Anda di halaman 1dari 13

MAKNA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN IPS SD

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah

pengembangan materi pembelajaran ips sd

Dosen Pengampuh : Dr. Sukri Katili, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh :

Anggraini Putri S. Nteya (151421082)

6E PGSD

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “MAKNA PENGEMBANGAN
PEMBELAJARAN IPS SD” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata
kuliah pengembangan materi pembelajaran ips sd. Selain itu, juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang pendidikan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak “Dr. Sukri Katili, S.Pd., M.Pd”, selaku
dosen mata kuliah pengembangan materi pembelajaran ips sd yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Gorontalo, Januari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................................. i


DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................................... 3
2.1 Urgensi Pengembangan Pembelajaran IPS Sd ................................................................................ 3
2.2 Karakteristik Mata Pelajaran IPS Sd............................................................................................... 5
2.3 Dimensi Pembelajaran IPS Sd ........................................................................................................ 7
BAB III PENUTUP ................................................................................................................................. 9
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................... 9
3.2 Saran ............................................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai mata pelajaran dalam dunia pendidikan dasar dan
menengah, secara historis muncul bersamaan dengan diberlakukannya kurikulum tahun 1975.
IPS memiliki kekhasan dibandingkan dengan mata pelajaran lain sebagai pendidikan disiplin
ilmu, yakni kajian yang bersifat terpadu (integrated), interdisipliner, multidimensional bahkan
cross-diciplinary (Numan Somantri, 2001: 101). Karakteristik ini terlihat dari perkembangan IPS
sebagai mata pelajaran di sekolah yang cakupan materinya semakin meluas. Dinamika cakupan
semacam itu dapat dipahami mengingat semakin kompleks dan rumitnya permasalahan sosial
yang memerlukan kajian secara terintegrasi dari berbagai disiplin IPS, ilmu pengetahuan alam,
teknologi, humaniora, lingkungan, bahkan sistem kepercayaan. Dengan demikian diharapkan
pendidikan IPS terhindar dari sifat ketinggalan zaman, disamping keberadaannya yang
diharapkan tetap koheren dengan perkembangan sosial yang terjadi.

IPS merupakan studi terintegrasi dari ilmu sosial untuk mengembangkan potensi
kewarganegaraan yang dikoordinasikan dalam program sekolah sebagai pembahasan sistematis
yang dibangun dalam beberapa disiplin ilmu, seperti antropologi, arkeologi, ekonomi, geografi,
sejarah, hukum, filsafat, politik, psikologi, agama, sosiologi, humaniora dan ilmu-ilmu alam.

Sejalan dengan pengertian umum tersebut, IPS sebagai mata pelajaran di tingkat SD/MI
pada hakikatnya merupakan suatu integrasi utuh dari disiplin ilmu sosial dan disiplin ilmu lain
yang relevan untuk merealisasikan tujuan pendidikan di tingkat sekolah. Implikasinya, berbagai
tradisi dalam IPS termasuk konsep, struktur, cara kerja ilmuwan sosial, aspek metode, maupun
aspek nilai yang dikembangkan dalam ilmu sosial dikemas secara psikologis, pedagogis, dan
sosial budaya untuk kepentingan pendidikan. Tujuan pembelajaran IPS (Pusat Kurikulum, 2006:
7), adalah mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi
di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang
terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa
dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Jelaskan urgensi pengembangan pembelajaran ips sd?
2. Bagaimana karakteristik mata pelajaran ips sd?
3. Jelaskan dimensi pembelajaran ips sd?

1.3 Tujuan
1. Dapat menjelaskan urgensi pengembangan pembelajaran ips sd.
2. Dapat menejelaskan karakteristik mata pelajaran ips sd.
3. Dapat menjelaskan dimensi pembelajaran ips sd.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Urgensi Pengembangan Pembelajaran IPS Sd


Belajar adalah suatu proses perubahan dalam membentuk dan mengarahkan kepribadian
manusia. Perubahan tersebut ditempatkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas
seseorang. Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi yang
disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan
tingkah laku itu dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan respons pembawaan kematangan.
Proses belajar peserta didik akan terjadi apabila terdapat suatu situasi beriringan dengan ingatan
sebelumnya sehingga perilaku yang ditunjukkan akan berangsurangsur berubah dari perilaku
(perfomasce) awal.

Mariani (2007: 6) menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran IPS adalah untuk: 1)


Mengembangkan pengetahuan dasar ilmu-ilmu sosial; 2) Mengembangkan kemampuan berpikir
inkuiri, pemecahan masalah dan keterampilan sosial: 3) Membangun komitmen dan kesadaran
terhadap nilai-nilai kemanusiaan; dan 4) meningkatkan kemampuan berkompetensi dan
bekerjasama dalam masyarakat yang majemuk baik dalam skala nasional maupun skala
internasional.

Proses pembelajaran pendidikan IPS di jenjang persekolahan, baik pada tingkat


pendidikan dasar maupun menengah, perlu adanya pembaharuan yang serius, karena pada
kenyataannya selama ini masih banyak model pembelajaran yang masih bersifat konvensional
tidak terlihat adanya improvisasi dalam pembelajaran, jauh dari model pembelajaran yang
modern sesuai dengan tuntutan zaman dan kondisi lingkungan sekitar di mana peserta didik
berada titik salah satu contoh model atau pendekatan pembelajaran yang modern tersebut adalah
model pembelajaran kontekstual. Model pembelajaran kontekstual tersebut dianggap sebagai
upaya pembaharuan dalam pembelajaran pendidikan IPS. Pembaharuan pembelajaran
pendidikan IPS tersebut ditandai oleh beberapa ciri seperti yang dikemukakan oleh Somantri
(2001: 2), yaitu: 1) menyesuaikan bahan pembelajaran dengan minat dan kebutuhan peserta
didik; 2) bahan pelajaran lebih melibatkan contoh-contoh permasalahan sosial di lingkungan
terdekat; 3) Bahan pelajaran berisi kegiatan yang meminta peserta didik untuk melakukan

3
penyelidikan sehingga keterampilan inkuirinya meningkat; dan 4) bahan pelajaran berisi tentang
ajakan atau menanam kepekaan peserta didik untuk menjaga kelestarian lingkungan sekitar. Oleh
karena itu itu, para pengajar hendaknya berupaya mewujudkan proses pembelajaran IPS yang
aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM), sesuai dengan ciri-ciri
pembaharuan pembelajaran IPS yang berorientasi pada pembelajaran kontekstual tersebut.

Suwarna (2004: 53) mengidentifikasi beberapa kelemahan guru pendidikan IPS ke dalam
tujuh hal serius, yaitu:

1. Pendidikan IPS tidak bertindak sebagai fasilitator akan tetapi lebih banyak bertindak dan
berposisi sebagai sumber belajar;
2. Guru pendidikan IPS lebih banyak cenderung tampil sebagai pendidik yang dapat
mengembangkan secara terintegrasi dimensi intelektual emosional dan sosial;
3. Pendidikan IPS lebih cenderung bertindak sebagai pemberi bahan pembelajaran belum
bertindak pembelajar;
4. Pendidikan IPS belum dapat melakukan pengelolaan kelas secara optimal lebih banyak
bertindak sebagai penyaji informasi dari buku;
5. Guru pendidikan IPS belum berkiprah secara langsung terencana membentuk
kemampuan berpikir dan sistem nilai peserta didik;
6. Pendidikan IPS lebih banyak bertindak sebagai pengajar sehingga belum banyak
bertindak sebagai panutan; dan
7. Guru pendidikan IPS belum secara optimal memberikan kemudahan bagi para peserta
didik perlu bertindak sebagai motivator dalam belajar.

Kelemahan pembelajaran dalam pendidikan IPS sebagaimana yang digambarkan di atas,


pada intinya dapat disimpulkan adalah karena terbatasnya aktivitas belajar peserta didik dan
sangat dominan nya peran guru dalam proses pembelajaran titik mengajar lebih tampak dari pada
kegiatan pembelajaran. Hal ini mengakibatkan lemahnya proses dan pengalaman belajar serta
rendahnya hasil belajar. Proses pembelajaran seperti ini menimbulkan kebosanan dan kelelahan
pikiran, keterampilan yang diperoleh hanyalah sebatas pengumpulan fakta fakta dan pengetahuan
abstrak.

4
Guru dapat mengembangkan materi IPS dengan memperhatikan hal-hal ini: (1) materi
ajar memuat masalah sosial yang memang muncul dan nampak dalam lingkungan peserta didik;
(2) guru memiliki kedekatan dengan peserta didik sehingga dapat dengan mudah mempengaruhi
mereka dengan memberikan gagasan dan pikiran; dan (3) menciptakan suasanan yang kondusif
sehingga dapat memunculkan interaksi antara guru dan peserta didik dan komunikasi tersebut
terjadi dalam bentuk komunikasi dua arah.

2.2 Karakteristik Mata Pelajaran IPS Sd


Karakteristik mata pelajaran IPS tentu saja memiliki perbedaan dengan disipin ilmu lain.
IPS merupakan hasil dari integrasi dari berbagai macam disiplin ilmu sosial, sepert: Sejarag,
Geografi, Ekonomi, Sosiologi, Huku, dan Budaya. Rumusan IPS berdasarkan kenyataan realita
dan kejadian-kejadian atau fenomena sosial melalui pendekatan interdisipliner. Tujuan utama
IPS ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang
terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang
terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi seharihari baik yang menimpa dirinya
sendiri maupun yang menimpa masyarakat.

Karakteristik pembelajaran IPS yang dilihat dari aspek tujuan yang cenderung mengarah
kepada pemberdayaan intelektual peserta didik maka dalam pelaksanaannya dapat digabungkan
dengan pendekatan kontekstual, di mana salah satunya adalah dengan komponen-komponen
yang dimiliki pada pendekatan kontekstual tersebut yaitu: konstruktivisme, bertanya,
menemukan, masyarakat belajar pemodelan dan penilaian sebenarnya. Berdasarkan hal tersebut
dapat dilihat bahwa pemberdayaan intelektual akan dapat dilatih melalui implementasi materi
pelajaran IPS yang dikemas dalam pembelajaran IPS yang menggunakan pendekatan
kontekstual. Hal ini terutama dapat dilihat dari komponen bertanya, menemukan, dan pemodelan
titik dimana peserta didik harus mampu melakukan aktivitas belajar sendiri sesuai dengan
tuntunan materi IPS yang memanfaatkan sumber belajar dan kemampuan belajar peserta didik
sendiri dalam memperoleh pemahaman mengenai apa yang ia pelajari.

Lain halnya dengan Said Hamid Hasan, Mak sundawa (2006) mengkategorisasikan
karakteristik pembelajaran IPS yang dilihat dari aspek tujuan ini meliputi tiga aspek yang harus
dituju dalam pengembangan pendidikan IPS, yaitu aspek intelektual, kehidupan sosial, dan
kehidupan individual. Pengembangan kemampuan intelektual lebih didasarkan pada

5
pengembangan disiplin ilmu itu sendiri serta pengembangan akademik dan thinking skill. Tujuan
intelektual berupaya untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam memahami disiplin
ilmu sosial kemampuan berpikir, kemampuan proses dalam mencari informasi dan
mengkomunikasikan hasil temuan titik pengembangan kehidupan sosial berkaitan dengan
pengembangan kemampuan dan tanggung jawab peserta didik sebagai anggota masyarakat.
Tujuan ini mengembangkan kemampuan seperti berkomunikasi, rasa tanggung jawab sebagai
warga negara dan warga dunia kemampuan berpartisipasi dalam kegiatan kegiatan
kemasyarakatan dan bangsa. Termasuk dalam tujuan ini adalah pengembangan pemahaman dan
sikap positif peserta didik terhadap nilai, norma, dan moral yang berlaku dalam masyarakat.

Ada tiga kajian utama berkenaan dengan dimensi tujuan pembelajaran IPS di SD yaitu: a)
Pengembangan kemampuan berpikir peserta didik, b) pengembangan nilai dan etika, dan c)
pengembangan tanggung jawab dan partisipasi sosial. Ketika dimensi tersebut secara rinci dapat
dijelaskan berikut ini:

1. Pengembangan Kemampuan Berpikir Peserta didik


Pengembangan kemampuan intelektual adalah pengembangan kemampuan peserta didik
dalam berpikir tentang ilmu-ilmu sosial dan masalah kemasyarakatan. Udin S
Winataputra (1996) mengemukakan bahwa dimensi intelektual merujuk pada ranah
kognitif terutama yang berkenaan dengan proses berpikir atau pembelajaran yang
menyangkut proses kognitif bertaraf tinggi dari mulai kemampuan pemahaman sampai
evaluasi. Hamid Hasan (1998) menambahkan bahwa pada proses berpikir mencakup pula
kemampuan dalam mencari informasi, mengolah informasi, dan mengkomunikasikan
temuan. Pengembangan kemampuan berpikir dalam bidang studi pendidikan IPS yang
paling penting adalah menumbuhkan berpikir kreatif dan inovatif kreatif atau kreativitas
adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru (produk), baik berupa
gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.
2. Pengembangan Nilai dan Etika
Pengembangan nilai dan etika adalah pengembangan kemampuan peserta didik dalam
memahami dan mempelajari nilai-nilai yang berlaku di masyarakat dan tata cara
berperilaku yang perlu untuk dipatuhi dan ditunjukkan ke masyarakat.
3. Pengembangan Tanggung Jawab dan Partisipasi Sosial

6
Dimensi yang ketiga adalah mengembangkan tanggung jawab dan partisipasi sosial yakni
mengembangkan tujuan IPS dalam membentuk warga negara yang baik. Warga negara
yang baik adalah warga negara yang berpartisipasi aktif dan terlibat dalam kehidupan
bermasyarakat.

2.3 Dimensi Pembelajaran IPS Sd


Pencapaian pembelajaran pendidikan IPS di persekolahan diperlukan pemahaman dan
pengembangan program pendidikan yang komprehensif. Program pendidikan IPS yang
komprehensif tersebut menurut Sapriya (2009:48-56) adalah program pendidikan yang
mencakup empat dimensi, yaitu dimensi pengetahuan (knowledge), dimensi keterampilan (skill),
dimensi nilai dan sikap (value and attitude), dan dimensi tindakan (action). Lebih perinci
keempat dimensi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Dimensi pengetahuan (knowledge)


Pengetahuan adalah kemahiran dan pemahaman terhadap sejumlah informasi dan ide-ide.
Tujuan pengembangan pengetahuan ini adalah untuk membantu peserta didik dalam
belajar untuk memahami lebih banyak tentang dirinya, fisiknya, dan dunia sosial serta
lingkungan sekitarnya. Dimensi yang menyangkut pengetahuan sosial mencakup: a)
fakta, b) konsep, dan c) generalisasi yang dipahami peserta didik.
2. Dimensi Keterampilan
Keterampilan adalah pengembangan kemampuankemampuan tertentu sehingga
digunakan pengetahuan yang diperolehnya. Keterampilan ini dalam pendidikan IPS
terwujud dalam bentuk kecakapan mengolah dan menerapkan informasi yang penting
untuk mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang mampu berpartsisipasi
secara cerdas dalam masyarakat demokratis. Keterampilan tersebut dalam mencakup
keterampilan meneliti, keterampilan berpikir, keterampilan partisipasi, dan keterampilan
berkomunikasi.
3. Dimensi Nilai dan Sikap
Nilai dan sikap merupakan seperangkat keyakinan atau prinsip perilaku yang telah
mempribadi dalam diri seseorang atau kelompok masyarakat tertentu yang terungkap
ketika berpikir dan bertindak. Nilai adalah kemahiran memegang sejumlah komitmen
yang mendalam, mendukung ketika sesuatu dianggap penting dengan tindakan yang

7
tepat. Adapun sikap adalah kemahiran mengembangkan dan menerima keyakinan,
ketertarikan, pandangan, dan kecenderungan tertentu.
4. Dimensi Tindakan
Tindakan sosial ini merupakan dimensi IPS yang penting karena tindakan sosial dapat
memungkinkan peserta didik menjadi peserta didik yang aktif secara konkrit, belajar dari
apa yang diketahui dan dipikirkan tentang isu-isu sosial untuk dipecahkan sehingga jelas
apa yang dilakukan dan bagaimana caranya dengan demikian peserta didik akan belajar
menjadi warga negara yang efektif di masyarakat.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pembelajaran pendidikan IPS memiliki tujuan yang sangat agung dan mulia, yaitu
untuk memahami dan mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, keterampilan social,
kewarganegaraan, fakta, peristiwa, konsep dan generalisasi serta mampu merefleksikan dalam
kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara. Tujuan tersebut sudah jelas dan tegas untuk
memberikan bekal bagi peserta didik yang begitu lengkap dan “paripurna’’ dalam arti
manusia yang memiliki jiwa sosial yang tinggi dan memiliki kepedulian yang tinggi
kepada manusia lainnya.

3.2 Saran
Saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan didalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati saya
mengharapkan kritik dan saran baik dari dosen maupun dari pembaca. Atas kritik dan saran
nantinya saya ucapkan terima kasih.

9
DAFTAR PUSTAKA
Hasan, S.H. (1996). Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta: Depdikbud

Mutakin, A. (1992). Pendidikan Ilmu Sosial. Bandung: Anggita Pustaka Mandiri.

Sapriya. (2002). Studi Sosial: Konsep dan Model Pembelajaran. Bandung: Buana Nusantara

Somantri, M.N. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: UPI bekerja sama
dengan PT Remaja Rosdakarya.

Winataputra, U.S. (1997). Belajar dan Pembelajaran IPS. Jakarta: Proyek Strata DIII.

10

Anda mungkin juga menyukai