Anda di halaman 1dari 31

CRITICAL BOOK REPORT

MK. PENGEMBANGAN
PEMBELAJARAN IPS SD
PRODI S1 PGSD

SKOR NILAI:

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN IPS SD


(Prihatin Sulistyowati, S.S,M.Pd, dan Amelia Dwi Yasa, M.Pd 2017)

DISUSUN OLEH
NAMA : Yerika Denova Lingga
NIM : 1211111040
DOSEN PENGAMPU : Dra. Risma, M.Pd
MATA KULIAH : Pengembangan Pembelajaran IPS SD

PROGRAM STUDI S1 PGSD


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN – UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
SEPTEMBER 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat dan karuniaNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ‘’CRITICAL BOOK
REVIEW: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN IPS SD” dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Pembelajaran
IPS SD yang diampuh oleh Dra Risma, M.Pd. Selain itu, makalah ini juga bertujuan menambah
wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Risma, M.Pd selaku dosen mata
kuliah Pengembangan Pembelajaran IPS SD. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah
wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan makalah ini masih banyak
melakukan kesalahan. Oleh karena itu, penulis memohon maaf atas kesalahan dan
ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga berharap kepada
pembaca memberikan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 8 September 2023

Yerika Denova Lingga

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………................................ i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………... ............................... ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG………………………………………………………….................................... 1
B. Tujuan CBR……………………………………………………………............................................... 1
C. Manfaat CBR ………………………………………………………….....................…....................... 2
D. Identitas Buku……………………………………………………...................................... ............. 2
BAB II. ISI BUKU
Ringkasan Isi Buku ……………………………………………………................… .......... .............. 3
BAB III. PEMBAHASAN
A. Kelebihan Isi Buku ……………………………………………………............................….. .... 26
B. Kelemahan Isi Buku ……………………………………………………................................. .. 26
BAB IV. PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………………................................. ....... `27
B. Saran …………………………………………………………………......................…......... ........... 27
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………..…............………..28

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Critical Book Report adalah kegiatan yang mengkritiisi buku dengan sebuah
bahasa dari sebuah buku bagaimana isi, sistematika, penulisan EYD, dan keunggulan
serta kelemahan dari sebuah buku. Dalam Critical Book Report ini saya melakukan
kajian tentang “Pendidikan IPS SD”.
Pendidikan IPS merupakan mata kuliah yang memadukan konsep-konsep dasar
dari berbagai ilmu sosial yang disusun melalui pendekatan pendidikan dan psikologis
serta kelayakan dan kebermaknaannya bagi mahasiswa dan calon guru pada
lingkungan kedepannya. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) diharapkan mampu
mengembangkan kemampuan bersosial pada setiap individu, kesadaran akan
bermasyarakat dan tentunya kemampuan berbangsa dan bernegara dengan baik.
Faktanya, kesadaran individu dalam memaknai kkehidupan bersosial masih sangat
disayangkan, hal ini dapat dilihat dari merosotnya karakter warga negara yang tidak
mempunyai kesadaran untuk berbangsa dan bernegara. Sikap acuh tak acuh menjadi
hal yang biasa dalam bermasyarakat. Salah satu upaya dalam mengatasi permasalahan-
permasalahan tersebut dapat dilakukan dengan cara penyampaian konsep dan teori ilmu
pengetahuan sosial pada lembaga pendidikan.
Menyikapi era globalisasi dalam dunia pendidikan, diharapkan para pendidik
harus lebih bekerja keras untuk mengemas program pembelajaran yang tidak hanya
mengedepankan ilmu pengetahuan, melainkan meningkatnya sikap dan keterampilan
yang dapat menunjang perubahan yang lebih baik lagi pada setiap diri peserta didik
untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter.

B. Tujuan
Critical Book Report ini bertujuan:
1. Mengulas isi sebuah buku
2. Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam buku
3. Lebih memahami buku yang telah dibuat menjadi critical book report
4. Sebagai bahan pengumpulan data dalam pembuatan critical book report untuk di
analisis dan mencari kelebihan dan kekurangan buku yang di kritisi
5. Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang mampu berpikir
dan mengembangkan potensi diri.

1
C. Manfaat
Manfaat Critical Book Review yaitu:
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Pembelajaran IPS SD
2. Untuk menambah pengetahuan tentang Pengembangan Pembelajaran IPS SD
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan buku
4. Membantu mahasiswa untuk berpikir kritis dan menalar dan menganalisis isi buku
5. Untuk membantu seorang mahasiswa mengkritik isi dari buku

D. Identitas Buku
Buku Utama
1. Judul : Pengembangan Pembelajaran IPS SD
2. Pengarang : Prihatin Sulistyowati, S.S,M.Pd, dan Amelia Dwi Yasa, M.Pd
3. Penerbit : Ediide Inforgrafika
4. Kota Terbit : Malang
5. Tahun Terbit : 2017
6. No. ISBN : 978-602-61078-6-2
7. Jumlah Halaman : 151

Buku Pembanding

1. Judul : Konsep Dasar IPS


2. Pengarang : Toni Nasution, M.Pd dan Maulana Arafat Lubis, M.Pd
3. Penerbit : Samudra Biru
4. Kota Terbit : Yogyakarta
5. Tahun Terbit : 2018
6. ISBN : 978-602-5610-98-1
7. Jumlah Halaman : 213

2
BAB II

ISI BUKU

1. RINGKASAN BUKU UTAMA


PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN IPS SD
BAB 1 PEMBELAJARAN IPS
A. Hakikat Pembelajaran IPS
IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di SD yang mengkaji
seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan ilmu
sosial. Memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, antropologi, sosial politik, dan
ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS anak diarahkan untuk dapat menjadi warga
Indonesia yang demokratis, bertanggung jawab dan warga dunia yang cinta damai.
Dalam pembelajaran IPS menunjukkan ciri-ciri tertentu untuk membedakan dengan
pembelajaran mata pelajaran lainnya. Adapun ciri-ciri pembelajaran IPS adalah:
- Ilmu oengetahuan sosial merupakan keterpaduan dari unsur-unsur geografi,
sejarah, ekonomi dan sosiologi.
- Kompetensi inti dan kompetensi dasar IPS berasal dari struktur keilmuan
geografi, sejarah, ekonomi dan sosiologi yang dikemas sedemikian rupa
sehingga menjadi pokok bahasan topik tertentu.
- Kompetensi inti dan kompetensi dasar dapat menyangkut peristiwa dan
perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, adaptasi dan
pengolahan lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya
perjuangan hidup agar dapat memenuhi kebutuhannya.
- Kompetensi inti dan kompetensi dasar menggunakan tiga dimensi (ruang, waktu
dan nilai/moral) dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta
kehidupan manusia secara kesulurahan.
Berkaitan dengan hal tersebut, kurikulum 2004 untuk tingkat SD menyatakan
bahwa, Pengetahuan Sosial (sebutan IPS dalam kurikulum 2004), bertujuan untuk:
- Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan
kewarganegaraan, pedagogis dan psikologis.
- Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahlan
masalah, dan keterampilan sosial.
- Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai social dan
kemanusiaan.
- Meningkatkan kemmapuan bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat
yang majemuk, baik secara nasionaal maupun global.

3
B. Rasional Mempelajari IPS
Rasionalisasi mempelajari IPS untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah
adalah agar siswa dapat:
- Mensistematisasikan bahan, informasi, dan atau kemampuan yang telah dimiiki
tetang manusia dan lingkungannya menjadi lebih bermakna.
- Lebih peka dan tanggap terhadap berbagai masalah sosial secara rasional dan
bertanggung jawab.
- Mempertinggi rasa toleransi dan persaudaraan di lingkungan sendiri dan atar
manusia.

BAB II OBSERVASI PEMBELAJARAN IPS

A. Pengertian Observasi
Observasi adalah proses pengamatan dan pencacatan secara sistematis
mengenai gejala-gejala yang diteliti. Menurut Moris (1973:906) observasi adalah
aktivitas mencatat suatu gejala atau peristiwa dengan bantuan alat atau instrumen
untuknmerekam atau mencatatnya guna tujuan ilmiah atau tujuan lainnya.
B. Faktor-Faktor Pendukung dalam Observasi
Sedangkan faktor lain dalam proses pengamatan adalah kesiapan faktor
psikologis. Untuk mempersiapkan sisi psikologis maka pengamat harus:
- Meningkatkan daya penyesuaian (adaptasi) dengan tempat yang akan diamati.
- Membiasakan diri dalam lingkungan yang akan diamati.
- Rasa ingin tahu tentang berbagai macam hal yang berhubungan dengan yang
diteliti.
- Mengurangi prasangka terhadap berbagai hal yang akan diamati untuk
mencegah munculnya subyektifitas data.
- Memiliki proyeksi terhadap hasil pengamatan.
C. Kelebihan dan Kekurangan Observasi
Observasi yang dilakukan oleh seorang pengamat juga terdapat kelebihan dan
kekurangannya (Suprato,2013:82-83):
Kelebihan:
- Banyak aspek perilaku manusia yang dapat diamati.
- Banyak obyek yang dapat diamati pada sitiasi yang sibuk, misalkan interaksi
siswa dan guru dalam kelas.
- Memungkinkan mencatat hal-hal yang terjadi pada suatu gejala yang ada
dilapangan saat itu juga.
Kekurangan:
- Jika obyek bersifat sangat komplek, maka sukar untuk diamati.
- Jika waktu pengamatan pendek akan informasi yang didapat juga kurang.
- Adanya faktor luar yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pengamatan.
- Jika obyek yang diamati menegtahui bahwa mereka sedang diamati maka akan
mempengaruhi perilaku mereka menjadi tidak wajar atau dibuat-buat.
4
BAB III SUMBER BELAJAR DAN BAHAN AJAR IPS
A. Sumber Belajar
- Tempat / lingkungan alam sekitar dimana seorang dapat melakukan atau proses
perubahan tingkah laku maka tempat tersebut dapat dikategorikan sebagai
sumber belajar.
- Benda, segala benda yang memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku
bagi peserta didik.
- Orang, siapa saja yang memiliki kelebihan tertentu yang memungkinkan peserta
didik dapat belajar sesuatu maka orang tersebut dapat menjadi sumber belajar.
- Buku, segala macam buku yang dapat dibaca siswa sendiri yang isinya
merupakan bahan atau materi yang sedang dipelajari atau dapat diambil
manfaaatnya.
- Peristiwa dan fakta yang sedang terjadi, kejadian nyata yang sedang terjadi di
masyarakat dan peristiwa itu mempunyai makna tertentu atau penting.
B. Fungsi Sumber Belajar
Sumber belajar mempunyai kemanfaatan terhadap keberhasilan pembelajaran.
Menurut Wijaya (1992:36) terdapat enam jenis fungsi dalam mengembangkan
sumber belajar, yaitu:
- Fungsi riset dan teori
- Fungsi desain
- Fungsi produksi dan penempatan
- Fungsi evaluasi dan seleksi
- Fungsi organisasi dan pelayanan
C. Bahan Ajar
Bahan ajar dapat dikelompokkan berupa media tulis, audio visual elektonik dan
interaktif terintegrasi. Didalam bahan ajar terdapat komponen-komponen:
Petunjuk belajar (untuk siswa maupun guru). Kompentensi yang akan dicapai,
informasi pendukung, latihan-latihan, petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja
(LK). Bahan ajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran terdapat beberapa
bentuk diantaranya:
- Bahan ajar cetak
- Bahan ajar dengar (audio)
- Bahan ajar pandang dengar
- Bahan ajar interaktif

5
BAB IV PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS
A. Hakikat Pendekatan
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran. Aswan Zain, et al (2010) memberikan contoh pendekatan yang dibagai
menjadi empat, yaitu:
- Pendekatan individu
- Pendekatan kelompok
- Pendekatan bervariasi
- Pendekatan edukatif

Ada macam-macam jenis pendekatan diantaraya:

- Pendekatan pembelajaran saintifik: Pendekatan saintifik menunjukkan kegiatan


pembelajaran mandiri dari siswa berdasarkan langkah-langkah ilmiah meliputi
mengamati, menanya, menalar, eksperimen, mempresentasikan/menyajikan
laporan.
- Pendekatan kontekstual: Pendekatan konstektual merupakan pendekatan yang
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi
dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
- Pendekatan kontruktivisme: Merupakan pendekatan dalam pembelajaran yang
lebih menekankan pada tingkatan kreatifitas siswa dalam menyalurkan ide-ide
baru yang dapat diperlukan bagi pengembangan diri siswa yang didasarkan pada
pengetahuan.
- Pendekatan deduktif: Merupakan pemberian penjelasan tentang prinsip-prinsip
isi pelajaran, kemudian dijelaskan dalam bentuk penerapannya atau contoh-
contohnya dalam situasi tertentu.
- Pendekatan induktif: Pendekatan induktif dimulai dengan pemberian kasus,
fakta, contoh, atau sebab yang mencerminkan suatu konsep atau prinsip.
Kemudian siswa dibimbing untuk berusaha keras mensintesiskan, menemukan,
atau menyimpulkan prinsip dasar dari pelajaran tersebut.
- Pendekatan konsep: Adalah pendekatan yang mengarahkan peserta didik
menguasai konsep secara benar dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahan
konsep (miskonsepsi).
- Pendekatan proses: Merupakan pendekatan pengajaran yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menghayati proses penemuan atau penyusunan
suatu konsep sebagai suatu ketetrampilan proses.
- Pendekatan ilmu, teknologi, dan masyarakat: Merupakan pendekatan terpadu
antara sains, teknologi, dan isu yang ada di masyarakat.

6
BAB V MODEL-MODEL STRATEGI PEMBELAJARAN IPS

A. Model Pembelajaran
Ciri-ciri model pembelajaran yang baik dalam pengembangannya harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Model pembelajaran tidak keluar dari pendekatan student center oriented
dengan strategi disscovery inquiry.
2. Acuan dasar pengembangan adalah RPP yang dibuat guru dengan fokus.
- Tujuan Pembelajaran
- Kompleksitas Materi Ajar
- Metode Pembelajaran
- Alokasi Waktu
3. Kegiatan yang dilakukan peserta didik dalam desain model pembelajaran
harus merefleksikan metode pembelajaran yang dituliskan guru dalam RPP.
4. Presentasi kegiatan peserta didik (belajar) lebih dominan dari pada kegiatan
guru.
5. Eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi terakomodasi secara terpadu dan tersirat
dalam rangkaian tahapan model pembelajaran yang dibuat.
6. Model pembelajaran yang diatas hendaknya sistematis dan mampu menjawab
keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran.
7. Adanya keterlibatan intelektual dan atau emosional peserta didik melalui
kegiatan mengalami, menganalisis, berbuat dan pembentukan sikap.
8. Adanya keikutsertaan peserta didik secara aktif dan kreatif selama pelaksanaan
model pembelajaran.
9. Guru bertindak sebagai fasilitator, koordinator, mediator dan motivator
kegiatan belajar peserta didik.
10. Pemilihan alat, media, dan bahan pembelajaran harus tepat guna. Apabila
model pembelajaran yang akan diterapkan oleh guru dalam pembelajaran
bukan produk sendiri melainkan adopsi atau adaptasi, maka pemilihan model
yang akan digunakan harus memepertimbangkan acuan dasar dalam RPP
ditambah dengan kesesuaian kondisi peserta didik.

