Anda di halaman 1dari 15

JENIS-JENIS PENELITIAN

1. Penelitian Kuantitatif
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metide penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau
sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif/ statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.
Metode penelitian kuantitatif merupakan metode dengan data penelitian berupa
angka-angka serta analisis menggunakan statistik.
Metode kuantitatif sering disebut dengan metode tradisional, karena metode ini sudah
cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian.
Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat
positivisme. Filsafat positivisme memandang realitas/gejala/fenomena itu dapat
diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat
sebab akibat. Penelitian pada umumnya dilakukan pada populasi atau sampel tertentu
yang representatif. Proses penelitian bersifat deduktif, dimana untuk menjawab
rumusan masalah divunakan konsep atau teori sehingga dapat dirumuskan hipotesis.
Hipotesis tersebut selanjutnya diuji melalui pengumpulan data lapangan. Untuk
mengumpulkan data digunakan instrumen penelitian. Data yang telah terkumpul
selanjutnya dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif atau
inferensial sehingga dapat disimpulkan hipotesis yang dirumuskan terbukti atau tidak.
Penelitian kuantitatif pada umumnya dilakukan pada sampel yang diambil secara
random, sehingga kesimpulan jasil penelitian dapat digeneralisasikan pada populasi
dimana sampel tersebut diambil.
Metode ini sebagai metode ilmiah (scientific) karena telah memenuhi kaidah-kaidah
ilmiah yaitu konkrit/empiris, objektif, terukur, rasional, dan sistematis.
Metode ini disebut metode discovery, karena dengan metode ini dapat ditemukan dan
dikembangkan berbagai iptek baru.
Gambar. Proses Penelitian Kuantitatif (Modifikasi dari Tuckman)
Sumber: Sugiyono, 2018
2. Penelitian Kualitatif
Metode penelitian kualitatif sering disebut dengan metode baru, karena popularitasnya
yang belum lama.
Metode ini disebut sebagai metode postpositivistik, karena berlandaskan pada filsafat
postpositivistime. Metode ini juga disebut sebagai metode artistik, karena proses
peneltiian lebih bersifat seni (kurang terpola), dan disebut sebagai metode interpretive
karena data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interpretasi terhadap data yang
ditemukan di lapangan.
Menurtut (Sugiyono 2018) Metode kualitatif disebut juga metode penelitian naturalistik
karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting); disebut
juga sebagai metode etnographi karena pada awalnya metode ini lebih banyak
digunakan untuk penelitian bidang atropologi budayal metode kualitatif karena dara
yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.
Filsafat postpositivisme sering juga disebut paradigma interpretif dan konstruktif, yang
memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang utuh/ holistik, kompleks, dinamis,
penuh makna, dan hubungan gejala bersifat interaktif. Penelitian dilakukan pada objek
yang alamiah. Objek yang alamiah adalah objek yang berkembang apa adanya, tidak
dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak mempengaruhi dinamika pada
objek tersebut. Dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah orang (human
instrument), yaitu peneliti itu sendiri. Untuk dapat menjadi instrument, maka peneliti
harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya,
menganalisis, memotret, dan mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti menjadi lebih
jelas dan bermakna. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih luas dan mendalam
terhadap situasi sosial yang diteliti, maka Teknik pengumpulan data bersifat triangulasi,
yaitu menggunakan berbagai Teknik pengungumpulan data secara gabungan/simultan.
Analisis yang dilakukan bersifat induktif berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan di
lapangan dan kemudian dikonstruksikan menjadi hipotesis atau teori. Metode kualitatif
digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung
makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang merupakan suatu
nilai di balik data yang tampak. Oleh karena itu, dalam penelitian kualitatif tidak
menekankan pada generalisasi, tetapi lebih menekankan pada makna. Generalisasi
dalam penelitian kualitatif dinamakan transferability.
Auerbach dan Silverstein (2003) menyatakan bahwa penelitian kualitatifadalah
penelitian yang melakukan analisis dan interpretasi teks dan hasil interview dengan
tujuan untuk menemukan makna dari suatu fenomena. Selanjutnya, dinyatakan bahwa
penelitian kualitatif sungguh berbeda dengan penelitian kuantitatif. Penelitian
kuantitatif digunakan untuk menguji hipotesis, sedangkan penelitian kualitatif
digunakan untuk menemukan hipotesis.
Dalam hal metode kualitatif, Steven Dukeshre dan Jennifer Thurlow (2002) menyatakan
bahwa dalam penelitian kualitatif berkenaan dengan data yang bukan angka,
mengumpulkan dan menganalisis data yang bersifat naratif. Metode penelitian
kualitatif terutama digunakan unyuk memperoleh data yang kaya, informasi yang
mendalam tentang isu atau masalah yang akan dipecahkan. Metode penelitian kualitatif
menggunakan fokus grup, interview secara mandalam, dan observasi dalam
megumpulkan data.
Selanjutnya, Creswell (2009) menyatakan bahwa penelitian kualitatif berarti proses
eksplorasi dan memahami makna perilaku individu dan kelompok, menggambarkan
masalah sosial atau masalah kemanusiaan. Proses penelitian mencakup membuat
pertanyaan penelitian dan prosedur yang masih bersifat sementara, mengumpulkan
data pada seting partisipan, analisis data secara induktif, membangun data yang parsial
ke dalam tema, dan selanjutnya memberikan interpretasi terhadap makna suatu data.
Kegiatan akhir adalah membuat laporan ke dalam struktur yang fleksibel.

