Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“PROSES PEMBUATAN KEPUTUSAN”


Disusun untuk memenuhi tugas Pengantar Manajemen
Dosen pengampu : Ika Purwanti,S.Pd.,M.M.

Disusun oleh:

1. Agus Slamet (2001012064)

2. Ainun (2001011988)

3. Elsa Fajar Oktafiana (2001021179)

4. Eva Febria Permatasari (2001021180)

5. Lutfia Amanda (2001021222)

6. Nurul Istiqomah (2001021194)

7. Silfa Syabilatul Nabila (2001021198)

8. Taruna Firlian Tama (2001012041)

9. Ulfa Khoiriyah (2001021228)

10. Ulul Afifah (2001021201)

11. Vivin Meiliana Sari (2001021203)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS AHMAD DAHLAN LAMONGAN
2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji
syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmatnya, penulisan
makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu dengan sebaik baiknya.
Makalah ini kami susun dengan maksimal sehingga dapat terselesaikan dengan lancar
dan penulisan makalah ini bertujuan untuk sumber pembelajaran , referensi serta pemenuhan
tugas mata kuliah pengantar manajemen.
Terlepas dari itu, penulis juga menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna ,
oleh karena itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik serta saran membangun dari
pembaca serta pembimbing .
Akhir kata, diharapkan makalah ini dapat menjadi bahan refrensi belajar serta
menggugah semangat belajar pemuda maupun orang dewasa, selain itu diharapkan para
pembaca dapat paham terhadap materi yang dibahas, yakni tentang manager dalam kegiatan
manajemen.

Lamongan, 10 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………….. i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………. ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar belakang ……………………………………………………………………….. 1

2. Rumusan masalah ……………………………………………………………………. 2

3. Tujuan masalah ………………………………………………………………………. 2

BAB 2 ISI

1. Pengertian pengambilan keputusan …………………………………………………... 3

2. Tipe tipe pengambilan keputusan …………………………………………………….. 3

3. Proses pembuatan keputusan …………………………………………………………. 5

4. Tipe tipe masalah dan pemecahannya …………………………………………………7

5. Gaya pengambilan keputusan …………………………………………………….…... 8

6. Pengambilan keputusan individu …………………………………………………….. 8

7. Pengambilan keputusan kelompok …………………………………………………. 10

8. Keterbatasan pengambilan keputusan ………………………………………………. 11

9. Memperbaiki keputusan …………………………………………………………….. 14

BAB 3 PENUTUP

1. Kesimpulan …………………………………………………………………………. 17

2. Kritik dan Saran ……………………………………………………………………. 17

3. Daftar Pustaka ……………………………………………………………………… 17

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG MASALAH

Setiap organisasi, baik dalam skala besar maupun kecil, terdapat terjadi perubahan-
perubahan kondisi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal
organisasi. Dalam menghadapi perkembangan dan perubahan yang terjadi maka diperlukan
pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. Proses pengambilan keputusan yang cepat dan
tepat dilakukan agar roda organisasi beserta administrasi dapat berjalan terus dengan lancar

Pengambilan keputusan tersebut dilakukan oleh seorang manajer atau administrator.


Kegiatan pembuatan keputusan meliputi pengindentifikasian masalah, pencarian alternatif
penyelesaian masalah, evaluasi daripada alternatif-alternatif tersebut, dan pemilihan alternatif
keputusan yang terbaik. Kemampuan seorang pimpinan dalam membuat keputusan dapat
ditingkatkan apabila ia mengetahui dan menguasai teori dan teknik pembuatan keputusan.
Dengan peningkatan kemampuan pimpinan dalam pembuatan keputusan maka diharapkan
dapat meningkatkan kualitas keputusan yang dibuatnya, sehingga akan meningkatkan
efisiensi dan efektivitas kerja organisasi.

