Anda di halaman 1dari 46

Penelitian

Korelasional dan
Kausal-Komparatif
• Maya Cindiati
(162154110)

• Ainul Bashiroh
(162154143)

• Chris Ramdhani
Pratama

Kelompok 3
Penelitian Korelasional
Pengertian Penelitian Korelasional
• Penelitian korelasi atau korelasional adalah suatu penelitian untuk
mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau
lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut sehingga
tidak terdapat manipulasi variabel (Faenkel dan Wallen, 2008:328).

• Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting karena dengan


mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat
mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian.

Penelitian ini dilakukan ketika kita ingin mengetahui tentang ada


tidaknya dan kuat lemahnya hubungan variabel yang terkait dalam
suatu objek atau subjek yang diteliti.
Karakteristik Penelitian Korelasional

Menurut Sukardi (2004:166) penelitian korelasi mempunyai karakteristik


penting untuk para peneliti yang hendak menggunakannya.
1. Penelitian korelasi tepat jika variabel kompleks dan peneliti tidak
mungkin melakukan manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam
penelitian eksperimen
2. Memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan.
3. Studi macam ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan
saling hubungannya secara serentak dalam keadaan realistiknya.
4. Output dari penelitian ini adalah taraf atau tinggi-rendahnya saling
hubungan dan bukan ada atau tidak adanya saling hubungan tersebut.
5. Dapat digunakan untuk meramalkan variabel tertentu berdasarkan
variabel bebas.
Tujuan Penelitian Korelasional

• Menurut Suryabrata (dalam Abidin, 2010) tujuannya adalah untuk mendeteksi


sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi
pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi.

• Sedangkan menurut Gay dalam Emzir (2009:38) Tujuan penelitian korelasional


adalah untuk menentukan hubungan antara variabel, atau untuk menggunakan
hubungan tersebut untuk membuat prediksi.

• Tujuan penelitian korelasional adalah untuk mengidentifikasi hubungan prediktif


dengan menggunakan teknik korelasi atau teknik statistik. Hasil penelitian
korelasional juga mempunyai implikasi untuk pengambilan keputusan
(Zechmester, 2000).
• Penelitian korelasional memiliki tujuan untuk menentukan tingkat saling
hubungan antara dua variabel atau lebih, kearah manakah hubungan
tersebut positif atau negatif, dan seberapa jauh hubungan yang ada antara
dua variabel atau lebih yang dapat diukur.

• Misalkan saja seperti hubungan antara kecerdasan dengan kreativitas,


tinggi badan dengan umur, semangat dengan pencapaian, nilai bahasa
Inggris dengan nilai statistika, dan sebagainya.

• Jadi tujuan dari penyelidikan korelasional adalah untuk mengungkapkan


atau menetapkan suatu hubungan atau menggunakan hubungan-hubungan
dalam membuat prediksi atau prakiraan.
• Penelitian korelasi dapat dipahami dengan mudah kalau disandingkan dengan
penelitian sebab (causal), misalnya, penelitian eksperimen. Dalam penelitian
eksperimen, peneliti berusaha menetapkan bahwa suatu variabel menyebabkan
yang lain, sedangkan dalam korelasi, misalnya, peneliti mempertanyakan dalam
bentuk

“apa hubungan antara kemampuan membaca dan penguasaan kosa kata?

Bukan “apakah membaca menyebabkan meningkatnya penguasaan kosa


kata seseorang?”

• Dalam bidang pendidikan, studi korelasi umumnya digunakan guna melakukan


penelitian terhadap sejumlah variabel yang diperkirakan memiliki peranan yang
signifikan dalam mencapai proses pembelajaran. Sebagai contoh, misalnya
mengenai pencapaian hasil belajar dengan motivasi internal, intensitas kehadiran
mengikuti kuliah, belajar strategi, dan lain sebagainya.
Para peneliti akan tepat menggunakan penelitian korelasi saat peneliti
memiliki beberapa alasan penting, di antaranya yaitu sebagai berikut.