7
B. Strategi Pembelajaran
Menurut Stoner dan Sirait (1996) ciri-ciri strategi pembelajaran antara lain:
1. Wawasan waktu
Wawasan waktu, meliputi cakrawala waktu yang jauh ke depan, yaitu
waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut dan waktu yang
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut dengan waktu yang
diperlukan untuk mengamati dampaknya.
2. Dampak
Walaupun hasil tertentu akhir dengan mengikuti strategi tertentu tidaak
langsung terlibat untuk jangka waktu lama, dampak akhir akan sangat berarti.
3. Pemusatan upaya
Sebuah strategi yang efektif biasanya mengahruskan pemusatan
kegiatan, upaya, atau perhatian terhadap tentang sasaran yang sempit.
4. Pola keputusan
Kebanyakan strategi mensyaratkan bahwa sederetan keputusan tertentu
harus diambil sepanjang waktu. Keputusan-keputusan tersebut harus saling
menunjang, artinya mengikuti suatu pola yang konsisten.
5. Presapan
Sebuah strategi mencakup suatu spektrum kegiatan yang luas mulai dari
proses alokasi sumber daya sampai dengan kegiatan operasi harian. Selain itu,
adanya konsistensi sepanjang waktu dalam kegiatan-kegiatan ini menharuskan
semua tingkatan organisasi bertindak secara naluri dengan cara-cara yang
memperkuat strategi.

BAB VI METODE PEMBELAJARAN


Menurut Sanjaya (2008:127), metode adalah cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan
yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode merupakan jalinan dnegan tujuan,
dengan kematangan siswa, bahan bantu dengan kemampuan guru, dengan keadaan
sosial, dengan pemilihan, organisasi dan penilaian bahan. Adapun sifat-sifat metode
yang baik yaitu:
1. Harus teliti, cermat dan sungguh-sungguh
2. Harus artisitik adanya rasa kesesuaian dan ketidak sesuaian
3. Bersifat pribadi dikembangkan oleh guru sendiri
4. Menghubungjan diri guru dengan pengalaman siswa (Wahab,2008:37)

8
BAB VII MEDIA PEMBELAJARAN

Kata media secara etimologis berasal dari kata latin, yaitu medium yang artinya
antara, dalam arti umum untuk meanjutkan alat komunikasi. Secara istilah, kata media
menunjukkan segala sesuatu yang membawa atau menyalurkan informasi antara
sumber dan penerima, seperti film, televisi, radio, alat visual. Brown (1997:3)
mendefinisikan mendia pembelajaran sebagai teknologi dalam pembelajaran yang
merupakan sebuah cara yang sistematis dari perancangan, penggunaan dan evaluasi
dari keseluruhan proses belajar mengajar pada subjek tertentu.

Sudjana dan Rivai (1992:2) mengemukakan manfaat media pembelajaran


dalam proses belajar siswa, yaitu:

1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan


motivasi belajar.
2. Bahan pembelajaram akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami
oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.
3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak hanya komunikasi verbal melalui
penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak
kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran.
4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain.

BAB VIII PENILAIAN IPS

A. Hakikat Penilaian
Penilaian mencakup semua proses pembelajaran. Oleh karena itu, kegiatan
penilaian tidak terbatas pada karateristik peserta didik saja, tetapi juga mencakup
karateristik metode mengajar, kurikulum, fasilitas, dan administrasi sekolah.
Instrumen penilaian untuk peserta didik dapat berupa metode, prosedur formal
atau informal untuk menghasilkan informasi tentang peserta didik.
Evaluasi adalah penilaian yang sistematik tentang manfaat atau kegunaan suatu
objek (Mehrens dan Lehmann, 1991). Dalam melakukan evaluasi terdapat
judgement untuk menentukan nilai suatu program yang sedikit banyak
mengandung unsur subjektif. Evaluasi memerlukan data hasil pengukuran dan
informasi hasil penilaian yang memiliki banyak dimensi, seperti kemampuan,
kreativitas, sikap, minat, keterampilan dan sebagainya.

9
B. Jenis-Jenis Penilaian
1. Tes Objektif
- Tipe Benar Salah
Tes yang butir soalnya terdiri dari pernyataan yang disertai dengan alternatif
jawaban yaitu jawaban atau pernyataan itu dengan melingkari atau memberi
tanda silang pada huruf “B” ataupun memberi tanda silanng pada huruf “S” jika
jawaban atau pernyataan menurut pendapatnya dianggap salah.
- Tipe Menjodohkan
Soal bentuk menjodohkan adalah bentuk soal yang terdiri atas dua kelompok
pernyataan. Lanjur seblah kiri merupakan soal atau pernyataan, sedangkan
lanjur sebelah kanan merupakan jawaban atau respon. Tulislah seluruh
pernyataan atau soal disebelah kiri dan jawaban disebelah kanan. Pernyataan
jawaban harus lebih banyak dari pada pernyataan soal.
- Tipe Pilihan Ganda
Soal pilihan ganda adalah soal yang jawabannya harus dipilih dari beberapa
kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Setiap soal terdiri atas pokok soal
(stem) dan pilihan jawaban (option). Pilihan jawaban terdiri atas kunci jawaban
dan pengecoh.
2. Tes Non Objektif
- Isian
Isian atau jawaban melengkapi adalah butir soal yang memerintahkan kepada
peserta tes untuk melengkapi kalimat dengan satu kata, satu frasa, satu angka
atau satu formula.
- Jawaban Singkat
Yang dimaksud dengan tipe jawaban singkat adalah butir soal berbentuk
pertanyaan yang dapat dijawab dengan satu kata, satu frasa, satu angka atau satu
formula.
- Uraian
Berdasarkan tingkat kebebasan peserta tes untuk menjawab soal tes uraian,
secara umum tes uraian dapat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu tes uraian bebas
atau uraian terbuka dan tes uraian terbatas.
C. Penilaian pada KTSP dan Kurikulum 2013
Penilaian pada KTSP ada tiga ranah yakni ranah kognitif (pengetahuan), afektif
(sikap) dan psikomotorik (keterampilan). Pada penilaian ranah kognitif, kata kerja
operasional yang digunakan pada ranah C1-C6. Penilaiam ranah afektif, kata kerja
operasional yang digunakan pada ranah A1-A5. Penilaian pada kurikulum hampir
sama dengan KTSP yakni terdapat tiga ranah (kognitif, afektif, dan psikomotorik).

10
Perbedaan kurikulum 2013 dengan KTS adalah pada ranah kognitif dibedakan
menjadi dua yakni sikap spiritual (KI 1) dan sikap sosial (KI 2). Sikap spiritual
yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang beriman dan bertaqwa dan
sikap sosial yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang berakhlak mulia,
mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab. Sedangkan aspek pengetahuan
terdapat pada (KI 3) dan aspek psikomotorik terdapat pada (KI 4).

BAB IX KKM (KRITERIA KETUNTASAN MINIMUM)


A. Pengertian KKM
KKM adalah kriteria ketuntasan belajar (KKB) yang ditentukan oleh satuan
pendidikan. KKM ditetapkan oleh sekolah pada awal tahun pelajaran. Penetapan
KKM menurut PP (2005) sebagai berikut:
1. Intake (kemampuan rata-rata peserta didik)
2. Kompleksitas (mengidentifikasi indikator sebagai penanda tercapainya
kompetensi daya)
3. Keampuan daya pendukung (berorientasi pada sumber belajar)
B. Fungsi KKM
Menurut Depdiknas (2009) fungsi KKM adalah sebagai berikut:
1. Sebagai acuan bagi peserta didik dalam menilai kompetensi dasar mata
pelajaran. Setiap kompetensi dasar dapat diketahui ketercapaiannya melalui
KKM. Pendidikan dapat memberikan remedial kepada peserta didik apabila
mendapatkan nilai dibawah KKM danmemberikan pengayaan apabila
melebihi KKM.
2. Sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti penilaian
mata pelajaran. Perserta didik diharapkan mengetahui nilai KKM setiap mata
pelajaran agar mencapai nilai melebihi KKM.
3. Dapat digunakan sebagai bagian komponen dalam melakukan evaluasi
programpembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. Hasil pencapaian KD
berdasarkan KKM dapatdianalisis untuk mendapatkan informasi KD pada
mata pelajaran yang mudah atau sulit serta cara perbaikan proses pembelajaran
maupun sarana dan prasarana belajar di sekolah.
4. Merupakan kontrak pedagogik antara pendidik dengan peserta didik dan
satuan pendidikandengan masyarakat. Peserta didik mengikuti pembelajaran
di sekolah. Orang tua memotivasi peserta didik untuk mengikuti
pembelajaran di sekolah. Pimpinan satuan pendidikanberupaya
memaksimalkan sarana dan prasaran yang ada di sekolah.
5. Sebagai pedoman bagi sekolah dalam pencapaian kompetensi tiap mata
pelajaran. Satuan pendidikan berupaya untuk semaksimal mungkin melampaui
KKM yang telah ditetapkan.Tercapainya KKM yang telah ditetapkan menjadi
tolah ukur kinerja dari satuan pendidikan.

11
BAB X IPS DALAM PEMBELAJARAN TERPADU
A. IPS Terpadu

Prinsip pembelajaran terpadu yang pertama adalah substansi materi


diangkat dari konsep-konsep kunci yang terkandung dalam aspek
perkembangan terkait. Kedua, antar konsep kunci yang dimaksud
memiliki keterkaitan makna dan fungsi apabila dijadikan satudalam
konsteks tetentu (peristiwa, isu atau tema) masih memiliki makna
asal, selain memiliki makna yang berkembang dalam konsteks yang
dimaksud. Ketiga, aktivitas belajar yang hendak dirancang dalam
pembelajaran terpadu mencakup aspek perkembangan anak. Keempat,
pengembangan pembelajaran terpadu dapat mengambil suatu topik
dari satu cabang ilmu tertentu, kemudian dilengkapi, dibahas, diperluas
dan diperdalam dengan cabang-cabang ilmu lainnya.

Menurut ahli Fogarty (1991) terdapat 10 cara atau model dalam


merencanakan pembelajaran terpadu, yakni:

(1) model penggalan (fragmented),

(2) metode keterhubungan (connected),

(3) metode sarang (nestad),

(4) metode urutan atau rangkaian (sequenced),

(5)model berbagi (shared),

(6) model jarring laba-laba (webbed),

(7) model galur (threaded),

(8) model keterpaduan (integrated),

(9) model celupan (immersed),

(10) model jejaring(networked).

12
B. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Terpadu

Keunggulan pembelajaran terpadu:

(1) Mendorong guru untuk mengembangkan kreativitas sehingga guru


dituntut untuk memiliki wawasan,

(2) Peluang guru mengembangkan situasi pembelajaran yang utuh,

(3) Memotivasi siswa untuk mengenal, menyerap, memahami hubungan


antara konsep, nilai atau tindakan yang terdapat dalam pokok bahasan
atau bidang studi.

Adapun kelemahan pembelajaran terpadu adalah:

(1) Menuntut guru memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas,


kreativitas yang tinggi, untuk mengemas dan mengembangkan materi,

(2) Peluang pengembangan kreativitas akademik siswa,

(3) Menunjang dan memperkaya mengembangkan wawasan,

(4) Jenis kurikulum yang terbuka,

(5) Hasil belajar siswa merupakan kumpulan dan panduan penguasaan dari
berbagai materi yang disatukan,

(6) Pengutamaan salah satu atau lebih mata pelajaran.

Bab XI IPS dalam Pembelajaran Tematik

A. Hakikat Pembelajaran Tematik


Pembelajaran tematik adalah pendekatan pembelajaran yang
mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke
dalam tema dengan proses pembelajaran yang bermakna yang disesuaikan
dengan perkembangan siswa.
Landasan Pembelajaran tematik berdasarkan materi sosialisasi
kurikulum 2013 yang diberikan oleh Kemendikbud adalah sebagai berikut:
1. Landasan Filosofis: Progresivisme, konstruktivisme, humanism
2. Landasan Psikologis:
- Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan
isi/materi pembelajarantematik yang diberikan kepada siswa agar
tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengantahap perkembangan
peserta didik.

13
- Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana
isi/materipembelajarantematik tersebut disampaikan kepada siswa dan
bagaimana pula siswa harusmempelajarinya
3. Landasan yuridis dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan
berbagai kebijakan atauperaturan yang mendukung pelaksanaan
pembelajaran tematik di sekolah dasar.
Sebagai suatu model pembelajaran di SD, dalam materi sosisalisasi
kurikulum 2013 dari Kemendikbud, karakteristik pembelajaran tematik
adalah sebagai berikut:
- Berpusat padasiswa.
- Memberikan pengalaman langsung.
- Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas.
- Menyajikan konsep dari berbagai muatan.
- Bersifat Fleksibel.
- Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
B. Pembelajaran IPS
Istilah “Ilmu Pengetahuan Sosial”, disingkat IPS, merupakan nama mata
pelajaran ditingkat sekolah dasar dan menengah atau nama program studi di
perguruan tinggi identikdengan istilah “social studies” (Sapriya,2009: 19). IPS
adalah suatu bahan kajian terpadu yang merupakan penyederhanaan,
adaptasi, seleksi dan modifikasi diorganisasikan dari konsep-konsep
ketrampilan Sejarah, Geografi, Sosiologi, Antropologi, dan Ekonomi
(Puskur,2001: 9). Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2006: 67),
mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut:
1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya;
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa
ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam
kehidupan sosial;
3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan;
4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi
dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

14
C. IPS dalam Pembelajaran Tematik
Dengan diterapkannya sistem pembelajaran berbasis tematik
integratif di kurikulum 2013, mata pelajaran IPS bukannya dihapus dari
kurikulum, tapi diintegrasikan berdasarkan tema. Mata pelajaran IPS akan
menjadi materi bahasan di semua mata pelajaran. Intinya, yang dihapuskan
adalah nama pelajarannya. Tapi substansi pelajaran IPS tidak ada satu punyang
dihilangkan. Prosesnya, tema-tema yang ada dimata pelajaran IPS
diintegrasikankepada enam mata pelajaran yang akan menjadi muatan
pelajaran SD. Tiga alternatif yangmenentukan nasib mata pelajaran IPS pada
uji publik kurikulum 2013 itu adalah:
1. Nama mata pelajaran IPS sama sekali tidak dimunculkan, hanya muatannya
yang muncul dipelajaran-pelajaran lain.
2. IPS akan dimunculkan sebagai nama mata pelajaran mulai kelas IV SD
sampai VI SD.
3. IPS hanya akan dimunculkan sebagai pelajaran tersendiri untuk kelas V dan
VI SD.

