Anda di halaman 1dari 3

Part 4

HOW LEADERS CAN MANAGE CULTURE CHANGES

Dalam bagian keempat ini, kita akan beralih ke pertanyaan yang lebih
sulit tentang bagaimana mengubah budaya ketika proses evolusi yang nomral
berjalan dengan lambat? Pada chapter 17 ada model umum yang dapat
mengelola perubahan, dimana para pemimpin harus memahami. Kemudian di
dalam chapter 18 akan terfokus pada penilaian nudaya yang digunakan. Dan
pada chapter 19, menjelaskan bebetrapa kasus yang menggambarkan penilaian
budaya dan perannya dama program prubahan

CHAPTER 17
A CONCEPTUAL MODEL FOR MANAGED CULTURE CHANGE

Dalam chapter ini akan di jelaskan model yang di rencanakan untuk


mengelola perubahan dan membahas prinsip-prinsip yang harus diperhitungkan.
Perubahan biasanya terjadi ketika pemimpin melihat beberapamasalah yang
perlu diperbaiki atau mengidentifikasi beberapa tujuang yang harus dicapai.
Maka dari itu, pemimpin harus memahami proses umum perubahan organisasi
sebelum perubahan budaya dikelola menjadi relevan.
1. The Psycho-Social Dynamics of Organizational Change
Asumsi fundamental yang mendasari perubahan dalam sistemm manusia berasal
dari Kurt Lewin (1947) yang telah diuraikan dan disempurnakan, yaitu:

a. Unfreezing/Disconfirmation
Seperti yang sudah dijelaska pada gambar, unfreezing terdiri dari 3 proses
yang sangat berbeda yaitu: (1) disconfirmation, dapat menyebabkan
ketidaknyamanan dan ketidakseimbangan, (2) creation of survival anxiety or
guilt, dapat menyebabkan kecemasan atau rasa bersalah, dan (3) creation of
psychological safety to overcome learning anxiety, mampu melihat
kemungkinan dalam pemecahan masalah dan mempelajari sesuati yang baru
tanpa kehilangan identitas atau integritas.

Dosconfirmation adalah informasi yang menunjukkan tujuan organisasi yang


tidak terpenuhi atau beberapa proses yang tidak sesuai dengan keinginan
mereka, seperti: penjualan menurun, keluhan pelanggan meningkat produk yang
kualitasnya tidak baik sering dikembalikan dengan jumlah yang besar.
Dalam survival anxiety tidak secara otomatis menghasilkan motivasi untuk
berubah, karena anggota organisasi dapat menyangkal keabsahan informasi
menjadi tidak relevan. Dalam mengurangi kecemasan ini adlah hal terpenting
pada tahap unfreezing.
b. Survival Anxiety Versus Learning Anxiety
Dalam disconfriming, mereka akan menyadari kebutuhan untuk berubah,
kebutuhan untuk memberikan beebrapa kebiasaan lama dan cara berpikir,
dan kebutuhan untuk belajat kebiasaan baru dan cara berpikir. Namun, ini
akan menghasilkan rasa kecemasan belajar yang sangat kompleks.
Mempelajari rasa kecemasan dalam beberapa rasa takut tertentu, yaitu:
- Fear Loss of Power or Position: ketakutan apabila mempelajari suatu
hal baru akan kehilangan kekuatan atau statu yang dimiliki
sebelumnya
- Fear of Temporary Incompetence: ketakutan yang melibatkan rasa
menyerah dengan cara lama dan mencoba cara yang baru
- Fear of Punishment for Incompetence: melibatkan waktu yang
dibutuhkan untuk mempelajari dan berpikir tentang cara-cara baru
- Fear of Loss of Personel Identitiy: melibatkan perasaan yang tidak
nyaman oleh karyawan karena melakukan cara0cara baru
- Fear of Loss of Group Mmebership: melibatkan perubahan anggotaa
kelompok dan mengakibatkan menolak cara-cara baru dalam berpikir
dan berperilaku

Anda mungkin juga menyukai