Anda di halaman 1dari 21

SEPERVISI PENDIDIKAN

Makalah

Diajukan untuk dalam mata Supervisi Pendidikan Porgram Studi Manajemen Pendidikan

Islam pada Fakultas Pascasarjana Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Oleh:
RAHMAT GUSNADI
80300221012

PROGRAM PENDIDIKAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM S2

FAKULTAS PASCA SARJANA

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam. Dialah yang

menganugrahkan Al-Qur‟an sebagai petunjuk bagi seluruh manusia dan rahmat

bagi seluruh alam. Dialah yang telah memberikan petunjuk hidup dunia akhirat

untuk hambah-hambahnya melalui keberkahan Al-Qur‟an yang di sampaikan

kepada Nabi Muhammad SAW sampai kesucian-Nya dapat sampai kepada kita

hari ini atas izin Allah SWT.

Salawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Baginda Nabi

Muhammad SAW yang menjadi utusan dan manusia pilihan-Nya sebagai

penyampai, pengamal, hingga penafsir pertama Al-Qur‟an. Yang membawa kitab

pusaka, yang menjadi penerang bagi seluruh umat dan merupakan penyempurna

kitab-kitab samawi sebelumnya.

Atas pertolongan dan hidayah-Nyalah makalah yang membahas tentang

Ilmu Pendidikan Islam secara keseluruhan ini sebagai syarat kelulusan kelulusan

Tugas Bidang Study Supervisi Pendidikan dengan dosen Dr. Baharuddin, M.M

dapat terselesaikan dengan baik.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi orang lain, khususnya bagi
penulis sendiri. Tentunya dalam pembuatan makalah ini masih terdapat

kekurangan, untuk itu kritik dan saran dari pembaca akan sangat perlu untuk

memperbaiki penyusunan makalah dan akan diterima dengan senang hati. Serta

semoga makalah ini tercatat sebagai amal shaleh dan menjadi motivator bagi

penulis untuk menyusun makalah yang lebih baik dan bermanfaat. Amin.

Kendari, 26 Septemner 2021

RAHMAT GUSNADI

i
DAFTAR ISI

JUDUL .......................................................................................................................... 0

KATA PENGANTAR ................................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 2

C. Tujuan Penulisan............................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Teori Kepemimpinan ....................................................................................... 3

B. Perbandingan Struktur Organisasi ................................................................... 8

C. Menilai Peran dan Fungsi Kepemimpinan ...................................................... 11

D. Menganalisis Variabel dalam Iklim Sekolah ................................................... 13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpuln ........................................................................................................ 16

B. Implikasi ......................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seorang pemimpin pada lembaga pendidikan, sosok pemimpin tidak hanya

bertanggung jawab mengelola persoalan administratif, melainkan juga

memerlukan kepiawaian pimpinan yang mampu menciptakan mengelola sumber

daya manusianya (pendidikan, tenaga kependidikan), termasuk pencapaian visi

dan misi lembaga pendidikan tersebut sesuai yang telah dirumuskan bersama.

Sebagai seorang pemimpin di sekolah/madrasah sangat dituntut untuk

mengerahkan kemampuannya dalam membimbing, mengarahkan, dan

menggerakkan seluruh komponen di sekolah/madrasah untuk mencapai tujuan

yang telah direncanakan sebelumnya secara efektif dan efisein, itulah sebabnya

mengapa seorang pemimpin perlu bekerjasama dan melibatkan orang lain dalam

kepemimpinannya.

Makalah ini akan membicarakan beberapa hal yang sederhana terkait

dengan kepemimpinan, tentu kepimpinan yang dimasudkan disini adalah

kepemimpinana supervisi di sekolah, sebagai mana kita ketahui bahwa supervisor

di sekolah/madrasah dijalankan oleh kepala sekolah sendiri sebagai tugas yang

melekat dalam jabatannya sedangkan supervisi lainnya adalah pengawas

sekolah/madrasah yang memang tugas fungsionalnya oleh Kemendiknas sebagai


pengawas di sekolah atau Kemenag sebagai pengawas di madrasah.

Dua peran kepala sekolah/madrasah dan pengawas di sekolah tentu

memiliki perannya dan tanggungjawab yang berbeda, namun sama-sama

membutuhkan kemampuan leadership (kepemimpinan) yang sama, inilah yang

akan dibahas pada makalah yang sederhana ini, tentu beberapa literatur serta

penjelasannya masih membutuhkan uraian yang lebih dalam dalam diskusi

selanjutnya.

1
2

Pada makalah ini yang akan dikembangkan adalah kepemimpinan yang

terkait dengan beberapa komponan supervisi di sekolah/madrasah yang dikaitkan

dengan teori kepemimpinan serta iklam sekolah yang cenderung berbeda-beda,

termasuk cakupan struktur organisasi sekolah/madrasah yang sangat beragam,

terutama visi dan misi yang diembang oleh lembaga pendidikan tersebut. Seorang

supervisor, baik itu kepala sekolah/madrasah yang menjadi pemimpin puncak

yang dapat menentukan keberhasilan sekolah/madrasah, termasuk para pengawas

sekolah.madrasah juga menentukan, keberhasilan mengelola lembaga pendidikan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dalam makalah ini penulis ingin menjelaskan

terkait bagaimana kepemimpinan itu jika dikaitkan dalam supervisi pendidikan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang yang telah penulis jelaskan

sebelumya, adapun beberapa pokok permasalahan yang akan dibahas dalam

makalah ini, yakni:

a. Bagaimana analisis teori kepemimpinan?

b. Bagaimana membandingkan Struktur Organisasi?

c. Bagaimana menilai peran dan fungsi kepemimpinan?


d. Bagaimana Menganailisis Variabel dalam Iklim Sekolah?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang ini di capai dalam penulisan makalah ini yaitu:

a. Menegetahui dan memahami Teori Kepemimpinan

b. Mengetahui perbandingan dalam struktur organisasi

c. Mengetahui Peran dan Fungsi Kepemimpinan

d. Mengetahui vaiabel dalam iklim sekolah.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Kepemimpinan

1. Pengertian Kepemimpinan

Sebelum membahas tentang pengertian kepemimpinan, maka penulis akan

menjelaskan secara umum tentang makna kata kepemimpinan (leadership). Secara

bahasa, kepemimpinan berasal dari kata dasar pemimpin (leader), yang berarti

membimbing, menuntun dan menggerakkan orang lain melalui pengaruhnya,

Sedangkan menurut istilah kepemimpinan bisa diartikan sebagai suatu proses

mengarahkan dan memengaruhi aktivitas-aktivitas tugas dari orang-orang dalam

kelompok. 1

Kepemimpinan merupakan suatu topik bahasan yang klasik, namun tetap

sangat menarik untuk diteliti karena sangat menentukan berlangsungnya suatu

organisasi. Kepemimpinan itu esensinya adalah pertanggungjawaban. Masalah

kepemimpinan masih sangat baik untuk diteliti karena tiada habisnya untuk

dibahas disepanjang peradaban umat manusia. Terlebih pada zaman sekarang ini

yang semakin buruk saja moral dan mentalnya. Ibaratnya, semakin sulit mencari
pemimpin yang baik (good leader).

Dalam pengertian lain kepemimpinan adalah kemampuan dan

keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan satuan kerja

untuk mempengaruhi orang lain, terutama bawahannya, untuk berfikir dan

bertindak sedemikian rupa sehingga melalui perilaku yang positif ia memberikan

sumbangan nyata dalam pencapaian tujuan organisasi. 2

Kepemimpinan merupakan tulang punggung pengembangan organisasi,

karena tanpa kepemimpinan yang baik akan sulit untuk mencapai tujuan

1
Mangunharjana. Kepemimpinan, (Yogyakarta: Kanisius, 2004), h. 1
2
http://juniskaefendi.blogspot.com/2014/06/makalah-kepemimpinan.html diakses 25
September 2021

3
4

organisasi. Pola kepemimpinan memainkan peranan penting, dalam meningkatkan

kinerja karyawan. Bagaimana tidak, karena sesungguhnya seluruh faktor eksternal

yang dapat meningkatkan kinerja individual karyawan itu datang dari penampilan

dan pola kepemimpinan.3

Defenisi yang dituliskan oleh Mangunharjana di atas, memberikan makna

bahwa hakekat dari kepemimpinan itu adalah sebuah proses menggerakkan orang

atau kelompok tertentu untuk aktivitas-aktivitas tertentu sesuai dengan tujuan

yang ingin dicapai tentu yang dimaksud dengan tujuan disini adalah tujuan

organisasi atau lembaga yang dipimpin, bukan tujuan pribadi. Tentu

kepemimpinan yang saat ini berkembang sangatlah banyak modelnya, tergantung

dari sudut mana kita melihat kepemimpinan itu ingin dijalankan, termasuk besar

kecilnya organisasi atau lembaga tersebut.

Berbicara mengenai organisasi maka secara umum ada beberapa kelompok

organisasi, diataranya pertama organisasi yang bergerak dibidang Bisnis, Kedua

Organisasi yang berorientasi pada kegiatan sosial, ketiga Organiasai politik dan

yang keempat adalah organiasi teknis. Keempat bentuk organisasi ini jika

dikaitkan dengan kepemimpinan tentu cara memimpinnya juga berbeda.