2. RINGKASAN BUKU PEMBANDING

BAB 1 PENDAHULUAN

Mempelajari konsep dasar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) berisi tentang hakikat dan
karakteristik konsep dasar IPS, sejarah perkembangan IPS, ruang lingkup dan cakupan
konsep yang mendasar pada kajian konsep dasar IPS. Dengan mempelajari materi
konsep dasar IPS ini diharapkan mampu membantu memahami konsepkonsep yang
mendasar pada kajian IPS yang berpengaruh terhadap kehidupan masa kini dan masa
yang akan datang secara kritis dan kreatif.

Pada dasarnya esensi kajian pendidikan IPS di sekolah dasar apabila diambil
kesimpulan dari tujuan Pendidikan IPS pada jenjang pendidikan dasar dan tujuan
pendidikan IPS di Sekolah Dasar (SD). Tujuan Pendidikan IPS bertujuan mendidik
peserta didik menjadi warga negara yang baik, warga masyarakat yang konstruktif dan
produktif yaitu warga negara yang memahami dirinya sendiri dan masyarakatnya,
mampu merasa sebagai warga negara, berpikir sebagai warga negara, bertindak sebagai
warga negara, dan jika mungkin juga mampu hidup sebagaimana layaknya warga
negara.

15
BAB 2 HAKIKAT PEMBELAJARAN IPS

1. Latar belakang
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan terjemahan dari Social Studies. Bila
dianalisis dengan cermat bahwa pengertian social studies mengandung hal-hal
sebagai berikut:

- Social Studies merupakan turunan dari ilmu-ilmu sosial

- Disiplin ini dikembangkan untuk memenuhi tujuan pendidikan pada tingkat


persekolahan maupun tingkat perguruan tinggi.

- Aspek-aspek dari masing-masing disiplin ilmu sosial itu perlu diseleksi sesuai
dengan tujuan tersebut.

2. Lahirnya Ilmu Pengetahuan Sosial


Menurut Setiawan (2015, p. 6-7) dalam dunia pengajaran, ilmu-ilmu sosial telah
mengalami perkembangan, sehingga timbullah social studies atau di Indonesia
disebut Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). IPS (social studies) pertama kali
dimasukkan dalam kurikulum sekolah di Rugby (Inggris) pada tahun 1827, atau
setengah abad setelah terjadinya Revolusi Industri pada abad ke-18. Nama asli IPS
di Amerika Serikat adalah “social studies”, istilah tersebut dipergunakan sebagai
nama sebuah komite yaitu “Committee of Social Studies” yang didirikan pada tahun
1913 dengan tujuan sebagai wadah himpunan tenaga ahli yang berminat pada
kurikulum ilmu- ilmu Sosial di tingkat sekolah dan ahli-ahli ilmu-ilmu Sosial yang
mempunyai minat sama.

3. Pengertian IPS
Menurut Ahmadi (1991, p. 2-3) IPS merupakan ilmu-ilmu sosial yang dipilih
dan disesuaikan bagi penggunaan program pendidikan di sekolah atau bagi
kelompok belajar lainnya yang sederajat. Menurut Ali Imran Udin IPS ialah ilmu-
ilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan-tujuan pendidikan dan pengajaran di
sekolah dasar dan menengah. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan
bahwa materi IPS diambil dari berbagai disiplin ilmu sosial seperti geografi,
sejarah, sosiologi, antropologi, psikologi sosial, ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum,
dan ilmu-ilmu sosial lainnya yang dijadikan sebagai bahan baku bagi pelaksanaan
program pendidikan dan pengajaran di sekolah dasar dan menengah.

4. Tujuan IPS
Tujuan pengajaran IPS, secara umum dikemukakan oleh Fenton adalah
mempersiapkan anak didik menjadi warga negara yang baik, mengajar anak didik
agar mempunyai kemampuan berpikir dan dapat melanjutkan kebudayaan bangsa.

16
5. Landasan pendidikan IPS
Landasan Filosofis Memberikan gagasan pemikiran mendasar yang digunakan
untuk menentukan apa objek kajian dan domain apa saja yang menjadi kajian pokok
dan dimensi pengembangan Pendidikan IPS sebagai pendidikan disiplin ilmu
(aspek ontologis). Landasan Sosiologis Memberikan sistem gagasan mendasar
untuk menentukan cita-cita, kebutuhan kepentingan, kekuatan, aspirasi serta pola
kehidupan masa depan. Landasan Kemanusiaan Menurunkan sistem gagasan-
gagasan mendasar untuk menentukan karakteristik manusia sebagai sasaran proses
pendidikan.

BAB 3 SEJARAH PERKEMBANGAN PENDIDIKAN IPS


Menurut Sapriya (2017, p. 34-39), perkembangan IPS dapat ditelusuri dari
sebuah karya Saxe yang berjudul Social Studies in Schools: A History of the Early
Years. Menurut Saxe, pada awal pertumbuhannya, IPS dapat diidentifikasi dari the
National Herbart Society Papers of 1896-1897, yakni sebagai upaya membatasi ilmu-
ilmu sosial untuk penggunaan secara pedagogik. IPS sebagai satu kesatuan sistem
dalam kurikulum pendidikan sangat erat kaitannya dengan kurikulum ilmu sejarah,
Geografi dan Civics. Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, IPS telah dijadikan
sebagai istilah resmi dalam kurikulum pendidikan, khususnya di Amerika Serikat. Pada
era tahun 1960-an bagi kalangan komunitas akademik Pendidikan IPS sering diklaim
sebagai era The New Social Studies yaitu suatu gerakan pembaharuan yang bertujuan
untuk meningkatkan efektivitas dan kualitas program Pendidikan IPS, melalui
penguasaan kemampuan intelektual tingkat tinggi, dengan menampatkan metode
inkuiri dan pendekatan struktur disiplin ilmu sebagai substansi kajian kurikulum.
Keberadaan pendidikan IPS dalam sistem pendidikan di Indonesia tidak dapat
dipisahkan dari sistem kurikulum yang pernah berlaku di Indonesia. Seperti telah
dikemukakan oleh sejumlah pakar bahwa secara embrionik kurikuler, pendidikan IPS
di lembaga pendidikan formal atau sekolah di Indonesia pernah dimuat dalam
kurikulum tahun 1947, kurikulum berpusat mata pelajaran terurai tahun 1952,
kurikulum 1964, dan kurikulum 1968. Baru dalam kurikulum tahun 1975, kurikulum
1984, dan kurikulum tahun 1994, pendidikan IPS telah menjadi salah satu mata
pelajaran yang berdiri sendiri pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah yang
disesuaikan dengan karakteristik atau kebutuhan peserta didik.
1. Pada kurun waktu tahun 1945-1964 istilah IPS di Indonesia belum dikenal.
Namun, pembelajaran yang memiliki karakteristik sama dengan IPS merujuk
kepada definisi social studies menurut Edgar Wesley yang menyatakan bahwa
pendidikan IPS ialah ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan pendidikan.
2. lam kurikulum 1964, ada perubahan pendekatan dalam pengajaran IPS di Indonesia,
meskipun istilah IPS pada kurun waktu ini belum dikenal. Dimyati menamakan
pendekatan yang digunakan bersifat korelatif dari ilmu-ilmu sosial.
17
3. Menurut Winataputra kurikulum 1975 menampilkan pendidikan IPS dalam empat
profil sebagai berikut:
a. Pendidikan moral pancasila menggantikan pendidkan kewarganegara sebagai
suatu bentuk pendidikan IPS khusus yang mewadahi tradisi citizenship
transmision.
b. Pendidikan IPS terpadu (integrated) untuk sekolah dasar c. Pendidikan IPS
terkonfederasi untuk SMP yang menempatkan IPS sebagai konsep payung yang
menaungi mata pelajaran geografi, sejarah, ekonomi koperasi.
d. Pendidikan IPS terpisah-pisah yang mencakup mata pelajaran sejarah,
geografi, ekonomi untuk SMA atau sejarah dan geografi untuk SPG.

