Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

DIMENSI DAN STRUKTUR PEMBELAJARAN IPS

Disusun oleh :
BUNGA (2112062039)
JULI ASTRI (2112062048)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSADA
KHATULISTIWA SINTANG
TAHUN AJARAN 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah, makalah tentang “Dimensi dan Struktur


Pembelajaran IPS” dapat diselesaikan. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW.Tersusunnya makalah ini semoga mendatangkan
manfaat yang besar untuk kita semua dan dalam rangka menambah wawasan pengetahuan
kita tentang Dimensi dan Struktur Pembelajaran IPS. Walaupun pada mulanya penyusunan
makalah ini mengalami banyak kesulitan dalam menyatukan berbagai materi penting untuk
disusun agar menjadi sebuah bacaan yang menarik untuk dibaca dan mudah dipahami oleh
pembaca dan dapat memberikan kontribusi positif dalam rangka memudahkan proses
pembelajaran. Besar harapan agar makalah ini dapat menjadi salah satu sumber belajar yang
baik serta mendatangkan manfaat untuk seluruh pembaca. Kami menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu,
adanya kritik dan masukan dari berbagai pihak untuk menyempurnakan makalah ini sangat
dinantikan. Semoga makalah ini dapat mendatangkan manfaat bagi kemaslahatan umat
manusia, dan menjadi amal saleh bagi semua umat manusia.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I:PENDAHULUAN...............................................................................iii
A. LATAR BELAKANG.................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................1
C. TUJUAN....................................................................................................1
BAB II:PEMBAHASAN................................................................................2
A. DIMENSI IPS............................................................................................2
B. PEMBAGIAN DIMENSI IPS.....................................................................2
1. Dimensi Pengetahuan...................................................................................2-3
2. Dimensi Keterampilan..................................................................................3-4
3. Dimensi Nilai Dan Sikap..............................................................................5-6
4. Dimensi Tindakan.........................................................................................6
C.STRUKTUR PEMBELAJARAN IPS..........................................................6-8
BAB III:PENUTUP........................................................................................9
A. KESIMPULAN............................................................................................9
B. SARAN........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................10

iii
BAB I PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional adalah kemempuan
dalam mengorganisir materi pembelajaran. Untuk melakukan tugas tersebut, guru hendaknya
memiliki keterampilan bagaimana merencanakan pembelajaran tersebut sesuai dengan
karakteristik bahan materi pembelajaran disamping karakteristik siswa, kondisi lingkungan
sekolah dan masyarakat sekitarnya. Dalam makalah ini diuraikan tentang dimensi dan
struktur Pendidikan IPS (PIPS) yang akan menjadi dasar dan sumber pembelajaran
khususnya dalam pengorganisasian materi yang diselenggarakan oleh guru. Proses
pembelajaran di kelas untuk para siswa hendaknya dapat mengarakan, membimbing, dan
mempermudah mereka dalam penguasaan sejumlah konsep dasar sehingga mereka dapat
membentukstruktur ilmu pengetahuannya sendiri. Tugas ini sebenaranya tidak mudah
mengingat kemampuan sisiwa sekolah memiliki latar belakang kemampuan dan lingkungan
yang berbeda. Oleh karena itu, sangat perlu ada upaya pencarian dan penerapan model
pembelajaran yang tepat agar proses belajar mengajar lebih berkualitas. Penguasaan dan
pengembangan dimensi dan struktur pembelajaran dalam PIPS sangat penting bagi guru
karena siswa sekolah menengah diharapkan telah memiliki kemampuan berfikir abstrak dan
parsial atau spesialisasi serta berpikir analitis. Untuk memfasilitasi kebutuhan ini mahasiswa
calon guru perlu mempersiapkan model pembelajaran yang tepat yang didukung oleh
kemampuan penguasaan terhadap dimensi-dimensi PIPS dan strukturnya.

B.RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa defenisi dimensi IPS?
2. Apa saja pembagian dimensi IPS?
3. Apa defenisi struktur IPS?

C. TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan tentang dimensi IPS
2. Menjelaskan tentang Struktur IPS

1
BAB II PEMBAHASAN

A.DIMENSI IPS
Dimensi adalah parameter atau ukuran yang dibutuhkan untuk menggambarkan sifat-sifat
suatu objek. Dimensi dalam Pembelajaran IPS dibelajarkan secara terpadu dari 4 (empat)
kajian,yaitu geografi, ekonomi, sejarah dan sosiologi melalui pendekatan tema. Pembelajaran
berbasis pada kontekstual dengan mengamati dan belajar dari pengalaman sekelilingnya.
Karakteristik IPS ini mampu mewadahi perkembangan psikologis peserta didik pada usia
tersebut yang selalu ingin tau, berpikir kritis dan senang bereksplorasi. Menurut Sapriya
(2015, p.h 46-56) program pendidikan IPS yang komprehensif adalah program yang
mencakup empat dimensi,yaitu :dimensi pengetahuan,dimensi keterampilan ,dimensi nilai
dan sikap dan dimensi tindakan. Walaupun empat dimensi ini memiliki karakteristik
tersendiri yang berbeda satu sama lain, namun dalam proses pembelajaran empat dimensi ini
saling tumpang tindih dan saling melengkapi. Untuk kepentingan analisis akademik, empat
dimensi ini dibedakan agar guru dapat merancang pembelajaran IPS secara sistematis dan
untuk meyakinkan bahwa semua kawasan sudah terliput.

B.PEMBAGIAN DIMENSI IPS


1. Dimensi Pengetahuan (Knowledge)
Setiap orang memiliki wawasan tentang pengetahuan sosial yang berbeda-beda. Secara
konseptual, pengetahuan (knowledge) hendaknya mencakup: (1) Fakta; (2) Konsep; dan (3)
generalisasi yang dipahami oleh siswa. Fakta adalah data yang spesifik tentang peristiwa,
objek, orang dan hal-hal yang terjadi (peristiwa). Dalam pembelajaran IPS diharapkan siswa
dapat mengenal berbagai jenis fakta khususnya yang terkait dengan kehidupan.Pada dasarnya
fakta yang disajikan untuk para siswa hendaknya disesuaikan dengan usia dan tingkat
kemampuan berfikirnya. Secara umum, fakta untuk siswa SD hendaknya berupa peristiwa,
objek, dan hal-hal yang bersifat konkret. Oleh karena itu guru perlu mengupayakan agar fakta
disesuaikan dengan karakteristik siswa kelas masing-masing. Konsep merupakan kata-kata
atau frase yang mengelompok, berkatagori, dan memberi arti terhadap kelompok fakta yang
berkaitan. Konsep merujuk pada suatu hal atau unsur kolektif yang diberi label. Namun
konsep akan selalu direvisi disesuaikan dengan konsep menurut disiplin ilmu-ilmu sosial.
Konsep dasar yang relevan untuk pembelajaran IPS diambil terutama dari disiplin-disiplin
ilmu sosial. Banyaknya konsep yang terkait dengan lebih dari satu disiplin, isu-isu sosial, dan
tema-tema yang berasal dari banyak dimensi ilmu sosial. Konsep-konsep tersebut tergantung
pula pada jenjang dan kelas sekolah. Konsep yang dibentuk secara multidisiplin berasal dari
konsep disiplin tradisional dan menjadi pemerkaya bagi kajian IPS. Konsep-konsep ini
muncul karena adanya keperdulian dan persepsi sosial serta munculnya permasalahan social
yang semakin kompleks. Hal ini telah dipandang sebagai cara alternatif dalam
mengorganisasikan konsep-konsep IPS. Generalisasi merupakan suatu pernyataan dari dua
atau lebih konsep yang saling terkait. Generalisasi memiliki tingkat kompleksitas isi,
disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa. Pengembangan konsep dan generalisasi
adalah proses mengorganisir dan memaknai sejumlah fakta dan cara hidup bermasyarakat.
Merumuskan generalisasi dan mengembangkan konsep merupakan tujuan pembelajaran IPS

2
yang harus dicapai oleh siswa dengan bimbingan guru. Hubungan antara generalisasi dan
fakta bersfat dinamis. Memperkenalkan informasi baru yang dapat mendorong siswa untuk
merumuskan generalisasi merupakan cara yang baik untuk menkondisikan terjadinya proses
belajar bagi siswa. Dengan informasi baru, pada siswa dapat mengubah dan memperbaiki
generalisasi yang telah dirumuskan terlebih dahulu.

2. Dimensi Keterampilan (Skills)


Kecakapan mengolah dan menerapkan informasi merupakan keterampilan yang sangat
penting untuk mempersiapkan siswa menjadi warga Negara yang mampu berpartisipasi
secara cerdas dalam masyarakat demokratis. Oleh karena itu, berikut uraian sejumlah
keterampilan yang diperlukan sehingga menjadi unsure dalam dimensi IPS dalam proses
pembelajaran.
a. Keterampilan Meneliti
Keterampilan ini diperlukan untuk mengumpulkan dan mengolah data. Secara umum
penelitian mencapkup sejumlah aktivitas sebagai berikut:5
 Mengidentifikasi dan mengungkapkan masalah atau isu
 Mengumpulkan dan mengolah data
 Menafsirkan data
 Menganalisis data
 Menilai bukti-buki yang ditemukan
 Memyimpulkan
 Menerapkan hasil temuan dan konteks yang berbeda
 Membuat pertimbangan nilai

b. Keterampilan Berpikir
Sejumlah keterampilan berfikir banyak berkontribusi terhadap pemecahan masalah dan
partisipasi dalam kehidupan masyarakat secara efektif.Untuk mengembangkan keterampilan
berfikir pada diri siswa perlu ada penguasaan terhadap bagian-bagian yang lebih khusus dari
keterampilan berfikir tersebut serta melatihnya di kelas,seperti keterampilan berfikir kritis
dan kreatif bagi siswa. Keterampilan berpikir kritis adalah proses kognitif siswa dalam
menganalisis secara sistematis dan spesifik masalah yang dihadapi, membedakan masalah
tersebut secara cermat dan teliti, serta mengidentifikasi dan mengkaji informasi guna
merencanakan strategi pemecahan masalah. Pendapat tersebut diperkuat oleh Stobaugh
(2013: 2) yang menjelaskankan bahwa berpikir kritis adalah berpikir yang reflektif secara
mendalam dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah untuk menganalisis situasi,
mengevaluasi argumen, dan menarik kesimpulan yang tepat. Orang yang mampu berpikir
kritis adalah orang yang mampu menyimpulkan apa yang diketahuinya, mengetahui cara
menggunakan informasi untuk memecahkan permasalahan, dan mampu mencari sumber-
sumber informasi yang relevan sebagai pendukung pemecahan masalah Adinda (2016: 129).
Berdasarkan penjelasan di atas, keterampilan berpikir kritis merupakan kemampuan dasar

3
untuk memecahkan masalah. Beberapa keterampilan berfikir yang perlu dikembangkan oleh
guru di kelas untuk para siswa meliputi :
a. Mengkaji dan menilai data secara kritis
b. Merencanakan
c. Merumuskan
d. Memprediksi hasil dari sesuatu kegiatan atau peristiwa
e. Menyarankan apa yang akan ditimbulkan dari suatu peristiwa atau perbuatan
f. Curah penfapat
g. Berspekulasi tentang masa depan
h. Menyarankan berbagai solusi alternatif
i. Mengajukan pendapat dari perspektif yang berbeda
c. Keterampilan Partisipasi Sosial

Dalam belajar IPS, siswa perlu dibelajarkan bagaiman berinteraksi dan bekerjasama dengan
orang lain. Keahlian bekerja dalam kelompok sangat penting karena dalam kehidupan
bermasyarakat begitu banyak orang menggantungkan hidup melalui kelompok. Beberapa
keterampilan partisipasi sosial yang perlu dibelajarkan oleh guru meliputi:
 Mengidentifikasi akibat dari perbuatan dan pengaruh ucapan terhadap orang lain
 Menunjukkan rasa hormat dan perhatian kepada orang lain
 Berbuat efektif sebagai anggota kelompok
 Mengambil berbagai peran kelompok
 Menerima kritik dan saran
 Menyesuaikan kemampuan dengan tugas yang harus diselesaikan

d. Keterampilan Berkomunikasi
Pengembangan keterampilan berkomunikasi merupakan aspek yang penting dari pendekatan
pembelajaran IPS khususnya dalam inkuiri sosial. Setiap siswa perlu diberi kesempatan untuk
mengungkapkan pemahaman dan perasaannya secara jelas, efektif, dan kreatif. Walaupun
bahasa tulis dan lisan telah menjadi alat berkomunikasi yang paling biasa, guru hendaknya
selalu mendorong para siswa untuk mengungkapkan gagasannya dalam bentuk lain, seperti
dalam film, drama, seni (suara, tari, lukis), pertunjukkan, foto, bahkan dalam bentuk peta.
Para siswa hendaknya dimotivasi agar menjadi pembicara dan pendengar yang baik.

4
3. Dimensi Nilai dan Sikap (Value and Attitude)
Pada hakekatnya, nilai merupakan sesuatu yang berharga. Nilai yang dimaksud disini adalah
seperangkat keyakinan atau prinsip perilaku yang telah mempribadi dalam diri seseorang atau
kelompok masyarakat tertentu yang ketika berpikir atau bertindak. Umumnya, nilai dipelajari
sebagai hasil dari pergaulan atau komunikasi antarindividu dalam kelompok seperti keluarga,
himpunan keagamaan, kelompok masyarakat atau persatuan dari orangorang yang satu
tujuan. Heterogenitas nilai yang ada di masyarakat tentu menimbulkan masalah tersendiri
bagi guru dalam pembelajaran IPS di kelas. Di suatu pihak, nilai dapat masuk ke dalam
masyarakat dan tidak mungkin steril dari isu-isu yang menerpa dan terhindar dalam
masyarakat demokratis. Di pihak lain, tidak dipungkiri bahwa nilai tertentu muncul dengan
kekuatan yang sama dalam masyarakat dan menjadi pembelajaran yang baik serta menjadi
perlindungan dari berbagai penyimpangan dan pengaruh luar. Agar ada kejelasan dalam
mengkaji nilai di masyarakat, maka nilai dapat dibedakan atas nilai sustantif dan nilai
prosedural.

a. Nilai Substantif
Nilai substantif adalah keyakinan yang telah dipegang oleh seseorang dan umumnya hasil
belajar, bukan sekedar menanamkan atau menyampaikan informasi semata. Setiap orang
memiliki keyakinan atau pendapat yang berbeda-beda sesuai dengan keyakinannya tentang
sesuatu hal. Dalam mempelajari nilai substantif, para siswa perlu memahami proses-proses,
lembagalembaga, dan aturan-aturan untuk memecahkan konflik dalam masyarakat
demokratis. Dengan kata lain, siswa perlu mengetahui ada keragaman nilai dalam masyarakat
dan mereka perlu mengetahui isi nilai dan implikasi dari nilai-nilai tersebut. Manfaat lain dari
belajar nilai substantif adalah siswa akan menyatakan bahwa dirinya memiliki nilai tertentu.
Guru harus menjelaskan bahwa siswa membawa nilai yang beragam ke kelas sesuai dengan
latar keluarga, agama, atau budaya. Selain itu, guru perlu menyadari pula bahwa nilai yang
dia anut tidak semuanya berlaku secara universal. Program pembelajaran IPS hendaknya
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan, merefleksi, dan
mengartikulasikan nilai-nilai yang dianutnya. Proses ini tergantung pada nilai-nilai prosedural
di kelas. Siswa hendaknya memiliki hak mengambil posisi nilai mana yang akan dianut tanpa
paksaan atau menangguhkan keputusan dan tetap tidak mengambil keputusan. Dengan kata
lain, siswa hendaknya didorong untuk bersiap diri membenarkan posisinya, mendengarkan
kritikan yang ditujukan terhadap dirinya dan atau mengubah keputusannya bila ada
pertimbangan lain.
b. Nilai Prosedural
Nilai-nilai prosedural yang perlu dilatih atau dibelajarkan antara lain nilai kemerdekaan,
toleransi, kejujuran, menghormati kebenaran dan menghargai orang lain. Nilai-nilai kunci ini
merupakan nilai yang menyokong masyarakat demokratis, seperti: toleran terhadap pendapat
yang berbeda, menghargai bukti yang ada, kerja sama, dan menghormati pribadi orang lain.
Apabila kelas IPS dimaksudkan untuk mengembangkan partisipasi siswa secara efektif dan

5
diharapkan semakin memahami kondisi masyarakat Indonesia yang beraneka ragam, maka
siswa perlu mengenal dan berlatih menerapkan nila-nilai tersebut. Pembelajaran yang
mengaitkann pendidikan nilai ini secara eksplisit atau implisit hendaknya telah ada dalam
langkah-langkah atau proses pembelajaran dan tidaklah menjadi bagian dari konten
tersendiri. Dengan kata lain, nilai-nilai ini tidak perlu dibelajarkan secara terpisah. Selain itu,
masyarakat demokratis yang ideal harus mampu mengungkapkan nilainilai pokok dalam
proses pembelajaran bukan hanya retorika semata bahkan harus menghormati harkat dan
martabat manusia, berkomitmen terhadap keadilan sosial, dan memperlakukan manusia sama
kedudukannya di depan hukum.
4. Dimensi Tindakan (Action)
Tindakan sosial merupakan dimensi PIPS yang penting karena tindakan dapat memungkinkan
siswa menjadi peserta didik yang aktif. Mereka pula dapat belajar secara konkret dan praktis.
Dengan belajar dari apa yang diketahui dan terpikirkan tentang isu-isu sosial untuk
dipecahkan sehingga jelas apa yang akan dilakukan dan bagaimana caranya, para siswa
belajar menjadi warga Negara yang efektif di masyarakat. Dimensi tindakan sosial dapat
dibelajarkan pada semua jenjang dan semua tingkatan kelas kurikulum IPS. Dimensi tindakan
social untuk pembelajaran IPS meliputi tiga model aktivitas sebagai berikut.
 Percontohan kegiatan dalam memecahkan masalah di kelas seperti cara berorganisasi
dan bekerja sama.
 Berkomunikasi dengan anggota masyarakat dapat diciptakan.
 Pengambilan keputusan dapat menjadi bagian kegiatan kelas, khususnya pada saat
siswa diajak untuk melakukan inkuiri.

C.STRUKTUR PEMBELAJARAN IPS


Struktur adalah bangun atau susuan (dalam pikiran) yang terdiri atas unsur-unsur yang
berhubungan satu sama lain dalam kesatuan. Jacob Bronowski (Supardi, 2011, p. 13)
menjelaskan bahwa ilnu adalah aktivitas menyusun fakta-fakta yang diketahui dalam
kelompok-kelompok di bawah konsep-konsep umum, dan konsep-konsep itu dinilai
berdasarkan pernyataan dari tindakan-tindakan yang kita dasarkan padanya. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa batang tubuh ilmu strukturnya mencakup:fakta, konsep,
generalisasi, dan teori. Model pembelajaran alternatif untuk bidang ilmu-ilmu sosial telah
diperkenalkan dengan aneka ragam istilah diperkenalkan dengan aneka ragam istilah, seperti :
Model Inkuiri, Problem Solving, Berpikir Kritis, Pengambilan Keputusan, dan sebagainya.
Pada hakekatnya, model-model pembelajaran ini lebih banyak menekankan pada upaya
membelajarkan siswa secara aktif (Students’ Active Learning). Untuk menyajikan materi
pembelajaran yang penuh dengan muatan konsep, generalisasi dan teori, Marlin L. Tanck
dalam Sapriya (2009) memperkenalkan model pembelajaran konsep, generalisasi dan
konstruk yang dikenal dengan “A Model of A knowledge” (Model Struktur ilmu
Pengetahuan). Salah satu pendekatan dalam pembelajaran IPS dan sekaligus menjadi tugas
guru pada tingkat pendidikan dasar adalah menerjemahkan materi yang sulit menjadi mudah
atau materi pelajaran yang bersifat abstrak menjadi konkret. Suatu upaya untuk
menerjemahkan dan mengkonkretkan hal yang abstrak tersebut biasanya diperlukan sesuatu
yang berfungsi sebagai wakil atau representasi. Sesuatu yang mewakili inilah yang dikenal

6
dengan sebutan model. Para siswa yang tengah belajar pada jenjang pendidikan menengah ,
perlu dibimbing dan diperkenalkan kepada atau dilatih kemampuan dalam berpikir abstrak.
Dengan kata lain, para guru perlu memperkenalkan pengetahuan abstrak (abstrack
knowledge) kepada siswanya.

 MODEL STRUKTUR PENGETAHUAN


Menurut Tanck pengetahuan (knowledge) dianggap sebagai hasil kerja intelektual
yang dikembangkan oleh manusia melalui proses psikologisnya. Hasil-hasil itu dapat
digolongkan dalam bentuk/jenis pengetahuan yang berbeda-beda. Jenis pengetahuan
dapat dilihat sebagaimana dirancang dalam model struktur atau organisasi
pengetahuan. Model ini berusaha membedakan jenis-jenis pengetahuan yang berbeda-
beda dan mengorganisasikannya dalam suatu struktur. Model ini dapat mewakili suatu
cara bagaimana pengetahuan yang bersifat abstrak ini dapat digolongkan dan disusun
sehingga para guru dapat dengan mudah merancang pengajaran dan para siswa lebih
mudah lagi belajar. Model dibawah ini dapat diuji apakah model ini dapat membantu
para guru lebih efektif merancang pengajaran aspek pengetahuan pilihan yang bersifat
abstrak dan apakah para siswa merasakan terbantu pada waktu belajar menguasai
pengetahuan pilihan tersebut. Model struktur ilmu pengetahuan terdiri atas unsur-
unsur yang dapat digambarkan dalam diagram, sebagai berikut :

1. Atribut
Atribut merupakan karakteristik atau sifat sejumlah benda, peristiwa atau ide yang
dapat dibedakan. Atribut-atribut itu misalnya ciri-ciri yang dapat dianggap sama,
serupa atau berbeda. Atribut dapat didasarkan pada fakta berupa informasi konkret
yang dapat
diverifikasi dari laporan orang lain atau hasil pengamatan langsung seseorang.
Apakah
informasi itu akurat, dapat dibuktikan dengan cara memeriksa kebenaran laporan atau
dengan meneliti, mendengarkan, menyentuh, dan merasakan. Laporan lisan, gambar,
dan chart data dapat digunakan untuk mengkomunikasikan atributatribut.
Penkomunikasian fenomena dan kondisi yang terlihat merupakan proses mempelajari
atribut-atribut. Para siswa dapat mempelajari atribut-atribut melalui proses persepsi,
yakni memperoleh informasi dari orang lain, atau pengamatan dan pengkajian oleh
mereka sendiri. Atribut dapat diketahui menurut tingkat kesadaran yang berbeda-
beda. Beberapa atribu dapat dengan udah dinyatakan sedangkan yang lainnya
mungkin dapat dipahami dan digunakan namun tidak mudah diungkapkan.

2. Kelas
Kelas adalah pengelompokkan kategori benda-benda, peristiwa atau pemikiran. Setiap
kelas meliputi benda-benda yang memiliki kesamaan atribut dan mengabaikan atribut-
atribut yang berbeda atau tidak ada kaitannya. Pengkelasan berdasarkan pada satu
atau atribut tertentu, tidak pada semua atribut.
Pengkelasan merupakan sesuatu hal yang biasa dan banyak kegunannya. Semua orang
yang kita ketahui, kita tempatkan dalam ragam kelas, seperti laki-laki – perempuan,
kaya – miskin, bersahabat – bermusuhan. Benda-benda hidup dapat dikelompokkan

7
sebagai berikut: tanaman – hewan, mamalia atau reptil atau burung, binatang buas –
binatang piaraan. Kelompok buku-buku dapat dibagi menurut jenisnya, seperti fiksi –
nonfiksi, bersamul tebal – bersampul tipis, mudah – sulit. Dengan demikian, kita
dapatmengklasifikasikan sesuatu secara praktis menurut pengalaman sesuai dengan
atribut-atributnya.

3. Simbol
Setiap kelas dapat dirujuk dengan suatu symbol. Symbol menunjukkan kelas. Symbol
dapat berupa kata-kata, tanda, gerak mimic,nomor angka, atau yang lainnya. Apapun
namanya simbol merupakan cara yang bermanfaat untuk mengkomunikasikan tentang
kelas. Kelas semua benda yang digunakan dalam produksi mungkin cocok disebut
“sumber-sumber produksi” atau “faktor-faktor produksi”. Benda-benda seperti tanah
dan pohon dapat dirujuk sebagai sumber alam. Kelas benda-benda buatan manusia
yang digunakan untuk memproduksi dapat dinamakan “modal”. Kelompok orang
yang bekerja untuk menghasilkan sesuatu barang dapat disebut “tenaga kerja” (buruh)
atau “sumber daya manusia”.

4. Konsep
Konsep merupakan pokok pengertian yang bersifat abstrak yang menghubungkan
orang dengan kelompok benda, peristiwa, atau pemikiran (ide). Lahirnya konsep
karena adanya kesadaran atas atribut kelas yang ditunjukkan oleh simbol. Konsep
“tanah” bagi siswa merupakan sebutan umum untuk sumber alam yang produktif.
Konsep buruh menurut siswa merupakan sebutan abstrak tentang apa yang dimiliki
oleh semua anggota kelas/kelompok. Konsep bersifat abstrak dalam pengertian yang
berkaitan bukan dengan contoh tertentu melainkan dengan semua anggota kelas.
Konsep dapat dianggap sebagai suatu model kelompok benda yang terpikirkan.
Konsep merupakan cara berpikir menggenerelasasikan sejumlah anggota kelas yang
khusus ke dalam satu contoh model yang tidak nampak, termasuk atribut semua
contoh yang berbeda-beda.
Konsep bersifat subyektif dan menyatu. Semua orang membentuk konsep dari
pengalamannya sendiri. Dari pengalaman seperti mencatat contoh-contoh dan
mendengarkan diskusi yang melibatkan kelas, setiap orang menjadi sadar akan
pengertian dan atribut. Konsep merupakan kesadaran internal yang mempengaruhi
perilaku yang tampak. Konsep-konsep yang digunakan dalam proses pembelajaran
dapat diperoleh dari konsep disiplin ilmu atau dari konsep yang telah biasa digunakan
dilingkungan kehidupan siswa atau masyarakat setempat. Berikut ini adalah matrik
yang dapat dijadikan model oleh guru dalam proses pembelajaran.

8
BAB III PENUTUP

A.KESIMPULAN
Program Pendidikan IPS yang komprehensif adalah program yang mencakup empat dimensi
sebagai berikut:
1. Dimensi pengetahuan (Knowledge); mencakup fakta, konsep dan generalisasi.
2. Dimensi keterampilan (Skills); mencakup keterampilan meneliti, berpikir, partisipasi
sosial, dan berkomunikasi.
3. Dimensi nilai dan sikap (Values and Attitudes); terdiri atas nilai substansif dan nilai
prosedural. Nilai substantif adalah keyakinan yang telah dipegang oleh seseorang dan
umumnya hasil belajar, bukan sekedar menanamkan atau menyampaikan informasi semata.
Nilai-nilai prosedural yang perlu dilatih atau dibelajarkan antara lain nilai kemerdekaan,
toleransi, kejujuran, menghormati kebenaran dan menghargai pendapat orang lain.
4. Dimensi tindakan (Action). merupakan dimensi PIPS yang penting karena tindakan dapat
memungkinkan siswa menjadi peserta didik yang aktif. Dimensi dan Sruktur Ips akan
menjadi dasar dan Sumber pembelajaran dalam pengorganisasian materi yang
diselenggarakan oleh guru.

B. SARAN
1. Dalam mengajarkan IPS pada siswa sangat perlu ada upaya pencarian dan penerapan
model pembelajaran yang tepat agar proses belajar mengajar lebih berkualitas.
2. Mahasiswa calon guru perlu mempersiapkan model pembelajaran yang tepat yang
didukung oleh kemampuan penguasaan terhadap dimensi-dimensi PIPS dan strukturnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Toni Nasution dan Maulana Arafat, Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial,
Yogyakarta:Samudera Biru,2018
(https://www.slideshare.net/pdewi6132/dimensi-dan-struktur-ips
https://silabus.org/dimensi-dalam-pembelajaran-ips/
(https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JPP/article/download/13529/pdf,
(https://oktaseiji.wordpress.com/2011/04/24/dimensi-dan-struktur-pendidikan-ips

10

Anda mungkin juga menyukai