Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENDIDIKAN IPS SD

DIMENSI DAN STRUKTUR IPS

DOSEN PEMBIMBING

MuhammadSyahrulRizal,S.Pd,M.Pd

DISUSUN OLEH:

Dzaki Afrizal (2386206131)

Ilmi Fitriani (2386206119)

Tiara Salsa Billa (2386206122)

Meli Safitri (2386206120)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI


TA 2024

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah, makalah tentang “Dimensi dan Struktur


IPS” dapat diselesaikan. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW.

Tersusunnya makalah ini semoga mendatangkan manfaat yang besar untuk kita semua
dan dalam rangka menambah wawasan pengetahuan kita tentang Dimensi dan Struktur
IPS. Walaupun pada mulanya penyusunan makalah ini mengalami banyak kesulitan
dalam menyatukan berbagai materi penting untuk disusun agar menjadi sebuah bacaan
yang menarik untuk dibaca dan mudah dipahami oleh pembaca dan dapat memberikan
kontribusi positif dalam rangka memudahkan proses pembelajaran.

Besar harapan agar makalah ini dapat menjadi salah satu sumber belajar yang baik serta
mendatangkan manfaat untuk seluruh pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu,
adanya kritik dan masukan dari berbagai pihak untuk menyempurnakan makalah ini
sangat dinantikan. Semoga makalah ini dapat mendatangkan manfaat bagi kemaslahatan
umat manusia, dan menjadi amal saleh bagi semua umat manusia.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................................................

BAB I:PENDAHULUAN.................................................................................................

A. LATAR BELAKANG............................................................................................

B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................

C. TUJUAN.................................................................................................................

D. SISTEMATIKA PENULISAN MAKALAH.........................................................

E. METODE PENGUMPULAN DATA....................................................................

BAB II:PEMBAHASAN....................................................................................................

A. DIMENSI IPS.........................................................................................................

B. PEMBAGIAN DIMENSI IPS.................................................................................


1. Dimensi Pengetahuan..................................................................................
2. Dimensi Keterampilan.................................................................................

3. Dimensi Nilai Dan Sikap.............................................................................

4. Dimensi Tindakan........................................................................................

C. STRUKTUR IPS.....................................................................................................

D. MODEL STRUKTUR PENGETAHUAN..............................................................

BAB III:PENUTUP..............................................................................................................

A. KESIMPULAN.....................................................................................................
B. SARAN.....................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional
adalah kemempuan dalam mengorganisir materi pembelajaran. Untuk melakukan
tugas tersebut, guru hendaknya memiliki keterampilan bagaimana merencanakan
pembelajaran tersebut sesuai dengan karakteristik bahan materi pembelajaran
disamping karakteristik siswa, kondisi lingkungan sekolah dan masyarakat
sekitarnya.

Dalam makalah ini diuraikan tentang dimensi dan struktur Pendidikan IPS
(PIPS) yang akan menjadi dasar dan sumber pembelajaran khususnya dalam
pengorganisasian materi yang diselenggarakan oleh guru. Proses pembelajaran di
kelas untuk para siswa hendaknya dapat mengarakan, membimbing, dan
mempermudah mereka dalam penguasaan sejumlah konsep dasar sehingga mereka
dapat membentukstruktur ilmu pengetahuannya sendiri. Tugas ini sebenaranya tidak
mudah mengingat kemampuan sisiwa sekolah memiliki latar belakang kemampuan
dan lingkungan yang berbeda. Oleh karena itu, sangat perlu ada upaya pencarian dan
penerapan model pembelajaran yang tepat agar proses belajar mengajar lebih
berkualitas.

Penguasaan dan pengembangan dimensi dan struktur pembelajaran dalam


PIPS sangat penting bagi guru karena siswa sekolah menengah diharapkan telah
memiliki kemampuan berfikir abstrak dan parsial atau spesialisasi serta berpikir
analitis.

Untuk memfasilitasi kebutuhan ini mahasiswa calon guru perlu


mempersiapkan model pembelajaran yang tepat yang didukung oleh kemampuan
penguasaan terhadap dimensi-dimensi PIPS dan strukturnya.

B.RUMUSAN MASALAH

1
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Apa defenisi dimensi IPS?

2. Apa saja pembagian dimensi IPS?

3. Apa defenisi struktur IPS?

4. Apa saja model struktur IPS?

C. TUJUAN

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Menjelaskan tentang dimensi IPS

2. Menguraikan jenis-jenis dimensi IPS

3. Menjelaskan tentang Struktur IPS

4. Menjelaskan model struktur IPS

D. SISTEMATIKA PENULISAN MAKALAH

Makalah ini terdiri dari tiga bab. Bab 1 berisikan pendahuluan yang
mengemukakan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan makalah,
sistematika serta metode pengumpulan data. Bab 2 berisikan pembahasan
yang menguraikan mengenai pengertian, macam-macam dimensi dan strukur
IPS. Bab 3 berisikan kesimpulan dan saran

E. METODE PENGUMPULAN DATA

Data penulisan makalah ini diperoleh dengan metode studi


kepustakaan. Metode studi kepustakaan yaitu suatu metode membaca
literatur dari berbagai buku sumber baik yang kependidikan maupun non
kependidikan. Selain itu, Penulis juga melakukan studi literatur disitus-situs
yang ada di internet.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A.DIMENSI IPS

Dimensi adalah parameter atau ukuran yang dibutuhkan untuk menggambarkan sifat-
sifat suatu objek.1

Dimensi dalam Pembelajaran IPS dibelajarkan secara terpadu dari 4 (empat)


kajian, yaitu geografi, ekonomi, sejarah dan sosiologi melalui pendekatan tema.
Pembelajaran berbasis pada kontekstual dengan mengamati dan belajar dari
pengalaman sekelilingnya. Karakteristik IPS ini mampu mewadahi perkembangan
psikologis peserta didik pada usia tersebut yang selalu ingin tau, berpikir kritis dan
senang bereksplorasi.2

Menurut Sapriya (2015, p.h 46-56) program pendidikan IPS yang komprehensif
adalah program yang mencakup empat dimensi,yaitu :dimensi pengetahuan,dimensi
keterampilan ,dimensi nilai dan sikap dan dimensi tindakan. Walaupun empat
dimensi ini memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda satu sama lain, namun
dalam proses pembelajaran empat dimensi ini saling tumpang tindih dan saling
melengkapi. Untuk kepentingan analisis akademik, empat dimensi ini dibedakan
agar guru dapat merancang pembelajaran IPS secara sistematis dan untuk
meyakinkan bahwa semua kawasan sudah
terliput.3

3
B.PEMBAGIAN DIMENSI IPS

1. Dimensi Pengetahuan (Knowledge)

Setiap orang memiliki wawasan tentang pengetahuan sosial yang berbeda-beda.


Secara konseptual, pengetahuan (knowledge) hendaknya mencakup: (1) Fakta; (2)
Konsep; dan (3) generalisasi yang dipahami oleh siswa.

Fakta adalah data yang spesifik tentang peristiwa, objek, orang dan hal-hal yang
terjadi (peristiwa). Dalam pembelajaran IPS diharapkan siswa dapat mengenal
berbagai jenis fakta khususnya yang terkait dengan kehidupan.Pada dasarnya fakta
yang disajikan untuk para siswa hendaknya disesuaikan dengan usia dan tingkat
kemampuan berfikirnya. Secara umum, fakta untuk siswa SD hendaknya berupa
peristiwa, objek, dan hal-hal yang bersifat konkret. Oleh karena itu guru perlu
mengupayakan agar fakta disesuaikan dengan karakteristik siswa kelas masing-
masing.

Konsep merupakan kata-kata atau frase yang mengelompok, berkatagori, dan


memberi arti terhadap kelompok fakta yang berkaitan. Konsep merujuk pada suatu
hal atau unsur kolektif yang diberi label. Namun konsep akan selalu direvisi
disesuaikan dengan konsep menurut disiplin ilmu-ilmu social.

Konsep dasar yang relevan untuk pembelajaran IPS diambil terutama dari
disiplin-disiplin ilmu sosial. Banyaknya konsep yang terkait dengan lebih dari satu
disiplin, isu-isu sosial, dan tema-tema yang berasal dari banyak dimensi ilmu sosial.
Konsep-konsep tersebut tergantung pula pada jenjang dan kelas sekolah.

Konsep yang dibentuk secara multidisiplin berasal dari konsep disiplin


tradisional dan menjadi pemerkaya bagi kajian IPS. Konsep-konsep ini muncul
karena adanya keperdulian dan persepsi sosial serta munculnya permasalahan social
yang semakin kompleks. Hal ini telah dipandang sebagai cara alternatif dalam
mengorganisasikan konsep-konsep IPS.

4
Generalisasi merupakan suatu pernyataan dari dua atau lebih konsep yang
saling terkait. Generalisasi memiliki tingkat kompleksitas isi, disesuaikan dengan
tingkat perkembangan siswa.

Pengembangan konsep dan generalisasi adalah proses mengorganisir dan


memaknai sejumlah fakta dan cara hidup bermasyarakat. Merumuskan generalisasi
dan mengembangkan konsep merupakan tujuan pembelajaran IPS yang harus
dicapai oleh siswa dengan bimbingan guru. Hubungan antara generalisasi dan fakta
bersfat dinamis. Memperkenalkan informasi baru yang dapat mendorong siswa
untuk merumuskan generalisasi merupakan cara yang baik untuk menkondisikan
terjadinya proses belajar bagi siswa. Dengan informasi baru, pada siswa dapat
mengubah dan memperbaiki generalisasi yang telah dirumuskan terlebih dahulu. 4

2. Dimensi Keterampilan (Skills)

Kecakapan mengolah dan menerapkan informasi merupakan keterampilan


yang sangat penting untuk mempersiapkan siswa menjadi warga Negara yang
mampu berpartisipasi secara cerdas dalam masyarakat demokratis. Oleh karena itu,
berikut uraian sejumlah keterampilan yang diperlukan sehingga menjadi unsure
dalam dimensi IPS dalam proses pembelajaran

a. Keterampilan Meneliti

Keterampilan ini diperlukan untuk mengumpulkan dan mengolah data. Secara umum
penelitian mencapkup sejumlah aktivitas sebagai berikut: 5

• Mengidentifikasi dan mengungkapkan masalah atau isu

• Mengumpulkan dan mengolah data

• Menafsirkan data

5
• Menganalisis data

• Menilai bukti-buki yang ditemukan

• Memyimpulkan

• Menerapkan hasil temuan dan konteks yang berbeda

• Membuat pertimbangan nilai

b. Keterampilan Berpikir

Sejumlah keterampilan berfikir banyak berkontribusi terhadap pemecahan


masalah dan partisipasi dalam kehidupan masyarakat secara efektif.Untuk
mengembangkan keterampilan berfikir pada diri siswa perlu ada penguasaan
terhadap bagian-bagian yang lebih khusus dari keterampilan berfikir tersebut serta
melatihnya di kelas,seperti keterampilan berfikir kritis dan kreatif bagi siswa. 6
Keterampilan berpikir kritis adalah proses kognitif siswa dalam menganalisis
secara sistematis dan spesifik masalah yang dihadapi, membedakan masalah tersebut
secara cermat dan teliti, serta mengidentifikasi dan mengkaji informasi guna
merencanakan strategi pemecahan masalah. Pendapat tersebut diperkuat oleh
Stobaugh (2013: 2) yang menjelaskankan bahwa berpikir kritis adalah berpikir yang
reflektif secara mendalam dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah
untuk menganalisis situasi, mengevaluasi argumen, dan menarik kesimpulan yang
tepat. Orang yang mampu berpikir kritis adalah orang yang mampu menyimpulkan
apa yang diketahuinya, mengetahui cara menggunakan informasi untuk
memecahkan permasalahan, dan mampu mencari sumber-sumber informasi yang
relevan sebagai pendukung pemecahan masalah Adinda (2016: 129). Berdasarkan
penjelasan di atas, keterampilan berpikir kritis merupakan kemampuan dasar untuk
memecahkan masalah.7
Beberapa keterampilan berfikir yang perlu dikembangkan oleh guru di kelas untuk
para siswa meliputi :

6
a. Mengkaji dan menilai data secara kritis

b. Merencanakan

c. Merumuskan

d. Memprediksi hasil dari sesuatu kegiatan atau peristiwa

e. Menyarankan apa yang akan ditimbulkan dari suatu peristiwa atau perbuatan

f. Curah penfapat

g. Berspekulasi tentang masa depan

h. Menyarankan berbagai solusi alternatif

i. Mengajukan pendapat dari perspektif yang berbeda

c. Keterampilan Partisipasi Sosial

Dalam belajar IPS, siswa perlu dibelajarkan bagaiman berinteraksi dan


bekerjasama dengan orang lain. Keahlian bekerja dalam kelompok sangat penting
karena dalam kehidupan bermasyarakat begitu banyak orang menggantungkan
hidup melalui kelompok. Beberapa keterampilan partisipasi sosial yang perlu
dibelajarkan oleh guru meliputi:8

• Mengidentifikasi akibat dari perbuatan dan pengaruh ucapan terhadap orang lain

• Menunjukkan rasa hormat dan perhatian kepada orang lain

• Berbuat efektif sebagai anggota kelompok

• Mengambil berbagai peran kelompok

• Menerima kritik dan saran

• Menyesuaikan kemampuan dengan tugas yang harus diselesaikan

7
d. Keterampilan Berkomunikasi

Pengembangan keterampilan berkomunikasi merupakan aspek yang penting dari


pendekatan pembelajaran IPS khususnya dalam inkuiri sosial. Setiap siswa perlu diberi
kesempatan untuk mengungkapkan pemahaman dan perasaannya secara jelas, efektif,
dan kreatif. Walaupun bahasa tulis dan lisan telah menjadi alat berkomunikasi yang
paling biasa, guru hendaknya selalu mendorong para siswa untuk mengungkapkan
gagasannya dalam bentuk lain, seperti dalam film, drama, seni (suara, tari, lukis),
pertunjukkan, foto, bahkan dalam bentuk peta. Para siswa hendaknya dimotivasi agar
menjadi pembicara dan pendengar yang baik.9

3. Dimensi Nilai dan Sikap (Value and Attitude)

Pada hakekatnya, nilai merupakan sesuatu yang berharga. Nilai yang dimaksud disini
adalah seperangkat keyakinan atau prinsip perilaku yang telah mempribadi dalam diri
seseorang atau kelompok masyarakat tertentu yang ketika berpikir atau bertindak.
Umumnya, nilai dipelajari sebagai hasil dari pergaulan atau komunikasi antarindividu
dalam kelompok seperti keluarga, himpunan keagamaan, kelompok masyarakat atau
persatuan dari orangorang yang satu tujuan.

Heterogenitas nilai yang ada di masyarakat tentu menimbulkan masalah tersendiri bagi
guru dalam pembelajaran IPS di kelas. Di suatu pihak, nilai dapat masuk ke dalam
masyarakat dan tidak mungkin steril dari isu-isu yang menerpa dan terhindar dalam
masyarakat demokratis. Di pihak lain, tidak dipungkiri bahwa nilai tertentu muncul
dengan kekuatan yang sama dalam masyarakat dan menjadi pembelajaran yang baik
serta menjadi perlindungan dari berbagai penyimpangan dan pengaruh luar. Agar ada
kejelasan dalam mengkaji nilai di masyarakat, maka nilai dapat dibedakan atas nilai
sustantif dan nilai prosedural.

8
a. Nilai Substantif

Nilai substantif adalah keyakinan yang telah dipegang oleh seseorang dan umumnya
hasil belajar, bukan sekedar menanamkan atau menyampaikan informasi semata. Setiap
orang memiliki keyakinan atau pendapat yang berbeda-beda sesuai dengan
keyakinannya tentang sesuatu hal.

Dalam mempelajari nilai substantif, para siswa perlu memahami proses-proses,


lembagalembaga, dan aturan-aturan untuk memecahkan konflik dalam masyarakat
demokratis. Dengan kata lain, siswa perlu mengetahui ada keragaman nilai dalam
masyarakat dan mereka perlu mengetahui isi nilai dan implikasi dari nilai-nilai tersebut.

Manfaat lain dari belajar nilai substantif adalah siswa akan menyatakan bahwa dirinya
memiliki nilai tertentu. Guru harus menjelaskan bahwa siswa membawa nilai yang
beragam ke kelas sesuai dengan latar keluarga, agama, atau budaya. Selain itu, guru perlu
menyadari pula bahwa nilai yang dia anut tidak semuanya berlaku secara universal.

Program pembelajaran IPS hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk


mengungkapkan, merefleksi, dan mengartikulasikan nilai-nilai yang dianutnya. Proses
ini tergantung pada nilai-nilai prosedural di kelas. Siswa hendaknya memiliki hak
mengambil posisi nilai mana yang akan dianut tanpa paksaan atau menangguhkan
keputusan dan tetap tidak mengambil keputusan. Dengan kata lain, siswa hendaknya
didorong untuk bersiap diri membenarkan posisinya, mendengarkan kritikan yang
ditujukan terhadap dirinya dan atau mengubah keputusannya bila ada pertimbangan lain.

b. Nilai Prosedural

Nilai-nilai prosedural yang perlu dilatih atau dibelajarkan antara lain nilai kemerdekaan,
toleransi, kejujuran, menghormati kebenaran dan menghargai orang lain. Nilai-nilai
kunci ini merupakan nilai yang menyokong masyarakat demokratis, seperti: toleran
terhadap pendapat yang berbeda, menghargai bukti yang ada, kerja sama, dan
menghormati pribadi orang lain. Apabila kelas IPS dimaksudkan untuk mengembangkan

9
partisipasi siswa secara efektif dan diharapkan semakin memahami kondisi masyarakat
Indonesia yang beraneka ragam, maka siswa perlu mengenal dan berlatih menerapkan
nila-nilai tersebut.

Pembelajaran yang mengaitkann pendidikan nilai ini secara eksplisit atau implisit
hendaknya telah ada dalam langkah-langkah atau proses pembelajaran dan tidaklah
menjadi bagian dari konten tersendiri. Dengan kata lain, nilai-nilai ini tidak perlu
dibelajarkan secara terpisah. Selain itu, masyarakat demokratis yang ideal harus mampu
mengungkapkan nilainilai pokok dalam proses pembelajaran bukan hanya retorika
semata bahkan harus menghormati harkat dan martabat manusia, berkomitmen terhadap
keadilan sosial, dan memperlakukan manusia sama kedudukannya di depan hukum.

4. Dimensi Tindakan (Action)

Tindakan sosial merupakan dimensi PIPS yang penting karena tindakan dapat
memungkinkan siswa menjadi peserta didik yang aktif. Mereka pula dapat belajar secara
konkret dan praktis. Dengan belajar dari apa yang diketahui dan terpikirkan tentang isu-
isu sosial untuk dipecahkan sehingga jelas apa yang akan dilakukan dan bagaimana
caranya, para siswa belajar menjadi warga Negara yang efektif di masyarakat.

Dimensi tindakan sosial dapat dibelajarkan pada semua jenjang dan semua tingkatan
kelas kurikulum IPS. Dimensi tindakan social untuk pembelajaran IPS meliputi tiga
model aktivitas sebagai berikut. 9

• Percontohan kegiatan dalam memecahkan masalah di kelas seperti cara


berorganisasi dan bekerja sama.
• Berkomunikasi dengan anggota masyarakat dapat diciptakan.

• Pengambilan keputusan dapat menjadi bagian kegiatan kelas, khususnya pada


saat siswa diajak untuk melakukan inkuiri.

10
C.STRUKTUR IPS

Struktur adalah bangun atau susuan (dalam pikiran) yang terdiri atas unsur-unsur
yang berhubungan satu sama lain dalam kesatuan. 10

Jacob Bronowski (Supardi, 2011, p. 13) menjelaskan bahwa ilnu adalah aktivitas
menyusun fakta-fakta yang diketahui dalam kelompok-kelompok di bawah konsep-
konsep umum, dan konsep-konsep itu dinilai berdasarkan pernyataan dari tindakan-
tindakan yang kita dasarkan padanya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
batang tubuh ilmu strukturnya mencakup:fakta, konsep, generalisasi, dan teori.

Model pembelajaran alternatif untuk bidang ilmu-ilmu sosial telah diperkenalkan dengan
aneka ragam istilah diperkenalkan dengan aneka ragam istilah, seperti : Model Inkuiri,
Problem Solving, Berpikir Kritis, Pengambilan Keputusan, dan sebagainya. Pada
hakekatnya, model-model pembelajaran ini lebih banyak menekankan pada upaya
membelajarkan siswa secara aktif (Students’ Active Learning).

Untuk menyajikan materi pembelajaran yang penuh dengan muatan konsep, generalisasi
dan teori, Marlin L. Tanck dalam Sapriya (2009) memperkenalkan model pembelajaran
konsep, generalisasi dan konstruk yang dikenal dengan “A Model of A knowledge”
(Model Struktur ilmu Pengetahuan).

Salah satu pendekatan dalam pembelajaran IPS dan sekaligus menjadi tugas guru pada
tingkat pendidikan dasar adalah menerjemahkan materi yang sulit menjadi mudah atau
materi pelajaran yang bersifat abstrak menjadi konkret. Suatu upaya untuk
menerjemahkan dan mengkonkretkan hal yang abstrak tersebut biasanya diperlukan
sesuatu yang berfungsi sebagai wakil atau representasi. Sesuatu yang mewakili inilah
yang dikenal dengan sebutan model. Para siswa yang tengah belajar pada jenjang
pendidikan menengah , perlu dibimbing dan diperkenalkan kepada atau dilatih
kemampuan dalam berpikir abstrak. Dengan kata lain, para guru perlu memperkenalkan

11
pengetahuan abstrak (abstrack knowledge) kepada siswanya. Salah satu cara untuk
membantu para siswa dalam memiliki kemampuan ini adalah melalui perantara model. 11

D. MODEL STRUKTUR PENGETAHUAN

Menurut Tanck pengetahuan (knowledge) dianggap sebagai hasil kerja intelektual yang
dikembangkan oleh manusia melalui proses psikologisnya. Hasil-hasil itu dapat
digolongkan dalam bentuk/jenis pengetahuan yang berbeda-beda. Jenis pengetahuan
dapat dilihat sebagaimana dirancang dalam model struktur atau organisasi pengetahuan.

Model ini berusaha membedakan jenis-jenis pengetahuan yang berbeda-beda dan


mengorganisasikannya dalam suatu struktur. Model ini dapat mewakili suatu cara
bagaimana pengetahuan yang bersifat abstrak ini dapat digolongkan dan disusun
sehingga para guru dapat dengan mudah merancang pengajaran dan para siswa lebih
mudah lagi belajar. Model dibawah ini dapat diuji apakah model ini dapat membantu
para guru lebih efektif merancang pengajaran aspek pengetahuan pilihan yang bersifat
abstrak dan apakah para siswa merasakan terbantu pada waktu belajar menguasai
pengetahuan pilihan tersebut.

Model struktur ilmu pengetahuan terdiri atas unsur-unsur yang dapat digambarkan dalam
diagram, sebagai berikut :

Construct

Generalization

Concept

12
Fact and Atribute

Secara lebih rinci unsur-unsuryang ada dalam struktur ilmu pengetahuan diatas dapat
diuraikan sebagai berikut:

1. Atribut

Atribut merupakan karakteristik atau sifat sejumlah benda, peristiwa atau ide yang dapat
dibedakan. Atribut-atribut itu misalnya ciri-ciri yang dapat dianggap sama, serupa atau
berbeda. Atribut dapat didasarkan pada fakta berupa informasi konkret yang dapat
diverifikasi dari laporan orang lain atau hasil pengamatan langsung seseorang. Apakah
informasi itu akurat, dapat dibuktikan dengan cara memeriksa kebenaran laporan atau
dengan meneliti, mendengarkan, menyentuh, dan merasakan.

Laporan lisan, gambar, dan chart data dapat digunakan untuk mengkomunikasikan
atributatribut. Penkomunikasian fenomena dan kondisi yang terlihat merupakan proses
mempelajari atribut-atribut. Para siswa dapat mempelajari atribut-atribut melalui proses
persepsi, yakni memperoleh informasi dari orang lain, atau pengamatan dan pengkajian
oleh mereka sendiri.

Atribut dapat diketahui menurut tingkat kesadaran yang berbeda-beda. Beberapa atribut
dapat dengan udah dinyatakan sedangkan yang lainnya mungkin dapat dipahami dan
digunakan namun tidak mudah diungkapkan.

2. Kelas

Kelas adalah pengelompokkan kategori benda-benda, peristiwa atau pemikiran. Setiap


kelas meliputi benda-benda yang memiliki kesamaan atribut dan mengabaikan atribut-
atribut yang berbeda atau tidak ada kaitannya. Pengkelasan berdasarkan pada satu atau
atribut tertentu, tidak pada semua atribut.

Pengkelasan merupakan sesuatu hal yang biasa dan banyak kegunannya. Semua orang
yang kita ketahui, kita tempatkan dalam ragam kelas, seperti laki-laki – perempuan, kaya

13
– miskin, bersahabat – bermusuhan. Benda-benda hidup dapat dikelompokkan sebagai
berikut: tanaman – hewan, mamalia atau reptil atau burung, binatang buas – binatang
piaraan. Kelompok buku-buku dapat dibagi menurut jenisnya, seperti fiksi – nonfiksi,
bersamul tebal – bersampul tipis, mudah – sulit. Dengan demikian, kita
dapatmengklasifikasikan sesuatu secara praktis menurut pengalaman sesuai dengan
atributatributnya.

3. Simbol

Setiap kelas dapat dirujuk dengan suatu symbol. Symbol menunjukkan kelas. Symbol
dapat berupa kata-kata, tanda, gerak mimic,nomor angka, atau yang lainnya. Apapun
namanya simbol merupakan cara yang bermanfaat untuk mengkomunikasikan tentang
kelas. Kelas semua benda yang digunakan dalam produksi mungkin cocok disebut
“sumber-sumber produksi” atau “faktor-faktor produksi”. Benda-benda seperti tanah dan
pohon dapat dirujuk sebagai sumber alam. Kelas benda-benda buatan manusia yang
digunakan untuk memproduksi dapat dinamakan “modal”. Kelompok orang yang
bekerja untuk menghasilkan sesuatu barang dapat disebut “tenaga kerja” (buruh) atau
“sumber daya manusia”.

4. Konsep

Konsep merupakan pokok pengertian yang bersifat abstrak yang menghubungkan orang
dengan kelompok benda, peristiwa, atau pemikiran (ide). Lahirnya konsep karena adanya
kesadaran atas atribut kelas yang ditunjukkan oleh simbol. Konsep “tanah” bagi siswa
merupakan sebutan umum untuk sumber alam yang produktif. Konsep buruh menurut
siswa merupakan sebutan abstrak tentang apa yang dimiliki oleh semua anggota
kelas/kelompok.

Konsep bersifat abstrak dalam pengertian yang berkaitan bukan dengan contoh tertentu
melainkan dengan semua anggota kelas. Konsep dapat dianggap sebagai suatu model
kelompok benda yang terpikirkan. Konsep merupakan cara berpikir

14
menggenerelasasikan sejumlah anggota kelas yang khusus ke dalam satu contoh model
yang tidak nampak, termasuk atribut semua contoh yang berbeda-beda.

Konsep bersifat subyektif dan menyatu. Semua orang membentuk konsep dari
pengalamannya sendiri. Dari pengalaman seperti mencatat contoh-contoh dan
mendengarkan diskusi yang melibatkan kelas, setiap orang menjadi sadar akan
pengertian dan atribut.

Konsep merupakan kesadaran internal yang mempengaruhi perilaku yang tampak.


Konsepkonsep yang digunakan dalam proses pembelajaran dapat diperoleh dari konsep
disiplin ilmu atau dari konsep yang telah biasa digunakan dilingkungan kehidupan siswa
atau masyarakat setempat. Berikut ini adalah matrik yang dapat dijadikan model oleh
guru dalam proses pembelajaran.

BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Program Pendidikan IPS yang komprehensif adalah program yang mencakup empat
dimensi sebagai berikut:

1. Dimensi pengetahuan (Knowledge); mencakup fakta, konsep dan generalisasi.

2. Dimensi keterampilan (Skills); mencakup keterampilan meneliti, berpikir,


partisipasi sosial, dan berkomunikasi.

3. Dimensi nilai dan sikap (Values and Attitudes); terdiri atas nilai substansif dan nilai
prosedural. Nilai substantif adalah keyakinan yang telah dipegang oleh seseorang

15
dan umumnya hasil belajar, bukan sekedar menanamkan atau menyampaikan
informasi semata. Nilai-nilai prosedural yang perlu dilatih atau dibelajarkan antara
lain nilai kemerdekaan, toleransi, kejujuran, menghormati kebenaran dan
menghargai pendapat orang lain.

4. Dimensi tindakan (Action). merupakan dimensi PIPS yang penting karena


tindakan dapat memungkinkan siswa menjadi peserta didik yang aktif.

Dimensi dan Sruktur Ips akan menjadi dasar dan Sumber pembelajaran dalam
pengorganisasian materi yang diselenggarakan oleh guru.

B. SARAN

1. Dalam mengajarkan IPS pada siswa sangat perlu ada upaya pencarian dan
penerapan model pembelajaran yang tepat agar proses belajar mengajar lebih berkualitas.

2. Mahasiswa calon guru perlu mempersiapkan model pembelajaran yang tepat


yangdidukung oleh kemampuan penguasaan terhadap dimensi-dimensi PIPS dan
strukturnya.

DAFTAR PUSTAKA

Toni Nasution dan Maulana Arafat, Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial,

Yogyakarta:Samudera Biru,2018

(https://www.slideshare.net/pdewi6132/dimensi-dan-struktur-ips
https://silabus.org/dimensi-dalam-pembelajaran-ips/
(https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JPP/article/download/13529/pdf,

(https://oktaseiji.wordpress.com/2011/04/24/dimensi-dan-struktur-pendidikan-ips

16

Anda mungkin juga menyukai