“Pendidikan IPS”
Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan IPS SD Kelas Tinggi yang
di ampu oleh ibu Yusra Nasution, S.Pd., M.Pd
Disusun Oleh
NIM : 1183311006
Kelas : Ekstensi G
Prodi/Jurusan : PGSD/PPSD
SEPTEMBER 2020
KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, karena masih diberi kesempatan untuk
menyelesaikan Critical Book Report (CBR) ini sebagai pemenuhan tugas Matakuliah
Pendidikan IPS Kelas Tinggi. Ucapan terimakasih juga saya ucapkan kepada Ibu Yusra
Nasution, S.Pd., M.Pd selaku dosen pengampu matakuliah ini yang telah memberikan
pengarahan dalam menyelesaikan tugas CBR ini.
Saya menyadari masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya dalam Critical Book Report ini. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka saya
menerima segala masukan, saran, dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan Critical Book Report ini ataupun yang akan datang.
Akhir kata, saya berharap semoga Critical Book Report yang saya buat ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi bagi para pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................... ii
1.3 Manfaat................................................................................................................... 5
4.2 Saran..................................................................................................................... 42
LAMPIRAN ....................................................................................................................... 44
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Mengingat pentingnya Ilmu Pengetahuan Sosial dalam kehidupan, maka kita perlu
mengetahui dasar-dasar IPS terkhusus yang akan dipelajari di SD. Dengan melakukan
Critical Book Report pada suatu buku sangat penting untuk dilakukan, dari kegiatan ini lah
kita dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu buku. Dari mengkritik inilah kita jadi
mendapatkan informasi yang kompeten.
Pembuatan Critical Book Report ini merupakan salah satu dari 6 tugas yang wajib
diselesaikan oleh mahasiswa PGSD UNIMED baik secara individu maupun kelompok.
Pembuatan Critical Book Report ini mampu membekali mahasiswa dengan pengetahuan
menemukan kekurangan/kelebihan, dan apa yang menarik dari buku sehingga mampu
mempengaruhi cara berpikir dan menambah pemahaman tentang Ilmu Pengetahuan Sosial
tersebut. Selain itu, Critical Book Report ini dapat dijadikan acuan bagi para penulis agar
karya-karya selanjutnya dapat lebih sempurna dari sebelumnya.
Diharapkan dengan adanya Critical Book Report ini, mahasiswa dapat menambah
pengetahuan dan wawasan tentang pokok isi buku dan mampu berpikir lebih kritis dan
sistematis, sehingga kedepannya mahasiswa sebagai calon pendidik dapat mengaplikasikan
materi yang ada di dalam buku ini.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari Critical Book Report ini ialah :
4
3. Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh setiap
bab dari buku pertama
4. Mengetahui kelemahan dan kelebihan dari sebuah buku
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan CBR ini ialah :
1. Menambah pengetahuan tentang Ilmu Pengetahuan Sosial
2. Menambah pengetahuan tentang hubungan Ilmu Pengetahuan Sosial dengan
Kehidupan
3. Manjadi referensi dalam memilih sebuah buku
5
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
Filsafat dapat diartikan berpikir mendalam tentang data inderawi dan pengambilan
keputusan yang memihak kepada pihak yang lemah. Filsafat disebut juga ilmu pengetahuan
yang mencari hakekat dari berbagai fenomena kehidupan manusia. Filsafat pendidikan adalah
ilmu yang menyelidiki hakekat pelaksaan pendidikan yang bersangkut paut dengan tujuan,
latar belakang, cara dan hasilnya serta hakekat ilmu pendidikan yang berhubungan dengan
analisis kritis terhadap struktur dan kegunaan pendidikan itu sendiri.
Filsafat ilmu pendidikan dibedakan atas empat macam yaitu ontology (hakekat
substansi dan pola organisasi ilmu pendidikan), epistemology ( hakekat objek formal dan
material) , metodologi ( cara kerja dalam menyusun ilmu pendidikan), aksiologi ( nilai
kegunaan teoris dan praktis dari ilmu pendidikan).
Filsafat pendidikan ips pada dasarnya tidak berbeda dengan filsafat-filsafat ilmu
pendidikan lainnya. Karena filsafat pendidikan IPS juga merupakan filsafat praktik
pendidikan yaitu praktik tentang pendidikan ilmu-ilmu social agar para peserta didik mampu
memahami masalah-masalah social dan dapat mengatasinya serta mengambil keputusan yang
tepat terhadap masalah yang dihadapi dalam kehidupannya. Unsure dalam filsafat pendidikan
ips yang harus diteliti antara lain yaitu perkembangan social, kesadaran social, ideology
social, perjuangan social, perubahan social, pimpinan social.
6
3. IPS sebagai kritik kehidupan social
4. IPS sebagai pengembangan pribadi seseorang
IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri,
sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu
social maupun ilmu pendidikan. Dengan kata lain IPS mengikuti cara pandang yang bersifat
terpadu dari jumlah mata pelajaran seperti geografi, ekonomi, ilmu politik, ilmu hokum,
sejarah, antropologi, psikologi, sosiologi dan sebagainya. Hakekat IPS adalah telaah manusia
dengan dunianya. Tujuan pendidikan IPS ialah membina anak didik menjadi warga Negara
yang baik, yang memiliki pengetahuan dan kepedulian social yang berguna bagi masyarakat
dan Negara.
Bidang studi IPS yang masuk di Indonesia berasal dari amerika Serikat, yang di
Negara asalnya disebut social studies. Pemasukan Sosial Studies ke dalam kurikulum sekolah
dilatar belakangi oleh reaksi para pakar ilmu social terhadap situasi social di inggris dan
dilatarbelakangi oleh keinginan para pakar pendidikan agar para siswa menjadi warga Negara
yang baik dan dapat hidup bermasyarakat secara seimbang.
Pertumbuhan IPS di Indonesia tidak terlepas dari situasi kacau termasuk dalam bidang
pendidikan, sebagai akibat pemberontakan G30S/PKI. Perkembangan IPS di Indonesia dilatar
belakang oleh beberapa hal yaitu :
1. Pengalaman hidup masa lampau dengan pengalaman socialnya yang labil memerlukan
masa depan yang lebih mantap dan utuh.
2. Laju perkembangan pendidikan, teknologi dan budaya Indonesia memerlukan
kebijakan pendidikan pengajaran yang seirama dengan laju perkembangan tersebut.
3. Agar output pendidikan persekolahan benar-benar lebih relavan dengan tuntunan
masyarakat.
