Anda di halaman 1dari 58

Teori Pengambilan Keputusan

Copy Right
Dr. Ir. Raden A Harianto, MM, CISO
Associate Professor
Buku Referensi
• Jossey – Bass (2019). Making Thought Decision,
Tactics For Improving Managerial Decision
Making, Sanfransisco.
• Kuntoro M. (2017). Analisis Keputusan:
Pendekatan Sistem Dalam Manajemen Usaha dan
Proyek, Penerbit, ITB.
• Harsono Taroepratjeka (2016) : Pengambilan
Keputusan dalam Konsep Teknologi, Penerbit ITB.
• Gordon B. Davis (2012). Konsep Pengambilan
Keputusan Untuk Sistem Informasi, LPPM Jakarta
Topic 1 : Konsep Pengambilan Keputusan
1. Apa itu Pengambilan Keputusan ?
• Secara umum pengambilan keputusan adalah upaya
untuk menyelesaikan dengan memilih alternatif
solusi yang ada.
• Sebagai seni, pengambilan keputusan adalah proses
mengambil keputusan pada situasi dan kondisi yang
berbeda (karena adanya keragaman yang bersifat
unik).
• Sebagai ilmu, pengambilan keputusan adalah suatu
aktivitas yang memiliki metode, cara dan pendekatan
tertentu secara sistematic, teratur dan terarah.
2. Konklusi :
• Pengambilan keputusan adalah upaya, proses dan aktivitas untuk
menyelesaikan masalah pada situasi dan kondisi yang berbeda dengan
memilih alternatif solusi yang ada.
• G.R. Terry mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai
pemilihan yg didasarkan pada kriteria tertentu atas dua atau lebih
alternatif mungkin.
• Cloude S. Goerge, Jr. Mengatakan proses pengambilan keputusan itu
dikerjakan oleh kebanyakan manager berupa kesadaran, kegiatan
pemikiran yg termasuk pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara
sejumlah alternatif.
• Harold dan Cyrill O’Donnell ... Pengambilan keputusan adalah pemilihan
diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari
perencanaan, suatu rencana itu tidak dapat dikatakan tidak ada jika tidak
ada keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya petunjuk atau
reputasi yang telah dibuat.
• P. Siagian bahwa pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan
sistematik terhadap suatu masalah, pengumpulan fakta dan data,
penelitian yang matang atas alternatif dan tindakan
3. Sistem Pengambilan keputusan
• Sebuah sistem keputusan, yaitu model dari
sistem dimana keputusan diambil, dapat tertutup
atau terbuka.
• Sistem keputusan tertutup menganggap bahwa
keputusan dipisah dari masukkan yang tidak
diketahui dari lingkungan. Dalam sistem ini
pengambil keputusan dianggap :
a. Mengetahui semua perangkat alternatif dan
semua akibat atau hasilnya masing-masing.
b. Memiliki metode yang memungkinkan dia
membuat urutan kepentingan semua alternatif.
c. Memilih alternatif yang memaximalkan laba dan
volume penjualan / kegunaan.
4. Sistem Keputusan Terbuka
• Memandang keputusan sebagian berada dalam suatu
lingkungan yang rumit dan sebagian tak diketahui.
Keputusan dipengaruhi oleh lingkungan dan pada
gilirannya proses keputusan mempengaruhi
lingkungan. Dibandingkan dengan ketiga asumsi
model tertutup, model keputusan terbuka
menganggap bahwa pengambilan keputusan :
a. Tidak mengetahui semua alternatif dan semua hasil.
b. Melakukan pencarian secara terbatas untuk
menemukan beberapa alternatif yang memuaskan.
c. Mengambil keputusan yang memuaskan tingkat
aspirasinya.
5. Jenis Pengambilan Keputusan
1. Pengambilan Keputusan Terprogram adalah
keputusan yg terkait dengan masalah sebelumnya.
Keputusan tersebut sering diambil karena rutinitas
terhadap masalah yg sering muncul, dengan kata
lain keputusan terprogram memiliki prosedur
tersendiri yg telah pasti dalam menangani masalah
yang timbul.
2. Pengambilan keputusan Tak terprogram.  adalah
suatu keputusan yg diambil berdasarkan masalah
baru. Keputusan ini bersifat baru dan cenderung
tidak memiliki prosedur yg tetap seperti keputusan
terprogram. Hal ini dikarenakan masalah yg timbul
itu sifatnya khusus, rumit dan tidak terstruktur.
5. Contoh Kasus :
5.1. Pengambilan keputusan Terprogram :
Suatu perusahaan atau organisasi melakukan rapat
rutin untuk membahas masalah yang ada.

