(Pengantar Manajemen)
OLEH :
( Kelompok 2 )
Ni Luh Gede Rustina Dewi (1602622110314)
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI
DENPASAR
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan segala
Rahmat Nya sehingga kami mampu menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah softskill
Perilaku Konsumen, yang membahas mengenai Proses Pengambilan Keputusan oleh Konsumen.
Pada pembuatan makalah ini menyajikan teori teori yang berkaitan dengan proses pengambilan
keputusan yang terbagi menjadi beberapa subbab. Proses pengambilan keputusan diawali dengan
adanya kebutuhan yang berusaha untuk dipenuhi. Pemenuhan kebutuhan ini terkait dengan
beberapa alternatif sehingga perlu dilakukan evaluasi yang bertujuan untuk memperoleh
alternatif terbaik dari persepsi konsumen.
Dalam mengerjakan tugas ini penulis merasa banyak kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun penyusunan makalah. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan
demi penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi
sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan,Khususnya bagi penulis sehingga tujuan
yang di harapkan dapat tercapai.
Penulis
Kelompok 2
DAFTAR ISI
1
KATA PENGANTAR.................................................................................................................. 1
DAFTAR ISI................................................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................... 10
3.2 Saran.................................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................... 11
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat dirumuskan masalah-
masalah yang akan dibahas pada penulisan kali ini. Masalah yang dimaksud adalah sebagai
berikut:
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kelebihan dan Kekurangan Keputusan Kelompok
Pengambilan keputusan dapat diartikan menjadi proses pemilihan antara beberapa
kemungkinan, pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individu maupun
berkelompok. Dalam prosesnya, akan ditemui beberapa masalah dalam pengambilan
4
keputusan secara individu maupun kelompok. Secara kelompok biasanya
membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai keputusan, tetapi dengan
pengambilan keputusan kelompok, kelompok tersebut dapat mengikut-sertakan
spesialis dan ahli yang akan menguntungkan karena interaksi di antara mereka akan
menghasilkan keputusan yang lebih baik. Dalam prakteknya, banyak para peneliti
menyatakan bahwa keputusan konsensus dengan lima atau lebih peserta akan lebih
baik, karena akan mendapatkan pengumpulan suara terbanyak dan keputusan
memimpin kelompok.
Keputusan-keputusan tertentu tampaknya memang menjadi lebih baik jika dibuat
oleh kelompok, seperti keputusan tidak terprogram lebih cocok jika dibuat oleh
kelompok.
Informasi yang lengkap lebih mungkin diadakan. Dalam kelompok terhimpun banyak
pengalaman dan pandangan daripada seorang.
Banyak alternatif yang muncul, karena kelompok mempunyai informasi banyak dalam
jumlah dan ragamnya dan dapat mengidentifikasi lebih banyak kemungkinan. Lebih-
lebih lagi kelompok itu terdiri atas berbagai keahlian dan latar belakang pengalaman.
Keputusan kelompok lebih berterima. Hal ini disebabkan karena keputusan kelompok
lebih menelaah banyak pandangan dan pendapat, sehingga keputusannya lebih besar
kemungkinan mendapat persetujuan lebih dari banyak orang.
Dalam pemilihan alternatif, kelompok lebih dapat menerima resiko dibanding
pembuatan keputusan individu
Karena berpartisipasi dalam proses pembuatan keputusan, para anggota kelompok
secara individual lebih termotivasi untuk melaksanakan keputusan
Meningkatkan kesempatan terlaksananya hak orang banyak. Keputusan kelompok lebih
sesuai dengan hak demokrasi. Mengingat banyak kesempatan oleh manajer untuk
mengambil keputusan sendiri, maka mengambil kebijaksanaan untuk memberi
kesempatan kepada orang lain yang ahli untuk turut mengambil kebagian dalam
pengambilan keputusan, adalah merupakan upya meningkatkan legistimasi orang lain.
5
2.1.2 Kekurangan Pengambilan Keputusan Kelompok
Selain memiliki kelebihan, pengambilan keputusan secara kelompok juga tidak lepas dari
beberapa kelemahan, di antaranya adalah:
Memakan waktu. Keputusan kelompok diperoleh dari hasil diskusi yang panjang,
banyak waktu dipakai untuk rapat-rapat, sedangkan pengambilan keputusan sendiri
oleh manajer bisa diambil dalam waktu singkat, tepat pada saat masalahnya timbul.
Dominasi minoritas. Tidak mungkin dalam satu kelompok terwakili semua
kepentingan dalam organissi dan seringkali hanya terdiri atas segelintir orang saja.
Kesempatan ini oleh para anggota kelompok sering digunakan untuk memenangkan
kepentingan orang-orang tertentu dalam organisasinya yang sengaja atau tidak sengaja
diwakilinya. Ada kecenderungan dia mendominasi kepentingan orang terbanyak.
Tekanan untuk menyesuaikan. Dalam kelompok ada saja golongan yang mempunyai
pengaruh dan menekan kelompok untuk menyesuaikan diri dengan kehendaknya.
