Korelasional dan
Kausal-Komparatif
• Maya Cindiati
(162154110)
• Ainul Bashiroh
(162154143)
• Chris Ramdhani
Pratama
Kelompok 3
Penelitian Korelasional
Pengertian Penelitian Korelasional
• Penelitian korelasi atau korelasional adalah suatu penelitian untuk
mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau
lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut sehingga
tidak terdapat manipulasi variabel (Faenkel dan Wallen, 2008:328).
Desain korelasional di mana peneliti tertarik dalam dua variabel (atau lebih) bervariasi, yaitu di mana
perubahan dalam satu variabel merefleksi perubahan variabel lain.
Karakteristik desain eksplanatori adalah:
• Peneliti mengkorelasikan dua variabel atau lebih dan melaporkan uji statistik korelasi dan menyebutkan
penggunaan beberapa variabel.
• Peneliti mengumpulkan data pada satu titik waktu. Bukti untuk prosedur ini akan ditemukan dalam
administrasi instrumen "in one sitting" kepada siswa.
• Peneliti menganalisis semua peserta sebagai satu kelompok.
• Peneliti memperoleh setidaknya dua nilai untuk setiap individu dalam kelompok-satu untuk setiap
variabel.
• Para peneliti membuat interpretasi atau menarik kesimpulan dari hasil uji statistik.
• Desain penelitian eksplanatori adalah desain korelasional yang peneliti tertarik
pada sejauh mana dua variabel (atau lebih) bersama-bervariasi/co-vary, yaitu,
bahwa perubahan dalam satu variabel tercermin dalam perubahan yang lain.
• Desain penelitian eksplanatori terdiri dari asosiasi yang sederhana antara dua
variabel (misalnya, rasa humor dan kinerja dalam bidang drama) atau lebih dari
dua (misalnya, tekanan dari teman atau perasaan isolasi yang berkontribusi
terhadap pesta).
• Bila variabel mempunyai hubungan yang signifikan, skor pada satu variabel dapat dipakai
untuk memprediksikan skor pada variabel yang lainnya.
• Bila beberapa variabel prediktor masing-masing mempunyai hubungan dengan suatu variabel
kriteria, prediksi yang didasarkan pada kombinasi dari beberapa variabel tersebut akan lebih
akurat daripada didasarkan hanya pada salah satu darinya.
• Penelitian korelasional dapat digunakan untuk melakukan studi tentang prediksi dari
hubungan suatu variabel dengan variabel lainnya. Misalnya, apakah prestasi belajar di SD
yang tinggi berkorelasi dengan prestasi belajar di SMP, lalu dapatkah nantinya diprediksi jika
seseorang berprestasi di SD akan berprestasi di SMP?
Desain Penelitian Korelasional menurut Shaughnessy dan
Zechmeinter
Penelitian korelasional mempunyai berbagai jenis rancangan. Shaughnessy dan
Zechmeinter (dalam Emzir, 2009:48-51), yaitu:
1. Korelasi Bivariat
• Rancangan penelitian korelasi bivariat adalah suatu rancangan penelitian yang
bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara dua variabel.
• Hubungan antara dua variabel diukur.
• Ciri-ciri permasalahan yang layak diteliti adalah yang dapat diteliti (researchable), mempunyai kontribusi
atau kebermanafaatan bagi banyak pihak, dapat didukung oleh data empiris serta sesuai kemampuan dan
keinginan peneliti (Sukardi, 2004:27-28).
• Dalam penelitian korelasional, masalah yang dipilih harus mempunyai nilai yang berarti dalam pola
perilaku fenomena yang kompleks yang memerlukan pemahaman. Disamping itu, variabel yang
dimasukkan dalam penelitian harus didasarkan pada pertimbangan, baik secara teoritis maupun nalar,
bahwa variabel tersebut mempunyai hubungan tertentu. Hal ini biasanya dapat diperoleh berdasarkan
hasil penelitian sebelumnya.
2. Peninjauan Masalah atau Studi Kepustakaan
Pada dasarnya, analisis dalam penelitian korelasional dilakukan dengan cara mengkorelasikan hasil
pengukuran suatu variabel dengan hasil pengukuran variabel lain.
• Dalam penelitian korelasional, teknik korelasi bivariat, sesuai dengan jenis datanya, digunakan
untuk menghitung tingkat hubungan antara variabel yang satu dengan yang lain. Sedang dalam
penelitian prediktif, teknik yang digunakan adalah analisis regresi untuk mengetahui tingkat
kemampuan prediktif variabel prediktor terhadap variabel kriteria.
• Jika 2 variabel dikorelasikan maka hasilnya yaitu koefisien korelasi. Suatu koefisien korelasi
dalam bentuk angka desimal, antara 0,00 dan + 1,00, atau 0,00 dan – 1,00, yang
mengindikasikan tingkat atau derajat hubungan antara 2 variabel.
