A. Pengertian
Menurut Strauss dan Corbin (dalam Cresswell, J. 1998:24), yang dimaksud dengan
penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang
tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-
cara lain dari kuantifikasi (pengukuran). Penelitian kualitatif secara umum dapat digunakan
untuk penelitian tentang kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi
organisasi, aktivitas sosial, dan lain-lain.
D. Tujuan
1. Memperoleh pemahaman
2. Megembangkan teori
3. Menggambarkan realitas yang kompleks
Menurut Sudjana (2000), berdasarkan tiga tahap tersebut, selanjutnya dapat dijabarkan dalam
tujuh langkah penelitian kualitatif, yaitu:
a. Mengidentifikasi masalah
Suatu masalah merupakan suatu keadaan yang menyebabkan seseorang bertanya-
tanya, berpikir, dan berupaya menemukan kebenaran yang ada. Fenomena masalah
tersebut terjadi karena adanya sesuatu yang diharapkan, dipikirkan, dirasakan tidak sama
dengan kenyataan, sehingga timbul pertanyaan yang menantang untuk ditemukan
jawabannya. Atas dasar prinsip masalah tersebut, dalam mengidentifikasi masalah dapat
muncul pertanyaan yang terkait dengan apakah, mengapa, dan bagaimana. Di dalam
penelitian sebaiknya seorang peneliti melakukan identifikasi masalah dengan
mengungkapkan semua permasalahan yang terkait dengan bidang yang akan ditelitinya.
b. Pembatasan masalah
Dalam penelitian kualitatif sering disebut fokus penelitian. Sejumlah masalah yang
diidentifikasi dikaji dan dipertimbangkan apakah perlu direduksi atau tidak.
Pertimbangannya antara lain atas dasar keluasan lingkup kajian. Pembatasan masalah
merupakan langkah penting dalam menentukan kegiatan penelitian. Pembatasan masalah
dapat dilakukan dengan mengajukan sejumlah pertanyaan antara lain:
Dapatkah masalah tersebut dikembangkan untuk diteliti?
Adakah data atau informasi yang dapat dikumpulkan untuk menemukan jawaban atas
masalah yang dipilih?
Apakah masalah dan pemecahannya cukup bermanfaat?
Apakah masalah tersebut baru dan aktual?
Sudah adakah orang yang melakukan pemecahan masalah tersebut?
Apakah masalah tersebut layak diteliti dengan melihat kemampuan peneliti, akses
memperoleh informasi, serta ketersediaan dana dan waktu?
d. Pengumpulan data
Pada tahap ini yang perlu dipenuhi antara lain rancangan atau skenario penelitian,
memilih dan menetapkan seting (latar) penelitian, mengurus perijinan, memilih dan
menetapkan informan (sumber data), menetapkan strategi dan teknik pengumpulan data,
serta menyiapkan sarana dan prasarana penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan
menemui sumber data. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat melakukan pengumpulan data
adalah menciptakan hubungan yang baik antara peneliti dengan sumber data. Hal ini
terkait dengan teknik pengumpulan data yang akan digunakan, misalnya observasi,
wawancara atau pengamatan.
f. Pemunculan teori
Peran teori dalam penelitian kualitatif berbeda dengan penelitian kuantitatif. Dalam
penelitian kualitatif, teori tidak dimanfaatkan untuk membangun kerangka pikir dalam
menyusun hipotesis. Penelitian kualitatif bekerja secara induktif dalam rangka
menemukan hipotesis. Teori berfungsi sebagai alat dan berfungsi sebagai fungsi tujuan.
Teori sebagai alat dimaksudkan bahwa dengan teori yang ada peneliti dapat melengkapi
dan menyediakan keterangan terhadap fenomena yang ditemui. Teori sebagai tujuan
mengandung makna bahwa temuan penelitian dapat dijadikan suatu teori baru.
4. Fenomenologi
menggambarkan "realitas subyektif" dari suatu peristiwa, seperti yang dirasakan oleh
populasi penelitian, itu adalah studi tentang fenomena. Fenomenologi berasal dari
bahasa Yunani phainomai,yang berarti ‘menampak’ dan phainomenonmerujuk ‘pada
yang menampak’. Istilahfeomenologi diperkenalkan oleh Johann Heinrickh Lambert.
Meskipun pelopor fenomenologi adalahHusserl, namun dalam buku ini lebih banyak
mengupas ide-ide Schutz (yang tetap berdasar pada pemikiran sang pelopor, Husserl).
Terdapat dua alasan utama mengapa Schutz dijadikancentredalam penerapan
metodologi penelitian kualitatif menggunakan studi fenomenologi ini. Pertama,
karena melaluiSchutz-lah pemikiran dan ide Husserl yang dirasa abstrak dapat
dijelaskan dengan lebih gamblang danmudah dipahami. Kedua, Schutz merupakan
orang pertama yang menerapkan fenomenologi dalam penelitian ilmu sosial. Oleh
karena itu, buku ini mengupas beberapa pandangan Schutz dan penerapannya dalam
sebuah penelitian sosial.Schutz mengawali pemikirannya dengan mengatakan bahwa
objek penelitian ilmu sosial pada dasarnya berhubungan degan interpretasi
terhadap realitas. Jadi, sebagai peneliti ilmu sosial, kita pun harusmembuat
interpretasi terhadap realitas yag diamati. Orang-orang saling terikat satu sama lain
ketika membuat interpretasi ini. Tugas peneliti sosial-lah untuk menjelaskan secara
ilmiah proses ini.Dalam melakukan penelitian, peneliti harus menggunakan metode
interpretasi yang sama dengan orangyang diamati, sehingga peneliti bisa masuk ke
dalam dunia interpretasi orang yang dijadikan objek penelitian. Pada praktiknya,
peneliti mengasumsikan dirinya sebagai orang yang tidak tertarik atau bukan bagian
dari dunia orang yang diamati.
5. Penelitian Narative
(Penelitian naratif) adalah laporan bersifat narasi yang menceritakan urutan peristiwa
secara terperinci. Dalam desain penelitian naratif, peneliti menggambarkan kehidupan
individu,mengumpulkan cerita tentang kehidupan orang-orang, dan menulis narasi
pengalaman individu (Connelly& Clandinin, 1990). Penelitian naratif biasanya
berfokus pada studi satu orang atau individu tunggal dan bagaimana individu itu
memberikan makna terhadap pengalamannya melalui cerita-cerita yang disampaikan,
pengumpulan data dengan cara mengumpulkan cerita, pelaporan pengalaman
individu, dan membahas arti pengalaman itu bagi individu. Penelitian naratif biasanya
digunakan ketika peneliti inginmembuat laporan naratif dari cerita individu. Peneliti
membuat ikatan dengan partisipan dengan tujuan supaya peneliti maupun partisipan
merasa nyaman. Bagi partisipan berbagi cerita akan membuatnya merasa ceritanya itu
penting dan merasa didengarkan. Penelitian naratif juga digunakan ketika
ceritamemiliki kronologi peristiwa. Penelitian ini berfokus pada gambar mikroanalitik
(cerita individu) daripada gambar yang lebih luas tentang norma kebudayaan, seperti
dalam etnografi, atau teori-teoriumum dan abstrak, seperti dalam grounded theory.
Referensi: