Dosen Pengampuh :
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyeleseikan tugas makalah yang berjudul “Corelasi Dalam
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan
tentang ‘Teoritis/Konsep dalam Penelitian” bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Kami
mengucapkan terima kasih kepada Ns. Norman Alviat Talibo,S.Kep,M.Kep, selaku Dosen
Mata Kuliah Metodologi Penelitian, yang telah memberikan tugas ini sehinggga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
menyadari, makalah kami tulis masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
Kelompok 2
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri, pasti tergantung
atau berhubungan dengan yang lain. Baik itu berhubungan dengan sesama manusia,
di bidang pendidikan (Cornell dalam Hadjar, 1999:277). Dalam penelitian jenis ini,
peneliti berusaha menghubungkan suatu variabel dengan variabel yang lain untuk
memahami suatu fenomena dengan cara menentukan tingkat atau derajat hubungan
dalam karakteristik yang kompleks dari suatu fenomena seperti prestasi belajar.
mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-
variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi.
tingkatan dan arah. Regresi dan Prediksi, Jika terdapat korelasi antara dua variabel
dan kita mengetahui skor pada salah satu variabel, skor pada variabel kedua dapat
diprediksikan. Regresi merujuk pada seberapa baik kita dapat membuat prediksi ini.
Sebagaimana pendekatan koefisien korelasi baik -1,00 maupun +1,00, prediksi kita
dapat lebih baik. Regresi Jamak (Multiple Regresion), dan Analisis Faktor, prosedur
statistik ini mengidentifikasi pola variabel yang ada. Sejumlah besar variabel
Misalnya: Kalau kita ingin hidup sehat banyak faktor yang berkaitan/
berpengaruh, antara lain: lingkungan rumah, jam istirahat, jam kerja, cuaca dll.
apakah kemunculan suatu gejala akan diikuti oleh gejala-gejala lain, atau lebih
spesifik apakah perubahan suatu variabel akan diikuti oleh perubahan variabel lain.
Perubahan suatu variabel diikuti oleh perubahan variabel lain menandakan adanya
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
A. Pengertian Korelasi
Kata “korelasi” berasal dari bahasa inggris correlation. Dalam bahasa indonesia
Selain itu, Korelasi juga dapat diartikan sebagai salah satu teknik statistik yang
digunakan untuk untuk mencari hubungan antara dua variabel atau lebih yangsifatnya
kuantitatif. Korelasi merupakan teknik analisis yang termasuk dalam salahsatu teknik
penelitian jenis ini, peneliti berusaha menghubungkan suatu variabel dengan variabel
yang lain untuk memahami suatu fenomena dengan cara menentukan tingkat atau
ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi yang berfungsi sebagai alat untuk
pengumpulan data guna menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat hubungan
antara dua variabel atau lebih. Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting,
karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat
mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-
variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi.
berhubungan dengan suatu variabel mayor, seperti hasil belajar variabel yang
selanjutnya.
Secara khusus, tujuan penelitian korelasional adalah: (1) untuk mencari bukti
terdapat tidaknya hubungan (korelasi) antar variabel, (2) bila sudah ada
hubungan,untuk melihat tingkat keeratan hubungan antar variabel, dan (3) untuk
1. Penelitian macam ini cocok dilakukan bila variabel-variabel yang diteliti rumit
dan/atau tak dapat diteliti dengan metode eksperimental atau tak dapat
dimanipulasi.
3. Output dari penelitian ini adalah taraf atau tinggi-rendahnya saling hubungan dan
diteliti.
708) adalah;
penelitiannya
2. Apa saja faktor yang menjelaskan perilaku etik students teacher selama
kompleks)
Idealnya, individu harus dipilih secara random dari populasi yang lebih
berkontribusi pada variansi kesalahan yang lebih kecil dan klaim keterakilan lebih
3. Mengidentifikasi dua ukuran atau lebih untuk setiap individu dalam penelitian
dalam suatu kelompok pada dua ciri khusus atau lebih, maka ukuran variabel
harus didasarkan pada teori, asumsi, hasil penelitian yang mendahului, atau
contoh jenis instrumen yang dapat digunakan seperti tes, angket, wawancara, atau
observasi.
untuk setiap orang dalam penelitian. Karena pasangan skor akan berkorelasi,
penting untuk memiliki cara untuk menghubungkan data dari ukuran yang
berbeda sehingga skor yang dimiliki orang yang sama dapat dikelompokkan
memprediksi hasil dari variabel prediktor. Dalam Cresell (2015: 705) Apabila
dalam penelitian korelasi, datanya diambil (tersedia) dari kantor admisi, peneliti
skor. Akan tetapi, potensi untuk rentang skor yang terbatas –variasi yang kecil
dalam skornya –tentu ada. Faktor lain yang mungkin akan mempengaruhi
kemampuan peneliti untuk menarik kesimpulan yang valid dari hasilnya adalah
tidak adanya prosedur administrasi standar, kondisi situasi pengetesan, dan
ekspektasi partisipan.
hubungan di antara dua variabel atau lebih. Peneliti mencari suatu pola respons
maupun arahnya. Hubungan yang signifikan secara statistik, jika ditemukan tidak
variabel.
ke dalam file komputer. Setelah itu peneliti perlu menemukan statistik yang tepat
untuk digunakan. Setelah menemukan uji statistik yang paling sesuai, peneliti
6. Menginterpretasi hasil
apakah data Anda mendukung teori, hipotesis atau pertanyaan. Di samping itu,
peneliti mempertimbangkan apakah hasilnya mengkonfirmasi atau
1. Penelitian Hubungan
pengukuran terhadap dua variabel yang berbeda dalam waktu yang bersamaan.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat atau derajat hubungan antara
hanya dengan mengumpulkan skor dua variabel dari kelompok subjek yang sama
harus didasarkan pada teori, asumsi, hasil penelitian yang mendahului, atau
2. Penelitian Prediktif
menyeleksi para pendaftar yang akan diterima menjadi calon siswa baru.
di masa yang akan datang atau variabel lain (Borg & Gall dalam Hadjar;
penghitungan korelasi antara suatu pola tingkah laku yang kompleks, yakni
3. Korelasi Multivariat
kombinasi dari tiga variabel atau lebih disebut teknik korelasi multivariat. Ada
beberapa teknik yang dapat digunakan, dua diantaranya yang akan dibahas di sini
1. Penentuan Masalah
nilai yang berarti dalam pola perilaku fenomena yang kompleks yang memrlukan
didasarkan pada pertimbangan, baik secara teoritis maupun nalar, bahwa variabel
Subyek yang dilibatkan dalam penelitian ini harus dapat diukur dalam
homogen dalam faktor-faktor di luar variabel yang diteliti yang mungkin dapat
perbedaan yang berarti dalam faktor-faktor tersebut, korelasi antar variabel yang
faktor tertentu dan, kemudian menguji hubungan antar variabel penelitian untuk
masing-masing kelompok.
3. Pengumpulan Data
waktu yang relatif sama. Sedang dalam penelitian prediktif, variabel prediktor
harus diukur selang beberapa waktu sebelum variabel kriteri terjadi. Jika tidak
4. Analisis Data
variabel lain. Dalam penelitian relasional, teknik korelasi bivariat, sesuai dengan
jenis datanya, digunakan untuk menghitung tingkat hubungan antara vaiabel yang
satu dngan yang lain. Sedang dalam penelitian prediktif, teknik yang digunakan
analisis korelasi biasa bila hanya melibatkan dua variabel. Bila melibatkan lebih
dari dua variabel, misalnya untuk menentukan apakah dua variabel prediktor atau
lebih dapat digunakan untuk memprediksi variabel kriteria lebih baik daripada
regresion atau analisis kanonik dapat digunakan. Hasil analisis tersebut biasanya
dilaporkan dalam bentuk nilai koefisien korelasi atau koefisien regresi serta
1. Korelasi Bivariat
dalam angka antar -1,00 dan +1,00, yang dinamakan foefisien korelasi. Korelasi
zero (0) mengindikasikan tidak ada hubungan. Koefisien korelasi yang bergerak
ke arah -1,00 atau +1,00, merupakan korelasi sempurna pada kedua ekstrem.
Arah hubungan diindikasikan olh simbol “-“ dan “+”. Suatu korelasi negatif
berarti bahwa semakin tinggi skor pada suatu variabel, semakin rendah pula skor
semakin tinggi skor pada suatu variabel, semakin tinggi pula skor pada variabel
Jika terdapat korelasi antara dua variabel dan kita mengetahui skor pada
salah satu variabel, skor pada variabel kedua dapat diprediksikan. Regresi
merujuk pada seberapa baik kita dapat membuat prediksi ini. Sebagaimana
pendekatan koefisien korelasi baik -1,00 maupun +1,00, prediksi kita dapat lebih
baik.