Potensi, Masalah, Ingin


tahu ada apa yang unik Kajian teori, Masuk objek, memilih
Mengumpulkan data
di objek; menetapkan instrument informan kunci dan
di lapangan
fokus; pertanyaan penelitian informan spesialis
penelitian

Penyajian Data/ Data Display


Uji Analisis
Connecting/ keabsahan
Categorizing/ Describe/ data
mengkonstruksi data
kategorisasi data Deskripsi data
hubungan

Menemukan Menyusun
tema/ Judul laporan
penelitian penelitian

Gambar. Proses Penelitian Kualitatif


Sumber: Sugiyono, 2018

Menurut Creswell (2012), metode kualitatif dibagi menjadi lima macam, yaitu:
1) Fenomenologis, adalah merupakan salah satu jenis penelitian kualitatif dimana
peneliti melakukan pengumpulan data dengan observasi partisipan untuk
mengetahui fenomena esensial partisipan dalam pengalaman hidupnya.
2) Teori Grounded, dimana peneliti dapat menarik generalisasi (apa yang diamati
secara induktif), teori abstrak tentang proses, tindakan atau interaksi berdasarkan
pandangan partisipan yang diteliti.
3) Etnografi, dimana peneliti melakukan studi terhadap budaya kelompok dalam
kondisi yang alamiah melalui observasi dan wawancara.
4) Studi kasus, dimana peneliti melakukan eksplorasi secara mendalam terhadap
program, kejadia, proses, aktivitas, terhadap satu orang atau lebih. Studi kasus
terikat oleh waktu dan aktivitas dan peneliti melakukan pengumpulan data secara
mendetail dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data dan dalam
waktu yang berkesinambungan.
5) Penelitian Naratif, dimana peneliti melakukan studi terhadap satu orang individua
tau lebih untuk memperoleh data tentang sejarah perjalanan kehidupannya. Data
tersebut oleh peneliti disusun menjadi laporan yang naratif dan kronologis.

