Anda di halaman 1dari 8

Rangkuman PPDK Pertemuan 2-5

By: Shibs

PERTEMUAN 2
Paradigma Penelitian Sosial: non-Positivist dan Karakteristik Penelitian
Kualitatif
Referensi: Bryman Ch 17; Marvasti Ch 1

1. Penelitian Kualitatif:
● Menekankan pada kata-kata, narasi, pemahaman, dan interpretasi dalam
proses analisisnya. Cenderung bergantung pada penilaian dan sudut
pandang peneliti
● menggunakan pola penalaran induktif dengan posisi ontologi pada
konstruksionisme dan posisi epistemologi pada interpretivisme.
2. Konstruksionisme atau Konstruktivisme: posisi ontologi yang menegaskan
bahwa fenomena sosial dan maknanya terus-menerus dibuat / dikonstruk oleh
para aktor sosial. Fenomena sosial adalah hasil dari interaksi sosial antaraktor
sosial dalam keadaan revisi yang konstan
3. Interpretivisme: pengetahuan/fenomena sosial yang diinterpretasikan oleh aktor
sosial melalui pemahaman subjektif, objektif, dan berbagai tindakan sosial
lainnya
4. Positivistik: didasarkan pada akal sehat/visi realitas sosial yang didasarkan
pada kebenaran yang terbukti dengan sendirinya yang menyerupai hukum fisika
alam
5. Post-positivisme: menganggap bahwa realitas memang ada dan sesuai dengan
kenyataan dan hukum alam, namun mustahil realitas tersebut dapat dilihat
secara benar oleh peneliti.
6. Asumsi dasar Post Positivisme:
- Fakta tidak bebas nilai, melainkan bermuatan teori.
- Tidak satupun teori yang sepenuhnya dapat dijelaskan dengan
bukti-bukti empiris. Bukti empiris memiliki kemungkinan untuk
menunjukkan fakta anomali.
- Fakta tidak bebas, melainkan penuh dengan nilai.
- Interaksi antara subjek dan objek penelitian. Hasil penelitian adalah
hasil interaksi manusia dan semesta (interaksi subjek dan objek) yang
penuh dengan persoalan dan senantiasa berubah.
- Asumsi dasar post-positivisme adalah realitas sosial bersifat jamak. Maka
realitas (perilaku manusia) tidak tunggal dan biasanya hanya bisa
menjelaskan dirinya sendiri menurut unit tindakan yang bersangkutan.
- Fokus kajian post-positivisme adalah tindakan-tindakan (actions) manusia
sebagai ekspresi dari sebuah keputusan.
7. Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif:

8. Perbedaan Fundamental Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

9. Langkah-Langkah Penelitian Kualitatif


● Langkah 1. General Research Questions (Pertanyaan penelitian yang
umum)
● Langkah 2. Selection of relevant site(s) and subjects (Pilih lokasi dan
subjek yang relevan)
● Langkah 3. Collection of relevant data (Kumpulkan data yang relevan)
● Langkah 4. Interpretation of data (Interpretasi data)
● Langkah 5. Conceptual and theoretical work (Kerangka konseptual dan
teoretis)
● Langkah 5a. Tighter spesification of research question (Spesifikasi
pertanyaan penelitian)
● Langkah 5b. Collection of further data (Pengumpulan data lebih lanjut)
● Langkah 6. Writing up conclusions (Penarikan kesimpulan)
10. Kritik terhadap penelitian kualitatif
● Terlalu subjektif
● Sulit untuk di replika
● Masalah generalisasi
● Kurangnya transparansi

PERTEMUAN 3
Desain penelitian kualitatif dan strategi pengumpulan data (termasuk isu
pemilihan sumber data/informan)
Referensi: Neuman Chapter 6

A. TRIANGULASI (Triangulasi): Ide yang melihat sesuatu dari berbagai sudut


pandang dapat meningkatkan akurasi. Jenis-jenis triangulasi:
● Triangulation of Measures (Triangulasi ukuran): Pengukuran beda, fenomena
sama.mengambil beberapa ukuran dari fenomena yang sama.
● Triangulation of Observers (Triangulasi observer): Pewawancara dan Pengamat.
Dalam banyak studi pengamat dapat melakukan wawancara atau hanya sebagai
pengamat peristiwa dan perilaku.
● Triangulation of Theory (Triangulasi teori): penggunaan berbagai perspektif.
memerlukan penggunaan beberapa perspektif teori untuk merencanakan studi
atau menginterpretasikan data.
● Triangulation of Method (triangulasi metode): Pendekatan, Kualitatif, dan
Kuantitatif. Mencampur pendekatan dan data penelitian kualitatif dan kuantitatif.

B. QUALITATIVE AND QUANTITATIVE ORIENTATIONS TOWARD RESEARCH


(Orientasi Kualitatif dan Kuantitatif Menuju Riset)
Qualitative orientations (Orientasi/pendekatan kualitatif):logika muncul dari praktik
yang sedang berlangsung, dan mengikuti jalur nonlinear.
● Soft data (data halus): menentukan strategi penelitian kualitatif dan teknik
pengumpulan data. (co: kalimat, foto, simbol)
● Logic in Practice (logika dalam praktek): Logika penelitian didasarkan pada
model magang dan berbagi pengetahuan mengenai masalah praktis dan
pengalaman khusus.
● Nonlinear research path (jalur penelitian nonlinear): Penelitian yang dilanjutkan
pola siklus, berulang, atau bolak-balik dan sering digunakan dalam penelitian
kualitatif
● Integritas
● Emergent Question (Pertanyaan yang ada tiba-tiba)

Quantitative orientations (orientasi/ pendekatan kuantitatif): logika yang sistematis


dan mengikuti jalur linear.
● Hard data (data keras): digunakan dalam pendekatan kuantitatif. (dalam bentuk
angka)
● Reconstructed logic (rekonstruksi logika) :Logika penelitian didasarkan pada
reorganisasi, standarisasi, dan kodifikasi pengetahuan penelitian dan praktik
menjadi aturan eksplisit.
● Linear research path (jalur penelitian linear): Penelitian yang berlangsung dalam
garis lurus yang jelas, logis, selangkah demi selangkah; sering digunakan dalam
penelitian kuantitatif
● Preplanned Question (pertanyaan yang telah direncanakan)

● Universe (semesta/keseluruhan): Seluruh kategori atau kelas unit yang ditutupi


atau dijelaskan oleh suatu hubungan atau hipotesa.

C. QUALITATIVE DESIGN ISSUES (Masalah Desain Penelitian Kualitatif)


● The Language of Cases and Contexts (bahasa kasus dan konteks): Melibatkan
bahasa kasus dan konteks. Meneliti proses sosial, menginterpretasikan, dan
memaknai suatu tindakan berdasarkan konteks sosialnya.
● Grounded Theory (teori dasar): Dalam penelitian kualitatif, teori dibangun
sembari proses pengumpulan data.
● The context is critical (konteksnya sangat penting): Dalam penelitian kualitatif,
peneliti biasanya menekankan konteks sosial karena makna dari tindakan sosial,
peristiwa, atau pernyataan sangat bergantung pada konteksnya, sehingga
membuat peneliti mudah dalam mendistorsi makna dan mengubah signifikansi
sosialnya.
● Bricolage : improvisasi dengan menggambar pada material yang berbeda dan
menggunakannya secara kreatif untuk menyelesaikan tugas pragmatis,
- Bricoleur: seseorang yang telah belajar menjadi mahir di berbagai bidang,
dapat memanfaatkan berbagai sumber, dan puas dengan apa pun yang
ada di tangan
- Bricolage technique: melibatkan bekerja dengan tangan seseorang dan
menggabungkan peluang dan berakhir dengan cara yang praktis,
terampil, dan inventif untuk menyelesaikan tugas.
● The case and process (kasus dan prosesnya): Penelitian empirik dibagi menjadi
2 jenis yaitu studi kasus (case study) dan lintas kasus (cross-case). Penelitian
kualitatif kebanyakan menggunakan studi kasus yang berorientasi pada tempat,
bukan variabel, panggung utama. Studi kasus cenderung memproduksi
penjelasan kompleks atau interpretasi dalam bentuk cerita narasi tentang orang
atau peristiwa tertentu.
● Interpretation (interpretasi) :Menafsirkan berarti memberikan signifikansi atau
makna yang koheren. Dalam penelitian kuantitatif, makna berasal dari
penggunaan angka. Studi kualitatif memberi makna pada data,
menerjemahkannya, atau membuatnya dapat dimengerti.
- First order interpretation (interpretasi urutan pertama): Interpretasi dari sudut
pandang orang yang sedang dipelajari.
- Second order interpretation (interpretasi urutan kedua): Interpretasi kualitatif dari
sudut pandang peneliti yang melakukan penelitian.
- Third order interpretation (interpretasi urutan ketiga): interpretasi kualitatif
dilakukan oleh pembaca laporan penelitian.

D. QUANTITATIVE DESIGN ISSUES (Masalah Desain Kuantitatif)


1. Bahasa Variabel dan Hipotesis
● Variable (variabel/ faktor tak tetap): konsep atau ukuran empiris yang dapat
mengambil beberapa nilai.
● Attributes (atribut): Kategori atau level variabel.
Tipe Variabel
● Independent variable (variabel independen): Jenis variabel yang menghasilkan
efek atau hasil pada variabel dependen dalam hipotesis kausal.
● Dependent variable (variabel dependen): Variabel efek atau hasil yang
disebabkan oleh variabel independen dalam hipotesis kausal.
● Intervening variable (variabel intervensi): Variabel yang muncul secara logis atau
temporal setelah variabel independen dan sebelum variabel dependen dan
melalui yang beroperasi hubungan kausal mereka

2. Teori dan hipoteses penyebab:


● Causal Hypothesis (hipotesis kausal): pernyataan dari penjelasan kausal atau
proposisi yang memiliki setidaknya satu independen dan satu dependen variabel
dan belum diuji secara empiris.
● Crucial experiment (eksperimen penting): Perbandingan langsung dan evaluasi
penjelasan yang bersaing tentang fenomena yang sama dirancang untuk
menunjukkan bahwa yang satu lebih unggul dari yang lain.
● Logic of disconfirming hypothesis (logika menyangkal hipotesis): Logika untuk
hipotesis nol berdasarkan gagasan yang membenarkan bukti empiris membuat
kasus lemah untuk keberadaan suatu hubungan; alih-alih mengumpulkan bukti
pendukung, menguji bahwa tidak ada hubungan memberikan dukungan tidak
langsung yang lebih hati-hati untuk kemungkinan keberadaannya.
● Null hypothesis (hipotesis nol): hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada efek
yang signifikan dari variabel independen pada variabel dependen.
● Alternative hypothesis (hipotesis alternatif): Hipotesis yang dipasangkan dengan
hipotesis nol yang mengatakan independen variabel memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap dependen variabel.
● Double-barreled hypothesis (hipotesis berlaras ganda): hipotesis yang
membingungkan dan dirancang secara buruk dengan dua variabel independen di
mana tidak jelas apakah satu atau variabel lain atau keduanya menghasilkan
efek.