Pembuatan keputusan diperlukan pada semua tahap kegiatan organisasi dan manajemen.
Misalnya, dalam tahap perencanaan diperlukan banyak kegiatan pembuatan keputusan
sepanjang proses perencanaan tersebut. Keputusan-keputusan yang dibuat dalam proses
perencanaan ditujukan kepada pemilihan alternative program dan prioritasnya. Dalam
pembuatan keputusan tersebut mencakup kegiatan identifikasi masalah, perumusan masalah,
dan pemilihan alternatif keputusan berdasarkan perhitungan dan berbagai dampak yang
mungkin timbul. Begitu juga dalam tahap implementasi atau operasional dalam suatu
organisasi, para manajer harus membuat banyak keputusan rutin dalam rangka
mengendalikan usaha sesuai dengan rencana dan kondisi yang berlaku. Sedangkan dalam
tahap pengawasan yang mencakup pemantauan, pemeriksaan, dan penilaian terhadap hasil
pelaksanaan dilakukan untuk mengevalusai pelaksanaan dari pembuatan keputusan yang
telah dilakukan.

1
2. RUMUSAN MASALAH

Ada beberapa masalah yang akan kita bahas dalam makalah ini, di antaranya:

1. Pengertian, tipe-tipe dan proses pengambilan keputusan

2. Tipe tipe masalah dan pemecahannya

3. Gaya pengambilan keputusan

4. Perbedaan antara pengambilan keputusan secara kelompok dan individu

5. Keterbatasan dalam pengambilan keputusan

6. Memperbaiki keputusan

3. TUJUAN MASALAH

1. Agar lebih memahami pengertian, tipe tipe dan proses dalam mengambil keputusan

2. Agar mengerti mengenai apa saja tipe tipe masalah serta pemecahan nya

3. Supaya lebih memahami gaya dalam mengambil keputusan

4. Agar dapat membedakan pengambilan keputusan kelompok dan individu

5. Agar mengetahui kendala apa saja yang ada dalam pengambilan keputusan

6. Supaya dapat memperbaiki keputusan yang telah di ambil

2
BAB 2

ISI

1. PENGERTIAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pengambilan keputusan (desicion making) adalah melakukan penilaian dan


menjatuhkan pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan
pertimbangan alternatif. Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin akan
dilalui oleh pembuat keputusan. Tahapan tersebut bisa saja meliputi identifikasi masalah
utama, menyusun alternatif yang akan dipilih dan sampai pada pengambilan keputusan yang
terbaik.

Secara umum, pengertian pengambilan keputusan telah dikemukakan oleh banyak ahli,
diantaranya adalah :

 G. R. Terry : Mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai


pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang
mungkin.

 Claude S. Goerge, Jr : Mengatakan proses pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh


kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk
pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif.

 Horold dan Cyril ODonnell : Mereka mengatakan bahwa pengambilan keputusan


adalah pemilihan diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari
perencanaan, suatu rencana tidak dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada keputusan,
suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.

 P. Siagian : Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap


suatu masalah, pengumpulan fakta dan data, penelitian yang matang atas alternatif
dan tindakan.

2. TIPE TIPE PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Tipe pengambilan keputusan adalah tindakan manajemen dalam alternatif pemilihan


untuk mencapai sasaran.

Keputusan dibagi dalam 3 tipe:

3
1. Keputusan terprogram/ keputusan terstruktur :

Keputusan terprogram/ terstruktur merupakan keputusan yang dilaksanakan


berulang-ulang dan rutin, sehingga dapat diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan
dilakukan terutama padad manjemen tingkat bawah. Contoh : Manajer produksi dari
PT. XYZ selalu melakukan kegiatan rutin disetiap awal bulan, yaitu dengan
melakukan pembelian bahan baku untuk persediaan.

2. Keputusan setengah terprogram/ setengah terstruktur :

Keputusan setengah terprogram/ setengah terstruktur merupakan keputusan


yang sebagian dapat diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tidak
terstruktur. Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan-
perhitungan serta analisis yg terperinci.