Tabel. Perbedaan Karakteristik Metode Kuantitatif dengan Kualitatif


No. Metode Kuantitatif Metode Kualitatif
1. A. Desain A. Desain
a. Spesifik, jelas, rinci a. Umum
b. Ditentukan secara mantap sejak b. Fleksibel
awal c. Berkembang, dan muncul dalam
c. Menjadi pegangan langkah demi proses penelitian
langkah
2. B. Tujuan B. Tujuan
a. Menunjukkan hubungan antar a. Menemukan pola hubungan yang
variabel bersifat interaktif
No. Metode Kuantitatif Metode Kualitatif
b. Menguji teori b. Menemukan teori
c. Mencari generalisasi yang c. Menggambarkan realita kompleks
mempunyai nilai prediktif d. Memperoleh pemahaman makna
3. C. Teknik Pengumpulan Data C. Teknik Pengumpulan Data
a. Kuesioner a. Participant observation
b. Observasi dan wawancara b. In depth interview
terstruktur c. Dokumentasi
d. Tringulasi
4. D. Instrumen Penelitian D. Instrumen Penelitian
a. Test, angket, wawancara a. Peneliti sebagai instrument (human
terstruktur instrument)
b. Instrumen yang telah terstandar b. Buku catatan, Tape recorder,
camera, handycam, dan lain-lain
5. E. Data E. Data
a. Kuantitatif a. Deskriptif kualitatif
b. Hasil pengukuran variabel yang b. Dokumen pribadi, catatan lapangan,
dioperasionalkan dengan ucapan dan tindakan responden,
menggunakan instrumen dokumen, dan lain-lain
6. F. Sampel F. Sampel
a. Besar a. Kecil
b. Representatif b. Tidak representative
c. Sedapat mungkin random c. Purposive, snowball
d. Ditentukan sejak awal d. Berkembang selama proses
penelitian
7. G. Analisis G. Analisis
a. Setelah selesai pengumpulan data a. Terus menerus sejak awal sampai
b. Deduktif akhir penelitian
c. Menggunakan statistik untuk b. Induktif
menguji hipotesis c. Mencari pola, model, tema, teori
8. H. Hubungan dengan Responden H. Hubungan dengan Responden
a. Dibuat berjarak, bahkan sering a. Empati, akrab supaya memperoleh
No. Metode Kuantitatif Metode Kualitatif
tanpa kontak supaya objektif pemahaman yang mendalam
b. Kedudukan peneliti lebih tinggi b. Kedudukan sama bahkan sebagai
dari responden guru, konsultan
c. Jangka pendek sampai hipotesis c. Jangka lama, sampai datanya jenuh,
dibuktikan dapat ditemukan hipotesis atau teori
9. I. Usulan Desain I. Usulan Desain
a. Luas dan rinci a. Singkat, umum bersifat sementara
b. Literatur yang berhuungan b. Literatur yang digunakan bersifat
dengan masalah, dan variabel yang sementara, tidak menjadi pegangan
diteliti utama
c. Prosedur yang spesifik dan rinci c. Prosedur bersifat umum, seperti
langkah-langkahnya akan merencanakan tour/ piknik
d. Masalah dirumuskan dengan d. Masalah bersifat sementara dan
spesifik dan jelas akan ditemukan setelah studi
e. Hipotesis dirumuskan dengan pendahuluan
jelas e. Tidak dirumuskan hipotesis, karena
f. Ditulis secara rinci dan jelas justru akan menemukan hipotesis
sebelum terjun ke lapangan f. Fokus penelitian ditetapkan setelah
diperoleh data awal dari lapangan
10. J. Kapan penelitian dianggap selesai? J. Kapan penelitian dianggap selesai?
Setelah semua kegiatan yang Setelah tidak ada data yang dianggap
direncanakan dapat diselesaikan baru/ jenuh
11. K. Kepercayaan terhadap hasil K. Kepercayaan terhadap hasil
penelitian penelitian
Pengujian validitas dan reabilitas Pengujian kredibilitas, depenabilitas,
instrumen proses dan hasil penelitian
Sumber: Sugiyono, 2017

3. Penelitian Kombinasi (Mix Method)


Menurut (Sugiyono 2017a) Metode penelitian kombinasi merupakan metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat pragmatism (gabungan positivisme dan propositivisme).
Dengan demikian peneliti kombinasi memandang filsafat pragmatisme membuka pintu
adanya berbagai metode penelitian, berbagai perbedaan dalam memandang realitas,
dan berbagai perbedaan asumsi sehingga data terjadi perbedaan dalam pengumpulan
data dan analisis.
Creswell (2009) menyrakan metode penelitian kombinasi akan berguna bila metode
kuantitatif atau kualitatif secara sendiri-sendiri tidak cukup akurat digunakan untuk
memahami permasalahan penelitian, atau dengan menggunakan metode kualitatif dan
kuantitatif secara kombinasi akan dapat memperoleh pemahaman yang paling baik (bila
dibandingkan dengan satu metode).
Newman dan Benz dalam Creswell (2009) menyatakan bahwa metode penelitian
kualitatif dan kuantitatif tidak bisa dipandang sebagai dua metode penelitian yang
bersifat dikotomi dan bertentangan satu dengan yang lain, tapi merupakan suatu
metode yang saling melengkapi. Metode ini terletak dalam satu garis yang kontimum,
pada ujung kiri metode kuantitatif, pada ujung kanan metode kualitatif (atau
sebaliknya) dan di antara kedua adalah metode kombinasi. Metode kombinasi tidak
harus di tengah-tengahnya, tetapi bisa lebih berat ke kuantitatif atau ke kualitatif.

