Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENGAMBILANAN KEPUTUSAN

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


“Manajemen Syariah”
Dosen Pengampu: Siti Kalimah, M.Sy

Disusun Oleh Kelas ES I B :


Kelompok 10
1. Anindhita Yuniar Wijaya (12402183047)
2. Wulan Arum Sari (12402183053)
3. Tribilly Yuniar Sari (12402183054)

EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
SEPTEMBER 2018

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penulisan makalah “Pengambilan Keputusan” Sholawat serta salam semoga
tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW semoga kita semua termasuk
umat yang kelak akan mendapatkan syafaat-Nya di akhirat.
Dalam menyusun makalah ini tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang
kami alami, namun karena dukungan,dorongan, dan semangat dari orang-orang
terdekat, sehingga kami dapat menyelesaikannya. Oleh karena itu pada
kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya
kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat jasmani dan rohani sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
2. Dr. Maftukin, M.Ag selaku rector IAIN Tulungagung yang telah berusaha
memberikan fasilitas terbaik kepada penulis khususnya kepada seluruh
mahasiswa /mahasiswi pada umumnya.
3. Siti Kalimah ,M.Sy itu selaku Dosen pembimbing Manajemen Syariah yang
telah memberi tugas menyusun makalah ini.
4. Orang tua yang telah memberi dukungan penuh baik secara materi maupun
moral
5. Kawan-kawan penulis yang telah memberikan dukungan dalam
menyelesaikan tugas makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Hal ini
semata-mata karena keterbatasan penulis sendiri. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik serta saran yang positif dan membangun dari semua pihak
agar makalah ini menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa mendatang

Tulungagung, 6 September 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan .................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep dasar pengambilan keputusan .................................. 3
B. Proses pengambilan keputusan ............................................. 5
C. Gaya pengambilan keputusan ............................................... 7
D. Pengambilan keputusan dalam organisasi sederhana ........... 9
E. Pengambilan keputusan dalam tinjauan syariah .................... 11

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ........................................................................... 15
B. Saran ...................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengambilan keputusan merupakan suatu pendekatan yang sistematis
terhadap permasalahan yang dihadapi. Pendekatan tersebut menyangkut
pengetahuan mengenai esensi atas permasalahan yang dihadapi ,pengumpulan
fakta dan data yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi ,analisis
permasalahan dengan menggunakan fakta dan data ,mencari alternatif
pemecahan ,menganalisis setiap alternatif sehingga alternatif yang paling
rasional dan penilaian atas keluaran yang dicapai.
Manajemen membutuhkan informasi sebagai dasar pengambilan
keputusan mereka. Tiap tiap manajemen mempunyai proses yang berbeda
beda dalam mengambil keputusan. Pengambilan keputusan diperlukan pada
semua tahap kegiatan administrasi maupun manajemen. Misalnya dalam tahap
perencanaan diperlukan banyak kegiatan pengambilan keputusan sepanjang
proses perencanaan tersebut. Dalam proses perencanaan tersebut peran
manajer dalam mengambil keputusan harus memenuhi berbagai kriteria dasar,
terutama syarat intelektual dan mental. Hal ini dimaksudkan untuk dapat
melakukan pengambilan keputusan secara bertanggung jawab, manajer harus
mampu membedakan antara tanggung jawab untuk mengambil keputusan
dengan tanggung jawab untuk menjalankan tugas.

B. Rumusan Masalah
1. Apa konsep dasar dari pengambilan keputusan ?
2. Bagaimana proses pengambilan keputusan ?
3. Bagaimana gaya pengambilan keputusan ?
4. Bagaimana pengambilan keputusan dalam organisasi sederhana?
5. Bagaimana pengambilan keputusan dalam tinjauan syariah?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konsep dasar pengambilan keputusan
2. Untuk mengetahui proses pengambilan keputusan
3. Untuk mengetahui gaya apa saja dalam pengambilan keputusan
4. Untuk mengetahui pengambilan keputusan dalam organisasi sederhana
5. Untuk mengetahui pengambilan keputusan dalam tinjauan syariah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Pengambilan Keputusan