Contoh : Pak Darwin adalah seorang Menajer Keuangan pada PT. Arta.
Pekerjaan pada devisi keuangan mengharuskan Pak Darwin harus cermat dalam
menginvestasikan serta mengolah keuangan pada PT. Arta. Pada saat itu diharuskan
penggantian mesin di pabrik dan harus menghitungan dengan cermat sebelum
melakukan investasi pada mesin yang akan dibeli agar investasi yang dilakukan tidak
merugikan perusahaan. Maka Pak Darwin harus melakukan keputusan untuk
menginvestasikan keuangan perusahaan secara cermat.

3. Keputusan tidak terprogram/ tidak terstruktur :

Keputusan tidak terprogram/ tidak terstruktur merupakan keputusan yangg


tidak terjadi berulang-ulang dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Keputusan ini
terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tidak
terstruktur tidak mudah untuk didapatkan dan tidak mudah tersedia dan biasanya
berasal dari lingkungan luar. Pengalaman manajer merupakan hal yg sangat penting
didalam pengambilan keputusan tidak terstruktur.

Contoh : Pak Andre adalah seorang Presiden Direktur PT. Angkasa. Ia harus
selalu bisa mengambil keputusan dengan cepat demi kelangsungan perusahaannya.
Pengambilan keputusan yang dia ambil berdasarkan informasi pasar yang harus selalu
ia dengan dan ketahui. Contohnya adalah harga saham yang selalu berubah. Dia harus

4
bisa menyesuaikan keuangan perusahaan agar harga saham perusahaan pada bursa
efek bisa selalu stabil.

3. PROSES PEMBUATAN KEPUTUSAN

Ada beberapa tahapan dalam membuat keputusan diantara nya;

1. Pemahaman dan perumusan masalah.

Para manajer dapat mempermudah indentifikasi masalah dengan beberapa


cara. Pertama, manajer secara sistematik menguji hubungan-hubungan sebab-akibat.
Kedua, manajer mencari penyimpangan-penyimpanganbatau perubahan-perubahan
dari normal dan barang kali paling penting manajer berkonsultasi dengan pihak pihak
lain yang mampu memberikan pandangan dan wawasan yang berbeda tentang
masalah atau kesempatan.

2. Pengumpulan dan Analisis Data yang relevan

Setelah manajer menentukan dan merumuskan masalah, mereka harus mulai


memutuskan langkah-langkah selanjutnya. Manajer pertama kali harus menentukan
data data apa yang dibutuhkan dalam informasi tersebut, padahal mereka harus
mempunyai informasi cukup untuk dapat merumuskan berbagai penyelesaian.

3. Pengembangan Alternatif-Alternatif

Kecenderungan untuk menerima alternatif keputusan pertama yang "feasibel"


sering menghindarkan manajer dari pencapaian penyelesaian yang terbaik untuk
masalah-masalah mereka. Pengembangan sejumlah alternatif memungkinkan manajer
menolak kecenderungan untuk membuat keputusan terlalu cepat dan membuat lebih
mungkin pencapaian keputusan yang efektif.

4. Evaluasi Alternatif-alternatif

Setelah Manajer mengembangkan sekumpulan alternatif, mereka harus


mengevaluasinya untuk menilai efektivitas setiap alternatif. Efektivitas dapat diukur
dengan 2 kriteria: apakah alternatif realistik bila dihubungkan dengan tujuan dan
sumber daya organisasi dan seberapa baik alternatif akan membantu pemecahan
masalah.

5
5. Pemilihan Alternatif Terbaik

Tahap kelima pembuatan keputusan merupakan hasil evaluasi berbagai


alternatif. Alternatif terpilih akan didasarkan pada jumlah informasi yang tersedia
bagi manajer dan ketidaksempurnaan kebijakan manajer. Pilihan alternatif terbaik
juga sering merupakan suatu kompromi diantara berbagai faktor yang telah
dipertimbangkan.

6. Implementasi keputusan

Implementasi keputusan menyangkut lebih dari sekedar pemberian perintah.


Manajer harus menetapkan anggaran atau skedul kegiatan, mengadakan dan
mengalokasikan sumber daya sumber daya yang diperlukan, serta menugaskan
tanggung jawab dan wewenang pelaksanaan tugas tugas tertentu. Dalam hal ini,
manajer perlu memperhatikan berbagai risiko dan ketidakpastian sebagai konsekwensi
dibuatnya suatu keputusan. Dengan mengambil langkah tersebut, manajer dapat
menentukan kegiatan kegiatan yang diperlukan untuk menanggulangi hambatan dan
tantangan yang akan terjadi.

Pada tahap implementasi keputusan, manajer juga perlu menetapkan prosedur


laporan kemajuan periodik dan memperdiapkan tindakan korektif bila masalah batu
muncul dalam pelaksanaan keputusan, serta merancang sistem peringatan dini (early
warning system') untuk menghadapi berbagai kemungkinan.

7. Evaluasi Hasil Hasil keputusan

Implementasi keputusan harus dimonitor terus menerus. Manajer harus


mengevaluasi apakah implementasi dilakukan dengan lancar dan keputusan
memberikan hasil hasil yang di inginkan. Pembuatan keputusan adalah suatu proses
yang bersifat kontinu bagi manajer dan merupakan tantangan yang harus selalu
dihadapinya.

6
4. TIPE TIPE MASALAH DAN PEMECAHANNYA

A. TIPE-TIPE MASALAH

 Masalah terstruktur dan tidak terstruktur

Masalah–masalah terstruktur merupakan masalah pada umumnya, terus


terang dan jelas dalam hal informasi yang membutuhkan untuk menyelesaikanya.
Sebagai contoh, masalah–masalah pribadi biasanya terjadi ketika pembuatan
keputusan kenaikan gaji dan promosi permintaan liburan, tugas-tugas kepanitian, dan
sebagainya.

Masalah tidak terstruktur (unstructured problems) merupakan masalah yang


membingungkan dan memiliki informasi yang terbatas dalam situasi yang baru atau
tidak terduga. Contohnya, perusahaan dihadapi pada problem dimana unit bisnisnya
terpaksa dijual karena hilangnya pelanggan.

 Masalah menghadapi krisis

Suatu masalah krisis merupakan masalah yang tidak terduga dan dapat
menghancurkan jika tidak tertangani dengan cepat dan tepat. Para manajer
menghadapi persoalan krisis multi dimensi dan mereka mengantisipasi krisis–krisis
itu dengan berbagai cara, misalnya dengan membentuk sistem informasi krisis.

B. PEMECAHAN MASALAH

Menurut Pokras (1993) mengemukakan enam langkah proses pemecahan masalah


dan mengambil keputusan yaitu:

1) mengenali masalah

2) menamai masalah

3) menganalisis penyebab masalah

4) menjajaki pilihan pemecahan masalah

5) mengambil keputusan untuk menyelesaikan masalah

6) menciptakan dan mengikuti rencana tindakan untuk menyelesaikan masalah.

7
5. GAYA PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Gaya pengambilan keputusan ialah bagaimana seseorang melakukan


intepretasi, merespon dan juga cara seseorang bereaksi kepada situasi yang
dihadapinya, menurut Kuzgun, terdapat empat gaya pengambilan keputusan antara
lain:

a. Rational “Rasional”

Gaya pengambilan keputusan ini ditandai dengan strategi yang sistematis dan
berencana dengan orientasi masa depan yang jelas.

b. Intuitive “Intuisi”

Gaya pengambilan keputusan ini ditandai dengan ketergantungan terhadap


pengalaman batin, fantasi dan kecenderungan untuk mengambil keputusan dengan
cepat tanpa banyak pertimbangan atau pengumpulan informasi.

c. Dependent “Dependen”

Gaya pengambilan keputusan ini, menolak tanggung jawab terhadap pilihan


mereka dan melibatkan tanggung jawab kepada orang lain. Dengan bahasa lain, gaya
ini cenderung pada keputusan orag lain yang mereka anggap sebagai figur otoritas
seperti orang tua, keluarga dan teman.

d. Indecisiveness “Keraguan”

Gaya pengambilan keputusan ini lebih mengarah kepada menghindari situasi


pengambilan keputusan atau tanggung jawab terhadap orang lain.

6. PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDU

Dalam keputusan individual, manager membuat pilihan tindakan yang disukai.


Beberapa faktor perilaku hanya mempengaruhi aspek–aspek tertentu dari proses
pengambilan keputusan. Faktor tersebut adalah :

a. Kepribadian nilai,

Kepribadian

8
Satu penelitian telah berusaha pengaruh dari beberapa variable terpilih teradap
proses pengambilan kepriadian, tetapi memasukan juga rangkaian variable lain
yaitu :

Ø Variabel kepribadian : Hal ini mencakup sikap, kepercayaan individu.

Ø Variabel situasional : Menyinggung situasi ekstern, yang dapat diamati, yang


dihadapi oleh orang – orang itu sendiri.

Ø Variabel interaksional : Hal ini menyinggung keadaan pada saat itu dari orang-
orang sebagai akibat dari interaksi situasi tertentu dengan ciri-ciri khas
kepribadian orang.

Nilai

Nilai itu diperoleh pada waktu orang masih muda sekali dan merupakan
bagian dasar dari pikiran seseorang. Pengaruh itu dapat dilihat dari setiap proses
pengambilan keputusan manajemen sebagai berikut ;

Dalam menetapkan sasaran, pertimbangan nilai perlu sekali mengenai


pemilihan kesepatan dan penentuan prioritas.

Dalam mengembangkan alterntif, orang perlu mempertimbankan nilai


berbagai macam kemungkinan.

Apabila memilih alternatif, nilai dari orang yang mengambil kputusan


memperngaruhi alternatif manakah yang akan dipilih.

Apabila melaksanakan keputusan, pertimbangan nilai sangat perlu dalam


memilih cara pelaksanaanya.

Dalam fase evaluasi dan pengendalian, pertimbangan nilai tidak dapat


dihindari apabila mengambil tindakan.

b. Kencendrungan akan resiko

Seseorang pengambil keputusan yang agak segan mengambil resiko akan


menetapkan sasaran yang bebeda, mengevaluasi alternatif secara berbeda juga.
Orang tersebut akan berusaha menetapkan pilihan dimana resiko atau
ketidakpastian sangat rendah, atau dimana kepastian akan hasilnya sangat tinggi.

9
c. Kemungkinan ketidakcocokkan.

Apabila terjadi ketidak cocokan, maka tentu saja ketidak cocokan ini dapat
dikurangi dengan mengakui bahwa telah terjadi kesalahan. Orang tesebut lebih
memungkinkan menggunakan satu atau beberapa metode berikut ini untuk
mengurangi ketidak cocokan mereka :

Mencari informasi yang mendukung kebijaksanaan dari keputusa mereka.

Secara selektif memahami (mengubah) informasi dengan suatu cara yang


dapat mendukung keputusan mereka.

Merubah siap mereka, sehingga mereka memiliki pandangan yang baik


terhadap alternatif yang telah ditetapkan sebelumnya.

Mengelakan pentingnya segi – segi postif dan mempertinggi unsur –


unsur positif dari keputusanya.

7. PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELOMPOK

Pengambilan keputusan oleh kelompok berarti mengikutsertakan dan memberi


kesempatan pada yang terpengaruh oleh keputusan untuk ikut serta, sehingga
membantu mengembangkan kemampuan anggota kelompok. Orang yang ikut dalam
pengambilan keputusan akan lebih antusias dalam pelaksanaan nanti.

Dalam mengunakan kelompok, manajer harus memperhatikan keuntungan dan


kerugian dari kelompok tersebut.

 Keuntungan :

1. Informasi dan pengetahuan lebih banyak.

2. Lebih banyak alternatif yang dapat dihasilkan.

3. Penerimaan penilaian hasil akhir akan lebih besar.

4. Komunikasi yang lebih baik akan muncul.

 Kerugian :

1. Membutuhkan waktu yang lebih lama dan biaya yang lebih besar karena waktu yang
hilang banyak.

10
2. Menimbulkan kompromi

3. Satu atau beberapa orang barang kali akan mendominasi kelompok.

4. Tekanan kelompok akan muncul dan membatasi kreativitas individual.

8. KETERBATASAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1. Kendala yang bersumber pada diri

Yaitu kendala yang terdapat dalam diri pengambil keputusan tersebut seperti
seorang manajer dalam sebuah perusahaan. Pengambil keputusan tersebut tidak dapat
mengambil keputusan karena ketidakmampuannya dalam mengambil keputusan
secara tegas.Karena dirinya diliputi dengan keragu-raguan sehingga ia berpikir apakah
keputusannya sudah tepat atau tidak.
Akibat jika manajer yang ragu-ragu dalam bertindak yaitu :

a. Menyerahkan keputusan diambil kepada bawahannya

b. Mengangkat pemasalahan ketingkat lebih tinggi sehingga pimpinan yang lebih


atas mengambil keputusan

c. Mencari alasan sehingga peranan mengambil keputusan berpindah secara


horizontal kepada manajer lain yang setingkat.

2. Kegagalan dimasa lalu

Kendala ini muncul karena adanya kegagalnya dirinya dalam mengambil


keputusan di masa lalu. Sehinnga dirinya takut untuk mengambil keputusan
karena takut keputusan yang ia akan ambil sekarang juga akan mengalami
kegagalan layak keputusan di masa lalu.Berbagai cara yang dapat dilakukan
manajer dalam mengendalikan trauma kegagalan masa lalu adalah :

a. Pembentukan panitia ad-hoc

b. Penyerahan tugas menyelesaikan masalah kepada sekelompok tenaga ahli


dalam organisasi

c. Pengarahan tenaga konsultan diluar organisasi Penciptaan prosedur


pengambilan keputusan yang sangat formal, sehingga proses pengambilan

11
keputusan menjadi tugas dan tanggung jawab yang sifatnya kolektif, dan tidak
lagibmerupakan tanggung jawab manajer yang bersangkutan

3. Pemahaman yang tidak tepat tentang peranan informasi

Informasi adalah kunci utama untuk mengambil sebuah keputusan. Jika tidak
ada, bagaimana seseorang mengambil sebuah keputusan yang tepat. Pemahaman
yang tidak tepat tentang peranan informasi dalam pengambilan keputusan dapat
menjadi kendala yang harus disingkirkan. Informasi yang diberikan harus
lengkap, mutakhir, dapat dipercaya,terolah dengan baik, dan tersimpan dengan
rapi.

4. Konsultasi yang Berlebihan


Para ahli telah menemukan tujuh cara untuk melibatkan orang lain dalam proses
pengambilan keputusan :
a. Konsultasi yang bersifat memberitahukan
b. Konsultasi yang bersifat menjual
c. Konsultasi yang memancing reaksi orang lain
d. Konsultasi yang bersifat minta pertimbangan orang lain
e. Konsulasi dengan partisisi aktif pihak lain
f. Konsultasi dengan penekanan kuat pada pendapat orang lain
g. Konsultasi yang bersifat pendelegasian

5. Faktor ketidak pastian


Yaitu kendala yang muncul karena ketidak pastian keputusan yang diambil
dengan hasil yang muncul dari keputusan tersebut. Sehingga dapat memunculkan
ketakutan karena apakah keputusan sudah tepat sehingga tidak menimbulkan
resiko yang besar.
Ketidakpastian akan menjadi kendala karena :

a. Kurang yakin dalam diri seorang manajer yang bersangkutan tentang hasil
yang akan diperoleh

b. Prefensi pribadi manajer yang bersangkutan atas alternatif yang mungkin


ditempuh, yang bisa saja berbeda dari alternatif-alternatif yang dilakukan
dengan pendekatan ilmiah.