Metode Metode Metode


Kombinasi Kombinasi Kombinasi

Metode Metode
Kuantitiatif Kualitatif

Gambar. Kedudukan Metode Penelitian Kombinasi


Sumber: Sugiyono, 2017

Secara umum metode penelitian kombinasi digunakan apabila ingin memperoleh data
dan informasi yang lengkap, valid, reabel, dan objektif. Dengan menggunakan metode
kombinasi, maka kelemahan-kelemahan yang ada dalam metode kuantitatif maupun
kualitatif dapat dieliminir. Selanjutnya, secara spesifik metode kombinasi digunakan
apabila:
a. Peneliti ingin melengkapi hasil penelitian kuantitatif yang diperkaya dengan data-
data yang bersifat kualitatif yang tidak bisa digali dengan metode kuantitatif
b. Peneliti ingin hasil penelitian kualitatif dapat diberlakukan pada populasi yang lebih
luas (menguji hipotesis hasil penelitian kualitatif)
c. Peneliti ingin mendapatkan data yang lebih komprehensif yang dapat dicari dengan
metode kuantitatif dan kualitatif dalam waktu yang sama
d. Peneliti ingin melakukan penelitian yang bersifat proses dengan metode kualitatif,
dan meneliti produk dengan metode kuantitatif
e. Peneliti ingin melakukan penelitian tindakan (action research), untuk menemukan
tindakan yang teruji secara efektif. Pada tahap menemukan masalah atau “penyakit”
dan hipotesis tindakan digunakan metode kualitatif. Dan pada saat melakukan
pengujian digunakan metode kuantitatif dan kualitatif secara Bersama-sama. Dalam
hal ini digunakan metode sequential exploratory.
f. Peneliti ingin melakukan penelitian untuk menghasilkan produk yang teruji dengan
metode R & D (Research & Development). Pada tahap analisis kebutuhan dan
membuat rancangan bisa menggunakan metode kualitatif dan pada saat menguji
rancangan produk dengan metode kuantitatif/ eksperimen pada sampel yang
semakin luas.

Tabel. Perbedaan Aksioma antara Metode Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi


Aksioma/ Metode Kuantitatif Metode Kualitatif Metode
Pandangan Dasar Kombinasi
Sifat Realitas Dapat Ganda, holitik, Ganda, dapat
diklasifikasikan, dinamis, hasil diklasifikasikan,
konkret, teramati, konstruksi dan teramati, dan
terukur pemahaman hasil konstruksi
makna
Hubungan peneliti Independen, supaya Interakif dengan Independen
dengan yang diteliti terbangun sumber data supaya dan interaktif
objektivitas memperoleh makna dengan sumber
data
Hubungan Variabel Sebab akibat (kausal) Timbal balik/ Sebab akibat
Aksioma/ Metode Kuantitatif Metode Kualitatif Metode
Pandangan Dasar Kombinasi
interaktif dan interaktif
X Y
X Y

Z
Kemungkinan Cenderung membuat Transferability Generalisasi
Generalisasi generalisasi (hanya mungkin dan
dalam ikatan transferability
konteks dan waktu)
Peranan Nilai Cenderung bebas Terikat nilai-nilai Bebas dan
nilai yang dibawa peneliti terikat nilai
dan sumber data
Sumber: Sugiyono, 2017

4. Penelitian Deskriptif
Menurut (Sugiyono 2017b) penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa
membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel lain.
Menurut (Ahyar et al. 2020) , penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan
untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta atau kejadian-kejadian secara sistematis
dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Dalam penelitian
deskriptif cenderung tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan dan
menguji hipotesis.
Ada beberapa jenis penelitian yang termasuk penelitian deskriptif, antara lain: (1)
penelitian survai;(2) penelitian kasus; (3) penelitian perkembangan; (4) penelitian tindak
lanjut; (5) penelitian analisis dokumen/ analisis isi; (6) studi waktu dan gerak; (7) studi
kecenderungan.

5. Penelitian Pengembangan (Research & Development) / R&D


Metode penelitian dan pengembangan atau dalam Bahasa inggrisnya Research and
Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk
tertentu, menguji keefektifan produk tersebut.
Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis
kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di
masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk
tersebut. Jadi penelitian dan pengembangan bersifat longitudinal (bertahap bisa multi
years).

Gambar. Langkah-langkah penggunaan metode Research and Development (R&D)

Langkah-langkah tersebut secara ringkas dijelaskan sebagai berikut.


1) Potensi dan Masalah
Penelitian berawal dari adanya potensi atau masalah. Potensi adalah segala sesuatu
yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Masalah juga bisa dijadikan
sebagai potensi, apabila dapat mendayagunakannya. Masalah akan terjadi jika terdapat
penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Masalah ini dapat diatasi
melalui penelitian dan pengembangan dengan cara meneliti sehingga dapat ditemukan
suatu model, pola atau sistem penanganan terpadu yang efektif yang dapat digunakan
untuk mengatasi masalah tersebut. Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam
penelitian harus ditunjukkan dengan data empirik. Data tentang potensi dan masalah
tidak harus dicari sendiri, tetapi bisa berdasarkan laporan penelitian orang lain atau
dokumentasi laporan kegiatan dari perorangan atau instansi tertentu yang masih up to
date.

