Anda di halaman 1dari 20

2

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah, makalah tentang “Dimensi dan


Struktur IPS” dapat diselesaikan. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Tersusunnya makalah ini semoga mendatangkan manfaat yang besar untuk kita
semua dan dalam rangka menambah wawasan pengetahuan kita tentang Dimensi dan
Struktur IPS. Walaupun pada mulanya penyusunan makalah ini mengalami banyak
kesulitan dalam menyatukan berbagai materi penting untuk disusun agar menjadi
sebuah bacaan yang menarik untuk dibaca dan mudah dipahami oleh pembaca dan
dapat memberikan kontribusi positif dalam rangka memudahkan proses pembelajaran.

Besar harapan agar makalah ini dapat menjadi salah satu sumber belajar yang baik
serta mendatangkan manfaat untuk seluruh pembaca. Kami menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan dan kelemahannya. Oleh
karena itu, adanya kritik dan masukan dari berbagai pihak untuk menyempurnakan
makalah ini sangat dinantikan. Semoga makalah ini dapat mendatangkan manfaat bagi
kemaslahatan umat manusia, dan menjadi amal saleh bagi semua umat manusia.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB I:PENDAHULUAN................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG.........................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.....................................................................................2
C. TUJUAN...............................................................................................................2
BAB II:PEMBAHASAN..................................................................................................3
A. DIMENSI IPS.......................................................................................................3
B. PEMBAGIAN DIMENSI IPS..............................................................................4
1. Dimensi Pengetahuan...............................................................................4
2. Dimensi Keterampilan..............................................................................5
3. Dimensi Nilai Dan Sikap..........................................................................8
4. Dimensi Tindakan...................................................................................10
C. STRUKTUR
IPS......................................................................................................................10
D. MODEL STRUKTUR PENGETAHUAN........................................................11
BAB III:PENUTUP.......................................................................................................13
A. KESIMPULAN.................................................................................................13
B. SARAN..............................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional adalah
kemempuan dalam mengorganisir materi pembelajaran. Untuk melakukan tugas
tersebut, guru hendaknya memiliki keterampilan bagaimana merencanakan
pembelajaran tersebut sesuai dengan karakteristik bahan materi pembelajaran disamping
karakteristik siswa, kondisi lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya.

Dalam makalah ini diuraikan tentang dimensi dan struktur Pendidikan IPS
(PIPS) yang akan menjadi dasar dan sumber pembelajaran khususnya dalam
pengorganisasian materi yang diselenggarakan oleh guru. Proses pembelajaran di kelas
untuk para siswa hendaknya dapat mengarakan, membimbing, dan mempermudah
mereka dalam penguasaan sejumlah konsep dasar sehingga mereka dapat
membentukstruktur ilmu pengetahuannya sendiri. Tugas ini sebenaranya tidak mudah
mengingat kemampuan sisiwa sekolah memiliki latar belakang kemampuan dan
lingkungan yang berbeda. Oleh karena itu, sangat perlu ada upaya pencarian dan
penerapan model pembelajaran yang tepat agar proses belajar mengajar lebih
berkualitas.

Penguasaan dan pengembangan dimensi dan struktur pembelajaran dalam PIPS


sangat penting bagi guru karena siswa sekolah menengah diharapkan telah memiliki
kemampuan berfikir abstrak dan parsial atau spesialisasi serta berpikir analitis.

Untuk memfasilitasi kebutuhan ini mahasiswa calon guru perlu mempersiapkan


model pembelajaran yang tepat yang didukung oleh kemampuan penguasaan terhadap
dimensi-dimensi PIPS dan strukturnya.

1
B.RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Apa defenisi dimensi IPS?


2. Apa saja pembagian dimensi IPS?
3. Apa defenisi struktur IPS?
4. Apa saja model struktur IPS?

C. TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan tentang dimensi IPS
2. Menguraikan jenis-jenis dimensi IPS
3. Menjelaskan tentang Struktur IPS
4. Menjelaskan model struktur IPS

2
BAB II

PEMBAHASAN

A.DIMENSI IPS

Dimensi adalah parameter atau ukuran yang dibutuhkan untuk menggambarkan


sifat-sifat suatu objek.1

Dimensi dalam Pembelajaran IPS dibelajarkan secara terpadu dari 4 (empat) kajian,
yaitu geografi, ekonomi, sejarah dan sosiologi melalui pendekatan tema. Pembelajaran
berbasis pada kontekstual dengan mengamati dan belajar dari pengalaman
sekelilingnya. Karakteristik IPS ini mampu mewadahi perkembangan psikologis peserta
didik pada usia tersebut yang selalu ingin tau, berpikir kritis dan senang bereksplorasi.2

Menurut Sapriya (2015, p.h 46-56) program pendidikan IPS yang komprehensif
adalah program yang mencakup empat dimensi,yaitu :dimensi pengetahuan,dimensi
keterampilan ,dimensi nilai dan sikap dan dimensi tindakan. Walaupun empat dimensi
ini memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda satu sama lain, namun dalam proses
pembelajaran empat dimensi ini saling tumpang tindih dan saling melengkapi. Untuk
kepentingan analisis akademik, empat dimensi ini dibedakan agar guru dapat merancang
pembelajaran IPS secara sistematis dan untuk meyakinkan bahwa semua kawasan sudah
terliput.3

1
Dewi Retnani, ”Dimensi dan Struktur IPS”, (https://www.slideshare.net/pdewi6132/dimensi-
dan- struktur-ips diakses pada 22 juni 2015)
2
Mas Wedan, “Dimensi dalam Pembelajaran IPS dan kaitannya dengan Perkembangan Peserta
didik”, (https://silabus.org/dimensi-dalam-pembelajaran-ips/ diakses pada 25 desember 2019)

3
Toni Nasution dan Maulana Arafat, Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial, (Yogyakarta:Samudera
Biru,2018),hlm.105.

3
B.PEMBAGIAN DIMENSI IPS

1. Dimensi Pengetahuan (Knowledge)

Setiap orang memiliki wawasan tentang pengetahuan sosial yang berbeda-beda.


Secara konseptual, pengetahuan (knowledge) hendaknya mencakup: (1) Fakta; (2)
Konsep; dan (3) generalisasi yang dipahami oleh siswa.

Fakta adalah data yang spesifik tentang peristiwa, objek, orang dan hal-hal yang
terjadi (peristiwa). Dalam pembelajaran IPS diharapkan siswa dapat mengenal berbagai
jenis fakta khususnya yang terkait dengan kehidupan.Pada dasarnya fakta yang
disajikan untuk para siswa hendaknya disesuaikan dengan usia dan tingkat kemampuan
berfikirnya. Secara umum, fakta untuk siswa SD hendaknya berupa peristiwa, objek,
dan hal-hal yang bersifat konkret. Oleh karena itu guru perlu mengupayakan agar fakta
disesuaikan dengan karakteristik siswa kelas masing-masing.

Konsep merupakan kata-kata atau frase yang mengelompok, berkatagori, dan


memberi arti terhadap kelompok fakta yang berkaitan. Konsep merujuk pada suatu hal
atau unsur kolektif yang diberi label. Namun konsep akan selalu direvisi disesuaikan
dengan konsep menurut disiplin ilmu-ilmu social.

Konsep dasar yang relevan untuk pembelajaran IPS diambil terutama dari
disiplin-disiplin ilmu sosial. Banyaknya konsep yang terkait dengan lebih dari satu
disiplin, isu-isu sosial, dan tema-tema yang berasal dari banyak dimensi ilmu sosial.
Konsep-konsep tersebut tergantung pula pada jenjang dan kelas sekolah.

Konsep yang dibentuk secara multidisiplin berasal dari konsep disiplin


tradisional dan menjadi pemerkaya bagi kajian IPS. Konsep-konsep ini muncul karena
adanya keperdulian dan persepsi sosial serta munculnya permasalahan social yang
semakin kompleks. Hal ini telah dipandang sebagai cara alternatif dalam
mengorganisasikan konsep-konsep IPS.

4
Generalisasi merupakan suatu pernyataan dari dua atau lebih konsep yang saling
terkait. Generalisasi memiliki tingkat kompleksitas isi, disesuaikan dengan tingkat
perkembangan siswa.

Pengembangan konsep dan generalisasi adalah proses mengorganisir dan


memaknai sejumlah fakta dan cara hidup bermasyarakat. Merumuskan generalisasi dan
mengembangkan konsep merupakan tujuan pembelajaran IPS yang harus dicapai oleh
siswa dengan bimbingan guru. Hubungan antara generalisasi dan fakta bersfat dinamis.
Memperkenalkan informasi baru yang dapat mendorong siswa untuk merumuskan
generalisasi merupakan cara yang baik untuk menkondisikan terjadinya proses belajar
bagi siswa. Dengan informasi baru, pada siswa dapat mengubah dan memperbaiki
generalisasi yang telah dirumuskan terlebih dahulu.4

2. Dimensi Keterampilan (Skills)

Kecakapan mengolah dan menerapkan informasi merupakan keterampilan yang


sangat penting untuk mempersiapkan siswa menjadi warga Negara yang mampu
berpartisipasi secara cerdas dalam masyarakat demokratis. Oleh karena itu, berikut
uraian sejumlah keterampilan yang diperlukan sehingga menjadi unsure dalam dimensi
IPS dalam proses pembelajaran

a. Keterampilan Meneliti

Keterampilan ini diperlukan untuk mengumpulkan dan mengolah data. Secara umum
penelitian mencapkup sejumlah aktivitas sebagai berikut:5

• Mengidentifikasi dan mengungkapkan masalah atau isu


• Mengumpulkan dan mengolah data
• Menafsirkan data
• Menganalisis data
4
Oktaseiji, ” Dimensi Dan Struktur Pendidikan Ips”,
(https://oktaseiji.wordpress.com/2011/04/24/dimensi-dan-struktur-pendidikan-ips/ diakses pada 25
desember 2019)

5
Toni dan Maulana, Op.cit,hlm.106

5
• Menilai bukti-buki yang ditemukan
• Memyimpulkan
• Menerapkan hasil temuan dan konteks yang berbeda
• Membuat pertimbangan nilai

b. Keterampilan Berpikir
Sejumlah keterampilan berfikir banyak berkontribusi terhadap pemecahan masalah
dan partisipasi dalam kehidupan masyarakat secara efektif.Untuk mengembangkan
keterampilan berfikir pada diri siswa perlu ada penguasaan terhadap bagian-bagian yang
lebih khusus dari keterampilan berfikir tersebut serta melatihnya di kelas,seperti
keterampilan berfikir kritis dan kreatif bagi siswa.6
Keterampilan berpikir kritis adalah proses kognitif siswa dalam menganalisis secara
sistematis dan spesifik masalah yang dihadapi, membedakan masalah tersebut secara
cermat dan teliti, serta mengidentifikasi dan mengkaji informasi guna merencanakan
strategi pemecahan masalah. Pendapat tersebut diperkuat oleh Stobaugh (2013: 2) yang
menjelaskankan bahwa berpikir kritis adalah berpikir yang reflektif secara mendalam
dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah untuk menganalisis situasi,
mengevaluasi argumen, dan menarik kesimpulan yang tepat. Orang yang mampu
berpikir kritis adalah orang yang mampu menyimpulkan apa yang diketahuinya,
mengetahui cara menggunakan informasi untuk memecahkan permasalahan, dan
mampu mencari sumber-sumber informasi yang relevan sebagai pendukung pemecahan
masalah Adinda (2016: 129). Berdasarkan penjelasan di atas, keterampilan berpikir
kritis merupakan kemampuan dasar untuk memecahkan masalah.7
Beberapa keterampilan berfikir yang perlu dikembangkan oleh guru di kelas
untuk para siswa meliputi :
a. Mengkaji dan menilai data secara kritis
b. Merencanakan
c. Merumuskan
d. Memprediksi hasil dari sesuatu kegiatan atau peristiwa
6
Ibid.
7
Mira Azizah, “Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar Pada Pembelajaran
Matematika Kurikulum 2013”, Jurnal Penelitian, vol.35 no. 1,2018
(https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JPP/ article/download/13529/pdf, diakses pada 25
desember 2019)

6
e. Menyarankan apa yang akan ditimbulkan dari suatu peristiwa atau perbuatan
f. Curah penfapat
g. Berspekulasi tentang masa depan
h. Menyarankan berbagai solusi alternatif
i. Mengajukan pendapat dari perspektif yang berbeda

c. Keterampilan Partisipasi Sosial

Dalam belajar IPS, siswa perlu dibelajarkan bagaiman berinteraksi dan bekerjasama
dengan orang lain. Keahlian bekerja dalam kelompok sangat penting karena dalam
kehidupan bermasyarakat begitu banyak orang menggantungkan hidup melalui
kelompok. Beberapa keterampilan partisipasi sosial yang perlu dibelajarkan oleh guru
meliputi:8

• Mengidentifikasi akibat dari perbuatan dan pengaruh ucapan terhadap orang lain
• Menunjukkan rasa hormat dan perhatian kepada orang lain
• Berbuat efektif sebagai anggota kelompok
• Mengambil berbagai peran kelompok
• Menerima kritik dan saran
• Menyesuaikan kemampuan dengan tugas yang harus diselesaikan

d. Keterampilan Berkomunikasi

Pengembangan keterampilan berkomunikasi merupakan aspek yang penting dari pendekatan


pembelajaran IPS khususnya dalam inkuiri sosial. Setiap siswa perlu diberi kesempatan
untuk mengungkapkan pemahaman dan perasaannya secara jelas, efektif, dan kreatif.
Walaupun bahasa tulis dan lisan telah menjadi alat berkomunikasi yang paling biasa, guru
hendaknya selalu mendorong para siswa untuk mengungkapkan gagasannya dalam bentuk
lain, seperti dalam film, drama, seni (suara, tari, lukis), pertunjukkan, foto, bahkan dalam
bentuk peta. Para siswa hendaknya dimotivasi agar menjadi pembicara dan pendengar yang
baik.9

8
Toni dan Maulana, Op.cit,hlm.107.

7
3. Dimensi Nilai dan Sikap (Value and Attitude)

Pada hakekatnya, nilai merupakan sesuatu yang berharga. Nilai yang dimaksud disini adalah
seperangkat keyakinan atau prinsip perilaku yang telah mempribadi dalam diri seseorang
atau kelompok masyarakat tertentu yang ketika berpikir atau bertindak. Umumnya, nilai
dipelajari sebagai hasil dari pergaulan atau komunikasi antarindividu dalam kelompok
seperti keluarga, himpunan keagamaan, kelompok masyarakat atau persatuan dari orang-
orang yang satu tujuan.

Heterogenitas nilai yang ada di masyarakat tentu menimbulkan masalah tersendiri bagi guru
dalam pembelajaran IPS di kelas. Di suatu pihak, nilai dapat masuk ke dalam masyarakat
dan tidak mungkin steril dari isu-isu yang menerpa dan terhindar dalam masyarakat
demokratis. Di pihak lain, tidak dipungkiri bahwa nilai tertentu muncul dengan kekuatan
yang sama dalam masyarakat dan menjadi pembelajaran yang baik serta menjadi
perlindungan dari berbagai penyimpangan dan pengaruh luar. Agar ada kejelasan dalam
mengkaji nilai di masyarakat, maka nilai dapat dibedakan atas nilai sustantif dan nilai
prosedural.

a. Nilai Substantif

Nilai substantif adalah keyakinan yang telah dipegang oleh seseorang dan umumnya hasil
belajar, bukan sekedar menanamkan atau menyampaikan informasi semata. Setiap orang
memiliki keyakinan atau pendapat yang berbeda-beda sesuai dengan keyakinannya tentang
sesuatu hal.

Dalam mempelajari nilai substantif, para siswa perlu memahami proses-proses, lembaga-
lembaga, dan aturan-aturan untuk memecahkan konflik dalam masyarakat demokratis.
Dengan kata lain, siswa perlu mengetahui ada keragaman nilai dalam masyarakat dan
mereka perlu mengetahui isi nilai dan implikasi dari nilai-nilai tersebut.

9
Oktaseiji, ” Dimensi Dan Struktur Pendidikan Ips”,
(https://oktaseiji.wordpress.com/2011/04/24/dimensi-dan-struktur-pendidikan-ips/ diakses pada 25
desember 2019)

8
Manfaat lain dari belajar nilai substantif adalah siswa akan menyatakan bahwa dirinya
memiliki nilai tertentu. Guru harus menjelaskan bahwa siswa membawa nilai yang beragam
ke kelas sesuai dengan latar keluarga, agama, atau budaya. Selain itu, guru perlu menyadari
pula bahwa nilai yang dia anut tidak semuanya berlaku secara universal.

Program pembelajaran IPS hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk


mengungkapkan, merefleksi, dan mengartikulasikan nilai-nilai yang dianutnya. Proses ini
tergantung pada nilai-nilai prosedural di kelas. Siswa hendaknya memiliki hak mengambil
posisi nilai mana yang akan dianut tanpa paksaan atau menangguhkan keputusan dan tetap
tidak mengambil keputusan. Dengan kata lain, siswa hendaknya didorong untuk bersiap diri
membenarkan posisinya, mendengarkan kritikan yang ditujukan terhadap dirinya dan atau
mengubah keputusannya bila ada pertimbangan lain.

b. Nilai Prosedural

Nilai-nilai prosedural yang perlu dilatih atau dibelajarkan antara lain nilai kemerdekaan,
toleransi, kejujuran, menghormati kebenaran dan menghargai orang lain. Nilai-nilai kunci
ini merupakan nilai yang menyokong masyarakat demokratis, seperti: toleran terhadap
pendapat yang berbeda, menghargai bukti yang ada, kerja sama, dan menghormati pribadi
orang lain. Apabila kelas IPS dimaksudkan untuk mengembangkan partisipasi siswa secara
efektif dan diharapkan semakin memahami kondisi masyarakat Indonesia yang beraneka
ragam, maka siswa perlu mengenal dan berlatih menerapkan nila-nilai tersebut.

Pembelajaran yang mengaitkann pendidikan nilai ini secara eksplisit atau implisit
hendaknya telah ada dalam langkah-langkah atau proses pembelajaran dan tidaklah menjadi
bagian dari konten tersendiri. Dengan kata lain, nilai-nilai ini tidak perlu dibelajarkan secara
terpisah. Selain itu, masyarakat demokratis yang ideal harus mampu mengungkapkan nilai-
nilai pokok dalam proses pembelajaran bukan hanya retorika semata bahkan harus
menghormati harkat dan martabat manusia, berkomitmen terhadap keadilan sosial, dan
memperlakukan manusia sama kedudukannya di depan hukum.

9
4. Dimensi Tindakan (Action)

Tindakan sosial merupakan dimensi PIPS yang penting karena tindakan dapat
memungkinkan siswa menjadi peserta didik yang aktif. Mereka pula dapat belajar secara
konkret dan praktis. Dengan belajar dari apa yang diketahui dan terpikirkan tentang isu-isu
sosial untuk dipecahkan sehingga jelas apa yang akan dilakukan dan bagaimana caranya,
para siswa belajar menjadi warga Negara yang efektif di masyarakat.

Dimensi tindakan sosial dapat dibelajarkan pada semua jenjang dan semua tingkatan
kelas kurikulum IPS. Dimensi tindakan social untuk pembelajaran IPS meliputi tiga model
aktivitas sebagai berikut.10

• Percontohan kegiatan dalam memecahkan masalah di kelas seperti cara


berorganisasi dan bekerja sama.
• Berkomunikasi dengan anggota masyarakat dapat diciptakan.
• Pengambilan keputusan dapat menjadi bagian kegiatan kelas, khususnya pada saat
siswa diajak untuk melakukan inkuiri.

C. STRUKTUR IPS

Struktur adalah bangun atau susuan (dalam pikiran) yang terdiri atas unsur-unsur
yang berhubungan satu sama lain dalam kesatuan.11

Jacob Bronowski (Supardi, 2011, p. 13) menjelaskan bahwa ilnu adalah aktivitas
menyusun fakta-fakta yang diketahui dalam kelompok-kelompok di bawah konsep-konsep
umum, dan konsep-konsep itu dinilai berdasarkan pernyataan dari tindakan-tindakan yang
kita dasarkan padanya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa batang tubuh ilmu
strukturnya mencakup:fakta, konsep, generalisasi, dan teori.

Model pembelajaran alternatif untuk bidang ilmu-ilmu sosial telah diperkenalkan dengan
aneka ragam istilah diperkenalkan dengan aneka ragam istilah, seperti : Model Inkuiri,

10
Toni dan Maulana, Op.cit,hlm.111.
11
Ibid.

10
Problem Solving, Berpikir Kritis, Pengambilan Keputusan, dan sebagainya. Pada
hakekatnya, model-model pembelajaran ini lebih banyak menekankan pada upaya
membelajarkan siswa secara aktif (Students’ Active Learning).

Untuk menyajikan materi pembelajaran yang penuh dengan muatan konsep, generalisasi dan
teori, Marlin L. Tanck dalam Sapriya (2009) memperkenalkan model pembelajaran konsep,
generalisasi dan konstruk yang dikenal dengan “A Model of A knowledge” (Model Struktur
ilmu Pengetahuan).

Salah satu pendekatan dalam pembelajaran IPS dan sekaligus menjadi tugas guru pada
tingkat pendidikan dasar adalah menerjemahkan materi yang sulit menjadi mudah atau materi
pelajaran yang bersifat abstrak menjadi konkret. Suatu upaya untuk menerjemahkan dan
mengkonkretkan hal yang abstrak tersebut biasanya diperlukan sesuatu yang berfungsi sebagai
wakil atau representasi. Sesuatu yang mewakili inilah yang dikenal dengan sebutan model.
Para siswa yang tengah belajar pada jenjang pendidikan menengah , perlu dibimbing dan
diperkenalkan kepada atau dilatih kemampuan dalam berpikir abstrak. Dengan kata lain, para
guru perlu memperkenalkan pengetahuan abstrak (abstrack knowledge) kepada siswanya.
Salah satu cara untuk membantu para siswa dalam memiliki kemampuan ini adalah melalui
perantara model.12

D. MODEL STRUKTUR PENGETAHUAN

Menurut Tanck pengetahuan (knowledge) dianggap sebagai hasil kerja intelektual yang
dikembangkan oleh manusia melalui proses psikologisnya. Hasil-hasil itu dapat digolongkan
dalam bentuk/jenis pengetahuan yang berbeda-beda. Jenis pengetahuan dapat dilihat
sebagaimana dirancang dalam model struktur atau organisasi pengetahuan.

Model ini berusaha membedakan jenis-jenis pengetahuan yang berbeda-beda dan


mengorganisasikannya dalam suatu struktur. Model ini dapat mewakili suatu cara

12
Oktaseiji, ” Dimensi Dan Struktur Pendidikan Ips”,
(https://oktaseiji.wordpress.com/2011/04/24/dimensi-dan-struktur-pendidikan-ips/ diakses pada 25
desember 2019)

11
bagaimana pengetahuan yang bersifat abstrak ini dapat digolongkan dan disusun sehingga
para guru dapat dengan mudah merancang pengajaran dan para siswa lebih mudah lagi
belajar. Model dibawah ini dapat diuji apakah model ini dapat membantu para guru lebih
efektif merancang pengajaran aspek pengetahuan pilihan yang bersifat abstrak dan apakah
para siswa merasakan terbantu pada waktu belajar menguasai pengetahuan pilihan tersebut.

Model struktur ilmu pengetahuan terdiri atas unsur-unsur yang dapat digambarkan dalam
diagram, sebagai berikut :

Construct

Generalization

Concept

Fact and Atribute

Secara lebih rinci unsur-unsuryang ada dalam struktur ilmu pengetahuan diatas dapat
diuraikan sebagai berikut:

1. Atribut

Atribut merupakan karakteristik atau sifat sejumlah benda, peristiwa atau ide yang
dapat dibedakan. Atribut-atribut itu misalnya ciri-ciri yang dapat dianggap sama, serupa
atau berbeda. Atribut dapat didasarkan pada fakta berupa informasi konkret yang dapat
diverifikasi dari laporan orang lain atau hasil pengamatan langsung seseorang. Apakah
informasi itu akurat, dapat dibuktikan dengan cara memeriksa kebenaran laporan atau
dengan meneliti, mendengarkan, menyentuh, dan merasakan.

Laporan lisan, gambar, dan chart data dapat digunakan untuk mengkomunikasikan atribut-
atribut. Penkomunikasian fenomena dan kondisi yang terlihat merupakan proses

12
mempelajari atribut-atribut. Para siswa dapat mempelajari atribut-atribut melalui proses
persepsi, yakni memperoleh informasi dari orang lain, atau pengamatan dan pengkajian oleh
mereka sendiri.
Atribut dapat diketahui menurut tingkat kesadaran yang berbeda-beda. Beberapa atribut
dapat dengan udah dinyatakan sedangkan yang lainnya mungkin dapat dipahami dan
digunakan namun tidak mudah diungkapkan.

2. Kelas

Kelas adalah pengelompokkan kategori benda-benda, peristiwa atau pemikiran. Setiap


kelas meliputi benda-benda yang memiliki kesamaan atribut dan mengabaikan atribut-
atribut yang berbeda atau tidak ada kaitannya. Pengkelasan berdasarkan pada satu atau
atribut tertentu, tidak pada semua atribut.

Pengkelasan merupakan sesuatu hal yang biasa dan banyak kegunannya. Semua orang
yang kita ketahui, kita tempatkan dalam ragam kelas, seperti laki-laki – perempuan, kaya –
miskin, bersahabat – bermusuhan. Benda-benda hidup dapat dikelompokkan sebagai
berikut: tanaman – hewan, mamalia atau reptil atau burung, binatang buas – binatang
piaraan. Kelompok buku-buku dapat dibagi menurut jenisnya, seperti fiksi – nonfiksi,
bersamul tebal – bersampul tipis, mudah – sulit. Dengan demikian, kita
dapatmengklasifikasikan sesuatu secara praktis menurut pengalaman sesuai dengan atribut-
atributnya.

3. Simbol

Setiap kelas dapat dirujuk dengan suatu symbol. Symbol menunjukkan kelas. Symbol
dapat berupa kata-kata, tanda, gerak mimic,nomor angka, atau yang lainnya. Apapun
namanya simbol merupakan cara yang bermanfaat untuk mengkomunikasikan tentang kelas.
Kelas semua benda yang digunakan dalam produksi mungkin cocok disebut “sumber-
sumber produksi” atau “faktor-faktor produksi”. Benda-benda seperti tanah dan pohon dapat
dirujuk sebagai sumber alam. Kelas benda-benda buatan manusia yang digunakan untuk

13
memproduksi dapat dinamakan “modal”. Kelompok orang yang bekerja untuk menghasilkan
sesuatu barang dapat disebut “tenaga kerja” (buruh) atau “sumber daya manusia”.

4. Konsep

Konsep merupakan pokok pengertian yang bersifat abstrak yang menghubungkan orang
dengan kelompok benda, peristiwa, atau pemikiran (ide). Lahirnya konsep karena adanya
kesadaran atas atribut kelas yang ditunjukkan oleh simbol. Konsep “tanah” bagi siswa
merupakan sebutan umum untuk sumber alam yang produktif. Konsep buruh menurut siswa
merupakan sebutan abstrak tentang apa yang dimiliki oleh semua anggota kelas/kelompok.

Konsep bersifat abstrak dalam pengertian yang berkaitan bukan dengan contoh tertentu
melainkan dengan semua anggota kelas. Konsep dapat dianggap sebagai suatu model
kelompok benda yang terpikirkan. Konsep merupakan cara berpikir menggenerelasasikan
sejumlah anggota kelas yang khusus ke dalam satu contoh model yang tidak nampak,
termasuk atribut semua contoh yang berbeda-beda.

Konsep bersifat subyektif dan menyatu. Semua orang membentuk konsep dari
pengalamannya sendiri. Dari pengalaman seperti mencatat contoh-contoh dan mendengarkan
diskusi yang melibatkan kelas, setiap orang menjadi sadar akan pengertian dan atribut.

Konsep merupakan kesadaran internal yang mempengaruhi perilaku yang tampak. Konsep-
konsep yang digunakan dalam proses pembelajaran dapat diperoleh dari konsep disiplin
ilmu atau dari konsep yang telah biasa digunakan dilingkungan kehidupan siswa atau
masyarakat setempat. Berikut ini adalah matrik yang dapat dijadikan model oleh guru dalam
proses pembelajaran.

14
BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Program Pendidikan IPS yang komprehensif adalah program yang mencakup empat dimensi
sebagai berikut:

1. Dimensi pengetahuan (Knowledge); mencakup fakta, konsep dan generalisasi.

2. Dimensi keterampilan (Skills); mencakup keterampilan meneliti, berpikir,


partisipasi sosial, dan berkomunikasi.

3. Dimensi nilai dan sikap (Values and Attitudes); terdiri atas nilai substansif dan nilai
prosedural. Nilai substantif adalah keyakinan yang telah dipegang oleh seseorang dan
umumnya hasil belajar, bukan sekedar menanamkan atau menyampaikan informasi semata.
Nilai-nilai prosedural yang perlu dilatih atau dibelajarkan antara lain nilai kemerdekaan,
toleransi, kejujuran, menghormati kebenaran dan menghargai pendapat orang lain.

4. Dimensi tindakan (Action). merupakan dimensi PIPS yang penting karena tindakan
dapat memungkinkan siswa menjadi peserta didik yang aktif.

Dimensi dan Sruktur Ips akan menjadi dasar dan Sumber pembelajaran dalam
pengorganisasian materi yang diselenggarakan oleh guru.

B. SARAN

1. Dalam mengajarkan IPS pada siswa sangat perlu ada upaya pencarian dan penerapan
model pembelajaran yang tepat agar proses belajar mengajar lebih berkualitas.

2. Mahasiswa calon guru perlu mempersiapkan model pembelajaran yang tepat yang
didukung oleh kemampuan penguasaan terhadap dimensi-dimensi PIPS dan strukturnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Dewi Retnani, ”Dimensi dan Struktur IPS”,


(https://www.slideshare.net/pdewi6132/dimensi-dan- struktur-ips diakses pada
22 juni 2015)

Mas Wedan, “Dimensi dalam Pembelajaran IPS dan kaitannya dengan


Perkembangan Peserta didik”,

Mira Azizah, “Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar Pada
Pembelajaran Matematika Kurikulum 2013”, Jurnal Penelitian, vol.35 no. 1,2018 ,

Toni Nasution dan Maulana Arafat, Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial,
(Yogyakarta:Samudera Biru,2018),hlm.105.

Oktaseiji, ” Dimensi Dan Struktur Pendidikan Ips”,

16

Anda mungkin juga menyukai