5.2. Pengambilan Keputusan Tak Terprogram :


Ketika suatu perusahaan menghadapi masalah
internal seperti kecelakaan kecil dalam aktivitas
produksi, manajemen perusahaan berupaya
mengambil keputusan untuk menutupinya.
Keputusan ini tidak memiliki prosedur, sehingga
keputusan ini dapat dikatagorikan sebagai
keputusan tidak terprogram.
Topic 2 : Analisis Keputusan
• Analisis keputusan meliputi : (1) Teori
Keputusan, dan (2) Metodologi Permodelan
sistem.
1. Teori Keputusan  Teori yg mempelajari
bagaimana sikap pikir yg rasional dalam situasi
yg amat sederhana, tetapi mengandung
ketidakpastian, seperti dalam permainan lotre.
Karena itu maka peranannya dalam
menghadapi situasi yg kompleks adalah sangat
kecil.
2. Permodelan Sistem
• Metodologi permodelan sistem  Mempelajari
bagaimana melakukan aspek yang dinamis dan
kompleks dari suatu lingkungan.
• Analisis Keputusan  Suatu prosedur logis dan
kuantitatif, yang tidak hanya menerangkan
tentang proses pengambilan keputusan, tetapi
juga merupakan cara untuk membuat
keputusan. Dengan kata lain cara membuat
model keputusan yg memungkinkan
dilakukannya pemeriksaan dan pengujian.
3. Analisis keputusan diperlukan dalam situasi
yang bagaimana ?
• Analisis keputusan diperlukan dalam situasi
Lingkungan yg penuh dengan ketidakpastian,
kompleks, Dinamis, Penuh Persaingan, dan
adanya keterbatasan sumber yang tersedia.
• Untuk memecahkan persoalan memerlukan
alat berupa : (1) Kecerdasan,
(2) Persepsi, dan
(3) Falsafah.
Topic 3 : Model Analisis Keputusan

• Lingkungan Analisis Keputusan (Normatif)


Kecerdasan
• • Tidak Pasti Pilihan •Alternatif - 2 Logika 
• Penetapan
• Kompleks
• • Dinamis Persepsi Informasi kemungkinan Keputusan
• Struktur Model
• • Persaingan • Penetapan Nilai  HasiL
• • Terbatas Falsafah Preferensi •Preferensi Waktu
• Preferensi Risiko

• Bingung Berpikir Puji sensitifitas Senang,


• Cemas cela Nilai informasi sedih
Reaksi
• Pandangan ke dalam
1. Tahap Deterministik
A. Pembuatan Model :
- Pembatasan Persoalan
- Identifikasi Alternatif
- Penetapan Hasil
- Pemilihan variabel Sistem
- Pembuatan Model Struktural
- Pembuatan Model Nilai
- Pembuatan Model Preferensi Waktu
B. Analisis
• Pengukuran Sensitivitas
• - Terhadap variabel Keputusan
- Terhadap variabel Status

Dalam tahap ini variabel yang mempengaruhi keputusan perlu didefinisikan dan
selalu dihubungkan, perlu dilakukan penetapan nilai & kepentingan variabel
diukur tanpa memperhatikan ketidakpastian.
2. Tahap Probabilistik
2.1. Model
- Kodifikasi ketidakpastian pada variabel aleatori
- Kodefikasi preferensi terhadap risiko.
2.2. Analisis
- Bentuk “Lotere Nilai” dan Ekuivalen tetap.
- Ukur sensitivitas stokastik
- Ukur sensitivitas risiko.
Pada tahap probabilistik penetapan besarnya ketidakpastian
ini meliputi variabel penting dan dinyatakan dalam
bentuk nilai dan juga dilakukan penetapan preferensi atas
risikonya.
3. Tahap Informasional
3.1. Analisis :
- Ukurlah nilai atau sensitivitas ekonomisnya.
3.2. Model :
- Carilah cara pengumpulan informasi.
Tahap informasional ini adalah meninjau hasil dari dua
tahap terdahulu guna menentukan nilai ekonomisnya bila
kita ingin mengurangi ketidakpastian pada suatu variabel
penting. Apakah masih diperlukan pengumpulan
informasi tambahan untuk mengurangi kadar ketidak
pastian. Bila informasi nilainya lebih kecil ( <) dari ongkos
yg dikeluarkan maka tidak perlu cari informasi tambahan.
4. Hirarki Analisis Keputusan
• Nilai Ekivalen Tetap  Model preferensi
terhadap risiko  Nilai  Model preferensi
terhadap waktu  Variabel Nilai  Model
Nilai  Variabel Hasil  Model Struktural.
• Model Struktural -----> Fixated
• Aleatory
• Berpengaruh & tidak
berpengaruh terhadap variabel keputusan.
• Fixated dan Aleatory adalah variabel status.
5. Pohon Keputusan (Decision Tree)
POHON
KEPUTUSAN