• Adanya kebutuhan akan informasi bahwa ada hubungan antarvariabel yang


mana koefisien korelasi dapat mencapainya.

• Penelitian korelasi harus memperhitungkan manfaatnya jika variabel yang


muncul tersebut kompleks, dan peneliti tidak mungkin bisa melakukan
kontrol dan memanipulasi variabel-variabel itu.

• Apabila dalam penelitian memungkinkan untuk melakukan pengukuran


beberapa variabel dan hubungan yang ada dalam setting yang realistis. Dan
alasan penting lain yaitu bahwa penelitian korelasi tepat dilakukan, bila
salah satu tujuan penelitian adalah untuk mencapai formula prediksi, yaitu
keadaan yang menunjukkan terdapatnya asumsi hubungan antar variabel.
Desain Penelitian Korelasional menurut Creswell
Creswell (2008) menyatakan hanya ada dua desain utama penelitian korelasional
yaitu eksplanatori (explanatory) dan prediksi (prediction).

1. Explanatory Research Design (Rancangan Penelitian Penjelasan)

Desain korelasional di mana peneliti tertarik dalam dua variabel (atau lebih) bervariasi, yaitu di mana
perubahan dalam satu variabel merefleksi perubahan variabel lain.
Karakteristik desain eksplanatori adalah:
• Peneliti mengkorelasikan dua variabel atau lebih dan melaporkan uji statistik korelasi dan menyebutkan
penggunaan beberapa variabel.
• Peneliti mengumpulkan data pada satu titik waktu. Bukti untuk prosedur ini akan ditemukan dalam
administrasi instrumen "in one sitting" kepada siswa.
• Peneliti menganalisis semua peserta sebagai satu kelompok.
• Peneliti memperoleh setidaknya dua nilai untuk setiap individu dalam kelompok-satu untuk setiap
variabel.
• Para peneliti membuat interpretasi atau menarik kesimpulan dari hasil uji statistik.
• Desain penelitian eksplanatori adalah desain korelasional yang peneliti tertarik
pada sejauh mana dua variabel (atau lebih) bersama-bervariasi/co-vary, yaitu,
bahwa perubahan dalam satu variabel tercermin dalam perubahan yang lain.

• Desain penelitian eksplanatori terdiri dari asosiasi yang sederhana antara dua
variabel (misalnya, rasa humor dan kinerja dalam bidang drama) atau lebih dari
dua (misalnya, tekanan dari teman atau perasaan isolasi yang berkontribusi
terhadap pesta).

• Penelitian ini dilakukan dalam suatu usaha memperoleh pemahaman faktor-faktor


atau variabel yang berhubungan dengan variabel yang kompleks.
• Dalam penelitian korelasi sederhana ini hubungan antar
variabel tersebut ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi.
Nilai koofisien korelasi merupakan suatu alat statistik yang
digunakan untuk membantu peneliti dalam memahami
tingkat hubungan tersebut.

• Nilai koefisien bervariasi dari -1,00 sampai +1,00 diperoleh


dengan menggunakan teknik statistik tertentu sesuai dengan
karakter dari data masing-masing variabel.
2. The Prediction Design (Rancangan Penelitian Prediksi)
Prediktor adalah variabel yang digunakan untuk membuat prediksi tentang
hasil dalam penelitian korelasional. Hasil prediksinya itu disebut kriteria
variabel.

Berikut adalah struktur rancangan dari penelitian prediksi, antara lain.


1. Para penulis biasanya memasukan kata ‘prediksi’ di dalam judul.\
2. Para peneliti biasanya mengukur variabel prediktor pada satu titik
waktu dan variabel kriteria pada suatu titik waktu selanjutnya.
3. Para peneliti memperkirakan kinerja masa depan.
• Dalam sebuah desain prediksi, peneliti berusaha untuk mengantisipasi
hasil-hasil dengan menggunakan variabel-variabel tertentu sebagai alat
prediksi, bukan hanya berkaitan dengan dua variabel pada suatu waktu
atau kompleks seperti dalam contoh terakhir.