3.Potensi Kesalahan dalam Penjelasan Penyebab:


● Tautology: bentuk penalaran melingkar
● Teleology: sesuatu yang diarahkan dengan tujuan akhir
● Ecological fallacy (kesalahan ekologis): Kesalahan dalam penjelasan dimana
data empiris tentang asosiasi yang ditemukan di antara unit analisis skala besar
sangat digeneralisasikan secara berlebihan dan diperlakukan sebagai bukti
untuk pernyataan tentang hubungan di antara unit yang jauh lebih kecil.
● Reductionism (reduksionisme): ketidaksesuaian unit analisis dan alasan tentang
bukti
● Spuriousness (kepalsuan): dua variabel terkait tapi tidak terkait secara kausal
karena faktor ketiga yang tidak terlihat

4. Dari Pertanyaan Penelitian untuk Hipotesis

PERTEMUAN 4 (Etnografi dan Observasi Partisipatoris)


Referensi: Bryman Chapter 19; Marvasti Chapter 13

A. DEFINISI ETNOGRAFI
● Bahasa Yunani: ethnos (orang); graphei (menulis), sehingga berarti
menulis mengenai orang/budaya
● Metode penelitian dimana para penelitinya turun langsung ke lapangan
dengan kurun waktu yang lama dan bergabung ke dalam sebuah
kelompok, melakukan observasi, mencatat, serta menuliskan ke dalam
penelitian
B. SEJARAH ETNOGRAFI
● The Chicago School: metode deskriptif
● The British Social Anthropology: metode simpatik
C. CARA MENGAKSES:
● Etnografi terbuka vs. terselubung
● Akses ke pengaturan tertutup
● Akses ke pengaturan terbuka/publik
● Akses berkelanjutan
● Informan kunci/key informant
D. DIMENSI ETNOGRAFI
● Keterlibatan dan partisipasi topik
● Konteks sosial dan budaya
● Representasional
E. PERAN ETNOGRAFER
● Pasif/aktif, indikator tingkatan partisipasi sebagai berikut (tinggi-rendah):
1. Anggota penuh terselubung
2. Anggota penuh terbuka
3. Pengamat yang berpartisipasi
4. Pengamat yang berpartisipasi sebagian
5. Pengamat yang berpartisipasi minimum
6. Pengamat tidak berpartisipasi dengan interaksi
F. CATATAN LAPANGAN
● Jenis-jenisnya:
1. Mental notes
2. jotted/scratch notes
3. Full field notes
G. PRAKTIK PENELITIAN ETNOGRAFI
1. Menyusun pertanyaan penelitian
2. Memilih lokasi/situs penelitian
3. Menentukan siapa, kapan, dan dimana orang yang diobservasi
4. Mendapatkan akses
5. Membangun hubungan
6. Memilih sebuah peran lapangan
7. Berurusan dengan informan
8. Merekam pengamatan
9. Melakukan wawancara etnografi
H. JENIS-JENIS ETNOGRAFI
● Autoetnografi: penggunaan perasaan dan pengalaman pribadi peneliti
● Etnografi institusional: deskripsi dan analisis terperinci tentang bagaimana
organisasi sosial yang lebih besar beroperasi
● Etnografi Feminis: mendokumentasikan kehidupan dan aktivitas perempuan,
memahami perempuan dari sudut pandang mereka, memahami perempuan
dalam konteks
● Etnografi Visual: berorientasi pada foto. Peneliti menggunakan gambar untuk
berdiskusi dengan pembuat foto mengenai arti foto tersebut
● Etnografi Tulisan
- Van Maneen (1998)
1. Realist Tales
2. Confessional tales
3. Impressionist tales
- Van Maneen (2001)
1. Structural tales
2. Poststructural tales
3. Advocacy tales
- Adled dan Adler (2008)
1. Classical ethnography
2. Mainstream
3. Postmodern
4. Public

PERTEMUAN 5: REVIEW DAN DISKUSI EKSEMPLAR


Referensi: film jagal

PERTEMUAN 6 (Wawancara dalam Penelitian Kualitatif)


Referensi: Bryman, Ch. 20; Marvasti, Ch. 2

Anda mungkin juga menyukai