter dan identitas nasional yang
memengaruhi regenerasi bangsa. Di tingkat global, pendidikan memegang
peranan krusial, termasuk di Indonesia. Lembaga pendidikan seperti sekolah dan
madrasah menjadi tempat utama di mana pendidikan diperoleh.
Pendidikan adalah bagian yang memiliki fungsi untuk membangun
bangsa yang profesional dan berdaya saing tinggi. Pendidikan dapat disebut
sebagai sebuah proses nation and character buildingyang menentukan perjalanan
regenerasi bangsa. Dalam lingkup penjuru dunia, pendidikan menjadi aspek
yang sangat berpengaruh termasuk di Indonesia sendiri. Pendidikan dapat
diperoleh melalui beberapa proses yang dilakukan di lembaga pendidikan atau
disebut sekolah/madrasah.
Lembaga pendidikan sebagai sebuah wadah organisasi sosial yang
dirancang untuk dapat memberikan sumbangan dalam upaya peningkatan
kualitas kehidupan bagi masyarakat. Upaya meningkatkan mutu sekolah
perlu ditata, diatur dikelola dan diberdayakan agar segala proses belajar
dan mengajar di sekolah dapat berjalan dengan efektif. Pengelolaan
sekolah/madrasah disini maksudnya ialah berkaitan dengan kepemimpinan
lembaga pendidikan, dimana pemimpin atau kepala sekolah memiliki tugas
dan wewenang dalam melakukan pengelolaan menuju pada peningkatan sumber
daya yang ada di lembaga pendidikan.

B. Rumusan Masalah
a. Pengertian definisi kepemimpinan dalam lembaga pendidikan Islam?

3
b. Pengertian kepemimpinan laissez-faire ?
c. Apa saja karakteristik tipe kepemimpin Laissez Faire ?

C. Tujuan Penulisan
Untuk Definisi Kepemimpinan Dalam Lembaga Pendidikan Islam dan
mengetahui kepemimpinan laissez-faire dalam lembaga pendidikan, serta
apasaja karakteristik tipe kepemimpinan laissez faire.

BAB II

4
PEMBAHASAN

A. Definisi Kepemimpinan Dalam Lembaga Pendidikan Islam


Kepemimpinan dalam lembaga pendidikan berperan sangat penting dalam
rangka mengarahkan dan menggerakan organisasi pendidikan untuk mencapai
tujuan yang diharapkan. Kepemimpinandalam lembaga pendidikan sebagai
“any act which facilities the achiefment of educational objektives”. Definisi
tersebut memberikan pengertian bahwa kepemimpinan dalam Lembaga
pendidikan merupakan setiap tindakan yang dilakukan terhadap fasilitas
pendidikan untuk meraih prestasi dari sasaran pendidikan yang telah ditentukan.
Kepemimpinan dalam lembaga pendidikan merupakan rangkaian aktivitas yang
bertujuan untuk memengaruhi individu di lingkungan pendidikan agar mereka
bekerja sama, bertanggung jawab, dan berkerja dengan penuh ikhlas demi
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.1
Selain menetapkan tujuan pendidikan yang akan dicapai, kepemimpinan
dalam lembaga pendidikan juga memiliki peran penting dalam beradaptasi dengan
berbagai situasi dan kondisi yang akan memengaruhi keberhasilan dalam
melaksanakan tugas-tugas pendidikan. Untuk mewujudkan kepemimpinan
pendidikan yang efektif, diperlukan seorang pemimpin yang memiliki
keterampilan manajemen yang baik, termasuk dalam perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan program-program sekolah dan
pendidikan secara luas. Selain itu, pemimpin tersebut juga harus menunjukkan
sikap kepedulian, semangat kerja, disiplin tinggi, keteladanan, dan hubungan
manusiawi yang baik untuk menciptakan iklim kerja yang kondusif dan
harmonis.2
Pengalaman yang dimiliki oleh seorang pemimpin adalah faktor penting
dalam mengembangkan kepemimpinan dalam pendidikan. Selain itu,
pendelegasian tanggung jawab supervisi kepadanya, kesadaran terhadap fungsinya

1
Ara Hidayat & Imam Machali(2012), Pengelolaan Pendidikan : Konsep, prinsip, dan
aplikasi dalam mengelola sekolah dan madrasah, Yogyakarta: Kaukaba.
2
Mulyono,(2009),Educational Leadership : mewujudkan efektivitas kepemimpinan pendidikan,
Malang, UIN-Malang Press.

5
sebagai pemimpin pendidikan, serta waktu yang dapat dipakai oleh seorang
pemimpin untuk menjalankan fungsi supervisi, merupakan faktor-faktor yang
sangat mempengaruhi kesempatan pemimpin untuk mengembangkan
kepemimpinannya dalam mencapai sebuah kepemimpinan pendidikan yang
efektif.3
Sebagai pemimpin dalam lembaga pendidikan Islam, seperti kepala madrasah,
penting untuk mengorganisasi madrasah dan personelnya ke dalam situasi yang
efisien, demokratis, dan berbasis kerjasama institusional yang bergantung pada
keahlian para pekerja. Untuk mencapai hal ini, pemahaman yang memadai
terhadap konsep kepemimpinan dalam lembaga pendidikan sangat diperlukan
Kepemimpinan dalam lembaga pendidikan Islam tidak dapat dipisahkan dari
tanggung jawab. Tanggung jawab di sini berarti tidak menggunakan kekuasaan
yang diberikan untuk kepentingan pribadi atau kelompok, melainkan mengatur
dengan baik sesuai normatif Islam, yaitu Al-Quran dan Hadis.

B. Kepemimpinan laissez-faire
Kepemimpinan laissez-faire adalah memberikan kebebasan kepada orang
lain, termasuk bawahan, untuk melaksanakan tugasnya sesuai dengan keinginan
mereka sendiri. Tipe kepemimpinan ini dapat diterapkan di sekolah yang memiliki
sumber daya manusia dan alam yang baik, serta mampu merancang semua
kebutuhan sekolah secara mandiri.4
Kepemimpinan Laissez Faire diperankan oleh seorang tokoh "ketua
dewan" yang sebenarnya tidak memiliki kemampuan untuk mengelola, sehingga
ia menyerahkan tanggung jawab dan pekerjaan kepada bawahan atau seluruh
anggota. Kepemimpinan seperti ini menempatkan pemimpin sebagai "ketua" yang
hanya berperan sebagai simbol. Pemimpin semacam ini biasanya kurang memiliki
keterampilan teknis dan tidak mampu mengkoordinasikan berbagai jenis

3
Agustinus Hermino,(2014).Kepemimpinan Pendidikan di Era Globalisasi, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
4
Ismail, Penerapan Tipe Kepemimpinan Liassez-Faires Dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan
PerpustakaanMadrasa Aliyah Negeri 2 Kota Jambi, UIN Sultjan Thaha Saifuddinjambi, 2019, Hal.
1

6
pekerjaan, sehingga tidak mampu menciptakan suasana kerja yang kooperatif.
Sehingga lembaga atau organisasi yang dipimpinnnya menjadi kacau balau.
Sehingga, pada intinya pemimpin Laissez Faire itu bukanlah seorang pemimpin
dalam pengertian yang sebenarnya. Artinya, semua anggota yang dipimpinnya
bersikap santaisantai dan bermotto “lebih baik tidak usah bekerja saja”. Sehingga
kelompok tersebut praktis menjadi tidak terbimbing dan tidak terkontrol.5
Kepemimpinan yang Laissez Faire (Masa Bodoh) TipeLaissez
faire(kendali bebas) adalah bentuk kebalikan dari tipe kepemimpinan
otokratik. Jika pemimpin otokratik yang selalu mendominasi atau menjadi
pusat segala sesuatu dalam berorganisasi, maka pada tipe laissez faireini
memberikan kekuasaan sepenuhnya kepada bawahan atau anggota organisasi.
Karena bawahan dapat mengembangkan saran dan idenya sendiri, serta
dalam memecahkan masalah dilakukan sendiri oleh bawahan tersebut adapun
pengarahan dari pemimpin hanya sedikit.6
Kepemimpinan Laissez Faire menggambarkan sifat pemimpin yang
memberikan kebebasan penuh kepada anggota organisasi dalam menjalankan
tugas mereka. Pemimpin dalam tipe ini percaya bahwa dengan memberikan
kebebasan yang luas kepada bawahan atau anggota, proses kerja akan berhasil
dengan cepat. Namun, hal ini juga menunjukkan sikap pemimpin yang cenderung
tidak bekerja keras dan terkesan santai. Pemimpin tipe ini memberikan wewenang
penuh kepada bawahannya dalam mengatasi setiap masalah di organisasi,
termasuk dalam konteks organisasi pendidikan. Jika hal ini dibiarkan dalam
proses pendidikan, dapat menyebabkan ketidakteraturan dalam pembelajaran
karena setiap guru akan bertindak sesuai keinginan individu mereka, bukan
berdasarkan keputusan dari pemimpin. Selain itu, tipe kepemimpinan ini juga
dapat menimbulkan rasa kurang memiliki terhadap organisasi atau lembaga
tempat mereka bekerja karena anggota cenderung bekerja sesuai keinginan pribadi
mereka tanpa mempertimbangkan keputusan dari pemimpin.
karakteristik tipe kepemimpin Laissez Faire
5
Syafar Djinawir, Teori Kepemimpinan Dalam Lembaga Pendidikan Islam, TADBIR: Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam, Vol.5, No.1, 2017, Hal. 150
6
Burhanuddin, Y. (2005). Administrasi pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

7
Ada 2 karakteristik tipe kepemimpinan Laissez Faire yakni sebagai berikut:
1) Pemimpin memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada
masing-masing anggota staf untuk apa saja yang akan dikerjakan
untuk pelaksanaantugas-tugas jabatan mereka.
2) Pemimpin tipe seperti ini akan menyerahkan sepenuhnya pada
para bawahannya untuk menyelesaikan pekerjaanpekerjaan yang
menjadi tanggung jawabnya, setelah menerangkan tujuan. Ia hanya
akan menerima laporanlaporan hasilnya dengan tidak terlalu jauh ikut
campur atau mengambil inisiatif7

7
Jerry H. Makawimbang, (2012), Kepemimpinan Pendidikan yang Bermutu, Bandung:
Alfabeta.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

B. Saran
Penerapan nilai-nilai Islam dalam fungsi kepemimpinan sebagai panutan
adalah keteladanan dan bimbingan, ibadah, tanggung jawab, dan kejujuran.
Pemimpinnya pun sepakat bahwa untuk menjadi panutan maka pemimpin harus
bisa menjadi teldan bagi para anggotanya.

9
DAFTAR PUSTAKA
Agustinus Hermino,(2014).Kepemimpinan Pendidikan di Era Globalisasi,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Ara Hidayat & Imam Machali(2012), Pengelolaan Pendidikan : Konsep, prinsip, dan
aplikasi dalam mengelola sekolah dan madrasah, Yogyakarta: Kaukaba.
Burhanuddin, Y. (2005). Administrasi pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Ismail, Penerapan Tipe Kepemimpinan Liassez-Faires Dalam Meningkatkan Mutu
Pelayanan
PerpustakaanMadrasa Aliyah Negeri 2 Kota Jambi, UIN Sultjan Thaha Saifuddinjambi, 2019, Hal.
1
Jerry H. Makawimbang, (2012), Kepemimpinan Pendidikan yang Bermutu,
Bandung: Alfabeta.
Mulyono,(2009),Educational Leadership : mewujudkan efektivitas kepemimpinan
pendidikan, Malang, UIN-Malang Press.
Syafar Djinawir, Teori Kepemimpinan Dalam Lembaga Pendidikan Islam, TADBIR: Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam, Vol.5, No.1, 2017, Hal. 150

Afiful Ikhwan. “Sistem Kepemimpinan Islami: Instrumen Inti Pengambil


Keputusan Pada Lembaga Pendidikan Islam” 3 (2018).
Ahmad Zaini. “Internalisasi Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam Pada
Masyarakat Melalui Kegiatan Majelis Taklim Da’watul Musyawarah Di
Desa Jetis Besuki Situbondo,” 2018.
Aly Masfuri. “Peran Majelis Taklim Al-Sakinah Dalam Mensosialisasikan
Pendidikan Islam Multikultural Di Dukuh Manggis Desa Kaliloka,” 2023.
Olifiansyah, Muhammad. “Kepemimpinan Dalam Perspektif Islam.” AT-TAJDID
4, no. 4 (2020): 102–12.
St Aisyah BM. “Strategi Majelis Taklim Terhadap Pengembangan Dakwah,” n.d.

10

Anda mungkin juga menyukai