• Tujuan dari desain prediksi adalah untuk mengidentifikasi variabel yang


akan memprediksi hasil atau kriteria. Dalam bentuk penelitian, penyelidik
mengidentifikasi satu atau lebih variabel prediktor dan kriteria ( hasil)
variabel. Sebuah variabel prediksi adalah variabel yang digunakan untuk
membuat ramalan tentang hasil penelitian pada penelitian korelasi.

• Penelitian korelasi jenis ini memfokuskan pada pengukuran terhadap satu


variabel atau lebih yang dapat dipakai untuk memprediksi atau meramal
kejadian di masa yang akan datang atau variabel lain (Borg & Gall dalam
Abidin, 2010).
• Perbedaan yang utama antara penelitian relasional dan penelitian jenis ini terletak pada
asumsi yang mendasari hubungan antar variabel yang diteliti.

• Bila variabel mempunyai hubungan yang signifikan, skor pada satu variabel dapat dipakai
untuk memprediksikan skor pada variabel yang lainnya.

• Bila beberapa variabel prediktor masing-masing mempunyai hubungan dengan suatu variabel
kriteria, prediksi yang didasarkan pada kombinasi dari beberapa variabel tersebut akan lebih
akurat daripada didasarkan hanya pada salah satu darinya.

• Penelitian korelasional dapat digunakan untuk melakukan studi tentang prediksi dari
hubungan suatu variabel dengan variabel lainnya. Misalnya, apakah prestasi belajar di SD
yang tinggi berkorelasi dengan prestasi belajar di SMP, lalu dapatkah nantinya diprediksi jika
seseorang berprestasi di SD akan berprestasi di SMP?
Desain Penelitian Korelasional menurut Shaughnessy dan
Zechmeinter
Penelitian korelasional mempunyai berbagai jenis rancangan. Shaughnessy dan
Zechmeinter (dalam Emzir, 2009:48-51), yaitu:
1. Korelasi Bivariat
• Rancangan penelitian korelasi bivariat adalah suatu rancangan penelitian yang
bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara dua variabel.
• Hubungan antara dua variabel diukur.

Hubungan tersebut mempunyai tingkatan dan arah. Tingkat hubungan (bagaimana


kuatnya hubungan) biasanya diungkapkan dalam angka antar -1,00 dan +1,00, yang
dinamakan koefisien korelasi.
Korelasi zero (0) mengindikasikan tidak ada hubungan. Koefisien korelasi yang
bergerak ke arah -1,00 atau +1,00, merupakan korelasi sempurna pada kedua
ekstrem (Emzir, 2009:48).
2. Regresi dan Prediksi
• Jika terdapat korelasi antara dua variabel dan kita mengetahui skor
pada salah satu variabel, skor pada variabel kedua dapat
diprediksikan. Regresi merujuk pada seberapa baik kita dapat
membuat prediksi ini. Sebagaimana pendekatan koefisien korelasi
baik -1,00 maupun +1,00, prediksi kita dapat lebih baik.
• Regresi merujuk pada seberapa baik peneliti bisa membuat prediksi
semacam ini.
3. Regresi Jamak (Multiple Regresion)
• Regresi jamak merupakan perluasan regresi dan prediksi sederhana
dengan penambahan beberapa variabel. Kombinasi beberapa
variabel ini memberikan lebih banyak kekuatan kepada kita untuk
membuat prediksi yang akurat.
• Apa yang kita prediksikan disebut variabel kriteria (criterion
variable). Apa yang kita gunakan untuk membuat prediksi,
variabel-variabel yang sudah diketahui disebut variabel prediktor
(predictor variables).
4. Analisis Faktor
• Prosedur statistik ini mengidentifikasi pola variabel yang ada.
Sejumlah besar variabel dikorelasikan dan terdapatnya
antarkorelasi yang tinggi mengindikasikan suatu faktor penting
yang umum.
• Sebagai contoh, peneliti dapat mengukur sejumlah besar aspek
kesehatan fisik, mental, emosi, dan spiritual.
5. Rancangan korelasional yang digunakan untuk menarik
kesimpulan kausal
• Terdapat dua rancangan yang dapat digunakan untuk membuat
pernyataan-pernyataan tentang sebab dan akibat menggunakan
metode korelasional. Rancangan tersebut adalah rancangan analisis
jalur (path analysis design) dan rancangan panel lintas-akhir
(cross-lagged panel design)
• Analisis jalur digunakan untuk menentukan mana dari sejumlah
jalur yang menghubungkan satu variabel dengan variabel lainnya.
Sedangkan desain panel lintas akhir mengukur dua variabel pada
dua titik sekaligus.
6. Analisis sistem (System Analysis)
• Desain ini melibatkan penggunaan prosedur matematik yang
kompleks/rumit untuk menentukan proses dinamik, seperti
perubahan sepanjang waktu, jerat umpan balik serta unsur dan
aliran hubungan.
• Analisis sistem melibatkan penggunaan prosedur matemetik yang
kompleks atau rumit guna menentukan proses dinamik, mislanya
seperti perubahan sepanjang waktu, jerat umpan balik, serta aliran
dan unsur hubungan.
Langkah Penelitian Korelasional
Langkah-langkah tesebut penelitian ini antara lain secara umum menurut Mc Milan dan Schumaker (2003),
yaitu
1. Penentuan masalah
• Dewey (dalam Syamsuddin dan Vismaia, 2009:42) menyatakan masalah dalam penelitian merupakan
kesenjangan antara yang diharapkan dengan kenyataan yang ada atau sesuatu yang dijadikan target yang
telah ditetapkan oleh peneliti, tetapi target tersebut tidak tercapai. Disetiap penelitian langkah awal yang
harus dilakukan peneliti adalah menentukan masalah penelitian yang akan menjadi fokus studinya.

