Anda di halaman 1dari 31

RESUME

RAGAM PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan


Matematika dengan dosen pengampu Dr. Rafiq Zulkarnaen, M.Pd.

Disusun oleh:

Seri Puja Novanti (2010631050105)

KELAS 5A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

2022
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga Saya dapat menyelesaikan tugas resume yang berjudul Ragam
Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penulisan resume ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak Dr. Rafiq Zulkarnaen
M.Pd. pada mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Matematika. Selain itu,
resume ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang ragam pada penelitian
kuantitatif dan kualitatif bagi para pembaca dan juga bagi Saya selaku penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Rafiq Zulkarnaen M.Pd.,


selaku dosen mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Matematika prodi
Pendidikan Matematika yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan resume ini.
Saya menyadari, resume yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
resume ini.

(Indramayu, 12 Oktober 2022)


Ragam Penelitian Kuantitatif

A. Penelitian Korelasional
1. Pengertian
Penelitian korelasional merupakan jenis penelitian yang dilakukan
dengan tujuan mencari tahu mengenai hubungan dua variabel atau lebih.
Dengan kata lain, penelitian ini bertujuan untuk menentukan ada atau tidaknya
serta kuat lemahnya dari suatu hubungan variabel yang terkait dala suatu
objek atau subjek yang diteliti. Hal tersebut berguna bagi peneliti untuk
mengambangkannya sesuai dengan tujuan penelitian. Menurut Gay (dalam
Sukardi, 2008:165) penelitian korelasional merupakan salah satu bagian
penelitian ex-postfacto karena biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan
variabel yang ada dan langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat
hubungan variabel yang direfleksikan dalam koefisien korelasi. Adapun
pengertian dari expostfacto adalah perubahan dari variabel itu telah terjadi dan
peneliti dihadapkan pada masalah bagaimana sebab dari akibat yang sedang
diamati.
2. Karakteristik Penelitian Korelasional
1) Tidak melakukan manipulasi dan mengontrol variabel seperti pada
penelitian eksperimen.
2) Variabel diukur secara intensif dala setting yang nyata.
3) Memungkinkan penelitian mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan.
3. Tujuan Penelitian Korelasional
1) Mencari bukti apakah terdapat korelasi (hubungan) antar variabel.
2) Menentukan tingkat keeratan antar hubungan variabel
3) Memperjelas dan memastikan apakah korelasi tersebut signifikan
(meyakinkan) atau tidak signifikan.
4. Hubungan dalam Penelitian Korelasional
1) Korelasi Positif, terjadi ketika perubahan pada variabel memengaruhi
variabel yang lainnya secara searah. Misal: variabel satu mengalami
penurunan maka variabel lain pun mengalami penurunan.
2) Korelasi Negatif
Korelasi ini memiliki sifat berkebalikan. Jika variabel satu mengalami
kenaikan maka variabel 2 dan seterusnya mengalami penurunan.
3) Tidak Ada Korelasi
Antar variabel tidak memliki hubungan dan tidak saling memengaruhi.
5. Ciri-Ciri Penelitian Korelasional
1) Variabel yang diteliti relatif rumit sehingga tidak dapat dieksperimentasi
maupun dimanipulasikan.
2) Variabel diukur secara serentak dala situasi realistik
3) Koefisien korelasi yang dicari adalah positif atau tidak serta signifikan
atau tidak
4) Terdapat beberapa variabel bebas dan variabel terikat
6. Macam-Macam Penelitian Korelasional
1) Penelitian Korelasi, bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara hasil
pengukuran terhadap dua variabel yang berbeda dalam waktu yang
bersamaan.
2) Penelitian Prediktif, berfokus pada variabel yang dapat dipakai untuk
memprediksi kejadian di masa yang akan datang atau variabel lain.
3) Penelitian Multivariat, bertujuan untuk mengukur dan menyelidiki tingkat
hubungan antara kombinasi dari tiga variabel atau lebih.
7. Rancangan Penelitian Korelasional
Menurut Saughnessy dan Zechmenter korelasional memiliki berbagai
jenis rancangan, di antaranya:
1) Korelasi Bivariat, bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antar dua
variabel.
2) Regresi dan Prediksi, pada rancangan ini skor pada varibel dapat
diprediksi dari skor variabel sebelumnya jika saling berkorelasi
3) Regresi Jamak (Multiple Regression), merupakan perluasan dari regresi
dan prediksi sederhana dengan penambahan beberapa variabel.
4) Analisis Faktor, mengidentifikasi pola variabel yang ada. Sejumlah besar
variabel dikorelasikan dan terdapatnya antar korelasi yang tinggi
mengindikasikan suatu faktor penting yang umum.
5) Rancangan Korelasional yang Digunakan untuk Menarik Kesimpulan
Kausal.
6) Analisis Sistem, sistem ini melibatkan penggunaan prosedur matematik
yang kompleks atau rumit untuk menentukan proses dinamik, seperti
perubahan sepanjang waktu, jerat umpan balik, serta unsur dan aliran
hubungan.
8. Proses Dasar Penelitian Korelasional
1) Pemilihan Masalah
Variabel yang dilibatkan harus diseleksi berdasarkan penalaran deduktif
dan induktif. Dengan kata lain, korelasi yang diselidiki harus didukung
oleh teori atau berdasarkan pengalaman.
2) Sampel dan Pemilihan Instrumen
Sampel untuk studi korelasional dipilih dengan menggunakan metode
sampling yang dapat diterima, dan 30 subjek dipandang sebagai ukuran
sapel minimal yang dapat diterima.
3) Desain dan Prosedur
Desain korelasional dasar tidaklah rumit, dua atau lebih skor yang
diperoleh dari setiap jumlah sampel yang dipilih, satu skor untuk setiap
variabel yang diteliti, dan skor yang berpasangan kemudian dikorelasikan.
4) Analisis Data dan Interpretasi
Jika dua variabel dikorelasikan hasilnya adalah koefisien korelasi. Analisis
data pada penelitian korelasional yaitu dengan cara mengkorelasikan
variabel satu dengan variabel yang lain, sehingga mendapatkan hasil
penelitian yang sesuai.
9. Kesalahan dala Penelitian Korelasional
1) Peneliti kurang cermat pada perhitungan statistik
2) Peneliti tidak melakukan validitas silang
3) Peneliti menggunakan analisis bivariat, padahal lebih tepat menggunakan
multivariat
4) Peneliti kurang cermat dalam menentukan satu variabel kausal penting
pada analisis jalur
5) Peneliti bertumpu pada pendekatan sekali tembak
6) Peneliti mengasumsikan bahwa korelasi adalah bukti sebab akibat.
10. Kelebihan Penelitian Korelasional
1) Penyelidikan dua variabel atau lebih dapat dilakukan secara bersamaan
2) Dapat memberikan informasi mengenai tingkat kekuatan korelasi antar
variabel yang diteliti
3) Dapat mengatasi permasalahan baik di bidang ekonomi, sosial pendidikan,
dan lain-lain.
4) Dapat memberikan prediksi tanpa memberikan sampel besar.
5) Mapu menyelidiki variabel secara intensif
11. Kekurangan Penelitian Korelasional
1) Tidak dapat menunjukkan hubungan yang bersifat kausalitas
2) Kurang ketat dan tertib karena tidak ada kontrol pada variabel bebas yang
diteliti
3) Pola dalam hubungan tidak jelas dan kabur
4) Sering kali membuat peneliti mengambil simpulan sekali tembak

