2. Alur Penelitian
Menurut Lexy J. Moleong tahap atau siklus penelitian kualitatif
dalam etnografi lebih banyak mengikuti model dan proses penelitian
menurut Spradley. Tahap atau alur tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut:
5. Fred M. Kerlinger. Asas Penelitian Behavior. Yogyakarta, Gajah Mada University Press,
1998, Edisi 3, hal. 217.
tidak diketahui” sehingga desain yang dikembangkannya selalu
merupakan rencana kegiatan yang bersifat apriori dan definitif.6
2. Alur Penelitian
Berikut ini dapat digambarkan alur penelitian kuantitatif mulai dari
membangun masalah berdasarkan teori maupun praktek sampai kepada
pelaporan hasil penelitian.7
3. Kajian Rintis
Menurut Hamid (2005) penelitian dilakukan secara bertahaptahap
dan tahap awal adalah tahap kajian rintis atau kajian awal. Kajian rintis
bertujuan untuk mengkaji kesahan dan kebolehpercayaan instrumen
kajian yang telah dibentuk (Jafri, 2010). Kajian rintis dilaksanakan
untuk melihat pelaksanaan dan kesesuaian sesuatu kajian yang akan
6. S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997, hal. 105
7. Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori dan Aplikasi, Jakarta:
PT. Bumi Aksara, 2006, hal. 91
dijalankan (Chua, 2006; Kumar, 2007; Jafri, 2010). Pertanyaan dalam
kajian rintis ini untuk memastikan kesesuaian instrumen dan kejelasan
instrumen.
Menurut Zubaidah (1999) tujuan utama kajian rintis adalah: (i)
untuk menguji kefahaman responden terhadap item-item yang
digunakan dalam pertanyaan dan (iii) untuk menguji kebolehpercayaan
dan kesahihan instrumen kajian. Peneliti menjalankan kajian rintis
untuk menguji kesahan (validity) dan kebolehpercayaan (realibility)
pertanyaan yang digunakan dalam kajian ini. Jawaban yang diperoleh
digunakan untuk memurnikan item-item pertanyaan dan kemudian
dijadikan data yang sebenarnya.
4. Hipotesis
Hipotesis merupakan estimasi jawaban yang mungkin dapat
diperoleh atau tidak dari masalah penelitian yang dikemukakan.
Menurut Sugiyono8 hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban
yang diberikan baru didasarkan pada teori dan belum menggunakan
fakta.
Bagi Putrawan9 pada hakikatnya setiap penelitian kuantitatif dalam
ilmu-ilmu sosial menerapkan filosofi yang disebut deducto hipothetico
verifikatif artinya, masalah penelitian dipecahkan dengan bantuan cara
berpikir deduktif melalui pengajuan hipotesis yang dideduksi dari
teori-teori yang bersifat universal dan umum, sehingga kesimpulan
dalam bentuk hipotesis inilah yang akan diverifikasi secara empiris
melalui cara berpikir induktif dengan bantuan statistika inferensial.
Jadi, hipotesis yang diajukan peneliti, setelah membaca teoriteori
yang relevan merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang
diajukan. Karena itu, penggunaan kata tanya dalam perumusan
10. Moh. Nazir, Metode Penelitian, Yogyakarta: Ghalia Indonesia, 1983, hal. 327.
menggunakan statistik untuk mendapatkan maklum balas yang
berguna mengenai bidang yang dikaji. Data kualitatif pula dianalisis
berdasarkan jawaban responden dan protokol wawancara yang
dilakukan. Data wawancara yang diperoleh dianalisis berdasarkan
pendekatan kualitatif. Data kualitatif dianalisis berdasarkan Miles dan
Huberman (1994) dalam Jainabee (2005) dan berpandukan program
Nvivo 7 yaitu suatu program yang digunakan untuk menganalisis data
kualitatif dengan menggunakan sofware Nvivo 7.
Manakala Miles dan Huberman (1994) dalam Jainabee (2005)
menyatakan bahwa data kualitatif dianalisis mengikut tiga langkah
utama yaitu penyaringan data, pemaparan data dan membuat
kesimpulan dapatan dan verifikasi. Manakala Lacey dan Luff (2001)
menyatakan bahwa dalam proses pengumpulan data, proses
pengumpulan data dalam analisis data kualitatif dibagi menjadi empat
tahap yaitu: (i) transkrip, (ii) pengorganisasian data, (iii) pengenalan
dan (iv) koding.
DAFTAR PUSTAKA
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori dan Aplikasi,
Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006, hal. 91