• Ciri-ciri permasalahan yang layak diteliti adalah yang dapat diteliti (researchable), mempunyai kontribusi
atau kebermanafaatan bagi banyak pihak, dapat didukung oleh data empiris serta sesuai kemampuan dan
keinginan peneliti (Sukardi, 2004:27-28).

• Dalam penelitian korelasional, masalah yang dipilih harus mempunyai nilai yang berarti dalam pola
perilaku fenomena yang kompleks yang memerlukan pemahaman. Disamping itu, variabel yang
dimasukkan dalam penelitian harus didasarkan pada pertimbangan, baik secara teoritis maupun nalar,
bahwa variabel tersebut mempunyai hubungan tertentu. Hal ini biasanya dapat diperoleh berdasarkan
hasil penelitian sebelumnya.
2. Peninjauan Masalah atau Studi Kepustakaan

• Setelah penentuan masalah, kegiatan penelitian yang penting


adalah studi kepustakaan yang menjadi dasar pijakan untuk
memperoleh landasan teori, kerangka pikir dan penentuan dugaan
sementara sehingga peneliti dapat mengerti, mengalokasikan,
mengorganisasikan, dan menggunakan variasi pustaka dalam
bidangnya.

• Macam-macam sumber untuk memperoleh teori yang berkaitan


dengan masalah yang diteliti adalah dari jurnal, laporan hasil
penelitian, majalah ilmiah, surat kabar, buku yang relevan, hasil-
hasil seminar, artikel ilmiah dan narasumber.
3. Sampel dan Pemilihan Instrumen
• Sampel untuk studi korelasional dapat dipilih dengan memakai
metode sampling yang bisa diterima, dan 30 subjek dirasa sebagai
ukuran sampel minimal yang bisa diterima.

• Dalam suatu penilitian, merupakan hal penting untuk memilih dan
mengembangkan pengukuran yang reliabel dan valid terhadap
suatu variabel yang hendak diteliti. Bila variabel tidak memadai
dikumpulkan, maka koefisien korelasi yang diperoleh akan
mewakili estimasi tingkat korelasi yang kurang bahkan tidak akurat.

• Kemudian bila pengukuran yang dilakukan tidak secara nyata


benar-benar mengukur variabel yang diinginkan, maka koefisien
yang dihasilkan tidak akan mengindikasikan hubungan yang
diinginkan.
4. Desain dan Prosedur
• Desain korelasional dasar sangatlah sederhana; 2 atau lebih skor
yang didapatkan dari setiap jumlah sampel yang dipilih, 1 skor
untuk setiap variabel yang diteliti, dan skor berpasangan kemudian
dikorelasikan.

• Koefisien korelasi yang diperoleh mengindikasikan tingkatan atau


derajat hubungan antara kedua variabel tersebut. Penelitian yang
berbeda menyelidiki sejumlah variabel, dan beberapa penggunaan
prosedur statistik yang kompleks, namun desain dasar tetaplah
sama dalam semua penelitian korelasional
5. Pengumpulan data
• Berbagai jenis instrumen dapat digunakan untuk mengukur dan
mengumpulkan data masing-masing variabel, seperti angket, tes,
pedoman interview dan pedoman observasi, tentunya disesuaikan
dengan kebutuhan.

• Data yang dikumpulkan dengan instrumen-instrumen tersebut


harus dalam bentuk angka.
6. Analisis data

Pada dasarnya, analisis dalam penelitian korelasional dilakukan dengan cara mengkorelasikan hasil
pengukuran suatu variabel dengan hasil pengukuran variabel lain.

• Dalam penelitian korelasional, teknik korelasi bivariat, sesuai dengan jenis datanya, digunakan
untuk menghitung tingkat hubungan antara variabel yang satu dengan yang lain. Sedang dalam
penelitian prediktif, teknik yang digunakan adalah analisis regresi untuk mengetahui tingkat
kemampuan prediktif variabel prediktor terhadap variabel kriteria.

• Jika 2 variabel dikorelasikan maka hasilnya yaitu koefisien korelasi. Suatu koefisien korelasi
dalam bentuk angka desimal, antara 0,00 dan + 1,00, atau 0,00 dan – 1,00, yang
mengindikasikan tingkat atau derajat hubungan antara 2 variabel.

• Interpretasi data pada penelitian korelasional adalah bila dua variabel hubungkan maka akan
menghasil koefisen korelasi dengan simbol (r). Hubungan variabel tersebut dinyatakan dengan
nilai dari -1 samapai +1. Nilai (-) menunjukan korelasi negatif yang variabelnya saling bertolak
belakang dan nilai (+) menunjukkan korelasi positif yang variabelnya saling mendekati ke arah
yang sama (Syamsudin dan Vismaia, 2009:25).
Kesalahan dalam Penelitian Korelasional

• Peneliti memilih statistik yang tidak tepat


• Peneliti berasumsi bahwa korelasi merupakan bukti sebab akibat
• Peneliti bertumpu pada pendekatan sekali tembak (shotgun approach)
• Peneliti tidak melakukan studi validitas silang
• Peneliti menggunakan analisis bivariat ketika multivariat yang lebih
tepat
• Peneliti salah tafsir terhadap signifikansi praktis atau statistik dalam
suatu studi.
• Peneliti menggunakan analisis jalur atau LISER tanpa peninjauan
asumsi-asumsi (teori)
• Peneliti gagal menentukan suatu variabel kausal penting dalam
perencanaan suatu analisis jalur
• Melakukan kesalahan penafsiran hasil statistik
Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Korelasional
Penelitian korelasional mempunyai kelebihan antara lain yaitu:
1. kemampuannya untuk menyelidiki hubungan antara beberapa variabel
secara bersama-sama (simultan); dan

2. penelitian korelasional juga mampu memberikan informasi tentang


derajat kekuatan hubungan antara variabel-variabel yang diteliti.
Selanjutnya, penelitian ini bermanfaat untuk mengatasi masalah yang
berkaitan dengan bidang pendidikan, sosial, ekonomi.

3. Penelitian korelasional ini juga memungkinkan untuk menyelidiki


beberapa variabel yang diselidiki secara intensif dan penelitian ini bisa
melakukan analisis prediksi tanpa membutuhkan sampel yang besar.
Sedangkan, untuk kelemahan penelitian korelasional diantaranya:
1. Hasilnya hanya mengidentifikasi sesuatu sejalan dengan sesuatu,
tidak harus menunjukkan saling hubungan yang bersifat kausal;

2. Bila dibandingkan dengan penelitian eksperimental, penelitian


korelasional ini kurang tertib dan ketat, karena kurang melakukan
pengontrolan terhadap variabel-variabel bebasnya;

3. Pola saling berhubungan itu sering tidak menentu dan kabur atau
kurang jelas; sering merangsang penggunanya sebagai semacam
short-gun approach, yaitu memasukan berbagai data tanpa
melakukan pemilihan dan menggunakan setiap interpretasi yang
berguna atau bermakna.
Contoh
• Korelasi sejajar
Peneliti bermaksud untuk mengetahui apakah ada hubungan antara
usia dengan kesehatan penduduk. Peneliti hanya mengumpulkan data
usia dan kesehatan penduduk saja. Dalam hal ini, peneliti ingin tahu
apakah tingginya usia sejajar dengan kesehatan.

• Korelasi sebab-akibat
Peneliti bermaksud untuk mengetahui apa ada hubungan antara
tingkat pendidikan penduduk dengan tingginya penghasilan. Peneliti
mempunyai asumsi perkiraan, jika seseorang sempat mendapatkan
pendidikan yang tinggi maka diharapkan mendapatkan pekerjaan
yang mapan dan gaji yang lumayan.
Penelitian kausal komparatif
Pengertian

• Studi kausal-komperatif adalah suatau penelitian yang dilakukan untuk


menggambarkan skema hubungan dan pengaruh yang lebih dalam dari dua
tau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang diteliti.

• Gay (dikutip Emzir, 2010:119) mengemukakan bahwa studi kausal


komparatif atau ex post facto adalah penelitian yang berusaha menentukan
penyebab atau alasan, untuk keberadaan perbedaan dalam perilaku atau
status dalam kelompok individu.

• Menurut Hamid Darmani (2011;171), penelitian kausal komparatif adalah


penelitian pada mana penelitian berusaha untuk menemukan penyebab
atau alasan dari perbedaan yang ada dari tingkah laku atau status
kelompok atau individual
Tujuan

• Tujuan penelitian kausal-komperatif adalah untuk menyelidiki


kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara : berdasar atas
pengamatan terhadap akibat yang ada mencari kembali faktor yang
mungkin terjadi penyebab melalui data tertentu.
Karakteristik
• Penelitian kausal komparatif bersifat ex post facto, artinya data
dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan
berlangsung (lewat).

• Peneliti mengambil satu atau lebih akibat (sebagai “dependent


variable”) dan menguji data itu dengan menelusuri kembali ke masa
lampau untuk mencari sebab-sebab, saling hubungan, dan
maknanya

• Cenderung mengandalkan data kuantitatif.


Langkah-langkah

Menurur Emzir (2010:125) penelitian kausal komparatif dilakukan


dalam lima tahap yakni :

(1) merumuskan masalah,


(2) menentukan kelompok yang memiliki karakteristik yang ingin
diteliti,
(3) pemilihan kelompok pembanding,
(4) pengumpulan data, dan
(5) analisis data.
Sementara itu, terdapat pula langkah-langkah pokok dalam studi
kausal komparatif sebagai berikut :

• Definisikan masalah. • Rancang cara pendekatannya:


• Lakukan penelaahan • Validasikan teknik untuk
keperpustakaan. mengumpulkan data itu, dan
• Rumuskan hipotesis-hipotesis. interpretasikan hasilnya
• Rumuskan asumsi-asumsi dalam cara yang jelas dan
yang mendasari hipotesis- cermat.
hipotesis itu serta prosedur- • Kumpulkan dan analisis data.
prosedur yang akan • Susun laporannya.
digunakan.
Sedangkan menurut Hamid Hamdani (2011: 172-174), langkah-
langkah melakukan penelitian kausal komparatif adalah :