Pengambilan keputusan adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan
oleh seseorang dalam usaha memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi
kemudian menetapkan berbagai alternatif yang dianggap paling rasional dan
sesuai dengan lingkungan organisasi. Jadi ,mengambil keputusan berate
memilih dan menetapkan satu alternatif yang dianggap paling menguntungkan
dari beberapa alternatif yang dihadapi. Alternatif yang ditetapkan merupakan
keputusan.Kualitas dari keputusan yang diambil tersebut merupakan standar
dari efekitivitas mereka.
Analisis yang sistematis mengenai pengambilan keputusan terkenal
dengan nama teori keputusan. Teori keputusan berakar kuat dalam bidang
statistika dan ilmu perilaku serta memiliki tujuan sebagai pengambil
keputusan dalam ilmu tersebut bukan hanya sebagai kiat saja. Pada
pertengahan abad dua puluhan,para ahli penelitian operasional,ahli
statistika,ahli computer,dan perilaku berusaha mengidentifikasi elemen dalam
pengambilan keputusan. Hal itu dapat memberikan kerangka kerja bagi
manajer sebagai pengambil keputusan untuk memungkinkan mereka secara
lebih efektif menganalisis lingkungan yang rumit serta mengandung berbagai
macam alternatif serta konsekuensinya yang mungkin.
Herbert A.Simon (1980:5-6) telah mengembangkan klasifikasi jenis
keputusan yang berbeda,yaitu keputusan yang diprogram (programmed
decisions) dan keputusan yang tidak diprogram (nonprogrammed decisions).
1. Keputusan yang Diprogram (Programmed Decisions)
Keputusan dapat diprogramkan sejauh keputusan tersebut berulang
dan rutin serta telah dikembangkan prosedur tertentu untuk menanganinya.
Manajer dari sebagian besar organisasi sering menghadapi beberapa
keputusan yang diprogramkan dalam pekerjaanya secara rutin. Keputusan
tersebut harus dilakukan tanpa mengeluarkan sumber daya organisasi yang
kurang perlu. Secara tradisional,keputusan yang diprogram telah ditangani

3
dengan norma, prosedur kerja yang baku dan struktur organisasi yang
mengembangkan prosedur spasifik untuk menanganinya.
2. Keputusan yang tidak Diprogram (Non Programmed Decisions)
Suatu keputusan tidak diprogam manakala keputusan tersebut baru
dan tidak tersusun. Oleh karena keputusan tersebut memiliki karakteristik
demikian maka tidak ada prosedur yang pasti untuk menangani
permasalahan. Hal itu disebabkan tidak timbul dengan cara yang persis
sama dengan sebelumnya atau karena permasalahan tersebut rumit atau
bahkan luar biasa urgensinya sehingga keputusan tersebut memerlukan
manajemen yang spesifik. Keputusan yang tidak diprogram harus
diidentifikasi dengan tepat karena jenis pengambilan keputusan seringkali
memerlukan alokasi dana yang sangat besar. Keputusan yang tidak
diprogram secara tradisional telah ditangani dengan proses pemecahan
umum, pertimbangan ,intuisi ,kreativitas. Namun ,manajemen modern
belum banyak kemajuan dalam meningkatan penagmbilan keputusan yang
tidak diprogram dibandingkan dengan kemajuan dalam pengambilan
keputusan yang diprogram.
Klasifikasi dan Pihak yang Menangani Keputusan
Pihak
Jenis Deskripsi Tehnik Penanganan
pengambil
1. Keputusan Berulang dan Ditangani dengan: (1) Middle
terprogram rutin serta a. Norma Management
telah b. Prsedur kerja (2) Lower
dikembangkan c. Struktur Management
prosedur untuk organisasi
menanganinya
2. Keputusan tak Keputusan Ditangani dengan: Top
terprogram baru dan tidak
a. a. proses pemeca- management
tersusun b. han masalah umum
c. b. Pertimbangan
d. c. Intuisi
e. d. Kreativitas

4
B. PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Herbert A Simon mengajukan model yang bermanfaat sebagai dasar
dalam proses pengambilan keputusan (Davis, 1974). Model yang diajukan
terdiri atas tiga tahap pokok, yaitu sebagai berikut.
1. Penelitian, yaitu mempelajari lingkungan atas kondisi yang memerlukan
keputusan. Data mentah diperoleh, diolah, dan diuji untuk dijadikan arah
tindakan yang dapat mengidentifikasi permasalahan.
2. Desain, yaitu mendaftar, mengembangkan, dan menganalisis arah tindakan
yang mungkin. Aktivitas ini meliputi proses untuk memahami
permasalahan, menghasilkan pemecahan, dan menguji kelayakan
pemecahan tersebut.
3. Pemilihan, yaitu menetapkan arah tindakan tertentu dari keseluruhan yang
ada. Pilihan ditentukan dan dilaksanakan.
James L. Gibson, dkk. (1984) mengemukakan proses pengambilan
keputusan yangseluruhnya terdiri atas tujuh tahapan.Proses pengambilan
keputusan yang diajukan Gibson dkk. tersebut adalah sebagai berikut.
1. Penetapan tujuan spesifik serta pengukuran hasilnya
Setiap organisasi memerlukan tujuan dalam setiap bidang di mana hasil
karya memengaruhi efektivitas organisasi. Apabila tujuan telah ditetapkan
secara memadai maka tujuan akan menentukan hasil yang harus dicapai
dan ukuran yang akan di gunakan untuk menunjukkan tercapai tidaknya
tujuan tersebut.
2. Identifikasi permasalahan
Salah satu syarat yang sangat urgen bagi keputusan adalah permasalahan.
Dengan demikian, apabila tidak ada permasalahan maka tidak perlu
keputusan. Untuk menjamin agar sasaran dapat digunakan maka sasaran
harus memungkinkan untuk menetapkan standar yang berarti bagi
pengendalian yang efektif.
3. Pengembangan alternatif
Sebelum manajer melakukan pengambilan keputusan, terlebih dahulu
perlu dikembangkan beberapa alternatif yang dapat dilaksanakan dan
harus dipertimbangkan konsekuensi yang mungkin dari masing-masing

5
alternatif . Hal ini merupakan proses pencarian di mana lingkungan intern
dan ekstern yang relevan dengan organisasi diperiksa untuk memberikan
informasi yang dapat dikembangkan menjadi alternatif akan dipilih.
4. Evaluasi alternatif
Setelah dilakukan pengembangan alternatif, alternatif tersebut harus
dievaluasi dan dibandingkan. Pada setiap situasi keputusan, sasaran dalam
mengambil keputusan adalah memilih alternatif yang akan lebih
menguntungkan dan yang paling kecil kerugiannya.Hubungan antara
altematif keluaran didasarkan pada tiga kondisi berikut.1
a. Kepastian, manajer sebagai pengambil keputusan memiliki
pengetahuan yang lengkap mengenai kemungkinan keluaran dari
setiap alternatif.
b. Ketidakpastian, manajer sebagai pengambil keputusan sama sekali
tidak mengetahui kemungkinan keluaran dari masing-masing
alternatif.
c. Risiko, manajer sebagai pengambil keputusan memiliki sedikit
prakiraan mengenai kemungkinan dari keluaran masing-masing
alternatif . Pengambilan keputusan dengan risiko mungkin merupakan
situasi yang paling sering dijumpai. Dalam hal mengevaluasi alternatif,
pada kondisi inilah para ahli statistika dan ahli penelitian telah
memberikan kontribusi penting kepada teori keputusan.
5. Seleksi alternatif
Seleksi alternatif dilakukan dengan maksud untuk memecahkan
permasalahan sehingga mampu merealisasikan tujuan yang telah
ditetapkan.Hal yang paling penting adalah bahwa pengambilan keputusan
bukan hanya merupakan aktivitas untuk memilih tetapi lebih dari itu, yaitu
merupakan proses yang dinamis.Seringkali terdapat situasi di mana dua
sasaran tidak dapat dioptimalkan sehingga sasaran yang lain menjadi
kurang optimal.
Meskipun terjadi perbedaan antara sasaran sebuah keorganisasian dengan
sasaran keorganisasian yang lain, atau dengan sasaran sosial, namunsistem
1
Dr. H. B. Siswanto, M.Si, Pengantar Manajemen, (Jakarta, PT. Bumi Aksara, 2012), hlm. 173-
175.