Tanggungjawab tersamar. Pada keputusan individual jelas siapa yang
bertanggungjawab, tapi pada keputusan kelompok dari mereka (para anggota) tidak bisa
dimintai pertanggungjawaban perorangan. Tanggung jawab perorangan luluh dalam
tanggungjawab bersama.
Jika dilihat dari tingkat keefektifan dan efisiensi antara pengambilan keputusan kelompok
dengan keputusan individu, maka hal ini tergantung pada kriteria apa yang dipakai sebagai
ukuran efektif. Bila diukur dengan derajat akurasi, barangkali keputusan kelompok lebih
akurat. Fakta membuktikan keputusan kelompok lebih baik daripada keputusan individu.
Tetapi tidak berarti bahwa kelompok lebih bermutu dari perseorangan. Bila dimaksud
dengan efektif adalah ukuran kecepatan maka keputusan individual jadi lebih efektif. Kalau
kreativitas yang jadi ukuran keefektifan maka keputusan kelompok adalah lebih efektif.
Ukuran keefektifan lain, mungkin dukungan persetujuan, maka keputusan kelompok jadi
lebih efektif. Dalam kerja kelompok pengambil keputusan, telah teruji bahwa jumlah
anggota 5 sampai 7 orang adalah produktif dan efektif. Efektif tentu diacu juga dengan
efisiensi. Keputusan kelompok bisa jadi tidak efisien dibandingkan dengan keputusan
individual, bila diukur dari waktu yang dipakai untuk mengambil keputusan. Pengambilan
6
keputusan bentuk mana yang akan dipakai bergantung kepada aspek mana yang
dipentingkan, efektivitas atau efisiensi.
Salah satu sudut pandang gaya pengambilan keputusan mengemukakan bahwa orang
berbeda menurut dua dimensi cara mereka mendekati pengambilan keputusan. Yang
pertama adalah cara berpikir seseorang. Sebagian di antara kita cenderung lebih bersifat
rasional dan logis dalam cara kita memikirkan atau memproses informasi. Jenis rasional
memandang informasi secara teratur dan memastikan bahwa informasi itu logis dan
konsisten sebelum mengambil keputusan. Sebagian lagi di antara kita cenderung lebih
bersifat kreatif dan intuitif. Jenis intuitif tidak harus memproses informasi menurut urutan
tertentumelainkan merasa puas memandangnya sebagai keseluruhan.
1 Gaya Mengarahkan. Orang yang menggunakan gaya ini memiliki toleransi rendah
terhadap ambiguitas dan bersikap rasional dalam cara berpikirnya. Mereka itu efisien
dan logis. Jenis mengarahkan membuat keputusan secara cepat dan memusatkan
perhatian pada jangka pendek. Kecepatan dan efisiensi mereka dalam membuat
keputusan sering mengakibatkan mereka mengambil keputusan dengan informasi
minimum dan dengan menilai sedikit alternative saja.
2 Gaya Analitis. Pembuat keputusan gaya ini mempunyai jauh lebih banyak toleransi
terhadap ambiguitas daripada jenis mengarahkan. Mereka menginginkan lebih banyak
informasi sebelum mengambil keputusan dan merenungkan lebih banyak alternative
daripada pengambil keputusan yang bergaya mengarahkan. Para pengambil keputusan
7
analitis paling baik di cirikan sebagai pengambil keputusan yang hati hati dengan
kemampuan untuk beradaptasi atau menghadapi situasi situasi yang unik.
3 Gaya Konseptual. Individu individu dengan gaya konseptual cenderung amat luas
pandangan mereka dan akan melihat banyak alternative. Mereka memusatkan perhatian
jangka panjang dan sangat baik dalam menemukan pemecahan kreatif atas sejumlah
masalah.
4 Gaya Perilaku. Para pengambil keputusan gaya ini sangat baik dalam bekerjasama
dengan orang lain. Mereka menaruh perhatian pada prestasi anak buah dan sangat suka
menerima saran dari orang lain. Seringkali mereka menggunakan rapat untuk
berkomunikasi meskipun mereka berusahamenghindari konflik. Penerimaaan oleh
orang lain itu penting bagi para pengambil keputusan yang bergaya perilaku.
8
disebut dengan pertemuan elektronik (electronic meeting). Jika tehnologi sudah
dipakai, konsepnya sederhana saja. Sampai dengan lima puluh orang duduk
mengelilingi meja berbentuk U (tapal kuda) yang disana hanya ada seperangkat
terminal komputer. Masalah dipresentasikan kepada para peseta pertemuan dan
meraka mengetik tanggapan mereka ke layar komputer. Komentar individu, serta
jumlah suara diperlihatkan di layar proyeksi di ruangan tersebut.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Jika pembaca menjadi seorang pemimpin atau tergabung dalam suatu kelompok yang
mengambil keputusan dalam suatu organisasi hendaknya dapat mengambil keputusan yang
tepat dan menerapkan gaya kepemimpinan sesuai dengan situasi berbagai pertimbangan
yang telah diperhitungkan secara matang.
10
DAFTAR PUSTAKA
http://degung-wira.blogspot.co.id/2012/10/4-gaya-pengambilan-
keputusan.html
https://fannyver.wordpress.com/2015/06/05/makalah-pengambilan-
keputusan/
11