2) Mengumpulkan Informasi
Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual dan up to date,
selanjutnya dikumpulkan berbagai informasi dan studi literatur yang dapat digunakan
sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi
masalah tersebut. Studi ini ditujukan untuk menemukan konsepkonsep atau landasan-
landasan teoretis yang memperkuat suatu produk, khususnya yang terkait dengan
produk pendidikan, missal produk yang berbentuk model, program, sistem,
pendekatan, software dan sebagainya. Di sisi lain melalui studi literatur akan dikaji
ruang lingkup suatu produk, keluasan penggunaan, kondisi-kondisi pendukung agar
produk dapat digunakan atau diimplementasikan secara optimal, serta keunggulan dan
keterbatasannya. Studi literatur juga diperlukan untuk mengetahui langkah-langkah
yang paling tepat dalam pengembangan produk tersebut.

3) Desain Produk
Produk yang dihasilkan dari penelitian dan pengembangan ada banyak macamnya.
Untuk menghasilkan sistem kerja baru, harus dibuat rancangan kerja baru berdasarkan
penilaian terhadap system kerja lama, sehingga dapat ditemukan kelemahan-
kelemahan terhadap sistem tersebut. Disamping itu dilakukan penelitian terhadap unit
lain yang dipandang sistem kerjanya bagus. Selain itu harus mengkaji referensi mutakhir
yang terkait dengan sistem kerja yang modern berikut indikator sistem kerja yang baik.
Hasil akhir dari kegiatan ini berupa desain produk baru yang lengkap dengan
spesifikasinya. Desain ini masih bersifat hipotetik karena efektivitasya belum terbukti,
dan akan dapat diketahui setelah melalui pengujian-pengujian. Desain produk harus
diwujudkan dengan gambar atau bagan, sehingga dapat digunakan sebagai pegangan
untuk menilai dan membuatnya, serta akan memudahkan pihak lain untuk
memahaminya.

4) Validasi Desain
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk,
dalam hal ini sistem kerja baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau
tidak. Dikatakan secara rasional, karena validasi disini masih bersifat penilaian
berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan. Validasi produk dapat dilakukan
dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah
berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut. Setiap pakar
diminta untuk menilai desain tersebut, sehingga selanjutnya dapat diketahui kelemahan
dan kekuatannya. Validasi desain dapat dilakukan dalam forum diskusi. Sebelum diskusi
peneliti mempresentasikan proses penelitian sampai ditemukan desain tersebut,
berikut keunggulannya.

5) Perbaikan Desain
Setelah desain produk, divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para ahli lainnya
maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba
untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Yang bertugas memperbaiki desain
adalah peneliti yang mau menghasilkan produk tersebut.

6) Uji coba Produk


Desain produk yang telah dibuat tidak bisa langsung diuji coba dahulu. Tetapi harus
dibuat terlebih dahulu, menghasilkan produk, dan produk tersebut yang diujicoba.
Pengujian dapat dilakukan dengan ekperimen yaitu membandingkan efektivitas dan
efesiensi sistem kerja lama dengan yang baru.

7) Revisi Produk
Pengujian produk pada sampel yang terbatas tersebut menunjukkan bahwa kinerja
sistem kerja baru ternyata yang lebih baik dari sistem lama. Perbedaan sangat
signifikan, sehingga sistem kerja baru tersebut dapat diberlakukan.

8) Uji coba Pemakaian


Setelah pengujian terhadap produk berhasil, dan mungkin ada revisi yang tidak terlalu
penting, maka selanjutnya produk yang berupa sistem kerja baru tersebut diterapkan
dalam kondisi nyata untuk lingkup yang luas. Dalam operasinya sistem kerja baru
tersebut, tetap harus dinilai kekurangan atau hambatan yang muncul guna untuk
perbaikan lebih lanjut.
9) Revisi Produk
Revisi produk ini dilakukan, apabila dalam perbaikan kondisi nyata terdapat kekurangan
dan kelebihan. Dalam uji pemakaian, sebaiknya pembuat produk selalu mengevaluasi
bagaimana kinerja produk dalam hal ini adalah sistem kerja.

10) Pembuatan Produk Masal


Pembuatan produk masal ini dilakukan apabila produk yang telah diujicoba dinyatakan
efektif dan layak untuk diproduksi masal. Sebagai contoh pembuatan mesin untuk
mengubah sampah menjadi bahan yang bermanfaat, akan diproduksi masal apabila
berdasarkan studi kelayakan baik dari aspek teknologi, ekonomi dan ligkungan
memenuhi. Jadi untuk memproduksi pengusaha dan peneliti harus bekerja sama.

Daftar Pustaka
Ahyar, Hardani et al. 2020. Buku Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif.
Sugiyono. 2017a. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.
———. 2017b. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
———. 2018. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai