Anda di halaman 1dari 12

PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELOMPOK

(Pengantar Manajemen)

OLEH :

( Kelompok 2 )
Ni Luh Gede Rustina Dewi (1602622110314)

Silpia Aprilianti (1602622010306)

Adimas Bagus Surya (1602622010318)

Made Arya Wiratama (1602622010401)

Krisna Natha Anggara (1602622010315)

I Gede Agus Lesmana (1602622010336)

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MAHASARASWATI

DENPASAR

2017

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan segala
Rahmat Nya sehingga kami mampu menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah softskill
Perilaku Konsumen, yang membahas mengenai Proses Pengambilan Keputusan oleh Konsumen.

Pada pembuatan makalah ini menyajikan teori teori yang berkaitan dengan proses pengambilan
keputusan yang terbagi menjadi beberapa subbab. Proses pengambilan keputusan diawali dengan
adanya kebutuhan yang berusaha untuk dipenuhi. Pemenuhan kebutuhan ini terkait dengan
beberapa alternatif sehingga perlu dilakukan evaluasi yang bertujuan untuk memperoleh
alternatif terbaik dari persepsi konsumen.

Dalam mengerjakan tugas ini penulis merasa banyak kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun penyusunan makalah. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan
demi penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi
sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan,Khususnya bagi penulis sehingga tujuan
yang di harapkan dapat tercapai.

Denpasar, 13 Maret 2017

Penulis

Kelompok 2

DAFTAR ISI

1
KATA PENGANTAR.................................................................................................................. 1

DAFTAR ISI................................................................................................................................ 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................................................... 3


1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................ 4
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Kelebihan dan Kekurangan Keputusan Kelompok.............................................................. 5


2.1.1 Kelebihan Pengambilan Keputusan Kelompok............................................................... 5
2.1.2 Kekurangan Pengambilan Keputusan Kelompok............................................................ 6
2.2 Gaya Dalam Pengambilan Keputusan Kelompok............................................................... 7
2.2.1 Bentuk dan Teknik Pengambilan Keputusan Kelompok................................................. 8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................... 10
3.2 Saran.................................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................... 11

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Upaya membangun keefektifan pemimpin semata-mata terletak pada pembekalan
dimensi keterampilan teknis dan keterampilan konseptual. Adapun keterampilan personal
menjadi terpinggirkan. Padahal sejatinya efektifitas kegiatan manajerial dan pengaruhnya
pada kinerja organisasi, sangat bergantung pada kepekaan pimpinan untuk menggunakan
keterampilan personalnya. Keterampilan personal tersebut meliputi kemampuan untuk
memahami perilaku individu dan perilaku kelompok dalam kontribusinya membentuk
dinamika organisasi, kemampuan melakukan modifikasi perilaku, kemampuan memahami
dan memberi motivasi, kemampuan memahami proses persepsi dan pembentukan
komunikasi yang efektif, kemampuan memahami relasi antar konsep kepemimpinan-
kekuasaan-politik dalam organisasi, kemampuan memahami genealogi konflik dan
negosiasinya, serta kemampuan mengkonstruksikan budaya organisasi yang ideal.
Upaya membangun keterampilan personal tersebut selaras dengan perkembagan kekinian
rumpun kajian Organizational Studies (Teori Organisasi, Perilaku Organisasi, Manajemen
SDM, dan Kepemimpinan), yang menemukan kontekstualisasinya dalam semangat
pendekatan human relations. Organisasi birokrasi publik pun idealnya tidak terlepas dari
arah perkembangan ini. Dalam hal ini, paradigma organisasi birokratik-weberian yang
berkarakter (terlalu) impersonal dan dingin, mendapatkan tantangan serius dari paradigma
post-birokrasi yang lebih humanis
Kreativitas penting bagi pengambil keputusan, hal ini memungkinkan pengambil
keputusan untuk lebih sepenuhnya menghargai dan memahami masalah, termasuk melihat
masalah-masalah yang tidak dapat dilihat orang lain, namum kenyataannya banyak
pemimpin dalam pengambilan keputusan tidak memperhatikan perilaku pemimpin yang
sebaiknya.
Makalah ini penulis angkat dengan judul Pengambilan Keputusan Kelompok.

1.2 Rumusan Masalah

3
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat dirumuskan masalah-
masalah yang akan dibahas pada penulisan kali ini. Masalah yang dimaksud adalah sebagai
berikut:

1. Apakah kelebihan yang didapat dalam pengambilan keputusan kelompok?


2. Apa saja yang menjadi kekurangan dalam pengambilan keputusan kelompok?
3. Bagaimana dan apa saja cara-cara yang digunakan dalam pengambilan keputusan
kelompok?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan pembuatan makalah ini, secara garis besar agar pembaca memahami materi
Proses pengambilan keputusan kelompok serta memenuhi tugas mata kuliah softskill.
Penulis secara tidak langsung dapat memahami faktor yang mempengaruhi konsumen
dalam pengambilan keputusan, sebelum menentukan membeli atau tidak dari faktor-faktor
yang akan di bahas di makalah ini. Selain itu membantu kami sebagai konsumen agar lebih
selektif dalam mengambil keputusan sebelum membeli produk.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kelebihan dan Kekurangan Keputusan Kelompok
Pengambilan keputusan dapat diartikan menjadi proses pemilihan antara beberapa
kemungkinan, pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individu maupun
berkelompok. Dalam prosesnya, akan ditemui beberapa masalah dalam pengambilan

4
keputusan secara individu maupun kelompok. Secara kelompok biasanya
membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai keputusan, tetapi dengan
pengambilan keputusan kelompok, kelompok tersebut dapat mengikut-sertakan
spesialis dan ahli yang akan menguntungkan karena interaksi di antara mereka akan
menghasilkan keputusan yang lebih baik. Dalam prakteknya, banyak para peneliti
menyatakan bahwa keputusan konsensus dengan lima atau lebih peserta akan lebih
baik, karena akan mendapatkan pengumpulan suara terbanyak dan keputusan
memimpin kelompok.
Keputusan-keputusan tertentu tampaknya memang menjadi lebih baik jika dibuat
oleh kelompok, seperti keputusan tidak terprogram lebih cocok jika dibuat oleh
kelompok.

2.1.1 Kelebihan Pengambilan Keputusan Kelompok

Menurut Mansoer (1989:69) ada beberapa kelebihan keputusan kelompok dibandingkan


dengan keputusan individual, antara lain:

Informasi yang lengkap lebih mungkin diadakan. Dalam kelompok terhimpun banyak
pengalaman dan pandangan daripada seorang.
Banyak alternatif yang muncul, karena kelompok mempunyai informasi banyak dalam
jumlah dan ragamnya dan dapat mengidentifikasi lebih banyak kemungkinan. Lebih-
lebih lagi kelompok itu terdiri atas berbagai keahlian dan latar belakang pengalaman.
Keputusan kelompok lebih berterima. Hal ini disebabkan karena keputusan kelompok
lebih menelaah banyak pandangan dan pendapat, sehingga keputusannya lebih besar
kemungkinan mendapat persetujuan lebih dari banyak orang.
Dalam pemilihan alternatif, kelompok lebih dapat menerima resiko dibanding
pembuatan keputusan individu
Karena berpartisipasi dalam proses pembuatan keputusan, para anggota kelompok
secara individual lebih termotivasi untuk melaksanakan keputusan
Meningkatkan kesempatan terlaksananya hak orang banyak. Keputusan kelompok lebih
sesuai dengan hak demokrasi. Mengingat banyak kesempatan oleh manajer untuk
mengambil keputusan sendiri, maka mengambil kebijaksanaan untuk memberi
kesempatan kepada orang lain yang ahli untuk turut mengambil kebagian dalam
pengambilan keputusan, adalah merupakan upya meningkatkan legistimasi orang lain.

5
2.1.2 Kekurangan Pengambilan Keputusan Kelompok

Selain memiliki kelebihan, pengambilan keputusan secara kelompok juga tidak lepas dari
beberapa kelemahan, di antaranya adalah:

Memakan waktu. Keputusan kelompok diperoleh dari hasil diskusi yang panjang,
banyak waktu dipakai untuk rapat-rapat, sedangkan pengambilan keputusan sendiri
oleh manajer bisa diambil dalam waktu singkat, tepat pada saat masalahnya timbul.
Dominasi minoritas. Tidak mungkin dalam satu kelompok terwakili semua
kepentingan dalam organissi dan seringkali hanya terdiri atas segelintir orang saja.
Kesempatan ini oleh para anggota kelompok sering digunakan untuk memenangkan
kepentingan orang-orang tertentu dalam organisasinya yang sengaja atau tidak sengaja
diwakilinya. Ada kecenderungan dia mendominasi kepentingan orang terbanyak.
Tekanan untuk menyesuaikan. Dalam kelompok ada saja golongan yang mempunyai
pengaruh dan menekan kelompok untuk menyesuaikan diri dengan kehendaknya.
Tanggungjawab tersamar. Pada keputusan individual jelas siapa yang
bertanggungjawab, tapi pada keputusan kelompok dari mereka (para anggota) tidak bisa
dimintai pertanggungjawaban perorangan. Tanggung jawab perorangan luluh dalam
tanggungjawab bersama.

Jika dilihat dari tingkat keefektifan dan efisiensi antara pengambilan keputusan kelompok
dengan keputusan individu, maka hal ini tergantung pada kriteria apa yang dipakai sebagai
ukuran efektif. Bila diukur dengan derajat akurasi, barangkali keputusan kelompok lebih
akurat. Fakta membuktikan keputusan kelompok lebih baik daripada keputusan individu.
Tetapi tidak berarti bahwa kelompok lebih bermutu dari perseorangan. Bila dimaksud
dengan efektif adalah ukuran kecepatan maka keputusan individual jadi lebih efektif. Kalau
kreativitas yang jadi ukuran keefektifan maka keputusan kelompok adalah lebih efektif.

Ukuran keefektifan lain, mungkin dukungan persetujuan, maka keputusan kelompok jadi
lebih efektif. Dalam kerja kelompok pengambil keputusan, telah teruji bahwa jumlah
anggota 5 sampai 7 orang adalah produktif dan efektif. Efektif tentu diacu juga dengan
efisiensi. Keputusan kelompok bisa jadi tidak efisien dibandingkan dengan keputusan
individual, bila diukur dari waktu yang dipakai untuk mengambil keputusan. Pengambilan

6
keputusan bentuk mana yang akan dipakai bergantung kepada aspek mana yang
dipentingkan, efektivitas atau efisiensi.

2.2 Gaya Dalam Pengambilan Keputusan Kelompok

Salah satu sudut pandang gaya pengambilan keputusan mengemukakan bahwa orang
berbeda menurut dua dimensi cara mereka mendekati pengambilan keputusan. Yang
pertama adalah cara berpikir seseorang. Sebagian di antara kita cenderung lebih bersifat
rasional dan logis dalam cara kita memikirkan atau memproses informasi. Jenis rasional
memandang informasi secara teratur dan memastikan bahwa informasi itu logis dan
konsisten sebelum mengambil keputusan. Sebagian lagi di antara kita cenderung lebih
bersifat kreatif dan intuitif. Jenis intuitif tidak harus memproses informasi menurut urutan
tertentumelainkan merasa puas memandangnya sebagai keseluruhan.

Dimensi lain menggambarkan toleransi seseorang terhadap ambiguitas. Sekali lagi,


sebagian di antara kita mempunyai toleransi ambiguitas yang rendah. Jenis itu mempunyai
konsistensi dan keteraturan atas cara merekamenyusun informasi sehingga ambiguitas itu
minimal. Di lain pihak, sebagian di antara kita dapat menanggung tingkatan ambiguitas
yang tinggi dn mampu memproses banyak pemikiran sekaligus. Apabila kita membuat
diagram dua dimensi itu, terbentuklah empat gaya pengambilan keputusan, yaitu:

1 Gaya Mengarahkan. Orang yang menggunakan gaya ini memiliki toleransi rendah
terhadap ambiguitas dan bersikap rasional dalam cara berpikirnya. Mereka itu efisien
dan logis. Jenis mengarahkan membuat keputusan secara cepat dan memusatkan
perhatian pada jangka pendek. Kecepatan dan efisiensi mereka dalam membuat
keputusan sering mengakibatkan mereka mengambil keputusan dengan informasi
minimum dan dengan menilai sedikit alternative saja.
2 Gaya Analitis. Pembuat keputusan gaya ini mempunyai jauh lebih banyak toleransi
terhadap ambiguitas daripada jenis mengarahkan. Mereka menginginkan lebih banyak
informasi sebelum mengambil keputusan dan merenungkan lebih banyak alternative
daripada pengambil keputusan yang bergaya mengarahkan. Para pengambil keputusan

7
analitis paling baik di cirikan sebagai pengambil keputusan yang hati hati dengan
kemampuan untuk beradaptasi atau menghadapi situasi situasi yang unik.
3 Gaya Konseptual. Individu individu dengan gaya konseptual cenderung amat luas
pandangan mereka dan akan melihat banyak alternative. Mereka memusatkan perhatian
jangka panjang dan sangat baik dalam menemukan pemecahan kreatif atas sejumlah
masalah.
4 Gaya Perilaku. Para pengambil keputusan gaya ini sangat baik dalam bekerjasama
dengan orang lain. Mereka menaruh perhatian pada prestasi anak buah dan sangat suka
menerima saran dari orang lain. Seringkali mereka menggunakan rapat untuk
berkomunikasi meskipun mereka berusahamenghindari konflik. Penerimaaan oleh
orang lain itu penting bagi para pengambil keputusan yang bergaya perilaku.

2.2.1 Bentuk dan Teknik Pengambilan Keputusan Kelompok

Terdapat beberapa teknik dalam pengambilan keputusan kelompok yang lazim


digunakan, diantaranya adalah sebagai berikut:

1 Teknik Pengambilan Keputusan Kelompok Delphi, umumnya digunakan


untuk mengambil keputusan meramal masa depan yang diperhitungkan akan
dihadapi organisasi. Teknik ini sangat sesuai untuk kelompok pengambil
keputusan yang tidak berada di satu tempat. Pengambil keputusan menysun
serangkaian pertanyaan yang berkaitan dengan suatu situasi peramalan dan
menyampaikannya kepada sekelompok ahli. Para ahli tersebut ditugaskan untuk
meramalkan, apakah suatu peristiwa dapat atau mungkin terjadi atau tidak.

2 Teknik Pengambilan Keputusan Kelompok Nominal, adalah rapat kelompok


yang terstruktur terdiri dari 7-10 individu duduk berkumpul tetapi tidak
berbicara satu sama lainnya. Setiap orang menulis gagasannya di selembar
kertas. Setelah 5 menit, dilakukan saling tukar pikiran yang terstruktur. Setiap
orang mengajukan satu gagasan. Seseorang yang ditunjuk sebagai notulen
mencatat seluruh gagasan itu di kertas di depan seluruh anggota kelompok.

3 Teknik Pengambilan Keputusan dengan Pertemuan Elektronik, Pendekatan


yang terbaru untuk pengambilan keputusan kelompok adalah mencampurkan
teknik kelompok nominal dengan teknologi komputer canggih. Bentuk ini

8
disebut dengan pertemuan elektronik (electronic meeting). Jika tehnologi sudah
dipakai, konsepnya sederhana saja. Sampai dengan lima puluh orang duduk
mengelilingi meja berbentuk U (tapal kuda) yang disana hanya ada seperangkat
terminal komputer. Masalah dipresentasikan kepada para peseta pertemuan dan
meraka mengetik tanggapan mereka ke layar komputer. Komentar individu, serta
jumlah suara diperlihatkan di layar proyeksi di ruangan tersebut.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengambilaan keputusan yang dilakukan oleh sebuah organisasi adakalanya dilakukan


dengan kelompok. Akan tetapi, Pengambilan Keputusan Kelompok memiliki berbagai
kelebihan dan kelemahan. Dalam pengambilan keputusan juga mempuyai berbagai gaya
melaksanakannya dan juga memiliki metode-metode.

3.2 Saran

Jika pembaca menjadi seorang pemimpin atau tergabung dalam suatu kelompok yang
mengambil keputusan dalam suatu organisasi hendaknya dapat mengambil keputusan yang
tepat dan menerapkan gaya kepemimpinan sesuai dengan situasi berbagai pertimbangan
yang telah diperhitungkan secara matang.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://degung-wira.blogspot.co.id/2012/10/4-gaya-pengambilan-
keputusan.html

https://fannyver.wordpress.com/2015/06/05/makalah-pengambilan-
keputusan/

11

Anda mungkin juga menyukai