Segi lain yang menyebabkan dikembangkannya kurikulum IPS sebagai mata pelajaran
wajib adalah menyiapkan peserta didik apabila terjun kedalam kehidupan masyarakat. Sejak
diberlakukannya kurikulum 1964 sampai kurikulum 1968, program pengajaran ilmu-ilmu
social masih menggunakan pendekatan tradisional. Terkait dengan pengembangan IPS, Prof
Dr. Soeprtinah Pakasi memberikan pedoman pelatihan keterampilan secara khusus dan
didampingi oleh seorang regu dosen jurusan sejarah, geografi dan ekonomi.
7
Pada tahun 1972, Badan Penelitian Pendidikan mengadakan pertemuan dan
menyepakati mata pelajaran kemasyarakatan seperti sejarah, geografi, ekonomi dan lainnya
dikelompokkan dan dipadukan dalam satu bidang studi dengan nama ilmu pengetahuan social
(IPS). Pendidikan IPS dalam kurikulum 1964 dibedakan menjadi dua kelompok mata
pelajaran yaitu kelompok dasar dan kelompok cipta. Kelompok dasar terdiri dari sejarah
Indonesia dan Geografi Indonesia. Sedangkan kelompok cipta terdiri dari sejarah dunia dan
geografi dunia.
Jika dalam kurikulum sebelumnya disebutkan nama disiplin ilmu-ilmu social sebagai
nama mata pelajaran dalam kurikulum 1975 digunakan nama Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Untuk jenjang MI/SD mata pelajaran IPS menggunakan pendekatan sesuai dengan ide IPS
sedangkan untuk jenjang MTs/SMP menggunakan pendekatan terpisah. Untuk kurikulum IPS
jenjang pendidikan menengah IPS meliputi geografi dan kependudukan, sejarah, antropologi
budaya, ekonomi dan koperasi serta tata buku dan hitung dagang.
Jika dilihat defenisi dan tujuannya, “social studies (IPS) menyiratkan dan
menyuratkan hal-hal sebagai berikut. Pertama, IPS merupakan mata pelajaran dasar dari
seluruh jenjang pendidikan persekolahan. Kedua, tujuan utama ialah mengembangkan siswa
untuk menjadi warga Negara yang memiliki pengetahuan, nilai dan sikap dan keterampilan
yang memadai untuk berperan serta dalam kehidupan demokrasi. Ketiga, konten pelajarannya
digali dan diseleksi dari sejarah dan ilmu-ilmu social, serta dalam banyak hal dari humaniora
dan sains. Keempat, menggunakan cara-cara yang mencerminkan kesadaran pribadi
kemasyarakatan, pengalaman budaya dan perkembangan pribadi siswa.
8
Ilmu social merupakan bahan kajian terpadu yang merupakan penyederhanaan,
adaptasi, seleksi dan modifikasi yang diorganisasikan dari konsep-konsep dan keterampilan
sejarah, geografi , sosiologi, antropologi dan ekonomi.
Pelajaran IPS untuk sekolah dasar, harus memperhatikan kebutuhan anak usia 6-12
tahun. Mereka belajar secara kongkrit dan belum bisa memahami hal yang abstrak. Padahal
bahan materi IPS penuh dengan pesan-pesan yang bersifat abstak. Oleh karena itu, guru harus
mampu mengkonkretkan hal yang abstrak itu dengan enactive, iconic dan symbolic melalui
percontohan dengan gerak tubuh, gambar, bagan, peta, grafik, lambang, keterangan lanjutan
atau elaborasi dalam kata kata yang dapat dipahami.
Mata pelajaran IPS di SD bertujuan agar anak didik memiliki kemampuan untuk
mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan masyarakat dan lingkungan, memiliki
kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan
masalah, dan keterampilan dalam kehidupan social, memiliki komitmen dan kesadaran
terhadap nilai-nilai social dan kemanusiaan, serta memiliki kemampuan berkomunikasi,
bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat local, nasional
dan global.
Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek antara lain : 1) manusia,
tempat dan lingkungan , 2) waktu, keberlanjutan , dan perubahan , 3) system social dan
budaya 4)perilaku ekonomi dan kesejahteraan, 5)IPS SD sebagai Pendidikan Global. Metode
pembelajaran IPS bervariasi seperti cooperative learning model; role playing ; jigsaw ;
menerapkan pembelajaran PAKEM dan lainnya.
Tujuan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di SD, terbagi menjadi tujuan kurikuler
dan tujuan kurikulum IPS tahun 2006. Tujuan kurikuler yang dimaksud adalah tujuan
pendidikan IPS secara keseluruhan yaitu :
1. Membekali anak didik dengan pengetahuan social yang berguna dalam kehidupannya
kelak di masyarakat.
2. Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis, dan
menyusun alternative pemecahan masalah social yang terjadi dalam kehidupan
dimasyarakat.
3. Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesame warga
masyarakat dan berbagai bidang keilmuan serta bidang keahlian.
9
4. Membelaki anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan keterampilan
terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian dari kehidupan tersebut.
5. Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan
keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat, ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Dan kurikulum IPS tahun 2006 bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut :
Pembelajaran IPS pada era globalisasi tidak hanya memberikan pengertian dan
keterampilan untuk hidup secara efektif dalam masyarakat global tetapi juga harus
memberikan kemampuan untuk memanfaatkan dengan sebaik-baiknya peluang-peluang di
10
masa yang akan datang. Pendidikan global adalah salah satu sarana agar siswa mengerti
bahwa mereka adalah bagian dari masyarakat dunia. Pendidikan global mencoba lebih
banyak menerangkan persamaan dari pada perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh berbagai
Negara. Pendidikan global mencoba lebih banyak menerangkan persamaan dari pada
perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh berbagai bangsa.
Keragaman budaya dapat diatikan sebagai suatu keadaan dimana suatu masyarakat
memiliki lebih dari suatu perangkat gagasanm, tindakan , dan hasil karya. Keanekaragaman
budaya diantaranya mengambil wujud perbedaan ras, dan etnik yang dimiliki sebuah
masyarakat. Pelajaran IPS pada dasarnya mengutamakan atau memperbolehkan perbedaan
dalam persamaan atau persaman dalam perbedaan.
11
Metode pembelajaran yang dilakukan menjadi dua bagian besar yaitu metode
ekspositori dan metode inkuiri, hanya sebatas kepada metode pembelajaran untuk ranah
kognitif. Untuk ranah afektif terdapat metode lain seperti metode sosiodrama, merode
klarifikasi nilai, metode simulasi, metode brainstorming, dan sebagainya. Metode
pembelajaran untuk ranah psikomotor terdapat sejumlah metode pembelajaran seperti
metode praktikum, metode proyek, metode role playing, dan sebagainya. Semua jenis metode
pembelajaran ini harus dikuasai oleh guru-guru IPS. Dalam melaksanakan pembelajaran IPS
pun akan menemukan berbagai hambatan yaitu hambatan keahlian dan akademik, hambatan
fasilitas pendidikan, hambatan mutu buku pendidikan dan hambatan administrasi dan
manajemen.
Era globalisasi yang ditandai oleh adanya persaingan semakin tajam, arus deras dari
informasi dan komunikasi, keterbukaan merupakan salah satu pendorongnya, apabila kita
tidak mengikutinya dengan seksama maka akan menyebabkan ketertinggalan. Untuk itu
materi IPS yang diajarkan haruslah memiliki kualitas untuk dapat bersaing secara internasinal
dengan memperhitungkan kemungkinan-kemungkinan apa yang akan terjadi di era
perdagangan bebas, terutama AFTA DAN APEC.
Masalah diatas sudah di diakomodir dalam kurikulum IPS 2004, hanya saja beberapa
masalah dalam implementasinya adalah sebagian guru IPS belum terampil menggunakan
beberapa model mengajar seperti cooperative learning, inquiry, problem solving atau dengan
menggunakan pendekatan perspektif global. Ketersediaan alat dan bahan belajar disebagian
12
sekolah, ikut mempengaruhi proses belajar mengajar IPS. Dalam hal implementasi atau
proses pelaksanaan kurikulum ini guru yang mendapatkan sosialisasi dalam bentuk penataran
atau diklat sangat terbatas sekali, sehingga factor ini juga menyebabkan mereka masih belum
memahami hakikat kurikulum.
Pendidikan IPS bukan merupakan program pendidikan disiplin ilmu tatapi adalah
suatu kajian tentang masalah-masalah social yang dikemas sedemikian rupa dengan
mempertimbangkan factor psikologis perkembangan peserta didik dan beban waktu kurikuler
untuk program pendidikan. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah sebuah program
pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan dalam
nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu social, maupun ilmu pendidikan.
Gagasan-gagasan pembaharuan PIPS yang telah dilakukan selama ini tidak juga
membangkitkan minat dan harapan siswa bahkan sejak masuknya PIPS dalam kurikulum
sekolah masih ditemukan 10 mitos tentang PIPS yaitu (1) masih berkutat pada studi tentang
nama, fakta, data mati dari berbagai kisah manusia di setiap masyarakat, (2) menjamukan,
membosankan, (3)tidak praktis, (4) begitu sarat materi , (5) kurang menyentuh realitas
kehidupan masyarakat setempat, (6) sangat bersifat memorizing terhadap isi buku teks
belaka, (7) sangat teoritis tetapi tidak paham praktek, (8) hanya menyajikan berbagai
informasi, sementara siswa tidak satupun memahaminya, (9) kurang membelajarkan
keterampilan berfikir, (10) cenderung mengindoktrinasi nilai-nilai dari guru sendiri daripada
“hidden curriculum” yang ada pada diri siswa yang sebenarnya.
13
etnis. Pendidikan multikulturalisme bertujuan untuk sebuah pendidikan yang bersifat anti
rasis yang memperhatikan keterampilan-keterampilan dan pengetahuan dasar bagi warga
dunia.
14
BAGIAN 9 PERAN INTELEKTUAL DOSEN LPTK DALAM MENINGKATKAN
PROFESIONALISME GURU IPS
Dosen sebagai kaum intelektual adalah sebagai pembentuk sikap disiplin dan
meningkatkan prestasi belajar calon guru agar dapat membentuk peserta didik kearah
terciptanya warga Negara yang baik. Pembelajaran IPS sebagai pendekatan multi disiplin,
holistic dan berperspektif global memiliki peluang yang besar bagi berlangsungnya proses
membangun kemampuan personal, perkembangan emosional, kemahiran interpersonal dan
social, kesadaran social dan moral, membangun dan mengamalkan nilai-nilai hidup yang
baik, yang kesemuannya merupakan pilar-pilar utama bagi wahana pengembangan
pendidikan kesadaran nilai-nilai social.
Dosen mempunyai peran yang cukup besar dalam mengelola pendidikan tinggi, dosen
mempunyai kedudukan yang penting dan strategis dalam kerangka pencapaian tujuan
pendidikan yang ditetapkan. Dosen IPS dapat berperan secara maksimal dalam meningkatkan
profesionalisme guru dengan tatap melakukan supervise sesuai dengan yang diperlukan oleh
guru sebagai suatu bagian dari tridarma perguruan tinggi.
Media massa adalah suatu jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak
yang tersebar, heterogen dan anonym melewati media cetak atau elektronik sehingga pesan
informasi yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Adapun bentuk media massa
secara garis besar ada dua jenis yaitu : media cetak (surat kabar, majalah, buku-buku), dan
media elektronik (televise, radio, termasuk internet).
Media massa dimanfaatkan sebagai sumber pembelajaran IPS karena pada hakikatnya
media massa merupakan representasi audio-visual masyarakat itu sendiri. Sehingga,
fenomena actual yang terjadi dalam masyarakat dapat secara langsung diliput dan
ditayangkan dimedia massa.
Guru dapat memanfaatkan media massa sebagai sumber pembelajaran IPS melalui
tiga cara yaitu :
1. Media massa dapat memperbaiki bagian konten dari kurikulum IPS
2. Media massa dapat dijadikan alat pembelajaran yang penting bagi IPS
15
3. Media massa dapat digunakan untuk menolong siswa mempelajari metodologi ilmu-
ilmu social, khususnya didalam menentukan dan menginterpretasi fakta-fakta social.
Sebagai sumber pelajaran IPS, media pendidikan diperlukan untuk membantu guru
dalam menumbuhkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran IPS. Diverifikasi aplikasi
media atau multimedia sangat direkomendasikan dalam proses pembelajaran IPS, misalnya
melalui pengalaman langsung siswa di dalam lingkungan masyarakat, dramatisasi, pameran,
dan kumpulan benda-benda, televise dan film, radio recording , foto dan lainnya.
Guru yang baik adalah guru yang mengetahui pokok permasalahan dalam
pembelajaran, menguasai keterampilan mengajar, mengetahui komponen pengajaran yang
baik, mempunyai tujuan dan mengetahui tantangan yang dihadapi. Inti dari karakteristik mata
pelajaran ekonomi adalah kemampuan masyarakat dalam memecahkan persoalan ekonomi
yaitu apa, bagaimana dan untuk siapa.
Penerapan model, strategi dan metode pembelajaran ekonomi tergantung pada tujuan
pembelajaran, sifat dari materi pelajaran, ketersediaan fasilitas, kondisi peserta didik dan
alokasi waktu yang tersedia sehingga guru mampu menentukan pendekatan mana yang akan
dipakai. Penerapan model, strategi dan metode dalam pembelajaran ekonomi yaitu :
1. Guru memerlukan proses belajar sepanjang hayat untuk menjadi guru yang baik
melalui keikutsertaan dalam berbagai seminar, pelatihan dan lokakarya yang mampu
meningkatkan kompetensi guru.
2. Guru menguasai karakteristik mata pelajaran ekonomi dengan baik sehingga proses
pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
3. Guru terus mempelajari berbagai model pembelajaran sehingga mampu memberikan
varaiasi dalam pembelajaran kepada peserta didik. Model pembelajaran bisa dipelajari
melalui buku-buku bacaan yang relavan atau diunduh melalui internet.
4. Guru diharapkan terus melakukan variasi-variasi model, strategi dan metode
pembelajaran dengan terus menerus melakukan refleksi sehingga mampu melihat
kelemahann dan keuntungan dari masing-masing model pembelajaran yang sudah
dipergunakan di kelas.
16
BAGIAN 12 MODEL PEMBELAJARAN LIVING STORY DALAM MEMBENTUK
SIKAP NASIONALISME DI KALANGAN GENERASI MUDA
Pendidikan holistic mempersiapkan peserta didik untuk belajar sepanjang hayat yang
berfokus kepada pendidikan keterampilan hidup, sikap dan kesadaran pribadi bahwa
pendidikan ini dibutuhkan dalam kehidupan di dunia yang semakin kompleks. Pendidikan
holistic menekankan pada pendekatan pendidikan lebih luas yang mencakup intelektual,
pengembangan pribadi dan interpersonal peserta didik dan menempatkannya pada nilai-nilai,
sikap dan keterampilan yang akn terus ada dalam diri peserta didik sepanjang hidup. Dengan
pendidikan holistik peserta didik memiliki soft skill yang akan terus berkembang secara
dinamis.
Penilaian yang dilakukan dalam pendidikan holistic bukan hanya pada penilaian
secara angka dan kognitif tetapi juga apektif dan psikomotor. Peran orang tua dalam
pendidikan holistic sangat penting. Melalui pendidikan holistic, guru dan peserta didik
17
melakukan kolaborasi untuk saling melengkapi serta meyakinkan terhadap aplikasi nilai-nilai
kehidupan yang harus di pegang teguh dan penuh keyakinan.
Pendidikan holistic menantang guru untuk berpikir secara berbeda tentang bagaimana
membangun aspek kognitif dan afektif secara bersamaan. Pendidikan holistic merupakan
suatu perjalanan pendidikan untuk aktualisasi diri, dan realisasi diri melalui hubungan
keterkaitan antara individu, kelompok dan dunia sehingga terintegrasi satu sama lain.
Pendidikan formal hanyalah tiitk awal dari proses seumur hidup.
IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di SD yang mengkaji
seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan ilmu sosial.
Memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, antroplogi, psikologi sosial, politik, dan ekonomi.
Melalui mata pelajaran IPS anak diarahkan untuk dapat menjadi warga Indonesia yang
demokratis, bertanggung jawab dan warga dunia yang cinta damai.
Fungsi IPS sebagai pendidikan yaitu membekali anak didik dengan pengetahuan
sosial yang berguna untuk masa depannya, keterampilan sosial dan intelektual dalam
membina perhatian serta kepedulian sosial sebagai warga yang bertanggung jawab dalam
merealisasikan tujuan pendidikan nasional (Ahmadi & Amri,2011).
18
d. Kompetensi inti dan kompetensi dasar menggunakan tiga dimensi (ruang, waktu dan
nilai/moral) dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta kehidupan
manusia secara keseluruhan.
Misi utama pendidikan IPS adalah membantu anak-anak belajar tentang dunia sosial
dimana mereka hidup dan bagaimana mereka mendapatkan hidup, belajar menghadapi
realitas social, mengembangkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang diperlukan untuk
membantu memanusiakan manusia. Tujuan pendidikan IPS berorientasi pada tingkah laku
para siswa, yaitu : (1) pengetahuan dan pemahaman, (2) sikap hidup belajar, (3) nilai-nilai
sosial dan sikap, (4) keterampilan.
Rasionalisasi mempelajari IPS untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah
agar siswa dapat:
1. Mensistematisasikan bahan, informasi, dan atau kemampuan yang telah dimiliki
tentang manusia dan lingkungannya menjadi lebih bermakna.
2. Lebih peka dan tanggap terhadap berbagai masalah sosial secara rasional dan
bertanggung jawab.
3. Mempertinggi rasa toleransi dan persaudaraan di lingkungan sendiri dan antar
manusia.
4.
19
BAB II – OBSERVASI PEMBELAJARAN IPS
Alat bantu yang dipergunakan didalam observasi antara lain daftar riwayat kelakuan
(anecdotal record), catatan berkala, daftar catatan (check list), rating scale yaitu pencatatan
gejala menurut tingkatannya, alat-alat optik elektronik. Observasi yang dilakukan oleh
seorang penagamat juga terdapat kelebihan dan kekurangannya.
20
a. Observasi partisipan, adalah observasi yang dilakukan dengan observer terlibat
langsung secara aktif dalam obyek yang diteliti.
b. Observasi sistematis atau observasi berkerangka, adalah observasi yang sudah
ditentukan terlebih dahulu kerangkanya. Kerangka tersebut memuat faktor-faktor
yang akan diobservasi menurut kategorinya.
c. Observasi eksperimen, adalah observasi yang dilakukan terhadap situasi yang
disiapkan sedemikian rupa untuk meneliti sesuatu yang dicobakan.
Sumber belajar merupakan sumber informasi yang dapat digunakan sebagai bahan
pembelajaran. Sumber belajar dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Tempat / lingkungan alam sekitar dimana seseorang dapat melakukan belajar atau
proses perubahan tingkah laku maka tempat tersebut dpaat dikategorikan sebagai
sumber belajar. Misalkan: museum, taman, Rumah Sakit, pasar dan lainnya.
b. Benda, segala benda yang memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku bagi
peserta didik. Misalkan; meja, kursi, benda peninggalan sejarah.
c. Orang, siapa saja yang memiliki keahlian tertentu yang memungkinkan peserta didik
dapat belajar sesuatu maka orang tersebut dapat menjadi sumber belajar. Misalkan;
gurunya sendiri, dokter, petani, tentara dan sebagainya.
d. Buku, segala macam buku yang dapat dibaca siswa sendiri yang isinya merupakan
bahan atau materi yang sedang dipelajari atau dapat diambil manfaatnya. Misalkan;
buku teks, fiksi, ensiklopedia dan sebagainya.
e. Peristiwa dan fakta yang sedang terjadi, kejadian nyata yang sedang terjadi di
masyarakat dan peristiwa itu mempunyai makna tertentu atau penting. Misalkan;
terjadinya kebakaran, banjir, kerusuhan, pesta olahraga nasioanl dan sebagainya.
21
a. Fungsi riset dan teori, hal ini berfungsi untuk menghasilkan dan mengetes
pengetahuan yang bertalian dengan sumber-sumber belajar, pelajar, dan fungsi tugas.
Selain itu juga berfungsi mengembangkan keunikan teori terhadap teknologi
pendidikan.
b. Fungsi desain, dilakukan melalui analisis dan mensistemasi kebutuhan, tujuan, sifat,
murid, tugas, kondisi belajar, kegiatan instruksional dan sumber-sumber khusus. Hasil
dari fungsi desain berupa produksi sumber-sumber khusus dan identifikasi sumber-
sumber yang ada.
c. Fungsi produksi dan penempatan, untuk menjabarkan secara khusus sumber-sumber
ke dalam sumber-sumber konkrit.
d. Fungsi evaluasi dan seleksi, untuk menentukan atau menilai penerimaan/kriteria
sumber-sumber belajar oleh fungsi yang lain sehingga mampu mengukur keefektifan
sumber dalam mencapai tujuan, kemampuan sumber dalam mencapai standar
produksi, kemampuan sumber untuk dipahami, kemampuan sumber dalam memenuhi
kebutuhan khusus
e. Fungsi organisasi dan pelayanan, untuk membuat atau menjadikan sumber-sumber
dan informasi mudah diperoleh bagi kegunaan fungsi yang lain serta pelayanan bagi
para siswa.
Sumber belajar perlu dikelola melalui tahapan tertentu, yaitu: 1). Membuat daftar
kebutuhan melalui identifikasi sumber dan sarana pembelajaran yang diperlukan untuk
kegiatan belajar mengajar di kelas atau sekolah, 2). Menggolongkan ketersediaan alat, bahan
atau sumber belajar tersebut, 3). Jika sumber tersedia harus dipikirkan kesesuaian dengan
penggunaannya serta melakukan modifikasi bila diperlukan.
Bahan ajar merupakan segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru/pengajar dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Bahan ajar dapat
dikelompokkan berupa media tulis, audio visual, elektronik, dan interaktif terintergrasi.
Didalam bahan ajar terdapat komponen-komponen: 1. Petunjuk belajar (untuk siswa atau
guru 2. Kompetensi yang akan dicapai 3. Informasi pendukung 4. Latihan-latihan 5. Petunjuk
kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK)
Bahan ajar yang dapar digunakan dalam pembelajaran terdapat beberapa bentuk
diantaranya:
22
a. Bahan ajar cetak, seperti handout, buku, modul, LKS, brosur, Leaflet, wallchat, foto
atau gambar, model atau maket.
b. Bahan ajar dengan (audio) seperti kaset, radio,
c. Bahan ajar pandang dengar (audiovisual) seperti video compact disk,
orang/narasumber.
d. Bahan ajar interaktif seperti compact disk interaktif. Multimedia interakif merupakan
kombinasi dari dua atau lebih media (audio, teks, grafik, gambar, animasi, dan video)
yang oleh penggunanya dimanipulasi untuk mengendalikan perintah atau perilaku
alami dari suatu presentasi.
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran. Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran
langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori.
Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi
pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif.
23
BAB V – MODEL MODEL PEMBELAJARAN IPS
Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur
dalam mengorganisasikan pengalaman pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi guru dalam merencanakan dan
melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Ciri-ciri model pembelajaran yang baik dalam pengembangannya harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Model pembelajaran tidak keluar dari pendekatan student center oriented dengan
strategi discovery inquiry
b. Acuan dasar pengembangan adalah RPP yang dibuat guru dengan fokus: 1). Tujuan
Pembelajaran 2). Kompleksitas materi ajar 3). Metode Pembelajaran 4). Alokasi
waktu
c. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan harus merefleksikan model pembelajaran yang
di tuliskan di RPP
d. Kegiatan belajar yang dilakukan lebih menekankan pada kegiatan siswa (student
centered)
e. Eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi harus terakomodasi secara terpadu dan tersirat
f. Model pembelajaran hendaknya sistematis
g. Adanya keterlibatan intelektual dalam proses pembelajaran
h. Guru bertindak sebagai fasilitator, koordinator, mediator, dan motivator kegiatan
belajar peserta didik
i. Pemilihan alat, media, dan bahan pembelajaran harus tepat guna
j. Pemilihan model yang akan digunakan harus mempertimbangkan acuan dasar dalam
RPP ditambah dengan kesesuaian kondisi peserta didik
24
5. Model Pembelajaran Cooperative Script
6. Model Pembelajaran NHT (Numbered Head Together)
7. Model Pembelajaran STAD (Student Team Achivement Division)
8. Model Pembelajaran Make a Match
9. Model Pembelajaran TPS (Think Pair and Share)
10. Model Pembelajaran Role Playing
11. Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning)
12. Model Pembelajaran Group Investigation
13. Model Pembelajaran Talking Stick
14. Model Pembelajaran Snowball Throwing
15. Model Pembelajaran TGT (Team Game Tournament)
16. Model Pembelajaran Picture and Picture
17. Model Pembelajaran Take and Give
18. Model Pembelajaran Two Stay Two Stray
19. Model Pembelajaran Time Token
Menurut Stoner dan Sirait (1996) ciri-ciri strategi pembelajaran antara lain :
a. Wawasan waktu yaitu waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut
dan waktu yang diperlukan untuk mengamati dampaknya
b. Dampak
c. Pemusatan upaya
d. Pola keputusan
e. Peresapan
25
e) Strategi Pembelajaran Direct Instruction
f) Strategi Pembelajaran Problem Solving
g) Strategi Pembelajaran Cooperative Learning
h) Strategi Pembelajaran Contextual Teaching Learning
i) Strategi Pembelajaran Mind Mapping
Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode
merupakan jalinan dengan tujuan, dengan kematangan siswa, bahan bantu dengan
kemampuan guru, dengan keadaan sosial, dengan pemilihan, organisasi dan penilaian bahan.
Adapun sifat-sifat metode yang baik adalah: (1). harus teliti, cermat dan sungguh-sungguh,
(2). Harus artistik adanya rasa kesesuaian dan ketidak sesuaian, (3). Bersifat pribadi
dikembangkan oleh guru sendiri, (4). Menghubungkan diri guru dengan pengalaman siswa.
Metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran IPS
diantaranya adalah:
1) Metode Pembelajaran Ceramah
2) Metode Pembelajaran Diskusi
3) Metode Pembelajaran Tanya Jawab
4) Metode Pembelajaran Demonstrasi
5) Metode Pembelajaran Karyawisata
6) Metode Pembelajaran Debat
7) Metode Pembelajaran Demonstrasi
8) Metode Pembelajaran Penugasan
9) Metode Pembelajaran Proyek
10) Metode Pembelajaran Sosiodrama
Kata media menunjukkan segala sesuatu yang membawa atau menyalurkan informasi
antara sumber dan penerima, seperti film, televisi ,radio alat visual. Media pembelajaran
adalah wadah dari pesan, materi yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran, tujuan
yang ingin dicapai adalah proses pembelajaran.
26
Penggunaan media didalam proses belajar mengajar bertujuan untuk memperjelas
pesan dan informasi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar, memperjelas penyajian pesan
dan informasi, meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan
motivasi belajar, mengatasi keterbatasan (indra, ruang dan waktu).
27
BAB IX - PENILAIAN IPS
Ada empat istilah yang terkait dengan konsep penilaian yang digunakan untuk mengetahui
keberhasilan belajar peserta didik, yaitu pengukuran, pengujian, penilaian, dan evaluasi.
Pengukuran (measurement) adalah proses penetapan ukuran terhadap suatu gejala menurut
aturan tertentu. Pengujian merupakan bagian dari pengukuran yang dilanjutkan dengan
kegiatan penilaian. Penilaian (assessment) adalah istilah umum yang mencakup semua
metode yang bisa digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok peserta didik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian peserta didik ialah :
1. Penilaian ditujukan untuk mengukur kompetensi
2. Penilaian menggunakan acuan criteria
3. Penilaian dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan
4. Hasil penilaian ditindaklanjuti dengan program remedial bagi peserta didik yang
pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan dan program pengayaan
bagi peserta didik yang telah memenuhi criteria ketuntasan
5. Penilaian harus sesuai dengan kegiatan pembelajaran.
28
berhubungan dengan sikap, minat atau nilai. Kemampuan psikomotor melibatkan gerak
adaptif (adaptive movement) atau gerak terlatih dan keterampilan komunikasi
berkesinambungan (nondiscursive communication).
Jenis penilaian IPS dibedakan menjadi dua jenis yaitu tes dan non tes. Tes adalah
sejumlah pertanyaan yang harus dijawab, pernyataanpernyataan yang harus dipilih atau
tugas-tugas yang harus dilakukan oleh peserta tes dengan tujuan untuk mengukur suatu aspek
tertentu dari peserta tes. Jenis tes dibedakan menjadi dua yaitu tes objektif dan nonobjektif.
Bentuk soal objektif yaitu tes benar salah, tipe menjodohkan, tipe pilihan ganda. Tes
nonobjektif yaitu isian, jawaban singkat, uraian. Penilaian hasil belajar tidak hanya dilakukan
dengan tes, tetapi dapat juga dilakukan penilaian non tes melalui alat atau instrumen
pengukuran bukan tes, seperti penilaian sikap, proyek, portofolio, unjuk kerja atau performa,
produk, penilaian diri dan penilaian sebaya.
Penilaian pada KTSP ada tiga ranah yakni ranah kognif (pengetahuan), afektif (sikap)
dan psikomotorik (keterampilan). Pada penilaian ranah kognitif, kata kerja operasional yang
digunakan pada ranah C1-C6. Penilaian ranah afektif, kata kerja operasional yang digunakan
pada ranah A1-A5. Penilaian ranah psikomotor, kata kerja operasional yang digunakan pada
ranah P1-P5.
Penilaian pada kurikulum hampir sama dengan KTSP yakni terdapat tiga ranah
(kognitif, afektif dan psikomotorik). Perbedaan kurikulum 2013 dengan KTSP adalah pada
ranah afektif dibedakan menjadi dua yakni sikap spiritual (KI 1) dan sikap sosial (KI 2).
Sikap spiritual yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang beriman dan bertaqwa
dan sikap sosial yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang berakhlak mulia,
mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab. Sedangkan aspek pengetahuan terdapat pada
(KI 3) dan aspek psikomotorik terdapat pada (KI 4).
Remidi adalah program pengajaran perbaikan yang khusus diberikan guru kepada
siswa (individu/kelompok) karena siswa tersebut memiliki masalah dalam belajar
(kurang/tidak menguasai materi belajar). Pelaksanaan remidi perlu dilakukan oleh guru untuk
membantu siswa yang memiliki masalah belajar yang berdampak pada hasil belajarnya.
Pengayaan adalah program belajar yang diberikan kepada siswa yang telah menguasai
materi pelajaran. Pengayaan ini dimaksudkan untuk meningkatkan dan mempertahankan hasil
29
belajar siswa yang telah dicapai serta sebagai salah satu cara untuk mengembangkan potensi
siswa secara optimal.
30
3. Intake Peserta Didik, kemampuan rata-rata peserta didik di sekolah yang
bersangkutan.
Kriteria ketuntasan belajar minimal (KKM) berdasarkan Menpan (2013) untuk KI-3
dan KI-4 adalah B- (2.66) dengan demikian seorang peserta didik dinyatakan belum
menguasai KD yang dipelajarinya apabila menunjukkan indikator nilai < 2.66 atau B- dari
hasil tes formatif. Sedangkan untuk KI-1 dan KI-2 seluruh mata pelajaran, yakni jika profil
sikap peserta didik secara umum berada pada kategori baik atau B (3.00).
31
Keunggulan pembelajaran terpadu: (1) mendorong guru untuk mengembangkan
kreativitas sehingga guru dituntut untuk memiliki wawasan, (2) peluang guru
mengembangkan situasi pembelajaran yang utuh, (3) memotivasi siswa untuk mengenal,
menyerap, memahami hubungan antara konsep, nilai atau tindakan yang terdapat dalam
pokok bahasan atau bidang studi.
Pengetahuan sosial (PS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial,
seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, budaya. Materi IPS menyangkut
berbagai masalah sosial yang dirumuskan melalui tema-tema dengan pendekatan
interdisipliner dan multidisipliner. Isi materi dapat menyangkut peristiwa dan perubahan
kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengolahan
lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar
survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan Tujuan
utama ilmu pengetahuan sosial itu ialah untuk memperkaya dan mengembangkan kehidupan
peserta didik dengan mengembangkan kemampuannya dalam lingkungannya dan melatih
mereka untuk menempatkan dalam masyarakat demokrasi, dimana mereka menjadikan
negaranya tempat hidup lebih baik.
Pembelajaran terpadu tersebut dengan menentukan suatu tema atau topik dehingga
dari tema atau topik tersebut diperjelas, diperluas, dan diperdalam pada disiplin ilmu yang
lain. Bentuk keterpaduan tersebut antara lain:
1. Model integrasi berdasarkan tema. Keterpaduan dapat dilakukan berdasarkan tema
terkait. Misalkan tema yang ditentukan adalah Pariwisata. Dimana pariwisata akan
memadukan disiplin ilmu sosial sejarah, geografi, antropologi, sosiologi, serta
ekonomi.
2. Model integrasi berdasarkan potensi utama. Keterpaduan IPS dapat dikembangkan
melalui tema yang didasarkan pada potensi utama yang ada diwilayah
32
setempat.misalkan tema atau topik tentang sumber daya alam disuatu wilayah atau
daerah tertentu.
3. Model integrasi berdasarkan permasalahan. Keterpaduan IPS berdasarkan
permasalahan yang ada. Ilmu Pengetahuan Sosial tidak bisa lepas mengkaji pada sisi
berbagai kondisi sosial manusia, termasuk tentang berbagai permasalahan sosial yang
harus dicari solusinya dan dapat membentuk kepribadian siswa untuk peka dan cakap
dalam menyikapinya. Misalkan masalah kemiskinan yang akan memadukan disiplin
ilmu sosiologi, antropologi, ekonomi, politik, psikologi sosial, dan sejarah
kausalitasnya.
33
b. Memilih materi dari beberapa muatan yang saling terkait sehingga dapat
mengungkapkan tema secara bermakna.
c. Tidak bertentangan dengan kurikulum yang berlaku.
d. Materi pembelajaran yang dapat dipadukan dalam satu tema, selalu
memperimbangkan karakteristik siswa.
e. Materi yang dipadukan tidak dipaksakan.
Sebagai suatu model pembelajaran di SD, dalam materi sosisalisasi kurikulum 2013
dari Kemendikbud, karakteristik pembelajaran tematik adalah sebagai berikut:
a. Berpusat pada siswa.
b. Memberikan pengalaman langsung.
c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas.
d. Menyajikan konsep dari berbagai muatan.
f. Bersifat Fleksibel.
g. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
34
g. Menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang
ditemui
35
Fungsi pembelajaran IPS menurut Ishack dalam Winataputra(2007) diantaranya yaitu:
a. Memberi bekal pengetahuan dasar, baik untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan
lebih tinggi maupun diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Mengembangkan keterampilan dalam mengembangkan konsepkonsep IPS.
c. Menanamkan sikap ilmiah dan melatih siswa dalam menggunakan metode ilmiah
untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
d. Menyadarkan siswa akan kekuatan alam dan segala keindahannya sehingga siswa
terdorong untuk mencintai dan mengagungkan penciptanya.
e. Memupuk daya kreatif dan inovatif siswa.
f. Membantu siswa memahami gagasan atau informasi baru dalam bidang Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).
g. Memupuk diri serta mengembangkan minat siswa terhadap IPS.
Tiga alternatif yang menentukan nasib mata pelajaran IPS pada uji publik kurikulum
2013 itu adalah:
a. Nama mata pelajaran IPS sama sekali tidak dimunculkan, hanya muatannya yang
muncul di pelajaran-pelajaran lain.
b. IPS akan dimunculkan sebagai nama mata pelajaran mulai kelas IV SD sampai VI SD.
c. IPS hanya akan dimunculkan sebagai pelajaran tersendiri untuk kelas V dan VI SD.
Ada beberapa prinsip-prinsip dalam pembelajaran tematik terpadu IPA dan IPS yang
harus diperhatikan oleh guru yaitu meliputi:
a. Prinsip penggalian tema
b. Prinsip pelaksanaan terpadu
c. Prinsip evaluative
d. Prinsip reaksi
Dalam pembelajaran tematik integrative IPS, tema yang dipilih berkenaan dengan
alam dan kehidupan sosial manusia. Untuk kelas I, II, dan III SD, keduanya merupakan
36
pemberi makna yang substansial terhadap mata pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia,
Matematika, Seni-Budaya dan Prakarya, serta Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan
Kesehatan. Di sinilah Kompetensi Dasar dari IPS yang diorganisasikan ke mata pelajaran lain
memiliki peran penting sebagai pengikat dan pengembang Kompetensi Dasar mata pelajaran
lainnya.
Indikator IPS mulai muncul di kelas IV hingga VI, tetapi pembelajarannya tetap
tematik integratif. Mata pelajaran IPS di SD tidak diajarkan secara terpisah, tetapi
indikatornya dibuat muncul atau diperjelas sejak kelas IV SD. Hal ini sejalan dengan
masukan yang dijaring pemerintah selama uji publik terhadap perubahan Kurikulum 2013
pada akhir 2012. Misalnya, ketika membahas sungai di Bahasa Indonesia, materi IPS-nya
masuk dalam bentuk manfaat sungai bagi masyarakat, perlunya menjaga lingkungan, dan
sebagainya.
37
BAB III
PEMBAHASAN
NO ASPEK KELEBIHAN
1 Bentuk Tulisan Bentuk tulisan yang digunakan dalam buku ini standar
dan Gaya Bahasa seperti pada umumnya. Setiap subbab di tulis dengan
text bold.
2. Segi Cover Cover buku sangat menarik disertai dengan gambar-
gambar yang berkitan dengan pendidikan IPS seperti
pekerjaan, monument bersejarah, tarian daerah, dan
peta. Di dalam cover juga terdapat identitas dari buku
tersebut, baik itu nama penulis, isbn, penerbit dan kota
terbit. Dan juga penambahan biografi penulis di cover
belakang buku.
3 Segi Isi 1. Buku menjelaskan secara rinci isi dari tiap bab
2. Penulis menyajikan materi berdasarkan pendapat-
pendapat para ahli. Sehingga memperluas wawasan
pembaca.
3. Diakhir bab buku ini disertai dengan rangkuman
sehingga mempermudah pembaca dalam memahami
isi buku
4. Penulis menambahkan biografi penulis. Dengan
adanya biografi penulis dapat menambah motivasi
bagi para pembaca.