Bab 4 IPS dan Ilmu-ilmu Sosial


Menurut Sapriya (2017, p. 19-20), IPS merupakan nama mata pelajaran di
tingkat sekolah dasar dan menengah atau nama program studi di perguruan tinggi yang
identik dengan istilah social studies dalam kurikulum persekolahan di negara lain
seperti Amerika Serikat. Nama IPS merupakan istilah hasil kesepakatan dari para ahli
atau pakar di Indonesia tahun 1972 di Tawangmangu, Solo. IPS sebagai mata
pelajaran di persekolahan, pertama kali digunakan dalam kurikulum 1975.
Menurut Astawa (2017, p. 23-25), ilmu sosial ialah bidang-bidang keilmuan
yang mempelajari manusia di masyarakat dan mempelajari manusia sebagai anggota
masyarakat. Berikut akan dibahas beberapa Ilmu Sosial yang juga menjadi sumber
IPS.

1. Konsep Dasar Sosiologi


Istilah sosiologi sebagai cabang ilmu sosial dicetuskan pertama kali oleh ilmuan
Prancis, bernama August Comte tahun 1842 akan tetapi dalam catatan sejarah Emile
Durkheim melanjutkan istilah tersebut dan menerapkannya menjadi sebuah ilmu
disiplin ilmu.

2. Konsep Dasar Antropologi


Manusia merupakan makhluk yang memiliki kebudayaan dan peradaban, hal ini
dapat dibuktikan sejak zaman manusia purba sampai manusia modern. Keunikan
dalam hal peradaban ini tidak dimiliki oleh makhluk lainnya, sehingga para ilmuan
tertarik untuk mempelajari tentang manusia untuk itu ilmu yang mempelajari
tentang manusia disebut antropologi.

3. Konsep Dasar Ilmu Ekonomi


Kajian konsep dasar Ilmu ekonomi sering kali dikenal dengan bapak ekonomi
yakni Adam Smith, bahwa Adam Smith mendefinisikan ilmu ekonomi merupakan
sebuah penyelidikan kedalam sifat dan penyebab kekayaan bangsa-bangsa.

18
4. Konsep Dasar Geografi
Istilah ekonomi pertama kali muncul pada abad pertama di bawah pengaruh
Erastothenes. Seacara bahasa Geografi berasal dari kata Geo dan Graphein yang
berarti bumi dan tulisan, untuk itu ilmu geografi membahas tentang ilmu yang
mempelajari bumi. Menurut Supardan (2011, p. 227), geografi berasal dari bahasa
Yunani, yaitu geo yang berarti bumi dan graphein yang berarti lukisan atau tulisan.

5. Konsep Dasar Sejarah


Kajian Ilmu sejarah sangat menjadi sebuah kajian jejak dan sejarah yang terjadi
memuat kehidupan manusia dimasa lalu, sekarang dan masa yang akan datang.

6. Konsep Dasar Ilmu Politik


Objek kajian ilmu politik diserap dari istilah Politics (Inggris) yang pertama kali
diperkenalkan oleh Aristoteles. Kajian politik membahas mengenai teori dan
praktek politik serta gambaran dan analisis mengenai sistem politik.

7. Konsep Dasar Psikologi Sosial


Persoalan Psikologi dalam kehidupan manusia khususnya dalam dunia
pendidikan maka faktor ini mendorong terus dikaji dan dipelajari oleh orang
banyak.

BAB 5 HUBUNGAN ANTARA ILMU SOSIAL DAN IPS

Secara konseptual hubungan antara IPS dengan ilmu-ilmu sosial dapat


diuraikan sebagai berikut :

1. Disiplin ilmu-ilmu sosial dijadikan kerangka utama berfikir dalam mengembangkan


kurikulum.

2. Bahan untuk IPS dikembangkan terlebih dahulu, serta memilih dan memilah disiplin-
disiplin ilmu sosial kemudian diidentifikasikan konsep-konsep dasar yang perlu
diketahui peserta didik. Konsepkonsep dasar ini dipilih dan disesuaikan dengan tujuan
yang hendak dicapai dalam kurikulum IPS. Konsep dasar yang dipilih dijadikan pokok
bahasan dalam kurikulum. Dengan kata lain, ilmu-ilmu sosial secara langsung
memberikan bahan pembelajaran untuk kurikulum IPS. Oleh karena itu, topik-topik
yang akan diajarkan dalam kurikulum IPS ialah hasil dan inventarisasi konsep dasar
dari disiplin ilmu-ilmu sosial. Tidak salah jika dikatakan bahwa IPS ialah gabungan
ilmu-ilmu sosial yang diajarkan di sekolah.

19
BAB 6 PARADIGMA PEMBELAJARAN IPS

Menurut buku pengembangan pembelajaran guru di SD oleh Dr. Ahmad Susanto


(2014, p. 10) Istilah paradigma pada awalnya berkembang dalam dunia ilmu
pengetahuan terutama dalam kaitannya dengan filsafat ilmu Pengetahuan. Secara
terminologis tokoh yang mengembangkan istilah tersebut dalam dunia ilmu
pengetahuan adalah, Thomas S. Khun dalam bukunya yang berjudul the structure of
scienctific revolution. Jadi intisari pengertian paradigma adalah suatu asumsi-asumsi
dasar dan asumsi-asumsi teoritis yang umum (merupakan suatu sumber nilai), sehingga
merupakan suatu sumber hukum-hukum, metode, serta penerapan ilmu pengetahuan
sehingga sangat menentukan sifat, ciri, serta karakter ilmu pengetahuan itu sendiri.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa paradigma pembelajaran IPS adalah
model atau kerangka berfikir pengembangan IPS yang diwacanakan dalam kurikulum
pada sistem pendidikan Indonesia, dan IPS merupakan studi yang mempelajari tentang
masyarakat atau manusia dan merupakan Ilmu Pengetahuan Sosial yang diambil dari
Ilmu Sosial. Ada tiga istilah yang termasuk bidang pengetahuan sosial, yaitu: Ilmu
Sosial (Sosial Science), Studi Sosial (Social Studies), dan Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS). Menurut pasal 37 UU RI NO.20 Tahun 2003 dinyatakan bahwa, mata pelajaran
IPS merupakan salah satu bagian dari kurikulum pendidikan dasar dan
menengah.Tujuan utama pendidikan IPS di SD mengembangkan potensi peserta didik
agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental
positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, terampil mengatasi setiap
masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun
masyarakat.

BAB 7 PENGEMBANGAN MATERI AJAR IPS

Materi pendidikan ialah apa yang dipelajari siswa untuk mencapaitujuan


pendidikan. Materi IPS berasal dari disiplin ilmu-ilmu sosial (sejarah,geografi,
ekonomi, sosiologi, antropologi, dan sebagainya) dan berkaitan dengan materi
pendidikan. Dalam materi ini terdapat substansi dan proses yangberasal dari ilmu-ilmu
sosial. Materi pendidikan yang diajarkan kepada siswabertujuan untuk
mengembangkan nilai, sikap dan moral siswa, oleh karena iturealitas kehidupan di
masyarakat, bangsa dan negara hendaknya dijadikanmateri dasar dalam materi IPS dan
dikembangkan untuk berbagai aspek

1. Materi Substansi
2. Materi Proses
3. Sikap, Nilai, dan Moral

20
Pengorganisasi Materi IPS

Menurut Fatimah (2015, p. 64-66) pengorganisasi materi ialah membahas


mengenai bagaimana materi yangada diatur sehingga ia merupakan satu kesatuan
wilayah yang utuh.

2. Pengorganisasi Terpisah

Setiap disiplin ilmu sosial diajarkan secara terpisah. Disiplin ilmusosial yang
diajarkan membawa karakteristiknya masing-masing.Contohnya: sejarah diajaran
terlepas dari geografi, ekonomi, sosiologi,antropologi atau politik. Keuntungannya
ialah pertama, Siswa belajar bisafokus pada satu disiplin ilmu sosial. Contoh: jika siswa
belajar sejarah makakonsep, masalah dan solusi dari permasalahan terfokus pada ilmu
sejarahsaja; kedua, Pengembangan tujuan dan materi menjadi lebih mudah bagi guru.
Guru yang mendalami bidang sejarah hanya akan memikirkan tujuandan materi sejarah
bagi kelas yang mejadi tanggung jawabnya.

3. Pengorganisasi Korelatif

Pengorganisasian ini tidak menghilangkan ciri dari disiplin ilmuyang


bersangkutan. Pengorganisasian ini hanya mencoba mencariketerkaitan pembahasan
antara satu pokok bahasan dengan pokok bahasanlainnya. Melalui keterkaitan itu siswa
belajar mengenai satu pokok bahasandari suatu disiplin ilmu berhubungan dengan
pokok bahasan lain daridisiplin ilmu lainnya.

BAB 8 METODE DAN MEDIA PEMBELAJARAN IPS

A. Hamdayama (2016, p. 120-122) bahwa faktor-faktor yang harus diperhatikan oleh


guru dalammemilih metode pembelajaran, sebagai berikut:

1. Tujuan yang Hendak Dicapai

Faktor pertama yang hendaknya dikaji oleh guru dalam rangka menetapkan
metode mengajar ialah tujuan pembelajaran. Tujuan ini hendaknya dijadikan patokan
dalammemiliki dan menetapkan efektivitas suatu metode mengajar. Apabila seorang
guru menggunakan metode mengajar yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran
makayang ia lakukan bersifat sia-sia. Oleh karena itu, guru harus mengkaji
secara saksamametode belajar yang akan dipergunakan.

21
2. Keadaan Siswa

Metode mengajar merupakan alat untuk menggerakkan peserta didik agar dapat
mempelajari pelajaran yang akan diajarkan. Guru hendaknya mampu memahami
perkembangan psikologis, motorik, maupun mental peserta didik Seorang guru
hendaknya tidak memaksakan satu metode dalam kelas tertentu. Guru yang baik adalah
seorang guru yang mampu memahami keinginan peserta didik, serta mahir dalam
meinbangkitkan motivasi in-trinsik peserta didik. Jika tumbuh motivasi belajar yang
tinggi dalam diri peserta didik maka mereka akan senang dalam proses pembelajaran,
meng-hasilkan yang optimal dan memuaskan, serta tercapainya sejumlah standar
kompetensi yang ada dalam kurikulum.

3. Bahan Pengajaran

Dalam menetapkan metode mengajar, guru hendaknya memperhatikan bahan


pengajaran seperti isi, sifat, dan cakupannya. Guru harus mampu menguraikan bahan
pengajaran kedalam unsur-unsur secara rinci dalam rencana pembelajarannya.
Berdasarkan unsur tersebut, tampak apakah bahan itu hanya berisi fakta dan kecakapan
yang hanya membutuhkan daya mental untuk menguasainya atau berisi keterampilan
dan kebiasaan yang membutuhkan penguasaan secara motorik, ataukah hanya
beberapa hal atau mungkin hanya satu hal. Setelah menginventarisasi sifat atau
unsur bahan pengajaran, guru dapat segera memperhatikan metode yang memiliki
ciri-ciri yang sesuai dengan bahan pengajaran dimaksud, lalu menetapkan satu
atau beberapa metode yang hendak digunakan dalam mengajar.

4. Situasi Belajar Mengajar


Pengertian situasi belajar mencakup suasana dan keadaan kelas yang berdekatan
yangmungkin mengganggu jalannya proses belajar mengajar, keadaan peserta didik seperti
masih bersemangat atau sudah lelah dalam belajar, keadaan cuaca cerah atau hujan, serta
keadaan guru yang sudah lelah atau sedang menghadapi berbagai masalah.
5. Fasilitas yang Tersedia
Sekolah tentu saja memiliki fasilitas. Kenyataannya ada sekolah yang memiliki
fasilitas lengkap sesuai dengan kebutuhan proses belajar mengajar; ada pula sekolah
yang memiliki sedikit fasilitas (Samiudin, 2016, p. 120-122).

B. Macam-macam metode pembelajaran IPS


Menurut Sutikno (2009,p. 94-101), yaitu: Metode Ceramah, Metode Tanya Jawab,
Metode Diskusi, Metode Demonstrasi, Metode Kisah/ Cerita, Metode Simulasi,
Metode Karyawisata, MetodeTutorial, Metode Suri teladan, Metode Team teaching,
Metode Praktik, Metode Kerja Kelompok, Metode Penugasan.

22
C. Macam-Macam Media Pembelajaran IPS

Adapun macam-macam media pembelajaran IPS, yaitu:

1. Media Cetak; merupakan jenis media yang telah lama digunakan sebagai sarana dalam
aktivitas belajar, seperti: buku teks, brosur, booklet, leaflet, dan handout.

2. Media Pameran; media pameran atau display media digunakan sebagai sarana informasi
danpengetahuan yang menarik bagi penggunaannya, seperti: realia, model, diorama, dan
poster.

3. Media Audio; merupakan jenis media yang efektif dan efisien untuk digunakan sesuai
dengantujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu melatih kemampuan penggunanya
dalammendengar informasi dan pengetahuan lisan secara komprehensif, seperti: piringan
hitam, radio, MP3/MP4.

4. Media Gambar Bergerak; merupakan jenis media yang mampu menayangkan


gambarbergerak yang terintegrasi dengan unsur suara, seperti: film dan video.

5. Multimedia; produk dari kemajuan teknologi digital. Media ini mampu memberikan
pengalaman belajar yang luas wawasan bagi penggunanya. Multimedia dapat menampilkan
pesan dan pengetahuan dalam bentuk gabungan atau perpaduan antara beberapa format
penayangan, sepertiteks, audio, grafis, video, dan animasi secara serentak. Kemampuan seperti
ini program menayangkan informasi dan pengetahuan secara komprehensif yang dapat
dipelajari oleh siswa. Multimedia memiliki ciri alat seperti: laptop, infokus, ebook. Adapun
aplikasi untuk membuatmedia pembelajaran multimedia seperti: movie maker dan lain-lain.

6. Media Berbasis Web (Internet); merupakan media yang dapat diakses dari online dengan
menggunakan jaringan internet. Media ini kerap sering digunakan seseorang dalam
menunjang pembelajaran, seperti: mozila firefox, google crome, internet explorer,
opera,dan lain-lain

D.Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Secara umum media mempunyai kegunaan, yaitu:

1. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.

2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra.

3. Mempermudah proses belajar mengajar.

4. Meningkatkan efisien belajar mengajar.

5. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber
belajar.

23
BAB 9 PENDIDIKAN IPS DALAM KURIKULUM 2013

Istilah “Ilmu Pengetahuan Sosial”, disingkat IPS, merupakan nama mata pelajaran
ditingkat sekolah dasar dan menengah atau nama program studi di perguruan tinggi
identikdengan istilah “social studies”. Istilah IPS di sekolah dasar merupakan nama
matapelajaran yang berdiri sendiri sebagai integrasi dari sejumlah konsep disiplin ilmu sosial,
humaniora, sains bahkan berbagai isu dan masalah sosial kehidupan (Swasono, 2013, p. 20).

A. Pengorganisasian Isi Materi IPS

Idi (Wahidmurni, 2010) menyebutkan secara umum terdapat empat pandangan


tentangbagaimana cara mengorganisasi isi materi dalam suatu mata pelajaran. Cara
tersebut,yaitu:

(a) separated subject curriculum,

(b) correlated curriculum,

(c) broad fieldscurriculum,

(d) integrated curriculum.

Berikut penjelasannya secara detail.

B. Tujuan IPS bagi Peserta Didik

Adapun tujuan mata pelajaran IPS di SD/MI ditetapkan sebagai berikut:

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masya- rakat dan


lingkungannya;
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial;
3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan;
4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam
masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global (Afandi, 2011, p. 96).

C. Model-Model Pembelajaran IPS dalam Kurikulum 2013

1.Problem Based Learning

Menurut Lubis (2016, p. 27) model pembelajaran problem based learning


adalahmodel pembelajaran yang menunjukkan kepada siswa kepada suatu masalah
yangkemudian siswa dapat memecahkannya melalui berpikir maupun
menganalisisberdasarkan pengalaman mereka dalam lingkungannya.

24
2.Project Based Learning

Project Based Learning adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek.


Pesertadidik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi
untukmenghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.

3.Discovery Learning

Model pembelajaran discovery learning adalah model mengajar yang


mengaturpengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang
sebelumnyabelum diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya
ditemukansendiri (Azhari, 2015,p. 15).

InkuiriPembelajaran inkuiri menurut Sanjaya (2010, p. 196) adalah rangkaian kegiatan


pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencaridan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Model inkuiri
merupakan sebuah model pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa dalam
menemukan konsep atau pengetahuannya secara mandiri melalui serangkaian prosedur
pemecahan masalah yang dilaluinya (Rustini, 2009, p. 4).

25
BAB III

PEMBAHASAN

A. Kelebihan Buku
Kelebihan Buku Utama
1. Tampilan sampul pada buku utama ini cukup menarik, karena dibaluti
dengan warna yang cerah dan judul yang jelas.
2. Isi buku utama ini sangat relevan dengan judulnya.
3. Tata penulisan sangat rapi dan terstruktur, diberikan nomor urut dan poin-
poin agar pembaca lebih mudah memahaminya.
4. Kualitas bukiu bagus, karena penulis memiliki banyak sumber referensi
dalam penulisan buku ini.
5. Isi pada setiap babnya tidak bertele-tele atau berulang.
6. Beberapa penyajian tabel yang diberikan sangat membantu pembaca.
7. Buku ini telah berISBN.

Kelebihan Buku Pembanding

1. Buku ini memiliki banyak pembahasan yang signifikan bagi calon guru
IPS.
2. Pembahasan sangat dalam dan menyeluruh sehingga jumlah halamannya.
3. Kualitas buku sangat bagus, karena penulis memiliki banyak sumber
referensi dalam penulisan buku ini.
4. Isi buku menarik karena penulis menyajikan poin-poin didalamnya yang
memudahkan pembaca memahami isi buku.
5. Buku ini juga telah berISBN.

B. Kekurangan Buku
Kekurangan Buku Utama:
1. Didalam buku ini tidak disajikan glosarium, padahal ada banyak kata yang
sulit dipahami oleh pembaca.
2. Buku ini sudah bagus hanya saja isi buku kurang menarik karena penulis
tidak membubuhi gambar dalam buku dan desain menarik pada buku.

Kekurangan Buku Pembanding:

1. Cover buku tidak disajikan dalam bentuk pdfnya sehingga pembaca tidak
mengetahui buku naslinya.
2. Ada beberapa penegasan berulang pada setiap bab.
3. Buku ini tidak memiliki glosarium untuk mengetahui kata-kata asing yang
digunakan dalam buku ini.

26
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
IPS sebagai komponen kurikulum sekolah merupakan kesempatan yang baik
untuk membina afeksi, kognisi, dan psikomotor pada anak didik untuk menjadi manusia
pembangunan Indonesia. Bahan kajian IPS bukanlah hal yang bersifat hafalan belaka,
melainkan konsep dan generalisasi yang diambil dari analisis tentang manusia dan
lingkungannya. Pengetahuan yang diperoleh dengan pengertian dan pemahaman akan
lebih fungsional. Ada 3 tujuan IPS, yaitu:
1. Humanistic education
2. Citizenship education
3. Intellectual education
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) diharapkan mampu mengembangkan
kemampuanbersosial pada setiap individu, kesadaran akan bermasyarakat dan
tentunya kemampuan berbangsa dan bernegara dengan baik. Faktanya, kesadaran
individudalam memaknai kehidupan bersosial masih sangat disayangkan, hal ini dapat
dilihatdari merosotnya karakter warga negara yang tidak mempunyai kesadaran
untukberbangsa dan bernegara.
B. SARAN
Menyikapi era globalisasi dalam dunia pendidikan, diharapkan para
pendidik harus lebih bekerja keras untuk mengemas program pem- belajaran yang tidak
hanya mengedapankan ilmu pengetahuan, melainkan meningkatnya sikap dan
keterampilan yang dapat menunjang perubahan yang lebih baik lagi pada setiap diri
peserta didikuntuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter.
Pembentukan karakter harus dimulai sejak sekolah dasar, karena anak-anak sekolah
dasar lebihmudah membentuk karakternya disebabkan mereka belum terlalu
banyak terkontaminasi oleh arus globalisasi. Salah satu upaya dalam mengatasi
permasalahan-permasalahan tersebut dapat dilakukan dengan cara penyampaian
konsep dan teori ilmu pengetahuan sosial pada lembaga pendidikan.

27
DAFTAR PUSTAKA

Sulistyowati, Prihatin dan Amelia Dwi Yasa.2017.PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN


IPS SD.Malang:Ediide Infografika

Nasution, Toni dan Maulana Arafat.2018.KONSEP DASAR IPS.Yogyakarta:Samudra Biru

28

Anda mungkin juga menyukai