B. Penelitian Survei
1. Pengertian
Penelitian survei merupakan jenis penelitian yang menggunakan angket
sebagai sumber data utama. Kemudian data tersebut dianalisis untuk menarik
kesimpulan oleh peneliti.
2. Tujuan
Secara umum, penelitian survei dimaksudkan untuk mendaptkan gambaran
umum mengenai karakteristik suatu populasi yang diwakili oleh sampel.
Melalui survei, peneliti memperoleh informasi berupa pendapat responden
yang diperoleh dari jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Biasanya jenis
penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner atau wawancara.
3. Jenis-Jenis Survei
1) Sample Survey: dilakukan pada sebagian populasi (sampel)
2) Sensus: survei ini tidak menggunakan sampel
3) Public Opinion Poll: mengajukan pertanyaan kepada responden tentang
suatu pendapat umum.
4) Cross Sectional Survey: membandingkan dua kelompok orang atau lebih
untuk mengetahui perbedaan yang ada.
5) Survey Longitudinal: melihat perubahan atau perkembangan yang terjadi
seiring waktu, dibedakan menjadi studi panel dan studi kecenderungan
4. Ciri-Ciri Survey
1) Data yang diperoleh bisa dari seluruh maupun sebagian populasi
2) Data sifatnya nyata
3) Data survey dapat dimanfaatkan dengan sifat terbatas
4) Untuk memecahkan masalah yang sifatnya incidental
5) Merupakan metode cross-sectional
6) Cenderung menggunakan data kuantitatif
7) Teknik pengabilan data dengan cara kuisioner dan wawancara
5. Hal yang Perlu Dihindari dalam Penelitian Survey
1) Hindari penggunaan kata yang kurang jelas, singkatan, maupun jargon.
2) Hindari pertanyaan yang membingungkan, kabur, atau memiliki makna
ambigu.
3) Hindari penggunaan bahasa yang emosional dan bias.
4) Hindari dua pertanyaan dalam satu kalimat.
5) Hindari pertanyaan yang bersifat mengarahkan responden kepada satu
jawaban tertentu
6) Hindari pertanyaan yang sekiranya di luar kemampuan dan pemahaman
responden
7) Hindari memulai pertanyaan dengan premis yang salah
8) Hindari pertanyaan yang menggunakan dua pernyataan negatif
9) Hindari pertanyaan dengan kategori jawaban tumpang tindih
6. Teknik Pengumpulan Data
1) Wawancara:
 Wawancara langsung secara perorangan
 Wawancara langsung secara berkelompok
 Wawancara melalui telepon
 Wawancara melalui computer-assisted telephone
2) Kuisioner melalui pos
3) Survey melalui E-Mail
4) Internet survey
5) Memberikan angket secara langsung
7. Cara Menuliskan Penelitian Survei
1) Menyusun pertanyaan survey, hal yang perlu diperhatikan:
a. Identifikasi masalah, pastikan bahwa setiap pertanyaan dalam survei
membantu menyelesaikan tujuan penelitian.
b. Tetapkan parameter survei, Pertimbangkan apakah survei akan anonim
dan apakah audiens akan melihat hasilnya. Putuskan kapan Anda akan
memulai dan menghentikan proses survei.
c. Cocokkan pertanyaan dengan tujuan, pikirkan tentang jenis informasi
apa yang dibutuhkan untuk menjadikan survei bermanfaat.
d. Memahami perbedaan antara perbedaan terbuka dan tertutup,
Pertanyaan terbuka bisa jadi, “Ceritakan tentang masa kecil Anda.”
Pertanyaan tertutup adalah, “Apakah masa kecil Anda bahagia? Jawab
ya atau tidak.
e. Perhatikan urutan pertanyaan
f. Minta semua orang untuk berkonstribusi (jika brkelompok)
g. Buat survey dengan singkat
h. Simpan catatan yang cermat
2) Menjalankan survey dasar, yang diperlukan antara lain:
a. Ciptakan insentif, seperti pemberian hadiah
b. Lakukan uji coba
c. Hubungi responden secara langsung
d. Gunakan program survey online jika diinginkan
3) Melakukan survey ilmiah, yang diperlukan adalah:
a. Tentukan ukuran sampel
b. Perhitungkan biaya survei
c. Menghubungi responden, baik melalui email,pos, maupun telepon.
8. Kelebihan survei
1) Biaya untuk melakukan penelitian survei relatif lebih sedikit.
2) Deskripsi populasinya paling besar jika dibandingkan metode penelitian
lainnya.
3) Bisa menjangkau lokasi yang jauh dan terpencil karena bisa dilakukan
dengan menggunakan surat, email, maupun telepon.
4) Jumlah sampel relatif besar sehingga bisa memberikan hasil yang
signifikan secara statistik
5) Memiliki fleksibilitas tinggi karena bisa menggunakan banyak pertanyaan
mengenai suatu topik
9. Kelemahan survei
1) Standarisasi metodologi penelitian survei membuat peneliti menyusun
pertanyaan yang sifatnya umum, sehingga menghapus keunikan tiap
responden
2) Sifat penelitian survei yang fleksibel memerlukan desain administrasi
yang stabil sepanjang proses pengumpulan data
3) Peneliti perlu memastikan sejumlah besar sampel memberikan respon
bebas bias
4) Penelitian survei sulit mengontrol konteks.

C. Penelitian Kuasi Eksperimen


1. Pengertian
Penelitian eksperimen adalah suatu situasi penelitian yang sekurang-
kurangnya memiliki satu variabel yang disebut variabel eksperimen
dimanipulasi atau dikontrol atau divariasikan peneliti (Ratmingsih, N, M.,
2010). Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang bertujuan
untuk mengukur hubungan sebab-akibat dan membuktikan suatu hipotesis.
2. Jenis-Jenis Eksperimen
Sugiyono (2007:73) membagi jenis-jenis desain penelitian eksperimen
menjadi 4, yaitu:
1) Pre-experimental
Disebut pra-eksperimen karena jenis ini belum dapat bisa dikatakan
eksperimen sungguh-sungguh (Sugiyono, 2017, hlm. 109). Karena masih
terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya
variabel dependen dan dilewatkan dalam bentuk ini. Hal tersebut terjadi
karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara acak.
Terdapat beberapa bentuk pare-experimental design meliputi:
a) One-shot Case Study
b) One-group Pretest-posttest design
c) One Group pretest-posttest design
d) Intact-group comparison.

Masing-masing varian melibatkan ada atau tidak adanya variabel kontrol


dan pemilihan sampel random dalam rancangannya.
2) True Experimental
Pada jenis ini eksperimen benar-benar dilaksanakan. Peneliti dapat
mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen,
dengan demikian validitas internal atau kualitas pelaksanaan rancangan
penelitian dapat diandalkan (Sugiyono, 2017, hlm. 112). Desain ini dibagi
menjadi:
a) Posttest-Only Control Design
b) Pretest-posttest Control Group design.
3) Quasi Experimental
Desain eksperimen kuasi adalah desain eksperimen yang melakukan
kontrol terhadap beberapa variabel non eksperimental dan ada kelompok
kontrol sebagai kelompok komparatif untuk memahami efek perlakuan
(Latipun, 2015, hlm. 82). Metode kuasi disebut pula dengan metode
penelitian semu. Menurut Syamsuddin dan Vismaia (2011, hlm. 23)
Metode penelitian eksperimen semu adalah penelitian yang sifatnya
mendekati penelitian eksperimen, tidak dapat dikatakan benar-benar
eksperimen, karena subjek penelitiannya adalah manusia yang berarti
subjek tidak dapat dimanipulasi dan dikontrol secara intensif. Jenis
penelitian eksperimen semu banyak digunakan dalam bidang pendidikan
atau bidang lainnya yang melibatkan manusia sebagai subjek
penelitiannya. Terdapat dua benatu desain kuasi eksperimen:
a) Time-series Design
b) Nonequivalent Control Group design.
4) Factorial Experimental
Menurut Sugiyono (2017, hlm. 113) eksperimen desain faktorial
merupakan modifikasi dari true eksperimental design, yakni dengan
memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang
mempengaruhi perlakuan (variabel independen) terhadap hasil variabel
(dependen).
3. Karakteristik Kuasi Eksperimen
1) Diberikan perlakuan
2) Kelompok dimanipulasi
3) Sample tidak aca
4) Tidak memungkinkan untuk mengontrol seluruh variabel yang relevan,
kecuali hanya beberapa variabel.
5) Perbedaan antara penelitian eksperimen murni dan kuasi sangat kecil.
4. Tujuan Penelitian Eksperimen
Secara umum tujuan dari penelitian eksperimen untuk menemukan atau
mengetahui pengaruh dari suatu tindakan terhadap kelompok tertentu.
Setelahnya hasil dari penelitian ini akan dibandingkan dengan kelompok lain
yang mendapat tindakan berbeda. Untuk menemukan hubungan sebab-akibat
dari suatu variabel dilakukan penelitian ini. Menurut Ilyas, dkk (2015) adanya
desain Quasi Experiment yaitu untuk mengatasi kesulitan peneliti ketika
menentukan kelompok kontrol dalam suatu penelitian.
5. Langkah-Langkah Kuasi Eksperimen
1) Melakukan tinjauan luteratur, terutama yang berhubungan dengan masalah
yang akan diteliti.
2) Mengidentifikasi dan membatasi masalah penelitian
3) Merumuskan hipotesis-hipotesis penelitian
4) Menyusun rencana eksperimen
5) Melakukan pengumpulan data tahap pertama
6) Melakukan eksperimen
6. Desain Penelitian Quasi Experiment
Berikut merupakan desain quasi experiment menurut Ilyas, dkk (2015):

