Anda di halaman 1dari 21

Strategies of

Research Design
Erlyn Yuniashri - 206020102111007
Outline

03 Qualitative Design

01
Issues
Triangulation

Qualitative and
04 Quantitative Design

02
Issues
Quantitative
Orientations
Toward
Research 05 Conclusion
Triangulation

Prinsip dalam penelitian sosial adalah dengan


pengamatan berbagai perspektif daripada hanya
melihat dari satu perspektif. Dengan mengamati objek
dari beberapa sudut pandang, peneliti dapat
menentukan kebenaran yang sesungguhnya dari
sebuah objek.
Tipe Triangulasi

Triangulasi Ukuran Triangulasi Teori


Menggunakan berbagai perspektif
Mengambil beberapa ukuran
teori untuk merencanakan
dari fenomena yang sama. penelitian dan interpretasi data.

Triangulasi Pengamat Triangulasi Metode


Lebih banyak pengamat, maka Mengkombinasikan dua metode
membawa alternatif perspektif, penelitian (kuantitatif dan
latar belakang, dan karakteristik kualitatif) untuk mendapatkan hasil
sosial yang berbeda. yang lebih komprehensif.
Qualitative and Quantitative Orientations
Toward Research
Penelitian Kuantitatif Penelitian Kualitatif

Peneliti menangkap dan menemukan makna setelah berhubungan


Peneliti menguji hipotesis yang dikemukakan di awal.
langsung dengan data.

Konsep berupa variabel yang berbeda. Konsep berupa tema, motif, generalisasi, dan taksonomi.

Secara sistematis, ukuran dibuat sebelum pengumpulan data dan Ukuran seringkali dibuat khusus untuk pengaturan individu atau
distandarisasi. peneliti.
Data dalam bentuk kalimat atau gambar dari dokumen, observasi,
Data dalam bentuk angka.
dan transkrip.

Sebagian besar teori bersifat kausal dan deduktif. Teori bisa jadi kausal dan noncausal, seringkali induktif

Prosedur penelitian bersifat standart. Prosedur penelitian bersifat khusus.

Analisis dilanjutkan dengan menggunakan statistik, tabel, atau Analisis dilanjutkan dengan mengekstrasi tema dan mengatur
bagan, dan membahas yang berkaitan dengan hipotesis data untuk menyajikan gambaran yang koheren.
Qualitative Design Studies
Bahasa Kasus dan Konteks
Sebagian besar studi kualitatif memeriksa proses dan kasus sosial serta mempelajari interpretasi atau
makna dalam pengaturan sosial budaya tertentu.

Alih-alih menggunakan variabel, pendekatan kualitatif lebih memeriksa motif, tema, perbedaan, dan
perspektif. Paling sering, pendekatan kualitatif bersifat induktif dan bergantung pada bentuk teori
dasar.

Pengumpulan data kualitatif dengan mendokumentasikan peristiwa nyata, merekam apa yang orang
katakan (dengan kata-kata, gerak tubuh, dan nada suara), mengamati perilaku tertentu, memeriksa
dokumen tertulis, dan mempelajari gambar visual.
Teori Dasar

Pada penelitian kualitatif pengembangan teori dapat dilakukan selama proses pengumpulan data.
Metode yang Sebagian besar induktif ini, membangun teori dari data atau mendasarkan teori pada
data.
Grounded theory menambah fleksibilitas dan memungkinkan data serta teori untuk berinteraksi.
Proses ini juga membantu peneliti untuk terbuka terhadap hal-hal yang tidak terduga. Peneliti dapat
mengubah arah studi bahkan mengabaikan pertanyaan penelitian asli di tengah proses pengumpulan
data apabila peneliti menemukan sesuatu yang baru dan menarik.
Konteks Berperan Penting

Dalam penelitian kualitatif biasanya kita menekankan pada konteks sosial karena makna dari suatu
tindakan, peristiwa, atau pernyataan sosial sangat bergantung pada konteks penelitian. Jika kita
menanggalkan konteks sosial dari suatu peristiwa, tindakan sosial, atau percakapan, maka maknanya
akan mudah terdistorsi dan signifikansi sosialnya berubah.
Konteks sosial meliputi konteks waktu (ketika sesuatu terjadi), konteks spasial (dimana sesuatu
terjadi), konteks emosional (perasaan tentang bagaimana sesuatu terjadi), dan konteks sosial budaya
(situasi sosial dan lingkungan budaya tempat sesuatu terjadi).
Bricolage

Studi kualitatif mengacu pada berbagai keterampilan, materi, dan pendekatan sesuai kebutuhan. Ini
biasanya terjadi ketika peneliti tidak dapat mengantisipasi kekurangan dalam penelitian. Proses
pemaduan sumber penelitian yang beragam, menerapkan pendekatan yang berbeda, dan memadukan
kerangka data atau penelitian menjadi satu kesatuan adalah kemampuan peneliti yang baik yang
mampu menggunakan sumber penelitian apapun yang tersedia pada saat itu.
Kasus dan Proses

Penelitian sosial empiris dibagi menjadi dua kelompok:


1. studi kasus (dengan satu atau beberapa kasus)
2. lintas kasus (terdiri dari banyak kasus)

Kebanyakan studi kualitatif menggunakan pendekatan berorientasi kasus yang bukan menempatkan
variable sebagai topik penelitian utama. Sehingga penelitian kualitatif meneliti banyak aspek dari satu
kasus dengan studi intensif dan mendalam. Seringkali analisis berorientasi kasus mengharapkan
kemunculan banyak faktor dan peristiwa tertentu di satu tempat dan pada satu waktu. Sehingga pada
penelitian kualitatif memperoleh pengetahuan yang mendalam dalam sejumlah kasus.
Interpretasi

Studi kualitatif memberi makna pada data, menerjemahkannya, atau membuatnya dapat dimengerti. Pada
pendekatan kualitatif dimulai dengan sudut pandang orang yang dipelajari. Pendekatan kualitatif mempelajari arti
peristiwa, perilaku, dan aktivitas.

Tahap pertama interpretasi, menginterpretasikan motif atau alasan pribadi objek penelitian.
Tahap kedua interpretasi, memperoleh koherensi atau makna yang mendasar dalam data. Peneliti menempatkan
subjek yang dipelajari ke peristiwa yang terkait dengan konteks penelitian, lalu mengaitkan interpretasi pada teori.
Tahap ketiga interpretasi, menetapkan teori umum yang signifikan ke dalam data atau hasil penelitian.

Menafsirkan makna penelitian kedalam konteks seringkali menjadi tujuan dan hasil utama studi kualitatif.
Quantitative Design Studies
Bahasa Variabel dan Hipotesis
Variasi dan Variabel, di dalam penelitian kuantitatif semua konsep didefinisikan dengan Bahasa variable. Variabel adalah
sebuah konsep atau ukuran empiris yang dapat memiliki banyak nilai.

Tipe Variabel, jenis-jenis variable dalam penelitian kuantitatif dibagi menjadi:


1. Variabel independen, jenis variabel yang menghasilkan efek atau hasil pada variabel dependen dalam hipotesis
kausal.
2. Variabel dependen, pengaruh atau hasil variable yang disebabkan oleh variabel bebas dalam hipotesis kausal.
3. Variabel intervening, variable yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variable independent dan
variable dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati atau diukur.
Teori sederhana memiliki satu variabel dependen dan satu variabel independen sedangkan yang kompleks memiliki
banyak variabel dengan beberapa variabel independen, intervening, dan dependen.
Teori Kausal dan Hipotesis

Hipotesis dan Kausalitas, hipotesis kausal adalah pernyataan penjelasan kausal atau proposisi yang memiliki
setidaknya satu variabel independen dan satu variabel dependen dan belum diuji secara empiris.

Lima karakteristik hipotesis kausal:


1. Setidaknya memiliki dua variable
2. Menyajikan hubungan kausal atau sebab akibat antar variable
3. Dapat disajikan dalam bentuk prediksi atau hasil yang diharapkan di masa depan
4. Secara logis dihubungkan pada pertanyaan penelitian dan teori
5. Dapat dipalsukan, dalam kata lain dapat dapat diuji terhadap bukti empiris dan membuktikan benar atau
salah
Teori Kausal dan Hipotesis

Menguji dan menyempurnakan hipotesis, setiap hipotesis merupakan penjelasan dari variabel
dependen. Jika bukti gagal mendukung beberapa hipotesis, secara bertahap bukti tersebut dihapus
dari pertimbangan. Semakin banyak alternatif yang diuji terhadap hipotesis, semakin besar keyakinan
terhadap hasilnya. Beberapa tes disebut eksperimen krusial atau studi krusial. Hipotesis dari dua teori
yang berbeda saling berhadapan dalam salah satunya harus dieliminasi. Ini jarang terjadi, tetapi
signifikan ketika terjadi.
Teori Kausal dan Hipotesis

Jenis-jenis Hipotesis,
1. Hipotesis nol, hipotesis yang menyatakan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel independen terhadap variabel dependen.
2. Hipotesis alternatif, hipotesis yang dipasangkan dengan hipotesis nol yang menyatakan bahwa
variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
3. Hipotesis berlaras ganda, hipotesis yang dirancang dengan dua variabel independen di mana
tidak jelas apakah satu atau variabel lain atau keduanya yang menghasilkan efek.
Potensi Kesalahan dalam Penjelasan
Kausal
1. Tautology, kesalahan dalam penjelasan dimana variabel independen dan variabel dependen sebenarnya sama, membuat hubungan
kausal yang jelas menjadi benar menurut definisi
2. Teleology, kesalahan dalam penjelasan dimana hubungan sebab akibat secara empiris tidak dapat diuji karena faktor penyebab tidak
datang lebih awal dari hasil atau karena faktor penyebab adalah kekuatan umum yang samar-samar yang tidak dapat diukur secara
empiris.
3. Kesalahan ekologis, kesalahan dalam penjelasan dimana data empiris tentang asosiasi yang ditemukan di antara unit analisis berskala
besar sangat digeneralisasikan secara berlebihan dan diperlakukan sebagai bukti untuk pernyataan tentang hubungan di antara unit
yang jauh lebih kecil.
4. Reductionism, kesalahan dalam penjelasan dimana data empiris tentang asosiasi yang ditemukan di antara unit-unit analisis skala kecil
sangat digeneralisasikan secara berlebihan dan diperlakukan sebagai bukti untuk pernyataan tentang hubungan di antara unit-unit
yang jauh lebih besar.
5. Kepalsuan, hubungan kausal yang tampak ilusi karena efek dari faktor penyebab yang awalnya tidak terlihat atau tersembunyi; faktor
yang tidak terlihat memiliki dampak kausal pada variabel independen dan dependen, dan menghasilkan kesan yang salah bahwa ada
hubungan di antara keduanya.
Dari Pertanyaan Penelitian Menjadi
Hipotesis

Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis tidak harus mengacu pada tahapan tertentu.
Peneliti dapat merumuskan pertanyaan penelitian tentatif dan kemudian mengembangkan
hipotesis yang mungkin terjadi. Hipotesis akan membantu peneliti untuk menyatakan pertanyaan
penelitian dengan lebih tepat. Proses perumusan pertanyaan penelitian dan hipotesis saling terkait
dan membutuhkan kreativitas peneliti.
Kesimpulan

Dalam penelitian kuantitatif pada umumnya penelitian bersifat linier dan menekankan objektivitas.
Dalam proses penelitian kuantitatif terdapat prosedur yang terstandarisasi dan eksplisit. Seringkali
prosesnya bersifat deduktif dengan urutan langkah-langkah yang didahului dengan pengumpulan
data.
Sedangkan dalam penelitian kualitatif penelitian cenderung non-linier dan menekankan pada studi
lapangan yang mewajibkan peneliti untuk lebih dekat dengan keadaan sosial atau keadaan sekitar
objek penelitian. Dalam proses penelitian kualitatif terdapat lebih sedikit prosedur yang
terstandarisasi. Selama pengumpulan data berlangsung, apabila terdapat temuan penelitian diluar
rancangan penelitian akan menjadi nilai tambah bagi penelitian.
Terima Kasih.

Anda mungkin juga menyukai