4 Identitas buku Identitas buku yang tertera sangat lengkap mulai dari
penulis judul buku, cetakan, kota terbit, penerbit, tahun
terbit, jumlah halaman, tebal buku, sampai dengan
ISBN nya.
5 Kesesuaian daftar Halaman yang tertera dalam daftar isi sesuai dengan
isi halaman yang memuat isi materi tersebut
38
4.1.2. Kelebihan buku pembanding
NO ASPEK KELEBIHAN
1 Bentuk Tulisan Bentuk tulisan yang digunakan dalam buku ini standar
dan Gaya Bahasa seperti pada umumnya. Setiap subbab di tulis dengan
text bold. Gaya bahasa yang digunakan pada buku ini
ialah gaya bahasa yang sederhana sehingga mudah
dipahami.
3. Segi Cover Cover buku sangat menarik disertai dengan gambar-
gambar yang globe dan buku serta ruangan kelas yang
seakan mengambarkan isi dari buku tersebut. Warna
cover dari buku ini juga juga cukup baik. Di dalam
cover juga terdapat identitas dari buku tersebut, baik itu
nama penulis, isbn, penerbit dan kota terbit.
3 Segi Isi 1. Pada awal di tiap bab, penulis menambahkan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai setelah
mempelajari bab tersebut.
2. Buku menjelaskan secara rinci isi dari tiap bab
3. Pada penjelasan setiap materi banyak dimasukkan
pendapat para ahli, yang dapat menambah
pengetahuan para pembaca dalam memahami
materi yang dipaparkan
4. Dalam pemaparan isi materi penulis juga
menambahkan lampiran-lampiran yang
mendukung seperti pada materi tentang observasi
dalam IPS penulis menambahkan lampiran format
observasi, format KKM,
5. Penulis menambahkan contoh-contoh dari materi
yang dibahasanya. Sehingga pembaca lebih mudah
memahami materi yang sedang dibahas. Seperti
pada materi sumber belajar dan bahan ajar ips serta
media pembelajaran ips.
39
6. Pada materi media pembelajaran ips, penulis juga
menambahkan gambar-gambar yang mendukung
materi tersebut sehingga pembaca lebih mudah
memahaminya.
7. Penulis juga menambahkan langkah-langkah dari
tiap pendekatan dan model pembelajaran yang
disajikannya sehingga memudahkan pembaca
dalam mengaplikasikan pendekatan dan model
pembelajaran tersebut.
8. Penulis juga menambahkan bagan untuk
mempermudah penyampaian materi seperti pada
materi media pembelajaran dan evaluasi
pembelajaran.
9. Pada materi penilaian IPS, penulis menambahkan
bagan jenis-jenis penilaian IPS sehingga
memudahkan pembaca dalam memahaminya. Pada
tiap penilaian penulis menambahkan contoh dan
format pada tiap penilaian tersebut. Penulis juga
menambahkan tingkatan dari tiap ranah
kemampuan siswa mulai dari kognitif, apektif dan
psikomotor disertai dengan kata kerja
operasionalnya.
4 Identitas buku Identitas buku yang tertera sangat lengkap mulai dari
penulis judul buku, cetakan, kota terbit, penerbit, tahun
terbit, jumlah halaman, tebal buku, sampai dengan
ISBN nya.
5 Kesesuaian daftar Halaman yang tertera dalam daftar isi sesuai dengan
isi halaman yang memuat isi materi tersebut
40
3.2 KELEMAHAN BUKU
3.2.1. Kelemahan buku utama
NO ASPEK KELEMAHAN
1 Cover Warna cover terkesan kurang cerah alangkah baiknya agar
cover didesain lebih cerah
2 Bentuk Tulisan dan Gaya bahasa sulit dipahami oleh pembaca
Gaya Bahasa
3 Segi Isi 1. Dari segi isi keseluruhan sudah bagus, materi yang
disajikan rinci dan menyeluruh. Namun, alangkah
baiknya penulis menambahkan evaluasi di tiap babnya.
2. Pembahasan isi yang berulang-ulang membuat
pembaca bingung
3. Rangkuman tidak terdapat ditiap bab alangkah baiknya
penulis menambahkan rangkuman pada tiap babnya
NO ASPEK KELEMAHAN
1 Segi Isi 1. Dari segi isi keseluruhan sudah bagus, materi yang
disajikan rinci dan menyeluruh. Namun, alangkah
baiknya penulis menambahkan evaluasi di tiap babnya.
2. Rangkuman tidak terdapat ditiap bab alangkah baiknya
penulis menambahkan rangkuman pada tiap babnya
41
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan kelemahan dan kelebihan dari buku ini dapat disimpulkan bahwasanya
buku ini sudah bagus, penyajian materi sangat menyeluruh. Buku juga dilengkapi soal-soal
evaluasi dan yang lainnya yang mempermudah pembaca dalam memahami isi buku dan
memudahkan pembaca untuk mengetahui sejauh mana pemahaman mereka mengenai materi
tersebut melalui evaluasi soal.Buku ini sangat baik digunakan untuk menambah pemahaman
kita mengenai ilmu pengetahuan sosial sebab buku ini memiliki banyak kelebihan.
4.2 Saran
Terdapat beberapa saran kepada penulis buku yaitu :
1. Penulis sebaiknya memperbahui cover buku dan membuat warna buku lebih cerah
agar terkesan lebih menarik.
2. Alangkah baiknya penulis menambahkan rangkuman pada tiap babnya
3. Penulis sebaiknya menggunakan gaya bahasa yang mudah dipahami.
42
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan , Rudi. 2016. Pendidikan IPS : Filosofi, Konsep dan Aplikasi (edisi
revisi).Bandung : Alfabeta
Sulistyowati, P dan Arnelia Dwi Yasa 2017. Pengembangan Pembelajaran IPS SD . Malang:
Ediide Infografika
43
LAMPIRAN
44
gambar 2. Halaman identitas buku utama
45
Gambar 3. Daftar isi buku utama
46
Gambar 6. Daftar isi buku utama
47
Gambar 7. Daftar isi buku utama
48
Gambar 8. Daftar isi buku utama
49
Gambar 9. Daftar isi buku utama
50
Gambar 10. Cover buku utama
51
Gambar 11. Cover buku pembanding
52
Gambar 12. Halaman identitas buku pembanding
53
Gambar 13. Daftar isi buku pembanding
54
Gambar 14. Daftar isi buku pembanding
55
Gambar 15. Daftar isi buku pembanding
56
Gambar 17. Daftar isi buku pembanding
57