DETERMINISTIK PROBABILISTIK

TAHAP TAHAP TAHAP TAHAP


TUNGGAL GANDA TUNGGAL GANDA

1. Pohon keputusan deterministik menyajikan masalah dimana


tiap alternatif hasil diketahui dengan pasti atau tidak
mengandung titik kemungkinan peristiwa.
2. Pohon keputusan stokastik tahap ganda  pohon keputusan
yg punya paling sedikit satu titik keputusan & mencangkup
pengambilan berbagai keputusan yang berurutan.
Topic 4 : KONSEP VARIANCE
• Besar kecilnya tingkat risiko kerugian dapat diukur dengan
nilai variance. Semakin besar nilai variance berarti besarnya
data yg terjadi semakin tidak seragam, yang berarti pula
tingkat risikonya juga semakin besar.
• Aplikasi konsep ini banyak sekali digunakan dalam bidang
keuangan dimana risiko investasi diukur dengan variance dari
returnnya.
• Untuk mengambil keputusan berdasarkan konsep variance
dapat digunakan rumus variance sebagai berikut :
Maximumkan : E(z) – Koef. Variance (z) ⁱ
• dimana : E(z) = Hasil yg diharapkan (expected value)
• dari kegiatan Z
• K = Bobot kepekaan seorang terhadap risiko
A. Rumus Variance :
• E (z) – koef. Variance (z) ⁱ dimana semakin
tinggi nilai variance, maka semakin rendah nilai
untuk pengambilan keputusan, jika nilai K tinggi
maka nilai return R rendah.
• Contoh Soal : Perusahaan PT. ABC sedang menghadapi
masalah apakah akan membangun pabrik baru
berukuran besar atau kecil. Bila membangun pabrik
besar maka diperlukan investasi $ 5.000.000,-
sedangkan bila hanya membangun pabrik kecil,
besarnya investasi US $ 1000.000,- probabilitas
permintaan tinggi 0,75 dan permintaan rendah 0,25.
Soal Kasus PT. ABC
• Bila PT. ABC membangun pabrik besar dan
permintaan tinggi laba investasi sebesar US $
1.000.000,- tiap tahun, tetapi bila permintaan
rendah labanya hanya US $ 300.000,- tiap
tahun. Dilain pihak, bila PT. ABC membangun
pabrik kecil dan permintaan tinggi maka PT.
ABC dapat aliran kas netto sebesar US $
250.000 per tahun dan bila permintaan
rendah, laba yang diterima US $ 200.000,- per
tahun. Umur pabrik ukuran besar / kecil
adalah 10 tahun.
Pertanyaan :
1. Hitunglah nilai pay – off yang diharapkan hasil
investasi proyek.
2. Tentukan keputusan anda berdasarkan :
a). Nilai pay – off.
b). Pohon keputusan stokastik.
Soal Kasus 2 : Buatlah pohon keputusan determin
Diketahui Laba penggantian mesin dgn informasi :
ALTERNATIF KEBIJAKAN Tahun ke 1 Tahun ke 2 Tahun ke 3
1. Mengganti sekarang 4.000 6.000 10.000,-
2. Mengganti setelah 1 tahun 5.000 4.000 9.000
3. Tidak mengganti 5.000 3.000 8.000
Topic 5 : Elemen Pengambilan Keputusan
• Terdapat Empat Elemen dalam pengambilan
keputusan yaitu :
1.Model  Gambaran suatu masalah secara
kuantitatif.
2.Kriteria  Tujuan yang hendak dicapai dari
pengambilan keputusan.
3.Pembatas  Faktor tambahan yang harus di
perhatikan dalam memecahkan masalah.
4.Optimasi  Mencari cara / jalan solusi /
pemecahan terbaik atau solusi optimum.
1. Contoh Soal :
• Diketahui Model kecepatan mobil  Hubungan
kecepatan mobil dengan tingkat kehematan
bahan bakar (mile / galon bensin).
Mile / 30
Galon 25
20

0 35 45 50 Kecepatan (mph)
Model ini bertujuan menginginkan kehematan setinggi
mungkin yaitu 25 mile /galon bensin dengan kecepatan 45
mile per hour (mph).
Keterangan Contoh Soal -1
2. Kriteria  Untuk mencapai kehematan
maksimum dan tiba secepat mungkin. Kadang
dari beberapa kriteria yg ada terdapat konflik
satu sama lain, sehingga perlu solusi mencari
kriteria yg merupakan jalan tengah.
3. Pembatas  Rambu lalu lintas yg mengatur
besarnya kecepatan yg diizinkan yaitu tidak
boleh melewati 40 MPH.
4. Optimum  Mengambil / pilih jalan tengah yg
cukup bijak yaitu 35 MPH dengan hemat
bensin 20 Mile per Galon.
2. Contoh Soal -2 :
• Bill telah memenuhi janji pada kekasihnya Jean,
sehingga dari rumahnya ia berangkat ke rumah
Jean, dalam waktu sesingkat mungkin, Bill
menghadapi dua (2) pilihan :
• Jalan Raya 6 mile (60 mph)
• 1 mil 1 mil
• (30 mph) (30 mph)
• R. Jean R. Bill
• Jl. Biasa 6 mil (30 mph)
Keterangan Contoh Soal - 2
1. Melalui jalan biasa jaraknya 6 mil dan dapat dilewati dengan
kecepatan rerata 30 MPH.
2. Lewat jalan lain sejauh 1 mile yg dapat dilewati dengan
kecepatan 30 MPH, kemudian diteruskan lewat jalan raya sejauh
6 mil dengan kecepatan 60 MPH dan dilanjutkan ke jalan 1 mil
dengan kecepatan 30 MPH.
Alternatif Pilihan – 1 :
Lama waktu yang dibutuhkan lewat jalan biasa : 6/30 jam = 1/5
jam atau 12 menit.
Alternatif Pilihan – 2 : (1/30 + 6/60 + 1/30) jam = 1/6 jam atau 10
menit.
Keputusan : Pilih Alternatif Pilihan – 2 karena hanya 10 menit
waktu yg ditempuh.
Contoh Kasus Perusahaan Kosmetik
0,8 positif Pasarkan produk baru Rp 50 jt

Proyek Tidak dipasrkan - 5 juta


Riset pasarkan produk lama 0,3 tinggi Rp 35 juta

Negatif 0,7 rendah Rp - 20 jt


0,2 Hentikan produksi – 5 juta

Hentikan Produksi Rp 0

tinggi Rp 40 juta
0,3
Teruskan seperti
biasa rendah Rp (- 15 juta )
0,7
Topic 6 : Akurasi & Variabilitas Informasi
1. Kepastian (Certainty)  Setiap rangkaian
keputusan (kegiatan) berdasarkan informasi yg
memiliki hasil (pay-off) tertentu tunggal. Tidak
ada acak (randomnes) & semua informasi
dianggap pasti (model Deterministik).
2. Risiko (Risk)  Risiko menggambarkan
informasi yang mengidentifikasikan, bahwa
setiap rangkaian keputusan memiliki sejumlah
kemungkinan hasil dan probabilitas terjadinya.
Dalam keadaan ini diketahui adanya acak.
Model risiko  model “Stokastik”
3. Ketidakpastian (uncertainty)
• Informasi  Semua / beberapa hasil dari
berbagai keputusan yang berbeda, tetapi
probabilitas terjadinya hasil tsb tidak akan
ditentukan. Ini situasi sulit untuk
pengambilan keputusan.
• Tujuan Teori Keputusan  Untuk
memaximumkan (meminimumkan) Benefit
biaya-biaya rerata jangka panjang dari
berbagai keputusan yg berhadapan dengan
kondisi risiko.
4. Model Keputusan
• Model keputusan terdiri dari komponen :
1. Keadaan dasar  sekumpulan peristiwa / kejadian
acak yg mungkin mempengaruhi hasil keputusan.
2. Probabilitas  berkaitan dengan keadaan dasar
3. Keputusan  Sekumpulan kegiatan (tindakan) yang
mungkin diambil oleh Decision Maker.
4. Pay – off  Sekumpulan Laba (benefits) atau biaya
yg mungkin dihasilkan (diakibatkan) dari atau oleh
kombinasi sesuatu keputusan dan suatu keadaan
dasar yang acak.
5. Kriteria Keputusan
1. Nilai yg diharapkan (Expected Value)  Nilai yg diharapkan dari
variabel random Xi sama dengan jumlah produk semua Xi dikali
probabilitas individunya. E(x) = Σ Pi dimana
i = 1 – n dan nilai X yg diharapkan  nilai rerata selama jangka
waktu yg panjang. Nilai yg diharapkan untuk memilih keputusan
yg punya pay – off (keuntungan) dengan manfaat maximum atau
biaya kerugian/ pengorbanan yg minimum. Nilai Pay Off yg
diharapkan :
Epj = Σ P(xi) f (Xi, dj) dimana : i = keadaan dasar yg berbeda dan
J = Keputusan tertentu. Keputusan yg memiliki pay off yg
diharapkan (Expected pay – off) tertinggi  Keputusan Optimal
2. Pohon Keputusan  Jika berbentuk Deterministik atau
probabilistik (stokastik) yg terdiri dari tahap tunggal (single
stage)
6. Contoh Soal :
• Seorang General Manager Hotel berbintang 5 Sari
Pacific menewarkan tiga jenis suit room spesial
kepada tamu dengan harga sebagai berikut :
• Tabel 1 : Room Rent
Room Price per Night Service Cost Profit Margin
A Rp 300.000,- Rp 50.000,- Rp 250.000
B Rp 180.000,- Rp 30.000,- ?
C Rp 120.000,- Rp 20.000,- ?

• Tabel 2 : Sales Distribution


Sales Rate Probabilitas A Probabilitas B Probabilitas C
0 0 0,1 0,1
50.000 0 0,2 0,3
100.000 0,1 0,2 0,3
150.000 0,1 0,4 0,2
200.000 0,2 0,1 0,1
250.000 0,6 0 0
6.1. Pertanyaan :
• Tentukan ruang kamar mana pada Hotel
berbintang 5 yaitu Hotel sari Pacific yang
dapat berkontribusi hingga profit maximal
dilengkapi :
a). Hitunglah profit Margin Hotel itu.
b). Susunlah diagram “Decision Tree”
c). Kalkulasikan Expected Value.
Topic 7 : Pengambilan Keputusan Tanpa Probabilitas
1. Pengambilan Keputusan Tanpa Probabilitas adalah :
• Sebuah kondisi pengambilan keputusan dimana pada saat dibuat,
pengambil keputusan tidak yakin atas kondisi dasar yang akan
datang dan tidak memiliki kendali atas kondisi dasar tersebut.
Sebuah kondisi pengambilan keputusan mengandung beberapa
komponen yaitu keputusan itu sendiri dan kejadian yang dapat
terjadi dimasa yang akan datang dikenal sebagai kondisi dasar
(state of nature).
• Terkadang dimungkinkan untuk menetapkan probabilitas pada
keadaan alamiah untuk membantu pengambil keputusan dalam
memilih keputusan yang mempunyai hasil terbaik. Namun dalam
sejumlah kasus, pengambil keputusan tidak dapat menetapkan
probabilitas dan jenis situasi pengambilan keputusan dapat
dijelaskan pada kriteria dibawah ini.
 
2. Kriteria Pengambilan Keputusan
Kriteria Pengambilan Keputusan meliputi :
a. Kriteria Maximax adalah pengambilan keputusan dengan memilih keputusan
yang akan menghasilkan hasil maksimum dari yang maksimum. Kriteria ini
bersifat sangat optimis. Pengambil keputusan berasumsi bahwa keadaan
alamiah yang paling menguntungkan untuk setiap alternatif keputusan yang
terjadi.
• Contoh : para investor secara optimis berasumsi bahwa ekonomi Indonesia
baik akan terjadi di masa depan dan akan melakukan pembelian tertentu
diambil dari keputusan-keputusan hasil maksimum yang sudah ditentukan.
b. Kriteria Maximin adalah berlawanan dengan kriteria Maximax yang bersifat
sangat optimis, Kriteria maximin bersifat pesimistis. Pembuat keputusan
memilih keputusan yang akan mencerminkan hasil Maksimum dari yang
Minimum. Untuk setiap alternatif keputusan, pengambil keputusan berasumsi
pada hasil minimum yang akan terjadi. Dari hasil minimum ini lalu dipilih yang
maksimum.
• Contoh : keputusan investasi diambil dari harga keadaan pada kondisi
ekonomi buruk pada hasil yang maksimum.
2.1. Keputusan Dalam kondisi Uncertainty
• Buatlah keputusan Investasi dengan data dalam tabel
dibawah ini
Alternatif Prospek Ekonomi Prospek Ekonomi Prospek Ekonomi
Investasi Cerah Sedang Lesu
Saham 10 6,5 -4
Tanah 8 6 1
Tabungan 5 5 5

• Kriteria Maximin :
Berdasarkan kriteria maximin (PE Lesu), dipilih tabungan karena
menghasilkan nilai Pay – Off maksimum Rp 5 juta.
• Kriteria Maximax :
Berdasarkan kriteria ini ( PE Cerah) dipilih saham karena
memberi nilai Pay – Off maximum Rp 10 juta, kriteria ini cocok
bagi yang bersifat Riskan.
3. Kriteria Pengambilan Keputusan
C. Kriteria Minimax Regret adalah kriteria dengan meminimalkan
penyesalan maksimum dimana pengambil keputusan berusaha
untuk menghindari penyesalan dengan memilih alternatif
keputusan yang meminimalkan penyesalan maksimum.
• Contoh : andaikan investor memutuskan untuk membeli gudang
hanya untuk menemukan bahwa kondisi ekonomi di masa depan
ternyata lebih baik dari yang diperkirakan. Tentu saja investor
tersebut akan kecewa karena ia tidak membeli bangunan kantor
karena akan memberikan hasil yang besar dibawah kondisi
ekonomi baik. Bahkan investor tersebut akan menyesal membeli
gudang.
d. Kriteria Hurwics adalah kriteria yang mengkompromikan antara
kriteria maximax dan maximin. Prinsip yang mendasari adalah
bahwa pengambil keputusan tidak sepenuhnya optimis (seperti
pada kriteria maximax) dan juga tidak sepenuhnya pesimis
3.1. Kriteria Minimax Regret
• Contoh Investasi matrix Regret :
Alternatif Prospek Ekonomi Prospek Ekonomi Prospek Ekonomi
Investasi Cerah Sedang Lesu
Saham 0 0 9
Tanah 2 0,5 4
Tabungan 5 1,5 5

• Nilai Regret Maximum Setiap Alternatif :


INVESTASI REGRET MAXIMUM
Saham 9
Tanah 4
Tabungan 5

Alternatif Minimum dari Regret Maximum adalah investasi


Tanah ( 4 juta)
4. Kriteria Pengambilan Keputusan
d. Pada kriteria Hurwics dijelaskan hasil keputusan diberi bobot
dengan koefisien optimisme (coefficient of optimism) yaitu ukuran
dari optimis pengambil keputusan. Kriteria Hurwics merupakan
kriteria pengambilan keputusan yang sepenuhnya subyektif.
• Contoh : pada keputusan investasi, jika alfa (α) antara 0 dan 1, jika
1 adalah pengambil keputusan dikatakan sepenuhnya optimis, jika
1 – alfa adalah koefisien pesimisme.
e. Kriteria Kemungkinan Setara (LaPlace) adalah memberi bobot
pada setiap keadaan alamiah secara setara dengan demikian
berasumsi bahwa keadaan alamiah sama-sama berkemungkinan
untuk terjadi.
• Contoh : pada keputusan investasi yang dipilih dengan menetapkan bobot 0,5
untuk masing-masing yang akan dipilih, kemudian mengalikan bobot tersebut
dengan hasil untuk setiap keputusan. Atau probabilitas 50%, bahwa masing-
masing keadaan alamiah akan terjadi.
4.d. Kriteria Hurwicz
• Pada contoh Investasi dengan pendekatan
Hurwicz, Pay off maximum dan minimum sbb :
Investasi Pay – Off Maximum Pay – Off Minimum

Saham 10 -4
Tanah 8 1
Tabungan 5 5
• Jika koefisien optimisme α = 0,6 maka nilai tertimbang untuk
alternatif investasi adalah :
• Saham = (10 x 0,6) + (- 4 x 0,4) = 4,4
• Tanah = (8 x 0,6 ) + ( 1 x 0,4 ) = 5,2 (Nilai tertimbang maximum
• Tabungan = ( 5 x 0,6) + ( 5 x 0,4) = 5
• Keputusan  Pilih Investasi Tanah
• Bagaimana kriteria Hurwicz jika α = 0 dan α = 1 ?
4.e. Kriteria Laplace
• Kriteria Laplace  Probabilitasnya tidak
diketahui sehingga semua peristiwa memiliki
kemungkinan / probabilitas yang sama terjadi
dalam kasus ini α = 1/3 = 0,333 sehingga nilai
tertimbang hasil investasi dari ketiga pilihan
adalah : Saham, Tanah, dan Tabungan bahwa :
• Saham = 1/3 (10) + 1/3 (6,5) + 1/3 (- 4) = 4,17
• Tanah = 1/3 (8) + 1/3 (6) + 1/3 (1) = 5
• Tabungan = 1/3 (5) + 1/3 (5) + 1/3 (5) = 5
• Keputusan  Pilih Tanah atau Tabungan
5. Keputusan dalam Suasana Riskan
• Contoh Soal :
• Seorang pedagang asongan sedang mempertingkan 2
alternatif kegiatan A dan B yang memiliki kondisi
finansial yang berbeda dengan probabilitas yg sama
(P₁ = 0,5 dan P₂ = 0,5 ) seperti tabel dibawah ini :
Alternatif Tindakan Pay-Off Mendung Pay – Off Cerah
P₁ = 0,5 P₂ = 0,5
A. Menjual Minuman -1.000 1.060
B. Menjual Payung 20 30

• Pertanyaan :
a. Berapa besarnya Expected Value (A) dan (B) ?
b. Gambarkan pohon keputusan (Decision Tree).
c. Bagaimana keputusan Anda ?
Topic 8 : Keputusan dengan Risiko
• Soal Nomor 1 :
• Pengusaha sirkus ingin mengadakan sirkus di
kota – kota Medan, Surabaya, dan Ambon
dengan income sebagai berikut :
Alternatif Kota Cuaca Baik ( P = 0,6 ) Cuaca Buruk ( 0,4 )
Medan Rp 50.000.000,- Rp 10.000.000,-
Surabaya Rp 40.000.000,- Rp 30.000.000,-
Ambon Rp 60.000.000,- Rp 5.000.000,-

• Pertanyaan :
1. Buatlah gambar pohon keputusan (Decision Tree ) !
2. Hitung berapa Expected Value masing - masing kota ?
3. Bagaimana keputusan Anda ?
Soal Nomor 2
• PT. Nasional Gobel merencanakan menambah
karyawan baru untuk menekan kerusakan barang. Tiap
penambahan ada kenaikan biaya Rp 90.000,- dengan
kendala sebagai berikut :
Penambahan Bisa Co – Operative Tidak Co – Operative
Karyawan Prob Pay Off Prob. Pay Off
1 0,9 Rp 150.000 0,1 Rp 100.000
2 0,8 Rp 300.000 0,2 Rp 150.000
3 0,7 Rp 500.000 0,3 Rp 50.000
4 0,5 Rp 650.000 0,5 Rp 50.000
5 0,4 Rp 550.000 0,6 Rp 0,-
Pertanyaan : 1. Buatlah pohon keputusan !
• 2. Hitunglah berapa expected value ?
• 3. Bagaimana keputusan Anda ?
Topic 9 : Metode Variance
• Besar kecilnya return saham diukur dengan variance
• Semakin besar variance berarti besarnya data semakin tidak
seragam, dimana risiko semakin besar.
• Aplikasi konsep ini banyak sekali digunakan dalam bidang
keuangan, risiko investasi diukur dengan variance dari
“Return” nya.
• Untuk pengambilan keputusan berdasarkan konsep variance
dengan rumus :
Maximum E(Z) – K. Variance (Z)
Dimana : E(Z) = Hasil yg diharapkan (Expected value) dari
kegiatan Z
K = Bobot kepekaan seorang terhadap risiko
1. Contoh Soal :
• Sebuah perusahaan securitas PT. Modal
Dengkul memiliki data keuntungan return
selama 5 tahun terakhir yaitu : saham Power
(P), saham Quin (Q), dan saham Rodex (R) :
Tahun Saham P (%) Saham Q (%) Saham R ( %)
1 5 5 3
2 4 5 5
3 7 8 9
4 6 7 6
5 5 7 6

Ditanyakan : 1. Putuskan saham mana dipilih ?