lebih banyak kekuatan kepada kita untuk membuat prediksi yang akurat. Apa
yang kita prediksikan disebut variabel kriteria (criterion variable). Apa yang kita
6. Analisis Faktor
Analisis jalur digunakan untuk menentukan mana dari sejumlah jalur yang
Menurut Amos Neolaka (2016:129) sesuai kajian teori interpretasi mengenai kekuatan
Bila dua variabel dikorelasikan hasilnya adalah koefien korelasi. Suatu koefiensi
korelasi angka desimal, antara 0,00 dan + 1,00, atau – 0,00 dan -1,00, yang
mengindikasikan derajat hubungan dua variabel. Jika koefien mendekati + 1,00; kedua
variabel tersebut mempunyai hubungan positif. Hal ini berarti bahwa seseorang dengan
skor yang tinggi pada suatu variabel akan memiliki skor yang tinggi pula pada variabel
yang lain, dan seseorang dengan skor yang rendah pada suatu variabel akan memiliki
skor yang rendah pula pada variabel yang lain; suatu peningkatan pada suatu variabel
korelasi tersebut mendekati 0,00, kedua variabel tidak berhubungan. Hal ini berarti
bahwa skor seseorang pada suatu variabel tidak mengindikasikan skor orang tersebut
pada variabel lain. Jika koefisien tersebut mendekati -1,00, kedua variabel memiliki
hubungan yang sebaliknya (negatif). Hal ini berarti bahwa seseorang dengan skor
tinggi pada suatu variabel akan memiliki skor yang rendah pada variabel lain;
peningkatan pada suatu akan diasosiakan dengan penurunan pada variabel lain, dan
Analisis korelasi dapat dikaji dari hasil atau skor signifikansi (sig) dan skor
koefisien korelasi dengan simbol r. Berdasar skor sig dapat diketahui hasil signifikansi
penelitian tersebut. Sedangkan hasil atau skor r dapat dipahami mengenai arah korelasi
(hubungan) dan kuat lemahnya hubungan di antara variabel bebas dengan variabel
terikat. Khusus mengenai r terdapat beragam hasil, yang dapat dikelompokkan dalam
1. Hubungan positif, bila kenaikan nilai variabel bebas (x), disertai atau diikuti oleh
kenaikan nilai variabel terikat (y). Dapat pula diartikan turunnya nilai variabel
bebas (x), disertai atau diikuti turunnya nilai variabel terikat (y). Hal ini dapat dikaji
dari skore hasil sig, besarnya tidak lebih besar dari 0,050; dan hasil skor r (koefisien
korelasi) biasanya tergolong memiliki derajat hubungan kuat dan sangat kuat,
2. Hubungan negatif, bila kenaikan nilai variabel bebas (x), disertai turunnya nilai
variable terikat (y). Juga dapat terjadi turunnya nilai variable bebas (x), disertai
kenaikan nilai variable terikat (y). Hal ini dapat dikaji dari skore hasil sig, besarnya
tidak lebih besar dari 0,050; dan hasil skore r (koefisien korelasi) biasanya bertanda
negatif (-), tergolong memiliki derajat hubungan kuat dan sangat kuat, dengan skor
3. Hubungan nihil (tidak ada hubungan), bila kenaikan/turunnya nilai variable bebas
(x), tidak dikuti oleh kenaikan/turunnya nilai variabel terikat (y). Tidak adanya
hubungan tersebut dapat dikaji dari skore hasil sig, yakni jika besarnya sig lebih
besar dari 0,050. Kondisi ini biasanya diikuti oleh hasil skore r (koefisien korelasi)
yang tergolong memiliki derajat hubungan lemah dan sangat lemah, dengan skor r
bilangan yang menyatakan besar kecilnya atau kuat lemahnya hubungan antara dua
antara -1 atau -1,0, sampai dengan +1 atau 1,0. Bila r menghasilkan angka yang
angka yang mendekati +1, maka disebut berkorelasi positif. Sedangkan jika r
10. Peneliti gagal menentukan suatu variabel kausal penting dalam perencanaan
suatu analisis jalur
11. Peneliti salah tafsir terhadap signifikansi praktis atau statistik dalam suatu studi.
K. Teknik Korelasi
Teknik korelasi point-serial digunakan untuk menghitung korelasi antara dua variabel,
yang satu berskala nominal dan yang lain berskala interval. Misalnya : Korelasi antara jenis
kelamin siswa dengan kecakapan matematika disamping itu, teknik korelasi ini pada
umumnya juga digunakan untuk menerapkan koefisien korelasi (validitas butir) antara butir-
butir tes yang diskor dikotomi (betul=1, salah=0) dengan skor totalnya yang dianggap berskala
Keterangan :
Q = 1-p
3. Korelasi Serial
Teknik korelasi serial ini digunakan untuk menguji hubungan antara dua variabel,
yang satu berskala pengukuran orinal dan yang lain berskala pengukuran interval. Gejala
ordinal adalah gejala yang dibedakan menurut golongan atau jenjangnya, tanpa mengukur
Rumusnya :
Keterangan :
Teknik korelasi tata jenjang dalam dunia statistik dikenal sebagai teknik
analisis koelasional yag paling sederhana jika dibandingkan dengan teknik analisis
korelasinal lainnya.
1. Rumus Korelasi
6 ∑𝐷2 6 ∑𝐷2
ρ=1− 2 atau ρ=1−
(𝑁3− 𝑁)
𝑁 (𝑁 − 1)
Keterangan: ρ = angka indeks korelasi tata jenjang
Langkah penggunaan rumus ini sama dengan yang ditempuh oleh rumus-
dibedakan antara penggunaan untuk data ordinal dan untuk data interval
yang telah berubah menjadi data ordinal, akan tetapi bentuk rumusnya tetap
penelitian ini adalah penelitian ini berguna untuk mengatasi masalah yang
secara intensif dan penelitian ini dapat melakukan analisis prediksi tanpa
(Abidin,2010).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. 2.
penelitian korelasional meliputi: (a) korelasi bivariat, (b) regresi dan prediksi,
(c) regresi jamak, (multiple regresion), (d) analisis faktor, (e) rancangan
(a) peneliti berasumsi bahwa korelasi merupakan bukti sebab akibat, (b)
B. Saran
Alfabeta.
UGM