Anda di halaman 1dari 5

Telah dijelaskan diatas tentang Balanced Scorecard (BSC).

Pada bagian berikut coba


digambarkan contoh bagan Balanced Scorecard yang ada.

Bagan Balance Scorecard yang ditunjukkan menjelaskan alur. Diawali dengan adanya
kebutuhan konsumen yang mengikuti perkembangan zaman. Pada akhirnya ini akan
mempengaruhi kinerja perusahaan. Untuk bisa memenuhi tuntutan dan mempertahankan pasar
yang ada, perusahaan dapat memulai dengan meningkatkan kualitas kemampuan para
pekerjanya. Kemudian dengan peningkatan keahlian pekerja tentu menghasilkan peningkatan
kapasitas pekerjaan seperti produksi barang disertai dengan kualitas yang ada. Lalu pengiriman
barang kepada konsumen dapat membentuk hubungan loyalitas yang berkelanjutan dan akhirnya
dapat menghasilkan nilai perusahaan berupa kinerja keuangan yang baik.
Praktik Balanced Scorecard pada Sektor Publik
Banyak perusahaan publik yang menerapkan BSC. Tabel 12.2 dan gambar 12.1 memberikan
bukti penerapan BSC di dua perusahaan publik. Seperti pada tabel 12.2 berikut:
Cakupan BSC Indikator Performa

Fokus Konsumen % kepuasan konsumen, pemenuhan pelayanan, gangguan sejumlah


permintaan air, instalasi meteran air
Pemilihan Pekerja % hari kerja yang hilang, pengeluaran pelatihan versus pengeluaran
total operasi
Ketahanan Lingkungan besaran tumpahan pembuangan air yang tidak tercampur

Ketahanan Komersial kombinasi biaya operasi, keuntungan operasi, rasio hutang

Syarat pelayanan kualitas % kriteria bakteri, % bahan kimia, hambatan pembuangan air per 100
air km
Akuntabilitas Pemenuhan prosedur pembuangan tumpahan air, pemeliharaan
sertifikat ISO 9000 & ISO 14000

- Untuk fokus konsumen menunjuk pada perspektif pelanggan. Perspektif pelanggan dalam
hal ini diidentifikasikan dengan segmen pasar dimana unit bisnis tersebut akan bersaing.
Ukuran utama dari perspektif pelanggan ini adalah kepuasan pelanggan, retensi pelanggan,
akuisisi pelanggan baru, profitabilitas pelanggan, dan pangsa pasar.
- Untuk pemilihan pekerja menunjuk pada perspektif pembelajaran & pertumbuhan.
Mengidentifikasi infrastruktur yang harus dibangun perusahaan dalam menciptakan
pertumbuhan dan peningkatan kinerja jangka panjang. Tiga sumber utama pembelajaran dan
pertumbuhan perusahaan dating dari: manusia, sistem, dan prosedur perusahaan.
- Untuk ketahanan lingkungan, syarat pelayanan kualitas air, dan akuntabilitas menunjuk pada
perspektif proses internal & bisnis. Perspektif proses internal & bisnis mengungkapkan dua
perbedaan ukuran kinerja yang mendasar antara pendekatan tradisional dan pendekatan
BSC. Pendekatan tradisional berusaha memantau dan meningkatkan proses bisnis yang ada
saat ini. Sedangkan pendekatan BSC, pada umumnya akan mengidentifikasi berbagai proses
baru yang harus dikuasai dengan bai oleh perusahaan agar dapat memenuhi berbagai tujuan
pelanggan dan finansial.
- Untuk ketahanan komersial menunjuk pada perspektif keuangan. Ukuran kinerja keuangan
memberikan petunjuk apakah strategi perusahaan, implementasi dan pelaksanaannya
memberikan kontribusi atau tidak pada laba perusahaan.
Kaitan Total Quality Management (TQM) dengan Balanced Scorecard (BSC)
Sebelum membahas TQM, perlu kita pahami dulu apa itu kualitas. Kualitas mengandung banyak
arti yang merujuk pada kesamaan. Konsep kualitas itu sendiri dapat dijabarkan menjadi:
- Mencakup usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan
- Mencakup produk, jasa manusia, proses, dan lingkungan
- Merupakan kondisi yang selalu berubah (kualitas saat ini mungkin dianggap kurang
berkualitas pada masa mendatang)
Kualitas mengacu pada performa, fitur, daya tahan, kemampuan pelayanan, dan lainnya.
Selanjutnya dalam Total Quality Management (TQM) mengandung arti yaitu suatu pendekatan
dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui
perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, tenaga kerja, proses, dan lingkungannya.
Ada 4 hal penting yang ditekankan dalam TQM, yaitu:
- Kepuasan pelanggan
- Respek kepada setiap orang
- Manajemen berdasarkan fakta
- Perbaikan yang berkesinambungan
Kaitan antara Total Quality Management (TQM) dengan Balanced Scorecard (BSC) itu sendiri
tampak dalam penyelarasan perspektif yang ada dalam BSC ke dalam TQM.

BAB
BENCHMARKING ANALYSIS AND MANAGEMENT ACCOUNTING

PENDAHULUAN
Benchmarking adalah sebuah praktik manajemen yang dapat digunakan untuk mendorong
perusahaan menjadi unggul. Hal ini dilakukan dengan mengidentifikasi, membandingkan, dan
menyaingi praktik yang terbaik. Bab ini menjelaskan bagaimana akuntansi manajemen
memainkan peran penting pada analisis ini.

BENCHMARKING
Menurut Rank Xerox benchmarking adalah sebuah proses sistematis yang berlanjut dari sebuah
pengevaluasian perusahaan yang menentukkan pemimpin industry, untuk menentukan proses
bisnis dan kerja yang menggambarkan praktik terbaik dan menciptakan tujuan kinerja yang
rasional. Hal ini merupakan pencarian sebuah praktik industry yang terbaik untuk dapat menjadi
perusahaan yang paling unggul.

HAL-HAL YANG TERSEDIA PADA ANALISIS BENCHMARKING


Hal-hal yang tersedia pada analisis benchmarking adalah :
1. Menyediakan langkah-langkah dan drorngan untuk perubahan yang berkebelanjutan.
2. Menyediakan indikasi dengan lebih dini tentang competitive disadvantage.
3. Memberikan sinyal siaga untuk menghadapi persaingan.
4. Menjadi langkah awal untuk pemecahan masalah.
5. Mengindentifikasikan praktik bisnis terbaik
6. Menyediakan sebuah standar operasi dari sebuah bisnis
7. Menghubungkan taktik operasi dengan visi dan strategi perusahaan
8. Memperlihatkan gap atau perbedaan kinerja.
9. Memic langkah perubahan yang signifikan pada kinerja bisnis.
10. Membantu perusahaan melakukan perubahan dan evaluasi kembali atas tujuan mereka.
11. MEmbantah status quo
12. Menyediakan tujuan yang realistis

JENIS-JENIS BENCHMARKING
1. Internal benchmarking
Internal benchmarking merupakan infestasi asumsi yang paling mudah diterapkan yaitu
dengan membandingkan operasi diantara fungsi-fungsi dalam organisasi itu sendiri.
2. Eksternal benchmarking
Eksternal benchmarking berfokus pada perbandingan eksternal, yang membandingkan kinerja
perusahaan dengan perusahaan lain yang memiliki karakteristik sama.
3. Best Practice Benchmarking,
Tujuannya adalah untuk mengukur output dengan waktu dan biaya dibandingkan dengan
perusahaan sejenis.

PROSES BENCHMARKING
Menurut Codling (1996)
1. Perencanaan
Memilih area yang akan dibenchmark
Mengidentifikan pusat aktifitas.
Menentukan metode pengumpulan data
2. Benchmark Partner
Mengidentifikasi kemungkinan partner benchmarking dari 3 lokasi secara internal, secara
eksternal, dan global best practice.
3. Analisis data
Mengumpulkan data dan menentukan gap kinerja dan proyeksi tingkat kinerja ke depan.
4. Action
Menyusun rencana, mengkomunikasikan tujuan benchmark dan hasil benchmark, dan
mengimplementasikan tindakan yang spesifik dan mengawasi peningkatan atau progress.
5. Review dan Recycle
Mengawasi kinerja, mereview dan menganalisa peningkatan dan menyesuaikan perbaikan
kinerja dan target kinerja.

Menurut Rank Xerox


Phase 1 : Planning
1. Mengidentifikasi output benchmark
2. Mengidentifikasi competitor terbaik
3. Menentukan metode pengumpulan data
Phase 2 : Analysis
4. Menentukkan gap kompetitif
5. Memproyeksikan tingkat kinerja yang akan dating.
6. Menentukkan tujuan fungsional
7. Membangun rencana tindakan fungsional
Phase 3 : Action
8. Mengimplementasikan perinciannya
9. Mengawasi hasil perkembangan
10. Menyesuaikan kembali benchmark

Anda mungkin juga menyukai