MK. PENGEMBANGAN
PEMBELAJARAN IPS SD
PRODI S1 PGSD
SKOR NILAI:
DISUSUN OLEH
NAMA : Yerika Denova Lingga
NIM : 1211111040
DOSEN PENGAMPU : Dra. Risma, M.Pd
MATA KULIAH : Pengembangan Pembelajaran IPS SD
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………................................ i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………... ............................... ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG………………………………………………………….................................... 1
B. Tujuan CBR……………………………………………………………............................................... 1
C. Manfaat CBR ………………………………………………………….....................…....................... 2
D. Identitas Buku……………………………………………………...................................... ............. 2
BAB II. ISI BUKU
Ringkasan Isi Buku ……………………………………………………................… .......... .............. 3
BAB III. PEMBAHASAN
A. Kelebihan Isi Buku ……………………………………………………............................….. .... 26
B. Kelemahan Isi Buku ……………………………………………………................................. .. 26
BAB IV. PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………………................................. ....... `27
B. Saran …………………………………………………………………......................…......... ........... 27
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………..…............………..28
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Critical Book Report adalah kegiatan yang mengkritiisi buku dengan sebuah
bahasa dari sebuah buku bagaimana isi, sistematika, penulisan EYD, dan keunggulan
serta kelemahan dari sebuah buku. Dalam Critical Book Report ini saya melakukan
kajian tentang “Pendidikan IPS SD”.
Pendidikan IPS merupakan mata kuliah yang memadukan konsep-konsep dasar
dari berbagai ilmu sosial yang disusun melalui pendekatan pendidikan dan psikologis
serta kelayakan dan kebermaknaannya bagi mahasiswa dan calon guru pada
lingkungan kedepannya. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) diharapkan mampu
mengembangkan kemampuan bersosial pada setiap individu, kesadaran akan
bermasyarakat dan tentunya kemampuan berbangsa dan bernegara dengan baik.
Faktanya, kesadaran individu dalam memaknai kkehidupan bersosial masih sangat
disayangkan, hal ini dapat dilihat dari merosotnya karakter warga negara yang tidak
mempunyai kesadaran untuk berbangsa dan bernegara. Sikap acuh tak acuh menjadi
hal yang biasa dalam bermasyarakat. Salah satu upaya dalam mengatasi permasalahan-
permasalahan tersebut dapat dilakukan dengan cara penyampaian konsep dan teori ilmu
pengetahuan sosial pada lembaga pendidikan.
Menyikapi era globalisasi dalam dunia pendidikan, diharapkan para pendidik
harus lebih bekerja keras untuk mengemas program pembelajaran yang tidak hanya
mengedepankan ilmu pengetahuan, melainkan meningkatnya sikap dan keterampilan
yang dapat menunjang perubahan yang lebih baik lagi pada setiap diri peserta didik
untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter.
B. Tujuan
Critical Book Report ini bertujuan:
1. Mengulas isi sebuah buku
2. Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam buku
3. Lebih memahami buku yang telah dibuat menjadi critical book report
4. Sebagai bahan pengumpulan data dalam pembuatan critical book report untuk di
analisis dan mencari kelebihan dan kekurangan buku yang di kritisi
5. Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang mampu berpikir
dan mengembangkan potensi diri.
1
C. Manfaat
Manfaat Critical Book Review yaitu:
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Pembelajaran IPS SD
2. Untuk menambah pengetahuan tentang Pengembangan Pembelajaran IPS SD
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan buku
4. Membantu mahasiswa untuk berpikir kritis dan menalar dan menganalisis isi buku
5. Untuk membantu seorang mahasiswa mengkritik isi dari buku
D. Identitas Buku
Buku Utama
1. Judul : Pengembangan Pembelajaran IPS SD
2. Pengarang : Prihatin Sulistyowati, S.S,M.Pd, dan Amelia Dwi Yasa, M.Pd
3. Penerbit : Ediide Inforgrafika
4. Kota Terbit : Malang
5. Tahun Terbit : 2017
6. No. ISBN : 978-602-61078-6-2
7. Jumlah Halaman : 151
Buku Pembanding
2
BAB II
ISI BUKU
3
B. Rasional Mempelajari IPS
Rasionalisasi mempelajari IPS untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah
adalah agar siswa dapat:
- Mensistematisasikan bahan, informasi, dan atau kemampuan yang telah dimiiki
tetang manusia dan lingkungannya menjadi lebih bermakna.
- Lebih peka dan tanggap terhadap berbagai masalah sosial secara rasional dan
bertanggung jawab.
- Mempertinggi rasa toleransi dan persaudaraan di lingkungan sendiri dan atar
manusia.
A. Pengertian Observasi
Observasi adalah proses pengamatan dan pencacatan secara sistematis
mengenai gejala-gejala yang diteliti. Menurut Moris (1973:906) observasi adalah
aktivitas mencatat suatu gejala atau peristiwa dengan bantuan alat atau instrumen
untuknmerekam atau mencatatnya guna tujuan ilmiah atau tujuan lainnya.
B. Faktor-Faktor Pendukung dalam Observasi
Sedangkan faktor lain dalam proses pengamatan adalah kesiapan faktor
psikologis. Untuk mempersiapkan sisi psikologis maka pengamat harus:
- Meningkatkan daya penyesuaian (adaptasi) dengan tempat yang akan diamati.
- Membiasakan diri dalam lingkungan yang akan diamati.
- Rasa ingin tahu tentang berbagai macam hal yang berhubungan dengan yang
diteliti.
- Mengurangi prasangka terhadap berbagai hal yang akan diamati untuk
mencegah munculnya subyektifitas data.
- Memiliki proyeksi terhadap hasil pengamatan.
C. Kelebihan dan Kekurangan Observasi
Observasi yang dilakukan oleh seorang pengamat juga terdapat kelebihan dan
kekurangannya (Suprato,2013:82-83):
Kelebihan:
- Banyak aspek perilaku manusia yang dapat diamati.
- Banyak obyek yang dapat diamati pada sitiasi yang sibuk, misalkan interaksi
siswa dan guru dalam kelas.
- Memungkinkan mencatat hal-hal yang terjadi pada suatu gejala yang ada
dilapangan saat itu juga.
Kekurangan:
- Jika obyek bersifat sangat komplek, maka sukar untuk diamati.
- Jika waktu pengamatan pendek akan informasi yang didapat juga kurang.
- Adanya faktor luar yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pengamatan.
- Jika obyek yang diamati menegtahui bahwa mereka sedang diamati maka akan
mempengaruhi perilaku mereka menjadi tidak wajar atau dibuat-buat.
4
BAB III SUMBER BELAJAR DAN BAHAN AJAR IPS
A. Sumber Belajar
- Tempat / lingkungan alam sekitar dimana seorang dapat melakukan atau proses
perubahan tingkah laku maka tempat tersebut dapat dikategorikan sebagai
sumber belajar.
- Benda, segala benda yang memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku
bagi peserta didik.
- Orang, siapa saja yang memiliki kelebihan tertentu yang memungkinkan peserta
didik dapat belajar sesuatu maka orang tersebut dapat menjadi sumber belajar.
- Buku, segala macam buku yang dapat dibaca siswa sendiri yang isinya
merupakan bahan atau materi yang sedang dipelajari atau dapat diambil
manfaaatnya.
- Peristiwa dan fakta yang sedang terjadi, kejadian nyata yang sedang terjadi di
masyarakat dan peristiwa itu mempunyai makna tertentu atau penting.
B. Fungsi Sumber Belajar
Sumber belajar mempunyai kemanfaatan terhadap keberhasilan pembelajaran.
Menurut Wijaya (1992:36) terdapat enam jenis fungsi dalam mengembangkan
sumber belajar, yaitu:
- Fungsi riset dan teori
- Fungsi desain
- Fungsi produksi dan penempatan
- Fungsi evaluasi dan seleksi
- Fungsi organisasi dan pelayanan
C. Bahan Ajar
Bahan ajar dapat dikelompokkan berupa media tulis, audio visual elektonik dan
interaktif terintegrasi. Didalam bahan ajar terdapat komponen-komponen:
Petunjuk belajar (untuk siswa maupun guru). Kompentensi yang akan dicapai,
informasi pendukung, latihan-latihan, petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja
(LK). Bahan ajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran terdapat beberapa
bentuk diantaranya:
- Bahan ajar cetak
- Bahan ajar dengar (audio)
- Bahan ajar pandang dengar
- Bahan ajar interaktif
5
BAB IV PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS
A. Hakikat Pendekatan
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran. Aswan Zain, et al (2010) memberikan contoh pendekatan yang dibagai
menjadi empat, yaitu:
- Pendekatan individu
- Pendekatan kelompok
- Pendekatan bervariasi
- Pendekatan edukatif
6
BAB V MODEL-MODEL STRATEGI PEMBELAJARAN IPS
A. Model Pembelajaran
Ciri-ciri model pembelajaran yang baik dalam pengembangannya harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Model pembelajaran tidak keluar dari pendekatan student center oriented
dengan strategi disscovery inquiry.
2. Acuan dasar pengembangan adalah RPP yang dibuat guru dengan fokus.
- Tujuan Pembelajaran
- Kompleksitas Materi Ajar
- Metode Pembelajaran
- Alokasi Waktu
3. Kegiatan yang dilakukan peserta didik dalam desain model pembelajaran
harus merefleksikan metode pembelajaran yang dituliskan guru dalam RPP.
4. Presentasi kegiatan peserta didik (belajar) lebih dominan dari pada kegiatan
guru.
5. Eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi terakomodasi secara terpadu dan tersirat
dalam rangkaian tahapan model pembelajaran yang dibuat.
6. Model pembelajaran yang diatas hendaknya sistematis dan mampu menjawab
keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran.
7. Adanya keterlibatan intelektual dan atau emosional peserta didik melalui
kegiatan mengalami, menganalisis, berbuat dan pembentukan sikap.
8. Adanya keikutsertaan peserta didik secara aktif dan kreatif selama pelaksanaan
model pembelajaran.
9. Guru bertindak sebagai fasilitator, koordinator, mediator dan motivator
kegiatan belajar peserta didik.
10. Pemilihan alat, media, dan bahan pembelajaran harus tepat guna. Apabila
model pembelajaran yang akan diterapkan oleh guru dalam pembelajaran
bukan produk sendiri melainkan adopsi atau adaptasi, maka pemilihan model
yang akan digunakan harus memepertimbangkan acuan dasar dalam RPP
ditambah dengan kesesuaian kondisi peserta didik.
7
B. Strategi Pembelajaran
Menurut Stoner dan Sirait (1996) ciri-ciri strategi pembelajaran antara lain:
1. Wawasan waktu
Wawasan waktu, meliputi cakrawala waktu yang jauh ke depan, yaitu
waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut dan waktu yang
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut dengan waktu yang
diperlukan untuk mengamati dampaknya.
2. Dampak
Walaupun hasil tertentu akhir dengan mengikuti strategi tertentu tidaak
langsung terlibat untuk jangka waktu lama, dampak akhir akan sangat berarti.
3. Pemusatan upaya
Sebuah strategi yang efektif biasanya mengahruskan pemusatan
kegiatan, upaya, atau perhatian terhadap tentang sasaran yang sempit.
4. Pola keputusan
Kebanyakan strategi mensyaratkan bahwa sederetan keputusan tertentu
harus diambil sepanjang waktu. Keputusan-keputusan tersebut harus saling
menunjang, artinya mengikuti suatu pola yang konsisten.
5. Presapan
Sebuah strategi mencakup suatu spektrum kegiatan yang luas mulai dari
proses alokasi sumber daya sampai dengan kegiatan operasi harian. Selain itu,
adanya konsistensi sepanjang waktu dalam kegiatan-kegiatan ini menharuskan
semua tingkatan organisasi bertindak secara naluri dengan cara-cara yang
memperkuat strategi.
8
BAB VII MEDIA PEMBELAJARAN
Kata media secara etimologis berasal dari kata latin, yaitu medium yang artinya
antara, dalam arti umum untuk meanjutkan alat komunikasi. Secara istilah, kata media
menunjukkan segala sesuatu yang membawa atau menyalurkan informasi antara
sumber dan penerima, seperti film, televisi, radio, alat visual. Brown (1997:3)
mendefinisikan mendia pembelajaran sebagai teknologi dalam pembelajaran yang
merupakan sebuah cara yang sistematis dari perancangan, penggunaan dan evaluasi
dari keseluruhan proses belajar mengajar pada subjek tertentu.
A. Hakikat Penilaian
Penilaian mencakup semua proses pembelajaran. Oleh karena itu, kegiatan
penilaian tidak terbatas pada karateristik peserta didik saja, tetapi juga mencakup
karateristik metode mengajar, kurikulum, fasilitas, dan administrasi sekolah.
Instrumen penilaian untuk peserta didik dapat berupa metode, prosedur formal
atau informal untuk menghasilkan informasi tentang peserta didik.
Evaluasi adalah penilaian yang sistematik tentang manfaat atau kegunaan suatu
objek (Mehrens dan Lehmann, 1991). Dalam melakukan evaluasi terdapat
judgement untuk menentukan nilai suatu program yang sedikit banyak
mengandung unsur subjektif. Evaluasi memerlukan data hasil pengukuran dan
informasi hasil penilaian yang memiliki banyak dimensi, seperti kemampuan,
kreativitas, sikap, minat, keterampilan dan sebagainya.
9
B. Jenis-Jenis Penilaian
1. Tes Objektif
- Tipe Benar Salah
Tes yang butir soalnya terdiri dari pernyataan yang disertai dengan alternatif
jawaban yaitu jawaban atau pernyataan itu dengan melingkari atau memberi
tanda silang pada huruf “B” ataupun memberi tanda silanng pada huruf “S” jika
jawaban atau pernyataan menurut pendapatnya dianggap salah.
- Tipe Menjodohkan
Soal bentuk menjodohkan adalah bentuk soal yang terdiri atas dua kelompok
pernyataan. Lanjur seblah kiri merupakan soal atau pernyataan, sedangkan
lanjur sebelah kanan merupakan jawaban atau respon. Tulislah seluruh
pernyataan atau soal disebelah kiri dan jawaban disebelah kanan. Pernyataan
jawaban harus lebih banyak dari pada pernyataan soal.
- Tipe Pilihan Ganda
Soal pilihan ganda adalah soal yang jawabannya harus dipilih dari beberapa
kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Setiap soal terdiri atas pokok soal
(stem) dan pilihan jawaban (option). Pilihan jawaban terdiri atas kunci jawaban
dan pengecoh.
2. Tes Non Objektif
- Isian
Isian atau jawaban melengkapi adalah butir soal yang memerintahkan kepada
peserta tes untuk melengkapi kalimat dengan satu kata, satu frasa, satu angka
atau satu formula.
- Jawaban Singkat
Yang dimaksud dengan tipe jawaban singkat adalah butir soal berbentuk
pertanyaan yang dapat dijawab dengan satu kata, satu frasa, satu angka atau satu
formula.
- Uraian
Berdasarkan tingkat kebebasan peserta tes untuk menjawab soal tes uraian,
secara umum tes uraian dapat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu tes uraian bebas
atau uraian terbuka dan tes uraian terbatas.
C. Penilaian pada KTSP dan Kurikulum 2013
Penilaian pada KTSP ada tiga ranah yakni ranah kognitif (pengetahuan), afektif
(sikap) dan psikomotorik (keterampilan). Pada penilaian ranah kognitif, kata kerja
operasional yang digunakan pada ranah C1-C6. Penilaiam ranah afektif, kata kerja
operasional yang digunakan pada ranah A1-A5. Penilaian pada kurikulum hampir
sama dengan KTSP yakni terdapat tiga ranah (kognitif, afektif, dan psikomotorik).
10
Perbedaan kurikulum 2013 dengan KTS adalah pada ranah kognitif dibedakan
menjadi dua yakni sikap spiritual (KI 1) dan sikap sosial (KI 2). Sikap spiritual
yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang beriman dan bertaqwa dan
sikap sosial yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang berakhlak mulia,
mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab. Sedangkan aspek pengetahuan
terdapat pada (KI 3) dan aspek psikomotorik terdapat pada (KI 4).
11
BAB X IPS DALAM PEMBELAJARAN TERPADU
A. IPS Terpadu
12
B. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Terpadu
(5) Hasil belajar siswa merupakan kumpulan dan panduan penguasaan dari
berbagai materi yang disatukan,
13
- Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana
isi/materipembelajarantematik tersebut disampaikan kepada siswa dan
bagaimana pula siswa harusmempelajarinya
3. Landasan yuridis dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan
berbagai kebijakan atauperaturan yang mendukung pelaksanaan
pembelajaran tematik di sekolah dasar.
Sebagai suatu model pembelajaran di SD, dalam materi sosisalisasi
kurikulum 2013 dari Kemendikbud, karakteristik pembelajaran tematik
adalah sebagai berikut:
- Berpusat padasiswa.
- Memberikan pengalaman langsung.
- Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas.
- Menyajikan konsep dari berbagai muatan.
- Bersifat Fleksibel.
- Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
B. Pembelajaran IPS
Istilah “Ilmu Pengetahuan Sosial”, disingkat IPS, merupakan nama mata
pelajaran ditingkat sekolah dasar dan menengah atau nama program studi di
perguruan tinggi identikdengan istilah “social studies” (Sapriya,2009: 19). IPS
adalah suatu bahan kajian terpadu yang merupakan penyederhanaan,
adaptasi, seleksi dan modifikasi diorganisasikan dari konsep-konsep
ketrampilan Sejarah, Geografi, Sosiologi, Antropologi, dan Ekonomi
(Puskur,2001: 9). Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2006: 67),
mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut:
1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya;
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa
ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam
kehidupan sosial;
3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan;
4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi
dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
14
C. IPS dalam Pembelajaran Tematik
Dengan diterapkannya sistem pembelajaran berbasis tematik
integratif di kurikulum 2013, mata pelajaran IPS bukannya dihapus dari
kurikulum, tapi diintegrasikan berdasarkan tema. Mata pelajaran IPS akan
menjadi materi bahasan di semua mata pelajaran. Intinya, yang dihapuskan
adalah nama pelajarannya. Tapi substansi pelajaran IPS tidak ada satu punyang
dihilangkan. Prosesnya, tema-tema yang ada dimata pelajaran IPS
diintegrasikankepada enam mata pelajaran yang akan menjadi muatan
pelajaran SD. Tiga alternatif yangmenentukan nasib mata pelajaran IPS pada
uji publik kurikulum 2013 itu adalah:
1. Nama mata pelajaran IPS sama sekali tidak dimunculkan, hanya muatannya
yang muncul dipelajaran-pelajaran lain.
2. IPS akan dimunculkan sebagai nama mata pelajaran mulai kelas IV SD
sampai VI SD.
3. IPS hanya akan dimunculkan sebagai pelajaran tersendiri untuk kelas V dan
VI SD.
BAB 1 PENDAHULUAN
Mempelajari konsep dasar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) berisi tentang hakikat dan
karakteristik konsep dasar IPS, sejarah perkembangan IPS, ruang lingkup dan cakupan
konsep yang mendasar pada kajian konsep dasar IPS. Dengan mempelajari materi
konsep dasar IPS ini diharapkan mampu membantu memahami konsepkonsep yang
mendasar pada kajian IPS yang berpengaruh terhadap kehidupan masa kini dan masa
yang akan datang secara kritis dan kreatif.
Pada dasarnya esensi kajian pendidikan IPS di sekolah dasar apabila diambil
kesimpulan dari tujuan Pendidikan IPS pada jenjang pendidikan dasar dan tujuan
pendidikan IPS di Sekolah Dasar (SD). Tujuan Pendidikan IPS bertujuan mendidik
peserta didik menjadi warga negara yang baik, warga masyarakat yang konstruktif dan
produktif yaitu warga negara yang memahami dirinya sendiri dan masyarakatnya,
mampu merasa sebagai warga negara, berpikir sebagai warga negara, bertindak sebagai
warga negara, dan jika mungkin juga mampu hidup sebagaimana layaknya warga
negara.
15
BAB 2 HAKIKAT PEMBELAJARAN IPS
1. Latar belakang
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan terjemahan dari Social Studies. Bila
dianalisis dengan cermat bahwa pengertian social studies mengandung hal-hal
sebagai berikut:
- Aspek-aspek dari masing-masing disiplin ilmu sosial itu perlu diseleksi sesuai
dengan tujuan tersebut.
3. Pengertian IPS
Menurut Ahmadi (1991, p. 2-3) IPS merupakan ilmu-ilmu sosial yang dipilih
dan disesuaikan bagi penggunaan program pendidikan di sekolah atau bagi
kelompok belajar lainnya yang sederajat. Menurut Ali Imran Udin IPS ialah ilmu-
ilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan-tujuan pendidikan dan pengajaran di
sekolah dasar dan menengah. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan
bahwa materi IPS diambil dari berbagai disiplin ilmu sosial seperti geografi,
sejarah, sosiologi, antropologi, psikologi sosial, ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum,
dan ilmu-ilmu sosial lainnya yang dijadikan sebagai bahan baku bagi pelaksanaan
program pendidikan dan pengajaran di sekolah dasar dan menengah.
4. Tujuan IPS
Tujuan pengajaran IPS, secara umum dikemukakan oleh Fenton adalah
mempersiapkan anak didik menjadi warga negara yang baik, mengajar anak didik
agar mempunyai kemampuan berpikir dan dapat melanjutkan kebudayaan bangsa.
16
5. Landasan pendidikan IPS
Landasan Filosofis Memberikan gagasan pemikiran mendasar yang digunakan
untuk menentukan apa objek kajian dan domain apa saja yang menjadi kajian pokok
dan dimensi pengembangan Pendidikan IPS sebagai pendidikan disiplin ilmu
(aspek ontologis). Landasan Sosiologis Memberikan sistem gagasan mendasar
untuk menentukan cita-cita, kebutuhan kepentingan, kekuatan, aspirasi serta pola
kehidupan masa depan. Landasan Kemanusiaan Menurunkan sistem gagasan-
gagasan mendasar untuk menentukan karakteristik manusia sebagai sasaran proses
pendidikan.
18
4. Konsep Dasar Geografi
Istilah ekonomi pertama kali muncul pada abad pertama di bawah pengaruh
Erastothenes. Seacara bahasa Geografi berasal dari kata Geo dan Graphein yang
berarti bumi dan tulisan, untuk itu ilmu geografi membahas tentang ilmu yang
mempelajari bumi. Menurut Supardan (2011, p. 227), geografi berasal dari bahasa
Yunani, yaitu geo yang berarti bumi dan graphein yang berarti lukisan atau tulisan.
2. Bahan untuk IPS dikembangkan terlebih dahulu, serta memilih dan memilah disiplin-
disiplin ilmu sosial kemudian diidentifikasikan konsep-konsep dasar yang perlu
diketahui peserta didik. Konsepkonsep dasar ini dipilih dan disesuaikan dengan tujuan
yang hendak dicapai dalam kurikulum IPS. Konsep dasar yang dipilih dijadikan pokok
bahasan dalam kurikulum. Dengan kata lain, ilmu-ilmu sosial secara langsung
memberikan bahan pembelajaran untuk kurikulum IPS. Oleh karena itu, topik-topik
yang akan diajarkan dalam kurikulum IPS ialah hasil dan inventarisasi konsep dasar
dari disiplin ilmu-ilmu sosial. Tidak salah jika dikatakan bahwa IPS ialah gabungan
ilmu-ilmu sosial yang diajarkan di sekolah.
19
BAB 6 PARADIGMA PEMBELAJARAN IPS
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa paradigma pembelajaran IPS adalah
model atau kerangka berfikir pengembangan IPS yang diwacanakan dalam kurikulum
pada sistem pendidikan Indonesia, dan IPS merupakan studi yang mempelajari tentang
masyarakat atau manusia dan merupakan Ilmu Pengetahuan Sosial yang diambil dari
Ilmu Sosial. Ada tiga istilah yang termasuk bidang pengetahuan sosial, yaitu: Ilmu
Sosial (Sosial Science), Studi Sosial (Social Studies), dan Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS). Menurut pasal 37 UU RI NO.20 Tahun 2003 dinyatakan bahwa, mata pelajaran
IPS merupakan salah satu bagian dari kurikulum pendidikan dasar dan
menengah.Tujuan utama pendidikan IPS di SD mengembangkan potensi peserta didik
agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental
positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, terampil mengatasi setiap
masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun
masyarakat.
1. Materi Substansi
2. Materi Proses
3. Sikap, Nilai, dan Moral
20
Pengorganisasi Materi IPS
2. Pengorganisasi Terpisah
Setiap disiplin ilmu sosial diajarkan secara terpisah. Disiplin ilmusosial yang
diajarkan membawa karakteristiknya masing-masing.Contohnya: sejarah diajaran
terlepas dari geografi, ekonomi, sosiologi,antropologi atau politik. Keuntungannya
ialah pertama, Siswa belajar bisafokus pada satu disiplin ilmu sosial. Contoh: jika siswa
belajar sejarah makakonsep, masalah dan solusi dari permasalahan terfokus pada ilmu
sejarahsaja; kedua, Pengembangan tujuan dan materi menjadi lebih mudah bagi guru.
Guru yang mendalami bidang sejarah hanya akan memikirkan tujuandan materi sejarah
bagi kelas yang mejadi tanggung jawabnya.
3. Pengorganisasi Korelatif
Faktor pertama yang hendaknya dikaji oleh guru dalam rangka menetapkan
metode mengajar ialah tujuan pembelajaran. Tujuan ini hendaknya dijadikan patokan
dalammemiliki dan menetapkan efektivitas suatu metode mengajar. Apabila seorang
guru menggunakan metode mengajar yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran
makayang ia lakukan bersifat sia-sia. Oleh karena itu, guru harus mengkaji
secara saksamametode belajar yang akan dipergunakan.
21
2. Keadaan Siswa
Metode mengajar merupakan alat untuk menggerakkan peserta didik agar dapat
mempelajari pelajaran yang akan diajarkan. Guru hendaknya mampu memahami
perkembangan psikologis, motorik, maupun mental peserta didik Seorang guru
hendaknya tidak memaksakan satu metode dalam kelas tertentu. Guru yang baik adalah
seorang guru yang mampu memahami keinginan peserta didik, serta mahir dalam
meinbangkitkan motivasi in-trinsik peserta didik. Jika tumbuh motivasi belajar yang
tinggi dalam diri peserta didik maka mereka akan senang dalam proses pembelajaran,
meng-hasilkan yang optimal dan memuaskan, serta tercapainya sejumlah standar
kompetensi yang ada dalam kurikulum.
3. Bahan Pengajaran
22
C. Macam-Macam Media Pembelajaran IPS
1. Media Cetak; merupakan jenis media yang telah lama digunakan sebagai sarana dalam
aktivitas belajar, seperti: buku teks, brosur, booklet, leaflet, dan handout.
2. Media Pameran; media pameran atau display media digunakan sebagai sarana informasi
danpengetahuan yang menarik bagi penggunaannya, seperti: realia, model, diorama, dan
poster.
3. Media Audio; merupakan jenis media yang efektif dan efisien untuk digunakan sesuai
dengantujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu melatih kemampuan penggunanya
dalammendengar informasi dan pengetahuan lisan secara komprehensif, seperti: piringan
hitam, radio, MP3/MP4.
5. Multimedia; produk dari kemajuan teknologi digital. Media ini mampu memberikan
pengalaman belajar yang luas wawasan bagi penggunanya. Multimedia dapat menampilkan
pesan dan pengetahuan dalam bentuk gabungan atau perpaduan antara beberapa format
penayangan, sepertiteks, audio, grafis, video, dan animasi secara serentak. Kemampuan seperti
ini program menayangkan informasi dan pengetahuan secara komprehensif yang dapat
dipelajari oleh siswa. Multimedia memiliki ciri alat seperti: laptop, infokus, ebook. Adapun
aplikasi untuk membuatmedia pembelajaran multimedia seperti: movie maker dan lain-lain.
6. Media Berbasis Web (Internet); merupakan media yang dapat diakses dari online dengan
menggunakan jaringan internet. Media ini kerap sering digunakan seseorang dalam
menunjang pembelajaran, seperti: mozila firefox, google crome, internet explorer,
opera,dan lain-lain
5. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber
belajar.
23
BAB 9 PENDIDIKAN IPS DALAM KURIKULUM 2013
Istilah “Ilmu Pengetahuan Sosial”, disingkat IPS, merupakan nama mata pelajaran
ditingkat sekolah dasar dan menengah atau nama program studi di perguruan tinggi
identikdengan istilah “social studies”. Istilah IPS di sekolah dasar merupakan nama
matapelajaran yang berdiri sendiri sebagai integrasi dari sejumlah konsep disiplin ilmu sosial,
humaniora, sains bahkan berbagai isu dan masalah sosial kehidupan (Swasono, 2013, p. 20).
24
2.Project Based Learning
3.Discovery Learning
25
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kelebihan Buku
Kelebihan Buku Utama
1. Tampilan sampul pada buku utama ini cukup menarik, karena dibaluti
dengan warna yang cerah dan judul yang jelas.
2. Isi buku utama ini sangat relevan dengan judulnya.
3. Tata penulisan sangat rapi dan terstruktur, diberikan nomor urut dan poin-
poin agar pembaca lebih mudah memahaminya.
4. Kualitas bukiu bagus, karena penulis memiliki banyak sumber referensi
dalam penulisan buku ini.
5. Isi pada setiap babnya tidak bertele-tele atau berulang.
6. Beberapa penyajian tabel yang diberikan sangat membantu pembaca.
7. Buku ini telah berISBN.
1. Buku ini memiliki banyak pembahasan yang signifikan bagi calon guru
IPS.
2. Pembahasan sangat dalam dan menyeluruh sehingga jumlah halamannya.
3. Kualitas buku sangat bagus, karena penulis memiliki banyak sumber
referensi dalam penulisan buku ini.
4. Isi buku menarik karena penulis menyajikan poin-poin didalamnya yang
memudahkan pembaca memahami isi buku.
5. Buku ini juga telah berISBN.
B. Kekurangan Buku
Kekurangan Buku Utama:
1. Didalam buku ini tidak disajikan glosarium, padahal ada banyak kata yang
sulit dipahami oleh pembaca.
2. Buku ini sudah bagus hanya saja isi buku kurang menarik karena penulis
tidak membubuhi gambar dalam buku dan desain menarik pada buku.
1. Cover buku tidak disajikan dalam bentuk pdfnya sehingga pembaca tidak
mengetahui buku naslinya.
2. Ada beberapa penegasan berulang pada setiap bab.
3. Buku ini tidak memiliki glosarium untuk mengetahui kata-kata asing yang
digunakan dalam buku ini.
26
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
IPS sebagai komponen kurikulum sekolah merupakan kesempatan yang baik
untuk membina afeksi, kognisi, dan psikomotor pada anak didik untuk menjadi manusia
pembangunan Indonesia. Bahan kajian IPS bukanlah hal yang bersifat hafalan belaka,
melainkan konsep dan generalisasi yang diambil dari analisis tentang manusia dan
lingkungannya. Pengetahuan yang diperoleh dengan pengertian dan pemahaman akan
lebih fungsional. Ada 3 tujuan IPS, yaitu:
1. Humanistic education
2. Citizenship education
3. Intellectual education
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) diharapkan mampu mengembangkan
kemampuanbersosial pada setiap individu, kesadaran akan bermasyarakat dan
tentunya kemampuan berbangsa dan bernegara dengan baik. Faktanya, kesadaran
individudalam memaknai kehidupan bersosial masih sangat disayangkan, hal ini dapat
dilihatdari merosotnya karakter warga negara yang tidak mempunyai kesadaran
untukberbangsa dan bernegara.
B. SARAN
Menyikapi era globalisasi dalam dunia pendidikan, diharapkan para
pendidik harus lebih bekerja keras untuk mengemas program pem- belajaran yang tidak
hanya mengedapankan ilmu pengetahuan, melainkan meningkatnya sikap dan
keterampilan yang dapat menunjang perubahan yang lebih baik lagi pada setiap diri
peserta didikuntuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter.
Pembentukan karakter harus dimulai sejak sekolah dasar, karena anak-anak sekolah
dasar lebihmudah membentuk karakternya disebabkan mereka belum terlalu
banyak terkontaminasi oleh arus globalisasi. Salah satu upaya dalam mengatasi
permasalahan-permasalahan tersebut dapat dilakukan dengan cara penyampaian
konsep dan teori ilmu pengetahuan sosial pada lembaga pendidikan.
27
DAFTAR PUSTAKA
28