c. Manajer yang bersangkutan meragukan apakah keputusan baru diperlukan

12
6. Keterlibatan kelompok

Keterlibatan kelompok menjadi kendala karena di dalam sebuah kelompok


memiliki banyak orang dapat menimbulkan bermacam pendapat sehingga
menghambat dalam menentukan keputusan apa yang tepat dan memerlukan
banyak waktu karena harus mendiskusikan keputusan yang tepat. Kelemahan
utama yang ditimbulkan oleh keterlibatan banyakorang dalam proses pengambilan
keputusan adalah :

a. Karena keinginan pihak-pihak yang terlibat,dengan tujuanuntuk berperan


serta sehingga proses pengambilan

b. keputusan dapat menjadi sangat lamban

c. Sering timbul perbedaan pandangan diantara mereka yang terlibat, yang


mempersulit tercapainya mufakat tentang :

1) Langkah dalam pengambilan keputusan


2) Hasil dari keputusan yang akan diambil
3) Resiko yang timbul
4) Beban yang harus dipikul oleh organisasi dalam benuk penggunaan
sumberdaya dan dana

7. Ketidakjelasan peranan

Dalam organisasi setiap orang memilki peranannya masing -masing sehingga


orang tersebut mengetahui tugas dan wewenangnya sehingga tidak ada yang akan
melewati wewenang yag telah diberikan prganisasi tersebut dan tidak muncul
kebingungan apakah tindakan nya sesuai dengan wewenang yang telah diberikan .
Ketidakjelasan peranan dapat berakibat pada berbagai hal yang negatif seperti :

a. Seseorang dapat bertindak melampaui batas wewenang yang dimilikinya.

b. Keragu-raguan dalam bertindak karena ketidakpastian apakah tindakan yang


diambilnya masih dalam batas wewenang yang dimilikinya

c. Kemungkinan tumpang tindih kegiatan

13
d. Kemungkinan terjadinya duplikasi

e. Kemungkinan tidak lancarnya koordinasi.

f. Laporan yang tidak ditangani sebagaimana mestinya

8. Kemalasan

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk melawan kemalasan:

a. Menghidari sikap ragu-ragu.

b. Bersikap tegas.

c. Melatih untuk mendeteksi keraguan dan mempertimbangkan konsenkuensi


yang timbul dari sikap ragu-ragu tersebut.

d. Memusatkan perhatian pada penyelesaian masalah dan kemampuan


mendefenisikan situasi yang dihadapi secara tepat.

e. Melatih diri untuk berfiki secara sistematis dalam seluruh proses


pengambilan keputusan

9. Kekurangmampuan mengelola waktu

Penelitian dan pengalaman menunjukkan, bahwa kemampuan seseorang


mengambil keputusan yng efektif dan rasional banyak ditentukan oleh kemmpuan
mengatur waktu yang tersedia baginya dengan baik. Apabila seseorang merasa, bahwa
ia tidak mempunya cukup waktu untuk melakukan semua tugas yang dipercayan
kepadanya, dengan pengambilan keputusan sebagai salah satu tugas yang terpenting,
sering terbukti bahwa kekurangan waktu adalah akibat kekurang mampuannya untuk
mengatur diri sendiri.

9. MEMPERBAIKI KEPUTUSAN

Peran keputusan ini relevan dalam peristiwa di mana manajer harus menentukan
pilihan dan mengambil tindakan peran wirausaha mencakup inisiatif melakukan perubahan

14
manager terus-menerus berpikir mengenai masa depan dan bagaimana untuk mencapainya
manager menyadari adanya masalah dan mencari proyek perbaikan yang akan mengoreksi
masalah tersebut peran menyelesaikan guan mencakup penyelesaian konflik di antara
bawahan atau departemen dimensi manager dengan departemen lainnya sebagai contoh
manager di pt sebuah produsen mebel besar terlibat dalam band perselisihan pribadi antar dua
kepala bagian seorang kepala bagian hasilnya diberhentikan karena tidak sesuai dengan tim
yang ada peran pembagi sumber daya bermanfaat dalam keputusan meng mengalokasikan
orang waktu peralatan anggaran dan sumberdaya lainnya untuk mencapai hasil yang
diinginkan manajer harus memutuskan proyek yang menerima alokasi anggaran keluhan
konsumen yang harus diberikan prioritas dan bahkan bagaimana cara menggunakan
waktunya sendiri peran next year or berkaitan dengan negosiasi dan sahur menawar secara
resmi untuk mendapatkan hasil bagi unit yang menjadi tanggung jawab manager sebagai
contoh manager bertemu dan secara resmi bernegosiasi dengan pihak lain dengan pemasok
untuk masalah pengirimannya terlambat dengan controller untuk kebutuhan akan sumber
daya anggaran tambahan atau dengan serikat pekerja untuk mengatasi keluhan seseorang
bekerja.

