PRILAKU ORGANISASI
(Pengambilan keputusan)
Oleh:
Siti aisyah
Maisaroh
Wardatutoyiba
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga makalah Pengambilan keputusan ini dapat diselesaikan dengan
baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad
SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata kuliah Prilaku organisasi. Kami
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
Konsep dan Teori Ekonkmi Moneter ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber
bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan
menjadi bahan makalah ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan
sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah
Konsep dan Teori Ekonomi Moneter ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan
kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semuanya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................
1. Latar Belakang....................................................................................................
2. Rumusan Masalah...............................................................................................
3. Tujuan ...............................................................................................................
1. Kesimpulan ........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Organisasi adalah unit sosial, terdiri dari sekelompok orang yang berinteraksi untuk mencapai
rasionalitas tertentu. Sebagai untisosial, organisasi terdiri dari orang-orang dengan latar
belakang sosial ekonomi, budaya, dan motivasi yang berbeda. Pertemuan budaya dan
motivasi orang-orang dari berbagai latar belakang yang berbeda mempengaruhi perilaku
individual dan menimbulkan problem dalam proses keorganisasian kerena menyebabkan
terjadinya benturan nilainilai individual yang dapat menjadi faktor pengganggu dalam upaya
mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu setiap organisasi perlu menciptakan nilai-nilai
yang dianut bersama untuk membangun system keorganisasian guna menyeragamkan
pemikiran dan tindakan serta mengubah perilaku individual ke perilaku organisasional.
Setiap organisasi, baik dalam skala besar maupun kecil, dapat terjadi perubahan-perubahan
kondisi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal organisasi.
Dalam menghadapi perkembangan dan perubahan yang terjadi maka diperlukan pengambilan
keputusan yang cepat dan tepat. Proses pengambilan keputusan yang cepat dan tepat
dilakukan agar roda organisasi beserta administrasi dapat berjalan terus dengan lancar
Pengambilan keputusan tersebut dilakukan oleh seorang manajer atau administrator. Kegiatan
pembuatan keputusan meliputi pengindentifikasian masalah, pencarian alternatif penyelesaian
masalah, evaluasi daripada alternatif-alternatif tersebut, dan pemilihan alternatif keputusan
yang terbaik. Kemampuan seorang pimpinan dalam membuat keputusan dapat ditingkatkan
apabila ia mengetahui dan menguasai teori dan teknik pembuatan keputusan.
Pengambilan keputusan sangat penting dalam manajemen dan merupakan tugas utama dari
seorang pemimpin (manajer). Pengambilan keputusan (decision making) diproses oleh
pengambilan keputusan (decision maker) yang hasilnya keputusan (decision).
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Tetapi menurut sudut pandang Salusu mendefinisikan pengambilan keputusan sebagai proses
memilih suatu alternatif cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai situasi untuk
menemukan dan menyelesaikan masalah organisasi.
Dan menurut Sondang P. Siagian pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang
sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut
perhitungan merupakan tindakan yang paling cepat. Pengambilan keputusan sebagai usaha
sadar untuk menentukan satu alternatif dari berbagai alternatif untuk memecahkan masalah.
Dalam keberlangsungan setiap kegiatan berorganisasi, pasti akan menemui sebuah situasi
dimana harus dilakukannya sebuah atau lebih suatu pengambilan keputusan. Menurut para
ahli, pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan antara berbagai alternatif.
Pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara berbagai alternatif. Untuk dapat
mengambil keputusan dengan baik, ada rangkaian proses pengambilan keputusan yang harus
dilakukan. Berikut adalah langkah yang bijaksana untuk dilakukan sebelum mengambil
keputusan berdasarkan pada konsep pengambilan keputusan itu sendiri.
Dari beberapa pengertian tentang pengambilan keputusan yang dikemukakan oleh para ahli
dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan satu alternatif
dari beberapa alternatif untuk pemecahan masalah. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
keputusan itu diambil dengan sengaja, tidak secara kebetulan, dan tidak boleh sembarangan.
Masalahnya telebih dahulu harus diketahui dan dirumuskan dengan jelas, sedangkan
pemecahannya harus didasarkan pemilihan alternatif terbaik dari alternatif yang ada.
Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna. Masalah – masalah yang
dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat
berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif. Dalam masyarakat, keputusan yang
rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal masyarakat dapat terlaksana dalam batas-
batas nilai masyarakat yang di akui saat itu.
Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan didukung oleh sejumlah
fakta yang memadai. Sebenarnya istilah fakta perlu dikaitkan dengan istilah data dan
informasi. Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis dinamakan data.
Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan dari data. Dengan demikinan, data harus diolah
lebih dulu menjadi informasi yang kemudian dijadikan dasar pengambilan keputusan.
Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang cukup itu memang
merupakan keputusan yang baik dan solid, namun untuk mendapatkan informasi yang cukup
itu sangat sulit.
Sering kali terjadi bahwa sebelum mengambil keputusan, pimpinan mengingat-ingat apakah
kasus seperti ini sebelumnya pernah terjadi. Pengingatan semacam itu biasanya ditelusuri
melalui arsip-arsip penhambilan keputusan yang berupa dokumentasi pengalaman-
pengalaman masa lampau. Jika ternyata permasalahan tersebut pernah terjadi sebelumnya,
maka pimpinan tinggal melihat apakah permasalahan tersebut sama atau tidak dengan situasi
dan kondisi saat ini. Jika masih sama kemudian dapat menerapkan cara yang sebelumnya itu
untuk mengatasi masalah yang timbul. Dalam hal tersebut, pengalaman memang dapat
dijadikan pedoman dalam menyelesaikan masalah. Keputusan yang berdasarkan pengalaman
sangat bermanfaat bagi pengetahuan praktis.
Banyak sekali keputusan yang diambil karena wewenang (authority) yang dimiliki. Setiap
orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk mengambil
keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan organisasi yang
efektif dan efisien. Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata akan menimbulkan
sifat rutin dan mengasosiasikan dengan praktik dictatorial. Keputusan berdasarkan wewenang
kadangkala oleh pembuat keputusan sering melewati permasahan yang seharusnya
dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang jelas.
Secara umum jenis pengambilan keputusan dapat dikategorikan dalam dua bentuk, yakni
keputusan terprogram dan keputusan tidak terprogram.[5]
1. Keputusan terprogram
Keputusan terprogram adalah tindakan menjatuhkan pilihan yang berlangsung berulang kali
dan diambil secara rutin dalam organisasi. Keputusan terprogram biasanya menyangkut
pemecahan masalah-masalah yang sifatnya teknis serta tidak memerlukan pengarahan dari
tingkat manajemen yang lebih tinggi.
Keputusan tidak terprogram muncul sebagai akibat dari suatu situasi di mana ada suatu
kemendesakan untuk segera mengambil tindakan dan memecahkan masalah yang timbul.
Biasanya keputusan ini bersifat repetitif, tidak terstruktur dan sukar mengenali bentuk,
hakekat dan dampaknya.
Proses pengambilan keputusan didefinisikan sebagai langkah yang diambil oleh pembuat
keputusan untuk memilih alternatif yang tersedia. Adapun langkah sistematis yang harus
dilakukan dalam proses pengambilan keputusan adalah sebgai berikut :
3. Memilih alternatif yang paling efisien dan efektif untuk memecahkan masalah
5. Mengevaluasi apakah alternatif yang dilaksanakan berhasil dan sesuai dengan yang
diharapkan.
Langkah proses pengambilan keputusan ada 5, yaitu identifikasi masalah, mencari alternatif
pemecahan, pelaksanaan alternatif, dan evaluasi. Berikut ini merupakan penjabaran proses
pengambilan keputusan.
1. Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan pada dasarnya adalah proses pemecahan masalah yang menghalangi
atau menghambat tercapainya tujuan. Agar masalah dapat dipecahkan, terlebih dahulu harus
dikenali apa masalahnya.
3. Memilih alternatif
Setelah alternatif tersusun, barulah dapat dilakukan pilihan alternatif yang dapat memberikan
manfaat, dalam arti dapat memecahkan masalah dengan cara yang paling efektif dan efisien.
Sebelum menjatuhkan pilihan pada sebuah alternatif, ajukan pertanyaan untuk tiap-tiap
alternatif.
4. Pelaksanaan alternatif
5. Evaluasi
Setelah alternatif dilaksanakan, bukan berarti proses pengambilan keputusan telah selesai.
Pelaksanaan alternatif harus terus diamati, apakah berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Bila langkah-langkah pelaksanaan telah dilakukan dengan benar tetapi hasil yang dicapai
tidak maksimal, sudah waktunya untuk mempertimbangkan kembali pemilihan alternatif
lainnya. Tidak maksimalnya hasil yang dicapai mungkin terjadi karena pengaruh negatif
potensial benar-benar terjadi, atau mungkin pengaruh negatif yang tadinya tidak diperkirakan.
Menurut Noorderhaven, faktor-faktor dari dalam diri individu yang dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan antara lain adalah kematangan emosi, kepribadian, intuisi, umur.
Sedangkan Cervone dalam penelitiannya menemukan bahwa suasana hati yang positif dapat
meningkatkan kecepatan dan efisiensi pengambilan keputusan.
Esensi dari sebuah pengambilan keputusan adalah proses penentuan pilihan. Secara alami,
manusia akan diperhadapkan kepada berbagai pilihan dan secara alami juga ia dilatih
mengambil keputusan dari pilihan-pilihan hidup yang dialaminya. Oleh karena itu
sesungguhnya manusia akan terus menerus menentukan pilihan hidup dari waktu ke waktu
sampai akhir kehidupan. Proses inilah yang disebut dengan pengambilan keputusan.
c) Keterbatasan kemampuan
Perlu didasari adanya kemampuan yang terbatas dalam pengambilan keputusan yang dapat
bersifat institusional ataupun bersifast pribadi. Penelitian lain yang dilakukan oleh Baradell &
Klein menyatakan bahwa peristiwa-peristiwa hidup yang tidak menyenangkan berhubungan
dengan rendahnya kualitas pengambilan keputusan.
Menurut Terry (1989), Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan
yaitu :
a) Hal-hal yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang emosional maupun yang
rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.
b) Setiap keputusan harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi.
c) Setiap keputusan jangan berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi harus lebih
mementingkan kepentingan organisasi.
d) Jarang sekali pilihan yang memuaskan, oleh karena itu buatlah altenatif-alternatif
tandingan.
e) Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental dari tindakan ini harus diubah
menjadi tindakan fisik.
g) Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik
i) Setiap keputusan merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan mata rantai
berikutnya
BAB III
KESIMPULAN
· Memilih alternatif yang paling efisien dan efektif untuk memecahkan masalah
· Mengevaluasi apakah alternatif yang dilaksanakan berhasil dan sesuai dengan yang
diharapkan.
Baradell, J.G., dan Klein, K. “Relationship of Life Stress and Body Consciousnessti
Hypervigilant Decision Making”. Journal of Personality and Social Psychology, 1993, hal. 63
Gibson, Ivancevich, Donnelly, Organisasi,Perilaku, Struktur dan Proses, Jilid II edisi kelima,
University Of Kentucky dan University of Houston, 1991, (penerjemah: Savitri Soekrisno &
Agus Dharma) Jakarta: Erlangga, 1997
Hasan, I., 2002, Pokok-pokok Materi Teori Pengambilan Keputusan, Jakarta: Ghalia
Indonesia, 2002
Pervin, L.A., Cervone, D., John, O.P., Personality: Theory and Research. Hoboken, NJ:
Wiley, 1991
Salusu, J., Pengambilan Keputusan Stratejik, Untuk Organisasi Publik dan Organisasi
Nonprofit, Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 1996
Sharf, Richard, Applying Career Develovment Theory to Counseling, California, Brook Cole
Publishing Company, 1992
Siagian, S.P. , Teori dan Praktek Pengambilan Keputusan, Jakarta: CV Haji Masagung, 1993
http://taufanabdulaziz.blogspot.co.id/2015/04/faktor-yang-mempengaruhi-pengambilan.html
http://khaizankahfi96.blogspot.co.id/2015/05/pengambilan-keputusan-dalam-organisasi.html
http://nikotrileksono.tumblr.com/post/47086072101/pengambilan-keputusan-dalam-
organisasi