6
nilai dari manajer sebagai pengambil keputusan akan memberikan dampak
alternatif yang dipilihnya.
6. Implementasi keputusan
Setiap keputusan memiliki karakteristik sedikit lebih dari suatu abstraksi,
manakala keputusan tersebut tidak diimplementasikan.Pilihan harus
dilaksanakan secara efektif untuk merealisasikan tujuan yang telah
ditetapkan.Oleh karena itu, pekerjaan manajer tidak hanya terbatas pada
keterampilan memilih pemecahan yang baik, tetapi juga meliputi
pengetahuan dan keterampilan yang perlu untuk melaksanakan pemecahan
tersebut menjadi perilaku dalam organisasi.
7. Pengendalian dan evaluasi
Manajemen yang efektif melakukan pengukuran berkala mengenai
keluaran yang nyata. Apabila keluaran nyata tidak sesuai dengan keluaran
yang direncnakan, harus diadakan perubahan dalam pemecahan yang
dipilih pelaksanaanya atau dalam sasaran semula.
Apabila sasaran semula harus diubah, proses pengambilan keputusan
secara keseluruhan perlu diulang kembali. Hal yang penting adalah bahwa
jika keputusan tersebut dilaksanakan, manajer tidak dapat beranggapan
bahwa keluarannya akan memenuhi sasaran semula.2

C. GAYA PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN


Pendekatan lain yang digunakan untuk perilaku pengambilan
keputusan dilakukan dengan berpusat pada gaya yang digunakan pimpinan
dalam memilih alternatif pemecahan masalah. Contoh dari gaya keputusan
yang merupakan representatif pimpinan dalam melakukan identifikasi adalah:
(1) Karismatik (antusias, menarik, banyak bicara, dominan); (2) Pemikir
(kekuatan otak, pintar, logis, akademis); (3) Skeptis (banyak permintaan,
mengganggu, tidak menyenangkan, suka melawan); (4) Pengikut (tanggung
jawab, berhati-hati, mengikuti tren, tawar-menawar); dan (5) Pengendali
(logis, tidak emosional, bijaksana, cermat, akurat, analitis). Bebreapa gaya ini
merefleksikan sejumlah dimensi psikologi termasuk bagaimana pembuat
2
Dr. H. B. Siswanto, M.Si, Pengantar Manajemen, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012), hlm. 175-
177.

7
keputusan merasakan apa yang terjadi di sekitar mereka dan bagaimana
mereka memproses informasi. Ada empat gaya seorang pimpinan dalam
mengambil keputusan yaitu :
1. Gaya Direktif
Pengambilan keputusan dengan gaya direktif adalah pengambilan
keputusan dengan melakukan pengarahan atau pemberian instruksi.
Pimpinan yang menggunakan gaya direktif dalam mengambil keputusan
mempunyai toleransi rendah pada ambiguitas, dan berorientasi pada tugas
dan masalah teknis. Keuntungan dari pengambilan keputusan ini antara
lain cenderung lebih logis, efisien, pragmatis dan sistematis dalam
memecahkan masalah. Disamping keuntungan tersebut pengambilan
keputusan ini lebih berfokus pada fakta dan berusaha menyelesaikan
permasalahan dengan cepat, lebih berorientasi pada tindakan, cenderung
berfokus pada jangka pendek, suka menggunakan kekuasaan, ingin
mengontrol, dan yang ditampilkan adalah gaya kepemimpinan otokratis.
2. Gaya Analitik
Seorang pemimpin yang mengambil keputusan dengan gaya analitik adalah
pengambilan keputusan yang menggunakan dasar analisis terhadap
beberapa fenomena yang terjadi. Pimpinan yang mengambil keputusan
dengan gaya analitik mempunyai toleransi yang tinggi untuk ambiguitas
dan tugas yang kuat serta orientasi teknis. Gaya analitik cenderung suka
menganalisis sesuatu dan mengevaluasi lebih banyak informasi dan
alternatif darpada pembuat keputusan direktif. Dalam pengambilan
keputusan membutuhkan waktu yang lama dan mereka juga cenderung
mempunyai gaya kepemimpinan otokratis.
3. Gaya Konseptual
Seorang pemimpin yang mengambil keputusan dengan gaya konseptual
adalah pengambilan keputusan yang menggunakan dasar konsep atas
fenomena yang terjadi. Pembuat keputusan gaya konseptual mempunyai
toleransi tinggi untuk bias pada orang yang kuat dan peduli pada
lingkungan sosial. Tokoh-tokoh masyarakat pada lingkungan sosial yang
memiliki pandangan luas selalu mempertimbangkan banyak pilihan dan

8
banyak kemungkinan padamasa mendatang.. Sebelum membuat keputusan,
pembuat keputusan ini terlebih dahulu membahas sesuatu dengan orang
sebanyak mungkin untuk memperoleh informasi sebanyak-banyaknya dan
kemudian mengandalkan intuisi dalam mengambil keputusan. Pembuat
keputusan konseptual cenderung bagus dalam menemukan solusi yang
kreatif atas masalah. Dan lebih lebih berani mengambil risiko.3
4. Gaya Perilaku
Seorang pemimpin yang mengambil keputusan dengan gaya perilaku
adalah pengambilan keputusan yang menggunakan dasar analisis terhadap
perilaku bawahan atau rekan kerja. Pembuat keputusan gaya perilaku
biasanya memiliki toleransi ambiguitas yang rendah. Pembuat keputusan
biasanya bekerja dengan baik bersama orang lain dalam suasana
keterbukaan dan saling bertukar pendapat. Mereka sangat terbuka terhadap
masukan dan saran serta bersikap sportif dan bersahabat, dan lebih
menyukai informasi yang bersifat verbal daripada tulisan. Pembuat
keputusan ini menghadapi kesulitan untuk mengatakan “tidak” kepada
orang lain dan mereka tidak dapat membuat keputusan yang tegas, terutama
saat hasil keputusan akan membuat orang sedih.

D. PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI SEDERHANA.


Biasanya permasalahan yang dihadapi oleh organsasi sederhana adalah
masalah strategis dan langsung pada permasalahan oganisasi atau
permasalahan kerja.Masalah strateginya meliputi wilayah lingkungan gerak
dan wilayah operasi.Dengan demikian,permasalahan utamanya adalah
permasalahan dengan pihak yang dapat memberikan dukungan kepada
manajer dalam menghadapi pesaingnya.Dari segi keputusan permasalahan
tersebut tidak dapat ditelaah secara kuantitatif karena karakteristiknya lebih
bersifat personal.
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi dalam praktik dan keputusan
yang harus diambil,dapat digolongkan menjadi dua tipe permasalahan yaitu :
1. Permasalahan yang bersifat rutin dan repetitif (muncul kembali).

3
Drs. H. Suparno, MSi, “Peran Kepemimpinan Dalam Pengambilan Keputusan”, hlm. 11-13

9
Untuk menghadapi permasalahan tersebut harus dibuat semacam
program atau sistem yang tediri atas berbagai proses atau prosedur
penanganan yang spesifik. Keputusan yag diambil dengan cara demikian
disebut keputusan terprogram.
2. Permasalahan yang bersifat incidental (datangnya tidak menentu).
Untuk menghadapi permasalahan demikian hanya akan mampu
menentukan tata cara penanganan permasalahan yang sangat umum dan
menunjuk manajemen yang memiliki otoritas apabila muncul. Keputusan
yang diambil dalam rangka ini biasanya disebut keputusan tidak
terprogram.

Untuk menelaah cara pengambilan keputusan yang memiliki hubungan


erat disebabkan 4 hal yaitu :
1. Metode
Adalah suatu cara tertentu untuk melaksanakan tugas tertentu
dengan memberikan pertimbangan yang cukup kepada tujuan,fasilitas
yang tersedia, dan jumlah penggunaan waktu,uang dan aktivitas.
2. Teknik
Adalah cara menangani detail-detail teknis dari sesuatu atau cara
menganggap dan menggunakan data teknis dari suatu barang atau
pekerjaan.
3. Prosedur
Adalah serangkaian tugas yang saling berhubungan yang
merupakan urutan kronologis dan cara tertentu untuk melakukan pekerjaan
yang harus yang harus diselesaikan.
4. Sistem
Adalah suatu rangkaian yang bulat dan utuh dari prosedur yang saling
berhubungan untuk menyelesaikan suatu tujuan tertentu sesuai dengan
rencana.
Dalam setiap pengambilan keputusan selalu diperlukan kombinasi
yang sebaik baiknya atas faktor fakor sebagai berikut :
1. Intuisi dan perasaan;

10
2. Pengumpulan, pengolahan, penilaian, dan interpretasi fakta secara rasional
sistematis;
3. Pengalaman;
4. Kewibawaan;
5. Otoritas.

Kelima faktor diatas harus dimiliki oleh manajer untuk secara


sendirian menghadapi permasalahannya agar ia dapat mengambil keputusan
secara individual. Tapi juga selalu memiliki kelemahan. Oleh karena itu,
manajer dituntut untuk cermat dalam memilih jalan dan cara memperkuat diri
serta memperbesar jangkauan pengendalian terhadap aspek-aspek yang
relevan dengan permasalahan yang dihadapi.
Metode atau cara pengambilan keputusan organisasi sederhana dapat
diaplikasikan terhadap karakteristik keputusan sebagai berikut :
1. Keputusan yang bersifat sederhana atau rutin dapat diambil secara
individual.
2. Keputusan yang dibakukan dapat diserahkan kepada suatu unit pengolah
elektronik atau kepada seseorang yang profesional.
3. Keputusan yang bersifat rumit dan kompleks dalam arti tanggung jawab
sosial sebaiknya diambil berkelompok untuk mempermudah analisis
permasalahan dan memperingan resiko.
4. Keputusan yang bersifat rutin dan kompleks oleh karena permasalahan
mengandung beberapa alternatif yang tidak terjangkau dengan otak biasa
maka sebaiknya diambil seorang ahli dan profesional.

E. Pengambilan Keputusan Dalam Tinjauan Syariah


Menurut Yusanto (1998), pengambilan keputusan dalam islam
dibedakan sesuai dengan tipe permasalahan nya ke dalam tiga bentuk, yaitu
1. Dalam masalah tasyri’(hukum)
2. Dalam masalah yang membutuhkan keahlian atau pemikiran yang
mendalam

11
3. Dalam masalah yang tidak membutuhkan keahlian atau dapat dimengerti
oleh banyak pihak

1. Pengambilan Keputusan Dalam Masalah Tasyri’


Dalam masalah tasyri’, keputusan diambil dengan hanya merujuk
pada dalil dalil syara’ atau untuk perkara perkara baru dilakukan dengan
cara ijtihad yang dilakukan oleh para mujtahid . Ijtihad menurut Qardhawi
(1995) ,diartikan sebagai “mengerahkan segenap kemampuan untuk
menetapkan hukum syara’ untuk diamalkan dengan cara istinbat”. Para
mujtahid menetapkan hukum dengan jalan ijtihad yang benar merujuk
pada sumber – sumber hukum syara’. Bagaimana bila ijtihad yang
dihasilkan berbeda beda ? Imam (khalifah atau kepala negara) berhak
melegislasi salah satu pendapat yang dinilai paling benar ,dan itu menjadi
hukum syara’ bagi seluruh kaum muslimin. Hal ini sesuai kaidah syara’.”
Amrul imam yarfa’ul khilaf” yang berarti keputusan imam menghilangkan
perselisihan ,dan “ Amrul imam nafidzu dhahiran wabatinan”,perintah
imam wajib dilaksanakan dhahir maupun batin.
Dalam perjanjian Hudaibiyah , Rasulullah Saw. Sama sekali tidak
mendengar keberatan para sahabat. Syariat telah mengatur ,perjanjian
dengan musuh sekalipunharus ditaati. Dalam hal ini tidak berlaku
musyawarah dan suara terbanyak. Ketika ditanyakan kepadanya dalam
banyak perkara (hukum), Rasulullah Saw. Menunggu wahyu untuk
menjawabnya ,bukan dengan musyawarah. Apabila syariat telah
menetapkan hukum suatu perkara,maka rakyat dengan suara mayoritas
sekalipun tidak dapat mengubahnya. Zina,khamr,dan judi hukumnya
haram. Selamanya tetap haram,tidak boleh diubah. Demikian pula dengan
kewajiban puasa,shalat,haji dan sebagainya. Adapun dalam perkara
muamalah yang mubah,misalnya dalam pengaturan aturan lalu lintas,imam
berhak menetapkan dan dapat bermusyawarah dengan majelis umat suatu
aturan dan wajib ditaatioleh rakyat.

12
2. Pengambilan Keputusan Dalam Masalah Yang Membutuhkan
Keahlian atau Pemikiran Yang Mendalam
Dalam masalah yang membutuhkan keahlian (skill), pengambilan
keputusan dilakukan dengan cara mengambil pendapat yang paling benar
dan tepat (ahli). Dalam peristiwa perang badar misalnya, Rasulullah Saw.
Pernah mengambil pendapat khabab bin mundzir yang menyarakan
Rasulullah Saw.untuk memndahkan pasukan ke tempat yang lebih mudah
memperoleh air.Rasullah Saw. Menerima saran khabab karena dinilai
paling tepat karena ia dikenal sebagai orang yang sangat paham wilayah
itu,tanpa melihat pendapat mayoritas. Begitu juga ketika terjadi peristiwa
perang khandaq atau perang ahab. Umat islam di Madinah saat itu tengah
mengahadapi gempuran dari berbagai kabilah dari sekitar madinah yang
dipelopori oleh kabilah yahudi. Untuk menghambat gerak laju mereka,
Rasulullah Saw.mengambil keputusan sesuai dengan saran Salman Al
Farisi yaitu dengan cara membuat parit disekeliling Madinah. Hal ini juga
berlaku dalam banyak perkara lain seperti teknik pembuatan
jalan,kedokteran ,dll
3. Pengambilan Keputusan Dalam Masalah Yang tidak Membutuhkan
Keahlian Atau Dapat Dimengerti Oleh Banyak Pilihan
Dalam masalah yang tidak membutuhkan keahlian (skill), yakni
diluar kedua masalah di atas, keputusan diambil berdasarkan suara
terbanyak atau musyawarah mufakat. Hal ini pernah diterapkan Rasulullah
Saw. Ketika akan menetapkan apakah pasukan dalam perang uhud tetap
bertahan di dalam kota Madinah atau keluar. Rasulullah Saw,mengikuti
pndapat mayoritas sahabat yang menginginkan keluar. Beliau meniggalkan
pendapat sendiri.4

4
Muhammad Ismail Yusanto,et.al.Pengantar Manajemen Syariat,(Jakarta:Khairul Bayaan
Press,2003),hlm.121-123

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, Pengambilan
keputusan adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dalam
usaha memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi kemudian
menetapkan berbagai alternatif yang dianggap paling rasional dan sesuai
dengan lingkungan organisasi.
Proses pengambilan keputusan terdiri atas tujuh tahapan yaitu:
penetapan tujuan spesifik serta pengukuran hasilnya,identifikasi
permasalahan, pengembangan alternative ,evaluasi alternatif, seleksi alternatif,
implementasi keputusan, pengendalian keputusan.
Metode atau cara pengambilan keputusan organisasi sederhana dapat
diaplikasikan terhadap karakteristik keputusan sebagai berikut :Keputusan
yang bersifat sederhana atau rutin dapat diambil secara individual, Keputusan
yang dibakukan dapat diserahkan kepada suatu unit pengolah elektronik atau
kepada seseorang yang professional, Keputusan yang bersifat rumit dan
kompleks dalam arti tanggung jawab sosial sebaiknya diambil berkelompok
untuk mempermudah analisis permasalahan dan memperingan resiko,
Keputusan yang bersifat rutin dan kompleks oleh karena permasalahan
mengandung beberapa alternatif yang tidak terjangkau dengan otak biasa
maka sebaiknya diambil seorang ahli dan profesional.
Pengambilan keputusan dalam islam dibedakan sesuai dengan tipe
permasalahan nya ke dalam tiga bentuk ,yaitu Dalam masalah tasyri’(hukum),
Dalam masalah yang membutuhkan keahlian atau pemikiran yang mendalam,
Dalam masalah yang tidak membutuhkan keahlian atau dapat dimengerti oleh
banyak pihak.

B. Saran
Dalam mengambil keputusan dalam manajemen ,kita perlu
mempelajari beberapa aspek yang sudah kami susun dalam pembahasan

14
ini,kita semua pasti tidak menginginkan keputusan yang kita ambil adalah
keputusan yang membuat penyesalan dikemudian hari. Untuk itu dalam
makalah ini sangat perlu dan dibutuhkan supaya tidak salah dalam mengambil
keputusan. Dan jika menjadi seorang pemimpin dalam suatu organisasi dapat
mengambil keputusan yang tepat dan menerapkan gaya kepemimpinan sesuai
dengan situasi dengan berbagai pertimbangan yang telah diperhitungkan
secara matang.

15
DAFTAR PUSTAKA

Siswanto.2012.Pengantar manajemen.Jakarta:PT Bumi Aksara.

Suparno, Peran Kepemimpinan Dalam Pengambilan Keputusan

Yusanto,Muhammad Ismail.2003.Pengantar Manajemen Syariat.Jakarta:Khaitul


Bayaan Press.

16

Anda mungkin juga menyukai