Ada berbagai macam model kepemimpinan, seorang pemimpin pasti

memiliki gaya Kepemimpinan yang berbeda, model atau gaya tersebut sifatnya

tidak statis, dengan menyesuaikan dengan kondisi (orang atau kelompok yang

dipimpin) maka kepemimpinan itu sifatnya dinamis. Keunikan model

kepemimpinan dari setiap pemimpin inilah mengapa seorang pemimpin penting

mempelajari ilmu kepemimpinan dalam hal memimpin sebuah organisasi baik

formal maupun non-formal, organisasi provit ataupun non-provit.

Berbagai Model kepemimpinan yang berkembang hingga saat ini terbagi

menjadi beberapa model yang tentunya terus mengalami perkembangan,

3
http://etheses.uin-malang.ac.id/2133/5/07510008_Bab_1.pdf hal. 1 diakses 25
September 2021
5

diantaranya model kepemimpinan otokratis yang cenderung membuat kebijakan

dan keputusan secara otoriter (sendiri), kepemimpinan militeristis yang biasa

diterapkan dalam dunia militer, Kepemimpinan paternalistis ini cenderung

berkembang secara turun-temurun, sementara kepemimpinan kharismatik

cenderung dimiliki para ulama atau orang yang sangat dikagumi oleh sebagian

besar orang, karena kekharismaannya atau kewibawaannya di masyarakat,

sedangkan kepemimpinan demokratis yang banyak dianut oleh beberapa

pemimpin saat ini, karena dianggap sebagai model atau gaya kepempinan yang

melibatkan anggotanya. Dari kelima model tersebut tentunya masing-masing ada

kelebihan dan kelemahannya, pada satu organisasi kemungkinan dibutuhkan

model kepemimpinan otokratis, namun pada sisi lain model demokratis menjadi

pilihan yang tepat, maka dari itu model kepemimpinan tidak ada yang benar-benar

paling baik, hal ini disesuaikan dengan bentuk serta cakupan organisasi atau

lembaga yang dipimpin.

Seorang pemimpin diharapkan mampu memengaruhi kelompok atau

individu lain diharapkan dapat melakukan tugas dan fungsinya secara profesional

dan penuh dedikasi untuk mencapai tujuan tertentu. Jika seorang pemimpin tidak
mampu untuk memengaruhi bawahannya4 untuk mencapai tujuan organisasi atau

lembaga, maka kepemimpinannya bisa dikatakan gagal, untuk mencapai tujuan

organisasi yang diharapkan sebelumnya. Cara pemimpin menjalankan gaya

kepemimpinan pada suatu organisasi atau lembaga sangat menentukan

keberhasilan suatu lembaga yang dipimpinnya.

2. Teori Kepemimpinan

Menyinggung tentang teori kepemimpinan, telah kita ketahui bersama

teori kepemimpinan selalu mengalami perkembangan dari waktu kewaktu sesuai

dengan tuntutan organisasi. Dan telah banyak para ahli yang mengemukakan

4
Husaini Usman. “Model Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah “:Jurnal
Cakrawala Pendidikan, No. 3 Oktober (2015) h. 322
6

sejumlah teori. Kemudian teori-teori tersebut dapat digunakan untuk mengkaji

masalah-masalah yang berkaitan dengan kepemimpinan. Menurut Silalahi dalam

Rusdiana menyebutkan beberapa teori tentang kepemimpinan yaitu, teori sifat,

teori perilaku, dan teori kontigensi/situasional. 5

a. Teori sifat dalam kepemimpinan (Traits Theory Of Leadership)

Teori sifat dalam kepemimpinan mengasumsikan bahwa seseorang yang

akan menjadi pemimpin ialah manusia yang mewarisi sifat-sifat tertentu yang

dimana sifat-sifat tersebut membuat mereka cocok untuk menjalankan fungsi

kepemimpinan.6 Teori kepemimpinan ini beranggapan bahwasanya keberhasilan

manajerial disebabkan seorang pemimpin mempunyai kemampuan-kemampuan

yang luar biasa, seperti intelegensi, kepribadian, dan karakteristik fisik. 7

Sifat yang dimiliki oleh seorang pemimpin bahwasanya ikut juga

menyumbang terhadap keberhasilan suatu organisasi yang dipimpinnya. Sifat

yang dimilikinya bukan hanya merupakan suatu keturunan dari orang tuanya yang

jadi pemimpin, melainkan suatu ciri khas atau karakteristik yang dibutuhkan

untuk bisa menjadi seorang pemimpin. Sifat-sifat kepemimpinan tersebut tidak

sepenuhnya dilahirkan, tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan.

b. Teori perilaku dalam kepemimpinan (Behavioral Theory Of

Leadership)

Teori perilaku ini berdasarkan pada pemikiran bahwa keberhasilan atau


kegagalan pemimpin ditentukan oleh sikap dan gaya kepemimpinan yang

dilakukan. Kemudian dalam teori ini banyak membahas gaya dari kepemimpinan

yang dijalankan oleh seorang pemimpin. Gaya tersebut dapat terlihat pada

kehidupan sehari-hari pemimpin, dalam hal bagaimana seorang pemimpin

5
usdiana, Pengelolaan Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2015), h. 47.
6
Sudarwan Danim, Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru, (Bandung: Alfabeta, 2010),
h. 8.
7
Andang, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2014), h. 42
7

meminpin secara efektif, mulai dari cara bagaimana memberi perintah,

menjalankan tugas, cara mengambil keputusan, cara memberi bimbingan dan lain

sebagainya.8

Teori kepemimpinan ini berfokus pada tindakan dari seorang pemimpin

bukan pada kualitas mental atau internal. Kemudian dalam pendekatan perilaku

ini memandang bahwasanya kepemimpinan dapat dipelajari dari pola tingkah laku

dan bukan dari sifat-sifat pemimpin. Konsep perilaku kepemimpinan ini muncul

dikarenakan menganggap bahwa konsep sifat kepemimpinan tidak dapat

menghasilkan kepemimpinan yang efektif karena sifat sulit untuk diidentifikasi.9

c. Teori Situasional dalam kepemimpinan

Teori ini biasa juga disebut dengan pendekatan kontingensi. Pendekatan

ini didadasarkan pada asumsi bahwa keberhasilan kepemimpinan tidak hanya

dipengaruhi oleh sifat dan perilaku pemimpin saja, melainkan dipengaruhi juga

oleh lingkungan yang berbeda, semangat, dan watak anggota yang berbeda pula.

Dan pendekatan ini lebih menitikberatkan pada berbagai gaya kepemimpinan

yang paling efektif dan sesuai untuk diterapkan dalam situasi tertentu.10

Model kepemimpinan seperti ini, melakukan kegiatan supervisi sesuai

dengan situasi dan kondisi yang sedang dihadapi oleh suatu instansi atau lembaga.

Misalnya, ketika seorang supervisor mendapatkan guru yang keterampilan dalam

hal mengajarnya masih rendah atau kurang dan tidak disiplin, maka seorang
pemimpin langsung mengambil tindakan atau keputusan untuk segera

memberikan arahan dan bimbingan seperti memberi pelatihan kepada guru yang

bersangkutan

8
Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,
2016), h. 32.
9
Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004),
h. 92.
10
Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,
2016), h. 38
8

B. Perbandingan Struktur Organisasi

1. Pengertian Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah pola-pola tugas dan hubungan tugas yang telah

ditetapkan, alokasi aktivitas pada sub-sub unit yang terpisah, distribusi

kewenangan diantara posisi administrasi, dan jaringan kominkasi formal. 11 Dalam

penngertian lain, struktur organisasi adalah suatu sistem yang digunakan untuk

mendefinisikan suatu hirarki dalam suatu organisasi. Ini mengidentifikasi setiap

pekerjaan, fungsinya dan ke mana ia melapor ke dalam organisasi.

Struktur ini dikembangkan untuk menetapkan bagaimana suatu lembaga

dapat beroperasi serta membantu untuk pencapaian tujuan. Untuk memungkinkan

pertumbuhan di masa depan. Struktur diilustrasikan menggunakan bagan

organisasi. Struktur organisasi juga menentukan bagaimana informasi mengalir

antar level dalam suatau lembaga. Misalnya, dalam struktur terpusat, keputusan

mengalir dari atas ke bawah, sedangkan dalam struktur desentralisasi, kekuatan

pengambilan keputusan didistribusikan di antara berbagai tingkatan organisasi.

Memiliki struktur organisasi memungkinkan perusahaan untuk tetap efisien dan

fokus.12 Cara pemimpin menjalankan gaya kepemimpinan pada suatu organisasi


atau lembaga sangat menentukan keberhasilan suatu lembaga yang dipimpinnya.

2. Fungsi struktur organisasi

Suatu lembaga membutuhkan struktur untuk tumbuh dan menguntungkan,

jika tidak, Kinerja pegawai atau karyawan akan tidak teratur dan tidak jelas

arahnya dan cenderung kearah yang berbeda dengan tujuan. Perencanaan struktur

memastikan ada cukup sumber daya manusia dengan keterampilan yang tepat

untuk mencapai tujuan perusahaan, dan memastikan bahwa tanggung jawab

11
Politik Organisasi Perspeektif Mikro Diagnosa Psikologi, (Haris S, 2006) hal 36.
Diakses pada laman https://media.neliti.com/media/publications/284699-pengaruh-struktur-
organisasi-terhadap-pe-1ea03fb3.pdf di akses pada 25 September 2021
12
https://accurate.id/marketing-manajemen/struktur-organisasi/ diakses 25 september
2021
9

ditetapkan dengan jelas. Setiap orang memiliki deskripsi pekerjaan yang

menguraikan tugas, dan setiap pekerjaan menempati posisinya sendiri di bagan

organisasi perusahaan. Berikut adalah beberapa fungsi struktur organisasi bagi

bisnis:

a. Struktur memungkinkan komunikasi lebih baik

Karena arus informasi sangat penting untuk kesuksesan organisasi,

struktur organisasi harus dirancang dengan jalur komunikasi yang jelas. Misalnya,

departemen perencanaan dan analisis keuangan mungkin melapor kepada Kepala

Pejabat Keuangan, karena anggota tim manajemen puncak ini bergantung pada

informasi dan laporan yang disediakan oleh perencanaan keuangan.

b. Hubungan Pelaporan yang Jelas

Hubungan pelaporan harus jelas sehingga semua anggota organisasi

memahami apa tanggung jawab mereka dan tahu kepada siapa mereka

bertanggung jawab; Jika tidak, tanggung jawab untuk suatu tugas mungkin akan

gagal. Hubungan yang jelas ini memudahkan manajer untuk mengawasi mereka

yang berada di tingkat organisasi yang lebih rendah. Setiap karyawan

mendapatkan keuntungan dengan mengetahui kepada siapa mereka dapat meminta


arahan atau bantuan. Selain itu, manajer menyadari siapa yang berada di luar

lingkup kewenangan mereka, sehingga mereka tidak melampaui batas dan

mengganggu tanggung jawab manajer lain.

c. Pertumbuhan dan Ekspansi

Perusahaan yang tumbuh pesat adalah perusahaan yang memanfaatkan

sumber dayanya dengan sebaik-baiknya, termasuk bakat manajemen. Struktur

organisasi yang baik memastikan bahwa perusahaan memiliki orang yang tepat di

posisi yang tepat. Struktur tersebut mungkin menunjukkan titik lemah atau

kekurangan dalam tim manajemen perusahaan saat ini. Seiring pertumbuhan

perusahaan, struktur organisasi harus berkembang bersamanya. Banyak kali lebih


10

banyak lapisan manajemen dibuat, ketika satu kepala departemen memiliki terlalu

banyak individu yang melapor kepadanya pada satu waktu untuk memberikan

perhatian dan arahan yang diperlukan setiap karyawan agar karyawan tersebut

berhasil.

d. Penyelesaian tugas yang efisien

Struktur organisasi yang dirancang memfasilitasi penyelesaian proyek.

Manajer proyek dapat mengidentifikasi dengan lebih baik sumber daya manusia

yang tersedia bagi mereka jika cakupan tanggung jawab masing-masing

departemen dan kemampuan setiap anggota tim jelas.

e. Menyesuaikan kebutuhan

Dengan adanya struktur organisasi yang baik, maka penyeusian kebutuhan

akan mudah di kelola dengan memandaatkan SDM yang ada dalam mencapai

tujuan lembaga tersebut. Penataan hubungan pelaporan dalam tim pengembangan

sangatlah penting sehingga kreativitas dan produktivitas dimaksimalkan, dan

tenggat waktu terpenuhi, sang at penting untuk jenis kesuksesan perusahaan.

Perusahaan seringkali harus melalui fase reorganisasi dimana posisi individu atau

bahkan seluruh departemen direposisi pada bagan organisasi dalam upaya untuk
lebih memanfaatkan sumber daya manusia perusahaan dan membuat operasi

berjalan lebih lancar.

f. Mengetahui Apa yang Salah

Organisasi yang terstruktur dengan buruk menemukan bahwa tenggat

waktu kritis tidak terpenuhi karena tidak ada sumber daya manusia yang cukup di

setiap departemen untuk menyelesaikan semua bagian dari tugas yang diberikan,

atau karena tidak jelas tanggung jawab utama siapa proyek tersebut. Jika individu

tidak yakin kepada siapa mereka melapor, mereka mungkin menemukan bahwa

mereka diberi tugas yang bertentangan oleh dua atau lebih manajer di atasnya.
11

3. Faktor-faktor penyebab perbedaan Struktur organisasi

Perbedaan struktur organisasi yang terjadi pada setiap organisasi ataupun

suatu perusaan di sebabkan oleh berbagai faktor. Berikut adalah beberapa faktor

penyebab perbedaan organisasi tersebut.

 Strategi. Struktur organisasi adalah salah satu sarana yang digunakan

manajemen untuk mencapai sasarannya. Karena sasaran diturunkan dari

strategi organisasi maka logis kalau strategi dan struktur harus terkait erat.

Lebih tepatnya, struktur harus mengikuti strategi.

 Ukuran. Ukuran adalah besarnya suatu organisasi yang terlihat dari jumlah

orang dalam organisasi tersebut.

 Teknologi Organisasi. Teknologi organisasi adalah dasar dari subsistem

produksi, termasuk teknik dan cara yang digunakan untuk mengubah input

organisasi menjadi output.

 Lingkungan. Lingkungan mencakup seluruh elemen di luar lingkup

organisasi. Elemen kunci mencakup industri, pemerintah, pelanggan,

pemasok dan komunitas finansial.

C. Menilai Peran Dan Fungsi Kepemimpinan


1. Peran kepemimpinan

Nanus, Komariah, dan Sujatno mengilustrasikan bahwa ada 4 (empat)

peran penting bagi kepemimpinan efektif yaitu: 1) Penentu arah, pemimpin harus

mampu melakukan seleksi dan menetapkan sasaran dengan mempertimbangkan

lingkungan eksternal masa depan yang menjadi tujuan pengerahan seluruh sumber

daya organisasi dalam mencapai visi, pemimpin yang dapat berperan sebagai

penentu arah adalah pemimpin visioner. 2) Agen perubahan, pemimpin harus

mampu mengantisipasi berbagai perubahan dan perkembangan lingkungan global

dan membuat prediksi tentang implikasinya terhadap organisasi, mampu membuat

skala prioritas bagi perubahan yang diisyaratkan visinya, serta mampu


12

mempromosikan eksperimentasi dengan partisipasi orang- orang untuk

menghasilkan perubahan yang diinginkan. 3) Juru bicara, pemimpin harus mampu

menjadi negosiator dan pembentuk jaringan hubungan eksternal, menyusun visi

dan mengkomunikasikannya melakukan pemberdayaan serta melakukan

perubahan. 4) Pelatih, pemimpin harus memberitahu orang lain tentang realita saat

ini, apa visinya atau ke mana tujuan, bagaimana merealisasikannya. Selalu

member semangat untuk maju dan menuntun bagaimana mengaktualisasikan

potensi mencapai visi.13 Dalam pendapat lain, Peranan kepemimpinan dalam

rangka miningkatkan kinerja antara lain; 14

a. Peranan kepemimpinan antara Atasan dengan Bawahan:

Dalam hubungannya pemimpin dengan bawahan, ada dua hal yang

biasanya dilakukan oleh pemimpin secara flexibel terhadap bawahan atau

pengikutnya, yakni hubungan prilaku mengarahkan dan perilaku mendukung.

Perilaku mengarahkan dapat dirumuskan sebagai sejauh mana kepemimpinan

seorang pemimpin melibatkan diri dalam komunikasi satu arah. Bentuk

pengarahan dalam komunikasi satu arah ini antara lain, menetapkan peranan yang

seharusnya dilakukan pengikut, memberitahukan tentang apa yang seharusnya


bisa dikerjakan, dimana melakukan hal tersebut, bagaimana melakukannya dan

melakukan pengawasan secara ketat kepada pengikutnya. Perilaku mendukung

adalah sejauh mana seorang pemimpin melibatkan diri dalam komunikasi dua

arah, Misalnya mendengar, menyediakan dukungan dan dorongan, memudahkan

interaksi dan melibatkan para pengikutnya dalam pengambilan keputusan.

b. Peranan Kepemimpinan Dalam figur keteladanan

Dalam peran keteladanana pemimpin, terdapat empat kriteria figure

keteladanan dalam kepemimpinan diantaranya Pertama, unsur idealisme

13
Daswati, “Implementasi Peran Kepemimpinan Dengan Gaya Kepemimpinan Menuju
Kesuksesan Organisasi”. Jurnal Academica Fisip Untad 04, No. 01 Pebruari (2012): h, 789.
14
Drs.Saluddin Al Cassany, Mm, Peran Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Kinerja
Pegawai Pada Biro Umum Sekretariat Daerah Aceh Hal. 7-8
13

merupakan satu dari empat kriteria sosok keteladanan dalam kepemimpinan bagi

seorang pemimpin. Idealisme merupakan hal yang mendasar bagaimana seseorang

pemimpin disebut sebagai sosok yang teladan. Kedua, kinerja yang terukur.

Ketiga, tidak memperkaya diri. Keempat, menerapkan pola hidup sederhana..

Empat kriteria tersebut menjadi contoh pemimpin yang teladan

2. Fungsi kepemimpinan

Fungsi utama pemimpin pendidikan adalah kelompok untuk belajar

memutuskan dan bekerja, antara lain: 1) Pemimpin membantu terciptanya suasana

persaudaraan, kerjasama dengan penuh rasa kebebasan. 2) Pemimpin membantu

kelompok untuk mengorganisir diri yaitu ikut serta dalam memberikan

rangsangan dan bantuan kepada kelompok dalam menetapkan dan memjelaskan

tujuan. 3) Pemimpin membantu kelompok dalam menetapkan prosedur kerja,

yaitu membantu kelompok dalam menganalisis situasi untuk kemudian

menetapkan prosedur mana yang paling efektif dan efisien. 4) Pemimpin

bertanggungjawab dalam mengambil keputusan bersama dengan kelompok. 5)

Pemimpin bertanggung jawab dalam mengembangkan dan mempertahankan

eksistensi organisasi

D. Menganalisis Variabel dalam Iklim Sekolah

Iklim sekolah pada dasarnya dapat juga dikatakan sebagai iklim organisasi

yang terjadi di sekolah. Iklim sekolah akan memberi pengaruh pada perilaku guru
dalam melaksanakan tugasnya di sekolah.15 Pembahasan mengenai iklim sekolah

tidak dapat terlepas dari beberapa komponen-komponen yang ada di sekolah.

Komponen tersebut mencakup hubungan di sekolah itu, seperti hubungan sesama

guru, guru dengan para pegawai administrasi, guru dengan kepala sekolah, dan

sikap guru terhadap kelengkapan sarana-prasarana yang dibutuhkan untuk

melaksanakan tugas.

15
Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan. (Bandung: Refika Aditama,2015), h. 15
14

Dasar penetapan unsur-unsur di atas berdasarkan pengembangan pendapat

yang dikemukakan oleh Moos tentang dimensi penentu iklim sekolah yaitu:

1. dimensi hubungan (relationship),

2. Dimensi Pertumbuhan/Perkembangan Pribadi

3. Dimensi perubahan dan perbaikan sistem (system maintance 7 and

change).

4. lingkungan fisik (phisycal environment). Menurut Moos dimensi

hubungan mengukur sejauh mana keterlibatan personalia di sekolah

untuk saling membantu dan mendukung serta mengekspresikan

kemampuan secara bebas dan terbuka.

Dimensi hubungan ini mencakup aspek afektif dari interaksi antara guru

dengan guru, antara guru dengan personalia sekolah serta antara guru dengan

kepala sekolah. Skala-skala hubungan antara komponen tersebut meliputi

keintiman, dukungan peserta didik, kedekatan, keterlibatan, keretakan, dan

afiliasi. Unsur yang tercakup pada iklim sekolah yang merupakan tambahan dari

Arter adalah dimensi lingkungan fisik, karena bagaimanapun secara psikologis

keadaan fisik dimana seseorang berada akan mempengaruhi suasana ia bekerja.

Secara kongkrit dimensi lingkungan fisik ini berkaitan dengan fasilitas yang

dimiliki sekolah yang dapat menunjang proses belajar mengajar.

Berdasarkan pendapat tersebut maka komponen yang berkaitan dengan


kelengkapan fasilitas sekolah tersebut meliputi kelengkapan sumber, dan

kenyamanan lingkungan. Empat dimensi di atas merupakan penentu bagaimana

iklim suatu sekolah akan terbangun, dalam artian keharmonisan dan bagusnya

prosesi lima dimensi tersebut akan menciptakan iklim sekolah yang dapat

menunjang pencapaian tujuan sekolah. Karena bagaimana pun lima dimensi itu

juga merupakan bagian dari bagus atau jeleknya keadaan iklim sekolah.
15

Berdasarkan uraian di atas, maka indikator variabel iklim sekolah adalah:

(1) sikap saling terbuka baik antara dengan pimpinan maupun dengan teman

sejawat, (2) hubungan antar pribadi yang akrab melalui membina hubungan yang

baik dengan teman sejawat, membuka diri untuk berdiskusi perkembangan tugas

maupun sekolah, (3) saling menghargai melalui membangun kepedulian,

menciptakan komunikasi dalam hal pelaporan tugas kepada pimpinan,

mengembangkan sikap yang saling menghargai, dan (4) mendahulukan

kepentingan bersama melalui memenuhi segala bentuk pertemuan yang

berlangsung di sekolah, membantu teman sejawat yang mengalami kesulitan

dalam melaksanakan tugas, dan berpartisipasi dalam menyukseskan suatu

program yang ingin dicapai sekola


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kepemimpinan merupakan suatu topik bahasan yang klasik, namun tetap

sangat menarik untuk diteliti karena sangat menentukan berlangsungnya suatu

organisasi. Kepemimpinan itu esensinya adalah pertanggungjawaban. Masalah

kepemimpinan masih sangat baik untuk diteliti karena tiada habisnya untuk

dibahas disepanjang peradaban umat manusia. Terlebih pada zaman sekarang ini

yang semakin buruk saja moral dan mentalnya. Ibaratnya, semakin sulit mencari

pemimpin yang baik (good leader). Ada beberapa teori dalam kepemimpinan

diantaranya:

a. Teori sifat dalam kepemimpinan (Traits Theory Of Leadership)

b. Teori perilaku dalam kepemimpinan (Behavioral Theory Of Leadership)

c. Teori Situasional dalam kepemimpinan

Dalam suatu organisasi sangat penting adanya Struktur Organisasi.

Struktur organisasi adalah pola-pola tugas dan hubungan tugas yang telah
ditetapkan, alokasi aktivitas pada sub-sub unit yang terpisah, distribusi

kewenangan diantara posisi administrasi, dan jaringan kominkasi formal. Dalam

penngertian lain, struktur organisasi adalah suatu sistem yang digunakan untuk

mendefinisikan suatu hirarki dalam suatu organisasi. Ini mengidentifikasi setiap

pekerjaan, fungsinya dan ke mana ia melapor ke dalam organisasi. Fungsi struktur

organisasi

a. Struktur memungkinkan komunikasi lebih baik

b. Hubungan Pelaporan yang Jelas

c. Pertumbuhan dan Ekspansi

d. Penyelesaian tugas yang efisien

16
17

e. Menyesuaikan kebutuhan

f. Mengetahui Apa yang Salah

Peran pemipin sebagai penentu arah, agen perubahan, juru bicara, dan

sekaligus pelatih sedangkan fungsi dari seorang pemimpin adalah Fungsi utama

pemimpin pendidikan adalah kelompok untuk belajar memutuskan dan bekerja,

antara lain: 1) Pemimpin membantu terciptanya suasana persaudaraan, kerjasama

dengan penuh rasa kebebasan. 2) Pemimpin membantu kelompok untuk

mengorganisir diri yaitu ikut serta dalam memberikan rangsangan dan bantuan

kepada kelompok dalam menetapkan dan memjelaskan tujuan. 3) Pemimpin

membantu kelompok dalam menetapkan prosedur kerja, yaitu membantu

kelompok dalam menganalisis situasi untuk kemudian menetapkan prosedur mana

yang paling efektif dan efisien. 4) Pemimpin bertanggungjawab dalam mengambil

keputusan bersama dengan kelompok. 5) Pemimpin bertanggung jawab dalam

mengembangkan dan mempertahankan eksistensi organisasi. Dalam organisasi

sekolah Iklim sekolah pada dasarnya dapat juga dikatakan sebagai iklim

organisasi yang terjadi di sekolah. Iklim sekolah akan memberi pengaruh pada

perilaku guru dalam melaksanakan tugasnya di sekolah

B. Implikasi

Adapun implikasi dari makalah ini yakni sebagai bahan referensi yang

dapat digunakan oleh pemakalah dan pembaca untuk lebih mengetahui mengenai
Supervisi Pendidikan. Tulisan ini ini akan mengantarkan pembaca untuk dapat

mengidentifikasi dan mengenali Supervisi Pendidikan. Diharapkan pula dengan

adanya makalah ini, pembaca akan paham mengenai Supervisi pendidikan itu

sendiri dan nantinya memudahkan pembaca untuk mempelajari ilmu lain.


DAFTAR PUSTAKA

Andang. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,


2014
Al Cassany, Mm, Saluddi. Peran Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai
Pada Biro Umum Sekretariat Daerah, Aceh, 2016
Danim, Sudarwan. Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru, Bandung: Alfabeta, 2010
Daswati. „Implementasi Peran Kepemimpinan Dengan Gaya Kepemimpinan Menuju
Kesuksesan Organisasi”. Jurnal Academica Fisip Untad 04, No. 01 Pebruari
2012
Mangunharjana. Kepemimpinan, Yogyakarta: Kanisius, 2004
Nanang. Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004
Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosda Karya,
2016
Purwanto. Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosda Karya,
2016
Suharsaputra, Uhar. Administrasi Pendidikan. Bandung: Refika Aditama,2015
Usdiana, Pengelolaan Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2015
Usman, Husaini. “Model Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah “:Jurnal
Cakrawala Pendidikan, No. 3 Oktober (2015) h. 322

WEBSITE :
http://juniskaefendi.blogspot.com/2014/06/makalah-kepemimpinan.html diakses 25
September 2021
http://etheses.uin-malang.ac.id/2133/5/07510008_Bab_1.pdf hal. 1 diakses 25 September
2021
Politik Organisasi Perspeektif Mikro Diagnosa Psikologi, (Haris S, 2006) hal 36. Diakses
pada laman https://media.neliti.com/media/publications/284699-pengaruh-
struktur-organisasi-terhadap-pe-1ea03fb3.pdf di akses pada 25 September 2021
https://accurate.id/marketing-manajemen/struktur-organisasi/ diakses 25 september 2021

18

Anda mungkin juga menyukai