1. Desain dan prosedur


2. Prosedur pengontrolan
3. Matching
4. Membandingkan kelompok-kelompok homogeny
5. Analisis Kovarians
6. Analisis Data dan Interpretasi
Desain Penelitian Kausal Komparatif

• Menurut gay (1981:200-201) desain dasar penelitian kausal


komparatif adalah sangat sederhana. Walaupun variabel bebas
tidak dimanipulasi, ada prosedur control yang dapat diterapkan.
Studi kausal komparatif juga melibatkan variasi teknik statistik
yang luas.
Kerangka metode kausal-komparatif
Contoh-contoh Metode Penelitian Kausal Komparatif

• Penelitian mengenai faktor-faktor yang menjadi ciri-ciri pribadi yang gampang dan tidak
gampang mendapat kecelakaan dengan menggunakan data yang berwujud catatan –
catatan yang ada pada perusahaan asuransi.
• Mencari pola tingkah laku dan prestasi belajar yang berkaitan dengan perbedaan umur
pada waktu masuk sekolah, dengan cara menggunakan data deskriptif mengenai tingkah
laku dan skor test prestasi belajar yang terkumpul sampai anak-anak yang bersangkutan
kelas VI SD.
• Penelitian untuk menentukan ciri-ciri guru yang efektif dengan mempergunakan data yang
berupa catatan mengenai sejarah pekerjaan selengkap mungkin.
• Misalnya seorang dosen mata kuliah berbicara mewajibkan mahasiswa tingkat I jurusan
bahasa Indonesia dihadapan teman-temannya. Diketahui ternyata ada lancar dan ada yang
tidak, khususnya dalam menggunakan bahasa Indonesia, padahal mereka padahal
mahasiswa jurusan bahasa Indonesia. Dapat digunakan judul “Pengaruh Bahasa Ibu,
Lingkungan di Luar Rumah, dan Pelajaran Bahasa Indonesia di SMA terhadap Kemahiran
Berpidato Mahasiswa Tingkat I Jurusan Bahasa Indonesia”.
1. Identifikasi masalah:
Penelitian beranggapan bahwa ada hubungan kausal antara ketiga faktor pada judul diatas
terhadap kemahiran berpidato. Pelajaran bahasa Indonesia di SMA berpengaruh terhadap
kemahiran.

2. Variabel bebas :
• Bahasa ibu
• Lingkungan di luar rumah
• Pelajaran bahasa indonesia di SMA

3. Variabel terikat : Kemahiran berpidato

4. Rumusan Masalah: “Apakah faktor-faktor bahasa ibu, lingkungan di luar rumah, dan
pelajaran bahasa indonesia di SMA berpengaruh terhadap kemahiran berpidato”.

5. Hipotesis : “faktor-faktor bahasa ibu, lingkungan di luar rumah, dan pelajaran bahasa
indonesia di SMA berpengaruh secara signifikan terhadap kemahiran berpidato mahasiswa
jurusan bahasa indonesia.
Keunggulan-keunggulan Metode Penelitian Kausal Komparatif

• Metode kausal-komperatif adalah baik untuk keadaan kalau


metode yang lebih kuat, yaitu eksperimental, tak dapat digunakan

• Apabila tidak selalu mengkin untuk memilih, mengontrol, dan


memanipulasi faktor-faktor yang perlu untuk menyelidiki
hubungan sebab-akibat secara langsung.

• Apabila pengontrolan terhadap semua variabel kecuali variabel


bebas sangat tidak realistik dan dibuat-buat, yang mencegah
interaksi normal dengan lain-lain variabel yang berpengaruh.
• Apabila kontrol di laboratorium untuk berbagai tujuan
penelitian dalah tidak praktis, terlalu mahal, atau dipandang
dari segi etika diragukan/dipertanyakan.

• Studi kausal-komperatif menghasilkan informasi yang sangat


berguna mengenai sifat-sifat gejala yang dipersoalkan: apa
yang sejalan dengan apa, dalam kondisi apa, pada perurutan
dan pola yang bagaimana, dan sejanis dengan itu.

• Perbaikan-perbaikan dalam hal teknik, metode statistik, dan


rancangan ddengan kontrol parsial, pada akhir-akhir ini telah
membuat studi kausal-komperatif itu lebih dapat
dipertanggung jawabkan.
Kelemahan-kelemahan Metode Penelitian Kausal Komparatif
• Tidak adanya kontrol terhadap variabel bebas.

• Sukar untuk memperoleh kepastian bahwa faktor-faktor penyebab yang relevan telah
benar-benar tercakup dalam kelompok faktor-faktor yang sedang diselidiki.

• Kenyataan bahwa faktor penyebab bukanlah faktor tunggal, melainkan kombinasi dan
interaksi antara berbagai faktor dalam kondisi tertentu untuk menghasilkan efek nyang
disaksikan, menyebabkan soalnya sangat kompleks.

• Suatu gejala mungkin tidak hanya merupakan akibat dari sebab-sebab ganda, tetapi dapat
pula disebabkan oleh sesuatu sebab pada kejadian tertentu dan oleh lain sebab pada
kejadian lain.

• Apabila saling hubungan antara dua variabel telah diketemukan, mungkin sukar untuk
menentukan mana yang sebab dan mana yang akibat.
• Kenyataan bahwa dua, atau lebih, faktor saling berhubungan tidak mesti
memberi implikasi adanya hubungan sebab-akibat. Kenyataan itu mungkin
hanyalah karena faktor-faktor tersebut berkaitan dengan faktor lain yang tidak
diketahui atau tidak terobservasi.

• Menggolong-golongkan subjek ke dalam kategori dikotomi (misalnya golongan


pandai dan golongan bodoh) untuk tujuan perbandingan, menimbulkan
persoalan-persoalan, karena kategori-kategori semacam itu sifatnya kabur,
bervariasi, dan tidak mantap. Seringkali penelitian yang demikian itu tidak
menghasilkan penemuan yang berguna.

• Studi komperatif dalam situasi alami tidak memungkinkan pemilihan subjek


secara terkontrol. Menempatkan kelompok yang telah ada yang mempunyai
kesamaan dalam berbagai hal kecuali dalam hal dihadapkannya kepada variabel
bebas adalah sangat sukar
Kausal komparatif Korelasional

Komparasi artinya membandingkan, yaitu Sedangkan korelasi artinya menghubungkan


membandingkan seberapa besar tingkat perbedaan (hubungan), yaitu seberapa erat hubungan antara satu
antara satu hal dengan hal lainnya. hal dengan hal lainnya.
Penelitian komparasi dapatdilakukan untuk Penelitian korelasi menyatakan kuat lemahnya
membandingkan antara dua hal yang berbeda atau hubungan antara dua hal atau lebih, ke arah mana
tidak ada hubungan sama sekali hubungan tersebut (positif atau negatif). Penelitian ini
dapat digunakan untuk menyelidiki hubungan dan
memperkirakan.
Contohnya, perbedaan lama sembuhnya penyakit yang Contohnya kita akan menyelidiki hubungan antara
diobati dengan obat B dibanding dengan obat A. Antara tingkat percaya diri siswa terhadap hasil belajar
A dan B tidak ada hubungan sama sekali, bahkan obat A (contoh studi hubungan) dan menyelidiki atau
dan B diberikan pada pasien yang berbeda, dengan memprediksi seorang siswa dapat sukses atau tidak di
intensitas pengobatan yang sama dan yang akan perguruan tingggi dengan melihat peringkat di SMA,
dievaluasi adalah kecepatan sembuhnya. nilai mapel-mapel tertentu,ranking paralel, akreditasi
Penelitian komparasi juga dapat dilakukan untuk sekolah dan lain-lain.
membandingkan antara keadaan sebelum dan sesudah
diberi perlakuan pada suatu sampel yang sama.
Misalnya, disebuah kampung kita ambil sampel ibu-
ibu. Kelompok yang akan diteliti sama, yaitu ibu-ibu
dikampung A, akan kita ukur kadar gula darah sebelum
dan sesudah diberi penyuluhan.

Anda mungkin juga menyukai