Penekanan yang lebih ditempatkan oleh manajer terhadap sepuluh peran ini
bergantung pada sejumlah faktor seperti posisi manajer di dalam hierarki. keterampilan dan
kemampuan alami. jenis organisasi atau tujuan dapartemen yang hendak dicapai.

Faktor lain seperti perubahan kondisi lingkungan juga menentukan peran yang lebih
penting bagi seorang manajer pada waktu tertentu sebagai contoh seorang manajer Puncak
secara rutin lebih menekankan peran sebagai juru bicara tidur kepala dan negosiator Namun
demikian munculnya kompetitor baru menimbulkan perlunya perhatian lebih akan peran
pengawasan atau penurunan besar dalam moral dan arahan terhadap karyawan dapat berarti

15
CEO harus memberikan penekanan pada peran pemimpin seorang manajer pemasaran
mungkin lebih memutuskan perhatian pada peran antar pribadi karena pentingnya kontrak
pribadi dalam proses pemasaran sedangkan seorang manajer keuangan lebih menekankan
peran keputusan seperti pembagi sumber daya atau negosiator terlepas dari perbedaan-
perbedaan ini seluruh manajer melakukan peran informasi antar pribadi dan keputusan yang
memenuhi kebutuhan organisasi manajer harus tetap waspada terhadap kebutuhan baik di
dalam maupun luar organisasi untuk menentukan peran paling penting pada waktu yang
berbeda.

16
BAB 3

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Pengambilan keputusan merupakan salah satu fungsi manajemen dimana pihak terkait
melakukan pertimbangan dan menjatuhkan pilihan yang meliputi merumuskan masalah,
menganalisa masalah, menentukan dan mengembangkan alternatif, mengambil tindakan
berdasarkan hasil pertimbangan, dan melakukan evaluasi.

Pengambilan keputusan sangat dibutuhkan sebagai salah satu pemecahan masalah


dalam kegiatan manajemen. hal ini diharapkan dapat membantu kegiatan-kegiatan organisasi
dalam mencapai tujuan organisasinya. dengan kata lain, pengambilan keputusan
dimaksudkan untuk memecahkan masalah dalam kegiatan organisasi.

Keputusan dapat dilakukan secara mendadak, hal ini bisa dikarenakan keadaan yang
tidak memungkinkan untuk merumuskan keputusan terlebih dahulu; dan pengambilan
keputusan yang didasarkan pada kegiatan rutin sehingga dapat dirumuskan terlebih dahulu.

2. KRITIK DAN SARAN

Pengambilan keputusan baik dalam organisasi, perusahaan, maupun dalam lembaga


pemerintahan yang berhubungan dengan proses manajemen merupakan bagian dari kegiatan
manajemen yang sangat vital berkaitan dengan hari depan/masa yang akan datang, dimana
efeknya atau pengaruhnya berlangsung cukup lama. Karena itu setiap aspek dari pengambilan
keputusan aruslah diperhatikan dengan saksama tanpa meninggalkan sedikitpun celah.

3. DAFTAR PUSTAKA

Sutabri, Tata. 2003. Sistem Informasi Manajemen. Andi. Yogyakarta.

Kasim, Azhar. 1995. Teori Pembuatan Keputusan. Jakarta : Lembaga Penerbit FE UI.

Syamsi, Ibnu. 1989. Pengambilan Keputusan (Decision Making). Jakarta : Bina Aksara.

T. Hani Handoko, 1981. Manajemen edisi 2 hal 137, Yogyakarta: penerbit BPFE-Yogyakarta

17

Anda mungkin juga menyukai