2. Hitung Return & Std. Deviasi.
2. Soal Tugas (PR)
• Dari ketiga alternatif saham A, B, dan C
memiliki data return (R) dan coefisien variance
(CV) diketahui sebagai berikut :
• Saham A : Ra = 6,24 % dan CV = 22,17 %
• Saham B : Rb = 7,32 % dan CV = 21,86 % optimal
• Saham C : Rc = 6,43 % dan CV = 22,14 %
• Pertanyaan :
Pilih keputusan saham mana yang akan dibeli
apakah saham A, B, ataukah saham C ? Why ?
Topic 10 : Keputusan Lokasi Fasilitas
A. Nilai Strategi Keputusan Lokasi :
Bagi perusahaan jasa pelayanan seperti Bank,
restoran, bioskop hubungan lokasi dan penerimaan
sangat dipengaruhi oleh jarak yg mudah dijangkau
oleh semua golongan konsumen.
B. Faktor – Faktor yg mempengaruhi Keputusan Lokasi
adalah :
1. Jarak dari lokasi ke sumber bahan baku dan pasar
2. Sumber yg diperlukan untuk pelaksanaan sistem
operasional
3. Kondisi lingkungan yang dapat menunjang efektivitas,
efisiensi dan kelancaran sistem operasi.
C. Strategi Lokasi Jasa
• Pada sektor Jasa penentuan lokasi didasarkan
pada volume dan revenue yang mungkin
diperoleh dengan memperhatikan komponen :
1. Daya beli di wilayah yang dapat menarik
konsumen.
2. Kesesuaian jasa dan citra dg demografi wilayah
3. Persaingan diwilayah tersebut
4. Kualitas persaingan
5. Keunikan lokasi perusahaan dan pesaing
6. Kualitas fisik fasilitas dan bisnis disekitarnya.
D. Pemilihan Lokasi Pabrik
• Perusahaan PT. ABC akan bangun pabrik yang
memproduksi produk baru tipe XYZ. Biaya
tetap Rp 275 juta untuk lokasi Banjarmasin dan
Rp 225 juta untuk pontianak. Biaya variabel
(tenaga kerja, bahan baku dan transportasi) $
16. 000 dan $ 18.000 per unit apa saran sdr.
dimana pabrik itu akan didirikan jika diketahui :
Volume Penjualan Probabilitas
12.000 unit 0,10
15.000 unit 0,40
20.000 unit 0,30
25.000 unit 0,20
Soal – 2 Keputusan Lokasi Pabrik
• Bilamana sebuah pabrik didirikan di lokasi A,
biaya tetap per tahun Rp 30 juta dengan biaya
variabel per unit Rp 6300, dan penerimaan per
unit Rp 6800. Sedangkan pada lokasi B, akan
terjadi biaya tetap setahun Rp 80 juta dengan
biaya variabel per unit Rp 3200 serta
penerimaan Rp 6.800 per unit. Estimasi
penjualan per tahun adalah 25.000 unit untuk
tiap lokasi. Sdr. diminta untuk menghitung :
• a. Break even point Lokasi A dan Lokasi B.
• b. Pilih Lokasi mana yg menghasilkan TC minim.
Topic 11 : Analytical Hierarchy Process
• Jika sumber kerumitan itu adalah beragamnya kriteria,
maka analytical hierarchy process (AHP) adalah teknik
untuk membantu menyelesaikan masalah ini. AHP tidak
saja digunakan untuk menentukan prioritas pilihan-
pilihan dengan banyak kriteria, tetapi penerapannya
telah meluas sebagai metode alternatif untuk
menyelesaikan berbagai macam masalah, seperti
memilih portofolio, analisis manfaat biaya, peramalan
dan lain-lain. Dalam memecahkan persoalan dengan
AHP ada beberapa prinsip yg harus dipahami
diantaranya adalah : (1) Decomposition, (2) comparative
judgement, synthesis of priority, dan (3) logical
consistency.
1. Decomposition
• Decomposition yaitu memecah persoalan yang
utuh menjadi unsur-unsurnya. Jika ingin
mendapatkan hasil yg akurat, pemecahan juga
dapat dilakukan terhadap unsur-2nya sampai
tidak mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut,
sehingga diperoleh beberapa tingkatan dari
persoalan tadi.
2. Comparative Judgment.
Hasil Penilaian bila disajikan dalam bentuk matrix
pairwise comparison. Penyusunan skala
kepentingan adalah :
2.1. Penyusunan Skala Kepentingan
a. Elemen mana yg lebih (penting/disukai/mungkin
b. Berapa kali lebih (penting/disukai/mungkin/..) ? Agar
diperoleh skala manfaat ketika membandingkan dua
elemen dan relevansinya terhadap kriteria atau
tujuan yang dipelajari. Skala Kepentingan :
2.1.1. Penilaian Skala Kepentingan
• Dalam penilaian kepentingan relatif dua elemen
berlaku aksioma reciprocal artinya jika elemen i dinilai
3 x lebih penting dibanding j, maka dengan elemen j
harus sama dengan 1/3 kali pentingnya dibanding
elemen i , selain itu perbandingan dua elemen yg
sama akan menghasilkan angka 1 , artinya sama
penting. Dua elemen yg berlainan dapat saja dinilai
sama penting. Jika terdapat n elemen, maka akan
diperoleh matrik pairwais comparison berukuran n x n.
Banyaknya penilaian yg diperlukan dalam matrix ini
adalah n(n-1)2 karena matrixnya reciprocal dan
elemen diagonal sama dengan 1.
3. Synthesis of Priority
• Setiap matrix pairwise comparison kemudian dicari eigenvector-
nya untuk mendapatkan local priority. Karena matrix pairwise
comparison terdapat pada setiap tingkat, maka untuk
mendapatkan global priority harus dilakukan sintesis diantara
local priority. Prosedur melakukan sintesis berbeda menurut
bentuk hirarki. Pengurutan elemen-2 menurut kepentingan relatif
melalui prosedure sintesis dinamakan priority setting.
• Setiap matrix pairwise comparison kemudian dicari eigenvector-
nya untuk mendapatkan local priority. Karena matrix pairwise
comparison terdapat pada setiap tingkat, maka untuk
mendapatkan global priority harus dilakukan sintesis diantara
local priority. Prosedur melakukan sintesis berbeda menurut
bentuk hirarki. Pengurutan elemen-2 menurut kepentingan relatif
melalui prosedure sintesis dinamakan priority setting.
5. Langkah – Langkah Penggunaan AHP
• AHP = Analytical Hierarchy Process adalah 
Salah satu tools dalam pemecahan masalah
yang bersifat Strategis.
• Langkah-langkah penggunaan AHP adalah
sebagai berikut :
1.Identifikasi sistem.
2.Penyusunan Hirarki.
3.Penyusunan matrix gabungan
4.Pengolahan vertikal.
5.Penghitungan vektor prioritas.
6. Diagram Alir Metoda AHP (Saaty TL, 1980)
A
START

Identifikasi Pengolahan
System Vertikal

Penyusunan Menghitung
Hirarki Vektor Prioritas

Pengisian
Finish
Matrix

• No Yes
Revisi Menyusun
CR
• Pendapat Memenuhi Matrix
Gabungan

Anda mungkin juga menyukai