Time Series Design Nonequivalent Control Conterbalanced Design


Group Design
 Kelompok tidak  Kelompok  Semua kelompok
dapat dipilih secara eksperimen maupun menerima seluruh
random kelompok kontrol perlakuan, hanya
 Kelompok diberi tidak dipilih secara dalam urutan
pretest sapai empat random. perlakuan yang
kali sebelum diberi  Kelompok berbeda-beda, dan
perlakuan eksperimen maupun dilakukan secara
(treatment). kelompok kontrol random.
 Kelompok baru akan dibandingkan.
diberi perlakuan  Dua kelompok yang
diketahui dengan ada diberi pretest,
jelas kestabilan perlakuan, dan
keadaan kelompok postest.
tersebut.
 Hanya
menggunakan satu
kelompok tersebut.
 Hanya
menggunakan satu
kelompok, sehingga
tidak membutuhkan
kelompok kontrol.

7. Kelebihan Kuasi Eksperimen


1) Responden berperilaku natural
2) Hasil penelitian mendekati kebenaran karena lingkungan realistik
3) Memiliki ekologis yang besar
4) Lingkungan penelitiann dapat dikontrol
5) Biaya yang dibutuhkan relatif murah
6) Membutuhkan lebih sedikit waktu dan logistik dibanding true
experimental
8. Kekurangan Penelitian Kuasi Eksperimen
Menurut Campbell dan Stanley (1996), penelitian ini memiliki kekurangan di
antaranya:
1) Analisis statistik mungkin tidak bermakna karena kurangnya pengacakan
dan ancaman terhadap validitas internal
2) Faktor yang sudah ada dan pengaruh lainnya tidak diperhitungkan karena
variabel kurang terkontrol dalam penelitian kuasi eksperimen
3) Kurangnya penugasan acak ke dalam kelompok uji yang dapat membatasi
generalisasi hasil ke populasi yang lebih besar.

D. Penelitian Ex Post Facto


1. Pengertian
Definisi ex post facto adalah sesudah fakta, yaitu penelitian yang dilakukan
setelah suatu kejadian itu terjadi. Penelitian ex post facto bertujuan
menemukan penyebab yang memungkinkan perubahan perilaku, gejala atau
fenomena yang disebabkan oleh suatu peristiwa, perilaku, gejala atau
fenomena yang disebabkan oleh suatu peristiwa, perilaku atau hal-hal yang
menyebabkan perubahan pada variabel bebas secara keseluruhan sudah
terjadi. Prosedur penelitian ex post facto dimulai dengan melihat keadaan
sekarang, yang dianggap sebagai akibat dari faktor yang terjadi dari
sebelumnya, kemudian menyelidiki ke belakang guna menetapkan faktor-
faktor yang diduga sebagai penyebabnya.
2. Tujuan
Tujuan utama ex post facto adalah untuk menemukan atau mencari
penyebab yang memungkinkan atas akibat perubahan yang sekarang terjadi
atau untuk mencari akibat lebih lanjut dari peristiwa yang terjadi.
3. Karakteristik Penelitian Ex Post Facto
1) Data dikumpulkan setelah semua peristiwa terjadi.
2) Variabel terikat ditentukan terlebih dahulu, kemudian merunut ke belakang
untuk menemukan sebab, hubungan, dan maknanya.
3) Penelitian deskriptif yaitu menjelaskan penemuannya sebagaimana yang
diamati.
4) Penelitian korelasional, mencoba menemukan hubungan kausal fenomena
yang diteliti.
5) Penelitian eksperimental, dan ex post facto dasar logika yang digunakan
dan tujuan yang ingin dicapai sama yaitu menentukan validitas empiris.
6) Penelitian ex post facto dilakukan jika dalam beberapa hal penelitian
eksperimen tidak dapat dilaksanakan. Hal tersebut adalah:
a) Jika tidak mungkin memilih, mengontrol, dan memanipulasi faktor-
faktor yang diperlukan untuk meneliti hubungan sebab akibat secara
langsung.
b) Jika kontrol semua variable tidak realistik dan artificial, maksudnya
kesulitan mencegah interaksi yang normal dengan variable lain yang
mempengaruhi.
c) Jika kontrol secara laboratori untuk beberapa tujuan tidak praktis, baik
dari segi biaya maupun etika.
4. Macam-Macam Penelitian Ex Post Facto
1) Causal research (penelitian korelasi) adalah suatu penelitian yang
melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah ada
hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian
korelasi mempunyai tiga karakteristik penting, yaitu:
a) Penelitian korelasi tepat jika variabel kompleks dan penelitian tidak
mungkin melakukan manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam
penelitian eksperimen
b) Memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam setting
(lingkungan) nyata
c) Memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan.
2) Causal compararative research (penelitian kausal komparatif) adalah
pendekatan dasar kausal komparatif melibatkan kegiatan peneliti yang
diawali dengan mengidentifikasi pengaruh variabel satu terhadap variabel
lainnya, kemudian dia berusaha mencari kemungkinan variabel
penyebabnya. Sebagai contoh, apa pengaruh yang terjadi, jika seorang
anak tanpa mengikuti sekolah taman kanak-kanak, kemudian langsung
masuk kelas satu sekolah dasar?
5. Langkah-langkah Penelitian Ex Post Facto
1) Perumusan Masalah
Rumusan masalah yang ditetapkan harus mengandung sebab bagi
munculnya variabel dependen, yang diketahui berdasarkan hasil-hasil
penelitian yang pernah dilakukan atau penafsiran peneliti terhadap hasil
observasi fenomena yang diteliti. Masalah penelitian ini dapat berbentuk
pernyataan hipotesis atau tujuan. Rumusan hipotesis digunakan jika sifat
dasar perbedaan dapat diprediksi oleh peneliti sebelum data dikumpulkan.
Sedangkan rumusan pernyataan tujuan digunakan bila peneliti tidak dapat
memprediksi perbedaan antar kelompok subjek yang dibandingkan dalam
variabel tertentu.
2) Hipotesis
Setelah masalah dirumuskan, peneliti harus mampu mengidentifikasikan
tandingan atau alternatif yang mungkin dapat menerangkan hubungan antar
variabel independen dan dependen.
3) Pengelompokkan Data
Penentuan kelompok subjek yang akan dibagi, pertama-tama kelompok
yang diplih harus memiliki karakteristik yang menjadi konsen penelitian.
Selanjutnya Peneliti memilih kelompok yang tidak memiliki karakteristik
tersebut atau berbeda tingkatannya.
4) Pengumpulan Data
Hanya data yang diperlukan yang kumpulkan, baik yang berhubungan
dengan variabel dependen maupun berkenaan dengan faktor yang
dimungkinkan munculnya hipotesis tandingan. Karena penelitian ini
menyelidiki fenomena yang sudah terjadi, sering kali data yang diperlukan
sudah tersedia sehingga peneliti tinggal memilih sumber yang sesuai.
Disamping itu berbagai instrumen seperti les, angket, interview, dapat
digunakan untuk mengumpul data bagi peneliti
5) Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan, serupa dengan yang digunakan dalam
penelitian diferensial maupun eksperimen. Di mana perbandingan nilai 7
variabel dependen dilakukan antar kelompok subjek atas dasar faktor yang
menjadi konsen. Hal ini dapat dilakukan dengan teknik analaisi uji-T,
independen atau ANAVA, tergantung dari jumlah kelompok dari faktor
tersebut. Apapun teknik analisis statistik inferensial yang digunakan,
biasanya analisis tersebut diawali dengan perhitungan nilai rata-rata atau
mean dan stansar deviasi untuk mengetahui antar kelompok secara
deskripitif.
6) Pernyataan sebab akibat dalam penelitian ini perlu dilakukan secara hati-
hati. Kualitas hubungan antar variabel independen dan dependen sangat
tergantung pada kemampuan peneliti untuk memilih kelompok
perbandingan yang homogen dan keyakinan bahwa munculnya hipotesis
tandingan dapat dicegah.
6. Keunggulan Penelitian Ex Post Facto
1) Sesuai untuk keadaan yang tidak dapat dilakukan dengan penelitian
eksperimen.
2) Informasi tentang sifat fenomena apa yang terjadi, dengan apa kejadiannya,
di bawah kondisi apa fenomena terjadi, dan dalam sekuensi dan pola
seperti apa fenomena terjadi.
3) Kemajuan dalam teknik statistik membuat desain ex post facto lebih
bertahan.
7. Kelemahan Penelitian Ex Post Facto
1) Kurang kontrol terhadap variable bebas
2) Sulit memastikan apakah faktor-faktor penyebab telah dimasukkan dan
diidentifikasi.
3) Tidak ada faktor tunggal yang menjadi sebab suatu akibat, tetapi beberapa
kombinasi dan interaksi faktor-faktor berjalan bersama di bawah kondisi
tertentu menghasilkan akibat tertentu.
4) Suatu fenomena mungkin bukan saja hasil dari sebab yang banyak, tetapi
juga dari satu sebab dalam satu hal dan dari sebab yang lain.
5) Jika hubungan antara dua variable ditemukan, sulit menemukan mana
yang sebab dan mana yang akibat.
6) Kenyataan yang menunjukkan bahwa dua atau lebih faktor berhubungan
tidak mesti menyatakan hubungan sebab akibat. Semua faktor bisa jadi
berhubungan dengan suatu faktor tambahan yang tidak dikenal atau tidak
diamati.
7) Mengklasifikasikan subyek ke dalam kelompok dikotomi (misalnya yang
berprestasi dan yang tidak berprestasi) untuk tujuan komparasi penuh
dengan masalah, karena kategori seperti ini adalah samar-samar, dapat
bervariasi, dan sementara.
8) Penelitian komparatif dalam situasi yang alami tidak memberikan seleksi
subyek yang terkontrol. Sulit menempatkan kelompok subyek yang sama
dalam segala hal kecuali pemaparan mereka terhadap satu variable.

E. Penelitian Meta-Analisis
1. Pengertian
Menurut Sutjipto (1995) mengartikan meta-analisis sebagai salah satu
upaya untuk merangkum berbagai hasil penelitian secara kuantitatif. Dengan
kata lain, neta-analisis sebagai suatu teknik untuk menganalisis kembali hasil-
hasil penelitian yang diolah secara statistik berdasarkan pengumpulan data
primer. Meta-analisis merupakan suatu teknik statistika yang mengabungkan
dua atau lebih penelitian sejenis sehingga diperoleh paduan data secara
kuantitatif. Dilihat dari prosesnya, meta-analisis merupakan suatu studi
observasional retrospektif, dalam artian peneliti membuat rekapitulasi data
tanpa melakukan manipulasi eksperimental.
2. Tujuan Meta-Analisis
1) Untuk menyelesaikan ketidak pastian hasil laporan
2) Untuk menjawab pertanyaan atau menyelesaikan masalah yang belum
dikaji.
3) Untuk menemukan konsistensi atau ketidak-konsistenan suatu penelitian
yang sejenis.
4) Untuk memperoleh estimasi effect size, seberapa kuat hubungan atau
seberapa besar perbedaan antar variabel ditiap penelitian.
5) Melakukan interfensi dari data dalam sample ke dalam populasi, baik
dengan hipotesis (anggapan dasar yang masih perlu dibuktikan) maupun
dengan melakukan estimasi (perkiraan berdasarkan keadaan-keadaan yang
ada).
6) Melakukan control terhadap variabel yang berpotensi mengacaukan agar
tidak mengganggu hubungan atau perbedaan dari penelitian-penelitian
yang ada.
3. Langkah-langkah Penelitian Meta-Analisis
Langkah-langkah dalam melakukan meta analisis secara umum adalah
sebagai berikut (DeCoaster, 2009):
1) Menentukan dan mempelajari topik penelitian yang akan dirangkum,
2) Mencari dan mengumpulkan sejumlah penelitian dengan topik yang telah
ditentukan dan menyeleksinya. Pencarian literatur penelitian dapat
dilakukan secara manual ataupun melalui situs-situs internet.
3) Melakukan perhitungan effect size dengan metode dalam meta analisis dan
uji hipotesis terhadap effect size,
4) Mengidentifikasi ada tidaknya heterogenitas effect size dalam model pada
tahap ini, jika teridentifikasi adanya heterogenitas effect size, maka lanjut
ke langkah e. Namun, jika tidak teridentifikasi adanya heterogenitas effect
size maka menuju ke langkah f.
5) Analisis variabel moderator
6) Menarik kesimpulan dan menginterpretasi hasil penelitian meta analisis.
4. Kelebihan Meta-Analisis
1) Bersifat objektif
2) Hasilnya lebih representatif
3) Lebih mudah dilakukan karena secara kuantitatif dan berfokus pada efffect
size
4) Mampu menemukan pengaruh atau hubungan yang dikaburkan dalam
pendekatan lain untuk meringkas penelitian.
5. Kekurangan Meta-Analisis
1) Membutuhkan waktu lama
2) Kemungkinan terdapat bias pada pengabilan sampel dan publikasi

F. Metode Analisis Faktor


1. Pengertian
Analisis faktor adalah metode untuk memodelkan variabel penelitian yang
diamati, dan struktur kovariansinya, dalam hal jumlah yang lebih kecil dari
“faktor” yang tidak dapat di observasi (laten). Faktor biasanya dipandang
sebagai konsep atau gagasan luas yang dapat menggambarkan fenomena yang
diamati. Fruchter (1954), Analisis faktor adalah metode penelitian untuk
menganalisis sejumlah observasi, dipandang dari sisi interkorelasinya untuk
mengetahui apakah variasi-variasi yang nampak dalam observasi tersebut
mungkin berdasarkan atas sejumlah kategori dasar yang jumlahnya lebih
sedikit dari yang nampak.
2. Tujuan Analisis Faktor
Tujuan utama analisis faktor adalah untuk menjelaskan struktur hubungan
di antara banyak variabel dalam bentuk faktor atau vaiabel laten atau variabel
bentukan. Faktor yang terbentuk merupakan besaran acak (random quantities)
yang sebelumnya tidak dapat diamati atau diukur atau ditentukan secara
langsung. Selain tujuan utama tersebut, terdapat tujuan lainnya adalah:
1) Untuk mereduksi sejumlah variabel asal yang jumlahnya banyak menjadi
sejumlah variabel baru yang jumlahnya lebih sedikit dari variabel asal, dan
variabel baru tersebut dinamakan faktor atau variabel laten atau konstruk
atau variabel bentukan.
2) Untuk mengidentifikasi adanya hubungan antarvariabel penyusun faktor
atau dimensi dengan faktor yang terbentuk, dengan menggunakan pengujian
koefisien korelasi antar faktor dengan komponen pembentuknya. Analisis
faktor ini disebut analisis faktor konfirmatori.
3) Untuk menguji valisitas dan reliabilitas instrumen dengan analisis faktor
konfirmatori.
4) Validasi data untuk mengetahui apakah hasil analisis faktor tersebut dapat
digeneralisasi ke dalam populasinya, sehingga setelah terbentuk faktor,
maka peneliti sudah mempunyai suatu hipotesis baru berdasarkan hasil
analisis tersebut.
3. Jenis Analisis Faktor
1) Analisis faktor eksplorasi adalah jika kita tidak mengetahui tentang struktur
berbagai jenis data penelitian yang kita miliki atau berapa banyak dimensi
yang ada dalam sekumpulan variabel.
2) Analisis Faktor Konfirmatori digunakan untuk verifikasi selama kita
memiliki gagasan khusus tentang struktur data yang kita miliki atau berapa
banyak dimensi yang ada dalam satu set variabel.
4. Tahapan Analisis Faktor
Secara sederhana, tahapan atau langkah-langkah dalam analisis faktor yaitu:
 Langkah 1: Memilih dan Mengukur satu set variabel dalam domain tertentu
 Langkah 2: Penyaringan data untuk menyiapkan matriks korelasi
 Langkah 3: Ekstraksi Faktor
 Langkah 4: Rotasi Faktor untuk meningkatkan interpretabilitas
 Langkah 5: Interpretasi
 Langkah Lebih Lanjut: Pengukuran validitas dan reliabilitas
5. Kelebihan Analisis Faktor
1) Dapat mereduksi variabel menjadi lebih sedikit
2) Dapat menjadikan faktor lebih bermakna
3) Dapat mengidentifikasi hubungan antar variabel yang saling independen .
6. Kekurangan Analisis Faktor
1) Dalam proses analisis sangat bergantung pada peralatan komputer.
2) Masih diperlukan metode analisis statistik yang lain
3) Tidak dapat menghasilkan model analisis seperti pada model analisis yang
lain.
Ragam Penelitian Kualitatif

