Anda di halaman 1dari 16

Kepemimpinan Pendidikan Islam dan Perilaku Organisasi

(Peranan Pembuatan Keputusan, Peranan Tugas, Peranan Sosial)

Makalah

Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah

Oleh:
RAHMAT GUSNADI
80300221012

PROGRAM PENDIDIKAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM S2

FAKULTAS PASCA SARJANA

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam. Dialah yang

menganugrahkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi seluruh manusia dan rahmat

bagi seluruh alam. Dialah yang telah memberikan petunjuk hidup dunia akhirat

untuk hambah-hambahnya melalui keberkahan Al-Qur’an yang di sampaikan

kepada Nabi Muhammad SAW sampai kesucian-Nya dapat sampai kepada kita hari

ini atas izin Allah SWT.

Salawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Baginda Nabi

Muhammad SAW yang menjadi utusan dan manusia pilihan-Nya sebagai

penyampai, pengamal, hingga penafsir pertama Al-Qur’an. Yang membawa kitab

pusaka, yang menjadi penerang bagi seluruh umat dan merupakan penyempurna

kitab-kitab samawi sebelumnya.

Atas pertolongan dan hidayah-Nyalah makalah yang membahas tentang

Ilmu Pendidikan Islam secara keseluruhan ini sebagai syarat kelulusan kelulusan

Tugas Mata Kuliah Kepemimpinan Pendidikan Islam dan Perilaku Organisasi

dengan dosen Prof. Dr. H. Azhar Arsyad, M.A dapat terselesaikan dengan baik.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi orang lain, khususnya bagi
penulis sendiri. Tentunya dalam pembuatan makalah ini masih terdapat

kekurangan, untuk itu kritik dan saran dari pembaca akan sangat perlu untuk

memperbaiki penyusunan makalah dan akan diterima dengan senang hati. Serta

semoga makalah ini tercatat sebagai amal shaleh dan menjadi motivator bagi

penulis untuk menyusun makalah yang lebih baik dan bermanfaat. Amin.

Kendari, 5 Mei 2022

RAHMAT GUSNADI

i
DAFTAR ISI

JUDUL ............................................................................................................... 0

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 2

C. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Peranan Pembuatan Keputusan ............................................................... 3

B. Peranan Tugas ........................................................................................ 6

C. Peranan Sosial ...................................................................................... 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpuln .............................................................................................. 11

B. Implikasi ................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam suatu organisasi selalu melibatkan beberapa orang yang saling

berinteraksi secara intensif. Interaksi tersebut disusun dalam suatu struktur yang

dapat membantu dalam usaha pencapaian tujuan bersama. Agar pelaksanaan kerja

dalam organisasi dapat berjalan sebagaimana mestinya maka dibutuhkan sumber

seperti perlengkapan, metode kerja, bahan baku, dan lain-lain. Usaha untuk

mengatur dan mengarahkan sumber daya ini disebut dengan manajemen.

Sedangkan inti dari manajemen adalah kepemimpinan, karena dengan

kepemimpinan yang akan mengatur dan mengelola suatu system dalam suatu

organiasasi.

Upaya membangun keefektifan pemimpin terletak semata pada pada

pembekalan dimensi keterampilan teknis dan keterampilan konseptual. Adapun

keterampilan personal menjadi terpinggirkan. Padahal sejatinya efektivitas kegiatan

manajerial dan pengaruhnya pada kinerja organisasi, sangat bergantung pada

kepekaan pimpinan untuk menggunakan keterampilan personalnya.

Keterampilan personal tersebut meliputi kemampuan untuk memahami

perilaku individu dan perilaku kelompok dalam kontribusinya membentuk

dinamika organisasi, kemampuan melakukan modifikasi perilaku, kemampuan


memahami dan memberi motivasi, kemampuan memahami proses persepsi dan

pembentukan komunikasi yang efektif, kemampuan memahami relasi antar konsep

kepemimpinan, kekuasaan, politik dalam organisasi, kemampuan memahami

genealogi konflik dan negosiasinya, serta kemampuan mengkontruksikan budaya

organisasi yang ideal. Tentunya hal tersebut tidak lepas dari peranan seroang

pemimpin dalam mengelola suatu kelompok atau organisasi. Baik itu peranan

dalam pengambilan keputusan, peranan tugas maupun peranan sosialnya.

1
2

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang yang telah penulis jelaskan

sebelumya, adapun beberapa pokok permasalahan yang akan dibahas dalam

makalah ini, yakni:

a. Bagaimana peranan pembuatan keputusan?

b. Bagaimana Peranan Tugas?

c. Bagaimana Peranan Sosial?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang ini di capai dalam penulisan makalah ini yaitu:

a. Mengetahui dan memahami peranan pembuatan keputusan

b. Mengetahui dan memahami peranan tugas

c. Mengetahui dan memahami peranan sosial


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembuatan Keputusan

Pengambilan keputusan merupakan proses pembuatan pilihan dari sejumlah

alternative. Menurut G. R. Terry, pengambilan keputusan adalah pemilihan

alternative pelaku tertentu atau dari dua atau lebih alternative yang ada. Sedangkan

menurut Prof. Dr. Sondang P Siagian, pengambilan keputusan adalah suatu

pendekatan yang sistematis terhadap hakekat alternative yang dihadapi dan

mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang peling

cepat. Keputusan lahir dari suatu proses, dimana di dalamnya terjadi diskusi yang

intensif, saling tukar pikiran dan brainstorming yang mandalam dengan analisis

yang tajam. Oleh sebab itu pengambilan keputusan sangat penting dalm pengelolaan dan

merupan tugas utama dari seorang pemimpin. Adapun hasil dari pengambilan keputusan

adalah aturanaturan yang akan dijadikan pegangan untuk mengarahkan tingkah laku

selanjutnya. Fokus pengambilan keputusan adalah pada kemampuan untuk menganalisis

situasi dengan memperoleh informasi seakurat mungkin sehingga permasalahan dapat

dituntaskan. Jenis Keputusan dalam sebuah organisasi dapat digolongkan berdasarkan

banyaknya waktu yang diperlukan untuk mengambil keputusan tersebut. Bagaimana

organisasi harus dilibatkan dalam mengambil keputusan, dan pada bagian organisasi

mana keputusan tersebut difokuskan.

Secara garis besar keputusan digolongkan ke dalam keputusan rutin dan

keputusan yang tidak rutin. Keputusan rutin adalah keputusan yang sifatnya rutin dan

berulang-ulang, dan biasanya telah dikembangkan cara tertentu untuk

mengendalikannya. Keputusan tidak rutin adalah keputusan yang diambil pada saat saat

khusus dan tidak bersifat rutin. Pengambil keputusan, baik yang bersifat rutin maupun

tidak, ada dua metode yang digunakan. Metode pertama adalah metode tradisional,

dimana pengambilan keputusan lebih berdasarkan pada intuisi dan kebiasaan. Metode

3
4

yang kedua adalah metode modern, dimana pengambilan keputusan didasarkan pada

perhitungan matematis dan penggunaan instrumen yang bersifat modern, seperti

komputer dan perhitungan statistik. Dasar pengambilan keputusan menurut G.R. Terry

adalah sebagai berikut:

1. Intuisi

Suatu proses bawah sadar/tidak sadar yang timbul atau tercipta akibat

penglaman terseleksi. Pengambilan keputusan yang berdasarkan atas intuisi atau

perasaan memiiliki sifat subyektif sehingga mudah terkena pengaruh.

2. Pengalaman

Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi

pengetahuan praktis, karena pengalaman seseorang dapat memperkirakan keadaan

sesuatu, dapat memperhitungkan untung ruginya, baik buruknya keputusan yang akan

dihasilkan, karna pengalaman seseorang yang menduga-duga masalahnya walaupun

hanya dengan melihat sepintas saja mungkin sudah dapat menyelesaikannya.

3. Fakta

Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang

sehat, solid, dan baik. Dengan fakta maka tingkat kepercayaan terhadap pengambilan

keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima keputusan-keputusan yang

dapat dengan rela dan lapang dada.

4. Wewenang

Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh

pimpinan terhadap bawahannya atau orang lain yang lebih tinggi kedudukannya kepada

yang lebih rendah kedudukannya.

5. Rasional

Pengambilan keputusan berdasarkan rasional, keputusan yang dihasilkan bersifat

obyektif, lebih transparan, konsisten, untuk memaksimalkan hasil atau nilai dalam batas

kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai denga napa
5

yang diinginkan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu kejelasan masalah,

orientasi, tujuan, pengetahuan alternative, preferensi yang jelas, hasil maksimal.

Proses pengambilan keputusan harus melalui tahapan-tahapan tertentu dengan

tertib. Seperti yang dikemukakan oleh Charles Hoffer yairu untuk mengenali tahapan-

tahapan dalam membuat suatu keputusan yaitu tahap permulaan (initition) dan tahap

pengesahan (Legitimation). setelah mengetahui tahap-tahap pengambilan keputusan,

kemudian untuk mendapatkan keputusan pasti melalui beberapa proses. Menurut

Herbert A Simon mengemukakan tiga proses dalam pengambilan keputusan yaitu:

a. Inteligence Activity, yaitu proses pemilihan situasi dan kondisi dengan wawasan

yang inteligen

b. Design Activity, yaitu proses menemukan masalah, mengembangkan pemahaman

dan menganalisis kemungkinan pemecahan masalah serta tindakan lebih lanjut,

ada perencanaan pola kegiatan

c. Choice Activity, yaitu memilih salah satu tindakan dari sekian banyak alternative

atau kemungkinan pemecahan, dan diambil keputusan

Beberapa metode pengambilan keputusan yang dapat digunakan dalam

organisasi antara lainL 1) Kewenangan tanpa diskusi, Metode ini sering digunakan

kalangan militer dan cepat dalam memutuskan dan cocok kalau pengambilan keputusan

yang dilaksanakan berkaitan dengan persoalan rutin yang tidak perlu didiskusikan; 2)

Pendapat Ahli, Metode ini akan bekerja dengan baik, apabila seseorang anggota

kelompok yang dianggap ahli tidak diragukan kemampuannya dalam hal tertentu oleh

anggotanya; 3) Kesepakatan, Metode ini melibatkan berbagai unsur dalam pengambilan

sebuah keputusan, seluruh anggota berpartisipasi penuh. Metode ini sangat penting

khusus yang berhubungan dengan persoalan yang kritis dan komplek. Ketetapan

penggunaan dari ketiga metode tersebut harus disesuaikan dengan jumlah waktu yang

ada dan dapat dimanfaatkan, kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh pemimpin


6

kelompok dalam mengelola kegiatan pengambilan keputusan, serta tingkat pentingnya

keputusan yang akan diambil oleh kelompok.1

Peran kepemimpinan yang bersifat pengambilan keputusan artinya seorang

pemimpin harus berusaha memperbaiki dan mengembangkan satuan kerja yang

dipimpinnya, harus mampu mengatasi segala hambatan yang dihadapi, mengatur segala

sumber daya (manusia, biaya dan lain-lain) dan berperan mewakili setiap hubungan kerja

dengan satuan kerja lainnya. Peran pemimpin dalam pengampilan keputusan biasanya

Bersama-sama dengan bawahan melakukan pemilihan beberapa alternative yang ada

untuk menentukan tujuan yang ingin dicapai. Proses pengambilan keputusan harus

mempertimbangkan segala aspek dan sesuai kebutuhan. Informasi yang cukup baik, maka

keputusan yang dibuat terjamin tingkat keakuratannya. 2

B. Peranan Tugas

Peran berarti sesuatu yang dimainkan atau dijalankan.3 Peran didefinisikan

sebagai sebuah aktivitas yang diperankan atau dimainkan oleh seseorang yang

mempunyai kedudukan atau status sosial dalam organisasi. Peran menurut

terminology adalah seperangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh yang

berkedudukan dimasyarakat. Dalam Bahasa inggris peran disebut role yang


difinisinya adalah persos’s task or duty in undertaking yang artinya tugas atau

kewajiban seseorang dalam suatu usaha atau pekerjaan. peran diartikan sebagai

perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam

masyarakat. Sedangkan peranan merupakan tindakan yang dilakukan oleh seorang

dalam suatu peristiwa.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa peran adalah suatu sikap atau perilaku

yang diharapkan oleh banyak orang atau sekelompok orang terhadap seseorang

1
Muliani, Kepemimpinan Dalam Pengambilan Keputusan (Padang: Universitas Negeri
Padang: 2007) H. 1-5
2
Muliani, Kepemimpinan Dalam Pengambilan Keputusan (Padang: Universitas Negeri
Padang: 2007) H. 7
3
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat,
(Jakarta: Pt. Gramedia Pustaka Utama, 2014)
7

yang memiliki status atau kedudukan tertentu. Selain itu, tugas adalah sesuatu yang

wajib dikerjakan atau yang ditentukan untuk dilakukan, pekerjaan yang menjadi

tanggung jawab seseorang atau pekerjaan yang dibebankan pada seseorang.4

Peranan tugas merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh individu

terhadap sesuatu yang wajib dikerjakan atau telah ditentukan untuk dilakukan yang

menjadi tanggung jawabnya dan menjadi beban yang harus dipertanggung

jawabkan oleh individu tersebut.

Dalam pelaksanaan tugas seorang pemimpin, ada beberapa peran yang

dijalankan, yaitu sebagai berikut:5

a. Peran pemimpin sebagai motivator

Motivasi kerja dalam setiap organisasi sangat penting, terutama motivasi

dari seorang pemimpin sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam organisasi

karena seseorang pemimpin memiliki pengaruh besar dalam menunjang kinerja

pegawainya pada suatu organisasi.

b. Peran pemimpin sebagai pengarah

Pengarahan yang dilakukan oleh pemimpin merupakan petunjuk, instruksi,

atau perintah yang harus dikerjakan oleh pegawai agar pegawai dapat memahami
pekerjaan yang harus mereka kerjakan. Peran directing yang mengandung

pengertian bahwa memberikan direktif, memberi petunjuk atau instruksi, dan dapat

diartikan memberikan arahan. Dengan kata lain bahwa apa yang dilaksanakan untuk

waktu berikutnya atau di kemudian hari suadh mempunyai garis-garis batas yang

harus ditaati agar kesemuanya dapat sejalan denga napa yang telah menjadi

peraturan dalam sebuah instansi atau organanisasi.

c. Peran pemimpin sebagai pengawas

4
Https://Kbbi.Web.Id/ (Diakses 5 Mei 2022)
5
Armhela Fazrien and Tjahjanulin Domai, ‘PERAN PEMIMPIN DALAM PENCAPAIAN
KINERJA PEGAWAI (Studi Pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Malang)’, JAP), 2.4, 603–7.
8

Pengawasan adalah salah satu fungsi manajemen yang menjadi tugas dan

tanggung jawab pemimpin dalam suatu organisasi yang di pimpinnya dapat berjalan

sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan yang dilakukan oleh

pemimpin bertujuan untuk mengukur sejauh mana mekanisme dan prosedur kerja

yang telah ditetapkan dapat berjalan dengan baik dan hasilnya sangat memuaskan.

d. Peran pemimpin sebagai komunikator

Komunikasi merupakan sarana yang penting dalam sebuah organiasasi

untuk mencapai tujuan. Komunikasi yang baik seharusnya komunikasi yang

dilakukan oleh pemimpin tidak hanya sebatas persoalan pekerjaan saja tetapi jika

ada waktu senggang dan tidak ada pekerjaan pimpinan tidak segan juga berkumpul

dengan para bawahan untuk sekedar mengobrol.

C. Peranan Sosial

Peran sosial adalah eksekusi dari hak, kewajiban, tugas, atau tanggung

jawab seseorang yang sesuai dengan status sosialnya. Dengan demikian peran sosial

ditentukan oleh status sosial. Apabila ada yang dikerjakan oleh individu selaras

dengan status atau posisinya di masyarakat, maka individu tersebut sedang

memainkan peran sosialnya. Peran sosia lebih dinamis ketimbang status sosial.
Pada praktiknya, peran sosial tak jarang bebentuk konflik, hal ini karena individu

memiliki lebih dari satu status sehingga menuntut dimainkannya lebih dari satu

peran. Sebagai contoh, seorang ayah punya anak kecil. ia akan merasa dilemma

antara mengasuh anaknya dirumah atau kerja di kantor. Seorang ibu juga bisa

merasakan dilema yang sama. 6

Dalam menjalankan peran sosial dalam masyarakat terkadang menemukan

beberapa kendala-kendala yang membuat seseorang tidak dapat memainkan

perannya secara efektif. Berdasarkan ilmu sosial, kegagalan individu untuk

memainkan peranannya secara efektif adalah sebafai berikut:

6
Https://Sosiologis.Com/Peran-Sosial Diakses 5 Mei 2022
9

a. Kesenjangan Peran, Kesenjangan peran atau disebut juga role distance

terjadi Ketika seseorang menjalani peran yang bukan prioritas dalam

hidupnya sehingga merasa tidak cocok. Ia merasa ada kesenjangan antara

siapa dirinya dan apa yang dilakukannya.

b. Disensus Peran, Disensus peran ialah mitra peran tidak setuju dengan apa

yang diharapkan oleh salah satu pihak atau kedua-duanya. Ketidak setujuan

tersebut terjadi dalam proses interaksi untuk menjalankan aktivitas yang

berkaitan dengan perannya.

c. Konflik peran, Konflik peran dapat terjadi Ketika seseorang dengan

tuntutan yang bertentangan melakukan peran yang berbeda.

Dalam penerapan peran sosial ada beberapa bentuk-bentu peran sosial

dalam masyarakat yaitu sebagai berikut:7

a. Sikap inklusif, bertindak objektif dan tidak diskriminatif

Dalam hal ini, sikap inklusif, objektif dan tidak diskriminatif dengan

memainkan peranan dalam berbagai kegiatan yang ada dalam masyarakat sekitar

tempat tinggalnya. Artinya, ketika mereka menjalankan peranan di masyarakat

tidak memberikan sikap yang berbeda terhadap warga masyarakat satu dengan yang
lainnya.

b. Sikap adaptif

Sikap adaptif yang maksud adalah kemampuan untuk bisa menyesuaikan

diri dengan lingkungan sosial budaya tempat bertugas. Sebenarnya tidak hanya di

lingkungan bertugasnya saja tetapi juga di lingkungan sekitar tempat tinggalnya.

c. Sikap Komunikatif

Artinya adalah seseorang dituntut untuk bisa menjalin komunikasi yang

baik dengan semua lingkungannya, baik itu dalam lingkungan kerja maupun dalam

lingkungan bermasyarakat. Komunikasi akan terjalin dengan baik apabila guru

7
Umi Zakiyatul Hilal Sekolah Menengah Kejuruan Negeri, ‘Peran Sosial Guru Pai Dalam
Masyarakat (Studi Pada Guru Pai Smp Di Kecamatan Tempel)’, Jurnal Al Qalam, 20.1 (2019).
10

tersebut bersedia untuk terjun langsung dalam kehidupan masyarakat. Sebab, tanpa

ikut terjun dalam setiap kegiatan masyarakat, maka akan kurang memahami

masyarakat sehingga dapat menemui kesulitan dalam membina hubungan yang

bakm dengan masyarakat.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengambilan keputusan merupakan proses pembuatan pilihan dari sejumlah

alternative. Menurut G. R. Terry, pengambilan keputusan adalah pemilihan

alternative pelaku tertentu atau dari dua atau lebih alternative yang ada. Sedangkan

menurut Prof. Dr. Sondang P Siagian, pengambilan keputusan adalah suatu

pendekatan yang sistematis terhadap hakekat alternative yang dihadapi dan

mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang peling

cepat. Keputusan lahir dari suatu proses, dimana di dalamnya terjadi diskusi yang

intensif, saling tukar pikiran dan brainstorming yang mandalam dengan analisis

yang tajam. Oleh sebab itu pengambilan keputusan sangat penting dalm pengelolaan dan

merupan tugas utama dari seorang pemimpin. Adapun hasil dari pengambilan keputusan

adalah aturanaturan yang akan dijadikan pegangan untuk mengarahkan tingkah laku

selanjutnya. Fokus pengambilan keputusan adalah pada kemampuan untuk menganalisis

situasi dengan memperoleh informasi seakurat mungkin sehingga permasalahan dapat

dituntaskan. Jenis Keputusan dalam sebuah organisasi dapat digolongkan berdasarkan

banyaknya waktu yang diperlukan untuk mengambil keputusan tersebut. Bagaimana

organisasi harus dilibatkan dalam mengambil keputusan, dan pada bagian organisasi

mana keputusan tersebut difokuskan.

B. Implikasi

Adapun implikasi dari makalah ini yakni sebagai bahan referensi yang dapat

digunakan oleh pemakalah dan pembaca untuk lebih mengetahui mengenai

kepemimpinan pendidikan Islam dan perilaku organisasi. Tulisan ini ini akan

mengantarkan pembaca untuk dapat mengidentifikasi dan mengenali

kepemimpinan Pendidikan Islam dan perilaku Organisasi. Diharapkan pula dengan

adanya makalah ini, pembaca akan paham mengenai Kepemimpinan Pendidikan

11
12

Islam dan Perilaku Organisasi itu sendiri dan nantinya memudahkan pembaca untuk

mempelajari ilmu lain.


DAFTAR PUSTAKA

Armhela, fazrien, dan Tjahjanulin Domai, ‘Peran Pemimpin Dalam Pencapaian


Kinerja Pegawai (Studi Pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Malang)’,
Jap), 2.4, 603–7
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat, (Jakarta:
Pt. Gramedia Pustaka Utama, 2014)
Muliani, Kepemimpinan Dalam Pengambilan Keputusan, Padang: Universitas Negeri
Padang: 2007
Zakiyatul Hilal Sekolah Menengah Kejuruan Negeri, Umi, ‘Peran Sosial Guru Pai
Dalam Masyarakat (Studi Pada Guru Pai Smp Di Kecamatan Tempel)’, Jurnal
Al Qalam, 20.1 (2019)

website:
Https://Kbbi.Web.Id/ (Diakses 5 Mei 2022)
Https://Sosiologis.Com/Peran-Sosial Diakses 5 Mei 2022

13

Anda mungkin juga menyukai