• Interpretasi data pada penelitian korelasional adalah bila dua variabel hubungkan maka akan
menghasil koefisen korelasi dengan simbol (r). Hubungan variabel tersebut dinyatakan dengan
nilai dari -1 samapai +1. Nilai (-) menunjukan korelasi negatif yang variabelnya saling bertolak
belakang dan nilai (+) menunjukkan korelasi positif yang variabelnya saling mendekati ke arah
yang sama (Syamsudin dan Vismaia, 2009:25).
Kesalahan dalam Penelitian Korelasional
3. Pola saling berhubungan itu sering tidak menentu dan kabur atau
kurang jelas; sering merangsang penggunanya sebagai semacam
short-gun approach, yaitu memasukan berbagai data tanpa
melakukan pemilihan dan menggunakan setiap interpretasi yang
berguna atau bermakna.
Contoh
• Korelasi sejajar
Peneliti bermaksud untuk mengetahui apakah ada hubungan antara
usia dengan kesehatan penduduk. Peneliti hanya mengumpulkan data
usia dan kesehatan penduduk saja. Dalam hal ini, peneliti ingin tahu
apakah tingginya usia sejajar dengan kesehatan.
• Korelasi sebab-akibat
Peneliti bermaksud untuk mengetahui apa ada hubungan antara
tingkat pendidikan penduduk dengan tingginya penghasilan. Peneliti
mempunyai asumsi perkiraan, jika seseorang sempat mendapatkan
pendidikan yang tinggi maka diharapkan mendapatkan pekerjaan
yang mapan dan gaji yang lumayan.
Penelitian kausal komparatif
Pengertian
• Penelitian mengenai faktor-faktor yang menjadi ciri-ciri pribadi yang gampang dan tidak
gampang mendapat kecelakaan dengan menggunakan data yang berwujud catatan –
catatan yang ada pada perusahaan asuransi.
• Mencari pola tingkah laku dan prestasi belajar yang berkaitan dengan perbedaan umur
pada waktu masuk sekolah, dengan cara menggunakan data deskriptif mengenai tingkah
laku dan skor test prestasi belajar yang terkumpul sampai anak-anak yang bersangkutan
kelas VI SD.
• Penelitian untuk menentukan ciri-ciri guru yang efektif dengan mempergunakan data yang
berupa catatan mengenai sejarah pekerjaan selengkap mungkin.
• Misalnya seorang dosen mata kuliah berbicara mewajibkan mahasiswa tingkat I jurusan
bahasa Indonesia dihadapan teman-temannya. Diketahui ternyata ada lancar dan ada yang
tidak, khususnya dalam menggunakan bahasa Indonesia, padahal mereka padahal
mahasiswa jurusan bahasa Indonesia. Dapat digunakan judul “Pengaruh Bahasa Ibu,
Lingkungan di Luar Rumah, dan Pelajaran Bahasa Indonesia di SMA terhadap Kemahiran
Berpidato Mahasiswa Tingkat I Jurusan Bahasa Indonesia”.
1. Identifikasi masalah:
Penelitian beranggapan bahwa ada hubungan kausal antara ketiga faktor pada judul diatas
terhadap kemahiran berpidato. Pelajaran bahasa Indonesia di SMA berpengaruh terhadap
kemahiran.
2. Variabel bebas :
• Bahasa ibu
• Lingkungan di luar rumah
• Pelajaran bahasa indonesia di SMA
4. Rumusan Masalah: “Apakah faktor-faktor bahasa ibu, lingkungan di luar rumah, dan
pelajaran bahasa indonesia di SMA berpengaruh terhadap kemahiran berpidato”.
5. Hipotesis : “faktor-faktor bahasa ibu, lingkungan di luar rumah, dan pelajaran bahasa
indonesia di SMA berpengaruh secara signifikan terhadap kemahiran berpidato mahasiswa
jurusan bahasa indonesia.
Keunggulan-keunggulan Metode Penelitian Kausal Komparatif
• Sukar untuk memperoleh kepastian bahwa faktor-faktor penyebab yang relevan telah
benar-benar tercakup dalam kelompok faktor-faktor yang sedang diselidiki.
• Kenyataan bahwa faktor penyebab bukanlah faktor tunggal, melainkan kombinasi dan
interaksi antara berbagai faktor dalam kondisi tertentu untuk menghasilkan efek nyang
disaksikan, menyebabkan soalnya sangat kompleks.
• Suatu gejala mungkin tidak hanya merupakan akibat dari sebab-sebab ganda, tetapi dapat
pula disebabkan oleh sesuatu sebab pada kejadian tertentu dan oleh lain sebab pada
kejadian lain.
• Apabila saling hubungan antara dua variabel telah diketemukan, mungkin sukar untuk
menentukan mana yang sebab dan mana yang akibat.
• Kenyataan bahwa dua, atau lebih, faktor saling berhubungan tidak mesti
memberi implikasi adanya hubungan sebab-akibat. Kenyataan itu mungkin
hanyalah karena faktor-faktor tersebut berkaitan dengan faktor lain yang tidak
diketahui atau tidak terobservasi.