A. Fenomenologi
1. Pengertian
Penelitian fenomenologis adalah riset yang senantisa memungkinkan si
peneliti untuk mengeksplorasi pengalaman dan persepsi sensorik yang
berbeda dengan persepsi abstrak dari topik penelitian tentang fenomena yang
diteliti serta pembentukan pemahaman berdasarkan pengalaman dan persepsi
ini. Littlejohn mengemukakan bahwa “phenomenology makes actual lived
experience the basic data of reality” sehingga arti ini menunjukkan bahwa
dalam fenomenologi, pengalaman hidup yang sesungguhnya sebagai data
dasar dari realita.
2. Jenis-jenis Fenomenologi
1) Fenomenologi Realis
Formulasi awal Edmund Husserl, berdasarkan edisi pertama
penelitiannya tentang logika, memiliki tujuan untuk menganalisis struktur
dari tindakan mental yang disengaja, karena bagi Husserl hal tersebut
diarahkan pada objek nyata dan ideal. Ini adalah versi yang disukai
Universitas Munich pada awal abad ke-20.
2) Fenomenologi transendental/konstitutif
Jenis fenomenologi yang satu ini adalah rumusan Husserl
selanjutnya, berdasarkan ide-idenya pada tahun 1913, di mana ia
mengambil pengalaman intuitif terhadap suatu fenomena sebagai titik
awal dan mencoba mengekstrak karakteristik umum yang esensial dari
pengalaman dan esensi dari apa yang ia alami, dengan mengesampingkan
pertanyaan tentang hubungan apa pun dengan alam di sekitar kita.
3) Fenomenologi eksistensial
Jenis fenomenologi yang satu ini adalah formulasi Heidegger yang
diperluas, seperti yang diungkapkan dalam “Being and Time” -nya tahun
1927, bahwa pengamat tidak dapat memisahkan dari dunia dan, oleh
karena itu, merupakan kombinasi dari metode fenomenologis dengan
kepentingan memahami manusia di dunia eksistensinya.
3. Karakteristik Penelitian Fenomenologi
1) Menggambarkan makna dari pengalaman yang telah dijalani oleh
seseorang atau beberapa orang sehubungan dengan konsep tertentu
2) Fenomenologi tidak tertarik pada suatu penjelasan, melainkan berkaitan
dengan aspek esensial dari pengalaman hidup
3) Fenomenologi merupakan studi sistematis tentang subjektivitas
4) Fenomenologi berupaya untuk menggambarkan apa yang mendasari cara
orang biasanya menggambarkan pengalaman
5) Fenomenologi mempelajari koeksistensi antara seseorang dalam suatu
kelompok
6) Fenomenologi memiliki reduksi transendental
7) Fenomenologi secara metodis mengarah pada penemuan dan analisis hal-
hal atau objek penelitian di dunia
8) Fenomenologi berusaha untuk memahami bagaimana orang membangun
makna sesuatu
9) Kebenaran kritis tentang realitas didasarkan pada pengalaman orang-orang
10) Peneliti dan informan penelitian seringkali dianggap sebagai partisipan
sekunder
4. Kelebihan Penelitian Fenomenologi
1) Perspektif Unik, Ada beberapa nilai yang dapat ditemukan dalam
memfokuskan penelitian pada bagaimana orang memandang suatu
peristiwa atau fenomena, daripada hanya bagaimana fenomena itu ada
dalam ruang hampa.
2) Pemahaman , Mungkin manfaat terbesar dari penelitian fenomenologi
adalah kenyataan bahwa hal itu dapat memberi kita pemahaman yang
mendalam dan terperinci tentang satu fenomena.
3) Kaya Data, Karena data diperoleh dari cukup banyak individu, maka data
yang dapat diterima seseorang melalui penelitian fenomenologi lebih kaya
dan mengesankan. Hal tersebut merupakan bentuk penelitian yang
memungkinkan pendekatan yang benar-benar unik untuk memahami
fenomena
5. Kekurangan Penelitian Fenomenologi
1) Subjektivitas, Menetapkan reliabilitas dan validitas dalam penelitian
fenomenologi dapat menjadi tantangan tersendiri, sehingga ada
kecenderungan penelitian bersifat subjektif.
2) Bias, Bias yang ditimbulkan peneliti dapat mempengaruhi penelitian, dan
ini terutama berlaku pada penelitian fenomenologis.
3) Presentasi hasil, Mempresentasikan temuan penelitian ini lebih sulit
karena hasil penelitian dapat terbukti sangat kualitatif, yang membuatnya
sulit untuk menyajikan temuan dengan cara yang dianggap berguna oleh
praktisi.
6. Prosedur Penelitian Fenomenologi
1) Menetapkan lingkup fenomena yang akan diteliti
2) Menyusun daftar pertanyaan
3) Pengumpulan data
4) Analisis data (Tahap awal, tahap horizontalization, tahap cluster of
meaning)
5) Tahap deskripsi esensi
6) Peneliti melaporkan hasil penelitiannya

B. Studi Kasus
1. Pengertian
Metode penelitian studi kasus merupakan sebuah studi yang bersifat empiris
menyelidiki fenomena-fenomena atau kasus kontemporer yang berkaitan
dengan kehidupan nyata, khususnya pada batas-batas antara konteks dan
fenomena tersebut tidak jelas (Yin, 2003). Penelitian studi kasus merupakan
metode yang digunakan untuk mencari atau menyelidiki permasalahan secara
mendalam mengenai seorang individu, kelompok, institusi, gerakan sosial,
peristiwa, berkaitan dengan fenomena, konteks, dan waktu.
2. Tujuan Penelitian Studi Kasus
1) Secara Umum
a) Peneliti menggunakan metode untuk memahami atau menyesuaikan
permasalahan yang diteliti
b) Efektif untuk menunjukkan hubungan responden dengan peneliti
c) Memungkinkan para pembaca untuk menemukan hasil yang berkaitan
dengan konsistensi gaya, faktual, dan internal, yaitu berupa
kepercayaan pada hasil penelitian tersebut.
2) Secara Spesifik
a) Peneliti menggunakan metode untuk memahami atau menyesuaikan
permasalahan yang diteliti
b) Efektif untuk menunjukkan hubungan responden dengan peneliti
c) Memungkinkan para pembaca untuk menemukan hasil yang berkaitan
dengan konsistensi gaya, faktual, dan internal, yaitu berupa
kepercayaan pada hasil penelitian tersebut.
3. Kelebihan Penelitian Studi Kasus
1) Studi kasus dapat mengungkap hal-hal spesifik, detail, dan rinci yang
tidak bisa dijelaskan dengan penelitian yang lain. Selain itu, penelitian
studi kasus juga dapat menguak makna di balik permasalahan atau
fenomena yang diteliti dengan kondisi yang apa adanya
2) Studi kasus tidak hanya sekadar memberikan laporan secara faktual, akan
tetapi dapat juga memberikan suasana, nuansa, dan pikiran-pikiran yang
dapat dikembangan menjadi bahan penelitian lain selanjutnya.
4. Kekurangan Penelitian Studi Kasus
1) Pada penelitian kuantitatif, studi kasus agak dipersoalkan karena segi
reliabilitas, validitas, dan generalisasi.
2) Studi kasus tidak selalu cocok dengan menggunakan penelitian kuantitatif,
karena tujuannya menggeneralisasi.
3) Studi kasus yang bersifat observasional mengharuskan peneliti untuk
terjun langsung, supaya mendapatkan data yang valid.
5. Jenis-jenis Penelitian Studi Kasus
1) Studi Kasus Instrumental Tunggal
Studi kasus instrumental tunggal merupakan studi kasus yang
menganalisis atau mengkaji sebuah kasus dan menjelaskannya dengan
deskripsi. Pada penelitian ini kasus tersebut menjadi instrumen untuk
penggambaran secara rinci.
2) Studi Kasus Jamak
Studi kasus jamak merupakan studi kasus yang menganalisis atau
mengkaji lebih dari satu atau banyak kasus pada sebuah penelitian.
Penelitian ini juga bisa mengkaji satu permasalahan, namun banyak isu
yang digunakan, sehingga penelitian ini dapat dikatakan penelitian yang
kompleks.
3) Studi Kasus Mendalam
Studi kasus mendalam merupakan studi kasus menganalisis atau mengkaji
suatu kasus yang memiliki ciri khas atau keunikan. Penelitian ini hampir
mirip dengan penelitian naratif, namun prosedur dalam kajiannya lebih
rinci, sehingga sangat berkaitan dengan konteks.
6. Langkah-Langkah Penelitian Studi Kasus
1) Pemilihan Kasus
Pemilihan kasus pada penelitian studi kasus haruslah berdasarkan alasan
yang matang, sehingga penelitian tersebut berjalan dengan proses-proses
penelitian sesuai prosedur dan dapat mencapai tujuan penelitian. Kasus
tersebut bisa harus disesuaikan bidang-bidang yang disesuaikan dengan
tujuan penelitian. Selain itu, kasus yang dijadikan permasalahan tersebut
haruslah masuk akal dan ada latar belakang yang jelas.
2) Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan guna mendapatkan data-data yang sesuai
dengan penelitian. Pengumpulan data disesuaikan dengan penelitian,
apakah harus menggunakan observasi, wawancara, analisis dokumen,
survei, dan sebagainya. Pengumpulan data harus memperhatikan objek
yang diteliti, sehingga data yang didapatkan dapat dibuktikan atau diuji
secara valid. Dapat dikatakan bahwa peneliti harus menggunakan teknik
pengumpulan yang sesuai dengan penelitian, supaya mendapatkan data-
data yang valid.

3) Analisis Data
Analisis data dilakukan setelah mendapatkan data-data berdasarkan pada
teknik-teknik pengumpulan data yang sesuai. Setelah data-data tersebut
dikumpulkan, maka peneliti menganalisis, mengorganisasi, dan
mengklasifikasi temuan-temuan tersebut. Teknik analisis data yang
digunakan haruslah jelas, sehingga tidak menimbulkan kerancuan analisis
data.
4) Perbaikan
Perbaikan dilakukan karena pada penelitian yang dilakukan tersebut
haruslah didapatkan hasil penelitian yang sempurna, sehingga
mengharuskan perbaikan walaupun data-data sudah dikumpulkan dan
diklasifikasi. Perbaikan ini bertujuan untuk penguatan atau
penyempurnaan hasil penelitian. Bisa jadi peneliti ternyata membutuhkan
data-data baru, sehingga peneliti harus terjun lagi ke lapangan untuk
mendapatkan data-data tersebut.
5) Penulisan Laporan
Penulisan laporan pada sebuah penelitian haruslah urut, sehingga dapat
dipahami dengan mudah. Selain itu, penulisan laporan penelitian haruslah
komunikatif, menggunakan bahasa baku, efektif dan efisien, dan jelas.
Penulisan laporan penelitian juga harus mempertimbangkan kebermanfaat
dari penelitian tersebut, sehingga pembaca bisa mengambil manfaat atau
kegunaan penelitian tersebut digunakan pada masyarakat secara umum.

C. Grounded Theory
1. Pengertian
Pendekatan grounded teori (Grounded Theory Approach) adalah metode
penelitian kualitatif yang menggunakan sejumlah prosedur sistematis guna
mengembangkan teori dari kancah. Tujuan dari Grounded Theory Approach
adalah teoritisasi data. Teoritisasi adalah sebuah metode penyusunan teori
yang berorientasi tindakan/interaksi, karena itu cocok digunakan untuk
penelitian terhadap perilaku. Penelitian ini tidak bertolak dari suatu teori atau
untuk menguji teori (seperti paradigma penelitian kuantitatif), melainkan
bertolak dari data menuju suatu teori. Grounded Theory (GT) merupakan
metodologi penelitian kualitatif yang berakar pada kontruktivisme, atau
paradigma keilmuan yang mencoba mengkontruksi atau merekontruksi teori
atas suatu fakta yang terjadi di lapangan berdasarkan pada data empirik.
Kontruksi atau rekontruksi teori itu diperoleh melalui analisis induktif atas
seperangkat data diperoleh berdasarkan pengamatan lapangan.
2. Ciri-Ciri Penelitian Grounded Theory
1) Grounded theory dibangun dari data tentang suatu fenomena, bukan suatu
hasil pengembangan teori yang sudah ada.
2) Penyusunan teori tersebut dilakukan dengan analisis data secara induktif
bukan secara deduktif seperti analisis data yang dilakukan pada penelitian
kuantitatif.
3) Agar penyusunan teori menghasilkan teori yang benar di samping harus
dipenuhi 4 (empat) kriteria yaitu:
a) Cocok (fit), yaitu apabila teori yang dihasikan cocok dengan
kenyataan sehari-hari sesuai bidang yang diteliti.
b) Dipahami (understanding), yaitu apabila teori yang dihasilkan
menggambarkan realitas (kenyataan) dan bersifat komprehensif,
sehingga dapat dipahami oleh individu-individu yang diteliti maupun
oleh peneliti.
c) Berlaku umum (generality), yaitu apabila teori yang dihasilkan
meliputi berbagai bidang yang bervariasi sehingga dapat diterapkan
pada fenomena dalam konteks yang bermacam-macam.
d) Pengawasan (controll), yaitu apabila teori yang dihasilkan
mengandung hipotesis-hipotesis yang dapat digunakan dalam kegiatan
membimbing secara sistematik untuk mengambil data aktual yang
hanya berhubungan dengan fenomena terkait.
3. Kelebihan Grounded Theory
1) Kedekatan kesesuaian antara teori dan data
2) Teori mudah dipahami orang awam
3) Teori bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
4) Analisis data dilakukan tiga tahap, yaitu pengkodean terbuka, pengkodean
poros, dan pengkodean selektif.

4. Kelemahan Grounded Theory


1) Sering terjadi pembiasan theory
2) Bergantung pada subjektivitas peneliti
3) Diragukan adanya reliabilitas dan validitas data
4) Bersifat spekulasi dan impesionistis
5. Jenis Pendekatan Grounded Theory
1) Pendekatan Sistematis, peneliti mengembangan suatu teori secara
sistematis yang dapat menjelaskan kejadian, proses, atau interaksi topik
tertentu..
2) Pendekatan Konstruktivi, terfokus kepada penemuan suatu teori yang

Bergantung kepad perspektif peneliti itu sendiri.

6. Langkah-Langkah Grounded Theory


1) Menentukan masalah yang ingin diselidiki. Seringkali masalah yang
menjadi pokok penelitian ditemukan si peneliti katika sedanga
mengumpulkan data dan mencari informasi di lapangan.
2) Mengumpulkan data. Hal ini dilakukan untuk memperoleh aspek
deskriptif dari penelitian dan mengkaji hal-hal berikut:
a. Kelompok-kelompok atau individu-individu penting mana yang harus
diperbandingkan.
b. Perbedaan dan persamaan di antara kelompok-kelompok itu.
c. Ciri-ciri yang penting dari setiap kategori.
3) Membuat analisis atau penjelasan, merupakan tugas utama dari penelitian,
di mana kategori-kategori serta hubungannya dianalisis untuk dapat
menjawab pertanyaan "mengapa" dalam penelitian tersebut.
4) Membuat laporan penelitian, sebagaimana telah diatur dalam bentuk
tulisan ilmiah.

D. Etnografi
1. Pengertian
Penelitian etnografi adalah penelitian di bidang sosial humaniora yang
meneliti kebudayaan pada kelompok etnik budaya tertentu dalam periode
waktu tertentu pula. Menurut Cresswell, penelitian etnografi merupakan
prosedur penelitian kualitatif yang menggambarkan dan menginterpretasikan
pola perilaku, kepercayaan, dan bahasa yang telah berkembang dan dianut
oleh berbagai kelompok masyarakat dari waktu ke waktu.
2. Tujuan Etnografi
Tujuan seorang etnografer adalah untuk mengembangkan pemahaman yang
kaya tentang bagaimana dan mengapa orang berpikir, berperilaku, dan
berinteraksi seperti yang mereka lakukan dalam komunitas atau organisasi
tertentu (bidang studi), dan yang paling penting, untuk memahami hal-hal ini
dari sudut pandang yang dipelajari (dikenal sebagai “perspektif emik” atau
“sudut pandang orang dalam”). Dengan demikian, tujuan etnografi tidak
hanya untuk mengembangkan pemahaman tentang praktik dan interaksi, tetapi
juga apa arti hal-hal itu bagi populasi yang diteliti.
3. Karakteristik Penelitian Etnografi
1) Sumber data bersifat ilmiah, artinya peneliti harus memahami gejala
empirik (kenyataan) dalam kehidupan sehari-hari
2) Pelaku sendiri merupakan instrumen penelitian yang paling penting dalam
pengumpulan data
3) Bersifat pemerian (deskripsi), artinya, mencatat secara teliti fenomena
budaya yang dilihat, dibaca, lewat apa pun termasuk dokumen resmi,
kemudian mengkombinasikan, mengabstrakkan, dan menarik kesimpulan
4) Digunakan untuk memahami bentuk-bentuk tertentu (shaping), atau studi
kasus
5) Analisis bersifat induktif
6) Di lapangan, peneliti harus berperilaku seperti masyarakat yang ditelitinya
7) Data dan informan harus berasal dari tangan pertama
8) Kebenaran data harus dicek dengan dengan data lain (data lisan dicek
dengan data tulis)
9) Orang yang dijadikan subyek penelitian disebut partisipan (buku termasuk
partisipan juga), konsultan, serta teman sejawat
10) Perhatiannya harus menitikberatkan pada pandangan emik, artinya yaitu
peneliti harus menaruh perhatian pada masalah penting yang diteliti dari
orang yang diteliti, dan bukan dari etik
11) Dalam pengumpulan data menggunakan purposive sampling dan bukan
probabilitas statistik
12) Dapat menggunakan data kualitatif maupun data dalam penelitian
kuantitatif, namun sebagian besar menggunakan kualitatif.
4. Jenis Penelitian Etnografi
1) Menurut Creswell:
a) Etnografi realis
Etnografi realis menunjukkan kondisi objektif pada suatu kelompok
budaya yang dilaporkan dari sudut pandang orang ketiga. Peneliti akan
mendeskripsikan fakta secara rinci serta melaporkan apa yang diamati
dan didengar dari partisipan kelompok dengan tetap mempertahankan
objektivitasnya.
b) Etnografi kritis
Dewasa ini populer juga etnografi kritis. Pendekatan etnografi kritis
ini penelitian yang mencoba merespon isu-isu sosial yang sedang
berlangsung.misalnya dalam masalah gender/emansipasi, kekuasaan,
status quo, ketidaksamaan hak, pemerataan dsb.
2) Menurut Gay, Mills, Airasian
a) Etnografi konvensional
Etnografi ini berisi laporan mengenai pengalaman pekerjaan
lapangan yang dilakukan oleh etnografer.
b) Autoetnografi
Etnografi ini merupakan refleksi dari seseorang mengenai
konteks budayanya sendiri.
c) Mikroetnografi
Etnografi ini fokus kajiannya pada aspek khusus dari latar
dan kelompok budaya.
d) Etnografi feminis
Etnografi yang berisi kajian tentang perempuan yang
merasakan pengekangan terhadap hak-haknya dalam praktik
budaya.
e) Etnografi postmodern
Etnografi ini ditulis untuk menyatakan keprihatinan
mengenai masalah sosial, khususnya yang berkaitan dengan
kelompok marginal.
f) Studi kasus etnografi
Etnografi yang menganalisis kasus dari seseorang, kejadian,
kegiatan, tetapi dalam perspektif budaya.
5. Metode Penelitian Etnografi
1) Metode Observasi
Metode observasi merupakan metode pengumpulan data penelitian
etnografi dengan cara mengamati dengan menggunakan alat indranya.
Etnografer menggunakan metode ini untuk mengamati objek yang berupa
aktivitas, interaksi, dan percakapan dari subjek penelitian.
2) Metode Wawancara
Metode wawancara merupakan metode metode pengumpulan data
penelitian etnografi dengan cara bertanya kepada narasumber. Metode ini
dilaksanakan dengan tujuan untuk untuk mendapatkan informasi dengan
gambaran yang lebih detail dan mendalam. Dari metode peneliti dapat
memahami perspektif, pengalaman, dan kehidupan narasumber.
6. Langkah-Langkah Penelitian Etnografi
1) Menetapkan proyek etnografi
Sebelum memulai penelitian etnografi, tetapkan dahulu proyek etnografi
apa yang akan diteliti. Ada banyak variasi topik etnografi yang bisa
menjadi ide penelitian etnografi misalnya masyarakat yang kompleks.
institusi tunggal atau situasi sosial. Perlu dipahami bahwa terdapat tiga
komponen dalam situasi sosial, yakni tempat, kegiatan, dan aktor.
Sementara itu, etnografer pemula biasanya juga akan lebih membatasi
ruang lingkup proyek etnografinya ke situasi sosial tunggal supaya tidak
terlalu memakan waktu.
2) Mempersiapkan pertanyaan
Supaya penelitian lebih terarah, etnografer perlu mempersiapkan daftar
pertanyaan. Pertanyaan tersebut nantinya yang akan memandu dalam
melakukan pencatatan terhadap apa saja yang dilihat dan didengar
peneliti. Selain itu, ini juga berguna sebagai metode pengumpulan data.
3) Mengumpulkan data penelitian
Data penelitian diambil dari kerja lapangan. Selama itu, peneliti akan
mengetahui kegiatan partisipannya, karakteristik fisik dari situasi, dan
bagaimana rasanya menjadi bagian dari situasi dengan mengamati terlebih
dahulu baru kemudian melakukan wawancara. Etnografer biasanya akan
memulai langkah ini terlebih dahulu dengan meninjau secara umum objek
penelitian melalui observasi deskriptif yang bersifat luas. Kemudian,
setelah diamati, etnografer mulai lebih fokus mengumpulkan data melalui
observasi partisipan, wawancara, dan metode lainnya.
4) Membuat catatan
Selama terjun ke lapangan, etnografer juga perlu membuat catatan dalam
penelitiannya supaya semua data tercatat dan terekam. Cata4)n etnografi
ini diambil dari catatan hasil pengamatan dari lapangan, dokumentasi,
peta, dan media lainnya yang bisa digunakan untuk merekam pengamatan
di lapangan.
5) Menganalisis data
Setelah semua data terkumpul, langkah selanjutnya yang harus dilakukan
etnografer adalah menganalisis data. Data yang dianalisis mulai dari
pertanyaan dan hipotesis baru, data yang terkumpul selama di lapangan,
dan catatan lapangan. Analisis data ini terus dilakukan hingga proyek
berakhir.
Data penelitian yang terkumpul dari observasi dan wawancara dianalisis
secara kualitatif. Adapun berikut langkah-langkahnya:
a) Reduksi data, pada langkah ini, data akan dirangkum dan diseleksi
berdasarkan fokus kajian atau pokok permasalahan yang sudah
dirumuskan dan ditetapkan pada awal penentuan proyek etnografi.
b) Penyajian data, dalam hal penyusunan dan penyajian data Anda bisa
menggunakan matriks yang tentunya disesuaikan dengan kondisi data.
Contohnya, matriks kronologis. Matriks ini diterapkan untuk
menunjukkan runtutan waktu kejadian dan hubungan antar komponen
atau faktor peristiwa yang ada di dalam penelitian.

6) Menulis laporan
Penelitian etnografi perlu dibuat laporan supaya hasil penelitian dapat
diketahui banyak orang. Selain itu, penulisan laporan etnografi juga
sebagai bentuk bukti penelitian sosial humaniora yang berbasis kerja
lapangan. Laporan ini terdiri dari beberapa halaman dengan tebal satu
hingga dua volume.

E. Penelitian Naratif
1. Pengertian
Penelitian naratif adalah metode riset yang senantiasa dipergunakan dengan
menceritakan sebuah kasus terkait individu atau kelompok, mengenai
kehidupannya dalam berbentuk lisan atau tulisan sehingga dalam
penyusunannya berupaya untuk memahami pengalaman yang diambil melalui
dokumentasi atau sumber informasi pribadi dari seseorang atau kelompok
dengan cara mengumpulkan dan menganalisis cerita kehidupannya. Menurut
Clandinin (2007), penelitian naratif adalah laporan penelitian bersifat narasi
yang menceritakan urutan serangkaian peristiwa secara terperinci. Pada desain
penelitian naratif, peneliti berupaya untuk menggambarkan kehidupan
individu, mengumpulkan cerita tentang kehidupan orang-orang, dan
menuliskan cerita tentang pengalaman individu.
2. Tujuan
Penelitian ini memiliki tujuan mampu menjawab Efektivitas Kegiatan. Prihal
ini jenis analisis yang dipergunakan dalam penelitian kualitatif memiliki
seperangkat prosedur standar untuk penggambaran atas obyektif karena
bersifat subyektif (bermakna secara pribadi). Meski arti penelitian naratif
dipertanyakan dalam hal ini. Tetapi yang pasti, untuk kelebihan dan
kelemahan mempelajari penelitian narasif adalah bahwa teks itu sendiri
sifatnya subyektif.
3. Karakterisitik
1) Pengalaman Individual, Memahami sejarah individu atau pengalaman
masa lalu akan membantu menjelaskan dampak pengalaman mereka saat
ini dan masa depan.
2) Kronologi Pengalaman, Urutan waktu atau kronologi peristiwa membantu
pembaca memahami dan mengikuti kisah yang tertulis dalam laporan
penelitian.
3) Mengumpulkan Cerita Individual, Cerita dapat diperoleh melalui berbagai
cara termasuk wawancara, pengamatan informal, percakapan, jurnal, surat,
atau kotak memori (memory boxes). Semua adalah contoh teks lapangan.
4) Memulihkan, Yang dimaksud memulihkan dalam hal ini artinya
menceritakan kembali atau memetakan kembali. Proses mengumpulkan
cerita, mengulasnya untuk unsur-unsur kunci (misalnya: waktu, tempat,
plot, dan adegan), dan menulis ulang cerita dalam urutan kronologis.
Unsur kunci lainnya juga termasuk pengaturan, karakter, tindakan,
masalah, dan resolusi. Unsur-unsur itulah yang akan memberikan
informasi latar belakang pembaca.
5) Pengodean untuk Tema, Data penelitian yang dibuat dapat dikodekan ke
dalam tema atau kategori. Sekitar lima hingga tujuh tema diidentifikasi
dan dapat dimasukkan ke dalam bagian-bagian cerita atau di bagian
terpisah.
6) Konteks atau Pengaturan, Riset ini biasanya ijelaskan secara rinci, tempat
di mana cerita terjadi secara fisik.
7) Berkolaborasi dengan Peserta, Hal ini terjadi pada seluruh proses
penelitian, partisipan dan peneliti bekerja sama untuk mengurangi
kesenjangan antara narasi yang diceritakan dengan narasi yang dilaporkan.
4. Jenis-Jenis Penelitian Naratif
1) Autobiografi
2) Biografi
3) Riwayat hidup
4) Cerita pengalaman pribadi
5) Cerita Pribadi
6) Interview
7) Dokumen pribadi
8) Sejarah hidup
9) Etnografi
10) Autoetnografi
11) Etnopsikologi
5. Langkah-Langkah Penelitian Naratif
1) Identifikasi masalah atau fenomena yang akan dieksplorasi
Identifikasi masalah yang dipergunakan dalam penelitian ini biasanya
akan mengarahkan tujuan untuk penelitian dan memungkinkan peneliti
untuk memahami pribadi atau pengalaman sosial seorang individu.
2) Pilih satu atau lebih subjek penelitian untuk dipelajari
Banyak studi naratif hanya meneliti satu individu tetapi beberapa individu
dapat dipelajari juga. Pilih individu yang dapat memberikan pemahaman
tentang masalah ini. Pilih dengan hati-hati orang ini berdasarkan
pengalaman mereka.
3) Kumpulkan cerita dari subjek penelitian yang dipilih
Selain pada subjek penelitian secara lisan berbagi cerita mereka melalui
percakapan atau wawancara, teks lapangan juga memberikan informasi
tentang mereka. Contohnya saja termasuk pada entri jurnal internasional
atau buku harian, surat yang dikirim oleh individu, foto, kotak memori
(memory boxes), dan cerita yang diperoleh melalui teman atau anggota
keluarga.
4) Menceritakan kembali kisah individu
Langkah ini melibatkan pemeriksaan data mentah, mengidentifikasi unusr-
unsur kunci, mengatur dan mengurutkan unusr-unusr tersebut, dan
kemudian menceritakan kembali sebuah kisah yang menggambarkan
pengalaman individu tersebut. Re-story membantu pembaca untuk
memahami cerita dengan mengurutkannya dalam urutan yang logis. Cerita
umumnya mencakup unusr-unusr berikut: pengaturan, karakter, masalah,
tindakan, dan resolusi.
5) Berkolaborasi dengan subjek penelitian (pendongeng)
Seluruh proses yang dipergunakan pengumpulan cerita naratif melibatkan
kolaborasi atau kerja sama antara peneliti dengan pendongeng untuk
memastikan pengalaman subjek digambarkan secara akurat.
6) Tulis cerita tentang pengalaman subjek
Biasanya langkah terbesar dalam penelitian naratif, pengalaman hidup
subjek ditulis dalam sebuah cerita oleh peneliti. Menyoroti tema spesifik
yang muncul di sepanjang cerita dan melibatkan bagian tentang
pentingnya penelitian naratif dapat membantu pembaca.
7) Validasi keakuratan laporan
Laporan yang akurat dalam penggunaan penelitian ini tentusaja sangat
penting untuk melestarikan cerita. Berunding dengan individu dan mencari
bukti yang sesuai akan melindungi kredibilitas cerita.
F. Penelitian Historical
1. Pengertian
Pengertian penelitian historis adalah penelaahan serta sumber-sumber lain
yang berisi informasi mengenai masa lampau dan dilaksanakan secara
sistematis. Dengan kata lain yaitu penelitian yang bertugas mendeskripsikan
gejala, tetapi bukan yang terjadi pada waktu penelitian dilakukan.
2. Tujuan Penelitian Historical
1) Membuat orang menyadari apa yang terjadi pada masa lalu sehingga
mereka mungkin mempelajari dari kegagalan dan keberhasilan masa
lampau.
2) Mempelajari bagaiman sesuatu telah dilakukan pada masa lalu, untuk
melihat jika mereka dapat mengaplikasikan maslahnya pada masa
sekarang.
3) Membantu menguji hipotesis yang berkenaan dengan hubungan atau
kecendrungan. Misalnya pada awal tahun 1990, mayoritas guru-guru
wanita datang dari kelas menengah ke atas, tetapi guru laki-laki tidak.
3. Sumber Data
a) Sumber primer yaitu daerah atau gudang penyimpan yang asli dari data
sejarah. Data primer merupakan sumber-sumber dasar yang merupakan
bukti atau saksi utama dari insiden yang lalu. Contoh dari data atau
sumber primer yaitu catatan resmi yang dibentuk pada suatu program atau
upacara, keputusan-keputusan rapat, foto-foto dan sebagainya.
b) Sumber sekunder yaitu catatan wacana adanya suatu peristiwa, atau
catatan-catatan yang “jaraknya” telah jauh dari sumber orisinil. Misalnya
keputusan rapat suatu perkumpulan bukan didasarkan dari keputusan
(minutes) dari rapat itu sendiri, tetapi dari sumber gosip di surat kabar.
(DNR)
4. Langkah-Langkah Penelitian Historical
1) Langkah-Langkah dalam Penelitian Historis
2) Pendefinisian Masalah
3) Perumusan masalah
4) Pengumpulan data
5) Analisis data
6) Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai